Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH NET OPERATING MARGIN (NOM) DAN CAPITAL ADEQUACY

RATIO (CAR) TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) PADA PERBANKAN


SYARIAH TAHUN 2018 – 2021

Dea Anggraeni1, Delia Fitriyani2, Sihar Attaruk3, Siti Habibatusoliha4, Sri Widiawati5,
Wilseu Cut Ananda6

Institut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati Cirebon

e-mail: deaanggraeni094@gmail.com

Abstrak

Perbankan merupakan salah satu sektor yang mendominasi perekonomian Indonesia.


Mendampingi pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia adalah melalui peningkatan
penelitian literatur terkait perbankan syariah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh NOM dan CAR terhadap ROA pada Perbankan Syariah dalam
periode 2018 – 2021. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder dan
data bersifat time series. Data yang dikumpulkan diperoleh dari situs Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) yang kemudian diolah dengan menggunakan analisis regresi berganda. Penelitian ini
menggunakan bantuan software SPSS 25. Hasil regresi berganda pada penelitian ini
menunjukkan bahwa secara parsial NOM berpengaruh positif terhadap ROA pada Perbankan
Syariah, CAR berpengaruh positif terhadap ROA pada Perbankan Syariah. Selain itu, secara
simultan baik NOM dan CAR berpengaruh signifikan terhadap ROA, artinya dengan analisa
rasio yang dilakukan yaitu semakin tinggi nilai NOM dan CAR maka akan semakin
meningkatkan laba suatu Perbankan Syariah dengan menggunakan ROA.

Kata Kunci: Net Operating Margin (NOM), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Return On
Asset (ROA)

Abstract

Banking is one sector that dominates the Indonesian economy. Accompanying the growth of
Islamic banking in Indonesia is through increasing research on literature related to Islamic
banking. This study aims to determine how much influence NOM and CAR have on ROA in
Islamic Banking in the period 2018 – 2021. The data used in this study are secondary data
and time series data. The data collected was obtained from the Financial Services Authority
(OJK) website which was then processed using multiple regression analysis. This study used
SPSS 25 software. The results of multiple regression in this study indicated that partially
NOM had a positive effect on ROA in Islamic Banking, CAR had a positive effect on ROA in
Islamic Banking. In addition, both NOM and CAR simultaneously have a significant effect
on ROA, meaning that the ratio analysis is carried out, namely the higher the NOM and CAR
values, the higher the profit of an Islamic banking using ROA.

Keywords: Net Operating Margin (NOM), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Return On
Asset (ROA)

1. PENDAHULUAN
Keberadaan sektor perbankan memberikan kontribusi penting dalam perekonomian suatu
negara. Bank mempunyai peranan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan ekonomi dalam
negeri. Dalam praktiknya, terdapat dua model mencari keuntungan dalam perbankan di
Indonesia, yaitu bank yang berdasarkan prinsip konvensional dan bank yang berdasarkan
prinsip syariah. Bank konvensional memperoleh sumber keuntungan dari bunga (interest
income), sementara Bank syariah mendapatkan keuntungan dengan sistem bagi hasil.
Meskipun keduanya berbeda, namun pada kenyataannya keduanya baik bank
konvensional maupun bank syariah memiliki tujuan yang sama, yaitu memperoleh
keuntungan yang optimal dengan menawarkan jasa keuangan kepada masyarakat.
Sebagaimana menurut Brigham et al. (2001:613), tujuan utama operasional bank adalah
mencapai tingkat profitabilitas yang maksimal.
Profitabilitas merupakan kemampuan bank untuk menghasilkan atau memperoleh laba
secara efektif dan efisien, dan secara garis besar laba yang dihasilkan perusahaan berasal
dari penjualan dan pendapatan investasi yang dilakukan oleh perusahaan. Profitabilitas
menunjukkan efisiensi perusahaan dan merupakan salah satu alat ukur kinerja suatu bank
melalui laporan keuangannya. (Kasmir, 2002:44)
Penting bagi suatu perbankan menjaga profitabilitasnya tetap stabil atau bahkan
meningkatkannya guna memenuhi kewajibannya kepada para pemegang saham, dan
menumbuhkan daya tarik investor untuk menanamkan modalnya, serta mengoptimalkan
kepercayaan masyarakat untuk menyimpan dana yang dimilikinya pada bank. Untuk
perusahaan pada umumnya ukuran profitabilitas yang digunakan yaitu rate of return
equity, sementara pada perusahaan perbankan menggunakan Return On Asset (ROA).
ROA adalah salah satu indikator untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan serta
merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan total aktiva yang dimilikinya
(Siamat, 2004:92). Nilai ROA yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan memiliki
prospek yang baik kedepannya karena perusahaan memiliki potensi untuk peningkatkan
perolehan keuntungan. Oleh karena itu, untuk mempertahankan atau meningkatkan nilai
ROA, beberapa faktor yang mempengaruhi ROA harus diperhatikan, antara lain Net
Operating Margin (NOM) dan Capital Adequacy Ratio (CAR).

2. TINJAUAN PUSTAKA
Net Operating Margin (NOM)
Net Operating Margin (NOM) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya guna memperoleh
pendapatan bagi hasil. Pendapatan bagi hasil diperoleh dari pendapatan operasi dikurangi
dengan dana bagi hasil dan biaya operasional. Semakin tinggi Net Operating Margin
(NOM) suatu perusahaan, maka akan semakin tinggi pula return on asset (ROA)
perusahaan tersebut, yang berarti kinerja keuangan tersebut semakin baik atau meningkat.
Begitu juga sebaliknya, semakin rendah NOM perusahaan maka semakin rendah pula
ROA-nya, sehingga kinerja bank menurun atau memburuk. Standar rasio NOM yang
ditetapkan Bank Indonesia adalah 6% atau lebih. Hal ini didukung oleh hasil empiris
Mahardian (2008) dan Widianata (2012) yang menyatakan bahwa rasio NOM
berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA) perbankan.

Capital Adequacy Ratio (CAR)


Menurut Dendawijaya (2005), CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank
untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang
disebabkan oleh aktiva yang beresiko dengan kecukupan modal yang dimilikinya
(Dendawijaya, 2005). CAR merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan bank dalam
membiayai pengembangan usaha dan memperhitungkan potensi risiko kerugian yang
timbul dari operasional bank. Semakin tinggi rasionya, semakin baik modal yang
diberikan (Achmad dan Kusuno, 2003). Manajemen bank perlu untuk mempertahankan
atau meningkatkan nilai CAR sesuai dengan ketentuan BI karena dengan modal yang
cukup maka bank dapat melakukan ekspansi usaha dengan aman (Kuncoro dan
Suhardjono, 2002).

Return On Asset (ROA)


Menurut Sartono (2008), Return On Asset (ROA) adalah tolok ukur kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba atas asset atau aktiva yang digunakan. Sutrisno
(2008) menyatakan bahwa Return On Asset sering disebut dengan profitabilitas
keuangan, yang merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atas
seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan.
Return on Assets (ROA) adalah metrik yang mengukur kemampuan manajemen bank
untuk menghasilkan laba dan mendorong efisiensi bisnis bank secara keseluruhan.
Semakin tinggi rasio ini maka profitabilitas usaha bank tersebut semakin baik atau sehat
(Mahrinasari, 2003).

Kerangka Teoritis
Tabel 1. Kerangka Teoritis

Net Operating Margin


Return On Asset
Capital Adequacy Ratio

Hipotesis Penelitian
a. Pengaruh Net Operating Margin (NOM) terhadap Return On Asset (ROA)
Penelitian yang telah dilakukan oleh Muhammad Yusuf (2017), bahwa Net Operating
Margin berpengaruh (signifikan) positif terhadap Return On Asset pada Bank Umum
Syariah di Indonesia. Semakin tinggi nilai Net Operating Margin maka semakin
tinggi pula tingkat bunga. Kenaikan suku bunga pinjaman dapat menyebabkan beban
bunga pinjaman meningkat/tinggi, sehingga pendapatan bunga bank yang diterima
dari pinjaman akan ikut meningkat dan semakin besar. Pendapatan bunga Bank
meningkat makan akan meningkatkan pula laba atau keuntungan Bank tersebut.

b. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) tehadap Return On Asset (ROA)


Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ongore dan Kusa (2013) mengenai Capital
Adequacy Ratio terhadap Return On Asset menghasilkan hasil bahwa Capital
Adequacy Ratio berpengaruh positif signifikan terhadap Return On Asset. Semakin
tinggi nilai Capital Adequacy Ratio maka semakin tinggi pula kesempatan Bank
dalam menghasilkan laba karena dengan modal yang besar, manajemen dapat
menggunakan dananya ke dalam aktivitas investasi yang menguntungkan (Edhi,
2012).

c. Pengaruh Net Operating Margin (NOM) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) tehadap
Return On Asset (ROA)
Hasil penelitian yang dilakukan mempunyai pengaruh signifikan terhadap Return On
Asset secara simultan.

3. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode asosiatif dengan pendekatan kuantitatif.
Metode asosiatif merupakan metode yang bermaksud untuk menjelaskan hubungan
kausal dan pengaruh antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis (Sugiyono,
2012) Penelitian kuantitatif merupakan jenis penelitian yang menggunakan informasi data
berupa angka-angka sebagai alat untuk menganalisis keterangan terkait dengan sesuatu
hal yang ingin diketahui. Sehingga dalam hal ini peneliti dapat mengetahui kebenaran
atas pengaruh NOM dan CAR terhadap ROA.
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yaitu dalam bentuk
laporan kinerja keuangan pada perbankan syariah yang berupa data berkala (time series)
dalam website Otoritas Jasa Keuangan (OJK) periode 2018 – 2021, dan studi penelaahan
terhadap literatur-literatur yang terdapat hubungan dengan masalah yang diteliti. Objek
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Return On Asset (ROA) pada sektor perbankan
syariah.
Analisis Data
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda dengan
melakukan pengujian asumsi klasik terlebih dahulu. Pengujian dilakukan untuk menguji
apakah data dalam penelitian ini terdistribusi normal dan tidak memiliki gejala
multikolinearitas, serta gejala heteroskedastisitas. Metode analisis regresi linier berganda
dinilai dari koefisien determinasi, uji t, dan uji F.
Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk memperoleh penelitian yang lebih akurat pada
model regresi linier berganda. Beberapa asumsi klasik regresi sebagai alat untuk
menganalisis pengaruh variable-variabel yang diteliti terdiri atas:
a. Uji Normalitas Data
b. Uji Autokorelasi
c. Uji Multikolinearitas

Koefisien Korelasi

Koefisien korelasi merupakan nilai yang digunakan untuk mengukur keeratan hubungan
antara dua variabel. Atau koefisien yang mengukur kekuatan hubungan antara variabel
independent (X) dan variable dependen (Y).

Koefisien Determinasi

Analisis koefisien determinasi (KD) digunakan untuk mengetahui seberapa besar


pengaruh variabel independent (X) terhadap variabel dependen (Y) yang dinyatakan
dalam persentase.

Analisis Regresi Berganda

Metode ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Net Operating Margin
(NOM), dan Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return On Asset (ROA) pada
Perbankan Syariah. Persamaan regresi linier bergandanya yaitu:

Y = a + β1X1 + β2X2 + e

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


Uji Asumsi Klasik
Menurut Ghozali (2018) uji asumsi klasik merupakan tahap awal yang digunakan
sebelum analisis regresi linear berganda. Uji ini dilakukan untuk memastikan bahwa
koefisien regresi tidak bias, konsisten, dan memiliki presisi estimasi.
Uji Normalitas Data
Tabel 2. Hasil Pengujian Asumsi Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized Residual
N 48
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 23.53033795
Absolute .342
Positive .177
Negative -.342
Test Statistic .342
Asymp. Sig. (2-tailed) .000c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data
c. Lilliefors Significance Correction
Uji Autokorelasi
Tabel 3. Hasil Pengujian Asumsi Autokorelasi

Model Summaryb
Mode R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin
l Watson
1 .832a .692 .679 24.04755 2.398
a. Predictors: (Constant), CAR, NOM
b. Dependent Variable: ROA

Hasil perhitungan autokorelasi menunjukkan nilai koefisien Durbin Watson besarnya


2,398 di atas 1 dan di bawah 3. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa regresi
antara variable bebas NOM (X1) dan CAR (X2) terhadap ROA (Y) tidak terjadi
autokorelasi. Dengan tidak terjadinya autokorelasi maka data layak untuk dilanjutkan
penelitian dengan menggunakan alat analisa regresi berganda.

Uji Multikolinearitas

Tabel 4. Hasil Pengujian Asumsi Multikolinearitas

Coefficientsa
Collinearity Statistics
Mode Tolerance VIF
l
1 (Constant)
NOM .918 1.089
CAR .918 1.089
a. Dependent Variable: ROA
Berdasarkan analisis data di atas, terlihat bahwa hasil perhitungan nilai tolerance sebesar
0,918 lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF sebesar 1,089 lebih kecil dari 10 begitupun
untuk variable lainnya, sehingga diperoleh kesimpulan bahwa data tersebut tidak terjadi
multikolinearitas. Dengan tidak terjadinya multikolinearitas, maka data layak untuk
dilanjutkan penelitian dengan menggunakan alat analisa regresi berganda.
Uji Koefisien Korelasi
Tabel 5. Koefisien Korelasi Parsial NOM dan CAR terhadap ROA

Correlations
ROA NOM CAR
Pearson Correlation ROA 1.000 .811 .409
NOM .811 1.000 .286
CAR .409 .286 1.000
N ROA 48 48 48
NOM 48 48 48
CAR 48 48 48

Berdasarkan analisis data di atas, terlihat hubungan antara


Koefisien Determinasi
Tabel 6. Koefisien Determinasi

Model Summaryb
Mode R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
l
1 .832a .692 .679 24.04755
a. Predictors: (Constant), CAR, NOM
b. Dependent Variable: ROA

Koefisien determinasi yang diperoleh dengan menggunakan SPSS yakni hanya dengan
melihat R Square dan nilainya adalah sebesar 0,692.

Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Tabel 7. Analisis Regresi Linier Berganda

Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Standardize
d
Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig
1 (Constant) -38.765 19.662 -1.972 .055
NOM .935 .107 .756 8.757 .000
CAR .016 .007 .193 2.240 .030
a. Dependent Variable: ROA
Dari tabel di atas dibentuk persamaan regresi linier sebagai berikut:
Y = -38,765 + 0,935NOM + 0,016CAR + e
Koefisien yang terdapat pada persamaan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Konstanta sebesar -38,765, berarti setiap ada perubahan satu satuan pada semua
variable independent (NOM dan CAR) maka ROA akan mengalami perubahan
sebesar -38,765.
2) Koefisien regresi untuk NOM (β1) sebesar 0,935 artinya setiap peningkatan NOM
akan bertambah sebesar 0,935.
3)

5. PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

Ade Irawan, M., & Kharisma, F. (n.d.). Pengaruh Net Operating Margin (Nom)
terhadap Return On Asset (Roa) pada Perbankan Syariah Tahun 2013-2017 (Vol. 1,
Issue 3).
Edhi, Wibowo. (2012). Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, CAR, BOPO, NPF
Terhadap Profitabilitas Bank Syariah. Journal Of Management. Universitas
Diponogoro.
Wibinoso, Muhammad Yusuf dan Salma Wahyuni. (2017). Pengaruh CAR, BOPO, FSR,
terhadap ROA yang dimediasi oleh NOM. Jurnal Bisnis & Manajemen. 17 (1) 41-62.
Ongore, V.O.(2013). Determinants of Financial Perfomance of Commercial Banks in
Kenya. Internasional Journal of Economics and Financial Issues.
Hanafia, F., & Karim, A. (2020). Analisis CAR, BOPO, NPF, FDR, NOM, Dan DPK
Terhadap Profitabilitas (ROA) Pada Bank Syari’ah di Indonesia. Target: Jurnal
Manajemen Bisnis, 2(1), 36–46. https://doi.org/10.30812/target.v2i1.697
Rembet, W. E. C., Rembet, W. E. C., Baramuli, D. N., Ekonomi, F., Bisnis, D.,
Manajemen, J., Sam, U., & Manado, R. (n.d.). LDR TERHADAP RETURN ON
ASSET (ROA) (STUDI PADA BANK UMUM SWASTA NASIONAL DEVISA YANG
TERDAFTAR DI BEI).
Setyarini, A. (2019). ANALISIS PENGARUH CAR, NPL, NIM, BOPO, LDR TERHADAP
ROA (Studi Pada Bank Pembangunan Daerah di Indonesia Periode 2015-2018). 4(1).

Anda mungkin juga menyukai