Anda di halaman 1dari 11

RISET & JURNAL AKUNTANSI

Volume 3 Nomor 2, Agustus 2019 e –ISSN : 2548-9224


https://doi.org/10.33395/owner.v3i2.158 p–ISSN : 2548-7507

Pengaruh Price Cash Flow Ratio (PCFR) dan


Price Sales Ratio (PSR) pada Return Saham
(STUDI PADA PERUSAHAAN RITEL TAHUN 2015-2016)

Atik Tri Andari1 Yohan Bakhtiar2


Politeknik Negeri Malang PSDKU Kediri Politeknik Negeri Malang PSDKU Kediri
Kediri Kediri
triatik1213@gmail.com yohan_bakhtiar@yahoo.co.id

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk mengetahui apakah rasio pasar atau valuation ratio berpengaruh
pada return saham. Emiten yang dipilih adalah emiten dari perusahaan ritel pada tahun 2015
sampai 2016. Penentuan sampel menggunakan metode purposive sampling. Analisis yang
digunakan untuk melihat besarnya pengaruh rasio pasar dengan dimensi Price Cash Flow Ratio
(PCFR) dan Price Sales Ratio (PSR) sebagai variabel independen terhadap return saham
sebagai variabel dependen adalah analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa Price Cash Flow Ratio (PCFR) berpengaruh terhadap return saham
ditolak dan Price Sales Ratio (PSR) berpengaruh terhadap return saham diterima. Hasil
penelitian dapat dikatakan bahwa investor tidak memandang Price Cash Flow Ratio (PCFR)
dalam menilai return saham, akan tetapi melihat Price Sales Ratio (PSR) dalam menilai return
saham.
Keywords : Rasio Pasar, Return Saham, Perusahaan Ritel

Indonesia sebesar 9,5% di tahun 2016.


I. Pendahuluan Berdasarkan data peningkatan
Perusahaan merupakan salah perusahaan ritel ini diharapkan
satu badan usaha yang melakukan menambah daya tarik investor untuk
kegiatan ekonomi, dimana usaha menanam saham di perusahaan ini.
pendirian usaha adalah untuk Daya tarik investor dalam
menghasilkan barang atau jasa. Salah menanam saham pada perusahaan ini
satu bentuk perusahaan di Indonesia dapat dilihat dari return saham yang
adalah perusahaan ritel. Menurut akan diterima. Menurut Arista dan
Soliha (2008), industri ritel adalah Astohar (2012), return saham
industri yang menjual produk dan jasa merupakan kelebihan harga jual saham
pelayanan yang telah diberi nilai di atas harga belinya, dimana semakin
tambah untuk memenuhi kebutuhan tinggi harga jual saham di atas harga
pribadi, keluarga, kelompok, atau belinya, maka semakin tinggi pula
pemakai akhir. Perusahaan ritel return yang diperoleh investor.
memberikan kontribusi yang besar Apabila seorang investor
terhadap Produk Domestik Bruto menginginkan return yang tinggi
(PDB) Indonesia, sehingga kontribusi maka, ia harus bersedia menanggung
ini meningkatkan kesejahteraan risiko lebih tinggi, demikian pula
masyarakat. Hal ini didukung dengan sebaliknya bila menginginkan return
adanya peningkatan perusahaan ritel di rendah, maka risiko yang akan

184
RISET & JURNAL AKUNTANSI
Volume 3 Nomor 2, Agustus 2019 e –ISSN : 2548-9224
https://doi.org/10.33395/owner.v3i2.158 p–ISSN : 2548-7507

ditanggung juga rendah. Hal ini berarti Salah satu rasio keuangan yang
dalam memperjualbelikan saham dapat digunakan untuk menganalisa
investor menganalisis sahamnya, return saham adalah rasio nilai pasar.
sehingga return yang diperoleh sesuai Menurut Widodo (2007) rasio pasar
dengan harapannya. adalah rasio yang digunakan untuk
Investor dapat melihat laporan mengukur nilai saham. Penelitian
keuangan perusahaan-perusahaan Meythi dan Mathilda (2012) menguji
tersebut dalam melakukan penilaian pengaruh rasio pasar, yaitu Price
dan analisa. Berdasarkan laporan Earning Ratio (PER) dan Price to
keuangan tersebut dapat diketahui Book Value (PBV) terhadap return
kinerja perusahaan dalam saham Indeks LQ45 pada tahun 2007-
menjalankan kegiatan usaha dan 2009. Hasil penelitian adalah (1) Price
kemampuan perusahaan dalam Earnings Ratio (PER) berpengaruh
mendayagunakan aktivitas usahanya negatif terhadap return saham, (2)
secara efisien dan efektif serta faktor Price to Book Value (PBV) tidak
di luar perusahaan ekonomi, politik, berpengaruh terhadap return saham,
finansial dan lain-lain. Investor yang dan (3) Price Earnings Ratio (PER)
tidak berspekulasi tentu dan Price to Book value (PBV) secara
memperhitungkan dan menilai kinerja simultan tidak berpengaruh terhadap
keuangan yang terdiri dari rasio-rasio return saham. Penelitian Purba,
keuangan dalam memilih saham. Sinaga, dan Situmorang (2015)
Analisis rasio keuangan dapat melakukan pengujian rasio pasar
membantu para pelaku bisnis dan dengan variabel Price Earning Ratio
pihak pemerintah dalam mengevaluasi (PER) terhadap return saham pada
keadaan keuangan perusahaan masa perusahaan food dan beverage yang
lalu, sekarang dan memproyeksikan terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
hasil atau laba yang akan datang Hasil penelitian menunjukkan bahwa
(Juliana dan Sulardi, 2003). Jadi, adanya pengaruh positif antara
rasio-rasio keuangan dapat return dan PER, menunjukkan bahwa
dimanfaatkan untuk mengukur kinerja investor menggunakan data PER
(performance) perusahaan, termasuk yang terdapat dalam laporan
mengukur maupun memprediksi laba keuangan emiten sebagai alat
dan perkiraan laba di masa yang akan analisis kesehatan suatu saham untuk
datang. Hal ini yang dapat menarik memperoleh hasil (return) yang layak
minat investor atau calon investor dari suatu investasi saham.
untuk menanamkan kelebihan Beberapa rasio pasar yang
uangnya di perusahaan tersebut berkaitan dengan return adalah Price
melalui pasar modal, terutama dengan Cash Flow Ratio (PCFR) dan Price
pembelian sekuritas seperti saham. Sales Ratio (PSR). Price cash flow
Berdasarkan hal tersebut, maka dari itu ratio adalah rasio yang digunakan
penelitian ini bertujuan untuk untuk menentukan harga saham suatu
mengetahui apakah rasio nilai pasar perusahaan yang dapat dicapai melalui
atau valuation ratio berpengaruh pada aliran kas (Bragg, 2010). Berdasarkan
return saham. rasio ini diharapkan investor dapat

185
RISET & JURNAL AKUNTANSI
Volume 3 Nomor 2, Agustus 2019 e –ISSN : 2548-9224
https://doi.org/10.33395/owner.v3i2.158 p–ISSN : 2548-7507

melihat return saham dari perspektif perusahaan dibandingkan dengan


laporan arus kas. Hal ini dikarenakan pendapatan, karena pendapatan
investor lebih banyak menganalisis mengandung transaksi non tunai yang
return saham berdasarkan laba lebih mudah dimanipulasi. Investor
perusahaan, sedangkan pada laba menggunakan data Price Earning
perusahaan mengandung transaksi non Ratio yang terdapat dalam laporan
tunai dan depresiasi yang dapat keuangan emiten sebagai alat
dimanipulasi. Berdasarkan hal analisis kesehatan suatu saham untuk
tersebut dapat dikatakan bahwa memperoleh hasil (return) yang layak
dengan adanya aliran kas, maka dapat dari suatu investasi saham. Investor
memperlihatkan dasar proyeksi arus menganggap bahwa semakin besar
kas di masa yang akan datang yang Price Earning Ratio memungkinkan
dapat diukur menggunakan return harga pasar dari setiap lembar
saham (Alexander dan Detriana, saham akan semakin baik, dengan
2013). Penelitian yang dilakukan oleh begitu investor akan memperoleh
Penelitian Tumbel, Tinangon, dan return dari perubahan harga saham
Walandouw (2017) menunjukkan (Purba, Sinaga, dan Situmorang,
bahwa arus kas operasi berpengaruh 2017). Berdasarkan hal tersebut
positif, tetapi tidak signifikan terhadap memperlihatkan bahwa hasil Price
return saham. Sedangkan, menurut Sales Ratio (PSR) bagian dari rasio
penelitian Alexander dan Detriana pasar tidak konsisten.
(2013), aliran kas operasi, laba sisa, Laporan keuangan yang baik
laba, dan market value added yang dikeluarkan oleh perusahaan
mempunyai pengaruh terhadap return dapat dijadikan tanda bahwa
saham. Penelitian Winarno (2013) perusahaan telah beroperasi secara
menunjukkan bahwa operating cash baik (Sunardi, 2010). Kemudian,
flow (OCF) tidak berpengaruh investor akan melihat sinyal untuk
signifikan positif terhadap return pengambilan keputusan itu dapat
saham. Berdasarkan hal tersebut melalui laporan keuangan. Sinyal bagi
memperlihatkan bahwa hasil Price investor ini dapat memberikan reaksi,
Cash Flow Ratio (PCFR) bagian dari sehingga reaksi pasar ini dapat dilihat
rasio pasar tidak konsisten. melalui return saham. Return saham
Price Sales Ratio (PSR) adalah yang semakin besar dapat dianalisis
rasio yang mengindikasikan pendapat melalui laporan keuangan yang baik.
investor perusahaan terhadap Hal ini sesuai dengan Teori Signal
penjualan untuk menilai saham bahwa laporan keuangan yang baik
(Bragg, 2010). Price sales ratio adalah yang terlihat bahwa operasi
mencerminkan kapitalisasi pasar weusahaan berjalan dengan baik.
dengan penjualan perusahaan dalam Laporan ini dapat dilihat berdasarkan
setahun. Rasio ini membandingkan rasio-rasio keuangan perusahaan.
antara harga saham dengan hasil Salah satu rasio keuangan yang dapat
penjualan bersih per saham. Hasil digunakan untuk menganalisa return
penjualan merupakan informasi yang saham adalah rasio pasar atau
lebih relevan dalam menilai keadaan valuation ratio. Hal ini dikarenakan

186
RISET & JURNAL AKUNTANSI
Volume 3 Nomor 2, Agustus 2019 e –ISSN : 2548-9224
https://doi.org/10.33395/owner.v3i2.158 p–ISSN : 2548-7507

rasio nilai pasar (valuation ratio) adalah data keuangan yang diambil
mencerminkan arus kas perusahaan, dari laporan keuangan perusahaan
sehingga dapat dijadikan informasi yang listing di Bursa Efek Indonesia.
alternatif dalam menilai kinerja dan Populasi pada penelitian ini
prospek perusahaan, pada saat laba adalah laporan keuangan perusahaan
mempunyai peluang yang besar untuk ritel yang listing di Bursa Efek
tersentuh praktek manipulasi. Indonesia (BEI) periode 2015 sampai
Penjelasan pada paragraf- 2016. Penentuan sampel
paragraf sebelumnya menunjukkan menggunakan metode purposive
bahwa penelitian terkait rasio pasar sampling, yaitu penentuan sampel dari
(valuation ratio) terhadap return populasi yang ada berdasarkan
saham perlu dilakukan dikarenakan kriteria. Kriteria yang dipakai dalam
beberapa alasan. Pertama, adanya penentuan sampel adalah sebagai
fenomena bahwa perusahaan ritel di berikut :
Indonesia mengalami peningkatan 1. Perusahaan ritel telah terdaftar di
hingga 9,5% di tahun 2016. Kedua, BEI di tahun 2014 sampai 2017,
penelitian sebelumnya mengalami sehingga data tersedia untuk
ketidakkonsistenan hasil terkait rasio menghitung variabel-variabel
pasar khususnya Price Cash Flow penelitian.
Ratio (PCFR) dan Price Cash Ratio 2. Perusahaan ritel yang tidak keluar
(PSR) terhadap return saham. oleh dari BEI periode tahun 2014
karena itu, penelitian ini menguji sampai 2017.
ulang mengenai rasio pasar terhadap 3. Perusahaan ritel menyajikan data
return saham, sehingga hasil dari laporan keuangan secara lengkap
penelitian ini diharapkan dapat mulai tahun 2014 sampai 2017.
memberikan referensi baru bagi Teknik analisis untuk melihat
akademisi dan investor terkait analisis besarnya pengaruh rasio pasar dengan
rasio pasar terhadap return saham. dimensi Price Cash Flow Ratio
(PCFR) dan Price Sales Ratio (PSR)
sebagai variabel independen terhadap
II. Metode Penelitian return saham sebagai variabel
Penelitian ini merupakan dependen, maka digunakan analisis
penelitian kuantitatif. Menurut regresi linier berganda.
Arikunto (2006), penelitian kuantitatif
dituntut menggunakan angka dari III. Hasil Penelitian
mengumpulkan data, penafsiran Deskripsi Sampel Penelitian
terhadap data tersebut, serta Populasi yang dipilih dalam
penampilan hasilnya. Penelitian ini penelitian ini adalah perusahaan ritel
ditujukan untuk meneliti rasio yang konsisten terdaftar di Bursa Efek
penilaian (valuation ratio) dengan Indonesia (BEI) tahun 2014 sampai
dimensi Price Cash Flow Ratio 2017. Berikut adalah rincian jumlah
(PCFR) dan Price Sales Ratio (PSR). sampel akhir berdasarkan kriteria
Jenis data yang digunakan yaitu data pengambilan sampel.
sekunder. Data sekunder penelitian ini

187
RISET & JURNAL AKUNTANSI
Volume 3 Nomor 2, Agustus 2019 e –ISSN : 2548-9224
https://doi.org/10.33395/owner.v3i2.158 p–ISSN : 2548-7507

Tabel 1. Kriteria Pengambilan Descriptive Statistics


Sampel N Min Max Mean Std.
Kriteria Jumlah Deviati
Perusahaan on
Perusahaan ritel 23 PCFR 34 - 7297 - 2565.4
yang terdaftar 12824. .36 144.6 0971
di Bursa Efek 91 687
Indonesia pada PSR 34 0.07 28.6 2.632 6.3850
tahun 2014- 6 2 3
2017 Retur 34 -1280 3473 77741 114749
Perusahaan (1) n 2219 923 266
tersebut tidak Saha 0
keluar secara m
terus-menerus Valid 34
pada tahun N
2014-2017 (listw
Perusahaan (5) ise)
yang tidak Tabel 2 menunjukkan
menyajikan deskriptif statistik masing-masing
data laporan variabel penelitian. Nilai minimum
keuangan Price Cash Flow Ratio (PCFR) adalah
keuangan sebesar -12824.91. Nilai maksimum
secara lengkap Price Cash Flow Ratio (PCFR) adalah
pada tahun sebesar 7297,36. Nilai rata-rata Price
2014-2017 Cash Flow Ratio (PCFR) adalah
Sampel Akhir 17 sebesar -144,6687. Nilai deviasi
Penelitian standar Price Cash Flow Ratio
(PCFR) adalah 3293,57. Nilai
Analisis Data minimium Price Sales Ratio (PSR)
Hasil statistik deskriptif adalah sebesar 0,07. Nilai maksimum
memberikan suatu gambaran suatu Price Sales Ratio (PSR) adalah
data. Data yang digunakan untuk sebesar 28,66. Nilai rata-rata Price
menguji hipotesis, yaitu Price Cash Sales Ratio (PSR) adalah 2,6322. Nilai
Flow Ratio (PCFR), Price Sales Ratio deviasi standar Price Sales Ratio
(PSR), dan return saham. Hasil (PSR) adalah sebesar 6.38503. Nilai
analisis deskriptif data perusahaan minimum return saham adalah sebesar
adalah sebagai berikut: Rp -1280,-. Nilai maksimum return
saham adalah sebesar Rp 347322190,-
. Nilai rata-rata return saham adalah
sebesar Rp 77741923,-. Nilai deviasi
standar return saham adalah sebesar
Tabel 2. Hasil Statistik Deskriptif Rp 114749266,-.
Variabel Penelitian Pengujian terhadap asumsi
klasik bertujuan untuk mengetahui

188
RISET & JURNAL AKUNTANSI
Volume 3 Nomor 2, Agustus 2019 e –ISSN : 2548-9224
https://doi.org/10.33395/owner.v3i2.158 p–ISSN : 2548-7507

apakah suatu model regresi tersebut Model Unstandardiz Collinearity


baik atau tidak jika digunakan untuk ed Statistics
melakukan penaksiran. Suatu model Coefficients
dikatakan baik apabila bersifat BLUE B Std. Toleranc VIF
(Best Linear Unbiased Estimator), Error e
yaitu memenuhi asumsi klasik atau 1 (Cons 5.37 1.896
terhindar dari masalah-masalah uji tant) 0E7 E7
normalitas, multikoliniearitas, PCFR 692. 6910. .998 1.002
autokorelasi, heteroskedastisitas. 788 374
a. Uji Normalitas PSR 917 27764 .998 1.002
Pada umumnya hasil uji 077 85
normalitas dapat berupa analisis grafik 6
yaitu dengan menggunakan grafik a. Dependent Variable: Return Saham
normal plot. Berikur adalah hasil uji Berdasarkan Tabel 3, maka hasil
normalitas. Gambar 1 berikut perhitungan nilai tolerance
menunjukkan bahwa grafik menunjukkan tidak ada variabel
memberikan pola distribusi yang independen yang memiliki nilai
mendekati normal, pada grafik terlihat Variance Inflation Factor (VIF)
titik-titik menyebar di sekitar garis menunjukkan hal yang sama dimana
diagonal serta penyebarannya ada di tidak ada satu variabel independen
sekitar garis diagonal. yang memiliki nilai VIF lebih dari 10.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak
ada multikolinieritas antar variabel
independen dalam model regresi.

c. Uji Autokorelasi
Pengujian autokorelasi dapat
dilakukan dengan melihat nilai output
SPSS untuk Durbin-Watson (DW).
Tabel 4 berikut merupakan nilai
Durbin-Watson untuk uji autokorelasi.
Tabel 4. Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb
Gambar 1. Hasil Uji Normalitas Model R R Square Durbin-
Watson
b. Uji multikolinieritas
1 .511a .261 1.259
regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi di antara variabel a. Predictors: (Constant), PSR, PCFR
independen. Tabel 3 berikut Berdasarkan Tabel 4 diperoleh
menjelaskan hasil multikolinieritas nilai Durbin-Watson (DW) sebesar
dari model regresi: 1,259. Dilihat pada tabel Durbin
Tabel 3. Hasil Uji Multikolinieritas Watson dengan tingkat signifikansi
Coefficientsa 5%, untuk n yang berjumlah 34

189
RISET & JURNAL AKUNTANSI
Volume 3 Nomor 2, Agustus 2019 e –ISSN : 2548-9224
https://doi.org/10.33395/owner.v3i2.158 p–ISSN : 2548-7507

perusahaan sampel dengan 2 variabel Model R Adjusted R Square


bebas (k’ = 2) diperoleh nilai dl = 1 .511 a
.214
1,333 dan dU = 1,580. Rentang a. Predictors: (Constant), PSR, PCFR
Durbin-Watson untuk tingkat Berdasarkan tabel di atas
signifikansi 5% yaitu 0 < 1,259 < besarnya adjusted R2 adalah 0,214.
1,333, maka nilai Durbin-Watson (d) Hal ini berarti 21,4% variasi return
sebesar 1,259 berada diantara nilai 0 saham dapat dijelaskan oleh variasi
dan 1,333. Hal ini dapat diperoleh variabel Price Cash Flow Ratio dan
kesimpulan bahwa model regresi Price Sales Ratio.
tersebut sudah bebas dari masalah b. Uji Statistik t
autokorelasi. Uji statistik t dilakukan untuk
d. Uji Heteroskedastisitas menunjukkan seberapa jauh pengaruh
Model regresi yang baik adalah satu variabel independen secara
homoskedastisitas atau tidak terjadi individual dalam menerangkan variasi
heterokedastisitas. Pendeteksiaan variabel dependen. Hasil uji statistik t
terhadap ada tidaknya dijelaskan dalam Tabel 6 berikut
heterokedastisitas dapat dilihat Tabel 6. Uji Statistik t
melalui gambar grafik scatterplot. Coefficientsa
Grafik scatterplot untuk uji Model t Sig.
heterokedastisitas adalah pada
Gambar 2 berikut. 1 (Constant 2.832 .008
)
PCFR .100 .921
PSR 3.303 .002
a. Dependent Variable: Return Saham
Berdasarkan tabel di atas, dapat
diketahui pengaruh secara parsial dari
variabel Price Cash Flow Ratio
(PCFR) dan Price Sales Ratio (PSR)
terhadap return saham. Berdasarkan
hasil uji statistik t di atas, variabel
Gambar 2. Grafik Scatterplot independen untuk PCFR yang
dimasukkan ke dalam model regresi
Hasil Uji Hipotesis dengan tingkat signifikansi sebesar 5%
a. Uji Koefisien Determinan adalah tidak signifikan. Hal ini
Koefisien determinasi berguna dikarenakan nilai signifikansi 0,921
untuk mengukur seberapa jauh lebih besar dari 0,05. Kemudian untuk
kemampuan model dalam variabel independen PSR signifikan
menerangkan variasi variabel pada tingkat signifikansi 5%,
independen. Penjelasan hasil koefisien dikarenakan nilai signifikansinya
determinasi dari model regresi sesuai sebesar 0,002 lebih kecil dari 0,05. Hal
dengan Tabel 5 berikut. ini dapat disimpulkan bahwa secara
Tabel 5. Koefisien Determinasi parsial variabel return saham tidak
Model Summary dapat dipengaruhi oleh Price Cash

190
RISET & JURNAL AKUNTANSI
Volume 3 Nomor 2, Agustus 2019 e –ISSN : 2548-9224
https://doi.org/10.33395/owner.v3i2.158 p–ISSN : 2548-7507

Flow Ratio (PCFR), akan tetapi digunakan untuk menentukan harga


dipengaruhi Price Sales Ratio (PSR). saham suatu perusahaan yang dapat
c. Uji Statistik F dicapai melalui aliran kas (Bragg,
Uji statistik F bertujuan untuk 2010). Price cash flow ratio digunakan
menunjukkan apakah semua variabel investor untuk mengevaluasi daya
independen yang dimasukkan dalam tarik investasi dari sudut pandang
model mempunyai pengaruh secara sebuah saham perusahaan. Arus kas
bersama-sama terhadap variabel operasi merupakan salah satu faktor
dependen. Pada tabel 7 berikut fundamental perusahaan yang dapat
dipaparkan hasil uji signifikansi dilihat investor sebagai salah satu
simultan (uji statistik F). cara untuk menenentukan investasi.
Tabel 7. Uji Statistik F Hal ini dikarenakan perusahaan harus
ANOVAb mengeluarkan dividen yang dibayar
Model Sig. secara tunai dan untuk membeli aset
1 Regression .009a untuk melakukan operasi perusahaan
Residual membutuhkan uang tunai (kas). Price
Total cash flow ratio tidak berpengaruh
a. Predictors: (Constant), PSR, secara signifikan dikarenakan
PCFR informasi arus kas operasi tidak
b. Dependent Variable: Return digunakan investor sebagai
Saham pengambilan keputusan investasi. Hal
Berdasarkan uji ANOVA atau ini selain arus kas operasi juga terdapat
F test didapat nilai F hitung sebesar faktor lain seperti faktor teknikal dan
5,482 dengan probabilitas 0,009. Hasil faktor-faktor lain seperti kondisi
probabilitas lebih besar dari 0,05, ekonomi dan politik yang dapat
maka dari itu Price Cash Flow Ratio mempengaruhi return saham namun
(PCFR) dan Price Sales Ratio (PSR) tidak diteliti. Hasil penelitian ini
terhadap return saham secara bersama- konsisten dengan penelitian yang
sama tidak berpengaruh terhadap dilakukan oleh Wibowo (2009) bahwa
return saham. Berikut adalah informasi arus kas tidak
rangkuman hasil pengujian hipotesis mempengaruhi return saham
penelitian ini. perusahaan. Akan tetapi hasil ini tidak
Berdasarkan hasil regresi sesuai dengan penelitian penelitian
diketahui bahwa hipotesis pertama Alexander dan Detriana (2013)
yang menyatakan bahwa price cash Soesetio dan Anam (2011), dimana
flow ratio berpengaruh terhadap return arus kas operasi mempengaruhi return
saham ditolak. Hal ini terlihat bahwa saham. Hal ini berarti perusahaan yang
nilai t-hitung pada price cash flow telah dipandang investor memiliki
ratio sebesar 0,100 lebih kecil price cash flow ratio tinggi memiliki
dibandingkan dengan nilai t-tabel return sahamnya lebih rendah dan
yaitu 1,691 (df = 34), serta nilai perusahaan yang memiliki price cash
signifikansi sebesar 0,921 lebih besar flow ratio yang rendah memiliki return
dari tingkat signifikansi 5%. Price saham yang tinggi. Dapat disimpulkan
cash flow ratio adalah rasio yang bahwa investor tidak memandang

191
RISET & JURNAL AKUNTANSI
Volume 3 Nomor 2, Agustus 2019 e –ISSN : 2548-9224
https://doi.org/10.33395/owner.v3i2.158 p–ISSN : 2548-7507

informasi mengenai price cash flow return saham yang rendah. Dapat
ratio sebagai tolak ukur dalam menilai disimpulkan bahwa investor
return saham untuk kepentingan memandang informasi mengenai price
investasi mereka. sales ratio sebagai tolak ukur dalam
Berdasarkan hasil regresi dapat menilai return saham untuk
diketahui bahwa hipotesis kedua yang kepentingan investasi mereka.
menyatakan bahwa price sales ratio
berpengaruh terhadap return saham SIMPULAN
diterima. Hal ini dapat dilihat dari Penelitian ini bertujuan untuk
price sales ratio nilai t-hitung sebesar mengetahui apakah rasio nilai pasar
3,303 lebih besar dibandingkan atau valuation ratio berpengaruh pada
dengan nilai t-tabel yaitu 1,691 (df = return saham. Rasio nilai pasar di ukur
34), serta nilai signifikansi sebesar dengan price cash flow ratio dan price
0,002 lebih kecil dari tingkat sales ratio. Sampel yang digunakan di
signifikansi 5%. Price Sales Ratio dalam penelitian ini sebanyak 17
(PSR) adalah rasio yang perusahaan ritel dari tahun 2014 –
mengindikasikan pendapat investor 2017. Hipotesis pertama yang
perusahaan terhadap penjualan untuk menyatakan bahwa price cash flow
menilai saham (Bragg, 2010). Sama ratio berpengaruh terhadap return
seperti price earning ratio, price sales saham ditolak. Hal ini berarti
ratio merefleksikan berapa banyak perusahaan yang dipandang investor
yang harus dibayarkan investor untuk memiliki price cash flow ratio tinggi
setiap penjualan perusahaan. Price justru return sahamnya lebih rendah
sales ratio merupakan salah satu dan perusahaan yang memiliki price
indikator yang digunakan investor cash flow ratio yang rendah memiliki
dalam pengambilan keputusan return saham yang tinggi. Hipotesis
investasi dikarenakan pada rasio ini kedua yang menyatakan bahwa adanya
terlihat seberapa banyak penjualan price sales ratio berpengaruh terhadap
yang dihasilkan dari modal yang return saham diterima. Perusahaan
mereka investasikan. Selain itu pada yang dipandang investor memiliki
rasio ini terlihat pwnjualan perusahaan price sales ratio tinggi memiliki return
sebenarnya tanpa berdampak pada sahamnya lebih tinggi dan perusahaan
penyesuaian. yang memiliki price sales ratio yang
Hasil penelitian ini konsisten rendah memiliki return saham yang
dengan penelitian Purba, Sinaga, dan rendah. Hasil penelitian ini
Situmorang (2017) yang menunjukkan menunjukkan bahwa investor tidak
bahwa pengaruh Price Earning Ratio memandang price cash flow ratio
cukup signifikan dan positif dalam menilai return saham, akan
terhadap return saham. Hal ini berarti tetapi investor memandang price sales
perusahaan yang telah dipandang ratio dalam menilai return saham.
investor memiliki price sales ratio Penelitian ini diharapkan
tinggi memiliki return saham lebih mampu memberikan tambahan
tinggi dan perusahaan yang memiliki mengenai teori di bidang akuntansi,
price sales ratio yang rendah memiliki khususnya di bidang akuntansi

192
RISET & JURNAL AKUNTANSI
Volume 3 Nomor 2, Agustus 2019 e –ISSN : 2548-9224
https://doi.org/10.33395/owner.v3i2.158 p–ISSN : 2548-7507

keuangan dan pasar modal. Selain itu, Arikunto, S. 2006. Prosedur


penelitian ini diharapkan mampu Penelitian Suatu
dijadikan perbandingan dan tambahan Pendekatan Praktik. Rineka
referensi bagi peneliti selanjutnya Cipta: Jakarta
mengenai obyek yang sejenis dan
sebagai acuan untuk mendalami Arista, Desy dan Astohar. 2012.
mengenai rasio nilai pasar (valuation Analisis Faktor-faktor yang
ratio) dan return saham. Terakhir, Mempengaruhi Return
hasil penelitian ini diharapkan akan Saham (Kasus pada
memberi masukan bagi perusahaan, Perusahaan Manufaktur
baik yang terdaftar di bursa maupun yang Go Public di BEI
yang tidak, terkait rasio nilai pasar Periode Tahun 2003-2009).
(valuation ratio) dan return saham. Jurnal Ilmu Manajemen dan
Hasil penelitian diharapkan juga dapat Akuntansi Terapan Vol. 3
memberikan informasi yang berguna No.1
bagi investor, kreditur dan lainnya
Bragg, Steven M. 2010. Business
dalam memahami kandungan
Ratios and Formulas a
informasi akuntansi sebagai
Comprehensive Guide.
pertimbangan pengambilan keputusan.
John Wiley & Sons Inc:
Penelitian ini memiliki beberapa
United States of America
keterbatasan. Keterbatasan-
keterbatasan tersebut antara lain: Ghozali, I. 2012. Aplikasi Analisis
1. Penelitian ini hanya Multivariate dengan
menggunakan perusahaan ritel Program SPSS. Edisi 3.
saja, sehingga hasil penelitian Cetakan 5. Badan Penerbit
ini tidak bisa digeneralisasi Universitas Diponegoro.
untuk industri keuangan. Semarang.
2. Penelitian ini tidak memasukkan
atribut rasio pasar yang lain, Juliana, Roma Uly dan Sulardi. 2003.
seperti price earnings ratio, dan Manfaat Rasio Keuangan
price to book value ratio Dalam Memprediksi
Perubahan Laba Perusahaan
Manufaktur. Jurnal Bisnis
& Manajemen, Vol. , No. 2

DAFTAR PUSTAKA Meythi, dan Mathilda, Mariana. 2012.


Pengaruh Price Earnings
Alexander, Nico dan Destriana, Ratio dan Price to Book
Nicken. 2013. Pengaruh Value terhadap Return
Kiinerja Keuangan Saham Indeks LQ 45
Terhadap Return Saham. (Perioda 2007-2009). Jurnal
Jurnal Bisnis dan Akuntansi Akuntansi Vol. 4 No. 1 Mei,
Vol 15, No. 2, Desember, Hal 1-21.
Hlm. 123-132

193
RISET & JURNAL AKUNTANSI
Volume 3 Nomor 2, Agustus 2019 e –ISSN : 2548-9224
https://doi.org/10.33395/owner.v3i2.158 p–ISSN : 2548-7507

Muizudin. 2015. Analisis Rasio Sunardi, Harjono. 2010. Pengaruh


Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja dengan
Untuk Menilai Kinerja ROI dan EVA terhadap
Keuangan. Jurnal Ilmu dan Return Saham pada
Riset Manajemen Volume Perusahaan yang tergabung
4, No. 5, Mei, hlm.1-18. dalam Indeks LQ45 di
Bursa Efek Indonesia.
Purba, Imelda R., Sinaga, Ria V., dan Jurnal Akuntansi, Vol. 2,
Situmorang, Zakarias. No. 1, Hal. 70-92
2015. Analisis Price
Earning Ratio (PER) Tumbel, Gilbert A., Tinangon, Jantje,
Terhadap Return Saham dan Walandouw, Stanley K.
Pada Perusahaan Food dan 2017. Pengaruh Laba
Beverage. Conference Akuntansi dan Arus Kas
Paper September 2015. Operasi Terhadap Return
https://www.researchgate.n Saham Pada Perusahaan
et/publication/318796318 Manufaktur Sektor Industri
diakses pada tanggal 20 Mei Barang Konsumsi Yang
2018 pukul 12.15. Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal EMBA
Soliha, Euis. 2008. Analisis Industri Vol 5 No. 1 Maret 2017,
Ritel di Indonesia. Jurnal Hal. 173-183.
Bisnis dan Ekonomi,
Vol.15, No. 2, Hlm: 128- Widodo, Saniman. 2007. Analisis
142 Pengaruh Rasio Aktivitas,
Rasio Profatibilitas dan
Soesetio, Yuli dan Anam, Anam, M. Rasio Pasar terhadap Return
Khoirul. Pengaruh Rasio Saham Syariah dalam
Arus Kas Terhadap Return Kelompok Jakarta Islamic
Saham Perusahaan Index (JII) Tahun 2003-
Manufaktur Kelompok 2005. Tesis. Universitas
Basic Industry and Diponegoro
Chemicals (Tahun 2008-
2009). Modernisasi, Vol. 7
No. 1 Februari, Hal. 24-39

194

Anda mungkin juga menyukai