Agil Ardiyanto
Nirsetyo Wahdi
Aprih Santoso
Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi -Universitas Semarang
aprihsantoso@usm.ac.id
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of Return On Assets, Return On Equity Earning Per Share,
and Price to Book Value on Stock Prices. The population is the LQ-45 Index on the Indonesia Stock
Exchange (IDX) for the 2014-2018 period.
The study uses quantitative data with multiple linear regression techniques. The research sample
was determined by purposive sampling technique and produced 14 company samples. Quantitative
analysis, including: classic assumption test (normality test, multicollinearity test, heteroscedasticity
test, autocorrelation test), multiple linear regression test, model feasibility test through t test, F test
and Coefficient of Determination.
T test results show that only the Return On Equity, Earning Per Share, and Price to Book Value
variables affect the Stock Price, while the Return On Asset variable has no effect on the Stock
Price.
Keywords: Asset, Equity, Earning, Price.
ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh Return On Asset, Return On Equity Earning Per
Share, dan Price to Book Value terhadap Harga Saham. Populasi adalah Indeks LQ-45 di Bursa
Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2018.
Penelitian menggunakan data kuantitatif dengan teknik regresi linier berganda. Sampel penelitian
ditentukan dengan teknik purposive sampling dan menghasilkan 14 sampel perusahaan. Analisis
kuantitatif, meliputi : uji asumsi klasik (uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas,
uji autokorelasi), uji regresi liner berganda, uji kelayakan model melalui uji t, uji F dan Koefisien
Determinasi.
Hasil penelitian uji t menunjukkan bahwa hanya variabel Return On Equity, Earning Per Share,
dan Price to Book Value berpengaruh terhadap Harga Saham, sedangkan variabel Return On Asset
tidak berpengaruh terhadap Harga Saham.
33
Jurnal Bisnis dan Akuntansi Unsurya Vol. 5, No. 1, Januari 2020
Demikian juga sebaliknya, semakin banyak faktor non fundamental biasanya dapat
orang yang menjual saham suatu perusahaan, disebabkan oleh kondisi ekonomi seperti
maka harga saham tersebut cenderung akan suku bunga, dan kebijakan pemerintah
bergerak turun. (Natarsyah, 2000).
Harga saham menunjukan nilai Investor yang menginvestasikan
perusahaan, semakin tinggi harga saham bisa dananya pada saham perusahaan pada
diartikan bahwa semakin tinggi pula nilai dasarnya menginginkan keuntungan baik
perusahaan tersebut begitu pula sebaliknya. berupa deviden ataupun capital gain. Di
Menurut Anoraga (2001) harga saham mana investor nilai perusahaan yang baik
merupakan harga pasar atau market price, tercermin dari harga saham yang tinggi dan
yaitu harga saham pada pasar rill serta yang cenderung membaik tahun ke tahun. Aspek-
paling mudah ditentukan karena merupakan aspek yang dinilai bersadarkan rasio-rasio
harga dari suatu saham pada pasar yang yang tercapai oleh perusahaan antara lain
sedang berlangsung. Apabila pasar sudah rasio likuiditas, profitabilitas, rasio pasar, dan
ditutup, maka harga pasar adalah harga lain-lain. Pada prinsipnya, semakin baik
penutupan atau disebut closing price. Harga perusahaan dalam menghasilkan keuntungan,
saham terus berfluktuasi mengikuti prospek maka akan meningkatkan pula harga saham.
perusahan di masa yang akan datang serta Harga saham dipengaruhi oleh Return
jumlah permintaan dan penawaran atas On Asset (ROA), apabila nilai ROA
saham tersebut. meningkat, maka ini berarti prusahaan
Harga saham di pasar modal memiliki mampu menggunakan aktivanya secara
peranan yang penting karena harga saham produktif sehingga dapat menghasilkan
dapat berubah-ubah tiap waktu. Untuk keuntungan yang lebih besar. Hasil penelitian
meningkatkan harga saham, maka Yustina dan Tiara (2017) menyatakan Return
perusahaan sangat perlu mengetahui faktor- On Asset (ROA) berpengaruh terhadap harga
faktor yang sangat berpengaruh terhadap saham. Hasil ini inkonsisten dengan
peningkatan harga saham (Djazuli, 2006). penelitian Utami, dkk. (2018) yang
Faktor utama yang menyebabkan harga pasar menyatakan bahwa justru Return On Asset
saham berubah adalah karena dipengaruhi (ROA) tidak berpengaruh signifikan terhadap
oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan nilai saham.
eksternal, faktor internal yang disebut juga Harga saham juga dipengaruhi oleh
faktor fundamental adalah faktor yang Return On Equity (ROE), merupakan rasio
berasal dari dalam perusahaan dan dapat yang digunakan untuk mengukur seberapa
dikendalikan oleh manajemen perusahaan, banyak keuntungan yang mejadi hak pemilik
sedangkan faktor eksternal yang merupakan modal sendiri (saham). Semakin tinggi
34
Jurnal Bisnis dan Akuntansi Unsurya Vol. 5, No. 1, Januari 2020
Return On Equity (ROE) yang didapatkan Putri (2018) menyatakan bahwa Price to
maka kinerja perusahaan semakin baik dalam Book Value (PBV) tidak berpengaruh
mengelola modalnya untuk menghasilkan signifikan terhadap harga saham. PBV paling
keuntungan bagi pemegang saham. Astuti, sering digunakan investor karena melalui
dkk. (2018), dan Wahyu dan Tiara (2017) rasio PBV investor dapat mengetahui
menyatakan bahwa Return On Equity (ROE) seberapa besar pasar percaya terhadap
berpengaruh signifikan terhadap harga prospek perusahaan kedepannya. Apabila
saham, nilai PBV semakin tinggi berarti
Selain itu, harga saham juga dapat mencerminkan pasar semakin percaya
dipengaruhi oleh Earning Per Share (EPS) dengan prospek perusahaan ke depannya.
yaitu laba yang dihasilkan perusahaan dapat Adapun tujuan penelitian untuk menguji
menggambarkan keberhasilan perusahan, secara empiris pengaruh Return On Asset
maka semakin besar laba maka, semakin (ROA), Return On Equity (ROE), Earning
besar pula kemampuan perusahaan untuk Per Share (EPS), dan Price to Book Value
membagikan keuntungan bagi pemegang (PBV) terhadap harga saham yang terdaftar
sahamnya. Dalam penelitian yang dilakukan pada indeks LQ-45 periode 2014-2018.
Astuti, dkk. (2018), dan Wahyu dan Tiara
(2017) menyatakan bahwa Earning Per TINJAUAN PUSTAKA
Share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap Teori Sinyal
harga saham. Disisi lain, ternyata penelitian Teori sinyal merupakan informasi
yang dilakukan Darnita (2014) menyatakan yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap
bahwa earning per share tidak berpengaruh keputusan investasi pihak diluar perusahaan.
signifikan terhadap harga saham. Informasi ini merupakan unsur penting bagi
Harga saham juga dapat dipengaruhi investor dan pelaku bisnis, karena informasi
oleh Price to Book Value (PBV), semakin pada hakikatnya menyajikan keterangan,
nilai akan tinggi apabila kinerja perusahaan catatan atau gambaran baik untuk keadaan
baik, hal ini berarti semakin baik kinerja masa lalu, saat ini maupun keadaan masa
perusahaan maka rasio PBV akan semakin yang akan datang bagi kelangsungan hidup
meningkat dari tahun ke tahun tingginya suatu perusahaan dan bagaimana pasaran
permintaan akan menyebabkan harga saham efeknya. Teori sinyal juga mengemukakan
meningkat. Penelitian yang dilakukan Astuti, tentang bagaiman sebuah perusahaan
dkk. (2018), dan Wahyu dan Tiara (2017) memeberikan sinyal kepada para pengguna
menyatakan bahwa Price to Book Value laporan keuangan. Sinyal ini dapat berupa
(PBV) berpengaruh signifikan terhdap harga informasi maupun promosi yang menyatakan
saham, sedangkan penelitian yang dilakukan bahwa perusahaan lebih baik daripada
35
Jurnal Bisnis dan Akuntansi Unsurya Vol. 5, No. 1, Januari 2020
36
Jurnal Bisnis dan Akuntansi Unsurya Vol. 5, No. 1, Januari 2020
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan keuntungan bagi pemilik saham atas modal
bagi perusahaan (Herlianto, 2010). Tingkat yang telah mereka investasikan (Subhan dan
profitabilitas dapat diukur menggunakan Pardiman, 2016). Menurut Kasmir (2014),
rasio return on assets yang merupakan rasio hasil pengembalian ekuitas atau Return On
untuk mengukur kemampuan manajemen Equity (ROE) merupakan rasio untuk
dalam mengelola aktiva untuk menghasilkan mengukur laba bersih sesudah pajak dengan
laba. Return On Asset (ROA) merupakan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan
rasio keuangan perusahaan yang efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin
berhubungan dengan profitabilitas mengukur tinggi Return On Equity (ROE) yang
kemampuan perusahaan menghasilkan didapatkan maka kinerja perusahaan semakin
keuntungan atau laba pada tingkat baik dalam mengelola modalnya untuk
pendapatan, aset dan modal saham tertentu. menghasilkan keuntungan bagi pemegang
Sedangkan menurut Kasmir (2014), Return saham. Dengan meningkatnya laba bersih
On Asset (ROA) merupakan rasio yang maka nilai Return On Equity (ROE) yang
menjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva dihasilkan akan meningkat pula.
yang digunakan dalam perusahaan.
Menurut Rutika, Marwoto dan Earning Per Share
Panjaitan (2015), Return On Asset (ROA) Earning Per Share (EPS) merupakan
merupakan rasio yang mencerminkan hal yang terpenting dalam analisis
kemampuan perusahaan dalam memperoleh fundamental karena digunakan dalam
laba bersih setelah pajak dari total assets mengukur kinerja perusahaan. Dalam nilai ini
yang digunakan untuk oprasional perusahaan. EPS yang pertama kali dilihat investor,
Sedangkan (Munawir dalam Sondakh, karena untung atau rugi sebuah perusahaan
Tommy dan Mangantar, 2015) menyatakan dapat tercermin dalam EPS. Rasio yang
bahwa rasio ini melihat sejauh mana investasi digunakan untuk menunjukkan jumlah uang
yang telah ditanamkan mampu memberikan yang dihasilkan dari setiap lembar saham
pengembalian keuntungan sesuai dengan biasa. Jika jumlah uang yang dihasilkan
yang diharapkan dan investasi tersebut perusahaan meningkat maka nilai perusahaan
sebenarnya sama dengan asset perusahaan yang ditunjukkan dengan harga saham akan
yang ditanamkan atau ditempatkan. meningkat pula. Earning Per Share (EPS)
menunjukkan besarnya laba bersih yang siap
Return On Equity (ROE) dibagikan kepada para pemegang saham.
Return On Equity (ROE) merupakan Semakin tinggi nilai EPS dapat diartikan
alat analisis untuk mengukur sejauh mana bahwa semakin besar pula laba yang
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan disediakan untuk pemegang saham.Tinggi
37
Jurnal Bisnis dan Akuntansi Unsurya Vol. 5, No. 1, Januari 2020
rendahnya Earning Per Share (EPS) sangat Ratio profitabilitas merupakan rasio
berpengaruh terhadap tinggi rendahnya harga yang digunakan untuk mengukur kemampuan
saham. Jika rasio rendah bearti manajemen perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
belum berhasil untuk memuaskan pemegang bagi perusahaan (Herlianto, 2010). Tingkat
saham, sebaliknya jika rasio tinggi, maka profitabilitas dapat diukur menggunakan
kesejahteraan pemegang saham meningkat. rasio return on assets yang merupakan rasio
untuk mengukur kemampuan manajemen
Price to Book Value dalam mengelola aktiva untuk menghasilkan
Price to Book Value (PBV) adalah laba. Sedangkan menurut Kasmir (2014),
salah satu cara untuk mengukur nilai suatu Return On Assets (ROA) merupakan rasio
saham, apakah saham tersebut mahal atau yang menjukkan hasil (return) atas jumlah
murah. Menurut Astuti dan Yunita. (2018), aktiva yang digunakan dalam perusahaan.
ada beberapa alasan mengapa investor Dalam penelitian yang dilakukan Rutika,
menggunakan rasio harga terhadap nilai buku Marwoto dan Panjaitan (2015) menyatakan
(PBV) dalam analisis investasi: Pertama, semakin efisiensi suatu perusahaan dalam
nilai buku sifatnya relatif stabil. Bagi mengeluarkan biaya-biaya, maka semakin
investor yang kurang percaya terhadap besar tingkat keuntungan yang akan
estimasi arus kas, maka nilai buku diperoleh perusahaan tersebut. Perolehan
merupakan cara paling sederhana untuk laba penjualan yang tinggi yang
membandingkannya. Kedua, adanya praktik dihasilkan suatu perusahaan maka akan
akuntansi yang relatif standar di antara mendorong permintaan atas saham tersebut
perusahaan-perusahaan, menyebabkan PBV meningkat, yang akan berdampak pada
dapat dibandingkan antar berbagai peningkatan return on asset suatu perusahaan.
perusahaan yang akhirnya dapat memberikan Meningkatkan Return On Assets (ROA)
signal apakah nilai perusahaan under atau berarti di sisi lain juga meningkatkan
over valuation. PBV sering digunakan oleh pendapatan bersih perusahaan yang berarti
investor, karena melalui rasio ini investor nilai penjualan juga akan meningkat.
dapat mengetahui seberapa besar pasar Perusahaan yang nilai penjualannya
percaya terhadap prospek perusahaan dimasa meningkat, akan mendorong terjadinya
yang akan datang. Apabila nilai PBV tinggi, peningkatan laba yang menunjukkan kinerja
hal ini mencerminkan pasar semakin percaya keuangan perusahaan dalam kondisi baik.
dengan prospek perusahaan kedepannya. Kondisi seperti ini akan mudah untuk
menarik investor, karena para investor lebih
Hubungan Return On Assets Terhadap suka berinvestasi pada perusahaan yang
Harga Saham memiliki profitabilitas tinggi. Kinerja
38
Jurnal Bisnis dan Akuntansi Unsurya Vol. 5, No. 1, Januari 2020
keuangan perusahaan dalam menghasilkan pasar sebagai sinyal baik yang akan
laba bersih dari aktiva yang digunakan akan memberikan masukan positif bagi investor
berdampak pada para pemegang saham dalam pengambilan keputusan membeli
perusahaan. Hasil penelitian Wahyu dan saham. Hal ini membuat permintaan akan
Tiata (2017) menyatakan bahwa Return On saham meningkat sehingga harganya pun
Assets (ROA) berpengaruh terhadap harga akan naik (Hanafi & Halim, 2007). Wahyu
saham. dan Tiara (2017) dan Astuti dan Yunita
H1 : Return On Assets (ROA) berpengaruh (2018) menyatakan bahwa EPS berpengaruh
terhadap harga saham terhadap harga saham.
H3 : Earning Per Share (EPS) berpengaruh
Hubungan Return On Equity Terhadap terhadap harga saham
Harga Saham
Rasio ini menunjukkan efesiensi Hubungan Price to Book Value Terhadap
penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi Harga Saham
Return On Equity (ROE) yang didapatkan Price to Book Value (PBV)
maka kinerja perusahaan semakin baik dalam menunjukkan seberapa jauh perusahaan
mengelola modalnya untuk menghasilkan mampu menciptakan nilai perusahaan relatif
keuntungan bagi pemegang saham. Dengan terhadap jumlah modal yang diinvestasikan.
meningkatnya laba bersih maka nilai Return Jika nilai buku suatu perusahaan meningkat
On Equity (ROE) yang dihasilkan akan maka nilai perusahaan yang ditunjukkan
meningkat pula. Hasil penelitian Astuti dan dengan harga saham akan meningkat pula.
Yunita (2018) dan Wahyu dan Tiara. (2017) Menurut Tamara (2018), Price to Book Value
menyatakan bahwa Return On Equity (ROE) (PBV) ditunjukkan dalam perbandingan
berpengaruh signifikan terhadap harga antara harga saham terhadap nilai bukunya.
saham. Price to Book Value (PBV) digunakan untuk
H2 : Return On Equity (ROE) berpengaruh melihat ketidak wajaran harga saham. Price
terhadap harga saham to Book Value (PBV) yang rendah
menunjukkan harga sahamnya murah, jika
Hubungan Earning Per Share Terhadap posisi harga saham berada dibawah book
Harga Saham value ada kecenderungan harga saham
Earning Per Share (EPS) merupakan tersebut akan menuju keseimbangan minimal
rasio yang mengukur perbandingan antara sama dengan nilai bukunya. Hal ini berarti
laba bersih setelah pajak pada satu tahun harga saham itu berpotensi lebih besar untuk
buku dengan jumlah saham yang diterbitkan. naik, sehingga return yang diterima akan
Informasi peningkatan EPS akan diterima meningkat. Dengan demikian dapat
39
Jurnal Bisnis dan Akuntansi Unsurya Vol. 5, No. 1, Januari 2020
dikatakan bahwa PBV berpengaruh terhadap dilakukan. Penelitian ini akan mengukur
harga saham (Astuti dan yunita., 2018 dan pengaruh variabel ROA, ROE, EPS, dan
Wahyu dan Tiara, 2017). PVB sebagai variabel bebas terhadap Harga
H4 : Price to Book Value (PBV) berpengaruh saham sebagai variabel terikat, baik secara
terhadap harga saham parsial maupun secara simultan. Adapun
kerangka pemikiran dalam penelitian ini
Kerangka Pemikiran tersaji pada gambar dibawah ini.
Kerangka pemikiran dibangun untuk
menjelaskan desain penelitian yang akan
40
Jurnal Bisnis dan Akuntansi Unsurya Vol. 5, No. 1, Januari 2020
41
Jurnal Bisnis dan Akuntansi Unsurya Vol. 5, No. 1, Januari 2020
yang diolah adalah 60. Proses seleksi sampel a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
dalam Tabel 1 berikut : Sumber : data sekunder, 2019
Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk
Sumber : data sukender yang diolah menguji hubungan antar variabel bebas.
Model yang baik adalah model persamaan
Analisis Deskriptif
yang terbebas dari multikolinearitas. Hasil uji
Statistik deskriptif digunakan untuk
multikolinearitas tersaji pada tabel dibawah
menunjukan jumlah data yang digunakan
ini :
dalam penelitian ini serta nilai maksimum,
Tabel 3. Hasil Uji Multikolinearitas
nilai minimum, nilai rata-rata (mean) dan
Coefficientsa
tingkat sebaran data atau standar deviasi dari
masing-masing variabel yang digunakan.
42
Jurnal Bisnis dan Akuntansi Unsurya Vol. 5, No. 1, Januari 2020
dastisitas. Adapun hasil uji heterokedastisitas Berdasarkan tabel 5 dihasilkan nilai test
tersaji pada tabel dibawah ini : adalah -0,3107 dengan nilai signifikansi
Tabel 4. Hasil Uji Heteroskedastisitas lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,901
dengan Uji Glejser Abs (Setelah
maka dapat disimpukan bahwa tidak
Membuang outliner)
Coefficientsa terdapat autokorelasi pada model regresi.
43
Jurnal Bisnis dan Akuntansi Unsurya Vol. 5, No. 1, Januari 2020
negatif, dan untuk memprediksi nilai dari kenaikan sebesar 1 persen dari variabel
variabel dependen apabila nilai variabel Return On Equity akan menyebabkan
independen mengalami kenaikan atau variabel harga saham cenderung
penurunan. Hasil analisis regresi berganda mengalami penurunan.
tersaji pada tabel dibawah ini : 3. Nilai koefisien variabel Earning Per
Share (EPS) sebesar 4.375, mempunyai
Tabel 6. Hasil Regresi Linier Berganda
Coefficientsa koefisien regresi dengan arah positif
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics sebesar 4.375. Hal ini berarti bahwa
Model B Std. Error Beta kenaikan sebesar 1 persen dari variabel
t Sig Tolerance VIF
.
1 (Constant)
Earning Per Share akan menyebabkan
5.684 5.620 1.011 .316
SQRT_X1
variabel harga saham cenderung
-4.960 33.884 -.006 -.146 .884 .149 6.691
Berdasarkan hasil analisis regresi linier sebesar 40.799. Hal ini berarti bahwa
44
Jurnal Bisnis dan Akuntansi Unsurya Vol. 5, No. 1, Januari 2020
Tabel 7. Hasil Uji Hipotesis Parsial Hasil statistik uji t menunjukan Earning
Coefficientsa
Per Share (EPS) berpengaruh terhadap
Unstandardized Standardized Collinearity harga saham, hal ini dibuktikan dengan
Model Coefficients Coefficients t Sig. Statistics
B Std. Beta Toler VIF
Error ance nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil
1 (Constant) 5.684 5.620 1.011 .316
dari nilai signifikansi 0,05 dengan nilai t
SQRT_X1 -4.960 33.884 -.006 -.146 .884 .149 6.691
hitung 55,957 lebih besar dari t tabel 1,66901
SQRT_X2 -192.066 31.519 -.257 -6.094 .000 .165 6.067
dengan nilai t hitung -6,094 lebih besar dari Model Sum of df Mean Square F Sig.
Squares
t tabel 1,66901 maka dapat disimpulkan 1 Regression 249751.368 4 62437.842 838.184 .000b
Residual 4767.476 64 74.492
Return On Equity (ROE) berpengaruh
Total 254518.845 68
signifikan terhadap harga saham Maka H2 a. Dependent Variable: SQRT_Y
b. Predictors: (Constant), SQRT_X4, SQRT_X3, SQRT_X2,
SQRT_X1
diterima.
Sumber: data sekunder, 2019
c. Pengujian hipotesis (H3)
45
Jurnal Bisnis dan Akuntansi Unsurya Vol. 5, No. 1, Januari 2020
46
Jurnal Bisnis dan Akuntansi Unsurya Vol. 5, No. 1, Januari 2020
47
Jurnal Bisnis dan Akuntansi Unsurya Vol. 5, No. 1, Januari 2020
48
Jurnal Bisnis dan Akuntansi Unsurya Vol. 5, No. 1, Januari 2020
49