Anda di halaman 1dari 9

ProBank: Jurnal Ekonomi dan Perbankan Vol 3. No.

2 2018 ISSN 2579 - 5597

PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY, PRICE EARNING RATIO, TOTAL


ASSETS TURN OVER TERHADAP RETURN SAHAM LQ45

Eko Meiningsih Susilowati 1)


Endah Nawangsasi 2)

STIE Adi Unggul Bhirawa Surakarta


susilowatieko@stie-aub.ac.id

ABSTRAK
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk memberikan bukti empiris bahwa variabel
Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Price Earning Ratio dan Total Assets Turn Over berpengaruh signifikan
terhadap return saham pada perusahaan yang tergabung dalam LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Populasi dalam
penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel yang digunakan adalah
perusahaan yang tergabung dalam LQ45 pada periode tahun 2014-2016. Hasil penelitian diperoleh bahwa
variabel Current Ratio dan variabel Total Assets Turn Over tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Sedangkan untuk variabel Debt To Equity Ratio dan variabel Price Earning Ratio berpengaruh signifikan
terhadap return saham. Hasil uji determinasi diketahui bahwa variabel Current Ratio, Debt To Equity Ratio,
Price Earning Ratio dan variabel Total Assets Turn Over mampu menjelaskan variabel return saham sebesar
47,9% saja. Dengan kata lain 47,9 % return saham mampu dijelaskan oleh variabel Current Ratio, Debt To
Equity Ratio, Price Earning Ratio dan Total Assets Turn Over, sedangkan 52,1% dijelaskan oleh faktor lain
yang tidak diikutkan dalam penelitian.
Kata kunci: Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Price Earning Ratio, Total Assets Turn Over, return saham

PENDAHULUAN berharga yang paling popular diperjualbelikan


Kegiatan pasar modal yang semakin di pasar modal adalah saham. Jika
berkembang membuat semakin meningkatnya dibandingkan dengan investasi pada sekuritas
keinginan masyarakat untuk mencari alternatif atau surat berharga lainnya saham lebih
sumber pembiayana usaha selain bank. memberikan kemungkinan keuntungan yang
Menurut Sudarsono dan Sudiyatno (2014) lebih besar dalam waktu yang relatif singkat.
pasar modal dapat diartikan sebagai sebuah Syarat paling utama yang diinginkan oleh
wahana yang mempertemukan pihak yang investor untuk bersedia menyalurkan dananya
membutuhkan dana dengan pihak yang dalam pasar modal adalah perasaaan aman dan
menyediakan dana, sesuai dengan aturan yang tingkat return yang akan didapatkan dari hasil
ditetapkan oleh lembaga dan profesi yang investasi tersebut. Perasaan aman dapat
berkaitan dengan efek. Undang-Undang No. 8 diperoleh investor karena mereka memperoleh
Tahun 1995 tentang pasar modal telah informasi yang jelas, wajar dan tepat waktu
menggariskan bahwa pasar modal mempunyai sebagai dasar pengambilan keputusan dalam
posisi yang strategis dalam pembangunan kegiatan investasi. Banyak pihak yang
ekonomi nasioanl. Dari sudut pandang melakukan kegiatan investasi sebagi alternatif
ekonomi pasar modal mempunyai fungsi dalam mendapatkan keuntungan yang besar
sebagai mobilitas dana jangka panjang bagi dan menempatkan dana mereka pada
pemerintah. Hal ini karena melalui pasar perusahaan yang dianggap layak.
modal pemerintah bisa mengalokasikan dana Return merupakan suatu tingkat
kepada masyarakat melalui sektor-sektor yang keuntungan investasi (Eduardus, 2010). Nilai
potensial dan menguntungkan. Bagi investor return dari setiap sekuritas berbeda-beda
keberadaan pasar modal akan memperbanyak antara satu dengan lainnya. Tidak semua
pilihan investasi sehingga kesempatan untuk sekuritas memberikan return yang sama bagi
mengoptimalkan keuntungan sangat terbuka. para investor. Return dari suatu sekuritas
Dibandingkan dengan hanya menyimpan dana ditentukan oleh banyak hal seperti kinerja
yang dimiliki di bank dengan hanya perusahaan dan strategi perusahaan dalam
mengharapkan bunga. Salah satu surat mengelola laba yang dimiliki. Perusahaan

43
ProBank: Jurnal Ekonomi dan Perbankan Vol 3. No. 2 2018 ISSN 2579 - 5597

dianggap gagal jika perusahaan tersebut tidak terhadap return saham, sedangkan variabel
mampu membayar kewajibannya pada waktu Current Ratio (CR) tidak berpengaruh
yang telah ditentukan atau pada waktu jatuh signifikan terhadap return saham. Sedangkan
tempo. Kondisi yang membuat para investor penelitian yang diakukan oleh Aison dan
dan kreditur merasa khawatir jika perusahaan Suryaningsih (2013) hasil menunjukkan
mengalami kesulitan keuangan yang mengarah bahwa variabel Debt To Equity Ratio (DER)
pada kebangkrutan. Apabila perusahaan dan variabel Return on Assets (ROA)
diindikasikan gagal keuangannya berarti berpengaruh signifikan terhadap return saham,
perusahaan tersebut tidak mampu sedangkan variabel Current Ratio (CR), Total
menghasilkan return yang menguntungkan Asset Turn Over (TATO) dan arus kas dari
bagi pihak investor dan pada akhirnya harga operasi (CFO) tidak berpengaruh signifikan
sahamnya akan mengalami penurunan. Return terhadap Return Saham.
yang diharapkan oleh investor adalah dividen
dan capital gain. Saham LQ45 merupakan METODE
saham yang paling aktif diperjualbelikan Data dalam penelitian ini menggunakan data
dalam Bursa Efek Indonesia dan merupakan sekunder. Data tersebut diperoleh melalui
saham unggulan yang dipilih dari tiap-tiap Bursa Efek Indonesia.
sektor industri. Namun perkembangan pasar 1. Populasi dan Sampel
modal sempat terpuruk dengan adanya krisis Populasi dalam penelitian ini adalah
moneter yang terjadi pada tahun 1997 di perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Pasar modal menjadi tidak Indonesia (BEI). Sedangkan sampel yang
bergairah, harga saham yang terus merosot dan digunakan adalah perusahaan yang terdaftar
hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan
kinerja perusahaan. Untuk mengatasi keadaan emiten LQ45 pada tahun 2014 sampai
agar tidak berlarut-larut pemerintah berusaha 2016.
untuk mengembalikan citra pasar modal agar 2. Variabel Penelitian
dapat bangkit lagi. Dengan cara memanfaatkan Variabel yang digunakan dalam penelitian
rasio keuangan untuk mengukur kinerja ini yaitu variabel independen dan variabel
(performance) perusahaan dan untuk dependen. Variabel independennya adalah
memprediksi laba dengan harapan investor Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Price
dapat tertarik untuk menanamkan kelebihan Earning Ratio dan Total Assets Turn Over,
uangnya di pasar modal dengan membeli sedangkan untuk variabel dependennya
saham atau obligasi. yaitu variabel return saham.
Penelitian yang dilakukan oleh Waskito a. Variabel Independen
(2016) hasil yang diperoleh adalah variabel a) Current Ratio
inflasi (LIF) mempunyai pengaruh negatif dan Current Ratio (CR) merupakan rasio
signifikan terhadap return saham, variabel yang mengukur kemampuan
return pasar (REP) mempunyai pengaruh perusahaan untuk memenuhi utang
positif dan signifikan terhadap return saham jangka pendek dengan menggunakan
dan variabel Price Earning Ratio (PER) aktiva lancarnya. CR dapat
mempunyai pengaruh positif dan tidak dirumuskan sebagi berikut:
signifikan terhadap return saham. Sedangkan Current Assets (aset lancar)
penelitian yang dilakukan oleh Meythi dan CR =
Current Liabilities (utang lancar)
Mathilda (2012) hasil menunjukkan bahwa
variabel Price Earning Ratio (PER) b) Debt To Equity Ratio
mempunyai pengaruh negatif terhadap return Debt To Equity (DER) merupakan
saham dan variabel Price to Book Value rasio yang menggambarkan sejauh
(PBV) mempunyai pengaruh negartif terhadap mana modal pemilik dapat menutupi
return saham. utang kepada pihak luar. DER dapat
Penelitian yang dilakukan oleh Nuryana dirumuskan sebagi berikut:
(2013) hasil menunjukkan bahwa Return On
Invesment (ROI), Debt To Equity Ratio ( ℎ )
=
(DER), Total Asset Turn Over (TATO), ℎ ( )
Earning Per Share (EPS), Gross Profit
Margin (GPM) berpengaruh signifikan c) Price Earning Ratio

44
ProBank: Jurnal Ekonomi dan Perbankan Vol 3. No. 2 2018 ISSN 2579 - 5597

Price Earning Ratio (PER) normalitas dapat diuji dengan


merupakan rasio yang menggunakan uji Kolmogorov
menggambarkan hubungan antara smirnov (K-S) (Ghozali, 2006: 160).
harga saham dan earning per share Pengambilan keputusan dalam uji K-
yang digunakan untuk memprediksi S adalah sebagai berikut:
kemampuan perusahaan dalam 2) Uji Autokorelasi
menghasilkan laba di masa yang akan Uji autokorelasi bertujuan untuk
datang. Rumus untuk menghitung menguji apakah dalam model regresi
PER adalah sebagai berikut: linier ada korelasi antara kesalahan
Harga Saham pengganggu periode t dengan
PER = kesalahan periode t-1. Model regresi
Laba Per Saham
yang baik adalah regresi yang bebas
d) Total Assets Turn Over autokorelasi. Teknik pengujian
Total Assets Turn Over (TATO) autokorelasi yang dipakai adalah
merupakan rasio yang metode Durbin Watson (DW).
menggambarkan efektifitas 3) Uji Multikolinieritas
penggunaan aktiva dalam kegiatan Uji multikolinieritas dapat diketahui
usaha yang dijaankan dalam suatu dengan mendeteksi ada tidaknya
perusahaan. TATO dapat dirumuskan multikolinieritas dalam model regresi
sebagai berikut: yang dapat di lihat dari tolerance
value dan variance inflation factor
= (VIF).
4) Uji Heteroskedastisitas
b. Variabel Dependen Uji heteroskedastisitas digunakan
Sedangkan definisi operasional untuk untuk menguji apakah dalam model
variabel dependen yaitu return saham. regresi terjadi kesamaan varian antar
Return saham adalah tingkat keuntungan variabel. Regresi yang baik
yang dinikmati oleh investor atas suatu seharusnya tidak terjadi
investasi yang dilakukan. Return saham heteroskedastisitas.
diperoleh dari selisih antara harga saat
ini (Pt) dengan harga saham periode b. Uji Hipotesis
sebelumnya (Pt-1) dibagi dengan harga Analisis ini digunakan untuk
saham periode sebelumnya (Pt-1). mengukur pengaruh atau hubungan
Return saham dapat dirumuskan sebagai variabel independen dengan variabel
berikut: dependen. Model persamaan analisis
Pt - Pt - 1 regresi ini adalah sebagai berikut:
Re turn  Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Pt - 1
Keterangan:
Y = return saham
3. Teknik Pengumpulan data a = konstanta
Pengumpulan data diperoleh dari X1 = CR
laporan keuangan perusahaan melalui X2 = DER
www.idx.co.id. Teknik yang digunakan X3 = PER
dalam pengambilan sampel dalam X4 = TATO
penelitian ini dilakukan dengan purpose b1 = koefisien variabel X1
sampling. b2 = koefisien variabel X2
4. Metode Analisis Data b3 = koefisien variabel X3
Untuk analisis data menggunakan b4 = koefisien variabel X4
analisa regresi linear berganda. Tahap- e = residual (error)
tahap dalam menganalisa data yaitu sebagai
berikut: c. Uji t
a. Uji Asumsi Klasik Uji t digunakan untuk mengetahui
1) Uji Normalitas signifikansi pengaruh variabel
Data yang baik adalah data yang independen secara individual terhadap
terdistribusi normal atau mendekati variabel dependen. Pengujian ini
normal (Ghozali, 2006: 160). Uji

45
ProBank: Jurnal Ekonomi dan Perbankan Vol 3. No. 2 2018 ISSN 2579 - 5597

dilakukan untuk mengukur seberapa adjusted R2 dianggap dinilai nol


jauh pengaruh satu variabel (Ghozali, 2006: 95).
independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel HASIL PENELITIAN
dependen (Ghozali, 2006: 95). a. Gambaran Obyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan
d. Koefisien Determinan yang termasuk dalam LQ45. Periode untuk
Koefisien determinan bertujuan pengambilan data penelitian yaitu pada
untuk mengukur seberapa jauh tahun 2014 sampai dengan tahun 2016.
kemampuan model dalam menerangkan Sampel yang digunakan dalam penelitian
variasi variabel dependen. Nilai ini berjumlah empat puluh dua.
koefisen determinasi adalah antara nol b. Analisis Data
dan satu. Nilai Adjusted R2 yang kecil 1. Uji Asumsi Klasik
berarti kemampuan variabel a) Uji Normalitas
independen dalam menjelaskan variasi Uji Normalitas dalam penelitian ini
variabel dependen amat terbatas. Nilai menggunakan Uji Statistik Non
Adjusted R2 yang mendekati satu berarti Parametrik One-Sample Kolmogorov-
variabel independen memberikan Smirnov. Nilai Kolmogrov-Smirnov
hampir semua informasi yang untuk variabel dependen dalam
dibutuhkan untuk memprediksi variasi penelitian ini dapat dilihat pada Tabel
variabel dependen. Bila terdapat nilai 2 dibawah ini.
Adjusted R2 bernilai negatif, maka nilai

Tabel 1 Hasil Uji Normalitas

CR DER PER TATO Return Saham


N 42 42 42 42 42
Normal Parameter Mean 93,4853 ,7643 21,4431 1,8717 2,9840
Std.Deviation 7,37276 1,09557 4,61591 ,93934 1,23269
Most Extreme Absolute ,099 ,135 ,191 ,100 ,095
Differences Positive ,099 ,126 ,191 ,100 ,080
Negative -,085 -,135 -,146 -,058 -,095
Kolmogorov-Sminov Z ,639 ,877 1,241 ,651 ,618
Asymp.Sig. (2-tailed) ,809 ,426 0,092 ,790 ,840

Berdasarkan Tabel 1 bahwa hasil yang masing-masing variabel tersebut


pengujian telah terdistribusi secara signifikansinya berada diatas 0,05.
normal. Hal ini ditunjukkan dengan uji
Kolmogorov-Smirnov (K-S) yang b) Uji Autokorelasi
memiliki tingkat signifikansi CR Uji Autokorelasi dalam penelitian ini
sebesar 0,809, DER sebesar 0,426, menggunakan uji Durbin-Watson.
PER sebesar 0,092, TATO sebesar Hasil pengujian dapat dilihat pada
0,790 dan Return Saham sebesar 0,840 Tabel 2 dibawah ini.
Tabel 2 Hasil Uji Autokorelasi

Model R R Square Adjusted Std.Error of Durbin-


R Square The Estimate Watson
1 ,745a ,555 ,479 46,08947 1,930

Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel batas atas (dU) 1,8451 dan kurang dari
2 diatas, dengan jumlah variabel 4-dU (4-1,8451). Letak nilai DW 1,8451
independen (k = 4) dan banyaknya data < 1,930 < 2,1549, maka dapat
(N = 42), diperoleh nilai DW sebesar disimpulkan bahwa model regresi tidak
1,930. Sedangkan nilai dU yaitu sebesar mengandung autokorelasi.
1,8451 dan dL sebesar 1,2022. Oleh c) Uji Multikolinearitas
karena nilai DW 1,930 lebih besar dari

46
ProBank: Jurnal Ekonomi dan Perbankan Vol 3. No. 2 2018 ISSN 2579 - 5597

Uji Multikolinieritas dapat diketahui tolerance. Hasil Uji Multikolinieritas


dengan melihat besarnya nilai VIF dapat dilihat pada Tabel 4 dibawah ini.
(Variance Inflation Factor) dan nilai

Tabel 3 Hasil Uji Multikolinearitas


Unstanda Coefficie Standardize Collinearit
rdized nts d y
Coefficients Statistics
Model B Std.Error Beta t Sig Tolerence VIF
1 (Constant -111,864 30,479 - ,001
) ,258 ,137 ,272 3,670 ,067 ,612 1,633
CR 9,811 3,155 ,581 1,887 ,004 ,363 2,752
DER 3,721 ,602 ,852 3,110 ,000 ,669 1,494
PER ,491 ,894 ,103 6,182 ,586 ,361 2,772
TATO ,549

Hasil perhitungan dalam Tabel 3 bahwa multikolinieritas antara variabel


nilai Tolerance dari setiap variabel independen dalam model regresi.
independen diatas 0,10. Hal ini
menunjukkan tidak ada variabel d) Uji Hetoroskedastisitas
independen yang memiliki nilai Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk
Tolerance kurang dari 0,10 dan nilai mendeteksi apakah data yang diuji
Variance Inflation Faktor (VIF) dari mengalami gejala heteroskedastisitas
setiap variabel independen dibawah 10. atau tidak. Pengujian ini dilakukan
Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada dengan membandingkan nilai signifikan
variabel independen yang memiliki nilai dengan 0,05. Hasil pengujian
diatas 10. Dengan demikian dapat heteroskedastisitas dapat dilihat pada
disimpulkan bahwa tidak ada Tabel 4 dibawah ini.

Tabel 4 Hasil Uji Heteroskedastisitas


Unstandardized Coefficients Standardizes
Coefficients
Model B Std.Error Beta t Sig
1 (Constant) 8,156 22,051 ,370 ,714
CR ,036 ,099 ,073 ,363 ,719
DER ,648 2,282 ,074 ,284 ,778
PER ,745 ,435 ,330 1,710 ,096
TATO ,030 ,647 ,012 ,047 ,963

Berdasarkan Tabel 4 diketahui nilai 4) Nilai signifikansi TATO sebesar 0,963 >
signifikan uji heteroskedastisitas sebagai 0,05 sehingga variabel TATO
berikut: dinyatakan tidak terjadi gejala
1) Nilai signifikansi CR sebesar 0,719 > heteroskedastisitas.
0,05 sehingga variabel CR dinyatakan
tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. 2. Uji Regresi Linear Berganda
2) Nilai signifikansi DER sebesar 0,778 > Nilai koefisien regresi masing-masing
0,05 sehingga variabel DER dinyatakan variabel independen yaitu Dana Pihak
tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio
3) Nilai signifikansi PER sebesar 0,096 > (CAR), Return On Equity (ROE), Return
0,05 sehingga variabel PER dinyatakan On Asset (ROA) dan untuk variabel
tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. dependen yaitu Pembiayaan dapat dilihat
pada Tabel 5 dibawah ini.

47
ProBank: Jurnal Ekonomi dan Perbankan Vol 3. No. 2 2018 ISSN 2579 - 5597

Tabel 5 Hasil Uji Regresi

Unstandardiz Coeffici Standardize Colline


ed ents d arity
Coefficient
s Statisti
cs
Model B Std.Erro Beta t Sig Toleren VIF
r ce
1 -111,864 30,479 - ,001
(Constant) ,258 ,137 ,272 3,670 ,067 ,612 1,633
CR 9,811 3,155 ,581 1,887 ,004 ,363 2,752
DER 3,721 ,602 ,852 3,110 ,000 ,669 1,494
PER ,491 ,894 ,103 6,182 ,586 ,361 2,772
TATO ,549

Berdasarkan Tabel 5 diatas maka dapat 3) Koefisien regresi DER sebesar


disusun persamaan regresi linier 9,811 menunjukkan bahwa kenaikan
berganda sebagai berikut: DER sebesar 1% akan
Y = – 111,864 + 0,258 CR + 9,811 meningkatkan return saham sebesar
DER + 3,721 PER + 0,491 9,811 dengan asumsi bahwa variabel
TATO lain konstan.
Dari persamaan regresi linear berganda 4) Koefisien regresi PER sebesar 3,721
di atas dapat dilihat bahwa: menunjukkan bahwa kenaikan PER
1) Nilai konstanta sebesar -111,864 sebesar 1% akan meningkatkan
menunjukkan nilai return saham return saham sebesar 3,721 dengan
dengan asumsi variabel yang lain asumsi bahwa variabel lain konstan.
bernilai nol. 5) Koefisien regresi TATO sebesar
2) Koefisien regresi CR sebesar 0,258 0,491 menunjukkan bahwa kenaikan
menunjukkan bahwa kenaikan CR TATO sebesar 1% akan
sebesar 1% akan meningkatkan meningkatkan return saham sebesar
return saham sebesar 0,258 dengan 0,491 dengan asumsi bahwa variabel
asumsi bahwa variabel lain konstan. lain konstan.
3. Uji t
Tabel 6 Hasil Uji t

Unstandardiz Coefficien Standardize Collinearit


ed ts d y
Coefficient Statistics
s
Model B Std.Error Beta t Sig Tolerence VIF
1 (Constant -111,864 30,479 - ,00
) ,258 ,137 ,272 3,670 1 ,612 1,633
CR 9,811 3,155 ,581 1,887 ,06 ,363 2,752
DER 3,721 ,602 ,852 3,110 7 ,669 1,494
PER ,491 ,894 ,103 6,182 ,00 ,361 2,772
TATO ,549 4
,00
0
,58
6

Hasil uji t masing-masing variabel berpengaruh tidak signifikan terhadap


independen terhadap variabel return saham LQ45 yang terdaftar di
dependennya adalah sebagai berikut: BEI periode 2014-2016, sehingga
1) Variabel CR mempunyai nilai hipotesis pertama ditolak.
signifikansi yaitu sebesar 0,067 > 2) Variabel DER mempunyai nilai
0,05, maka Ho ditolak. Artinya CR signifikansi yaitu sebesar 0,004 <

48
ProBank: Jurnal Ekonomi dan Perbankan Vol 3. No. 2 2018 ISSN 2579 - 5597

0,05, maka Ho diterima. Artinya DER 4) Variabel TATO mempunyai nilai


berpengaruh signifikan terhadap signifikansi yaitu sebesar 0,586 >
return saham LQ45 yang terdaftar di 0,05, maka Ho ditolak. Artinya TATO
BEI periode 2014-2016, sehingga berpengaruh tidak signifikan terhadap
hipotesis kedua diterima. return saham LQ45 yang terdaftar di
3) Variabel PER mempunyai nilai BEI periode 2014-2016, sehingga
signifikansi yaitu sebesar 0,000 < hipotesis keempat ditolak.
0,05, maka Ho diterima. Artinya PER
berpengaruh signifikan terhadap 4. Uji Determinasi
return saham LQ45 yang terdaftar di Hasil Uji Determinasi dapat dilihat pada
BEI periode 2014-2016, sehingga Tabel 7 berikut ini:
hipotesis ketiga diterima.

Tabel 7 Hasil Uji Determinasi

Model R R Square Adjusted Std.Error of Durbin-


R Square The Estimate Watson
1 ,745a ,555 ,479 46,08947 1,930

Berdasarkan Tabel 7 diatas diketahui Current Ratio (CR) bukanlah pada besar
pengaruh keempat variabel independen kecilnya perbedaan aktiva lancar dengan
terhadap variabel dependen yaitu return utang jangka pendek, melainkan harus
saham yang dinyatakan dengan nilai dilihat pada hubungannya atau
Adjusted R2, yaitu 0,479 atau 47,9%. Hal perbandingannya yang mencerminkan
ini berarti sebesar 47,9% variasi return kemampuan pengembalian utang. Current
saham bisa dijelaskan oleh variasi dari Ratio (CR) yang tinggi belum tentu
keempat variabel independen yaitu CR, menjamin akan dapat dibayarnya utang
DER, PER dan TATO. Sedangkan sisanya perusahaan yang sudah jatuh tempo karena
sebesar 52,1% dipengaruhi oleh faktor- proporsi atau distribusi dari dari aktiva
faktor lain yang tidak dimasukkan ke lancar yang tidak menguntungkan. Current
dalam regresi. Ratio (CR) yang tinggi menunjukkan
adanya uang kas yang berlebihan
PEMBAHASAN dibandingkan dengan tingkat kebutuhan
a. Pengujian Hipotesis 1: Pengaruh Current atau adanya unsur aktiva lancar yang
Ratio (CR) Terhadap Return Saham. rendah likuiditasnya (seperti persediaan)
Hipotesis pertama yang diajukan yang berlebihan dan piutang yang tak
menyatakan bahwa Current Ratio (CR) tertagih yang mengakibatkan perputaran
berpengaruh signifikan terhadap return uang kas menjadi lambat.
saham. Berdasarkan hasil penelitian
diperoleh nilai koefisien regresi untuk b. Pengujian Hipotesis 2: Pengaruh Debt To
variabel Current Ratio (CR) sebesar 1,887 Equity Ratio (DER) Terhadap Return
dengan nilai signifikansi sebesar 0,067, Saham.
nilai ini tidak signifikan pada tingkat Hipotesis kedua yang diajukan
signifikansi 0,05 karena lebih besar dari menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio
5%. Dengan demikian hipotesis pertama (DER) berpengaruh terhadap return saham.
ditolak. Dari hasil penelitian diperoleh nilai
Penelitian ini tidak sejalan dengan koefisien regresi untuk variabel Debt to
penelitian yang dilakukan (Pratama & Equity Ratio (DER) sebesar 3,110 dengan
Erawati, 2014) yang menyatakan bahwa nilai signifikasi sebesar 0,004. Nilai
Current Ratio (CR) berpengaruh signifikasi 0,004 < 0,05 maka hipotesis
signifikan terhadap return saham. Namun kedua diterima.
hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Current Ratio (CR) berpengaruh positif Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh
dan tidak signifikan terhadap return positif dan signifikan terhadap return
saham. Hal yang penting dalam mengukur saham LQ45 yang terdaftar di BEI periode

49
ProBank: Jurnal Ekonomi dan Perbankan Vol 3. No. 2 2018 ISSN 2579 - 5597

2014-2016 berdampak pada meningkatnya PENUTUP


performa dan kinerja perusahaan. a. Simpulan
Berdasarkan hasil pengujian yang telah
c. Pengujian Hipotesis 3: Pengaruh Price dilakukan, maka hasil penelitian dapat
Earning Ratio (PER) Terhadap Return disimpulkan sebagai berikut:
Saham. 1. Current Ratio (CR) tidak berpengaruh
Hipotesis ketiga yang diajukan signifikan terhadap return saham LQ45
menyatakan bahwa Price Earning Ratio yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(PER) berpengaruh terhadap return saham. (BEI) periode 2014-2016.
Dari hasil penelitian diperoleh nilai 2. Debt To Equity Ratio (DER) berpengaruh
koefisien regresi untuk variabel Price signifikan terhadap return saham LQ45
Earning Ratio (PER) sebesar 6,182 dengan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai (BEI) periode 2014-2016.
signifikasi 0,000 < 0,05 maka hipotesis 3. Price Earning Ratio (PER) berpengaruh
ketiga diterima. signifikan terhadap return saham LQ45
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Price Earning Ratio (PER) berpengaruh (BEI) periode 2014-2016.
positif dan signifikan terhadap return 4. Total Assets Turn Over (TATO) tidak
saham LQ45 yang terdaftar di BEI periode berpengaruh signifikan terhadap return
2014-2016. saham LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2014-2016.
d. Pengujian Hipotesis 4: Pengaruh Total 5. Koefisien Determinasi (R2) dari keempat
Assets Turn Over (TATO) Terhadap Return variabel bebas terhadap return saham
Saham. menunjukkan hasil sebesar 47,9%
Hipotesis keempat yang diajukan sedangkan sisanya 52,1% dipengaruhi
menyatakan bahwa Total Assets Turn Over oleh faktor-faktor lain yang tidak
(TATO) berpengaruh terhadap return dimasukkan ke dalam regresi.
saham. Berdasarkan hasil pengujian
diperoleh koefisien regresi untuk variabel b. Saran
Total Assets Turn Over (TATO) sebesar Berdasarkan hasil yang telah diperoleh
0,549 dengan nilai signifikansi 0,586 nilai maka saran yang dapat diberikan antara lain
ini tidak signifikan pada tingkat signifikansi adalah:
0,05 karena lebih besar dari 5%. Dengan 1. Para investor yang ingin menanamkan
demikian hipotesis keempat ditolak. modal ke perusahaan LQ45 sebaiknya
Penelitian ini tidak sejalan dengan melihat rasio Debt To Equity Ratio
penelitian yang dilakukan oleh (Wijaya et (DER) dan Price Earning Ratio (PER)
al., 2017) yang menyatakan bahwa Total untuk menilai return saham, karena rasio
Assets Turn Over (TATO) berpengaruh ini menunjukkan pengaruh yang
signifikan terhadap return saham. Hasil signifikan terhadap return saham di
dari penelitian ini menunjukkan bahwa Bursa Efek Indonesia (BEI).
Total Assets Turn Over (TATO) memiliki 2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat
pengaruh yang tidak signifikan terhadap menambah periode pengamatan.
return saham. Perputaran total aktiva 3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat
diukur dari volume penjualan, artinya menambah variabel lain misalnya
kemampuan semua aktiva dalam variabel Earnings Per Share (EPS), Net
menciptakan penjualan belum tentu dapat Profit Margin (NPM), dan Economic
meningkatkan laba karena ada sebagian Value Added (EVA).
laba tersebut digunakan untuk membayar
hutang perusahaan. Hal tersebut yang Referensi
menyebabkan mengapa pada penilitian ini
variabel Total Assets Turn Over (TATO) Aison, J. P. dan Suryaningsih, R. 2013.
tidak berpengaruh signifikan terhadap Pengaruh Debt To Equity Ratio, Current
return saham. Ratio, Return On Asset, Total Asset
Turnover, Dan Perubahan Arus Kas

50
ProBank: Jurnal Ekonomi dan Perbankan Vol 3. No. 2 2018 ISSN 2579 - 5597

Operasi Terhadap Return Saham. Jurnal


Ultima Accounting. 5(2): 38-61
Bursa Efek Indonesia. Laporan Keuangan.
http://www.idx.co.id
Eduardus, T. 2010. Portofolio dan Investasi
Teori dan Aplikasi (pertama).
Yogyakarta: Percetakan kanisius
Yogyakarta.
Ghozali, I. 2013. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program IBM SPSS
20. Semarang: Universitas Diponegoro.
Nuryana, I. 2013. Pengaruh Rasio Keuangan
Terhadap Return Saham Perusahaan
LQ45 Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
Akuntansi Aktual. 2(2): 57-66.
Pratama, A., & Erawati, T. 2014. Pengaruh
Current Ratio, Debt To Equity Ratio,
Return On Equity, Net Profit Margin dan
Earning Per Share Terhadap Harga
Saham (Study Kasus Pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2008-2011). Jurnal
Akuntansi, 2(1).
Sudarsono, B., & Sudiyatno, B. 2014. Faktor-
faktor yang Mempengaruhi Return
Saham pada Perusahaan Property dan
Real Estate yang Terdaftar pada Bursa
Efek Indonesia Tahun2009 s/d 2014.
Jurnal Bisnis Dan Ekonomi, 2(1), 30-51.
Waskito, B. S. 2016. Pengaruh Inflasi, Return
Pasar, Dan Price Earning Ratio Terhadap
Return Saham. Jurnal Ilmu Dan Riset
Akuntansi. 5 (3): 1-19.
Wijaya, H., Ivan, & Darmawan, H. 2014.
Analisis Faktor Fundamental Terhadap
Harga Saham pada Perusahaan
Manufaktur di BEI Periode 2009-2011.
Jurnal Akuntansi, 18.

51

Anda mungkin juga menyukai