Anda di halaman 1dari 17

Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen

P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430


Volume 9 No 2 (2020)

PENGARUH EARNING PER SHARE, RETURN ON ASSETS, DAN DEBT TO EQUITY


RATIO TERHADAP HARGA SAHAM
Muhammad Fala Dika
Prodi Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta
dikafala@gmail.com
Hiras Pasaribu
Prodi Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta
hiras.pasaribu@upnyk.ac.id

Abstrak: Pengaruh Earning Per Share, Return On Assets, dan Debt to Equity Ratio
Terhadap Harga Saham. Penelitian ini berujuan, untuk mengetahui pengaruh Earning Per
Share (EPS), Return On Assets (ROA), dan Debt to Equity Ratio (DER) dari, ROA terhadap
harga saham. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan industri makanan dan minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2015 – 2018 sebanyak 19 perusahaan. Teknik
penarikan sampel menggunakan metode purposive sampling, dengan kriteria yang ditentukan
dalam penelitian ini. Sesuai kriteria penarikan sampel diperoleh sampel jumlah 13 perusahaan
Metode analisis data menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan
variable EPS dan ROA berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan DER tidak
berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Kata Kunci: EPS, ROA, DER , Harga Saham.

Abstract: The influence of Earning Per Share, Return On Assets, and Debt to Equity Ratio
on Stock Price. This study aims to determine the effect of Earning Per Share (EPS), Return On
Assets (ROA), and Debt to Equity Ratio (DER) of, ROA on stock prices. This research has been
conducted on 19 companies in the food and beverage industry listed on the Indonesia Stock
Exchange in the 2015 - 2018. The sampling technique uses a purposive sampling method, with
the criteria determined in this study. As per the sampling criteria, a sample of 13 companies
has been obtained. The purpose of data analysis used multiple regression analysis. The results
of this study indicate that EPS and ROA variables have a significant effect on stock prices,
while DER has no significant impact on stock prices.

Keywords: EPS, ROA, DER, Stock Price.

PENDAHULUAN 2018) mendefinisikan harga pasar saham


Harga saham merupakan salah satu adalah harga jual dari investor yang satu
indikator penting bagi investor untuk kepada investor yang lain setelah saham
menilai keberhasilan pengelolaan tersebut dicantumkan di bursa.
perusahaan masa yang akan datang (Efendi Kepercayaan investor atau calon investor
& Ngatno, 2018). Jika harga saham suatu sangat bermanfaat bagi perusahaan, karena
perusahaan selalu mengalami kenaikan, semakin banyak orang yang percaya
maka investor atau calon investor menilai terhadap perusahaan maka keinginan untuk
bahwa peruasahaan berhasil dalam berinvestasi pada perusahaan akan semakin
mengelola usahanya. (Efendi & Ngatno, kuat. Semakin banyak permintaan terhadap

258
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 9 No 2 (2020)

saham suatu perusahaan, maka dapat bahwasannya sepanjang tahun 2018,


menaikkan harga saham perusahaan industri sektor makanan dan minuman
tersebut. Jika harga saham yang tinggi mampu tumbuh sebesar 7,91% atau
dapat dipertahankan maka kepercayaan melampaui pertumbuhan ekonomi nasional
investor atau calon investor terhadap di angka 5,17%. Bahkan, pertumbuhan
perusahaan juga semakin tinggi dan hal ini produksi industri manufaktur besar dan
dapat menaikkan nilai perusahaan. sedang di triwulan IV-2018 naik sebesar
Sebaliknya, jika harga saham mengalami 3,90 % (y-on-y) terhadap triwulan IV-2017,
penurunan secara terus menerus maka dapat salah satunya disebabkan oleh
menurunkan nilai perusahaan dimata meningkatnya produksi industri minuman
investor atau calon investor. yang mencapai 23,44%. Selanjutnya,
Perkembangan dunia industri saat ini industri makanan dan minuman menjadi
berjalan dengan begitu pesat sehingga salah satu sektor yang menopang
menciptakan persaingan yang semakin peningkatkan nilai investasi nasional, yang
ketat, para pelaku bisnis pun dituntut untuk pada tahun 2018 menyumbang hingga
lebih kreatif dan memiliki keunggulan Rp56,60 triliun. Realisasi total nilai
kompetitif dibanding dengan para investasi di sektor industri manufaktur
pesaingnya. Industri makanan dan sepanjang tahun lalu mencapai Rp222,3
minuman merupakan salah satu dari sekian triliun. Fenomena tersebut juga tak lepas
banyak industri yang mengalami dari peran investor, yang sudah
persaingan yang sangat ketat, hal ini dapat menanamkan modalnya di perusahaan
ditunjukkan dengan semakin banyaknya makanan dan minuman. Fenomena tersebut
pelaku usaha yang memasuki sektor diperkuat dengan tercapainya perusahaa
industri ini. Sektor industri barang makanan dan minuman menjadi favorit
konsumsi sendiri adalah sebuah industri investor versi Kemenperin tahun 2015.
yang bergerak dalam memproduksi Penelitian-penelitian yang pernah
kebutuhan masyarakat berupa makanan dan dilakukan sebelumnya mengenai faktor-
minuman sebagai kebutuhan pokok sehari- faktor yang memengaruhi harga saham di
hari. Bursa Efek Indonesia antara lain penelitian
Seperti yang dinyatakan oleh yang dilakukan oleh (Datu & Maredesa,
Kementerian Perindustrian (Sumber www. 2017) melakukan penelitian tentang
kemeperin.go.id diposting 18 Februari pengaruh Earning Per Share (EPS)
2019, diakses 22 Februari 2020) mencatat, terhadap harga saham. Penelitian ini

259
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 9 No 2 (2020)

bertujuan membuktikan pengaruh Earning On Asset (ROA) terhadap harga saham.


Per Share (EPS) terhadap harga saham Penelitian ini bertujuan untuk
karena beberapa penelitian terdahulu membuktikan pengaruh Return On Asset
menunjukkan hasil yang berbeda. Hasil (ROA) terhadap harga saham. Penelitian ini
penelitian tersebut sesuai dengan penelitian menunjukkan bahwa ROA berpengaruh
yang dilakukan oleh (Winda Tristanti & terhadap harga saham. Akan tetapi,
Sari Marliani, 2019) yang menunjukkan penelitian yang dilakukan oleh (Meyer et
bahwa EPS berpengaruh terhadap harga al., 1970) menunjukkan bahwa ROA tidak
saham. Namun demikian hasil dari berpengaruh terhadap harga saham.
penelitian (Putra & Kindangen, 2016) tidak Debt to Equity Ratio (DER) adalah
menunjukkan adana pengauh EPS terhadap rasio untuk mengukur kemampuan
harga saham. perusahaan dalam menutup sebagian atau
Return on Assets (ROA) seluruh hutangnya, dengan dana yang
menunjukkan kemampuan perusahaan berasal dari dana sendiri perusahaan.
menghasilkan keuntungan atau laba dari Dengan kata lain, rasio ini mengukur
aktiva yang dipergunakan (Efendi & seberapa besar total pasiva yang terdiri atas
Ngatno, 2018). Apabila rasio ini presentase modal perusahaan sendiri
menunjukkan ukuran yang lebih baik atas dibandingkan dengan besarnya hutang yang
profitabilitas perusahaan, maka aktiva yang dimiliki masing-masing perusahaan.
dioperasionalkan akan menunjukkan Besarnya rasio ini, menunjukkan
efektifitas manajemen dalam menggunakan proporsi modal perusahaan yang diperoleh
aktiva untuk memperoleh keuntungan atau dari hutang dibandingkan dengan sumber-
laba. Semakin tinggi ROA maka semakin sumber modal lain seperti saham preferen,
tinggi pula kemampuan perusahaan untuk saham biasa atau laba yang ditahan.
menghasilkan keuntungan. ROA yang Semakin tinggi proporsi DER,
tinggi akan menarik investor untuk menyebabkan laba perusahaan semakin
menanamkan modalnya kepada tidak menentu dan menambah
perusahaan. Hal ini karena dianggap kemungkinan bahwa perusahaan tidak
berhasil menghasilkan laba yang tinggi dan dapat memenuhi kewajiban pembayaran
berdampak pada deviden yang akan hutangnya (Setyorini, Maria, 2016). Oleh
diterima oleh investor. karena itu, semakin tinggi proporsi rasio
Pada Variabel lain (Setyorini, Maria, hutang akan semakin tinggi pula risiko
2016) melakukan penelitian tentang Return Financial suatu perusahaan. Tinggi

260
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 9 No 2 (2020)

rendahnya risiko keuangan perusahaan modal adalah kegiatan yang bersangkutan


secara tidak langsung dapat memengaruhi dengan Penawaran Umum dan
harga saham perusahaan tersebut. Maka, perdagangan efek, perusahaan publik yang
perusahaan dengan DER yang rendah akan berkaitan dengan efek yang diterbitkannya,
lebih diminati oleh para calon investor serta lembaga dan profesi yang berkaitan
karena risiko keuangannya yang lebih dengan efek sebagaimana dimaksud dalam
sedikit. undang-undang mengenai pasar modal.
Berdasarkan fenomena dan uraian Pengertian Harga Saham
diatas, masih ada kesenjangan hasil pada Harga saham adalah harga pasar atau
peneliti-peneliti terdahulu. Maka disini sekuritas saham yang terjadi karena adanya
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian interaksi antara permintaan dan penawaran
kembali mengenai faktor-faktor yang pasar, yang secara dasar ditentukan oleh
memengaruhi harga saham pada aktiva yang diwakilinya (Adi & Lesmana,
perusahaan makanan dan minuman yang 2017). Pada pasar yang efisien, harga
terdaftar di BEI tahun 2015-2018. saham berubah berdasarkan informasi yang
ada (Datu & Maredesa, 2017). Dalam
KAJIAN LITERATUR persaingan pasar seperti di Bursa Efek
Pengertian Pasar Modal Indonesia interaksi yang terjadi antara
Pasar modal merupakan kegiatan pembeli dan penjual menghasilkan harga
yang bersangkutan dengan penawaran pada tingkat keseimbangan (equilibrium
umum dan perdagangan efek, perusahaan price) atau yang biasa disebut juga dengan
publik yang berkaitan dengan efek yang istilah market value. Harga pasar saham
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang aktif diperdagangkan dapat dilihat di
yang berkaitan dengan efek. Efek adalah surat kabar. Harga penutupan (closing
surat berharga, yaitu surat pengakuan price) menunjukkan harga pasar saham
hutang, surat berharga komersial, saham, (market value) pada akhir hari
obligasi, tanda bukti hutang, unit diperdagangkan. Menurut (Winda Tristanti
penyertaan investasi kolektif, kontrak & Sari Marliani, 2019) perubahan harga
berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari saham dapat dilihat di sekitar tanggal ex-
efek (Presiden Republik Indonesia, 1995). dividend, yang menyatakan harga saham
Sedangkan menurut (Undang-Undang suatu perusahaanakan turun sebesar dividen
Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 yang dibagikan. Tapi para spekulan akan
Tentang Perbankan Syariah, 2008), pasar membeli saham sehari sebelum tanggal ex-

261
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 9 No 2 (2020)

dividend dan menjual pada tanggal ex- modal (investor) sering menggunakan
dividend dengan harapan harga saham istilah income stock and growth stock
setelah tanggal ex-dividend tidak turun, (Winda Tristanti & Sari Marliani, 2019).
sehingga spekulan tersebut akan menerima Mereka kelihatannya membeli saham yang
dividen dan capital gain. Selanjutnya (Adi & sedang tumbuh terutama dengan
Lesmana, 2017) dalam Signalling Theory, pengharapan memperoleh keuntungan
mengemukakan mengenai sinyal yang modal dan mereka lebih berminat pada
diberikan perusahaan melalui laporan pertumbuhan pendapatan pada masa
keuangan meliputi analisis rasio-rasio mendatang daripada dalam dividen tahun
keuangannya, seperti ROA dan EPS untuk berikutnya. Sebaliknya mereka membeli
mempengaruhi keputusan investor dalam incomestock terutama untuk memperoleh
berinvestasi. dividen tunai.
Rumus EPS (Earning Per Share)
EPS (Earning Per Share)
menurut (Watung & Ilat, 2016) adalah
Dapat dikatakan, bahwasannya EPS
sebagai berikut :
merupakan laba yang akan diterima oleh
investor atas setiap lembar saham yang ia 𝐸𝐴𝑇
EPS =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐿𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚
belikan. EPS merupakan perbandingan
antara laba bersih setelah pajak pada suatu ROA (Retutn On Asset)
tahun buku dengan jumlah saham yang Return On Asset menunjukkan

diterbitkan (Datu & Maredesa, 2017). Di kemampuan perusahaan dalam

dalam perhitungan EPS, terdapat dua jenis menghasilkan laba dari aktiva yang

EPS, yaitu : dipergunakan, juga merupakan rasio laba

A. EPS Historis yaitu EPS yang dihitung bersih terhadap total aktiva yang digunakan

berdasarkan kinerja perusahaan pada untuk mengukur pengembalian atas total

tahun buku yang telah lampau. EPS aktiva setelah bunga dan pajak. ROA

historis merupakan nilai yang telah adalah rasio yang menunjukkan

terjadi pada masa lampau. kemampuan perusahaan menghasilkan laba

B. EPS Proyektif EPS yang diperkirakan bersih bagi semua investor dari modal yang

akan terjadi dengan asumsi sesuai diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva

dengan proyeksi kinerja emiten. (Asri, 2017). Lebih lanjut (Suhadi, 2019)
menyatakan rate of return on assets adalah
Earning Per Share (EPS)
kemampuan dari modal yang
menyatakan bahwasannya para penanam
diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva

262
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 9 No 2 (2020)

untuk mengasilkan keuntungan bagi semua Tinggi rendahnya risiko keuangan


investor (pemegang obligasi saham). perusahaan secara tidak langsung dapat
Rendahnya pengembalian basic earning memengaruhi harga saham perusahaan
point (BEP) perusahaan dan tingginya tersebut.
biaya bunga karena penggunaan kewajiban Rumus DER (Debt to Equity Rstio)
di atas rata-rata yang menyebabkan laba menurut (Dewi, 2018) adalah sebagai
bersih relatif rendah. berikut :
Rumus ROA (Return On Asset) 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
DER =
menurut (Watung & Ilat, 2016) adalah 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠

sebagai berikut : Kerangka Konseptual


𝐸𝐴𝑇 Berikut ini adalah kerangka
ROA =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
pemikiran teoritis dalam penelitian ini:
DER (Debt to Equity Ratio)
Menurut (Nurfadillah, 2011), DER EPS

adalah perbandingan atau rasio antara utang


terhadap ekuitas. Rasio ini menunjukkan ROA
Harga
Saham
risiko perusahaan, dimana semakin rendah
DER mencerminkan semakin besar
DER
kemampuan perusahaan dalam menjamin
utangnya dengan ekuitas yang dimiliki.
Besarnya rasio ini menunjukkan besarnya Gambar 1: Kerangka Konseptual
modal perusahaan yang diperoleh dari Berdasarkan kerangka konseptual di
utang dibandingkan dengan sumber- atas, maka dapat dinyatakan hipotesis
sumber modal yang lainnya, seperti saham penelitian sebagai berikut:
preferen, saham biasa atau laba yang H1 : EPS berpengaruh signifkan terhadap
ditahan. Semakin tinggi proporsi DER, pengungkapan harga saham
maka menyebabkan laba perusahaan H2 : ROA berpengaruh signifkan terhadap
semakin tidak menentu dan menambah pengungkapan harga saham
kemungkinan bahwa perusahaan tidak H3 : DER berpengaruh signifkan terhadap
dapat memenuhi kewajiban pembayaran pengungkapan harga saham
utangnya. Oleh karena itu, semakin tinggi METODE PENELITIAN
proporsi rasio utang akan semakin tinggi Penelitian ini akan dilakukan dengan
pula risiko keunagan suatu perusahaan. menguji pengaruh antara variable-variabel

263
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 9 No 2 (2020)

bebas terhadap variable terkait. Desain yang diperlukan dalam penelitian ini berupa
penelitian ini adalah desain penelitian laporan keuangan perusahaan makanan dan
kuantitatif. Desain penelitian kuantitatif, minuman yang terdaftar di Bursa Efek
merupakan penelitian yang dilakukan oleh Indonesia (BEI) tahun 2015 sampai dengan
seseorang untuk menguji hipotesis- 2018. Sumber data dari situs publikasi
hipotesis yang sudah dirumuskan Indonesia Stock Exchange (IDX),
sebelumnya oleh peneliti dan kemudian Indonesia Capital Market Directory
membuat analisis perhitungan berdasarkan (ICMD) dan sumber lainnya. Aapabila data
data-data yang diperoleh dari berbagai yang diambil terdapat beberapa masalah
sumber. Diharapkan dengan menggunakan maka peneliti akan melakukan pengecekan
desain penelitian ini, didapatkan pengaruh ulang data ke annual report dan laporan
Earning Per Share (EPS), Return On Asset publikasi perusahaan yang terdapat di
(ROA), dan Debt to Equity Ratio (DER) website Bursa Efek Indonesia (BEI).
terhadap harga saham perusahaan makanan
Sampel Penelitian
dan minuman yang terdaftar di BEI.
Sampel yang diambil harus
Untuk memperoleh data sekunder representative terhadap populasi. Teknik
tersebut peneliti melakukan studi pustaka pengambilan sampel yang digunakan dalam
dan dokumentasi terhadap data-data yang penelitian ini adalah metode purposive
berkaitan dengan permasalahan penelitian. sampling, yaitu pengambilan sampel
Jenis data yang digunakan dalam penelitian berdasarkan kriteria
ini adalah data sekunder dalam bentuk tertentu sesuai dengan yang dikehendaki
timeseries (data runtut waktu). Data yang oleh peneliti.
akan digunakan diperoleh dari laporan Sampel dalam penelitian ini
perusahaan yang di publish di website berjumlah 13 perusahaan yang diperoleh
masing-masing perusahaan maupun di dengan menggunakan teknik purposive
www.idx.co.id. sampling. Dengan karakteristik sampel
sebagai berikut:
Populasi
1) Perusahaan makanan dan minuman
Populasi yang digunakan pada
yang terdaftar di Bursa Efek
penelitian ini adalah berjumlah 19
Indonesia (BEI) dari tahun 2015
perusahaan makanan dan minuman yang
sampai dengan 2018 yang telah
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
menerbitkan laporan keuangannya 4
pada tahun 2015 sampai dengan 2018. Data
tahun berturut-turut.

264
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 9 No 2 (2020)

2) Perusahaan yang menghasilkan laba 𝑋3 : Debt to Eqity Ratio (DER)


(profit) positif secara 4 tahun ∈ : Random Error
berturut-turut.
Dalam menganalisis data penelitian
3) Penelitian ini menggunakan data
ini, menggunakan dua model pengujian,
publikasi laporan keuangan tahun
yaitu:
2015 sampai dengan 2018 sesuai
dengan yang dibutuhkan, baik data 1) Uji Asumsi Klasik

mengenai Earning Per Share (EPS), Pengujian ini dilakukan untuk


Return On Asset (ROA), Debt To menguji bahwa asumsi-asumsi yang
Equity Ratio (DER), dan harga melekat pada model regresi yang dihasilkan
saham. terpenuhi sehingga sifat dari regersi yang

Model dan Teknik Analisis Data BLUES (Best Linear Unbiased Estimator)

Metode analisis yang digunakan dapat tercapai. Pengujian asumsi klasik

dalam penelitian ini adalah analisis regresi yang dilakukan meliputi:

linear berganda. Analisis regresi linier a) Uji Multikolinearitas


berganda adalah hubungan secara linear
Multikolinearitas adalah keadaan
antara dua atau lebih variabel independen
dimana ada hubungan linear secara
dengan satu variabel dependen yang
sempurna atau mendekati sempurna antara
digunakan untuk memprediksi atau
variabel independen dalam model regresi.
meramalkan suatu nilai variabel dependen
Model regresi yang baik adalah yang
berdasarkan variabel independent
terbebas dari masalah multikolinearitas.
(Priyatno, 2016). Model analisis regresi
Konsekuensi adanya multikolinearitas
linear berganda dinyatakan dengan
adalah koefisien korelasi tidak tertentu dan
persamaan sebagai berikut :
kesalahan menjadi sangat besar atau tidak
Y = a + 𝑏1 𝑋1 + 𝑏2 𝑋2 + 𝑏3 𝑋3 + ∈
terhingga.
Keterangan:
Y : Harga Saham (Closing Variabel yang menyebabkan
Price) multikolinearitas dapat dilihat dari nilai
a : Konstanta tolerance yang lebih kecil dari 0,1 atau nilai
𝑏1−3 : Koefisien Regresi VIF yang lebih besar dari nilai 10 (Duwi,
𝑋1 : Earning Per Share (EPS) 2011:93). Maka, jika dari output regresi
𝑋2 : Return On Asset (ROA) didapatkan nilai tolerance lebih dari 0,1 dan

265
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 9 No 2 (2020)

VIF jurang dari 10, sehingga tidak terjadi tidak menghasilkan kesimpulan yang
multikolinearitas. pasti.
d) Uji Normalitas
b) Uji Heterokedastisitas
Normalitas data merupakan syarat
Heteroskedastisitas adalah varian
pokok yang harus dipenuhi dalam analisis
residual yang tidak sama pada semua
parametik. Untuk yang menggunkan
pengamatan di dalam model regresi. Uji
analisis parametik seperti analisis
heteroskedastisitas dalam penelitian ini
perbandingan 2 rata-rata, variansi satu arah,
menggunakan Rank Spearman.
korelasi, regresi, dan sebagainya. Maka
Pengambilan keputusannya yaitu :
perlu dilakukan uji normalitas terlebih
1. Jika nilai signifikansi atau Sig. (2-
dahulu. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
tailed) lebih besar dari nilai 0,05
apakah data tersebut berdistribusi normal
maka dapat dikatakan bahwa tidak
atau tidak.
terjadi gejala heteroskedastisitas.
Normalitas suatu data penting, karena
2. Jika nilai signifikansi atau Sig. (2-
dengan data yang terdistribusi normal,
tailed) lebih kecil dari nilai 0,05 maka
maka data tersebut dianggap dapat
dapat dikatakan bahwa terjadi gejala
mewakili suatu populasi. Dalam penelitian
heteroskedastisitas.
ini, peneliti menggunakan dasar
pengambilan keputusan dengan uji
c) Uji Autokorelasi
normalitas kolmogorv-smirnov, yang
Autokorelasi adalah hubungan yang
disajikan dengan bentuk tabel.
terjadi antara residual dari pengamatan satu
dengan pengamatan yang lainnya. Model 2) Uji Hipotesis
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
Hpotesis adalah pernyataan mengenai
autokorelasi. Untuk mendeteksi ada atau
sesuatu hal yang harus diuji kebenarannya.
tidaknya autokorelasi, maka nilai DW akan
Berikut cara analisis untuk menguji
dibandingkan dengan DW table.
hipotesis:
Kriterianya adalah:
1. Jika DW < dL atau DW > 4-dL, a) Koefisien Determinasi

berarti terdapat autokorelasi. Pengujian ini menjelaskan seberapa

2. Jika DW terletak diantara dU dan 4- besar perilaku dari variabel independen

dU berarti tidak ada autokorelasi. mampu menjelaskan perilaku/variasi dari

3. Jika DW terletak diantara dL dan dU variabel dependen. Pengukuran ini

atau diantara 4-dU dan 4-dL, maka menjelaskan goodness of fit dari model

266
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 9 No 2 (2020)

dimana semakin mendekati nilai 1 maka jika nilai sig. < 0,05 maka artinya variabel
model semakin goodness of fit sementara independen (X) secara parsial berpengaruh
semantara semakin mendekati 0 maka terhadap variabel dependen (Y).
model semakin tidak goodness of fit.
HASIL PENELITIAN DAN
b) Uji F
PEMBAHASAN
Uji F digunakan untuk mengetahui
Penyajian Data Penelitian
pengaruh secara bersama-sama antara
Berdasarkan tabel 1, perusahaan yang
variable independen terhadap variable
menerbitkan annual report pada tahun
dependen. Uji F merupakan pengujian
2015-2018 yang terdaftar di BEI sebanyak
hubungan regresi secara simultan dari
19 perusahaan. Perusahaan yang tidak
variabel-variabel dependen yang bertujuan
memenuhi kriteria purposive sampling
untuk menguji apakah secara bersama-
sebanyak 6 perusahaan. Maka didapatkan
sama seluruh variabel independen
observasi penelitian sebanyak 13 x 4 tahun
mempunyai pengaruh yang signifikan
= 52 observasi penelitian.
terhadap variable dependennya. Jika
nilai sig < 0,05 maka variabel independen Tabel 1: Kriteria Pemilihan Sampel
Penelitian
secara bersama- sama atau simultan No Keterangan Jumlah
1. Perusahaan makanan dan 19
berpengaruh terhadap variabel dependen.
minuman yang terdaftar di
c) Uji t BEI di tahun 2015 sampai
dengan tahun 2018.
Pengujian ini dilakukan untuk 2. Perusahaan yang (5)
menguji apakah secara individu (masing- mencatatkan kerugian.
3. Perusahaan yang tidak (1)
masing) variabel independen mempunyai menerbitkan laporan
keuangan tahunan 4 tahun
pengaruh yang signifikan terhadap variable berturut-turut.
dependennya. Uji-t test adalah pengujian Jumlah perusahaan sampel 13

koefisien regresi masng-masing variable


Analisis Statistik Deskriptif
independen terhadap variable dependen
untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Tabel 2 : Analisis Statistik Deskriptif
variable independent terhadap variabel Descriptive Statistics
N Min Max
dependen. Hasil pengujian uji t ini dapat EPS 52 4,69 2082,66
dilakukan dengan cara membandingkan ROA 52 ,01 ,53
DER 52 ,16 1,95
antara t hitung dengan t tabel atau dengan Harga 52 63 30500
Saham
cara membandingkan probabilitas dari t
hitung dengan alpha 5%, dengan ketentuan

267
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 9 No 2 (2020)

Tabel 2 memberikan gambaran Model regresi berdistribusi normal


tentang jumlah pengamatan, maksimum, jika nilai dari signifikansi > 0,05.
minimum pada perusahaan-perusahaan Berdasarkan tabel 3, bahwasanya nilai dari
sampel. Jumlah pengamatan dalam Asym. Sig. (2-tailed) > 0,05. Maka data
penelitian yaitu 52 observasi. Variabel EPS pada penelitian ini berdistribusi dengan
memiliki milai minimum sebesar 4,69, normal atau dengan kata lain memenuhi
yaitu data milik PT Budi Strach & asumsi normalitas.
Sweetener pada tahun 2015. Nilai Tabel 3 : Uji Normalitas
maksimum sebesar 2082,66, yaitu data One Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200
milik PT Mayora Indah Tbk pada tahu
2015 dengan rata-rata 236,7862, dan Uji Multikolinearitas
simpangan baku sebesar 321,21333.
Tabel 4 : Uji Multikolinearitas
Variabel ROA memiliki nilai minimum
Variable Tolerance VIF Kesimpulan
sebesar 0,01, yaitu pada perusahaan PT Hitung
EPS ,841 1,189 Non
Budi Strach & Sweetener tahun 2015. Nilai
multikolinearitas
maksimum sebesar 0,53 yaitu data milik PT ROA ,841 1,189 Non
multikolinearitas
Multi Bintang Indonesia Tbk pada tahun DER 1,000 1,000 Non
2017, dengan rata-rata sebesar 0,1146 dan multikolinearitas
Harga
simpangan baku sebesar 0,10678. Variabel Saham
DER memiliki nilai minimum sebesar 0,16,
Tidak terjadi gejala multikolinearitas,
yaitu data milik PT Ultra Jaya Milk
jika nilai tolerance > dari 0,100 dan nilai
Industry pada tahun 2018. Nilai maksimum
VIF (variance inflation factor) < 10,00.
sebesar 1,95 dengan rata-rata 0,9050 pada
Berdasarkan tabel 4 diatas, nilai tolerance
PT Budi Strach & Sweetener Tbk dan
dari EPS sebesar 0,841. Nilai tolerance dari
simpangan baku sebesar 0,48339. Variabel
ROA sebesar 0,841 dan nilai tolerance dari
harga saham, sebagai variabel dependen
DER sebesar 1,000. Berdasarkan angka
memiliki nilai minimum sebesar 63 yaitu
tersebut maka seluruh variabel mempunyai
data milik PT Budi Strach & Sweetener
nilai diatas 0,100.
tahun 2015. Nilai maksimum sebesar 30500
Nilai VIF variabel EPS yaitu sebesar
yaitu data milik PT Mayora Indah Tbk pada
1,189, variabel ROA sebesar 1,189 dan
tahun 2015, dengan rata-rata 4281,31 dan
variabel DER sebesar 1,000. Berdasarkan
simpangan baku sebesar 5444,404.

Uji Normalitas

268
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 9 No 2 (2020)

angka tersebut maka nilai VIF seluruh Dengan K=3, serta N=52 maka dapat
variabel dibawah 10,00. diperoleh dari tabel durbin Watson sebesar
Berdasarkan dasar pengambilan 1,676. Hasil dari (4-dU) adalah 2.324.
keputusan serta uraian diatas, maka data Dengan dasar pengambilan keputusan
pada penelitian ini lolos dari uji seperti diatas, maka diperoleh du (1,676) <
multikolinearitas atau dengan kata lain data Durbin Watson (2,221) < 4-dU (2,324).
penelitian ini tidak ada gejala Berdasarkan hasil tersebut maka data
multikolinearitas. penelitian ini tidak ada gejala autokorelasi.

Uji Heteroskedastisitas Tabel 6: Uji Autokorelasi


Model Summary
Tidak terjadi heteroskedastisitas jika Durbin Watson 2,221
nilai Sig. (2-tailed) > 0,05. Berdasarkan
Koefisien Determinasi
tabel 5 nilai Sig. (2-tailed) > 0,05. Maka
Koefisien determinasi (R Square)
berdasarkan dasar pengambilan keputusan
merupakan representasi dari kemampuan
tersebut dan tabel diatas, maka data
model dalam menjelaskan variasi variabel
penelitian ini lolos uji heteroskedastisitas
dependen. Berdasarkan tabel 7 nilai R-
atau dengan kata lain tidak ada gejala
Square yang diperoleh sebesar 0.888.
heteroskedastisitas.
Menunjukkan bahwa sebesar 88,8% variasi
Tabel 5: Uji Heteroskedastisitas
dari harga saham yang mampu dijelaskan
Variable Sig-2 (tailed)
oleh variabel independen, sedangkan
EPS ,188
sisanya sebesar 11,2% dijelaskan oleh
ROA ,256
variabel lain di luar model. Hal ini
DER ,922
menunjukkan bahwa variabel EPS
Harga Saham
(Earning Per Share), ROA (Return On
Asset) dan DER (Debt to Equity Ratio)
Uji Autokorelasi
sebagai variabel independen memengaruhi
Tidak ada gejala autokorelasi jika
variabel nilai perusahaan sebesar 88,8%
nilai dari Durbin Watson terletak diantara
dan sisanya sebesar 11,2% dijelaskan oleh
dU sampai dengan (4-dU). Nilai dU
variabel lain diluar model.
diperoleh dari tabel distribusi durbin
Watson, berdasarkan K (jumlah variabel) Tabel 7: Koefisien Determinasi

dan N (jumlah data) pada signifikansi 5%. Model Summary


R Square ,888

269
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 9 No 2 (2020)

Uji F demikian dapat disimpulkan bahwa


hipotesis pertama (H1) yang menyatakan
Jika nilai sig. < 0,05 maka variabel
bahwa EPS (Earning Per Share)
independen secara simultan berpengaruh
berpengaruh signifikan terhadap harga
terhadap variabel dependen. Tabel 4.9
saham dinyatakan diterima.
diatas menunjukkan hasil sig sebesar 0,000.
Berdasarkan penjelasan diatas, hasil
Yang artinya sesuai dengan dasar
ini menunjukkan bahwa pada perusahaan
pengambilan keputusan yaitu sig < 0,05
makanan dan minuman, nilai dari EPS
maka dengan ini seluruh variabel yang
(Earning Per Share) sebagai kabar gembira
terdiri dari EPS (Earning Per Share), ROA
atau good news. Nilai dari EPS (Earning
(Return On Asset) dan DER (Debt to Equity
Per Share) yang tercermin dalam laporan
Ratio) secara bersama-sama berpengaruh
keuangan menunjukkan besarnya
terhadap harga saham.
pendapatan per lembar saham yang akan
Jadi dapat disimpulkan bahwa
diterima oleh para investor. Semakin tinggi
variabel independen yang terdiri dari EPS
nilai EPS (Earning Per Share) maka akan
(Earning Per Share), ROA (Return On
semakin tinggi pula pendapatan yang akan
Asset) dan DER (Debt to Equity Ratio)
diterima oleh investor. Dengan adanya EPS
memenuhi asumsi kelayakan model dan
(Earning Per Share) yang tinggi, maka
secara simultan berpengaruh terhadap
akan mendorong perusahaan untuk
harga saham sebagai variabel dependen.
membagikan dividen, sehingga investor
Tabel 8 : Uji F semakin percaya bahwa perusahaan mampu
ANOVA memenuhi return yang diharapkan oleh
a
Sig ,000
para investor. Akan tetapi, jika suatu
perusahaan mengasilkan EPS (Earning Per
Uji t Share) yang kecil, maka kemungkinan

Jika nilai sig. < 0,05 maka variabel investor itu mendapatkan dividen akan

independen secara parsial berpengaruh semakin kecil pula. Maka dari itu, calon

terhadap variabel dependen. Tabel diatas investor tentu saja akan lebih tertarik

membuktikan bahwa nilai signifikansi menanamkan modalnya pada perusahaan

(Sig.) EPS (Earning Per Share) sebesar yang nilai EPS (Earning Per Share) relativ

0,000 < 0,05. Hal tersebut dapat diartikan lebih besar. Hal tersebut juga berguna

bahwa variabel EPS (Earning Per Share) meningkatkan kepercayaan dari para

berpengaruh terhadap harga saham. Dengan investor membantu perusahaan dalam

270
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 9 No 2 (2020)

menawarkan sahamnya, karena akan terjadi tersebut bukanlah tempat yang layak untuk
peningkatan terhadap jumlah saham melakukan investasi. Terlebih lagi, jika
perusahaan tersebut. perusahaan tersebut mempunyai trend yang
bagus mengenai ROA (Return On Asset)
Tabel 9: Uji t
ini, maka juga bisa dipastikan perusahaan
Variable Sig.
EPS ,000 tersebut layak untuk menjadi tempat
ROA ,000 berinvestasi. Jika perusahaan mampu
DER ,358 memaksimalkan keuntungan, maka akan
Harga Saham
juga berpengaruh terhadap EAT (Earning
Dalam tabel 9 diatas juga menyajikan After Tax) yang membuat EPS (Earning
nilai signifikansi (Sig.) dari variabel ROA Per Share) juga akan ikut naik, maka harga
(Return On Asset) sebesar 0,000. Yang saham perusahaan juga ikut naik.
berarti memenuhi dasar pengambilan Selain itu tabel tersebut juga
keputusan, yakni nilai signifikansi sebesar menyajikan hasil uji pengaruh pada
0,000 < 0,05. Hal tersebut dapat diartikan variabel independen ketiga yaitu DER
bahwa variabel ROA (Return On Asset) (Debt to Equity Ratio) terhadap harga
berpengaruh terhadap harga saham. Dengan saham. Nilai signifikansi (Sig.) variabel
demikian dapat disimpulkan bahwa DER (Debt to Equity Ratio) pada tabel
hipotesis kedua (H2) yang menyatakan tersebut sebesar 0,358 > 0,05. Nilai tersebut
bahwa ROA (Return On Asset) dapat diartikan bahwa variabel DER (Debt
berpengaruh signifikan terhadap harga to Equity Ratio) tidak berpengaruh terhadap
saham diterima. harga saham. Dengan demikian dapat
ROA (Return On Asset) diartikan ditarik kesimpulan bahwa hipotesis ketiga
sebagai mana kemampuan perusahaan (H3) yang menyatakan bahwa DER ( Debt
dalam menghasilkan laba bersih dari total to Equity Ratio) berpengaruh signifikan
asset yang dimiliki. Hal tersebut berarti, terhadap harga saham. dinyatakan ditolak.
dengan asset-asset yang dimiliki Perusahaan yang sebagian
perusahaan, perusahaan mampu pengelolaannya dari hutang akan
memanfaatkan asset-assetnya dengan baik, menyebabkan DER (Debt to Equity Ratio)
sehingga bisa menghasilkan keuntungan yang tinggi. Karena semakin tinggi rasio
bagi perusahaan, karena apabila perusahaan DER (Debt to Equity Ratio) dapat
tidak mampu menghasilkan keuntungan memberikan sinyal buruk bagi investor,
maka sudah jelas bahwasannya perusahaan karena investor beranggapan bahwasannya

271
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 9 No 2 (2020)

perusahaan tersebut penuh dengan resiko. dengan meningkatkan laporan


Akan tetapi, walaupun hasil dari DER keuangan dan laba perusahaan. Serta
(Debt to Equity Ratio) yang cukup tinggi lebih memperhatikan lagi rasio
pada perusahaan makanan dan minuman mengenai DER karena pada
ini, rasio DER (Debt to Equity Ratio) tidak penelitian kali ini, peneliti
berpengaruh secara signifikan terhadap menemukan tingginya rasio tersebut
harga saham. Artinya disini para investor pada perusahaan makanan dan
masih mempercayakan perusahaan tersebut minuman yang terdaftar di BEI dari
untuk mengelola modalnya, walaupun rasio tahun 2015 sampai dengan tahun
dari DER (Debt to Equity Ratio) termasuk 2018.
cukup tinggi. 2) Penelitian yang akan dilakukan
selanjutnya supaya dapat
SIMPULAN DAN SARAN
menambahkan faktor-faktor lain yang
Simpulan
mungkin berpengaruh terhadap
Berdasarkan analisis dan pembahasan
Harga Saham perusahaan yang belum
masalah diatas, maka dapat disimpulkan:
diteliti dalam penelitian ini.
1) Variabel EPS (Earning Per Share)
3) Bagi investor harus memperhatikan
berpengaruh signifikan terhadap
macam-macam faktor yang dapat
harga saham.
mempengaruhi harga saham untuk
2) Variabel ROA (Return On Asset)
berinvestasi di perusahaan yang
berpengaruh signifikan terhadap
diinginkan. Dalam hal ini investor
harga saham.
dapat melihat faktor-faktor yang
3) Variabel DER (Debt to Equity Ratio)
terkait dalam perusahaan seperti EPS
tidak berpengaruh signifikan
(Earning Per Share), ROA (Return
terhadap harga saham.
On Asset), dan DER (Debt to Equity
Saran Ratio).
1) Bagi perusahaan diharapkan lebih Keterbatasan Penelitian
mengoptimalkan profitabilitas Penelitian ini dilakukan dengan
perusahaan dengan memperhatikan beberapa keterbatasan penelitian yang
rasio ROA dan EPS yang dimiliki dengan keterbatasan tersebut dapat
dalam mengelola keuangan berpengaruh terhadap hasil penelitian.
perusahaan agar mampu Keterbatasan-keterbatasan yang ada dalam
meningkatkan return harga saham penelitian ini adalah sebagai berikut:

272
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 9 No 2 (2020)

1) Penelitian ini terbatas hanya 4 tahun Efendi, F. M., & Ngatno, N. (2018).
Pengaruh Return On Assets (ROA
periode saja, yaitu pada tahun 2015
Terhadap Harga Saham dengan
sampai dengan tahun 2018. Earning PerShare (EPS) sebagai
Intervening (Studi Kasus pada
2) Penelitian ini hanya menggunakan
Perusahaan Sub SektorTekstil dan
data-data perusahaan yang berasal Garmen yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2013-2016). Jurnal
dari Indonesia, sehingga tidak dapat
Administrasi Bisnis, 7(1), 1.
dibandingkan dengan negara-negara https://doi.org/10.14710/jab.v7i1.225
68
maju.
3) Penelitian ini hanya menguji 3 varibel Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 21 Tahun 2008 Tentang
saja, yaitu EPS (Earning Per Share), Perbankan Syariah, OJK (2008).
ROA (Retutrn On Asset), dan DER https://doi.org/10.1016/j.cell.2009.01.
043
(Debt to Equity Ratio).
Meyer, F. V., Corner, D. C., Parker, J. E. S.,
DAFTAR PUSTAKA Meyer, F. V., Corner, D. C., & Parker,
J. E. S. (1970). Profitability. Problems
Adi, I. P., & Lesmana, S. (2017). of a Mature Economy, 5(1), 45–61.
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa https://doi.org/10.1007/978-1-349-
Efek Indonesia Tahun 2012-2015. E- 15400-5_6
Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana, 19, 1060–1087. Nurfadillah, M. (2011). Analisis Pengaruh
Earning Per Share, Debt To Equity
Asri, M. H. (2017). Analisis Rasio Dengan Ratio Dan Return On Equity Terhadap
Variabel Eps (Earning Per Share), Roa Harga Saham Pt Unilever Indonesia
(Return on Assets), Roe (Return on Tbk. 12, 45–50.
Equity), Bopo (Biaya Operasional
Pendapatan Operasional) Terhadap Presiden Republik Indonesia, D. P. R. R. I.
Harga Saham Perusahaan Perbankan. (DPRRI). (1995). Undang-Undang
Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, 22(3), Republik Indonesia Nomor 8 Tahun
275–287. 1995 Tentang Pasar Modal. Covering
Globalization.
Datu, C. V., & Maredesa, D. (2017). https://doi.org/10.7312/schi13174-
Pengaruh Devidend Per Share Dan 003
Earning Per Share Terhadap Harga
Sahampada Perusahaan Go Public Di Priyatno, D. (2016). Cara kilat belajar
Bursa Efek Indonesia. Going analisis data dengan SPSS 20.
Concern : Jurnal Riset Akuntansi, Yogyakarta: Andi Offset.
12(2), 1233–1242.
Putra, F. E. P. E., & Kindangen, P. (2016).
https://doi.org/10.32400/gc.12.2.1869
Pengaruh Return on Asset (Roa), Net
6.2017
Profit Margin (Npm), Dan Earning Per
Dewi, M. D. W. (2018). Dan Dividen Share (Eps) Terhadap Return Saham
Terhadap Harga Saham ( Konsisten Perusahaan Makanan Dan Minuman
Terdaftar Lq45 Periode Tahun 2014- Yang Terdaftar Di Bursa Efek
2016 ). Indonesia (Periode 2010-2014).

273
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 9 No 2 (2020)

Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen,


Bisnis Dan Akuntansi, 4(3), 235–245.

Setyorini, Maria, A. (2016). Pengaruh


Return On Assets (Roa), Return On
Equity (Roe), Dan Earning Per Share
(Eps) Terhadap Harga Saham
Perusahaan Real Estate Di Bursa Efek
Indonesia (Studi Kasus pada 20
Perusahaan Periode 2011-2015). 2.

Suhadi, D. (2019). Pengaruh Rasio


Aktivitas, Rasio Profitabilitas, Rasio
Laverage, Dan Rasio Penilaian
Terhadap Harga Saham Perusahaan
Food and Beverage. Jurnal Informasi,
Perpajakan, Akuntansi, Dan
Keuangan Publik, 4(1), 17.
https://doi.org/10.25105/jipak.v4i1.44
58

Watung, R., & Ilat, V. (2016). Pengaruh


Return on Asset (Roa), Net Profit
Margin (Npm), Dan Earning Per Share
(Eps) Terhadap Harga Saham Pada
Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2011-2015. Jurnal
Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis
Dan Akuntansi, 4(2), 518–529.

Winda Tristanti, & Sari Marliani. (2019).


Pengaruh Return on Equity Dan
Earning Per Share Terhadap Harga
Saham Pada Perusahaan Manufaktur
Sub Sektor Makanan Dan Minuman
Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2012 – 2017. Buana
Ilmu, 4(1), 116–136.
https://doi.org/10.36805/bi.v4i1.813

274

Anda mungkin juga menyukai