Anda di halaman 1dari 28

E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 8, No.

3, 2019: 1844 - 1871 ISSN: 2302-8912


DOI: https://doi.org/10.24843/EJMUNUD.2019.v8.i3.p24

PENGARUH CR, DER, ROA, DAN PER TERHADAP HARGA SAHAM


PADA PERUSAHAAN FARMASI DI BEI
Indah Sulistya Dwi Lestari1
Ni Putu Santi Suryantini 2
1,2
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UniversitasUUdayana (Unud), Bali, Indonesia
e-mail: indahsulistyaa6@yahoo.co.id

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat stabilitas harga saham disebuah perusahaan Pharmacy
yang terdapat dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2014 - 2016 dengan
menggunakan beberapa variabel seperti CR, DER, ROA dan PER. Penelitian kali ini
termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan analisis fundamental yang
mengacu pada analisis terhadap kinerja perusahaan yang digunakan untuk memprediksi
harga saham di masa yang akan datang. Metode penentuan sampel pada penelitian ini
didasarkan pada teknik purposive sampling yang sudah sesuai dengan krtiteria dari delapan
perusahaan farmasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan melalui metode
observasi non partisipan dengan menggunakan data yang terdapat dalam BEI. Pengujian
terhadap hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil
penelitian memperlihatkan bahwa tidak adanya pengaruh yang signifikan terhadap harga
saham apabila menggunakan CR, DER, ROA dan PER. Sebaliknya, PER berpengaruh
signifikan terhadap harga saham perusahaan farmasi periode tahun 2014—2016.

Kata Kunci: analisis fundamental, current ratio, debt to equity ratio, return on asset , price
earning ratio, harga saham

ABSTRACT
This study aims to see stock price stability at a Pharmacy company listed on the Indonesia
Stock Exchange (IDX) for the period 2014 - 2016 by using several variables such as Current
Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Assets and Price Earning Ratio. This research is a
type of quantitative research which used fundamental analysist by referring to an analysis of
company performance that is used to predict stock prices in the future. The method of
determining the sample in this study is based on purposive sampling technique that is in
accordance with the criteria of eight pharmacy companies. The data used in this study were
collected through non-participant observation methods using the data contained in the IDX.
Testing of the hypothesis in this study using multiple linear regression analysis. The test
results show that there is no significant influence on stock prices when using Current Ratio,
Debt to Equity Ratio, Return on Assets and Price Earning Ration. On the contrary, Price
Earning Ration partially has a positive and significant effect on the stock price of
pharmaceutical companies in the 2014-2016 period.

Keywords: fundamental analysis, current ratio, debt to equity ratio, return on asset, price
earning ratio, stock price

1844
E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 8, No. 3, 2019: 1844 - 1871

PENDAHULUAN

Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan

seseorang atau badan atas suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Menurut

Brigham and Houston (2010), saham juga dapat diartikan sebagai tanda bukti

pengambilan bagian dalam suatu perseroan terbatas Wujud saham adalah selembar

kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan

yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh

seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut (Darmadji dan

Fakhruddin, 2008). Bagi calon investor yang rasional, keputusan investasi dalam

suatu saham harus didahului oleh suatu proses analisis. Analisis ini dilakukan untuk

melihat adanya variabel yang diperkirakan akan mempengaruhi harga suatu saham

nantinya. Hal ini dikarenakan sifat saham yang sangat peka terhadap perubahan-

perubahan yang terjadi baik dalam suatu perubahan kondisi pasar uang, kinerja

keuangan maupun situasi politik dalam negeri. Perubahan-perubahan dalam aspek

tersebut menjadi salah satu penyebab dari adanya proses analisis suatu variable

dalam keputusan investasi.

Keputusan investasi juga dipengaruhi oleh harga saham. Harga saham sendiri

dapat didefinisikan sebagai uang yang dikeluarkan untuk memperoleh bukti

penyertaan atau pemilikan suatu perusahaan Kuswara (2012). Harga saham

kemudian menjadi salah satu indikator keberhasilan pengelolaan perusahaan. Jika

harga saham suatu perusahaan selalu mengalami kenaikan, maka investor atau

calon investor dapat menilai bahwa perusahaan telah berhasil dalam mengelola

usahanya sendiri. Harga saham juga dipengaruhi oleh kinerja perusahaan, apabila

1845
Indah Sulistya Dwi Lestari. Pengaruh CR, DER..

kinerja perusahaan baik maka nilai perusahaan akan tinggi. Semakin tinggi harga

saham suatu perusahaan, maka semakin tinggi pula nilai perusahan tersebut dan

begitu sebaliknya. Harga saham yang terlalu rendah, dapat diartikan bahwa kinerja

suatu perusahaan tersebut sedang tidak baik. Praditasari (2012) juga menyatakan

bahwa apabila suatu perusahaan memiliki nilai yang tinggi maka, para investor

akan melirik perusahaan tersebut untuk menanamkan modalnya. Tindakan investor

akan mempengaruhi kemungkinan adanya kenaikan harga saham perusahaan

tersebut. Pernyataan tersebut juga didukung oleh Kuswara (2012) yang menyatakan

bahwa ide dasar dari pendekatan diatas adalah bahwa harga saham disuatu

perusahaan nantinya akan dipengaruhi oleh kinerja perusahaan itu sendiri.

Suatu perusahaan yang akan mengiventasikan sahamnya, tentunya memiliki

tujuan – tujuan tertentu. Salah satu tujuan dari investasi saham adalah untuk

mendapatkan capital gain dan dividen (Hermuningsih, 2012). Capital gain secara

harafiah dapat didefinisikan sebagai keuntungan dalam bentuk uang yang diperoleh

dari penjualan property atau dari sebuah investasi. Capital gain dapat juga

dikatakan sebagai selisih lebih antara harga beli dengan harga jual saham. Dividen

sendiri kemudian dapat diartikan sebagai keuntungan perusahaan yang dibagikan

kepada para pemegang saham. Brigham and Houston (2010) menyatakan bahwa

sudah sewajarnya jika investor mengharapkan return yang tinggi dari investasi

yang dilakukannya.

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk memperoleh pengaruh rasio

keuangan terhadap harga saham. Penelitian dilakukan oleh Dian (2013) yang

menguji pengaruh Current Ratio (CR) dan Total Asset Turnover (TATO) terhadap

1846
E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 8, No. 3, 2019: 1844 - 1871

harga saham di BEI dengan hasil penelitian bahwa variabel CR tidak berpengaruh

signifikan terhadap harga saham, sedangkan variabel TATO memiliki pengaruh

yang positif signifikan terhadap harga saham. Penelitian berikutnya dilakukan oleh

Maria (2014) yang menguji pengaruh Total Asset Turnover (TATO) dan Return on

Asset (ROA) terhadap harga saham di BEI dengan hasil penelitian bahwa variabel

TATO dan ROA sama-sama memiliki pengaruh positif signifikan terhadap harga

saham. Penelitian juga pernah dilakukan oleh Isti (2017) yang menguji pengaruh

variabel Return on Investment (ROI), Return on Equity (ROE), Total Asset

Turnover (TATO), dan Price Earning Ratio (PER) terhadap harga saham di BEI

dengan hasil penelitian bahwa variabel PER berpengaruh tidak signifikan terhadap

harga saham, sedangkan ROI, ROE, dan TATO memiliki pengaruh positif

signifikan terhadap harga saham. Penelitian yang terakhir dilakukan oleh Eddy

(2016) yang menguji pengaruh Current Ratio (CR), Return on Equity (ROE), Debt

to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), dan Total Asset Turnover

(TATO) terhadap harga saham di BEI dengan hasil penelitian bahwa variabel CR,

ROE, dan TATO berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham, sedangkan

variabel DER dan EPS tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Dari beberapa hasil penelitian di atas terlihat bahwa rasio aktivitas yaitu Total

Asset Turnover (TATO) memiliki hasil yang sama disetiap penelitian, maka rasio

keuangan ini tidak dimasukan di dalam penelitian ini. Berdasarkan beberapa faktor

yang mempengaruhi harga saham, penelitian ini menggunakan empat variabel

independen. Keempat variabel tersebut yaitu, Current Ratio, Debt to Equity Ratio,

Return on Asset dan Price Earning Ratio. Penelitian ini menggunakan ke-empat

1847
Indah Sulistya Dwi Lestari. Pengaruh CR, DER..

variabel tersebut karena mengukur kinerja perusahaan, dimana kinerja perusahaan

yang tinggi merupakan suatu keberhasilan perusahaan dalam memperoleh laba

berdasarkan aktivanya maupun berdasarkan modal sendiri.

Rasio likuiditas adalah sebuah cara untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya Wiagustini (2014). Kuswara (2012)

menemukan terdapatnya pengaruh yang signifikan dari Current Ration pada nilai

perusahaan Brigham, (2006:136), hal ini dapat diakbatkan karena tingginya CR

perusahaan menunjukan semakin tinggi pula kapabilitas manajemen perusahaan

memenuhi kewajiban perusahaan untuk membuat para stokeholder merasa lebih

safe memberikan modalnya ke perusahaan tersebut hal ini dapat memberikan

dampak peningkatan harga saham yang disebabkan karena CR yang tinggi.

Debt to equity ratio yang merupakan rasio yang digunakan untuk

menggambarkan struktur modal perususahaan melalui pinjaman yang diberikan

pada perusahaan Brigham, (2006:143). DER juga dapat digunakan untuk mengukur

seberapa besar perusahaan menggunakan pendanaan yang berasal dari utang dalam

permodalan (financial Debt to Equity Ratio) (Brigham, 2006:143).

Harahap (2009) menyatakan semakin tinggi DER berarti semakin tinggi pula

risiko yang mungkin dihadapi perusahaan. Tingginya DER dapat mengurangi

keuntungan dari perusahaan, DER merupakan perbandingan antara kewajiban

perusahaan dengan modal perusahaan, relatifnya semakin tinggi DER menunjukan

bahwa semakin besarnya proporsi hutang dalam modal perusahaan yang mana akan

menyebabkan risiko gagal bayar yang lebih tinggi Omete (2013). DER yang tinggi

mengindikasikan perusahaan harus membayar bunga yang tinggi pula. Secara

1848
E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 8, No. 3, 2019: 1844 - 1871

investor lebih merasa aman dengan memilih untuk berinvestasi pada perusahaan

dengan hutang yang lebih rendah (Nirmala et al.,2011). Hatta dan Dwiyanto (2012)

juga menemukan hasil yang serupa yaitu terdapatnya hubungan DER yang negatif

dan signifikan pada harga saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

tahun 2002–2006. Pradipta (2012) menemukan DER berpengaruh positif pada

harga saham perusahaan, karena DER yang tinggi dianggap sebagai sinyal optimis

yang diberikan manajemen perusahaan untuk investor.

Profitabilitas adalah rasio berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan keuntungan berdasarkan operasi perusahaan Wiagustini

(2014), rasio ini dapat di hitung dengan ROA yang mengukur kemampuan

menghasilkan laba dari total aktiva yang digunakan Wiagustini (2014). Arsita

(2012) menyatakan, perusahaan selalu berupaya agar ROA dapat selalu

ditingkatkan. ROA yang semakin tinggi menunjukkan semakin efektif perusahaan

memanfaatkan aktivanya untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak, dengan

semakin meningkatnya ROA maka kinerja perusahaan semakin baik. Penelitian ini

menggunakan ROA sebagai proksi karena ingin mengetahui pengaruh kinerja

perusahaan terhadap harga saham melalui total aktiva atau total aset yang dimiliki

oleh perusahaan.

Silviana dan Rocky (2013) menggunakan sampel perusahaan yang go public

di Bursa Efek Indonesia menunjukan ROA memiliki pengaruh positif tidak

signifikan terhadap harga saham. Haque dan Faruquee (2013) juga menemukan

hasil adanya pengaruh ROA positif tidak signifikan terhadap harga saham

perusahaan Pharmacy yang terdaftar di Dhaka Stock Exchange.

1849
Indah Sulistya Dwi Lestari. Pengaruh CR, DER..

Price Earning Ratio menunjukan seberapa besar para investor bersedia

dibayar untuk setiap keuntungan yang dilaporkan perusahaan sehingga merupakan

salah satu alat untuk mengukur kinerja perusahaan karena terdapat perbedaan hasil

penelitian dalam penelitian sebelumnya tentang pengaruh Price Earning Ratio

terhadap harga saham. Sanjeet (2011) menarik kesimpulan bahwa Price Earning

Ratio mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga saham pada

perusahaan manufaktur tahun 1993–2000 di Bursa Efek Bombay, India. Wang

Junjie (2013) menyatakan bahwa Price Earning Ratio tidak berpengaruh terhadap

harga saham pada obyek penelitian perusahaan non-loss yang terdaftar di Bursa

Efek Shanghai, Cina. Francisca (2008) mengatakan bahwa Price Earning Ratio

tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham pada sektor LQ 45 tahun 2003-

2006.

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan Pharmacy karena perusahaan pada

sektor ini memiliki persebaran jenis usaha yang luas serta memiliki harga saham

yang stabil yang dapat membuat para investor masih menjadi pilihan investasi pada

sektor manufaktur.

Teori sinyal mengatakan bahwa perusahaan memiliki kewajiban untuk

memberikan informasi laporan keuangan yang sebenar-benarnya pada pihak

eksternal, yaitu pemilik perusahaan atau pemilik saham perusahaan. Perwira dan

Darsono (2015) menyatakan bahwa dengan memberikan informasi tersebut maka

akan dapat menunjukkan bahwa kondisi perusahaan dalam keadaan baik sehingga

akan meningkatkan nilai perusahaan dan menunjukkan bahwa kondisi perusahaan

mempunyai nilai lebih keungggulan kompetitif dari perusahaan.

1850
E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 8, No. 3, 2019: 1844 - 1871

Saham merupakan salah satu surat berharga yang diperdagangkan dipasar

modal yang bersifat kepemilikan. Hermuningsih (2012:78), saham dapat

didefinisikan sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun institusi

dalam suatu perusahaan. Seorang investor yang memutuskan untuk membeli

saham maka investor menjadi pemilik atau pemegang saham perusahaan yang

bersangkutan.

Saham adalah tanda bukti penyertaan kepemilikian modal/dana pada suatu

perusahaan; kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, namaperusahaan,

disertai dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap pemegangnya;

persediaan yang siap untuk dijual (Fahmi, 2012:85).

Fahmi (2012:86), menyatakan dalam pasar modal ada dua jenis saham yang

paling umum dikenal oleh publik, yaitu saham biasa (common stock) dan saham

istimewa (preferred stock).

Current Ratio adalah rasio yang paling umum digunakan untuk mengukur

solvabilitas perusahaan dari kewajiban jangka pendeknya, pada rasio ini juga dapat

menunjukan perbandingan antara aset lancar dengan kewajiban lancar dan rasio ini

juga dapat merepresentasikan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban

jangka pendeknya dengan aset lancar yang tersedia.

Current Ratio yang rendah menunjukkan risiko, sedangkan Current Ratio

yang tinggi menunjukkan adanya kelebihan aktiva lancar, yang akan mempunyai

pengaruh yang tidak baik terhadap kinerja perusahaan. Aktiva lancar secara

umum menghasilkan return yang lebih rendah dibandingkan dengan aktiva

tetap.

1851
Indah Sulistya Dwi Lestari. Pengaruh CR, DER..

Debt to equity ratio mengukur kemampuan perusahaan memenuhi

kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Perusahaan yang tidak solvabel adalah

perusahaan yang total hutangnya lebih besar dibandingkan total asset dan

modalnya. Debt to Equity Ratio ini mengukur likuiditas jangka panjang perusahaan

dan dengan demikian memfokuskan pada sisi kanan neraca.

Khalid (2012) menyatakan Debt to Equity Ratio merepresentasikan

perbandingan antara kewajiban perusahaan dengan modal perusahaan, semakin

tinggi Debt to Equity Ratio menunjukan bahwa semakin besarnya proporsi hutang

dalam modal perusahaan yang mana akan menyebabkan resiko investasi yang lebih

tinggi.

Berdasarkan study literasi dan terdapatnya fenomena empiris terkait

berfluktuasinya harga saham perusahaan pharmacy pada periode 2014 - 2016. dan

terdapatnya research gap pada penelitian terdahulu, maka dapat dibentuk rumusan

masalah selayaknya berikut: (1) Apakah current ratio berpengaruh signifikan pada

harga saham; (2) Apakah debt to equity ratio berpengaruh signifikan pada harga

saham; (3) Apakah return on asset berpengaruh signifikan pada harga saham; (4)

Apakah price earning ratio berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Current ratio merupakan cara untuk mengukur tingkat likuiditas perusahaan

atau kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan

aset lancar yang tersedia. Kewajiban jangka pendek yang dimaksud seperti

membayar biaya operasional, membayar hutang jangka pendek. perusahaan

dikatakan likuid apabila posisi dana lancar yang tersedia lebih banyak dari utang

lancar perusahaan Wiagustini (2014:76).

1852
E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 8, No. 3, 2019: 1844 - 1871

Return on Asset atau disebut juga rentabilitas ekonomi ialah laba usaha

dengan modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba

tersebut dan dinyatakan dalam persentase (Riyanto, 2001:36). Rentabilitas ekonomi

sering pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh

modal yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan laba dikarenakan pengertian

rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal di dalam

suatu perusahaan.

Price Earning Ratio melihat harga saham relatif terhadap earning-nya.

Perusahaan yang diharapkan akan tumbuh tinggi (mempunyai prospek yang baik)

mempunyai Price Earning Ratio yang tinggi, sebaliknya perusahaan yang

diharapkan mempunyai pertumbuhan rendah akan mempunyai Price Earning Ratio

yang rendah. Price Earning Ratio merupakan rasio yang menggambarkan apresiasi

pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dibandingkan

harga sahamnya.

Penelitian ini menggunakan Current Ratio sebagai proksi dari Current Ratio

karena ingin mengetahui kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka

pendeknya melaluireturn saham. Perusahaan dalam operasionalnya

memperoleh laba yang optimal maka akan semakin lancar pembiayaan dan

pendanaan perusahaan tersebut, begitu juga sebaliknya. Hasil ini di dukung oleh

penelitian yang dilakukan Ulupui (2007) dan Prince (2014) yang menyatakan

bahwa Current Ratio berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan

penelitian yang dilakukan oleh Wijaya (2010) dan Pinkan (2013) yang

1853
Indah Sulistya Dwi Lestari. Pengaruh CR, DER..

menyimpulkan bahwa Current Ratio tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap

harga saham.

Kuswara (2012) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa terdapatnya

pengaruh positif dan signifikan dari Current Ratio pada harga saham perusahaan,

hal ini disebabkan karena semakin tingginya Current Ratio perusahaan

menunjukan semakin tinggi pula kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan

kewajibannya sehingga para investor merasa aman untuk menanamkan modalnya

ke perusahaan tersebut hal ini akan meningkatkan harga saham perusahaan yang

memiliki Current Ratio yang tinggi.

H1: Current ratio berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham

Debt to equity ratio akan memengaruhi harga saham karena DER dapat

mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban hutang. Harga

saham perusahaan akan maksimu apabila perusahaan dapat memperkecil biaya

penggunaan berbagai macam sumber dana. Oleh karena itu, perusahaan harus

mengkolaborasikan antara modal sendiri dengan sumber dana dari luar yang akan

menurunkan biaya modal perusahaan menjadi proporsi yang paling tepat, yang

kemudian akan meningkatkan harga saham perusahan, Martono dan Harjito

(2007:300). Pemenuhan kebutuhan dana untuk investasi, perusahaan akan

memadukan sumber dana permanen yang digunakan perusahaan dengan cara yang

dapat memaksimumkan harga saham perusahaan. Ukuran dari bauran pendanaan

yang digunakan perusahaan adalah Debt to Equity Ratio. Debt to Equity Ratio akan

mempengaruhi harga saham karena rasio ini digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam menutupi sebagian atau seluruh hutang- hutangnya

1854
E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 8, No. 3, 2019: 1844 - 1871

baik jangka panjang maupun jangka pendek yang berasal dari modal sendiri. Harga

saham perusahaan dapat dimaksimumkan, jika perusahaan dapat meminumkan

biaya penggunaan berbagai macam sumber dana. Perusahaan perlu

mengkombinasikan antara modal sendiri dengan sumber dana yang dapat

meminimalkan biaya modal perusahaan dalam proporsi yang paling tepat, sehingga

harga saham perusahaan dapat meningkat, Martono dan Harjito (2007:300).

H2: Debt to equity ratio berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham.

Nirmala et al (2011) menemukan pengaruh ROA yang positif signifikan

pada semakin tinggi keuntungan yang dapat di hasilkan perusahaan berdasarkan

aktivitas nya maka semakin banyak keuntungan yang di berikan pada pemegang

saham dan akan meningkatkan harga perusahaan. Indikator Return on Asset

merupakan salah satu indikator keuangan yang sering digunakan dalam menilai

kinerja perusahaan. Dengan meningkatnya Return on Asset berarti kinerja

perusahaan semakin baik dan sebagai dampaknya harga saham perusahaan semakin

meningkat. Dengan meningkatnya harga saham, maka harga saham perusahaan

yang bersangkutan juga meningkat. Teori tersebut juga konsisten dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Patel (2014) yang menyatakan bahwa Return on

Asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Hasil penelitian

yang sama dilakukan oleh Susilawati (2012) dan Nurmalasari (2009), menemukan

bahwa Return on Asset memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

harga saham. Hal ini berarti semakin tinggi Return on Asset suatu perusahaan,

maka semakin tinggi pula harga saham yang dihasilkan.

H3 : Return on asset berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham

1855
Indah Sulistya Dwi Lestari. Pengaruh CR, DER..

Price Earing Ratio menunjukan seberapa besar para investor bersedia

dibayar untuk setiap keuntungan yang dilaporkan perusahaan sehingga merupakan

salah satu alat untuk mengukur kinerja perusahaan. Sanjeet (2011) menarik

kesimpulan bahwa Price Earning Ratio mempunyai pengaruh positif dan

signifikan terhadap harga saham pada perusahaan. Price Earning Ratio, yaitu rasio

yang menunjukkan perbandingan antara harga saham dipasar atau harga perdana

yang ditawarkan dibandingkan dengan pendapat yang diterima. Rasio penilaian

pasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah Price Earning Ratio. Price

Earning Ratio digunakan oleh para investor untuk memprediksi kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba dimasa yang akan datang. Perusahaan yang

memiki Price Earning Ratio yang tinggi biasanya memiliki peluang tingkat

pertumbuhan yang tinggi, begitu juga sebaliknya perusahaan yang memiliki Price

Earning Ratio yang rendah biasanya memiliki tingkat pertumbuhan yang rendah.

H4: Price earning ratio berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham

METODE PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif asosiatif, yaitu untuk mengetahui pengaruh CR, DER ROA, dan PER

terhadap harga saham perusahaan. Objek penelitian ini adalah Pengaruh CR, DER,

ROA, PER terhadap harga saham pada perusahaan pharmacy di Bursa Efek

Indonesia.

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan Pharmacy yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia yang dapat diakses di www.idx.co.id. Data yang didapatkan

1856
E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 8, No. 3, 2019: 1844 - 1871

berbentuk Indonesian Capital Market Dictionary (ICMD) dan data historis lainya

yang berkaitan dengan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini.

Populasi penelitian inimenggunakan semua perusahaan Pharmacy di Bursa

Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan 8 sampel perusahaan Pharmacy yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan teknik penentuan sampel

purposive sampling, dimana tujuan menggunakan purposive sampling ialah untuk

mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan

peneliti. Adapun kriteria penentuan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan

Pharmacy yang memiliki laba atau profit karena variabel yang digunakan

merupakan alat untuk mengukur kinerja suatu perusahaan dimana perusahaan yang

memiliki kinerja perusahaan yang tinggi merupakan perusahaan yang sehat dalam

arti dapat memenuhi kewajibannya dan merupakan suatu keberhasilan dalam

memperoleh laba/profit.

Pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dilakukan dengan metode regresi

linier berganda. Dalam penelitian ini akan digunakan alat bantu berupa software

statistik yakni SPSS 13.0. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menguji

pengaruh dengan menggunakan variabel dependen (terikat) dan variabel

independen (bebas) (Pratama, 2014). Adapun persamaan regresi berganda dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y =α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + e……………………(1)

Keterangan:
Y = Harga Saham α = Konstanta
β1 – β4 = Koefisien regresi variabel independen
X1 = Current Ratio
X2 = Debt to Equity Ratio
X3 = Return On Asset
X4 = Price Earning Ratio

1857
Indah Sulistya Dwi Lestari. Pengaruh CR, DER..

e = Residual

Uji hipotesis yang digunakan antara lain; uji kelayakan model (F-test), uji

parsial (t-test) dan uji koefisien determinasi (R²).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Asset, dan Price

Earning Ratio terhadap Harga Saham pada perusahaan Pharmacy di Bursa Efek

Indonesia periode tahun 2014 hingga 2016. Berdasarkan laporan keuangan tahunan,

diperoleh hasil analisis statistik dekriptif sebagai berikut.

Tabel 1.
Hasil Analisis Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ROA (%) 24 -126.00 2532.00 1006.7500 733.34684
DER (%) 24 8.00 159.00 47.9583 37.25643
CR (%) 24 121.80 1025.42 26251.0870 24114.29004
PER (x) 24 -2313.00 35775.00 4254.6250 7305.97877
ClosingPrice 24 112.00 16000.00 2496.0417 3575.84996
Valid N (listwise) 24
Sumber: Data diolah, 2018

Tabel 1 di atas menunjukan terdapat 24 data yang di analisis yang di

peroleh dari jumlah sampel sebanyak 8 perusahaan dikalikan dengan periode

penelitian dari tahun 2014 hingga 2016 yaitu selama 3 tahun. Tabel tersebut juga

menjelaskan nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata dan standar deviasi dari

masing–masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini.

Vriabel Current Ratio nilai minimumnya adalah 121,8 yang terjadi pada

perusahaan PT. Indofarma Tbk pada tahun 2016, nilai maximum dari variabel

Current Ratio adalas sebesar 1025,42 yang terdapat pada perusahaan PT. Industri

Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk pada tahun 2014. Nilai rata–rata dari

1858
E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 8, No. 3, 2019: 1844 - 1871

variabel Current Ratio sebesar 2.6251 hal tersebut menunjukan bahwa rata-rata

aktiva lancar perusahaan yang termasuk dalam sampel adalah sebesar 2.6251 kali

lebih besar dari kewajiban lancar perusahaan. Artinya, banyak perusahaan yang

memiliki aktiva lancar tersedia yang lebih besar dari kewajiban lancar yang harus

dipenuhi perusahaan. Standar deviasi Current Ratio dari tabel di atas sebesar 2.4114

angka tersebut menunjukan bahwa penyimpangan distribusi variabel Current

Ratio pada perusahaan Farmasi dari rata-ratanya sebesar 2.4114.

Rasio Debt to Equity Ratio minimum adalah sebesar 0.08 yang terdapat pada

perusahaan PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk pada tahun 2014 dan

Rasio Debt to Equity Ratio maximum adalah sebesar 1.59 yang terdapat pada

perusahaan PT. Indofarma Tbk pada tahun 2016. Nilai rata–rata rasio Debt to

Equity Ratio sebesar 0,47 menunjukan bahwa rata-rata utang perusahaan yang

termasuk dalam sampel adalah sebesar 0,47 kali dibandingkan dengan modal

sendiri yang di miliki perusahaan, artinya banyak perusahaan yang menggunakan

pendanaan dari hutang jangka panjang dibandingkan dengan menggunakan modal

sendiri dalam pendanaan perusahaan. Standar deviasi rasio Debt to Equity

Ratio sebesar 0,37 menunjukan penyimpangan distribusi nilai variabel Debt to

Equity Ratio pada perusahaan Farmasi dari rata-ratanya sebesar 0,37.

Rasio Return on Asset minimum berdasarkan tabel diatas adalah sebesar -

1,26 yang terdapat pada perusahaan PT. Indofarma Tbk pada tahun 2016 dan rasio

Return on Asset maximum adalah sebesar 25.32 yang terdapat pada perusahaan PT.

Merck Tbk pada tahun 2014. Nilai rata–rata rasio Return on Asset adalah sebesar

10.06 yang artinya perusahaan mampu menghasilkan laba bersih 100.6 persen dari

1859
Indah Sulistya Dwi Lestari. Pengaruh CR, DER..

keseluruhan modal yang dimiliki perusahaan. Standar deviasi rasio Return on Asset

adalah sebesar 7,3 angka tersebut menunjukan bahwa penyimpangan distribusi nilai

variabel Return on Asset pada perusahaan Farmasi dari rata-ratanya adalah sebesar

7,3.

Rasio Price Earning Ratio minimum adalah sebesar -23,13 yang terdapat

pada perusahaan PT. Indofarma Tbk pada tahun 2014 dan nilai Price Earning Ratio

maximum adalah sebesar 357,75 yang terdapat pada perusahaan PT. Indofarma Tbk

pada tahun 2016. Nilai rata-rata Price Earning Ratio adalah sebesar 42.54

menunjukan bahwa pendapatan setelah pajak perusahaan 42.54 lebih besar dari

jumlah lembar saham yang beredar. Standar deviasi dari Price Earning Ratio adalah

sebesar 73,05 angka tersebut menunjukan penyimpangan distribusi nilai variable

Price Earning Ratio pada perusahaan Farmasi dari rata- ratanya adalah sebesar

73,05.

Harga Saham Perusahaan Farmasi minimum dapat dilihat dari tabel adalah

sebesar 112 yang terdapat pada perusahaan PT. Pyridam Farma Tbk. pada tahun

2015 dan harga saham maximum adalah sebesar 16.000 yang terdapat pada

perusahaan PT. Merck Tbk. Nilai rata-rata harga saham adalah sebesar 2496.04

menunjukan bahwa rata-rata harga saham penutupan perusahaan Farmasi pada tiap

tahunya adalah sebesar 2496.04. Standar deviasi harga saham adalah sebesar 3575

menunjukan penyimpangan harga saham perusahaan Farmasi dari rata-rata harga

saham.

Uji Normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov

(K-S). Hasil uji dinyatakan memiliki distrbusi normal Asymp. Sig (2-tailed)

1860
E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 8, No. 3, 2019: 1844 - 1871

melebihi nilai (α)= 0.05 atau 5%. Tabel 1 di bawah menunjukan variabel CR, DER,

ROA, dan PER memiliki distribusi normal. Terlihati dari nilai asymp. Sig (2-tailed)

sebesar 0.628 yang melebihi tingkat signifikansi (0.05). sekaligus menunjukan

bahwa model penelitian ini memiliki distribusi normal.

Tabel 2.
Hasil Uji Normalitas
Unstandardized Residual
N 23
Normal Paramaters Mean 0,000
Most Extreme Std.Deviation 360,49216198
Differences Absolute 0,158
Kolmogorov-Smirnov Positive 0,137
Z Negative -0,156
Asymp.Sig (2-tailed) 0,750
0,628
Sumber: Data diolah, 2018

Tabel 3.
Hasil Uji Autokorelasi (Model Summary)
Model R R Square Adjusted R Std. Error of Durbin
Square the Estimate Watson
1 0,896a 0,803 0,759 398,539 2,127
Sumber: Data diolah, 2018

Terlihat nilai Durbin - Watson 2,127 , jumlah sampel 24 dengan 4 variabel

bebas , dengan nilai dU =1.775 dan 4-dU= 2,224, terlihat nilai Durbin – Watson

pada table di atas berada di antara dU dan 4-dU yang yang sekaligus menunjukan

tidak terdapatnya gejala auto korelasi.

Tabel 4.
Durbin – Watson
Batas bawah Durbin – Watson Batas atas
(dU) = 1,775 2,127 (4-dU) = 2,224
Sumber: Data diolah, 2018

1861
Indah Sulistya Dwi Lestari. Pengaruh CR, DER..

Tabel 5.
Hasil Uji Multikolinieritas
Unstandardize Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Model B Std. Beta T Sig. Tolerance VIF
Error
1 (Constant) 296,998 0,707
420,104 0,489
Current ratio -0,249 -0,228 -1,536 0,142 0,497 2,013
0,162
Debt to equity -4,118 -0,19 -1,15 0,413 2,423
ratio 3,556 0,263
ROA 0,03 0,101 0,787 0,662 1,511
0,004 0,441
Price earning ratio 0,87 0,799 6,306 0,683 1,464
0,014 0,000
Sumber: Data diolah, 2018

Terlihat nilai tolerance untuk variabel CR, DER, ROA, dan PER secara

berturut–turut sebesar, 0.497, 0.413, 0.662, dan 0.683 dan terlihat tidak terdapat

nilai tolerance yang lebih kecil dari 0,10, untuk nilai VIF Variabel independent

seluruhanya sebesar, 2.013, 2.423, 1.511, dan1.464 dapat dilihat tidak terdapatnya

nilai VIF yang lebih kecil dari 10, makan tidak terdapat gejala multikolinearitas.

Pengujian Heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melakukan uji Glejser,

model regresi yang bebas dari gejala Heteroskedastisitas adalah model dengan

signifikansi variabel independent terhadap nilai absolut residual statistik di atas α =

0.05, dan pada penelitian ini tidak terdapat gejala heteroskedastisitas.

Tabel 6.
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 296,998 420,104 0,707 0,489
Current ratio -0,249 0,162 -0,228 -1,536 0,142
Debt to equity ratio -4,118 3,556 -0,19 -1,15 0,263
ROA 0,03 0,004 0,101 0,787 0,441
Price earning ratio 0,87 0,014 0,799 6,306 0,000
Sumber: Data diolah, 2018

1862
E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 8, No. 3, 2019: 1844 - 1871

Persamaan linear berganda yang didapat dari table di atas adalah sebagai

berikut:

Ŷ= 2803.019 – 811.929X1 + 91.101X2 + 66.676X3 + 9.593X4 Ui

Nilai koefisien regresi menunjukkan bahwa Current Ratio mempengaruhi

Harga Saham sebesar 0.228 dengan arah negatif sebesar -0,249. tingkat

signifikansi menunjukan angka 0.142 dimana lebih besar dari nilai α 0.05.

Berdasarkan hasil uji tersebut maka Current Ratio tidak berpengaruh signifikan

terhadap Harga Saham Perusahaan Farmasi di BEI periode tahun 2014–2016, hal

tersebut menunjukan bahwa penelitian tidak mendukung penelitian yang dilakukan

oleh Mahardika (2011) dan Kuswara (2012) akan tetapi mendukung penelitian dari

Pradipta (2012) dalam penelitiannya yang menemukan bahwa Current Ratio

memiliki pengaruh yang negatif terhadap harga saham perusahaan, hal ini

disebabkan apabila perusahaan dengan Current Ratio tinggi menunjukkan

adanya kelebihan aktiva lancar, yang akan mempunyai pengaruh tidak baik

terhadap kinerja perusahaan. Current Ratio yang terlalu tinggi mengindikasikan

terdapatnya idle fund (dana menganggur) yang tinggi pula, sehingga

mencerminkan perusahaan kurang mampudalam mengoperasionalkan asset

lancarnya sehingga dapat menimbulkan opportunity lost (kondisi merugi).

Nilai koefisien regresi menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio

mempengaruhi Harga Saham sebesar 0.19 dengan arah negatif sebesar - 4,118,

tingkat signifikansi menunjukan angka 0.263 dimana lebih besar dari nilai α 0.05.

Berdasarkan hasil uji tersebut maka Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh

signifikan dengan arah negatif terhadap Harga Saham Perusahaan Farmasi di BEI

1863
Indah Sulistya Dwi Lestari. Pengaruh CR, DER..

periode tahun 2014–2016, hal tersebut menunjukan bahwa penelitian mendukung

penelitian yang dilakukan oleh Nirmala et al.(2011) dan Hatta dan Dwiyanto

(2012) akan tetapi tidak mendukung penelitian dari Pradipta (2012) yang

menemukan adanya pengaruh Debt to Equity Ratio yang positif pada harga saham

perusahaan Farmasi Indonesia yang terdaftar di dalam LQ45 tahun 2009–2011

karena rasio Debt to Equity Ratio masih menjadi pertimbangan bagi para investor

untuk menanamkan modalnya pada perusahaan–perusahaan tertentu. Perusahaan

dengan Debt to Equity Ratio yang tinggi menunjukkan bahwa semakin besarnya

proporsi hutang yang dimiliki perusahaan tersebut, perusahaan akan lebih percaya

diri menggunakan pendanaan dari luar perusahaan sehingga perusahaan akan

berfokus pada penyelesaian kewajiban (membayar utang) bukan memberikan

keuntungan kepada pemegang saham.

Nilai koefisien regresi menunjukkan bahwa Return on Asset mempengaruhi

Harga Saham sebesar 0.101 dengan arah positif sebesar 0,03 tingkat signifikansi

menunjukan angka 0.441 dimana lebih besar dari nilai α 0.05. Berdasarkan hasil

uji tersebut maka Return on Asset tidak berpengaruh signifikan dengan arah positif

terhadap Harga Saham Perusahaan Farmasi di BEI periode tahun 2014–2016, hal

tersebut menunjukan bahwa penelitian tidak mendukung penelitian yang dilakukan

oleh Pradipta (2012) akan tetapi mendukung hasil penelitian dari Wang et

al.(2013) pada 60 perusahaan yang terdaftar di bursa saham Shanghai tahun 2011

menemukan adanya pengaruh Return on Asset yang positif pada harga saham

perusahaan karena Return on Asset perusahaan selalu dapat menggambarkan harga

saham perusahaan di masa yang akan datang. Nirmala et al.(2011) Menyatakan

1864
E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 8, No. 3, 2019: 1844 - 1871

semakin tingginya keuntungan yang dapat di hasilkan oleh perusahaan maka

kemampuan perusahaan untuk beroperasi akan menjadi lebih baik dan hal tersebut

dapat menstimulasi terjadinya peningkatan harga saham perusahaan di pasar

saham, hal tersebut dapat di artikan bahwa Return on Asset memiliki pengaruh

yang positif pada harga saham perusahaan.

Nilai koefisien regresi menunjukkan bahwa Price Earning Ratio

mempengaruhi Harga Saham sebesar 0.799 dengan arah positif sebesar 0,87,

tingkat signifikansi menunjukan angka 0.00 dimana lebih kecil dari nilai α 0.05.

Berdasarkan hasil uji tersebut maka Price Earning Ratio berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Harga Saham Perusahaan Farmasi di BEI periode tahun

2014–2016. Hasil tersebut tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh

Julia (2008), akan tetapi mendukung hasil penelitian dari Malintan (2012) yang

menyatakan bahwa semakin tinggi Price Earning Ratio maka harga saham dinilai

semakin tinggi oleh investor, sehingga Price Earning Ratio yang semakin tinggi

juga menunjukkan semakin mahal saham tersebut terhadap pendapatannya.

Penelitian Sugiartingingsih (2004) juga menemukan hasil bahwa Price Earning

Ratio secara signifikan berpengaruh positif terhadap harga saham. Semakin tinggi

Price Earning Ratio suatu perusahaan akan meningkatkan harga saham perusahaan

tersebut.

Penelitian ini membahas mengenai pengaruh variabel Current Ratio, Debt to

Equity Ratio, Return on Asset, dan Price Earning Ratio pada perusahaan Pharmacy

di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016. Hasil uji dalam penelitian ini bahwa

Price Earning Ratio berpengaruh signifikan terhadap harga saham dan Current

1865
Indah Sulistya Dwi Lestari. Pengaruh CR, DER..

Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Asset tidak berpengaruh signifikan dalam

harga saham.

Variabel pertama adalah Current Ratio memiliki pengaruh negatif tidak

signifikan terhadap harga saham pada perusahaan farmasi. Current Ratio

merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka

pendek dengan dana lancar. Perusahaan dengan Current Ratio yang tinggi

menunjukkan adanya kelebihan aktiva lancar yang akan mempunyai pengaruh tidak

baik terhadap kinerja perusahaan.

Variabel kedua adalah Debt to Equity Ratio memiliki pengaruh negatif tidak

signifikan terhadap harga saham pada perusahaan farmasi. Debt to Equity Ratio

mencerminkan kemampuan perusahaan membiayai usaha dengan pinjaman yang

disediakan pemegang saham. Perusahaan dengan Debt to Equity Ratio tinggi akan

lebih fokus untuk membayar utang bukan memberikan keuntungan kepada

pemegang saham, karena semakin tinggi Debt to Equity Ratio maka semakin besar

juga proporsi utang yang dimiliki perusahaan.

Variabel ketiga adalah Return on Asset memiliki pengaruh positif tidak

signifikan terhadap harga saham pada perusahaan farmasi. Return on Asset

merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Perusahaan dengan

Return on Asset tinggi memiliki kinerja perusahaan yang semakin baik dan

menunjukkan semakin efektif dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan

laba.

Variabel keempat adalah Price Earning Ratio memiliki pengaruh positif

signifikan terhadap harga saham pada perusahaan farmasi. Price Earning Ratio

1866
E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 8, No. 3, 2019: 1844 - 1871

merupakan suatu alat yang digunakan investor untuk memprediksi kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba dimasa datang. Perusahaan dengan Price

Earning Ratio yang tinggi akan mermiliki peluang tingkat pertumbuhan yang tinggi

pula.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan pembahasan yang telah di uraikan pada bab sebelumnya

dapat di peroleh simpulan bahwa Current Ratio tidak berpengaruh signifikan

terhadap Harga Saham Perusahaan Farmasi di BEI Periode 2014–2016. Hal

ini berarti dalam berinvestasi investor tidak memperhatikan likuiditas yang diukur

Current Ratio pada perusahaan Pharmacy periode 2014-2016.

Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham

Perusahaan Farmasi di BEI Periode 2014–2016. Hal ini berarti dalam

berinvestasi investor tidak memperhatikan adanya sumber dana yang tinggi yang

diukur menggunakan Debt to Equity Ratio pada perusahaan Pharmacy periode

2014-2016.

Return on Asset tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham

Perusahaan Farmasi di BEI Periode 2014–2016. Hal ini berarti bahwa investor

tidak memperhatikan aktiva yang berasal dari modal sendiri yang diukur

menggunakan Return on Asset pada perusahan Pharmacy periode 2014-2016.

Price Earning Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga

Saham Perusahaan Farmasi di BEI Periode 2014–2016. Hal ini berarti bahwa

investor memperhatikan Price Earning Ratio karena investor mengharapkan

adanya pertumbuhan perusahaan yang lebih tinggi pada perusahan Pharmacy

1867
Indah Sulistya Dwi Lestari. Pengaruh CR, DER..

periode 2014-2016.

Berdasarkan atas simpulan dan hasil analisis, dapat dikemukakan beberapa

saran sebagai berikut bagi peneliti selanjutnya, alangkah baiknya memperhatikan

bahwa secara parsial, hanya variabel Price Earning Ratio yang berpengaruh secara

signifikan terhadap Harga Saham perusahaan Farmasi di BEI perode 2014- 2016,

peneliti selanjutnya juga disarankan untuk mempertimbangkan faktor–faktor lain

yang yang dapat mempengaruhi Harga Saham perusahaan selain menggunakan

rasio keuangan Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return nn Asset dan Price

Earning Ratio. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk menggunakan objek

yang lebih luas, tidak hanya perusahaan di sub sektor Farmasi tetapi juga di sektor

lainnya, menambah periode penelitian yang lebih panjang sehingga hasilnya lebih

dapat digeneralisasi, menambahkan atau mengganti variabel baik faktor internal

maupun eksternal perusahaan yang lebih mempengaruhi Harga Saham

perusahaan.

Bagi perusahaan, diharapkan peneletian ini dapat menjadikan motivasi

untuk meningkatkan harga saham dengan indikasi kinerja perusahaan dan

memperhatikan Nilai PER dalam menentukan Investasi karena PER berpengaruh

positif signifikan terhadap harga saham sehingga dapat tercemin dalam laporan

keuangan yang disusun serta sebagai dasar pengambilan keputusan menyangkut

rasio kinerja keuangan terhadap investasi saham.

Bagi investor maupun kreditur, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan

dasar dalam penilaian kinerja manajemen yang menjadi awal dalam proses

transaksi dan proses pengambilan keputusan investasi.

1868
E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 8, No. 3, 2019: 1844 - 1871

REFRENSI
Alkhatib, Khalid. (2012). The Determinants of Debt to Equity Ratio of Listed
Companies,International Journal of Business and Social Science. Vol. 3 no.
24 Special Issue
Brigham, Eugene Fdan Houston, Joel F. (2006).Dasar-dasar Manajemen
Keuangan, Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat.

Clarke, A. Kevin. (2005). The Phantom Menace: Omitted Variable Bias in


Econometric Research. Conflict Management and Peace Science.
2(2).pp341-352

Darmadji, Tjiptono. (2012). Pasar Modal Di Indonesia: Pendekatan Tanya Jawab,


Edisi 3, Jakarta: Salemba Empat.

Ghozali, Imam. (2012). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS,


Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Harahap, Sofyan Syafri. (2010). Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.

Hartono, Jogiyanto. (2013). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi


Kedelapan. Yogyakarta: BPFE.

Hermuningsih, Sri. (2012). Pengantar Pasar Modal Indonesia. Yogyakarta: UPP


STIM YKPN
Hunjra, Ahmed Imran and Ijaz, Muhammad Shahzad and Chani, Muhammad Irfan
and Hassan, Sabih ul and Mustafa, Umer, (2014). Impact of Dividend policy,
Price earning ratio, Return on Equity, Profit after tax on Stock Prices.
Published in: International Journal Of Economics and Empricial Research,
Vol.2, No.3: 109-115
Husnan, Suad. (2009). Dasar-dasar Teori Portofolio Dan Analisis Sekuritas. Edisi
Keempat. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Haque, Samina and Murtaza Faruquee. (2013), Impact of Fundamental Factors on


Stock Price: A Case Based Approach on Pharmaceutical Companies Listed
with Dhaka Stock Exchange, International Journal of Business and
Management Invention, 2(9), pp.34-41.

Jauharia,Atika dan Bambang Sugeng. (2012). The Company Fundamental Factors


And Systematic Risk in Increasing Stock Price.Journal of Economics,
Business and Accountancy Ventura, 15(2), pp: 245 – 256

1869
Indah Sulistya Dwi Lestari. Pengaruh CR, DER..

Khan, Ather Azim dan Kanwal IqbalKhan. (2011). Dividend Policy and Stock
Prices – A Case of KSE- 100 Index Companies. Journal of Commerce, Vol.
321. Pp:1-25

Komala, Lieviea Angela Pinkan dan Paskah Ika Nugroho. (2013). The Effect of
Profitability Ratio, Liquidity, and Debt Towards Investment Return, Journal
of Business and Economic, Vol.4, no.11, pp.1176-1186

Martono, dan D Agus Harjito. (2007). Manajemen Keuangan. Cetakan keempat.


Yogyakarta: EKONISIA

Nirmala, P. S., P. S. Sanju, dan M. Ramachandran. (2011). Determinants Of Share


Prices In India. Journal of Emerging Trends in Economics and Management
Sciences (JETEMS), Vol. 2, no. 2. pp. 124-130.

Omete, Francis L. (2013). The Effects of Earnings Per Share, Dividend Per Share,
and Price To Earnings Ratio on Share Prices: The Case of Firms Listed at
Nairobi Securities Exchanges. International Journal Of Innovative Research
and Studies. 2 (9), pp: 30-50
Pasaribu, Rowland Bismark Fernando. (2008). Pengaruh Variabel Fundamental
terhadap Harga Saham Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode 2003-2006. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 2 (2), pp: 101-113

Patel, J. B, October. (2014)..Impact of Debt to Equity Ratio on Profitability: A Study


of Sabar Dairy,International Multidisciplinary Research Journal, Vol.1,
Issue 3, ISSN: 2349-7637
Perwira, Adi Baskara & Darsono. (2015). Analisis Pengaruh Manajemen Laba dan
Asimetri Informasi Terhadap Biaya Modal Ekuitas. Diponegoro Journal of
Accounting, 4 (4): 1-11, ISSN (Online): 2337-3806..

Pradipta, Gilang. (2012).The Influence Of Financial Ratio Towards Stock Price


(Empirical Study on Listed Companies in Indonesia Stock Exchange of LQ45
in 2009-2011). Journal of Financial and Accounting, 6(!), pp: 1-9
Sharma, Sanjeet, (2011). Determinans Of Equity Share Prices In India. Journal of
Arts, Sciences & Commerce, 2 (4), pp: 51-60
Silviana and Rocky. (2013). Analysis of Return on Assets and Earnings per Share
on the Stock Market in the Banking Companies In Bursa Efek Indonesia
(Indonesia Securities Exchange), Journal Of Global Business and
Economics, vol. 7, no.1. pp. 119-125
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfa Beta.
Wang, Junjie, Gang Fu, and Chao Luo. (2013). Accounting Information and Stock
Price Reaction of Listed Companies — Empirical Evidence from 60 Listed

1870
E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 8, No. 3, 2019: 1844 - 1871

Companies in Shanghai Stock Exchange. Journal of Business &


Management. 2(2), pp:11-21.

Wiagustini, Luh Putu. (2014). Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Denpasar


Udayana University Press.

1871

Anda mungkin juga menyukai