Disusun oleh:
1. Analisis Investasi
Return on Investment (ROI) atau sering disebut dengan Return on total Asset (RO
A) merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam men
ghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan asset yang tersedia di perusahaan.
Baik tidaknya tingkat ROI hanya dapat diketahui sesudah diperbandingkan dengan
rasio rata-rata industry (yang sejenis).
2. Capital Budgeting
Berikan pendapat mengapa teknik Net Present Value (NPV) lebih baik daripada tek
nik Internal Rate of Return (IRR) dalam teknik penilaian usulan proyek dengan kon
sep capital budgeting?
JAWABAN
1. Analisis Inventasi
Diambil contoh Analisis Return on Investment (ROI) pada perusahaan PT. Nippon In
dosari Corpindo Tbk Tahun 2012 – 2016.
Keteranga
2012 2013 2014 2015 2016
n
Total Aktiv
1.204.944.681.223 1.822.689.047.108 2.142.894.276.216 2.706.323.637.034 2.919.640.858.718
a
Laba Bersih 149.149.548. 025 158.015.270.921 188.577.521.074 270.538.700.440 279.777.368.831
Sumber : Rahmah Yulianti, Zainuddin, Darmawan; 2019. 1
188.577.521 .074
Tahun 2014= x 100% = 8,81%
2.142.894 .276 .216
270.538.700 .440
Tahun 2015= x 100% = 9,99%
2.706 .323 .637 .034
1
Rahmah Yulianti, Zainuddin , Darmawan; Analisis Kinerja Keuangan Pada Pt Nippon Indosari Corpin
do Tbk Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2012 – 2016; Journal of Economics Science
Vol. 5 No. 2 Oktober 201
Return on
Investmen 12,38% 8,67% 8,81% 9.99% 9.58%
t
Jika rata-rata industri untuk ROI adalah 30%, artinya manajemen melakukan pengem
balian investasi terhadap aktiva yang telah digunakan yaitu 30% dari 100% aktiva ya
ng digunakan. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa pada tahun 2012 sampai deng
an 2016 tingkat pengembalian investasi masih dibawah rata-rata industri, rendahnya
rasio ini disebabkan rendahnya margin laba karena rendahnya perputaran aktiva, seb
aiknya perusahaan menigkatkan pendapatan agar laba pun yang didapatkan lebih bes
ar dan dapat mencapai standar rasio.
Jika dibandingkan dengan rata-rata industry yaitu 30%, maka Return on Investment
(ROI) PT Nippon Indosari Corpindo Tbk tahun 2012 – 2016 tergolong dibawah rat
a-rata industry , ini menunjukkan bahwa pengembalian investasi terhadap aktiva
yang digunakan masih kurang baik karena dibawah rata-rata industry.
Berdasarkan kasus seperti PT Nippon Indosari Corpindo Tbk dimana Return on Inve
stment (ROI) berada di bawah rata-rata industry, maka jika saya sebagai pengambil k
eputusan, saya akan melakukan upaya pengoptimalan penggunaan aktiva perusahaan
agar hasil dari penggunaan aktiva tersebut menghasilkan asset atau pengembalian inv
estasi yang baik yaitu sesuai atau di atas standar rata-rata industry.
Upaya tersebut dapat berupa dalam perencanaan pendek dan perencanaan panjang. P
erencanaan pendek dilakukan dengan melihat kondisi keuangan perusahaan apakah
mampu mempertahankan operasional perusahaan berjalan untuk periode pendek ke d
epan. Perencanaan pendek ini dapat dilakukan dengan efesiensi biaya atau pengeluar
an, seperti mengurangi biaya-biaya yang dikategorikan tidak perlu atau tidak urgent,
2
Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
misalkan biaya lembur karyawan, tunjangan karyawan, namun gaji pokok karyawan
tetap atau tidak dikurangi. Hal ini agar dana biaya-biaya tersebut dapat digunakan un
tuk modal operasional ke depan, dan karyawan tetap dipertahankan. Hal ini perlu dil
akukan analisis atau research mengenai biaya-biaya yang tidak perlu. Namun, jika se
telah upaya efiensi biaya-biaya tidak menutup biaya keperluan operasional, maka ke
putusan akhir, dengan terpaksa melakukan pengurangan karyawan.
Perencanaan jangka panjang dapat dilakukan seperti penambahan modal melalui pinj
aman misalnya. Modal ini akan digunakan untuk biaya operasional, memproduksi pr
oduk roti pada perusahaan PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. Paling utama untuk di
perhatiin adalah penjualan produk dan mendapatkan profit yang bagus dari hasil penj
ualan, maka startegi marketing harus diperhatikan dan dioptimalkan agar penjualan
meningkat.
c. Berdasarkan rumus pengukuran ROI, upaya yang saya pilih sebagai solusi terbaik d
ari permasalahan dihadapi :
1) upaya jika sisi pembilangnya dinaikkan namun sisi penyebutnya tetap
Berdasarkan rumus pengukuran ROI, pembilang adalah laba bersih, penyebut ad
alah total asset. Jika pembilang naik, penyebut tetap, maka artinya laba bersih na
ik, dan total asset atau modal tetap. Jika dihitung pake rumus perhitungan ROI,
maka ROI yang dihasilkan naik. Berikut data asumsi disajikan dalam tabel, jika
laba bersih naik (pembilang naik) dan total asset tetap (penyebut tetap) :
Dari data asumsi tersebut terlihat ROI yang dihasilkan naik ketika laba bersih na
ik dan total asset tetap.
3) jika perubahan antar periode pada sisi pembilang lebih tinggi dari perubahan sisi
penyebutnya.
Artinya kenaikan laba lebih tinggi dari total asset setiap periode nya. Kondisi be
gini menghasilkan ROI yang naik setiap periode, maka kondisi seperti ini dapat
dikatakan bahwa management perusahaan baik dalam menggunakan aktiva nya.
Berikut data asumsi disajikan dalam tabel, jika perubahan antar periode pada sisi
pembilang (laba bersih) lebih tinggi dari perubahan sisi penyebutnya (total asset):
Dari data asumsi tersebut terlihat ROI yang dihasilkan naik setiap periode yaitu
dari tahun 2013 s.d 2016. Dari data ini, terlihat bahwa total asset (penyebut) terj
adi kenaikan setiap periodenya, namun perubahan kenaikan nya tidak lebih tingg
i dari perubahan kenaikan laba bersih (pembilang) setiap periodenya, dan ROI y
ang dihasilkan, naik setiap periode.
Namun, return atas penggunaan aktiva ini tidak hanya dilihat dari naik atau turu
n, melainkan dibandingkan dengan standar rata-rata industry yang sama sebagai
parameter bahwa return atau ROI tersebut dapat dikatakan baik atau tidak.
Jika ROI dibandingkan dengan standar rata-rata indurti, hasil nya ROI perusahaa
n tersebut baik, maka perusahaan dapat melakukan upaya dengan menggunakan
return tersebut secara optimal seperti menggunakan dana untuk optimalisasi mar
keting tadi agar penjualan naik atau investasi dana pada bank / portofolio investa
si lainnya agar mendapatkan profit. Manajer sebagai pengambil keputusan harus
memikirkan bagaimana aktiva atau aset dapat digunakan se-optimal dan se-efekt
if mungkin.
Jika ROI perusahaan dibawah standar rata-rata industry, maka diperlukan upaya-
upaya yang setidaknya dapat mempertahankan profit atau laba jika belum bisa m
enaikan profit, karena laba yang tetap, masih menghasilkan return yang bagus.
Upaya tersebut dapat dilakukan dengan efesiensi biaya pengeluaran sebagai pere
ncanaan jangka pendek dan penambahan modal melalui pinjaman misalnya seba
gai perencanaan jangka panjang. Efesiensi biaya pengeluaran dapat dilakukan de
ngan analisis atau identifikasi biaya pengeluaran yang tidak diperlukan sehingga
biaya tersebut dikurangi atau ditiadakan. Sedangkan pinjaman untuk penambaha
n modal dilakukan untuk keperluan biaya operasional kedepan serta biaya penge
mbangan perusahaan.
Selain itu, masalah penurunan ROI atau dibawah standar rata-rata industry, upay
a lain yang dapat diperhatikan dan dilakukan oleh manajer adalah memaksimalk
an perputaran aktiva seperti pembayaran piutang lebih cepat atau sesuai tempo,
dan perputaran persediaan tinggi seperti penjualan produk lebih cepat sehingga s
tok produk tidak terlalu banyak dan lama di Gudang penyimpanan. Perputaran a
ktiva ini tentu mengembalikan dana yang tertunda sehingga dana tersebut mena
mbah aktiva atau asset dan dapat digunkan sebagai modal. Upaya memaksimalk
an perputaran aktiva ini dapat menjadi upaya untuk solusi dari masalah penurun
an ROI atau dibawah standar rata-rata industri.
2. Capital Budgeting
Berikan pendapat mengapa teknik Net Present Value (NPV) lebih baik daripada tekn
ik Internal Rate of Return (IRR) dalam teknik penilaian usulan proyek dengan konse
p capital budgeting?
JAWABAN
Net Present Value (NPV) adalah metode utama dalam capital budgeting untuk mene
ntukan apakah suatu proyek investasi layak dilakukan atau tidak. NPV menghitung s
elisih antara present value dari aliran kas masa depan yang diharapkan dari suatu inv
estasi dengan nilai investasi awal. Jika NPV bernilai positif, ini menunjukkan bahwa
proyek tersebut memberikan nilai tambah dalam bentuk present value dari aliran kas
masa depan dibandingkan dengan nilai investasi awal, sehingga proyek tersebut dapa
t dikatakan layak dilakukan.
Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat suku bunga yang membuat nilai net pres
ent value (NPV) dari suatu investasi sama dengan nol. IRR merupakan ukuran tingka
t pengembalian dari suatu proyek investasi dan sering digunakan sebagai kriteria uta
ma dalam pengambilan keputusan investasi. Jika tingkat IRR suatu proyek lebih ting
gi dari tingkat suku bunga beban, proyek tersebut dianggap layak dilakukan karena
menghasilkan tingkat pengembalian yang lebih baik dari tingkat bunga yang bisa did
apatkan dengan menanamkan uang pada alternatif investasi lain.
NPV dan IRR keduanya merupakan teknik yang berguna dalam penilaian usulan pro
yek dalam konsep capital budgeting, tetapi NPV memiliki beberapa keunggulan diba
ndingkan IRR:
Akurasi: NPV memperhitungkan semua aliran kas masa depan dalam present value,
sehingga memberikan gambaran yang lebih akurat tentang nilai sebenarnya dari proy
ek.
Konsistensi: NPV menggunakan tingkat suku bunga yang sama untuk menilai setiap
aliran kas masa depan, sehingga memberikan hasil yang lebih konsisten dan dapat di
pertanggungjawabkan.
Fleksibilitas: NPV dapat digunakan untuk menilai proyek dengan aliran kas masa de
pan yang berbeda-beda, seperti proyek dengan aliran kas yang naik dan turun, sedan
gkan IRR memiliki keterbatasan dalam hal ini.
Kemampuan membandingkan proyek yang berbeda: NPV memungkinkan perbandin
gan antara proyek yang berbeda dengan membandingkan nilai present value dari alir
an kas masa depan yang diharapkan, sehingga lebih mudah untuk memilih proyek ter
baik dari beberapa pilihan.
Namun, IRR juga memiliki keunggulan tersendiri, seperti memberikan tingkat penge
mbalian rata-rata yang mudah dipahami dan memungkinkan perbandingan dengan ti
ngkat suku bunga beban. Oleh karena itu, dalam praktik, seringkali digunakan kedua
teknik ini secara bersama-sama untuk memberikan pandangan yang lebih komprehen
sif tentang proyek investasi.