Anda di halaman 1dari 17

Proceedings Book Seminar Dan Konferensi Nasional 2015: ISBN 978-602-17102-3-4

PENGARUH RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE,


EARNING DAN CAPITAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA
PERUSAHAAN PERBANKAN DI INDONESIA YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA

RINI HAERANI
yosevin.karnawati@Esaunggul.ac.id (*)

YOSEVIN KARNAWATI
yosevin.karnawati@Esaunggul.ac.id
Universitas Esa Unggul, Jakarta

ABSTRAKS

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan memperoleh bukti empiris faktor-faktor (NPL, GCG,
NIM, dan CAR) yang mempengaruhi Price to Book Value pada perusahaan perbankan di Bursa
Efek Indonesia.
Desain penelitian menggunakan kausalitas dengan tipe pengujian hipotesis. Unit analisis adalah
perusahaan. Sumber data adalah data sekunder dengan jenis data kuantitatif. Populasi penelitian
adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Teknik pengambilan sampel adalah
purposive sampling. Metode analisis data menggunakan regresi linear berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bersama variable NPL, GCG, NIM, dan CAR yang
mempengaruhi Price to Book Value. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa Net
Interest Margin (NIM) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) yang berpengaruh signifikan terhadap
Price to Book Value. Sedangkan, variable Non Performing Loan (NPL) dan Good Corporate
Governance (GCG) tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap Price to Book Value (PBV).
Temuan penelitian menunjukkan bahwa kecukupan modal merupakan hal yang penting bagi
perbankan dalam membrikan sinyal good news bagi pemilik sehingga akan memberikan
kemakmuran kepada pmilik dalam bentuk peningkatan nilai perusahaan.

Keywords: Non Performing Loan, Good Corporate Governance, Net Interest Margin, Capital
Adequacy Ratio dan Price to Book Value

PENDAHULUAN
Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI), merupakan pedoman untuk penyusunan
standarisasi laporan keuangan di bidang perbankan dan yang diberlakukan secara menyeluruh di
wilayah Indonesia. Keseragaman yang dijadikan tujuan utama dalam penerapan PAPI tentunya
dimaksudkan untuk menciptakan perbandingan antar laporan keuangan bank dan mempermudah
penyajian laporan keuangannya.
PAPI disusun dengan tujuan agar bank-bank dapat menyajikan informasi keuangan yang
realistis untuk kepentingan pihak-pihak terkait. Informasi keuangan ini menyangkut tentang posisi
aktiva, kewajiban maupun modal bank secara kesuluruhan. Dengan demikian dari informasi-
informasi keuangan tersebut di atas dapat dianalisis bagaimana potensi perusahaan, baik yang
menyangkut kegiatan investasi maupun pembiayaan usahanya. Yang lebih penting adalah Business
Entity atau Kesatuan Akuntansi yang menjadi kebijaksanaan perusahaan tersebut, termasuk di
dalamnya adalah informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu.

Gedung RA Kartini Lantai 9 Kampus A, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta Page 1
Tujuan laporan keuangan bank selain memberikan informasi yang akurat, juga untuk
memperlihatkan secara jelas perubahan posisi keuangan dari waktu ke waktu untuk kepentingan
analisis potensi keuangan perusahaan tersebut dan perkembangannya.
Tujuan utama perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan
kemakmuran pemilik atau para pemegang saham (Wahidawati, 2002 dalam Permanasari,
2010).Nilai perusahaan pada dasarnya diukur dari beberapa aspek salah satunya adalah harga pasar
saham perusahaan, karena harga pasar saham perusahaan mencerminkan penilaian investor atas
keseluruhan ekuitas yang dimiliki (Wahyudi dan Pawestri, 2006 dalam Permanasari, 2010).
Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk menilai saham, yaitu metode
pendekatan Price Earning Ratio (PER) dan Price to Book Value (PBV). Masing-masing
pendekatan, baik PER maupun PBV memiliki dasar penilaian yang berbeda sehingga investor dapat
memilih metode yang diinginkan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu.
Price to Book Value adalah suatu metode penilaian saham yang digunakan untuk menilai
harga suatu saham dengan membandingkan harga pasar saham dengan nilai buku perusahaan (book
value).Rasio ini menunjukkan bagaimana suatu perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan
relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan. Price to Book Value yang tinggi mencerminkan
harga saham yang tinggi dibandingkan nilai buku perlembar saham. Semakin tinggi harga saham,
semakin berhasil perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang saham.
Menurut Akindele R.I. (2012) bank yang telah lebih baik dalam menerapkan manajemen
risiko akan memiliki beberapa keuntungan, diantaranya : (1) sejalan dengan fungsi kepatuhan
terhadap aturan; (2) meningkatkan reputasi mereka yang merupakan sumber dana bagi bank; serta
(3) meningkatkan efesiensi dan profitabilitas. Cebenoyan dan Stahan (2004) menemukan bukti
bahwa bank yang telah baik dalam pengelolaan risiko kredit yang memiliki ketersedian yang lebih
besar, dari pada mengurangi risiko dalam sistem perbankan. Ketersediaan kredit yang lebih besar
mengarah ke peluang untuk meningkatkan asset produktif dan keuntungan bank.
Dengan adanya krisis keuangan global memberi dampak buruk terhadap kinerja perbankan.
Pada November 2008 kinerja perbankan mengalami perlambatan, pertumbuhan kredit mengalami
penurunan meskipun masih tinggi yaitu sebesar 30% (Daniri, 2009). Hal itu menunjukkan potensi
risiko kredit yang masih akan terjadi hingga tahun 2009. Pada tahun 2009 pun terjadi perlambatan
pertumbuhan kredit dan muncul kesulitan lukiditas perbankan. Suku bunga BI rate turun diikuti
penurunan bunga kredit (Daniri, 2009). Dampak krisis keuangan global tersebut sangat
berpengaruh terhadap kinerja perbankan secara keseluruhan.
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004 tentang penilaian tingkat
kesehatan bank umum, penilaian kesehatan bank dan penilaian kinerja bank biasanya menggunakan
metode CAMELS (Capital, Asset, Management, Earning, Liquidity, dan Sensitivity to Market Risk).
Namun mulai Januari 2012 seluruh Bank Umum di Indonesia sudah harus menggunakan pedoman
penilaian tingkat kesehatan bank yang terbaru berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI)
No.13/1/PBI/2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Tatacara terbaru tersebut,
disebut sebagai Metode RGEC, yaitu singkatan dari Risk Profile, Good Corporate Governance,
Earning, dan Capital.

RUMUSAN MASALAH
1. Apakah Risk Profile, Good Corporate Governance, Earning dan Capital berpengaruh
terhadap nilai perusahaan perbankan?
2. Apakah Risk Profile berpengaruh terhadap nilai perusahaan perbankan?
3. Apakah Good Corporate Governance berpengaruh terhadap nilai perusahaan perbankan?
4. Apakah Earning berpengaruh terhadap nilai perusahaan perbankan?
5. Apakah Capital berpengaruh terhadap nilai perusahaan perbankan?

TUJUAN PENELITIAN
1. Menganalisis adanya pengaruh Risk Profile, Good Corporate Governance, Earning dan
Capital terhadap nilai perusahaan perbankan

Gedung RA Kartini Lantai 9 Kampus A, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta Page 2
2. Menganalisis adanya pengaruh Risk Profile terhadap nilai perusahaan perbankan
3. Menganalisis adanya pengaruh Good Corporate Governance terhadap nilai perusahaan
perbankan
4. Menganalisis adanya pengaruh Earning terhadap nilai perusahaan perbankan
5. Menganalisis adanya pengaruh Capital terhadap nilai perusahaan perbankan

MANFAAT PENELITIAN
a. Bagi perusahaan
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada perusahaan untuk
menganalisis laporan keuangan perusahaan dalam mengevaluasi profitabilitas dan risiko.
Selain itu dapat digunakan sebagai dasar pengambilan kebijakan finansial untuk
meningkatkan profitabilitas perusahaan sehingga dapat lebih meningkatkan nilai
perusahaan.
b. Bagi Investor
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi input informasi terkait dengan pengambilan
keputusan di dalam kegiatan investasi.
c. Bagi akademis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai pengaruh rasio
keuangan terhadap profitabilitas, dan pengaruhnya terhadap nilai perusahaan.

LANDASAN TEORI
Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan,
kinerja, perubahan ekuitas, arus kas dan informasi lainnya yang bermanfaat bagi pengguna laporan
dalam rangka membuat keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen
atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan, yang sering dikaitkan
dengan harga saham. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Tujuan utama
perusahaan menurut theory of the firm adalah untuk memaksimumkan kekayaan atau nilai
perusahaan (value of the firm) (Salvatore, 2005).
PBV (Price to Book Value) merupakan indicator earning power, yang menunjukkan
perbandingan antara harga pasar dengan nilai bukunya. Semakin tinggi nilai Price to Book Value
menunjukkan tingkat laba serta nilai perusahaan yang semakin meningkat, demikian pula
sebaliknya. PBV menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu
perusahaan atau bisa juga digunakan untuk mengukur tingkat kemahalan dari suatu saham.
Semakin tinggi rasio ini berarti pasar percaya akan prospek suatu perusahaan, sehingga
mengakibatkan harga saham dari perusahaan tersebut meningkat pula. Begitu juga sebaliknya jika
PBV rendah akan berdampak pada rendahnya kepercayaan pasar terhadap prospek perusahaan yang
berakibat pada turunnya permintaan saham dan selanjutnya berimbas pula dengan menurunnya
harga saham dari perusahaan tersebut. Ini memberikan bukti bahwa rasio ini berpengaruh positif
terhadap harga saham.
Analisis Komponen Risk Based Bank Rating
Metode RBBR menggunakan penilaian terhadap empat faktor berdasarkan Surat Edaran BI No
13/24/DPNP/2011 adalah sebagai berikut :

1. Non Performing Loan (NPL)


NPL merupakan rasio yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam
mengcover risiko kegagalan pengembalian kredit oleh debitur (Darmawan, 2004). NPL
mencerminkan risiko kredit, semakin kecil NPL semakin kecil pula risiko kredit yang
ditanggung pihak bank. Ketentuan Bank Indonesia ialah bahwa bank harus menjaga NPL-
nya dibawah 5%.

Gedung RA Kartini Lantai 9 Kampus A, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta Page 3
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 NPL
dirumuskan sebagai berikut :

Kredit Bermasalah
NPL = X 100%
Total Kredit

Adapun penilaian rasio NPL berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP
tanggal 31 Mei 2004 antara lain :
Tabel 2.1. Kriteria Pengukuran Rasio NPL

Kriteria Hasil Rasio

Sehat 5%

Tidak Sehat >5%

Sumber : Bank Indonesia, 2004


2. Good Corporate Governance (GCG)
Indikator penilaian pada GCG yaitu menggunakan bobot penilaian berdasarkan nilai
komposit dari ketetapan Bank Indonesia menurut PBI No. 13/ 1/ PBI/ 2011 Tentang
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum.
Berikut adalah tingkat penilaian GCG yang dilakukan secara Self Asessment oleh bank:
Tabel 2.2. Kriteria Pengukuran GCG

Kriteria Nilai

Nilai Komposit < 1.5 Sangat Baik

1.5 < Nilai Komposit < 2.5 Baik

2.5 < Nilai Komposit < 3.5 Cukup Baik

3.5 < Nilai Komposit < 4.5 Kurang Baik

Nilai Komposit > 4.5 Tidak Baik

Sumber : SK BI No. 9/12/DPNP


Semakin kecil nilai GCG menunjukkan semakin baik kinerja GCG perbankan. Good
Corporate Governance merupakan mekanisme untuk mengatur dan mengelola bisnis, serta
untuk meningkatkan kemakmuran perusahaan. Tujuan utama Good Corporate Governance
adalah untuk meningkatkan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan
(stakeholders) (Samontary, 2010). Mekanisme Corporate Governance yang baik akan
memberikan perlindungan kepada para pemegang saham dan kreditur untuk memperoleh
kembali atas investasi dengan wajar, tepat dan seefisien mungkin, serta memastikan bahwa
manajemen bertindak sebaik yang dilakukannya untuk kepentingan perusahaan.
Pelaksanaan Good Corporate Governance yang baik dan sesuai dengan peraturan yang
berlaku, akan membuat investor memberikan respon positif terhadap kinerja perusahaan,
bahwa dana yang diinvestasikan dalam perusahaan yang bersangkutan akan dikelola dengan
baik dan kepentingan investor akan aman.

Gedung RA Kartini Lantai 9 Kampus A, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta Page 4
3. Net Interest Margin (NIM)
Pengertian Net Interest Margin (NIM) menurut Surat Edaran Bank Indonesia No
6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 adalah sebagai berikut: Net Interest Margin (NIM)
merupakan perbandingan antara pendapatan bunga bersih terhadap rata-rata aktiva
produktifnya. Rasio Net Interest Margin (NIM) mencerminkan risiko pasar yang timbul
akibat berubahnya kondisi pasar, di mana hal tersebut dapat merugikan bank (Hasibuan,
2007).
Peningkatan Net Interest Margin (NIM) menandakan bahwa perbankan mampu
meningkatkan pendapatan bunga bersih atau pihak perbankan mampu memperbesar spreed
antara suku bunga kredit dengan suku bunga dana, sehingga akan diperoleh tanggapan
positif dari para investor, sehingga dapat dipertimbangkan oleh investor dalam menentukan
keputusan investasinya dan kecenderungan investor akan memilih investasi dengan melihat
kondisi perusahaan yang tidak bermasalah (Stiady Chilla, 2010).
Rumus Perhitungan Net Interest Margin (NIM) menurut Surat Edaran Bank Indonesia
No 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 adalah sebagai berikut :

Pendapatan Bunga Bersih


NIM= X 100%
Rata-Rata Aktiva Produktif

4. Capital Adequacy Ratio (CAR)


Modal bank terdiri dari dua macam yakni modal inti dan modal pelengkap. Rasio
kecukupan modal yang sering disebut dengan Capital Adequacy Ratio (CAR)
mencerminkan kemampuan bank untuk menutup risiko kerugian dari aktivitas yang
dilakukannya dan kemampuan bank dalam mendanai kegiatan operasionalnya (Idroes,
2008:69).
Sesuai peraturan Bank Indonesia No.10/15/PBI/2008, permodalan minimum yang harus
dimiliki bank adalah 8%, sedangkan dalam Arsitektur Perbankan Indonesia (API) untuk
menjadi bank jangkar Bank Umum harus memiliki CAR minimal 12%. Menurut Surat
Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 CAR dirumuskan sebagai
berikut :

Total Modal
CAR = X 100%
Total ATMR

Adapun penilaian rasio CAR berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia


No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 antara lain :
Tabel 2.3. Kriteria Pengukuran Rasio CAR

Kriteria Hasil Rasio

Sehat 8%

Tidak Sehat <8%

Sumber : Bank Indonesia, 2004

Gedung RA Kartini Lantai 9 Kampus A, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta Page 5
Hubungan Antar Variabel
Pengaruh Non Performing Loan (NPL) terhadap Nilai Perusahaan (Price to Book Value)
Risiko kredit berasal dari kegiatan penyaluran dana dan komitmen lain, risiko ini timbul
karena pihak peminjam tidak dapat memenuhi kewajiban finansialnya kepada bank pada saat jatuh
tempo. Dengan kata lain, risiko ini timbul karena adanya ketidakpastian tentang pembayaran
kembali pinjaman oleh debitur. Oleh karena itu, pihak bank harus berhati-hati dalam memilih calon
debitur untuk mengantisipasi kemungkinan timbulnya risiko ini. Dengan meningkatnya Non
Performing Loan maka akan menyebabkan turunnya kinerja keuangan dan akan menurunkan nilai
perusahaan.Jadi semakin tinggi nilai NPL maka nilai perusahaan semakin menurun, begitu juga
sebaliknya semakin rendah nilai NPL maka nilai perusahaan akan meningkat.

Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) terhadap Nilai Perusahaan (Price to Book
Value)
Tujuan Corporate Governance adalah menciptakan nilai tambah bagi semua pihak
berkepentingan (stakeholders). Semakin kompleksnya aktivitas pengelolaan perusahaan maka akan
meningkatkan kebutuhan praktek tata kelola perusahaan (Corporate Governance) untuk
memastikan bahwa manajemen berjalan dengan baik. Dengan memberikan prioritas terhadap
perbaikan penerapan Corporate Governance, perusahaan-perusahaan dapat mengarah kepada
peningkatan kinerja. Perusahaan yang dikelola dengan baik akan menumbuhkan keyakinan
pelanggan dan memperoleh kepercayaan dari pasar.

Pengaruh Net Interst Margin (NIM) terhadap Nilai Perusahaan (Price to Book Value)
Net interest Margin (NIM) adalah berapa perbandingan antara pendapatan bunga bersih
dengan rata-rata aktiva produktif. Hal ini menunjukkan bahwa bagaimana kemampuan bank dalam
menghasilkan pendapatan utamanya dari bunga pinjaman dan bunga dari hasil investasi. Bila
semakin tinggi Net interest Margin (NIM), maka semakin baik kinerja bank tersebut. Dengan
kinerja bank semakin baik maka nilai perusahaanpun semakin meningkat.

Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Nilai Perusahaan (Price to Book Value)
Capital Adequacy Ratio adalah modal minimum yang cukup menjamin kepentingan pihak
ketiga. Modal ini sangat penting bagi kemajuan bank dan dapat digunakan untuk menjaga
kemungkinan timbulnya risiko kerugian akibat dari pergerakan aktiva bank yang pada dasarnya
berasal sebagian besar dari dana pihak ketiga. Peraturan bankpun mengharuskan bank untuk
menjaga kecukupan modal dan pengelolaan permodalan yang baik untuk menjaga kepercayaan
kreditur dan nilai perusahaan dimata pemegang saham serta calon investor. CAR yang terlalu tinggi
dapat menyebabkan dana menganggur (idle fund) semakin besar sehingga akan menyebabkan
kinerja keuangan bank akan menurun dan nilai perusahaanpun akan menurun.

Hipotesis Penelitian
Ha1 : Non Performa Loan, Good Corporate Governance, Net Interest Margin dan Capital
AdequacyRatio berpengaruh terhadap Price to Book Value
Ha2 : Non Performa Loan berpengaruh terhadap Price to Book Value
Ha3 : Net Interest Margin berpengaruh terhadap Price to Book Value
Ha4 : Good Corporate Governance berpengaruh terhadap Price to Book Value
Ha5 : Capital Adequacy Ratio berpengaruh terhadap Price to Book Value

Gedung RA Kartini Lantai 9 Kampus A, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta Page 6
Kerangka Pikir Penelitian

Gambar 2.1
Kerangka Pikir Penelitian
METODOLOGI PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Tempat pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia yang beralamat di
Gedung Jakarta Stock Exchange Lantai 4, Jl. Jendral Sudirman Kav. 52 53, Jakarta 12190,
Indonesia dan melalui situs resmi masing-masing perusahaan.Penelitian dilakukan mulai bulan
November 2014 sampai dengan selesai.
Jenis dan Pengumpulan Data
Dalam melaksanakan penelitian ini, data yang dipergunakan adalah data sekunder yang
berupa laporan historis rasio-rasio keuangan masing-masing perusahaan perbankan yang
tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) serta laporan keuangan yang berupa laporan keuangan
tahunan perusahaan perbankan yang telah tercatat di BEI yang telah dipublikasikan pada
periode penelitian. Dalam penelitian ini data tersebut meliputi Non Performing Loan (NPL),
Good Corporate Governance, Net Interest Margin (NIM) dan Capital Adequacy Ratio (CAR)
Bank Umum sebagai variabel independen. Lalu dari hasil tersebut akan diperoleh pengaruhnya
terhadap nilai perusahaan perbankan sebagai variabel dependen. Data sekunder diperoleh
dengan metode pengamatan selama kurun waktu penelitian yaitu tahun 2009 - 2013. Data

Gedung RA Kartini Lantai 9 Kampus A, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta Page 7
didapat dengan mengakses website BEI yaitu www.idx.co.id . Alasan pengambilan data dari
Bursa Efek Indonesia karena BEI merupakan bursa yang terbesar dan terpercaya dan dapat
menggambarkan situasi perusahaan di Indonesia.Survey kepustakaan dilakukan dengan
membaca literatur dan teori yang ada untuk mendukung penelitian yang dilakukan.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) sebanyak 38 perusahaan, yang merupakan besarnya populasi dalam
penelitian ini.
Pemilihan sampel yang akan dilakukan adalah dengan teknik non probability sampling yaitu
dengan salah satu teknik pemilihan purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut :
1. Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009 sampai
dengan 2013
2. Perusahaan perbankan yang menerbitkan laporan keuangan dari tahun 2009 sampai
dengan tahun 2013
3. Perusahaan perbankan yang memiliki data-data yang lengkap mengenai variabel yang
akan diteliti dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013
4. Perusahaan perbankan dengan nilai Non Performing Loan (NPL) di bawah 5% selama
periode penelitian
5. Perusahaan perbankan dengan nilai Capital Adequacy Ratio (CAR) minimal 8% selama
periode penelitian
6. Perusahaan perbankan dengan nilai komposit Good Corporate Governance maksimal 2
(Baik) selama periode penelitian
7. Perusahaan perbankan dengan skor Corporate Governance tertinggi berdasarkan
ASEAN CG Scorecard pada tahun 2013
8. Perusahaan perbankan dengan modal inti minimal Rp 5 triliun.
Berikut adalah daftar bank yang menjadi objek penelitian :

Tabel 1. Sampel Perusahaan


Kode
No Saham Nama Emiten Tanggal IPO
1 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk 29-Dec-1982
2 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk 21-Nov-1989
3 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk 29-Nov-1989
4 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 6-Des-1989
5 BNLI Bank Permata Tbk 15-Jan-1990
6 NISP Bank OCBC NISP Tbk 20-Okt-1994
7 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 25-Nov-1996
8 BBCA Bank Central Asia Tbk 31-Mei-2000
9 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk 14-Jul-2003
10 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 10-Nov-2003
11 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk 12-Mar-2008
Sumber: Bursa Efek Indonesia (BEI)

Gedung RA Kartini Lantai 9 Kampus A, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta Page 8
Tabel 3.2. Definisi Operasional Variabel
Rasio yang Skala
No Variabel digunakan Pengukuran Pengukuran
1 Nilai PBV PBV = Rasio
Perusahaan
2 Risk Profile NPL NPL = Rasio
3 GCG Self Nilai = Bobot x Peringkat Rasio
Assessment
System
4 Earning NIM NIM = Rasio

5 Capital CAR CAR = Rasio

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Analisis Data
1. Uji Statistik Deskriptif
Hasil analisis statistik deskriptif sebagai berikut :
a. Variabel Price to Book Value (PBV) menunjukkan nilai minimum sebesar 0,8000 dan
nilai maksimum sebesar 5,3500 sementara nilai rata-ratanya sebesar 2,558000 dan
standar deviasinya 1,1781426. Apabila nilai PBV > 1, maka saham dalam posisi
overvalued, nilai PBV = 1 maka saham dalam posisi Fairvalued dan nilai PBV < 1
maka saham dalam posisi undervalued. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan
perbankan dalam penilitian ini memiliki nilai pasar saham rata-rata di atas 1
dibandingkan dengan nilai bukunya (overvalued), yang berarti semakin besar
kepercayaan pasar terhadap prospek perusahaan tersebut.
b. Variabel Non Performing Loan (NPL) menunjukkan nilai minimum 0,0040 dan nilai
maksimum 0,0470 sementara nilai rata-rata sebesar 0,021542 dan standar deviasinya
sebesar 0,0112804. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan perbankan
telah menerapkan peraturan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia untuk nilai Non
Performing Loan (NPL) yang baik berada di bawah 5%. Semakin kecil nilai Non
Performing Loan (NPL) maka semakin kecil pula risiko kredit yang ditanggung oleh
pihak bank.
c. Variabel Good Corporate Governance (GCG) dengan nilai minimum sebesar 1,0000
dan nilai maksimum sebesar 2,0000 sementara nilai rata-ratanya 1,320236 dan standar
deviasinya 0,2832760. Dari hasil penelitian ini menunjukkan perusahaan perbankan
telah menerapkan Good Corporate Governance (GCG) dengan baik, karena semakin
kecil nilai Good Corporate Governance (GCG) nya menunjukkan semakin baik kinerja
perusahaannya. Dengan GCG yang baik akan meningkatkan nilai tambah bagi semua
pihak yang berkepentingan (stakeholder) dan investor akan memeberikan respon yang
positif terhadap kinerja perusahaan .
d. Variabel Net Interest Margin (NIM) menunjukkan nilai minimum 0,0409 dan nilai
maksimum 0,1400 sementara nilai rata-ratanya sebesar 0,068855 dan standar deviasi
sebesar 0,270965. Hasil penelitian ini menunjukkan kemampuan manajemen bank
dalam menghasilkan pendapatan dari bunga bersih telah bekerja dengan baik, karena
semakin tinggi nilai Net Interest Margin (NIM) maka semakin baik posisi nilai
aktivanya.

Gedung RA Kartini Lantai 9 Kampus A, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta Page 9
e. Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) dengan nilai minimum 0,1183 dan nilai
maksimum sebesar 0,2340 sedangkan nilai rata-ratanya sebesar 0,160189 dan standar
deviasinya sebesar 0,0284080. Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yaitu untuk
rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) untuk perbankan minimal 8% dengan tujuan untuk
menjaga kepercayaan kreditur dan para pemegang saham serta calon investor, dan hasil
penelitian ini menunjukkan Capital Adequacy Ratio (CAR) rata-rata di atas 8%. Tetapi
Capital Adequacy Ratio (CAR) yang terlalu besar dapat menyebabkab dana
menganggur (idle fund) semakin besar sehingga akan menyebabkan kinerja keuangan
bank akan menurun maka nilai perusahaanpun akan menurun.
2. Uji Kualitas Data
a. Uji Normalitas Data
Hasil uji dengan menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov menunjukkan
nilai asymp.sig (2-tailed) dari variabel Price to Book Value (PBV) sebesar 0.384,
variabel Non Performing Loan (NPL) sebesar 0.888, variabel Good Corporate
Governance (GCG) sebesar 0.291, variabel Net Interest Margin (NIM)sebesar 0.001,
dan variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 0.239. Untuk memenuhi uji asumsi
klasik, maka data yang terdistribusi tidak normal terlebih dahulu ditransformasi ke
logaritma natural. Hasil uji dengan menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov
yang telah ditransfomasi logaritma natural belum berhasil terdistribusi normal. Maka
untuk memenuhi uji asumsi klasik, data yang tidak terdistribusi normal diuji kembali
dengan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov-Unstandardized Residual, dengan hasil
normalitas menunjukan nilai asymp.sig (2-tailed) dari semua variabel sebesar 0,908
artinya semua variabel normal. Dapat dijelaskan bahwa model regresi linier berganda
tersebut layak untuk digunakan dalam penelitian ini, karena semua variabel memiliki
nilai asymp.sig (2-tailed) lebih dari 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa residual
data terdistribusi secara normal.
b. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas dilakukukan untuk mengetahui ada tidaknya
multikolinearitas . Dapat dilihat dari nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor
(VIF). Nilai VIF 10 dan Tolerance 0,10.
Deskripsi pengujian adalah sebagai berikut :
a. Nilai Tolerance NPL sebesar 0.967 ( 0,1) dan nilai VIF NPL sebesar 1,034 (
10).
b. Nilai Tolerance GCG sebesar 0.866 ( 0,1) dan nilai VIF NPL sebesar 1,154 (
10).
c. Nilai Tolerance NIM sebesar 0.663 ( 0,1) dan nilai VIF NIM sebesar 1,508 (
10).
d. Nilai Tolerance CAR sebesar 0.619 ( 0,1) dan nilai VIF CAR sebesar 1,615 (
10).
2. Uji Autokorelasi
Dapat diketahui bahwa nilai Durbin-Watson sebesar 1,682. Sedangkan data dari
tabel DW dengan signifikansi 0,05 dengan jumlah data (N) 55 serta K = 4 diperoleh
nilai dL sebesar 1,4136 dan du sebesar 1,7240. Karena nilai DW sebesar 1,682 lebih
kecil dari batas atas (du) 1,7240 dan kurang dari 4 1,7240 (4 - du) maka dapat
disimpulkan bahwa ada autokorelasi positif.
Agar penelitian ini menjadi tidak ada autokorelasi maka dilakukan uji Durbin-
Watson (DW) kembali dengan cara mengurangi 1 (satu) dari jumlah data (n 1)
sehingga jumlah data dalam penelitian ini menjadi 54 (55 - 1). Hasil pengujian
autokolerasinya adalah sebagai berikut : Diketahui bahwa nilai Durbin-Watson
sebesar 1,844. Sedangkan data dari tabel DW dengan signifikansi 0,05 dengan
jumlah data (N) 54 serta K = 4 diperoleh nilai dL sebesar 1,4069 dan du sebesar

Gedung RA Kartini Lantai 9 Kampus A, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta Page 10
1,7234. Dan du< d < 4 - du (1,7234 < 1,844 < 4 1,7234) maka dapat disimpulkan
bahwa tidak ada autokorelasi positif dan negatif sehingga keputusan dapat diterima.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dipergunakan untuk menguji apakah model regresi
terjadi ketidaksamaan varians dari residual atau observasi ke observasi lainnya. Uji
heteroskedastisitas diketahui dengan cara melihat dari gambar scatterplot, dimana
model regresi yang normal adalah tidak terjadinya heteroskedastisitas.
Pada gambar scatterplot dapat terlihat bahwa titik-titik membentuk pola yang
tidak beraturan dan menyebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y.
Sehingga dapat disimpulkan uji heteroskedastisitas terpenuhi.

B. Uji Hipotesis
1. Uji Regresi Linear Berganda
Hasil perhitungan analisis regresi ini menghasilkan persamaan regresi linear berganda
dan signifikansinya yang diperoleh dari tabel coefficient.
Maka dapat disusun persamaan regresi linear berganda dari data kolom B sedangkan
signifikansinya diperoleh dari kolom Sig. dengan hasil sebagai berikut :
Y = + b1NPL + b2GCG + b3NIM + b4CAR + e
Maka :
PBV = 4,525 - 17,725NPL - 0,202GCG+15,961NIM -15,320CAR +e
Dari persamaan yang terlihat di atas, maka dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Nilai konstanta Price to Book Value (PBV) adalah 4,525 artinya jika semua variabel
bebas dianggap konstan dan tidak memiliki nilai atau bernilai 0, maka besarnya
kinerja nilai perusahaan perbankan sebesar 4,525 atau 452,5%. Price to Book Value
(PBV) yang tinggi (>1) mencerminkan harga saham yang tinggi dibandingkan
dengan nilai buku perlembar sahamnya.
2. Koefesien regresi variabel Non Performing Loan (NPL) sebesar -17,725 memiliki
pengaruh negatif terhadap nilai perusahaan perbankan dan dengan nilai t sebesar -
1,321 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,193, menunjukkan bahwa setiap
kenaikan Non Performing Loan (NPL) sebesar 1 satuan maka akan membuat nilai
perusahaan perbankan semakin berkurang sebesar 17,725 dengan asumsi variabel
independen yang lainnya konstan atau tetap. Apabila nilai Non Performing Loan
(NPL) naik maka kinerja perusahaan akan turun karena banyaknya kredit
bermasalah di dalam perusahaan perbankan sehingga pendapatan akan berkurang.
3. Koefesien regresi variabel Good Corporate Governance (GCG) sebesar - 0,202 dan
nilai t sebesar -0,364 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,718 menunjukkan bahwa
setiap kenaikan Good Corporate Governance (GCG) sebesar 1 satuan akan
membuat nilai perusahaan perbankan semakin berkurang sebesar 0,202 dengan
asumsi variabel independen yang lainnya konstan atau tetap. Hal ini dikarenakan
penilaian Good Corporate Governance (GCG) yang telah ditetapkan oleh Bank
Indonesia yaitu apabila nilai komposit Good Corporate Governance (GCG) semakin
kecil maka nilai Good Corporate Governance (GCG) nya semakin baik, dan akan
berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.
4. Koefesien regresi variabel Net Interest Margin (NIM) sebesar 15,961 dan nilai t
sebesar 2,403 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,020 menunjukkan bahwa setiap
kenaikan Net Interest Margin (NIM) sebesar 1 satuan akan membuat nilai
perusahaan semakin naik sebesar 15,961 dengan asumsi variabel independen yang
lainnya konstan atau tetap. Net Interest Margin (NIM) merupakan rasio yang
mengukur seberapa besar bunga bersih hasil dari kegiatan utama bank. Semakin

Gedung RA Kartini Lantai 9 Kampus A, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta Page 11
tinggi nilai Net Interest Margin (NIM) maka semakin tinggi juga pendapatan yang
diperoleh oleh bank sehingga nilai perusahaanpun semakin meningkat.
5. Koefesien regresi variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar -15,320 dan nilai
t sebesar -2,336 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,024 menunjukkan bahwa
setiap kenaikan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 1 satuan akan membuat nilai
perusahaan perbankan semakin berkurang sebesar 15,320 dengan asumsi variabel
independen yang lainnya konstan atau tetap. Hal ini disebabkan kalau nilai Capital
Adequacy Ratio (CAR) terlalu tinggi akan dapat menyebabkan dana menganggur
(idle fund) yang seharusnya dananya dapat disalurkan dalam bentuk kredit kepada
masyarakat. Jadi semakin tinggi nilai Capital Adequacy Ratio (CAR) akan
menyebabkan kinerja keuangan bank akan menurun dan nilai perusahaanpun
menurun.

2. Uji Koefisien determinasi (Uji Adjusted R-Square)


Dapat diketahui besarnya nilai dari Adjusted R square yaitu 0.186 yang dapat
diartikan bahwa 18,6% Price to Book Value (PBV) dapat dipengaruhi oleh 4 variabel
yang terdiri dari Non Performing Loan (NPL), Good Corporate Governance (GCG),
Net Interest Margin (NIM) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) sedangkan sisanya
81,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
3. Uji Statistik F
Nilai F hitung sebesar 2,799 serta nilai signifikasi sebesar 0,036 dimana nilai
ini lebih kecil dari 0,05 dan F tabel dari tabel F sebesar 2,56 sehingga dapat
disimpulkan H01 ditolak dan Ha1 dapat diterima dan model regresi layak untuk
digunakan dalam pengujian data. Hal ini berarti variabel independen (NPL, GCG,
NIM dan CAR) secara simultan berpengaruh signifikan pada variabel dependen
(PBV). Artinya bahwa nilai perusahaan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia mempertimbangkan faktor keempat variabel tersebut.
4. Uji Statistik t (Parsial)
1. Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan nilai t hitung sebesar -1,321 dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,193 dan lebih besar dari 0,05 sehingga H02 yang
mengatakan Non Performing Loan(NPL) tidak berpengaruh signifikan terhadap
Price to Book Value (PBV) diterima dan Ha2 ditolak. Dari hasil uji t ini disimpulkan
bahwa tidak ada pengaruh variabel Non Performing Loan(NPL) secara parsial
terhadap Price to Book Value (PBV). Hal ini dikarenakan calon investor tidak
terpengaruh oleh banyaknya kredit macet pada perusahaan perbankan (Non
Performing Loannya suatu bank tinggi) karena calon investor berkeyakinan bahwa
perusahaan perbankan telah memiliki modal untuk menutupi risiko kredit ini berupa
Cadangan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP), selain itu juga untuk
kredit seperti kredit modal kerja, kredit perumahan ataupun kredit kendaraan harus
memiliki jaminan sehingga apabila kreditnya mengalami masalah (macet) dapat
segera ditanggulangi dengan mengambil alih jaminannya. Jadi untuk nilai rasio Non
Performing Loan tidak berpengaruh terhadap harga saham di pasaran. Bagi investor
yang paling utama adalah profitabilitas dari perusahaan perbankan tersebut, kalau
bank tersebut labanya besar maka deviden yang akan diterima oleh investorpun akan
besar.
2. Hasil pengujian ketiga menunjukkan nilai t-hitung sebesar -0,364 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,718 lebih besar dari 0,05 sehingga H03 yang mengatakan
Good Corporate Governance (GCG) tidak berpengaruh signifikan terhadap Price to
Book Value (PBV) diterima danHa3 ditolak. Dari hasil uji t ini disimpulkan bahwa
tidak ada pengaruh variabel Good Corporate Governance (GCG) secara parsial
terhadap Price to Book Value (PBV). GCG tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap nilai perusahaan. Hal ini dikarenakan calon investor apabila akan membeli

Gedung RA Kartini Lantai 9 Kampus A, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta Page 12
saham perusahaan pebankan tidak melihat dari Good Corporate Governance (GCG)
nya saja karena mereka beranggapan kalau GCG itu merupakan alat untuk
menjembatani atau menyelaraskan kepentingan antara pihak principal dengan pihak
agen, sehingga akan mengurangi konflik diantara mereka. Yang dilihat oleh calon
investor adalah faktor lain selain GCG contohnya banknya memiliki kepercayaan
dari masyarakat yang besar, memiliki jaringan yang luas dan dapat memberikan
keuntungan yang besar.
3. Hasil pengujian keempat menunjukkan nilai t-hitung sebesar 2,403 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,020 lebih kecil dari 0,05 sehingga H04 yang mengatakan Net
Interest Margin (NIM) tidak berpengaruh signifikan terhadap Price to Book Value
(PBV) ditolak danHa4 diterima. Hal ini berarti Net Interest Margin (NIM) memiliki
pengaruh terhadap Price to Book Value (PBV). Hal ini berarti investor dapat
mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba setiap tahun. Semakin besar
kemampuan bank dalam menghasilkan laba maka akan meningkatkan nilai
perusahaan yang diakibatkan dengan tingginya rentabilitas.
4. Hasil pengujian kelima menunjukkan nilai t-hitung sebesar -2,336 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,024 lebih kecil dari 0,05 sehingga H05 yang mengatakan
Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak berpengaruh signifikan terhadap Price to Book
Value (PBV) ditolak dan Ha5 diterima. Dari hasil uji t ini disimpulkan bahwa ada
pengaruh variabel Capital Adequacy Ratio (CAR). Sedangkan berdasarkan
persamaan regresi terlihat bahwa koefisien untuk variabel ini bernilai negatif,
sehingga dapat diartikan bahwa pengaruh yang diberikan oleh variabel Capital
Adequacy Ratio(CAR) terhadap Price to Book Value (PBV) adalah negatif. Kondisi
ini mengandung arti bahwa semakin tinggi nilai Capital Adequacy Ratio(CAR)
perusahaan perbankan maka mengakibatkan semakin rendah nilai perusahaan
tersebut. Hal ini dikarenakan dengan nilai Capital Adequacy Ratio(CAR)yang
terlalu tinggi akan menyebabkan idle money sehingga profitabilitaspun akan
berkurang, karena yang seharusnya dananya untuk disalurkan dalam bentuk kredit
atau pinjaman lainnya kepada masyarakat sehingga menghasilkan pendapatan dari
bunga pinjaman/kredit tetapi dipergunakan untuk cadangan likuiditas karena bank
takut apabila terjadi penarikan dana oleh nasabah deposan secara besar-besaran dan
serentak. Maka dengan CAR yang terlalu tinggi profitabilitaspun akan berkurang
sehingga nilai perusahaanpun berkurang.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Berdasarkan perumusan masalah, tujuan, landasan teori, hasil analisis data,
pengujian hipotesis serta pembahasan dengan objek penelitian perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2009 2013, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Non Performing Loan, Good Corporate Governance, Net Interest Margin dan Capital
Adequacy Ratio, secara bersama-sama berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan model
penelitian layak digunakan sebagai alat prediksi berdasarkan hasil uji F dengan nilai F
hitung sebesar 2,799.
2. Tidak terdapatpengaruh yang signifikan secara parsial Non Performing Loan terhadap
nilai perusahaan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikan sebesar 0,193. Hal ini
dikarenakan calon investor atau investor memiliki keyakinan kalau kredit yang
diberikan oleh bank kepada masyarakat atau nasabah sudah dilindungi atau bank
memiliki dana pencadangan apabila terjadi kreditnya bermasalah. Yang paling penting
yang dilihat oleh investor yaitu dari profitabilitas dari bank tersebut, karena kalau bank
tersebut profitabiltasnya tinggi maka deviden yang akan diterimapun tinggi.

Gedung RA Kartini Lantai 9 Kampus A, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta Page 13
3. Tidak terdapatpengaruh yang signifikan secara parsial Good Corporate Governance
(GCG) terhadap nilai perusahaan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikan sebesar
0,718. Hal ini dikarenakan GCG merupakan alat untuk menyelaraskan antara
kepentingan principal dengan agen sehingga bias sejalan dengan tujuan yang sama yaitu
mencapai laba dan berkesinambungan. Yang dilihat oleh calon investor atau investor
yaitu factor lain seperti kepercayaan dari masyarakat terhadap bank tersebut dan juga
profitabilitasnya.
4. Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial Net Interest Margin (NIM) terhadap
nilai perusahaan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikan sebesar 0,020. NIM
memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan karena kalau NIM nya tinggi maka nilai
perusahaanpun menjadi tinggi.
5. Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial Capital Adequacy Ratio (CAR)
terhadap nilai perusahaan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikan sebesar 0,024.
CAR berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan yang berarti kalau nilai
CAR nya terlalu tinggi akan menyebabkan idle money, karena CAR merupakan
cadangan apabila bank mengalami penarikan dana oleh nasabah secara besar-besaran.
Nilai CAR yang terlalu besar akan menyebabkan nilai profitabilitas menurun sehingga
nilai perusahaanpun akan menurun.
Keterbatasan
Penelitian ini memiliki keterbatasan dan kekurangan penelitian sebagai berikut:
1. Periode data penelitian yang digunakan hanya 5 (lima) tahun, yaitu tahun 2009 sampai
dengan 2013.
2. Penelitian hanya menguji dan menganalisis 4 (empat) variabel independen sedangkan
masih banyak faktor lain yang mempengaruhi nilai perusahaan.
3. Terjadi masalah normalitas pada variabel Net Intersest Margin,
4. Terdapat masalah autokorelasi yang mengakibatkan data menjadi autokorelasi positif.

Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang diberikan adalah sebagai berikut :
1. Bagi Perusahaan Perbankan
Pihak bank sebaiknya meningkatkan kinerja keuangan maupun kinerja manajemen
setiap tahunnya sehingga persepsi investor terhadap prospek kinerja bank di masa yang
akan datang dapat terjaga dengan baik.
2. Walapun dituntut untuk meningkatkan kinerjanya tetapi harus tetap mematuhi peraturan
yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia sehingga akan tercipta perusahaan perbankan
yang sehat.
3. Bagi investor dan calon investor
Bagi investor dan calon investor untuk menanamkan modal atau menyimpan dana,
terlebih dahulu harus memperhatikan rasio-rasio yang dominan berpengaruh terhadap
kesehatan bank. Sehingga dapat diketahui bagaimana kinerja dari bank tersebut yang
dapat meningkatkan return agar dapat terhindar dari kerugian pada masa yang akan
datang.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang tertarik atau akan meneliti lebih dalam mengenai
industri perbankan, diharapakan penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi
penelitian selanjutnya terutama dengan menambahkan faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi nilai perusahaan seperti menambah variabel Loan to Deposit Ratio,
Return on Asset, Return on Equity dan BOPO.
5. Penelitian ini hanya menggunakan sampel sebanyak 55, sehingga masih belum mampu
memberikan hasil yang sempurna. Penelitian berikutnya dapat menambah sampel
penelitian dengan harapan mampu memberikan hasil yang lebih baik.

Gedung RA Kartini Lantai 9 Kampus A, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta Page 14
6. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya mengenai topik ini menggunakan objek
penelitian yang lebih luas dan periode penelitian yang lebih lama sehingga hasil
penelitian dapat lebih menjelaskan hubungan dan pengaruh serta keakuratannya.

DAFTAR PUSTAKA
Akindale R. I. (2012). Risk Management and Corporate Governance Performance Emperical
Evidence from the Nigerian Banking Sector. Ife PsychologIA, Vol.20 No. 1, 103-120
Arthur, J Keown, dkk (2004), Prinsip-prinsip dan Aplikasi Manajemen Keuangan, Penerbit Indeks,
Jakarta.
Andri Rachmawati dan Hanung Triatmoko. (2007). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan. SNA X Makassar.
Arifin, A. 2002. Membaca Saham. Yogyakarta: Andi. Hal 89
Almilia, Luciana Spica, dan Winny Herdiningtyas, 2005. Analisa Rasio Camel terhadap Prediksi
Kondisi Bermasalah pada Lembaga Perbankan Periode 2000-2002. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan. Volume 7 Nomor 2, STIE Perbanas, Surabaya.
Anisa Nursatyani. 2011. Analisis Pengaruh Efisiensi Operasi, Risiko Kredit, Risiko Pasar, dan
Modal terhadap Kinerja Keuangan Perbankan (Studi Perbandingan pada Bank Domestik
dan Bank Asing di Indonesia Periode 2004-2008). UNDIP. Semarang.
Ahmed dan Nanda. 2004, Style Investing : Incorporating PBV in Value Stocks, The Journal of
Portofolio Management.
Brigham, E.F. dan Gapenski, LouisC., 1996. Intermediate finance management (5 Th ed.).
Harbor rive: The Dryden Press
Cebenoyan, A.S., Strahan, E.P. (2004). Risk Management, Capital Structure and Lending at Banks.
Journal of Banking & Finance Volume 28, 19-43.
Chila, Stiady dan Budi Hermana. 2010. Analisis Of Fundamental Factor Influence And systematic
On Share Price Banking Listed In Stock Exchange Indonesia (BEI). Jurnal Akuntansi dan
Keuangan. 9 (1): 57-69
Dendawijaya, Lukman. 2003. Manajemen Perbankan . Bogor : Ghalia Indonesia.
Daniri, Mas Achmad & Angela Indirawati Simatupang. (n.d). Transformasi Audit Internal Menuju
Terwujudnya Good Corporate Governance. 11 September 2009.
Dr. Riant Nugroho, 2009, Public Policy (edisi revisi), Jakarta, PT. Elex Media Komputindo
Darmawan, Komang, (2004), Analisis Rasio-Rasio Bank,Info Bank, Juli, 18-21 Laporan
Pengawasan Perbankan 2008, Bank Indonesia.
Forum For Corporate Governance In Indonesia. 2001. Corporate Governance: Tata Kelola
Perusahaan. Edisi Ketiga, Jakarta.
Febrina, Nica. (2010). Pengaruh Komisaris Independen Dan Kinerja Keuangan Terhadap Nilai
Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Wholesale Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia). Jurnal Jurusan Manajemen,Fakultas Ekonomi-Universitas Gunadarma.
Ferry N, Idroes.2008. Manajemen Resiko Perbankan. Jakarta : Rajawali Percetakan
Ghozali, Imam, 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi
Keempat, Penerbit Universitas Diponegoro.
_____ 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19
(edisi kelima.) Semarang: Universitas Diponegoro.
Husnan, Suad. (2004). Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas.Yogyakarta: UPP AMP
YKPN
Juwenda, Cahyaningtyas dan Husnaini (2014) Analisis Penerapan Peraturan Bank Indonesia No.
13/1/PBI/2011 Terhadap Nilai Perusahaan Perbankan. SNA 17 Mataram, Lombok.
Universitas Mataram.
Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Hal.. 79
Lubis, Tona Aurora. 2009. Manajemen Investasi : Pendekatan Teoritis dan Empiris.

Gedung RA Kartini Lantai 9 Kampus A, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta Page 15
Malang : Universitas Brawijaya2000-2002. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Volume 7 Nomor 2,
STIE Perbanas, Surabaya, hal 12.
McKinsey and Company (2002) Global Investor Opinion Survey: Key Findings
Mahardian, Pandu. 2008. Analisis Pengaruh Rasio CAR, BOPO, NPL, NIM dan LDR Terhadap
Kinerja Keuangan Perbankan (Studi Kasus Perusahaan Perbankan yang Tercatat di BEJ
Periode Juni 2002 Juni 2007). Tesis Universitas Diponegoro Semarang
Nurlela, Rika dan Ishlahuddin. 2008. Pengaruh Corporate Social Responsibility
Terhadap Nilai Perusahaan dengan Prosentase Kepemilikan Manajemen sebagai Variabel
Moderating. Makalah disampaikan dalam Simposium Nasional Akuntansi XI Pontianak,
23-24 Juli.
Prinsip Akuntansi Indonesia Pernyataan No. 7 Tentang Standar Khusus Akuntansi
Perbankan Indonesia (SKAPI)
Prinsip Akuntansi Indonesia, 1984
Pancawati Hardiningsih; L.Suryanto; dan Anis Chariri. (2002). Pengaruh Faktor
Fundamental dan Resiko Ekonomi terhadap Return Saham pada Perusahaan di Bursa Efek
Indonesia: Studi Kasus Basic Industry & Chemical, Jurnal Strategi Bisnis, vol.8 Desember
2001/tahun VI, pp 83-97.
Peraturan Bank Indonesia No. 15/12/PBI/2013 Tentang Kewajiban Penyedian
Modal Minimum Bank Umum
Penni Mulyaningrum. 2008. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kebangkrutan
Bank di Indonesia. Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang.
Putri, Ginza Angelina Purwanto. 2013. Analisis Pengaruh Kepemilikan Institusional, Free
Cash Flow, Investment Opportunity Set Terhadap Nilai Perusahaan Dengan
Kebijakan Hutang Sebagai Variabel Intervening. Skripsi. Fakultas Ekonomika dan
Bisnis. Universitas Diponogoro.
Riski Agustininingrum (2012) Analisis pengaruh CAR, NPL, dan LDR terhadap
Profitabilitas pada Perusahaan Perbankan. Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (Unud),
Bali, Indonesia
Ratih, Ni Made Dwi Kumala. 2011. Pengaruh Risiko Kredit Terhadap Nilai
Perusahaan dengan Corporate Governance sebagai Variabel Pemoderasi. Fakultas Ekonomi
Universitas Udayana.
Retno, Reni Dyah dan Denies Priantinah, Msi, AK. 2012. Pengaruh Good corporate
Governance dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai
Perusahaan, Jurnal Nominal/Vol 1, No. 1/Tahun 2012
Rintistya Kurniadi, Pengaruh CAR, NIM, LDR Terhadap Return Saham Perbankan
Indonesia, Accounting Analysis Journal 1 (1) (2012)
Rika Nurlela dan Islahudin. (2008). Pengaruh Corporate Social Responsibility
Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Prosentase Kepemilikan Manajemen Sebagai Variabel
Moderating. (Studi Empiris Pada Perusahann Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta).
Simposium Nasional Akuntansi XI Pontianak 23-24 2008.
Ratih, Suklimah. Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Nilai
Perusahaan Dengan Kinerja Keuangan Sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan
Peraih The Indonesia Most Trused CompanyCGPI 2011
Santoso, Ruddy Tri Prinsip dasar akuntansi perbankan/Ruddy Tri Santoso, Ed.1.
Cet.1 Yogyakarta: Andi Offset, 1995
Santoso, Singgih, (1998). Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: PT.
Elex Media Komputindo.
Sixpria, Nedsal dan Titi Suhartati. 2013. Pengaruh Pengungkapan Tanggung Jawab
Sosial dan Praktek Tata Kelola Perusahaan dengan Nilai Perusahaan. Simposium Akuntansi
XVI Manado.
Setyawan, Aditya Wira Perdana. 2012. Pengaruh Komponen Risk Based Bank

Gedung RA Kartini Lantai 9 Kampus A, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta Page 16
Rating (RBBR) Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan yang Go-Publik di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2008-2011. Skripso. Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Universitas
Diponegoro.
Sugiarto, Ina. (2009). Analisa Kinerja Bank Setelah Penerapan Good Corporate
Governance dengan Pendekatan Metode CAMEL Studi Kasus PT. Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk. Skripsi Program Studi Akuntansi Universitas Brawijaya.
Sugiarto. 2009. Struktur Modal, Struktur Kepemilikan Perusahaan, Permasalahan
Keagenan dan Informasi Asimetri. Edisi Permata .Yogyakarta : Graha Ilmu
Salvatore, Dominick. 2005. Managerial Economics. Fifth Edition. Singapore:
Thomson Learning
Syamsuddin, Lukman. 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep Aplikasi
dalam Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.hal. 75
Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004
Tandelilin, Eduardus, 2010, Portofolio dan Investasi teori dan aplikasi, Edisi
Pertama, KANISIUS, Yogyakarta. Hal. 385
Uniariny. 2012. Pengaruh Struktur Modal dan Modal Intelektual Terhadap Nilai
Perusahaan Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010.
Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Indonesia.
Wahidawati. 2002 Pengaruh Kepemilikan Manajerial Dan Kepemilikan
Institusional Pada Kebijkan Hutang Perusahaan:Sebuah Perspektif Theory Agency. Jurnal
Riset Akuntansi Indonesia, Vol.5, No. 1, H.1-16
Wahyudi, Untung dan Hartini P. Pawestri. 2006. Implikasi Struktur Kepemilikan
Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Keputusan Keuangan Sebagai Variabel
Inetrving . Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang
http://www.bi.go.id/id/perbankan/pedoman-akuntansi/Contents/Default.aspx
http://www.idx.co.id

Gedung RA Kartini Lantai 9 Kampus A, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta Page 17

Anda mungkin juga menyukai