Anda di halaman 1dari 21

JRAK Vol.9 No.

1 2018
Hal. 1 – 21
PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM
(Studi Pada Perusahaan Sub Sektor Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia)

Syaiful Bahri
STIE Asia Malang
syaifulrida@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of this research is to know influence of earning per share (EPS),
price earning ratio (PER), debt to equity ratio (DER), return on assets (ROA) and
return on equity (ROE) to stock price. Research population of food and beverage sub-
sector listed on Indonesia Stock Exchange 2014-2016. Samples of research with
purposive sampling as many as 11 companies.
The results of research EPS, PER, DER has no effect on stock prices. ROA and
ROE affect the stock price of companies in the food and beverage sub-sector listed on
the Indonesia Stock Exchange.

Keywords: Earning per share (EPS), price earning ratio (PER), debt to equity ratio
(DER), Return on assets (ROA), return on equity (ROE), stock price

ABSTRAK

Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan earning


per share (EPS), price earning ratio (PER), debt to equity ratio (DER), return on
assets (ROA), dan return on equity (ROE) terhadap harga saham. Populasi
penelitian perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2016. Sampel penelitian dengan purposive
sampling sebanyak 11 perusahaan. Alat analisis data menggunakan regresi
linier berganda.
Hasil penelitian EPS, PER, DER tidak berpengaruh terhadap harga
saham. ROA dan ROE berpengaruh terhadap harga saham perusahaan pada
sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Kata kunci: Earning per share (EPS), price earning ratio (PER), debt to equity
ratio (DER), Return on assets (ROA), return on equity (ROE), harga
saham

1
2
Syaiful Bahri

PENDAHULUAN

Latar Belakang Penelitian


Salah satu instrumen pasar modal adalah saham. Harga saham dapat
menunjukkan tingkat kinerja suatu entitas, harga saham dapat meningkat bila
banyak permintaan. Penilaian kinerja keuangan dapat melalui laporan keuangan
sehingga entitas terbuka akan memberikan laporan keuangan per kuartil maupun
tahunannya yang sudah diaudit pada Bursa Efek Indonesia. Tujuan entitas yang
bersifat normatif adalah memaksimalkan kemakmuran dan kesejahteraan
ekonomi pemegang saham. Tujuan normatif tersebut tidak mudah dicapai karena
hampir setiap hari terjadi fluktuasi indeks harga saham yang menggambarkan
perubahan harga saham yang ada di bursa.
Harga saham merupakan salah satu indikator untuk mengukur
keberhasilan pengelolaan entitas. Kekuatan pasar di bursa saham ditunjukkan
dengan adanya transaksi jual beli saham entitas tersebut di pasar modal. Syarat
terjadinya transaksi tersebut didasarkan pengamatan para investor terhadap
prestasi entitas dalam meningkatkan laba. Pemegang saham yang tidak puas
terhadap kinerja manajemen akan menjual sahamnya dan membeli saham pada
entitas lain. Bila hal tersebut terjadi, akan menurunkan harga saham entitas
tersebut.
Entitas mempuyai motivasi untuk memberikan informasi laporan
keuangan pada pihak eksternal. Terjadinya motivasi tersebut karena adanya
asimetri informasi antara entitas dan pihak luar. Entitas mengetahui lebih banyak
mengenai kondisi dan prospek yang akan datang daripada pihak luar (investor
dan kreditor). Kurangnya informasi bagi pihak luar menyebabkan mereka
melindungi dirinya dengan memberikan harga rendah untuk entitas. Nilai entitas
dapat ditingkatkan dengan dengan mengurangi informasi asimetri dengan
memberikan sinyal pada pihak luar. Laporan keuangan dapat digunakan untuk
mengambil keputusan bagi para investor, dan merupakan bagian terpenting dari
analisis fundamental entitas. Pemeringkatan entitas yang telah go public
didasarkan pada analisis rasio keuangan. Informasi berupa tingkat pengembalian
3
Syaiful Bahri

terhadap aset atau besarnya laba yang diperoleh dari penggunaan aset. Tingginya
harga saham menjadi sinyal baik bagi investor, karena menunjukkan kinerja
entitas baik. Kondisi tersebut akan mendorong investor untuk menginvestasikan
dananya berupa surat berharga atau saham. Permintaan saham akan
meningkatkan harga saham. Profitabilitas yang tinggi, merupakan sinyal positif
bagi investor dan nilai perusahaan akan meningkat.
Harga saham adalah faktor yang mempengaruhi kinerja entitas. Kinerja
keuangan merupakan hal penting, karena dapat mempengaruhi kinerja dan
digunakan sebagai alat untuk menentukan perkembangan entitas atau sebaliknya.
Pengukuran kinerja keuangan entitas dapat menggunakan rasio keuangan.
Bentuk rasio keuangan untuk penilaian kinerja keuangan adalah rasio likuiditas,
rasio solvabilitas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, rasio pertumbuhan, dan rasio
penilaian (Weston, 2014:106). Investor akan membeli dan mempertahankan saham
dengan harapan akan memperoleh dividen atau capital gain. Pemegang saham
tertarik dengan angka EPS yang dilaporkan. EPS adalah laba yang menjadi hak
untuk setiap pemegang satu lembar saham. Entitas yang diharapkan akan
tumbuh tinggi (mempunyai prospek baik) mempunyai PER yang tinggi (Hanafi,
2009:83). DER berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri sebagai
jaminan liabilitas. Kreditor jangka panjang umumnya lebih menyukai angka DER
yang kecil. Semakin kecil angka rasio, makin besar jumlah aset yang didanai
pemilik perusahaan, dan makin besar penyangga risiko kreditor (Kasmir,
2014:158). ROA mengukur tingkat kembalian investasi yang dilakukan entitas
dengan menggunakan seluruh dana (aset) yang dimilikinya. ROE merupakan
pengukuran menghasilkan laba yang akan bermanfaat untuk pemegang saham.
Penelitian mengenai EPS, PER, DER, ROA, dan ROE sudah dilakukan
peneliti sebelumnya. Watung dan Ilat (2016) menemukan secara simultan dan
parsial ROA, NPM dan EPS terdapat pengaruh dengan harga saham. Fatmawati,
dkk. (2015) secara simultan ROE, DR, DER, EPS dan PER berpengaruh terhadap
harga saham. Uji t tidak terdapat pengaruh ROE, DER, dan PER, sedangkan DR
dan EPS terdapat berpengaruh terhadap harga saham. Sari (2014) menemukan
4
Syaiful Bahri

CR, NPM, DER, dan TATO berpengaruh signifikan dan positif terhadap harga
saham, secara simultan CR, NPM, ROA, DER, TATO, dan EPS berpengaruh.
Temuan Itabillah (2013) terdapat pengaruh EPS dan DER dengan harga saham,
CR, QR, NPM, ROA, dan ROE tidak terdapat pengaruh. Dita (2013) menemukan
EPS, CR, dan PER berpengaruh, sedangkan DER, NPM tidak berpengaruh
terhadap harga saham. Lambey (2013) menemukan pengaruh ROA dan TATO
terhadap harga saham, sedangkan CR dan DER tidak berpengaruh. Indallah
(2012) menemukan ROA, ROE, EPS, NPM memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap harga saham.
Bentuk pengukuran kinerja menggunakan rasio-rasio earning per share
(EPS), price earning ratio (PER), debt to equity ratio (DER), return on assets (ROA),
dan return on equity (ROE). Peningkatan EPS, PER, ROA, dan ROE maka kinerja
keuangan juga meningkat, bila DER mengalami peningkatan maka kinerja
keuangan mengalami penurunan. Kinerja keuangan akan mempengaruhi harga
saham dengan menunjukkan peningkatan atau penurunan harga saham. Objek
penelitian perusahaan industri sektor makanan dan minuman (food and beverage)
sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI. Sektor makanan dan
minuman merupakan salah satu pilihan investor untuk melakukan investasi yang
menjanjikan.

Rumusan Masalah
1. Apakah terdapat pengaruh earning per share (EPS) terhadap harga saham?
2. Apakah terdapat pengaruh price earning ratio (PER) terhadap harga saham?
3. Apakah terdapat pengaruh debt to equity ratio (DER) terhadap harga saham?
4. Apakah terdapat pengaruh return on assets (ROA) terhadap harga saham?
5. Apakah terdapat pengaruh return on equity (ROE) terhadap harga saham?
5
Syaiful Bahri

TINJAUAN PUSTAKA
Teori Sinyal (Signaling Theory)
Teori sinyal adalah suatu tindakan pihak manajemen suatu entitas untuk
memberikan petunjuk kepada investor tentang bagaimana manajemen menilai
prospek perusahaan tersebut (Brigham dan Houston, 2013:186). Entitas dengan
prospek yang baik, lebih memilih untuk tidak melakukan pendanaan melalui
penawaran saham baru, sementara perusahaan dengan prospek yang buruk
menyukai pendanaan dengan ekuitas luar. Informasi-informasi pada laporan
keuangan adalah sinyal entitas kepada stakeholder yang dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan. Semakin baik kinerja entitas dalam bentuk rasio-rasio
keuangan, menyebabkan investor semakin tertarik untuk membeli saham.

Saham
Saham merupakan bukti penyertaan modal dari investor kepada emiten
dan bukti kepemilikan suatu entitas dan investor memiliki klaim atas penghasilan
dan aset entitas tersebut. Saham merupakan salah satu komoditas keuangan yang
diperdagangkan di pasar modal (Hadi, 2005:117). Investasi saham diharapkan
memberi keuntungan. Pembentukan harga pasar saham terjadi karena adanya
permintaan (demand) dan penawaran (supply) atas saham tersebut.

Analisis Rasio Keuangan


Rasio keuangan adalah kegiatan membandingkan angka-angka yang ada
dalam laporan keuangan dengan cara membagi suatu angka dengan angka
lainnya (Kasmir, 2012:104). Rasio-rasio keuangan digunakan untuk penilaian
kinerja manajemen pada suatu periode, pengukuran target seperti yang telah
ditetapkan, dan penilaiain kemampuan manajemen dalam pemberdayaan sumber
daya entitas secara efektif.
6
Syaiful Bahri

Bentuk-bentuk Rasio Keuangan


Menurut Kasmir (2012:106), bentuk-bentuk rasio keuangan:
a. Rasio Likuiditas
Rasio untuk pengukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi
liabilitas jangka pendek. Bentuk-bentuk rasio likuiditas, yaitu: current ratio,
quick ratio, dan cash ratio.
b. Rasio Solvabilitas
Rasio untuk mengukur bagaimana aset entitas dibiayai dengan liabilitas.
Jenis-jenis rasio solvabilitas: debt to asset ratio, debt to equity ratio, times interest
earned, dan fixed charge coverage (FCC).
c. Rasio Aktivitas
Rasio untuk mengukur efektivitas entitas dalam penggunaan asetnya.
Jenis-jenis rasio aktivitas: inventory turn over, receivable turn over, working capital
turn over, fixed assets turn over, dan total assets turn over.
d. Rasio Profitabilitas
Rasio untuk menilai kemampuan entitas dalam pencabaian laba. Jenis-jenis
rasio profitabilitas: net profit margin, laba per lembar saham biasa, hasil
pengembalian total aset, dan hasil pengembalian ekuitas.
e. Rasio Pertumbuhan
Rasio untuk mengukur kemampuan entitas dalam persaingan dengan
perusahaan lain pada industri yaug sama. Jenis-jenis growth ratio yang dapat
digunakan adalah: sales growth, profit growth, earning per share, dividend yield
ratio.
f. Rasio Penilaian
Rasio penilaian untuk pengukuran kemampuan manajemen dalam
menciptakan nilai pasar yang melampaui pengeluaran biaya investasi, yaitu:
price to earning ratio, dan price to book value.
7
Syaiful Bahri

Hipotesis
Pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap Harga Saham
EPS menunjukkan laba yang diperoleh pemegang saham per lembar
saham. EPS yang semakin tinggi, akan berdampak pada semakin besar laba untuk
pemegang saham. EPS yang tinggi merupakan informasi dan sinyal positif bagi
investor untuk membeli dan mempertahankan saham dengan harapan akan
memperoleh dividen atau capital gain. Pemegang saham tertarik dengan angka
EPS yang dilaporkan perusahaan (Hanafi, 2009:73). EPS berkorelasi positif dengan
harga saham. Meningkatnya EPS maka harga saham akan naik, begitu juga
tingkat pengembalian investasi berupa return saham. Berdasarkan uraian di atas,
maka EPS berpengaruh terhadap harga saham. Hal tersebut searah dengan
temuan Indallah (2012), Itabillah (2013), Dita (2013), Fatmawati, dkk. (2015),
Watung dan Ilat (2016) menemukan EPS berpengaruh signifikan terhadap harga
saham. Namun, penelitian Sari (2014) EPS tidak berpengaruh terhadap harga
saham.
Hasil penelitian terdahulu dan teori menjelaskan bahwa terdapat pengaruh
EPS terhadap harga saham. Informasi peningkatan EPS sebagai sinyal yang baik,
dan merupakan informasi yang positif bagi investor dalam pengambilan
keputusan pembelian saham sehingga membuat permintaan saham meningkat
dan harganya naik. Berdasar hal tersebut maka disusun hipotesis:
H1: Earning per share (EPS) berpengaruh positif terhadap harga saham.

Pengaruh Price Earning Ratio (PER) terhadap Harga Saham


PER menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba. Perusahaan yang diharapkan akan tumbuh tinggi
(mempunyai prospek baik) mempunyai price earning ratio (PER) yang tinggi
(Hanafi, 2009:83). Semakin tinggi nilai PER menunjukkan semakin baik
kemampuan perusahaan. Informasi nilai PER yang tinggi menjadi sinyal positif
untuk menarik minat investor untuk berinvestasi, sehingga meningkatkan harga
saham. Berdasarkan uraian di atas, PER memiliki pengaruh terhadap harga
8
Syaiful Bahri

saham. Hal tersebut searah dengan temuan Dita (2013) menemukan PER
berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Namun, Fatmawati, dkk. (2015)
menemukan PER tidak berpengaruh. Berdasar hasil penelitian terdahulu dan
teori, nilai PER yang tinggi dapat menarik minat investor, sehingga pada akhirnya
akan memberikan efek terhadap harga saham perusahaan akan meningkat, maka
dapat dirumuskan hipotesis:
H2: Price earning ratio (PER) berpengaruh positif terhadap harga saham.

Pengaruh Debt To Equity Ratio (DER) terhadap Harga Saham


DER mengukur kemampuan kinerja entitas dalam mengembalikan
liabilitas jangka pendek maupun jangka panjang dengan perbandingan total
liabilitas pada total ekuitas. Pada umumnya, kreditor lebih menyukai angka DER
yang bernilai kecil. Semakin kecil nilai DER, maka semakin besar jumlah aset
yang didanai oleh pemilik perusahaan, dan makin besar penyangga risiko
kreditor (Kasmir, 2014:158). Investor cenderung menghindari entitas yang
memiliki nilai DER yang tinggi, karena semakin tinggi nilai DER mencerminkan
risiko entitas yang relatif tinggi. Informasi DER yang tinggi dapat menurunkan
minat investor untuk investasi dan berdampak penurunan harga saham. Hasil
penelitian terdahulu dan tinjauan teori, nilai DER tinggi menggambarkan
liabilitas lebih besar dari modal. Hal ini menjadi sinyal negatif bagi investor
potensial dan pemegang saham, karena biaya bunga yang dibayarkan untuk
membayar liabilitas kepada kreditor akan besar, dan menyebabkan laba bersih
menurun. Penurunan laba bersih menyebabkan menurunnya harga saham.
Berdasarkan uraian di atas, DER berpengaruh terhadap harga saham. Hal
ini didukung temuan Itabillah (2013) dan Sari (2014) yang menemukan DER
berpengaruh terhadap harga saham. Namun, hal tersebut tidak didukung
penelitian Fatmawati, dkk. (2015), Dita (2013), dan Lambey (2013) menemukan
DER tidak berpengaruh. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis kedua:
H3: Debt to equity ratio (DER) berpengaruh positif terhadap harga saham.
9
Syaiful Bahri

Pengaruh Return On Assets (ROA) terhadap Harga Saham.


ROA adalah laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang
dipergunakan untuk menghasilkan laba. ROA untuk mengukur tingkat
pengembalian investasi entitas dengan menggunakan seluruh asetnya. Semakin
kecil ROA maka kinerja keuangan kurang baik, demikian sebaliknya (Kasmir,
2014:202). Semakin tinggi laba entitas akan menarik minat investor. Semakin
tinggi ROA semakin tinggi pula harga saham tersebut karena tingkat laba yang
tinggi. Hal tersebut didukung temuan Indallah (2012), Lambey (2013), Sari (2014),
dan Watung dan Ilat (2016) ROA berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Hal berbeda ditemukan pada penelitian Itabillah (2013) bahwa ROA tidak
berpengaruh terhadap harga pasar saham.
Hasil penelitian terdahulu dan teori, semakin tinggi ROA menunjukkan
kinerja perusahaan yang semakin baik, karena tingkat pengembalian semakin
besar. Tingginya ROA dapat meningkatkan minat investor untuk membeli saham,
sehingga bertambahnya jumlah permintaan dapat menaikkan harga saham, maka
dapat diajukan hipotesis:
H4: Return on assets (ROA) berpengaruh positif terhadap harga saham.

Pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap Harga Saham.


ROE adalah pengukuran tingkat pengembalian atas investasi pemegang
saham biasa. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin
tinggi rasio maka semakin baik, artinya posisi pemilik entitas semakin kuat
demikian sebaliknya (Kasmir, 2014:204). Pemegang saham berharap mendapatkan
pengembalian atas investasinya. Entitas dengan ROE rendah akan
diklasifikasikan sebagai entitas yang kurang baik dalam menghasilkan laba yang
akan menjadi hak pemegang saham. Semakin tinggi ROE, harga saham cenderung
tinggi. Kebijakan yang meningkatkan ROE kemungkinan akan meningkatkan
harga saham, artinya semakin tinggi ROE maka semakin tinggi pula harga
saham. Hal tersebut searah dengan hasil penelitian Indallah (2012) menemukan
ROE berpengaruh terhadap harga saham. Penelitian Itabillah (2013) dan
Fatmawati, dkk. (2015) menemukan ROE tidak berpengaruh.
10
Syaiful Bahri

Hasil penelitian terdahulu dan kerangka teori menjelaskan tingginya nilai


ROE memberikan sinyal kepada investor bahwa entitas dapat memanfaatkan
modal dengan baik, sehingga para investor berminat membeli saham. Jumlah
permintaan saham akan bertambah dan dapat meningkatkan harga saham, maka
dapat diajukan hipotesis:
H5: Return on equity (ROE) berpengaruh positif terhadap harga saham.

METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Entitas sub sektor industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode tahun 2014-2016 sebanyak 14 entitas merupakan populasi
penelitian. Sampel penelitian menggunakan metode purposive sampling yaitu
pengambilan sampel berdasarkan kriteria pemilihan sampel adalah sebagai
berikut: (1) terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2014-2016, (2)
konsisten listing di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016, (3) menyajikan
laporan keuangan lengkap di Bursa Efek Indonesia secara terus menerus pada
tahun 2014-2016, dan (4) tidak mengalami kerugian selama 2014-2016.
Berdasarkan kriteria tersebut maka berikut prosedur seleksi sampel:

Tabel 1
Prosedur Seleksi Sampel

Keterangan Jumlah
Sampel
Perusahaan sub sektor industi makanan dan minuman
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 14
2014-2016
Tidak konsisten listing di Bursa Efek Indonesia periode
(0)
2014-2016
Konsisten listing di bursa efek indonesia periode 2014-
14
2016
Tidak menyajikan laporan keuangan lengkap di BEI
(2)
secara terus menerus pada tahun 2014-2016
Konsisten listing dan menyajikan laporan keuangan
12
secara lengkap di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016
Mengalami kerugian selama periode 2014-2016 (1)
11
Syaiful Bahri

Perusahaan sub sektor industi makanan dan minuman


yang konsisten listing, menyajikan laporan keuangan
secara lengkap di Bursa Efek Indonesia dan tidak 11
mengalami kerugian selama periode 2014-2016 dan
jumlah perusahaan yang termasuk sampel
Sumber: Data diolah

Daftar perusahaan sub sektor industri makanan dan minuman sebagai


sampel penelitian:
Tabel 2
Sampel Penelitian
No. Kode Perusahaan
1 CEKA PT Wilmar Cahaya Indonesia, Tbk.
2 DLTA PT Delta Djakarta, Tbk.
3 ICBP PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk.
4 INDF PT Indofood Sukses Makmur, Tbk.
5 MLBI PT Multi Bintang Indonesia, Tbk.
6 MYOR PT Mayora Indah, Tbk.
7 ROTI PT Nippon Indosari Corpindo, Tbk.
8 SKBM PT Sekar Bumi, Tbk.
9 SKLT PT Sekar Laut, Tbk.
10 STTP PT Siantar Top, Tbk.
11 ULTJ PT Ultrajaya Milk Industry and Trading
Company, Tbk.
Sumber: www.idx.co.id

Definisi Operasionalisasi Variabel


Variabel Dependen
Variabel dependen penelitian adalah harga pasar saham rata-rata dari
harga saham penutupan (closing price) tahun 2015-2017, setelah tanggal publikasi
laporan keuangan dengan periode jendela H+3.

Variabel Independen
Variabel independen penelitian adalah kinerja perusahaan yaitu sebagai
berikut:
1. Earning per share (EPS)
EPS adalah jumlah laba hak setiap pemegang setiap lembar saham biasa.
Pertumbuhan pendapatan per saham (earning per share) merupakan return dari
12
Syaiful Bahri

setiap lembar saham. Menurut Prastowo (2011:89) menghitung EPS adalah


perbandingan laba bersih setelah bunga dengan pajak dibagi saham yang
beredar.
2. Price earning ratio (PER)
Rasio harga saham terhadap pendapatan merupakan suatu rasio yang
digunakan untuk menilai kinerja laba, yang menyatakan harga pasar dari
saham-saham entitas tersebut sebagai suatu pengadaan dari labanya (profit).
PER merupakan perbandingan harga saham dengan earning per share
(Prastowo, 2011:92).
3. Debt to equity ratio (DER)
DER merupakan rasio untuk menilai liabilitas dengan ekuitas. Untuk
mencari DER digunakan perbandingan antara total liabilitas dengan total
ekuitas (Kasmir, 2012:158).
4. Return on assets (ROA)
ROA merupakan rasio hasil (return) atas jumlah aset yang digunakan.
ROA adalah perbandingan laba bersih setelah pajak dengan total aset (Kasmir,
2012:202).
5. Return on equity (ROE)
ROE untuk mengukur laba bersih setelah pajak dengan modal sendiri dan
efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ROE maka semakin
baik. ROE perbandingan laba setelah pajak dengan total ekuitas (Kasmir,
2012:204).

Teknik Analisa Data dan Uji Hipotesis


a. Uji Normalitas
Untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak secara
statistik dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov dengan dua arah menggunakan
kepercayaan 5%. Dasar pengambilan keputusan normal atau tidaknya data
yaitu bila signifikansi > 0,05 data terdistribusi normal dan signifikansi < 0,05
maka data tersebut tidak terdistribusi normal.
13
Syaiful Bahri

b. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) mengukur kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel independen terhadap variabel dependen atau
dapat pula dikatakan sebagai proporsi pengaruh seluruh variabel independen
terhadap variabel dependen. Nilai koefisien determinasi berkisar antara 0 - 1.
Nilai R2 yang kecil menunjukkan kemampuan variabel-variabel independen
dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Nilai R2 yang mendekati
1 (satu) berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen dan
model semakin tepat.
c. Regresi Linier Berganda
Analisis data untuk pengujian hipotesis penelitian menggunakan teknik
regresi berganda yaitu teknik analisis untuk mengetahui besarnya pengaruh
variabel ROE, EPS, PER, DER, dan ROA, terhadap harga saham.
d. Uji F
Uji F dikenal dengan uji serentak atau uji model atau uji anova, yaitu
untuk melihat pengaruh variabel ROE, EPS, PER, DER, dan ROA, secara
bersama-sama terhadap harga saham. Menguji apakah model regresi baik
(signifikan) atau tidak baik (non signifikan). Pengujian dilakukan untuk
mengetahui apakah semua variabel independen mempunyai pengaruh yang
sama terhadap variabel dependen dengan membandingkan antara nilai F tabel
dengan Fhitung. Bila nilai statistik Fhitung < Ftabel maka H1 ditolak dan bila nilai
Fhitung > Ftabel maka H1 diterima. Nilai signifikan < 0,05 maka H1 dapat
diterima dan Nilai signifikan > 0,05 maka H0 dapat diterima.
e. Uji t
Uji statistik t digunakan untuk pengujian hipotesis pengaruh variabel
indepeden secara individu terhadap variabel dependen. Untuk menguji
hipotesis digunakan statistik t dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai
berikut:
14
Syaiful Bahri

1. Pengujian tingkat signifikansi 5% (0,05): Nilai sig > 0,05 maka H0 diterima
dan H1 ditolak, artinya variabel independen secara individual tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen. Nilai signifikansi < 0,05 maka H0
ditolak dan H1 diterima, artinya variabel independen secara individual dan
signifikan berpengaruh terhadap variabel dependen.
2. Pengujian dengan perbandingan antara thitung dengan ttabel: thitung > ttabel maka
H0 ditolak dan H1 diterima, artinya variabel independen berpengaruh
terhadap variabel dependen. thitung < ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak,
artinya variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Uji Normalitas
Pengujian normalitas data dengan kolmogorov-smirnov.
Tabel 3
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 33
Normal Mean ,0000000
Parametersa,b Std.
,36959258
Deviation
Most Extreme Absolute ,106
Differences Positive ,106
Negative -,071
Test Statistic ,106
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Hasil pengujian normalitas nilai pada kolom asymp. Sig (2-tailed) 0,200 >
0,05 (level of significance) dan menunjukkan residual berdistribusi normal atau
memenuhi peryaratan uji normalitas.
15
Syaiful Bahri

Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi mengukur kemampuan model dalam menerangkan


variasi variabel independen terhadap variabel dependen atau dapat pula
dikatakan sebagai proporsi pengaruh seluruh variabel independen terhadap
variabel dependen. Nilai koefisien determinasi diukur dengan Adjusted R-Square.
Tabel 4
Sampel Penelitian
Model Summaryb
Mode Adjusted Std. Error of Durbin-
l R R Square R Square the Estimate Watson
1 ,654 a ,428 ,322 ,40236 ,997
a. Predictors: (Constant), ROE, EPS, PER, DER, ROA
b. Dependent Variable: HARGA SAHAM
Sumber: Data diolah, SPSS.
Nilai Adjusted R-Square sebesar 0,322 artinya harga saham dijelaskan
sebesar 0,322 atau 32,2% oleh variabel ROE, EPS, PER, DER, ROA, 67,8%
dipengaruhi variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model ini.

Regresi Linear Berganda dan Uji t


Analisis regresi untuk mengetahui pengaruh variabel independen dalam
mempengaruhi variabel dependen (Arikunto, 2006:301).
Tabel 5
Analisis Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 2,922 ,191 15,322 ,000
EPS 3,107E-9 ,000 ,002 ,012 ,991 ,742 1,347
PER ,008 ,006 ,225 1,478 ,151 ,913 1,095
DER -,002 ,001 -,187 -1,174 ,251 ,838 1,193
ROA ,023 ,008 ,447 2,753 ,010 ,803 1,245
ROE ,002 ,001 ,383 2,502 ,019 ,903 1,108
a. Dependent Variable: HARGA SAHAM
Sumber: Data diolah, SPSS.
16
Syaiful Bahri

Uji F
Nilai Fhitung > Ftabel, maka koefisien jalur dapat dilanjutkan atau diterima
dengan tingkat kepercayaan adalah 95% atau (α) = 0,05. Nilai Fhitung (4,037) dan
Ftabel (2,57). Fhitung > Ftabel (4,037 > 2,57), nilai signifikan 0,007 < 0,05. Variabel EPS,
PER, DER, ROA, dan ROE bersama-sama berpengaruh terhadap harga saham dan
dengan demikian model regresi bisa dipakai untuk memprediksi EPS, PER, DER,
ROA, dan ROE berpengaruh terhadap harga saham.
Tabel 6
Uji F (Anova)
ANOVAa
Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 3,268 5 ,654 4,037 ,007b
Residual 4,371 27 ,162
Total 7,639 32
a. Dependent Variable: HARGA SAHAM
b. Predictors: (Constant), ROE, EPS, PER, DER, ROA
Sumber: Data diolah, SPSS.

Pembahasan
Pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap Harga Saham
Nilai thitung 0,012 < ttabel 2,052 dan signifikansi 0,991 > 0,05
mengindikasikan bahwa H1 tidak terbukti, berarti EPS tidak berpengaruh
terhadap harga saham. EPS menjadi salah satu tolok ukur entitas menunjukkan
keuntungan investor atau pemegang saham per saham. Hasil penelitian
menunjukkan EPS tidak berpengaruh terhadap harga saham. Hasil penelitian
mendukung temuan Sari (2014), bahwa EPS tidak berpengaruh terhadap harga
saham. Hasil penelitian tidak mendukung penelitian Indallah (2012), Itabillah
(2013), Dita (2013), Fatmawati, dkk. (2015), Watung dan Ilat (2016), yang tidak
menemukan adanya berpengaruh. Hasil penelitian tidak sesuai dengan teori yang
menjelaskan nilai EPS berpengaruh terhadap harga saham informasi peningkatan
EPS akan diterima pasar sebagai sinyal baik yang akan memberikan masukan
positif bagi investor dalam pengambilan keputusan membeli saham.
17
Syaiful Bahri

Pengaruh Price Earning Ratio (PER) terhadap Harga Saham


Nilai thitung 1,478 < ttabel 2,052 dan signifikansi 0,151 > 0,05
mengindikasikan bahwa H2 tidak terbukti, berarti PER tidak berpengaruh
terhadap harga saham. PER menggambarkan apresiasi pasar terhadap
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Perusahaan yang diharapkan
akan tumbuh tinggi (mempunyai prospek baik) mempunyai PER yang tinggi
(Hanafi, 2009:83). Informasi PER yang tinggi menjadi sinyal positif untuk investor
membeli dan mempertahankan saham perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan
PER tidak berpengaruh terhadap harga saham. Hasil penelitian mendukung
temuan Fatmawati (2015), PER tidak berpengaruh signifikan terhadap harga
saham. Namun, tidak mendukung penelitian Dita (2013) yang tidak menemukan
adanya pengaruh. Hasil penelitian PER tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Hasil penelitian tidak sesuai dengan teori yang menjelaskan PER berpengaruh
terhadap harga saham, PER yang tinggi dapat menarik minat investor, sehingga
pada akhirnya akan memberikan efek pada harga saham.

Pengaruh Debt To Equity Rasio (DER) terhadap Harga Saham


Nilai thitung -1,174 < ttabel 2,052 dan signifikansi 0,251 > 0,05
mengindikasikan bahwa H3 tidak terbukti, berarti DER tidak berpengaruh
terhadap harga saham. DER digunakan untuk mengukur kemampuan kinerja
perusahaan dalam mengembalikan liabilitas jangka pendek maupun jangka
panjangnya dengan melihat perbandingan antara total liabilitas dengan total
ekuitas. Nilai DER tinggi menunjukkan entitas memiliki liabilitas yang besar dan
semakin tinggi pula risiko yang ditanggung entitas, dapat menurunkan
profitabilitas dan dijadikan sinyal untuk investor guna tidak melakukan investasi
pada perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan DER tidak berpengaruh
terhadap harga saham. Hasil penelitian tidak mendukung temuan Itabillah (2013)
dan Sari (2014) bahwa DER terdapat pengaruh terhadap harga saham. Hasil
penelitian mendukung penelitian Fatmawati, dkk. (2015), Dita (2013), dan Lambey
(2013) menemukan tidak adanya pengaruh.
18
Syaiful Bahri

Hasil penelitian tidak sesuai dengan teori yang menjelaskan DER


berpengaruh terhadap harga saham. DER menggambarkan bahwa liabilitas lebih
besar dari modal. Hal ini menjadi sinyal negatif bagi investor potensial dan
pemegang saham karena artinya biaya yang dibayarkan untuk membayar
liabilitas kepada kreditor akan besar, dan menyebabkan laba bersih menurun,
penurunan tersebut akan menyebabkan penurunan harga saham.

Pengaruh Return On Assets (ROA) terhadap Harga Saham


Nilai thitung 2,753 > ttabel 2,052 dan signifikansi 0,010 < 0,05
mengindikasikan bahwa H4 terbukti, bahwa ROA berpengaruh terhadap harga
saham. Return on assets pengukuran tingkat pengembalian investasi yang telah
dilakukan entitas dengan menggunakan seluruh aset yang dimilikinya. Nilai ROA
meningkat berarti perusahaan mampu menggunakan aset secara produktif
sehingga dapat menghasilkan laba yang besar. ROA dijadikan sinyal untuk para
investor dalam memprediksi perubahan nilai atas saham yang dimiliki.
Hasil penelitian menunjukkan ROA berpengaruh terhadap harga saham
dan mendukung penelitian Indallah (2012), Lambey (2013), Sari (2014), dan
Watung dan Ilat (2016) yang menemukan ROA berpengaruh terhadap harga
saham. Namun, tidak mendukung penelitian Itabillah (2013) yang menemukan
adanya pengaruh. Hasil penelitian sesuai dengan teori ROA berpengaruh
terhadap harga saham. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja semakin baik,
karena tingkat pengembalian semakin besar, sehingga dapat menarik para
investor untuk membeli saham, secara langsung akan mempengaruhi harga
saham.

Pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap Harga Saham


Nilai thitung 2,502 > ttabel 2,052 dan signifikansi 0,019 < 0,05 mengindikasikan
bahwa H5 terbukti, berarti ROE berpengaruh terhadap harga saham. ROE
digunakan untuk mengukur laba hak pemilik modal sendiri. ROE dijadikan sinyal
untuk para investor, karena menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri.
19
Syaiful Bahri

Semakin tinggi rasio semakin baik, artinya posisi pemilik perusahaan semakin
kuat, demikian sebaliknya (Kasmir, 2014:204). Hasil penelitian menunjukkan ROE
berpengaruh terhadap harga saham dan mendukung temuan Indallah (2012) dan
tidak mendukung temuan Itabillah (2013) dan Fatmawati, dkk. (2015) yang
menemukan tidak adanya pengaruh. Hasil penelitian ROE berpengaruh terhadap
harga saham. Hasil penelitian sesuai dengan teori yang menjelaskan ROE
berpengaruh terhadap harga saham. Tingginya ROE memberikan signal kepada
investor bahwa perusahaan ini dapat memanfaatkan modal dengan baik,
sehingga para investor berminat membeli saham tersebut, secara langsung akan
mempengaruhi harga saham.

KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN


Kesimpulan
1. EPS, PER, DER tidak berpengaruh terhadap harga saham perusahaan pada sub
sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. ROA dan ROE berpengaruh terhadap harga saham perusahaan pada sub sektor
makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Keterbatasan dan Saran


1. Penelitian menggunakan sub sektor industri makanan dan minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai objek penelitian. Sampel penelitian
menggunakan kriteria yang sebelumnya telah ditentukan, sehingga tidak
semua dapat menjadi objek penelitian. Hasil penelitian tidak dapat
digeneralisasikan. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah atau
memperluas objek penelitian, tidak hanya sub sektor industri makanan dan
minuman tapi juga sektor-sektor lain seperti bank, dan sektor-sektor lainnya
yang terdaftar di BEI, sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasikan.
2. Periode penelitian 2014-2016 sehingga jumlah sampelnya terbatas, sehingga
daya uji empirisnya menjadi kurang. Penelitian berikutnya dapat dilakukan
dengan periode yang lebih lama, sehinga daya uji empirisnya lebih tinggi.
20
Syaiful Bahri

3. Penelitian menggunakan harga saham penutupan H+3 setelah tanggal


publikasi laporan keuangan, sehingga hasilnya kurang menunjukkan harga
pasar yang lebih tepat. Penelitian berikutnya sebaiknya menggunakan harga
saham penutupan lebih dari H+3 setelah tanggal publikasi laporan keuangan,
lebih lama periode jendela, maka semakin baik, sehingga hasilnya dapat
menunjukkan harga pasar yang lebih tepat.

DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Iskandar. 2003. Pasar Modal Teori dan Aplikasi. Nasindo Indonesia, Jakarta.
Arikunto S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Ed Revisi VI,
Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta.
Weston, J Fred. 2009. Essential of Financial Management. Cengange Learning Asia.
Ali Akbar Yulianto (penterjemah). 2014. Dasar-dasar Manajemen Keuangan.
Edisi Keempat Belas, Buku 2, Salemba Empat, Jakarta.
Brigham, Eugene F dan Joel F. Houston. 2011. Essentials of Financial Management.
Cengage Learning. Ali Akbar Yulianto (penterjemah). 2013. Dasar-dasar
manajemen keuangan. Jilid 1, Edisi Kesebelas, Salemba Empat, Jakarta.
Dita, Ines Fara. 2013. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham (Studi Pada
Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-
2011. Skripsi, Universitas Brawijaya, Malang.
Fatmawati, Budi Wahono, dan A Agus Priyono. 2015. Pengaruh Return On Equity
(ROE), Debt Ratio (DR), Debt To Equity Ratio (DER) Earning Per Share (EPS)
Dan Price Earning Ratio (PER) Terhadap Harga Saham (Studi Kasus Pada
Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode
Tahun 2012-2014). e–Jurnal Riset Manajemen, Fakultas Ekonomi
Universitas Islam, Malang.
Ghozali, Imam. 2012. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 20.
Universitas Diponegoro, Semarang.
Hadi. 2005. Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian Untuk Administrasi &
Manajemen. Dewa Ruchi, Bandung.
Hanafi, Mamduh M. 2004. Manajemen Keuangan. BPFE UGM, Yogyakarta.
________________. 2009. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Pertama, UPP STIM
YKPN, Yogyakarta.
Indallah, Insi Kamilah. 2012. Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Harga
Saham Pada Perusahaan Subsektor Semen Yang Terdaftar Di BEI. Universitas
Negeri Surabaya, Surabaya.
Itabillah, E. Amaliah. 2013. Pengaruh Cr, Qr, Npm, Roa, Eps, Roe, Der dan Pbv
Terhadap Harga Saham Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar di
BEI. Skripsi, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang.
Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
21
Syaiful Bahri

______. 2014. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Revisi, Cetakan ke 14, PT
Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Lambey, Robert. 2013. Analisis Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Harga Saham pada
Bank di Bursa Efek Indonesia. Skripsi, Universitas Sam Ratulangi Manado,
Manado.
Musfiqon. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. PT Prestasi Pustaka Raya, Jakarta.
Prastowo, Andi. 2011. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan
Penelitian. Ar-Ruzz Media, Jogjakarta.
Priyatno, Duwi. 2012. Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian
dengan SPSS dan Tanya Jawab Ujian Pendadaran. Gava Media, Yogyakarta.
Samsul, Mohamad. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Erlangga. Jakarta.
Santoso, Singgih. 2001. Mengolah Data Statistik Secara Profesional. PT Alex Media
Komputindo, Jakarta.
Sari, Puspita. 2014. Pengaruh Current Ratio, Net Profit Margin, Return On Assets,
Debt ToEquity Ratio, Total Assets Turnover Dan Earning Per Share Terhadap
Harga Saham (Studi Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Go
Public di Bursa Efek Indonesia Pada Periode Tahun 2010–2013). Skripsi,
Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang.
Sunyoto, Suyanto. 2011. Analisis regresi untuk uji hipotesis. Caps, Yogyakarta.
Suwarno, Wiji. 2009. Perpustakaan dan Buku: wacana penulis & penerbit. Ar-Ruzz
Media, Yogyakarta.
Watung, Rosdian Widiawati dan Ventje Ilat. 2016. Pengaruh Return on Asset (ROA),
Net Profit Margin (NPM), Earnings per Share (EPS) Terhadap Harga Saham
Pada Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015. Jurnal
EMBA. Vol 4 No 2. Hal 518-529.
Weston, J Fred. 2009. Essential of Financial Management. Cengange Learning Asia.
Ali Akbar Yulianto (penterjemah). 2014. Dasar-dasar Manajemen Keuangan.
Edisi Keempat Belas, Buku 2, Salemba Empat, Jakarta.
www.idx.co.id
www.sahamok.com
www.finance.yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai