Anda di halaman 1dari 16

Jurnal Kajian Akuntansi, Vol 1, (2), 2017, 194-209

e2579-9991, p2579-9975
http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/jka

ANALISIS PROFITABILITAS PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA SEBAGAI


DAMPAK DARI EFISIENSI OPERASIONAL

Nuri Zulfah Hijriyani1, Setiawan2


1
Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Bandung
e-mail: nuri.zulfah@gmail.com
2
Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Bandung
e-mail: setiawan234@gmail.com

Abstract
The purpose of this study are to measure and analyze operational efficiency that showed by bank
financial ratios consisting of Operating Expenses to Operating Revenues (BOPO), Allowance for
Possible Losses on Earning Assets (PPAP), Non Performing Financing (NPF) and Financing to
Deposits Ratio (FDR) to Profitability that measured by Return on Assets (ROA). The population in
this research is 11 Islamic Banking (BUS) by using total sampling technique in determine the sample.
The data used in this study is secondary data obtained from the annual report of the bank period 2010
to 2016 published by each bank and matched with the data also by the Financial Services Authority
(OJK). The analysis technique used is panel data regression analysis. Based on the result of F-test in
this research, it can be concluded that the independent variables (operational efficiency) have a
significant effect on the dependent variable (profitability). Meanwhile, the t-test shows that BOPO
ratio has a significant negative effect on profitability. For the other three ratios, PPAP, NPF and
FDR have no significant effect on profitability of Islamic Banks (BUS).
Keywords: Islamic banks; Operational efficiency; Profitability.

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur dan menganalisis pengaruh efisiensi operasionalyang
diproksikan dengan rasio keuangan bank yang terdiri dari rasio Biaya Operasionalterhadap
Pendapatan Operasional (BOPO), Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif(PPAP), Non
Performing Financing (NPF) dan Financing Deposit Ratio (FDR) terhadapprofitabilitas yang diukur
dengan Return on Asset (ROA). Populasi dalam penelitian ini adalah 11Bank Umum Syariah (BUS)
dengan penggunaan teknik total sampling dalam penentuansampelnya. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder yang diperolehdari laporan tahunan bank periode 2010 hingga
2016 yang dipublikasikan oleh masing-masing bank dan dicocokkan dengan data yang juga
dipublikasikan oleh Otoritas JasaKeuangan (OJK). Teknik analisis yang digunakan adalah analisis
regresi data panel. Berdasarkan hasil uji-F pada penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa variabel
independen (efisiensi operasional) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen
(profitabilitas). Sementara itu, hasil uji-t menunjukkan bahwa rasio BOPO berpengaruh negatif
signifikanterhadap profitabilitas. Untuk tiga rasio lainnya yaitu PPAP, NPF dan FDR tidak
memilikipengaruh signifikan terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah (BUS).
Kata Kunci: Bank syariah; Efisiensi operasional; Profitabilitas.

Cronicle of Article :Received (October,2017); Revised (November,2017); and Published (December, 2017).
©2017 Jurnal Kajian Akuntansi Lembaga Penelitian Universitas Swadaya Gunung Jati.

Profile and corresponding author: Nuri Zulfah Hijriyani, 1 is a lecturer of Accounting Departement, Politeknik
Negeri Bandung; and Setiawan, 2 is a lecturer of Accounting Departement Politeknik Negeri Bandung
Corresponding Author: nuri.zulfah@gmail.com1 and setiawan234@gmail.com2.

How to cite this article: Hijriyani, N. Z., & Setiawan. (2017). Analisis Profitabilitas Perbankan Syariah di
Indonesia sebagai Dampak Dari Efisiensi Operasional. Jurnal Kajian Akuntansi, 1(2), 194-209. Retrieved from
http://jurnal.unswagati.ac.id/indexjka.

Page 194
Nuri Zulfah Hijriyani dan Setiawan
Analisis Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia sebagai Dampak Dari Efisiensi Operasional

PENDAHULUAN atas tingkat kenaikan biaya operasional


Kegiatan operasional sektor perbankan baik (Dadang, dkk, 2014:6). Salah satu indikator
perbankan syariah maupun perbankan efisiensi perbankan secara operasional dari
konvensional tidak terlepas kaitannya sisi biaya adalah rasio antara biaya
dengan kepercayaan masyarakat. Sebagai operasional terhadap pendapatan
lembaga kepercayaan, bank dalam operasional (BOPO). Semakin rendah rasio
operasinya lebih banyak menggunakan dana BOPO menunjukkan bahwa bank tersebut
dari masyarakat dibanding dengan modal sudah melakukan efisiensi dalam
sendiri dari pemilik atau pemegang saham. mengeluarkan biaya-biaya operasionalnya
Oleh karena itu, pengelola bank dalam (Mardanugraha, 2003).
melakukan usahanya dituntut untuk dapat Rasio BOPO pada BUS dan UUS di
menjaga keseimbangan antara pemeliharaan Indonesia masih cukup tinggi. Menurut data
likuiditas yang cukup dengan pencapaian statistik perbankan syariah yang diterbitkan
rentabilitas yang wajar, serta pemenuhan oleh OJK, pada tahun 2014 rasioBOPO
modal yang memadai (Ummah, 2010:1). pada BUS adalah sebesar 96,97% dan
Semakin tinggi kepercayaan yang diberikan mengalami peningkatan pada tahun 2015
masyarakat terhadap bank, dapat menjadi 97,01%. Hal ini menandakan
mencerminkan baiknya kinerja suatu bank. bahwa tingkat kinerja efisiensi BUS di
Kinerja bank syariah merupakan gambaran Indonesia masih rendah, meskipun asetnya
prestasi yang dicapai oleh bank dalam bertambah. Sedangkan berdasarkan teori,
melaksanakan kegiatan operasionalnya jika aset suatu bank bertambah maka
berdasarkan prinsip syariah, baik mempengaruhi efisiensi karena pendapatan
menyangkut aspek keuangan maupun non- yang diterima seharusnya bertambah
keuangan. Kinerja keuangan adalah kinerja sehingga nilai BOPO berkurang. Bank
yang dianggap paling penting dan sering Indonesia memberikan angka toleransi
dipantau oleh pihak manajemen bank BOPO maksimal sebesar 85% sedangkan
maupun pihak eksternalnya, karena kinerja menurut ketentuan Bank Indonesia,
keuangan dapat menggambarkan berhasil persentase biaya operasional terhadap
atau tidaknya bank dalam menjalankan pendapatan operasional (BOPO) yang ideal
kegiatan bisnisnya secara efektif dan untuk perbankan nasional adalah berada
efisien. pada kisaran 60% hingga kisaran 80%.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan (Rozak, 2010:3).
bahwa perkembangankinerja diantaranya Pendapatan yang optimal akan didapatkan
terlihat dari peningkatan jumlah aset oleh bank, apabila bank menginvestasikan
perbankan syariah yang mengalami aset likuidnya pada aktiva produktif,
peningkatan secara terus-menerus sejak misalnya saja aset dengan jangka waktu
tahun 2011 hingga tahun 2015. panjang dengan harapan kegiatan
Meningkatnya jumlah aset sejalan dengan operasional harian dapat tertutupi oleh dana
peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK)yang baru. Namun, tindakan ini sangat beresiko
diterima perbankan syariah dan peningkatan apabila dana yang digunakan dalam
jumlah pembiayaan yang disalurkan oleh pembiayaan tidak dapat ditarik kembali,
perbankan syariah kepada nasabah. sedangkan dana baru yang diharapkan
Salah satu aspek penting lain dalam belum tersedia sehingga akan mengganggu
pengukuran kinerja perbankan yaitu likuiditas dan bank tidak akan dapat
efisiensi. Efisiensi merupakan salah satu melakukan investasi kembali padahal
parameter kinerja dan didefinisikan sebagai sumber utama pendapatan bank adalah dari
indikator yang menunjukkan kemampuan penyaluran pembiayaan (Nurkhosidah,
manajer dan staf perusahaan dalam menjaga 2009: 4).
tingkat kenaikan pendapatan dan laba di

Page 195
Jurnal Kajian Akuntansi, Vol 1, (2), 2017, 194-209
e2579-9991, p2579-9975
http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/jka

Menurut Bank Indonesia (BI) likuiditas tentang kinerja perbankan pada BSM. Hasil
bank digambarkan dengan rasio Financing dari penelitian ini, membuktikan bahwa
to Deposit Ratio (FDR) yang merupakan adanya pengaruh efisiensi operasional
rasio pembiayaan terhadap dana pihak terhadap kinerja profitabilitas bank dan juga
ketiga (DPK) yang diterima oleh bank. membuktikan bahwa variabel tingkat
Besarnya tingkat FDR merupakan suatu hal efisiensi yang terdiri dari dana pihak ketiga
positif bagi bank karena bank akan (MSDN), Capital Adequacy Ratio (CAR),
memperoleh keuntungan dari pembiayaan Biaya Operasional terhadap Pendapatan
yang disalurkannya. Namun, dalam Operasional (BOPO) dan Loan to Deposit
kegiatan tersebut ada pula resiko yang harus Ratio (LDR) bisa memberikan kontribusi
dihadapi. Salah satunya adalah risiko secara simultan terhadap kinerja
pembiayaan yang apabila terjadi akan profitabilitas yang dihitung dengan Return
menyebabkan semakin tingginya biaya on Equity (ROE).
yang harus dikeluarkan oleh bank (Nita dan Thyas dan Didik (2013) dengan judul
Darmawan, 2014: 105). Risiko ini dapat “pengaruh CAR, FDR, NPF,dan BOPO
diukur dengan rasio Non Performing terhadap ROE Bank Syariah Mandiri
Financing (NPF). NPF rasio antara jumlah periode 2008-Agustus 2012”dalam
pembiayaan yang tidak tertagih atau penelitiannya menunjukkan bahwa keempat
tergolong non lancar dengan kualitas variabel tersebut berpengaruh secara
kurang lancar, diragukan dan macet bersama-sama terhadap ROE. Sedangkan,
(Nofianti, dkk, 2015). hasil regresi menunjukkan bahwa keempat
Pembentukan cadangan Penyisihan variabel diterima berpengaruh terhadap
Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) ROE. Di mana terdapat tiga variabel yang
merupakan hal yang wajib dilakukan oleh signifikan berpengaruh yaitu FDR dan NPF
bank yang memberikan pelayanan yang berpengaruh positif, sedangkan BOPO
pemnyaluran pembiayaan. Dalam pedoman yang berpengaruh signifikan negatif.
akuntansi perbankan syariah Indonesia Sedangkan CAR berpengaruh negatif dan
(2003), PPAP adalah cadangan yang harus tidak signifikan.
dibentuk, baik dalam rupiah maupun valuta Mengingat pentingnya peranan bank
asing untuk menutup kemungkinan syariah di Indonesia, maka perlu
kerugian yang timbul sehubungan dengan ditingkatkan kinerja bank syariah agar
penanaman dana ke dalam aktiva produktif. perbankan dengan prinsip syariah tetap
Apabila bank mengalami kerugian, maka sehat dan efisien. Profitabilitas merupakan
PPAP akan digunakan dan akan dicatat atau indikator yang paling tepat untuk mengukur
dianggap sebagai biaya yang dikeluarkan kinerja suatu bank (Sofyan, 2002). Menurut
oleh bank (Wiyono, 2013: 72). Semakin Karya dan Rakhman, tingkat Return on
besar biaya yang dikeluarkan akan Assets (ROA) digunakan untuk mengukur
menyebabkan menurunnya tingkat efisiensi profitabilitas bank karena Bank Indonesia
bank dalam menjalankan kegiatan sebagai pembina dan pengawas perbankan
operasionalnya. lebih mengutamakan nilai profitabilitas
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk suatu bank yang diukur dari aset yang
mengukur efisiensi maupun tingkat dananya berasal dari sebagian besar dana
kesehatan perbankan syariah. Penelitian simpanan masyarakat.
Ummah (2010) mencoba menguji pengaruh Tingkat ROA pada perbankan syariah tahun
antara tingkat efisiensi operasional dengan 2015 masih tergolong rendah. Otoritas Jasa
kinerja profitabilitas pada Bank Syariah Keuangan (OJK) mencatatkan bahwa
Mandiri (BSM). Selain itu, penelitian ini tingkat ROA perbankan syariah pada tahun
juga berusaha mengetahui tingkat efisiensi 2015 mengalami peningkatan dari tahun
operasional dalam memberikan informasi sebelumnya yaitu 0,79% menajdi 0,84%.

Page 196
Nuri Zulfah Hijriyani dan Setiawan
Analisis Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia sebagai Dampak Dari Efisiensi Operasional

Semakin besar ROA suatu bank, semakin dalam melakukan kegiatan operasinya.
besar pula tingkat keuntungan yang dicapai Rasio ini membandingkan antara beban
bank dan semakin baik posisi bank tersebut operasional dengan pendapatan operasional
dari segi penggunaan asset (Dendawijaya, bank. Menurut Riyadi (2006:159) semakin
2013:3). Selain itu Return On Asset (ROA) rendah tingkat rasio BOPO berarti semakin
memfokuskan kemampuan perusahaan baik kinerja manajemen banktersebut,
untuk memperoleh earning dalam operasi karena lebih efisien dalam menggunakan
perusahaan (Marwadi, 2015:2). sumber daya yang ada di perusahaan.
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia
KAJIAN PUSTAKA No.9/24/DPbS tanggal 30Oktober 2007,
Biaya Operasional Pendapatan kriteria penilaian peringkat yang akan
Operasional (BOPO) didapatkan oleh bank syariah dari besaran
Rasio biaya operasional terhadap nilai rasio BOPO yang dimiliki adalah
pendapatan operasional sering disebut sebagai berikut:
sebagai rasio efisiensi yang digunakan
untuk mengukur tingkat efisiensi bank

Tabel 1. Kriteria Penilaian BOPO


Peringkat Besaran Nilai BOPO Keterangan
1 BOPO ≤ 83% Sangat Baik
2 83% < BOPO ≤ 85% Baik
3 85% < BOPO ≤ 87% Cukup baik
4 87% < BOPO ≤ 89% Kurang baik
5 BOPO > 89% Tidak baik
Sumber: SE BI No.9/24/DPbS Tahun 2007

Rasio ini dirumuskan sebagai berikut: 1% dari seluruhaktiva produktif yag


. digolongkan lancar, tidak termasuk
Sertifikat Wadiah Bank Indonesia dan Surat
Utang Pemerintah. Sedangkan cadangan
Standar terbaik BOPO menurut Bank khusus PPAP ditetapkan sekurang-
Indonesia adala pada level 80%. Sehingga kurangnya sebesar 5% dari aktiva produktif
apabila persentase BOPO melebihi 80% yang digolongkan dalam perhatian khusus;
maka bank tersebut dikatakan inefisiensi. 15% dari aktiva produktif yang digolongkan
Ketidakefisienan bank tersebut dikarenakan kurang lancar setelah dikurangi nilai
biaya operasional yang sangat tinggi jika agunan; 50% dari aktiva produktif yang
dibandingkan dengan pendapatan digolongkan diragukan setelah dikurangi
operasional yang didapatkanoleh bank. nilai agunan;100% dari aktiva produktif
Penyisihan Penghapusan Aktiva yang digolongkan macet setelah dikurangi
Produktif (PPAP) nilai agunan.
Peraturan Bank Indonesia No.5/9/PBI/2003 Dana yang dicadangkan untuk PPAP
menyebutkan bahwa Penyisihan bersumber dari modal. Jika pembentukan
Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) PPAP semakin besar, maka ketersediaan
adalah cadangan yang harus dibentuk modal menjadi berkurang. Tanpa modal
sebesar persentase tertentu dari baki debet suatu bank/perusahaan akan mengalami
berdasarkan penggolongan Kualitas Aktiva hambatan dalam kegiatan usahanya
Produktif sebagaimana ditetapkan dalam (Nurkhosidah, 2009:6). Rasio ini
Peraturan Bank Indonesia. Ketetapan dirumuskan sebagai berikut:
besaran PPAP sekurang-kurangnya adalah

Page 197
Jurnal Kajian Akuntansi, Vol 1, (2), 2017, 194-209
e2579-9991, p2579-9975
http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/jka

. Non Performing Financing (NPF)


Non Performing Financing adalah rasio
Tujuan dibentuknya PPAP adalah untuk antara jumlah pembiayaan yangtidak
menampung kerugian yang mungkin timbul tertagih atau tergolong non lancar dengan
sebagai akibat dan tidak diterimanya kualitas kurang lancar, diragukan dan macet
kembali sebagian atau seluruh aktiva (Nofianti, dkk, 2015). Sedangkan menurut
produktif. Nilai rasio PPAP mengukur Mudrajat dan Suharjono (2002:462), non
tingkat efisiensi dan biaya bank guna performing financing adalah suatu keadaan
menutup kemungkinan risiko yang terjadi di mana nasabah sudah tidak sanggup
karena tidak tertagihnya fasilitas membayar sebagian atau seluruh
pembiayaan atau bentuk investasi aktiva kewajibannya kepada bank seperti yang
produktif lain. Semakin besar PPAP maka telah diperjanjikan. Berdasarkan Surat
semakin besar estimasi terhadap timbulnya Edaran Bank IndonesiaNo.9/24/DPbS
pembiayaan yang bermasalah meskipun di tanggal 30 Oktober 2007, kriteria penilaian
pihak lain hal ini mencerminkan peringkat yang akan didapatkan oleh bank
kemampuan bank untuk menanggulangi syariah dari besaran nilai rasio NPF yang
kemungkinan tersebut (Nita dan Damawan, dimiliki adalah sebagai berikut:
2014:103).

Tabel 2. Kriteria Penilaian NPF


Peringkat Besaran Nilai BOPO Keterangan
1 NPF < 2% Sangat Baik
2 2% ≤ BOPO < 5% Baik
3 5% ≤ BOPO < 8% Cukup baik
4 8% ≤ BOPO < 12% Kurang baik
5 BOPO ≥ 12% Tidak baik
Sumber: SE BI No.9/24/DPbS Tahun 2007
menggambarkan sejauh mana simpanan
Rasio ini dirumuskan sebagai berikut: digunakan untuk pemberian pembiayaan
yang biasa digunakan untuk mengukur
tingkat likuiditas perbankan dengan
membandingkan jumlah kredit/pembiayaan
NPF mencerminkan risiko pembiayaan, yang disalurkan dengan jumlah deposit
semakin kecil tingkat NPF semakin kecil yang dimiliki. Semakin tinggi rasio ini,
pula risiko pembiayaan yang ditanggung maka tingkat likuiditas bank akan semakin
oleh pihak bank atau dapat dikatakan pula rendah, karena jumlah dana yang digunakan
semakin tinggi tingkat NPF pada suatu untuk membiayai pembiayaan semakin
bank, menunjukkan kualitas pembiayan kecil.
bank syariah tersebut semakin buruk. Bank Likuiditas yang tersedia pada bank syariah
dengan risiko pembiayaan yang tinggi akan harus cukup dan tidak boleh terlalu kecil
memperbesar biaya, baik pencadangan karena akan mengganggu kebutuhan
aktiva produktif maupun biaya lainnya, operasional sehari-hari, tetapi juga tidak
sehingga berpotensi terhadap kerugian bank boleh terlalu besar karena akan menurunkan
(Nita dan Darmawan, 2014: 105). efisiensi dan berdampak pada rendahnya
Financing to Deposit Ratio (FDR) tingkat profitabilitas suatu bank. Maksimal
Dalam kamus Bank Indonesia, Financing FDR yang diperkenankan oleh Bank
to Deposit Ratio (FDR) merupakan rasio Indonesia sebesar 110%. Semakin tinggi
pembiayaan terhadap dana pihak ketiga rasio ini, semakin rendah kemampuan
(DPK) yang diterima oleh bank. FDR likuiditas bank syariah sehingga

Page 198
Nuri Zulfah Hijriyani dan Setiawan
Analisis Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia sebagai Dampak Dari Efisiensi Operasional

kemungkinan suatu bank dalam kondisi Salah satu rasio profitabilitas dan banyak
bermasalah semakin besar (Junita, 2015). digunakan oleh bank adalah Return On
Rasio ini dirumuskan sebagai berikut: Asset (ROA), karena rasio ini dapat
dijadikan sebagai ukuran kesehatan
. keuangan. Menurut Bank Indonesia, ROA
merupakan perbandingan antara laba
Profitabilitas sebelum pajak dengan rata-rata total aset
Profitabilitas didefinisikan sebagai dasar dalam suatu periode. ROAdirumuskan
dari adanya keterkaitan antara efisiensi sebagai berikut:
operasional dengan kualitas jasa yang .
dihasilkan oleh suatu bank. Profitabilitas
adalah ukuran spesifik dari performance ROA dipilih sebagai indikator pengukur
sebuah bank, dimana profitabilitas kinerja keuangan perbankan
merupakan tujuan dari manajemen karena ROA digunakan untuk megukur
perusahaan dengan memaksimalkan nilai efektivitas perusahaan di dalam
dari berbagai tingkat return dan menghasilkan keuntungan dengan
meminimalisir resiko yang ada. memanfaatkan aktiva yang dimiliki.
Menurut Weygandt (1996) rasio Semakin kecil ROA pada suatu bank
profitabilitas adalah rasio yang digunakan mengindikasikan kurangnya kemampuan
untuk mengukur efektivitas manajemen manajemen bank dalam hal mengelola
perusahaan perusahaan secara keseluruhan, aktiva untuk meningkatkan pendapatan dan
yang ditunjukkan dengan besarnya laba atau menekan biaya.
yang diperoleh oleh perusahaan. Rasio
profitabilitas dianggap sebagai alat yang METODE PENELITIAN
paling valid dalam mengukur hasil Penelitian ini menurut pendekatannya
pelaksanaan operasi perusahaan, karena merupakan penelitian basic research
rasio profitabilitas merupakan alat dengan menggunakan metode verifikatif.
pembanding pada berbagai alternatif Adapun sampel penelitian ini adalah 11
investasi yang sesuai dengan tingkat resiko. Bank Umum Syariah yang berada di
Semakin besar resiko investasi, diharapkan Indonesia dan telah beroperasi kurang lebih
semakin tinggi pula profitabilitas yang 8 tahun, yaitu: PT Bank Muamalat
diperoleh. Indonesia, PT Bank Nasional Indonesia
Tujuan analisis profitabilitas sebuah bank Syariah, PT Bank Rakyat Indonesia
adalah untuk mengukur tingkat efisiensi Syariah, PT Bank Syariah Bukopin, PT
usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh BCA Syariah, PT Bank Jabar Banten
bank yang bersangkutan (Ummah, 2010). Syariah, PT Bank Mega Syariah, PT Bank
Menurut Ang (1997) dikutip oleh Khaira Panin Syariah, PT Bank Victoria Syariah,
dan Suprapto (2015) mengungkapkan PT Maybank Syariah Indonesia dan PT
bahwa rasio profitabilitas menunjukkan Bank Syariah Mandiri.
keberhasilan perusahaan dalam Dalam penelitian metode analisis yang
menghasilkan keuntungan. Kemampuan digunakan adalah regresi data panel.
perusahaan untuk menghasilkan laba dalam Analisis regresi data panel pada penelitian
kegiatan operasinya merupakan fokus ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
utama dalam penilaian prestasi perusahaan. variabel independen yang terdiri dari rasio
Selain merupakan indikator kemampuan BOPO, PPAP, NPF dan FDR terhadap
perusahaan dalam memenuhi kewajiban variabel dependen yaitu ROA. Pendekatan
bagi para penyandang dananya, laba yang digunakan adalah dengan
perusahaan juga merupakan elemen dalam menggunakan Common Effect Model
menentukan nilai perusahaan.

Page 199
Jurnal Kajian Akuntansi, Vol 1, (2), 2017, 194-209
e2579-9991, p2579-9975
http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/jka

(CEM). Metode yang digunakan untuk klasik yang meliputi uji normalitas, uji
mengestimasi pendekatan ini adalah metode autokorelasi, uji multikolinearitas, dan uji
regresi Ordinary Least Square (OLS) heteroskedastisitas. Tujuan dari pengujian
sehingga sering disebut pooled OLS atau asumsi klasik adalah untuk mengetahui
common OLS model (Ghozali dan Dwi, nilai-nilaikoefisiennya agar tidak bias.
2013:252). Maka model persamaan pada
penelitian iniadalah sebagai berikut: HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Analisis Regresi Data Panel
Analisis regresi data panel pada penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
Keterangan: efisiensi operasional yang diproksikan
dengan rasio BOPO, PPAP, NPF dan FDR
= Kinerja Profitabilitas terhadap profitabilitas (ROA). Penelitian ini
(ROA) ke-i tahun ke-t menggunakan pendekatan Common Effect
= BOPO ke-i tahun ke-t Model (CEM) dengan melakukan uji
= PPAP ke-i tahun ke-t spesifikasi model yang terdiri dari uji Chow
= NPF ke-i tahun ke-t dan uji Langrange Multiplier (LM Test)
= FDR ke-i tahun ke-t dalam penentuan modelnya.Selain itu,
= konstansta model ini juga telah lolos uji asumsi klasik,
= koefisien regresi sehingga hasil estimasi konsisten dan tidak
= error bias. Adapun hasil estimasi regresi data
panel dengan menggunakan pendekatan
Setelah model regresi diperoleh, maka CEM adalah sebagai berikut:
selanjutnya dilakukan pengujian asumsi
Tabel 3. Regresi Data Panel

Sumber: Hasil Output Eviews 9

Page 200
Nuri Zulfah Hijriyani dan Setiawan
Analisis Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia sebagai Dampak Dari Efisiensi Operasional

Dari hasil estimasi model penelitian diatas, kerugian tersebut, sehingga cadangan dana
diperoleh persamaan regresi sebagai tersebut akan dicatat atau dianggap sebagai
berikut: biaya yang dikeluarkan oleh bank dan akan
ROAit = -2,347228 – 4,702549BOPOit + menurunkan profitabilitasnya.
0,045419PPAPit – 0,060019NPFit Koefisien regresi variabel NPF sebesar -
–0,557837FDRit 0.060019 yang berarti bahwa peningkatan
Berdasarkan persamaan regresi di atas, atas rasio NPF sebesar 1% akan
maka didapat hasil analisis dari masing- menyebabkan penurunan ROA sebesar
masing variabel sebagai berikut konstanta 0.060019% apabila variabel independen
dari persamaan regresi sebesar -2,347228 lainnya konstan, sehingga variabel ROA
yang diartikan bahwa apabila variabel adalah sebesar 2,407247. Koefisien bernilai
independen (BOPO, PPAP, NPF dan FDR) negatif menggambarkan hubungan negatif
bersifat konstan, maka variabel dependen antara variabel NPF dengan ROA. Hal
(ROA) adalah sebesar 2,347228. konstanta tersebut selaras dengan teori yang
bernilai negatif dapat diartikan bahwa menyatakan bahwa apabila risiko
secara keseluruhan, variabel independen pembiayaan semakin tinggi, maka akan
mempengaruhi variabel dependen secara memperbesar biaya baik pencadangan
negatif. aktiva produktif maupun biaya lainnya,
Koefisien regresi variabel BOPO sebesar - sehingga berpotensi terhadap kerugian bank
4,702549 yang berarti bahwa peningkatan dan mengakibatkan turunnya tingkat
atas rasio BOPO sebesar 1% akan profitabilitas bank yang bersangkutan.
menyebabkan penurunan ROA sebesar Koefisien regresi variabel FDR sebesar -
4,702549% apabila variabel independen 0.557837 yang berarti bahwa peningkatan
lainnya konstan, sehingga variabel ROA atas rasio FDR sebesar 1% akan
adalah sebesar 7,049777. Koefisien bernilai menyebabkan penurunan ROA sebesar
negatif menggambarkan hubungan negatif 0.557837% apabila variabel independen
antara variabel BOPO dengan ROA. Hal lainnya konstan, sehingga variabel ROA
tersebut selaras dengan teori yang adalah sebesar 2,905065. Koefisien bernilai
menyatakan bahwa apabila biaya negatif menggambarkan hubungan negatif
operasional yang dikeluarkan semakin besar antara variabel FDR dengan ROA. Hal
dibandingkan dengan perolehan laba yang tersebut selaras dengan teori yang
diterima oleh bank yang bersangkutan, menyatakan bahwa apabila pembiayaan
maka profit yang diperoleh bank tersebut yang disalurkan semakin meningkat, tidak
akan semakin kecil. tersalurkan dan berada di atas batas wajar
Koefisien regresi variabel PPAP sebesar sehingga menyebabkan pembiayaan
0,045419 yang berarti bahwa peningkatan bermasalah semakin meningkat, maka
atas rasio PPAP sebesar 1% akan penerimaan pendapatan bank akan menurun
menyebabkan peningkatan ROA sebesar dan menyebabkan profitabilitas ikut
0,045419% apabila variabel independen menurun.
lainnya konstan, sehingga variabel ROA Uji Asumsi Klasik
adalah sebesar 2,301809. Koefisien bernilai Pengujian asumsi klasik yang dilakukan
positif menggambarkan hubungan positif pada penelitian ini menggunakan bantuan
antara variabel PPAP dengan ROA. Hal software Eviews 9 meliputi uji normalitas,
tersebut bertentangan dengan teori yang uji autokorelasi, uji multikolinearitas dan
menyatakan bahwa PPAP memiliki uji heterokedastisitas.
hubungan negatif terhadap ROA. Hubungan Uji Normalitas
negatif itu terjadi karena apabila bank yang Hasil pengujian normalitas data pada
bersangkutan mengalami kerugian, maka penelitian ini dapat dilihat pada gambar
PPAP akan digunakan untuk menutupi berikut:

Page 201
Jurnal Kajian Akuntansi, Vol 1, (2), 2017, 194-209
e2579-9991, p2579-9975
http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/jka

Gambar 1. Hasil Uji Normalitas


Sumber: Hasil Output Eviews 9
Berdasarkan histogram di atas dapat dilihat Square (5,067565 < 9,488). Sehingga dapat
nilai Jarque-Bera sebesar 5,067565 dengan disimpulkan bahwa data yang digunakan
probabilitas sebesar 0,079358. Sedangkan dalam penelitian ini terdistribusi normal.
nilai tabel Chi Square pada penelitian ini Uji Autokorelasi
dengan 4 variabel independen dan nilai Hasil pengujian autokorelasi data pada
signifikan 0,05 atau 5% adalah 9,488. Ini penelitian ini dapat dilihat pada tabel
mengartikan nilai JB < nilai tabel Chi berikut:
Tabel 4. Hasil Uji Autokorelasi

Sumber: Hasil Output Eviews 9


Berdasarkan hasil pengujian yang telah < 9,488). Sehingga dapat disimpulkan
dilakukan, didapat nilai Jarque-Bera bahwa data yang digunakan dalam
sebesar 5,067565 dengan probabilitas penelitian ini terdistribusi normal.
sebesar 0,079358, sedangkan nilai tabel Chi Uji Multikolinearitas
Square pada penelitian ini dengan 4 Hasil pengujian multikolinearitas data pada
variabel independen dan nilai signifikan penelitian ini dapat dilihat pada tabel
0,05 atau 5% adalah 9,488. Ini mengartikan berikut:
nilai JB < nilai tabel Chi Square (5,067565

Tabel 5. Hasil Uji Multikolinearitas

Page 202
Nuri Zulfah Hijriyani dan Setiawan
Analisis Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia sebagai Dampak Dari Efisiensi Operasional

Sumber: Hasil Output Eviews 9


Hasil pengujian yang telah dilakukan penelitian ini tidak mengalami masalah
memperlihatkan bahwa pada masing- multikolinearitas.
masing variabel independen didapat nilai Uji Heterokedastisitas
centered VIF tidak melebihi 10 atau nilai Hasil pengujian heteroskedastisitas data
centered VIF <10. Hal ini mengartikan pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel
bahwa model yang digunakan pada berikut:

Tabel 6. Hasil Uji Heterokedastisitas

Sumber: Hasil Output Eviews 9


Berdasarkan hasil output uji terdapat heterokedastisitas pada model yang
heterokedastisitas dengan menggunakan digunakan melainkan model
Breusch Pagan-Godfrey (BPG) homokedastisitas.
memperlihatkan bahwa nilai probabilitas Hasil Pengujian Hipotesis
Obs*R-squared sebesar 0,0940 yang berarti Uji-t (Parsial)
nilainya lebih besar dari nilai α yaitu 0,05 Hasil pengujian t data pada penelitian ini
(0,0940 > 0,05). Hal inimengartikan tidak dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 7. Hasil Uji t

Sumber: Hasil Output Eviews 9


Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat tabel yaitu 1,99962 (-7,121067 > 1,99962)
bahwa nilai t-Statistic dari variabel BOPO dengantingkat signifikan 0,0000 < 0,05.
sebesar -7,121067 lebih besar dari nilai t- Sementara itu, variabel PPAP mendapat

Page 203
Jurnal Kajian Akuntansi, Vol 1, (2), 2017, 194-209
e2579-9991, p2579-9975
http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/jka

nilai t-Statistic sebesar 0,204651 lebih kecil Berdasarkan hasil tersebut, dapat ditarik
dari nilai t-tabel yaitu 1,99962 (0,204651 kesimpulan bahwa rasio BOPO
<1,99962) dengan tingkat signifikan 0,8385 berpengaruh negative dan signifikan
< 0,05. Pada variabel NPF nilai t-Statistic terhadap profitabilitas (ROA) Bank Umum
sebesar -0,597770 lebih kecil dari nilai t- Syariah. Sedangkan ke-tiga variabel lainnya
table yaitu 1,99962 ( -0,597770 < 1,99962) tidak memiliki pengaruh dan tidak
dengan tingkat signifikan 0,5522> 0,05. signifikan terhadap profitabilitas (ROA)
Sedangkan pada variabel FDR nilai t- Bank Umum Syariah.
Statistic sebesar -1.809810 lebih kecil dari Uji-F (Simultan)
nilait-table yaitu 1,99962 (-1.809810 < Hasil pengujian F data pada penelitian ini
1,99962) dengan tingkat signifikan 0.0753 dapat dilihat pada tabel berikut:
> 0,05.
Tabel 8. Hasil Uji F

Sumber: Hasil Output Eviews 9


Berdasarkan hasil uji-F di atas, dapat dilihat efisiensi operasional yang diproksikan
bahwa nilai F-statistic untuk model regresi dengan BOPO, PPAP, NPF dan FDR
pada penelitian ini adalah sebesar 15,14843. memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
Nilai tersebut lebih besar dibandingkan variabel dependen profitabilitas yang diukur
dengan nilai F-tabel yaitu 2,52 (15,14843 > dengan rasio ROA pada Bank Umum
2,52) dengan tingkat signifikan sebesar Syariah selama periodepenelitian.
0,000000 < 0,05. Maka hasil uji-F tersebut Koefisien Determinasi
menggambarkan bahwa secara bersama- Nilai koefisien determinasi pada penelitian
sama (simultan) variabel independen ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 9. Koefisien Determinasi (R2)


R-squared 0,498329
Adjusted R-squared 0,465433
Sumber: Hasil Output Eviews 9

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat PEMBAHASAN


bahwa nilai Adjusted R-squared sebesar Pengaruh BOPO terhadap Profitabilitas
0,465433 yang menunjukkan bahwa semua (ROA)
variabel independen efisiensi operasional Berdasarkan hasil regresi dan uji-t, BOPO
(BOPO, PPAP,NPF dan FDR) mampu memiliki pengaruh negatif dan signifikan
menjelaskan variasi ROA Bank Umum terhadap porfitabilitas (ROA) Bank Umum
Syariah sebesar 46,5433%. Sedangkan Syariah. Hasil penelitian ini sesuai dengan
sisanya sebesar 53,4567% dijelaskan oleh penelitian yang dilakukan oleh Riyadi dkk.
variabel lain yang tidak dimasukkan dalam (2014), yang menyatakan bahwa rasio
model ini. BOPO memiliki pengaruh negatif dan
signifikan terhadap profitabilitas (ROA).

Page 204
Nuri Zulfah Hijriyani dan Setiawan
Analisis Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia sebagai Dampak Dari Efisiensi Operasional

Pengaruh negatif rasio BOPO Pengaruh NPF terhadap Profitabilitas


menggambarkan bahwa apabila bank (ROA)
mengeluarkan biaya yang lebih besar untuk Dari hasil regresi dan uji-t, rasio NPF tidak
kegiatan operasionalnya seperti memiliki pengaruh dan tidak signifikan
pembiayaan, maka akan menurunkan terhadap profitabilitas (ROA) pada Bank
perolehan pendapatan bank tersebut. Umum Syariah (BUS). Hasil penelitian
Kondisi ini akan berdampak negatif juga yang sama ditunjukkan oleh penelitian
bagi debiturnya. Pendapatan bank yang Wibowo dan Muhammad (2013) yang
tinggi, maka tinggi pula pendapatan yang menyatakan bahwa NPF tidak memiliki
akan diperoleh nasabah. pengaruh langsung yang signifikan terhadap
Pengaruh negatif rasio BOPO terhadap ROA. Pernelitian tersebut juga
profitabilitas (ROA) dapat dilihat secara menyebutkan bahwa kondisi NPF yang
langsung pada perolehan rasionya. lebih besar dalam satu periode tidak secara
Misalnya, nilai BOPO yang signifikan pada langsung memberikan penurunan laba pada
Bank Panin Syariah di tahun 2010 yang periode yang sama. Hal ini dikarenakan
mencapai182,31%. Perolehan BOPO yang pengaruh yang signifikan dari NPF terhadap
begitu tinggi menyebabkan ROA pada bank ROA adalah dengan penentuan tingkat
tersebut rendah bahkan mencapai nilai kemacetan pembiayaan yang diberikan oleh
negatif yaitu -2,53%. Sehingga dapat sebuah bank, karena pembiayaan
dikatakan bahwa Bank Panin Syariah pada merupakan sumber utama pendapatan bank.
tahun 2010 telah melakukan kegiatan Selain itu, NPF yang tinggi akan dapat
operasionalnya secara inefsien dan ini mengganggu perputaran modal, sehingga
mempengaruhi perolehan pendapatan yang bank akan terlebih dahulu mengevaluasi
semakin menurun dan pada akhirnya kinerjanya dengan menghentikan
menurunkan profitabilitas bank tersebut. pembiayaan hingga NPF berkurang.
Pengaruh PPAP terhadap Profitabilitas Tidak berpengaruhnya NPF terhadap ROA
(ROA) pada penelitian ini dikarenakan adanya
Berdasarkan hasil regresi dan uji-t, rasio ketidakkonsistenan dalam hubungan antara
PPAP tidak memiliki pengaruh dan tidak pembiayaan bermasalah dengan perolehan
signifikan terhadap profitabilitas (ROA) laba. Misalnya saja dapat dilihat pada Bank
pada Bank Umum Syariah (BUS) selama Muamalat Indonesia tahun 2015 yang
periode penelitian 2010-2016. Hasil mengalami peningkatan NPF dari tahun
penelitian yang sama ditunjukkan oleh sebelumnya yaitu dari 6,55% menjadi
penelitian Nurkhosidah (2009) yang 7,11%. Peningkatan ini tidak diikuti dengan
menyatakan bahwa PPAP tidak menurunnya tingkat ROA sebagaimana
berpengaruh terhadap ROA. Hal ini terjadi disebutkan dalam teori. Pada tahun tersebut
diduga karena kelangsungan usaha bank ROA mengalami peningkatan dari tahun
salah satunya bergantung pada kemampuan sebelumnya selaras dengan peningkatan
dalam menyalurkan pembiayaan dan setiap NPF. Meningkatnya ROA disebabkan
menyalurkan pembiayaan bank juga harus karena adanya peningkatan laba sebelum
membuat cadangan PPAP, artinya semakin pajak yang bersumber dari pendapatan
besar pembiayaan yang disalurkan semakin operasional terutama didukung oleh
besar pula PPAP yang harus dibentuk dan pertumbuhan pendapatan fee-based yang
tentu saja akan mengganggu permodalan sangat signifikan dari transaksi trade
dan berpengaruh pada profitabilitas bank. finance dan valuta asing.
Namun, apabila perbankan tersebut telah
ditopang oleh induknya untuk mendapatkan Pengaruh FDR terhadap Profitabilitas
permodalan maka tentu saja kondisi (ROA)
banktersebut akan menjadi lebih baik.

Page 205
Jurnal Kajian Akuntansi, Vol 1, (2), 2017, 194-209
e2579-9991, p2579-9975
http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/jka

Dari hasil regresi dan uji-t, rasio FDR tidak PPAP, NPF dan FDR) hanya mampu
memiliki pengaruh dan tidak signifikan menjelaskan variasi ROA Bank Umum
terhadap profitabilitas (ROA) pada Bank Syariah sebesar 46,5433% dikarenakan
Umum Syarih (BUS) periode penelitian hanya 4 variabel independen yang
2010 -2016. Hasil penelitian ini berbeda digunakan pada penelitian ini.
dengan penelitian Sabir, dkk (2012) yang
menyatakan bahwa FDR berpengaruh SIMPULAN DAN SARAN
positif dan signifikan terhadap ROA. Simpulan
Selainitu, hasil penelitian ini tidak sesuai Berdasarkan hasil pengolahan data dan
dengan Reed yang mengungkapkan bahwa pengujian hipotesis, maka dapat
salah satu faktor perolehan laba terbesar disimpulkan bahwa secara parsial rasio
(hampir 90%) bagi bank adalah bersumber BOPO berpengaruh negatif dan signifikan
dari penyaluran pembiayaan. Namun, terhadap profitabilitas (ROA) pada Bank
penelitian ini mendukung penelitian Umum Syariah (BUS). Hal ini terjadi
Nurkhosidah (2009) dan Suryani (2011) karena bank mengeluarkan biaya yang lebih
yang menunjukkan hasil bahwa tidak besar untuk kegiatan operasionalnya
adanya pengaruh signifikan FDR terhadap sehingga akan menurunkan perolehan
ROA. Tidak berpengaruhnya rasio FDR pendapatan bank yang berari bank tersebut
terhadap ROA diduga karena pengaruh tidak menjalankan operasionalnya secara
waktu dan data yang digunakan pada efisien. Sementara itu, ketiga rasio
penelitian ini. keuangan lainnya yang terdiri dari PPAP,
Pengaruh Efisiensi Operasional yang NPF dan FDR tidak memiki pengaruh
Diproksikan dengan Rasio BOPO, PPAP, terhadap profitabilitas (ROA) pada Bank
NPF dan FDR secara Simultan terhadap UmumSyariah (BUS). Sedangkan secara
Profitabilitas (ROA) bersama-sama (simultan) Efisiensi
Hasil uji-F menggambarkan bahwa secara operasional yang diproksikan dengan rasio
bersama-sama (simultan) variabel keuangan bank (BOPO, PPAP,NPF dan
independen efisiensi operasional yang FDR) berpengaruh signifikan terhadap
diproksikan dengan rasio BOPO, PPAP, profitabilitas (ROA) pada Bank Umum
NPF danFDR memiliki pengaruh signifikan Syariah (BUS) selama periode pengamatan,
terhadap variabel dependen yaitu sehingga apabila bank mengalami
pofitabilitas (ROA) pada Bank Umum ketidakefisienan operasional secara terus-
Syariah (BUS) selama periode penelitian. menerus, maka lambat laun bank tersebut
Hasil penelitian ini selaras dengan teori akan mengalami penurunan profitabilitas.
yang menyebutkan bahwa apabila bank Saran
mengalami ketidakefisienan operasional Berdasarkan hasil penelitian dan
secara terus-menerus, maka lambat laun pembahasan serta kesimpulan yang telah
bank tersebut akan mengalami penurunan diuraikan, penulis bermaksud untuk
profitabilitas yang akan berdampak pada memberikan saran yang mungkin dapat
dilikuidasinya bank tersebut karena berguna bagi Bank Umum Syariah (BUS)
tersaingi oleh bank lain yang mengalami dan akademisi. Adapun saran-saran tersebut
tingkat efisiensi yang sangat baik. antara lain: 1) bagi pihak Bank Umum
Adapun kontribusi dari keseluruhan Syariah (BUS) Untuk dapat meningkatkan
variabel independen dapat dilihat dari kinerja keuangan bank yang dapat dilihat
hasilkoefisien determinasi (R2). Nilai dari profitabilitasnya, maka bank syariah
Adjusted R-squared sebesar 0,465433 yang diharapkan dapat mengendalikan biaya-
menunjukkan bahwa semua variabel biaya yang dikeluarkan agar bank tidak
independen efisiensi operasional (BOPO, mengalami kondisi inefisien, serta tetap

Page 206
Nuri Zulfah Hijriyani dan Setiawan
Analisis Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia sebagai Dampak Dari Efisiensi Operasional

memperhatikan ketersediaan modal yang Muljawan, D., Hafidz, J., Astuti, R. I. R., &
dimilikinya; 2) Bagi Akademisi Penelitian Oktapiani. (2014). Faktor-Faktor
ini menggunakan variabel efisiensi Penentu Efisiensi Perbankan Indonesia
operasional yang diproksikan dengan rasio Serta Dampaknya terhadap
keuangan bank (BOPO, PPAP, NPF dan Perhitungan Suku Bunga Kredit.
FDR) untuk menjelaskan pengaruhnya Working Paper, Bank Indonesia.
terhadap profitabilitas (ROA); 3) Bagi Retrieved January, 19, 2017 from
peneliti selanjutnya disarankan agar http://www.bi.go.id/id/publikasi/wp/D
menambah dan memperluas periode ocuments/Efisiensi-Perbankan-revisi-
pengamatan agar hasil yang didapat lebih final Juni-2-2014.pdf
akurat. Selain itu, peneliti selanjutnya
disarankan untuk mengamati objek Nurkhosidah, S. (2009). Analisis Pengaruh
penelitian lain seperti Unit Usaha Syariah Variabel Non Performing Financing,
ataupun Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Penyisihan Penghapusan Aktiva
(BPRS), serta penulis menyarankan agar Produktif, Financing to Deposit
peneliti selanjutnya menggunakan metode Ratio, Biaya Operasional per
analisis yang berbeda seperti pendekatan Pendapatan Operasional terhadap
parametrik, sehingga diperoleh hasil yang Profitabilitas pada Bank Syariah
lebih baik. Mandiri. Yogyakarta: Skripsi,
Universitas Islam Sunan Kalijaga.
DAFTAR PUSTAKA Retrieved from: http://digilib.uin-
Antonio, M. S. (2001). Bank Syariah dari suka.ac.id/3564/1/BAB%20I%2CV%
Teori ke Praktik. Jakarta: Gema 2C%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf
Insani.
Otoritas Jasa Keuangan. (2011). Statistik
Ghozali, I., & Ratmono, D. (2013). Analisis Perbankan Syariah 2011. Bank
Multivariat dan Ekonometrika Teori, Indonesia. Retrieved November 28,
Konsep, dan Aplikasi dengan Eviews 2016 from
8. Semarang: Universitas Diponegoro. http://www.bi.go.id/id/statistik/perban
kan/syariah/Pages/sps_Des_2011.asp
Gujarati, D. (1999). Ekonometrika Dasar. x
Jakarta: Erlangga.
Otoritas Jasa Keuangan. (2012). Statistik
Junita, S. (2015). Pengaruh KAP, BOPO Perbankan Syariah 2012. Bank
dan FDR terhadap Net Operating Indonesia. Retrieved November 28,
Margin (NOM) Perbankan Syariah di 2016 from
Indonesia Periode 2010-2014. http://www.bi.go.id/id/statistik/perban
Jakarta: Skripsi, Universitas Islam kan/syariah/Pages/sps_1212.aspx
Negeri Syarif Hidayatullah. Retrieved
from Otoritas Jasa Keuangan. (2013). Statistik
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bi Perbankan Syariah 2013. Bank
tstream/123456789/29262/1/SHERT Indonesia. Retrieved November 28,
Y%20JUNITA-FSH.pdf 2016 from
http://www.bi.go.id/id/statistik/perban
Mansuri. (2016). Modul Praktikum Eviews. kan/syariah/Pages/sps_des2013.aspx
Jakarta: Fakultas Ekonomi
Universitas Borobudur. Otoritas Jasa Keuangan. 2014. Sejarah
Perbankan Syariah [Online]. Bank
Indonesia. Retrieved November 28,

Page 207
Jurnal Kajian Akuntansi, Vol 1, (2), 2017, 194-209
e2579-9991, p2579-9975
http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/jka

2016 from 4/jbptunikompp-gdl-dwitrisept-


http://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/ 32194-12-unikom_d-l.pdf
tentang-syariah/Pages/Sejarah-
Perbankan-Syariah.aspx Sjahdeini, S. R. (2014). Perbankan Syariah:
Produk-Produk dan Aspek-Aspek
Otoritas Jasa Keuangan. (2014). Statistik Hukumnya. Kencana Prenada Media
Perbankan Syariah 2014. Bank Group.
Indonesia. Retrieved November 28,
2016 from Surat Edaran Bank Indonesia. (2007).
http://www.bi.go.id/id/statistik/perban No.9/24/DPbS. Sistem Penilaian
kan/syariah/Pages/sps_1214.aspx Tingkat KesehatanBank Umum
Berdasarkan Prinsip Syariah.
Otoritas Jasa Keuangan. (2015). Statistik Retrivied December 25, 2016, from
Perbankan Syariah 2015. Bank http://www.bi.go.id/id/peraturan/perb
Indonesia. Retrieved November 28, ankan/Documents/664a5003664b43ac
2016 from a6d788fd9d733229se_092407.pdf
http://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/
data-dan-statistik/statistik-perbankan- Suryani. (2011). Analisis Pengaruh
syariah/Pages/statistik-perbankan- Financing to Deposit Ratio (FDR)
syariah-desember-2015.aspx terhadap Profitabilitas Perbankan
Syariah di Indonesia. Jurnal
Pratiwi, D. D. (2012). Pengaruh CAR, Walisongo, 19(1). Retrieved from
BOPO, NPF dan FDR terhadap http://journal.walisongo.ac.id/index.p
Return On Asset (ROA) Bank Umum hp/walisongo/article/viewFile/212/19
Syariah (Studi Kasus pada Bank 3
Umum Syariah diIndonesia Tahun
2005-2010). Semarang: Skripsi, Ummah, R. (2010). Pengaruh Efisiensi
Universitas Diponegoro. Retrieved Operasional dengan Kinerja
from Profitabilitas pada Sektor Perbankan
http://eprints.undip.ac.id/35651/1/Skri Syariah: Studi Kasus Bank Syariah
psi_PRATIWI.pdf Mandiri, Tbk. Jakarta: Skripsi,
Universitas Islam Negeri Syarif
Riyadi, S., & Yulianto, A. (2014). Pengaruh Hidayatullah. Retrieved from
Pembiayaan Bagi Hasil, Pembiayaan http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bi
Jual Beli, Financing to Deposit Ratio tstream/123456789/2703/1/ROHMAT
(FDR) dan Non Performing Financing UL%20UMMAH-FEB.pdf
(NPF) terhadap Profitabilitas Bank
Umum Syariah di Indonesia. Wiyono, G. (2013). Analisis Potensi Rasio
Accounting Analysis Journal. CAMEL sebagai Indikator Sinyal
Kondisi Bermasalah Bank Perkreditan
Septiani, D. T. (2013). Analisis Efisiensi Rakyat Konvensional Daerah
Kinerja Operasional Bank dengan Istimewa Yogyakarta. Jurnal
MenggunakanRasio Biaya Akuntansi. Universitas Sarjanawiyata
Operasional terhadap Pendapatan Tamansiswa, 1(1).
Operasional (BOPO) pada Bank
Mandiri Syariah KCP Braga Yuliarti, N. C. (2014). Pengaruh Kecukupan
Bandung. Jurnal Universitas Modal, Risiko Pembiayaan, Efisiensi
Komputer Indonesia. Retrieved from Operasional, dan Fungsi Intermediasi
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/64 terhadap Profitabilitas pada

Page 208
Nuri Zulfah Hijriyani dan Setiawan
Analisis Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia sebagai Dampak Dari Efisiensi Operasional

Perbankan Syariah di Indonesia.


Jurnal Ilmiah Progresif. Jember,
11(31).

Page 209

Anda mungkin juga menyukai