Anda di halaman 1dari 11

RIVIEW JURNAL 1

Judul : ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH

DENGAN PENDEKATAN ISLAMICITY PERFORMANCE INDEX

PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

Jurnal : Jurnal Akademi Akuntansi

Penulis : Ria Fatmasari dan Masiyah Kholmi

Volume dan Halaman : Volume 1 , Nomor 1, Hal. 74 – 83 Tahun : 2018

1. Latar Belakang : Islamicity Performance Index telah di kembangkan oleh Hameed pada
tahun 2004, sehingga dengan penemuan ini instuti islam dapat mengevaluasi dan
mengukur kinerja lembaganya. Adapun tujuan dari pengukuran analisis keuangan
perbankan syariah menggunakan Islamicity Performance Index sangat dibutuhkan untuk
penilaian Stakeholder maupun untuk kemajuan dimasa yang akan datang. Perbankan
syariah memiliki sistem yang sama seperti halnya aspekaspek lain dari pandangan hidup
Islam. Maka dari itu, mengukur analisis kinerja saja tidaklah cukup. Perlu penilaian dari
aspek yang bernilai islam dan sesuai prinsip Islam.
2. Tujuan Penelitian : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis keuangan
perbankan syariah menggunakan Islamicity Performance Index sangat dibutuhkan untuk
penilaian Stakeholder maupun untuk kemajuan dimasa yang akan datang.
3. Metode Penelitian : Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
kuantitatif yang menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan perbankan syariah
yang terdaftar di OJK dan masing-masing web Perbankan Syariah periode 2013- 2017.
Daftar apa saja yang akan diambil berdasarkan laporan perbankan syariah yang telah
terdaftar di OJK. Untuk selanjutnya dokumen yang lengkap peneliti mengambil laporan
keuangan yang didownload di masing-masing web perbankan syariah.
4. Hasil dan Diskusi Penelitian : Sejalan dengan peningkatan kekayaan bank syariah tidak
meningkatkan pembayaran zakat oleh Bank Syariah Mandiri secara fluktuatif, hal ini
sangat Ria Fatmasari, Masiyah Kholmi JURNAL AKADEMI AKUNTANSI 2018
Volume. 1 No. 1 80 ‫ ׀‬tidak sesuai dengan adanya karakteristik tazkiyah. Tazkiyah ini
adalah hal yang sangat penting, karena zakat secara nyata merupakan salah satu bentuk
ibadah secara spiritual sebenarnya merupakan proses penyucian diri dari si pemiliki
kekayaan. Artinya, dengan membayar zakat, pemiliki kekayaan dibersihkan dari sifat
tamak,kikir dan individu. Secara keseluruhan pembayaran zakat bank syariah di
Indonesia masih belum memuaskan. Bank Syariah merupakan institusi Syariah yang
harusnya menekankan pembayaran zakat dengan ujuan zakat merupakan perwujudan
kesempurnaan Islam yang memberikan Rahmat bagi seluruh Alam. Zakat adalah salah
satu pilar utama dalam Islam, yang tidak boleh ditinggalkan. Karena hampir semua ayat
yang memerintahkan untuk Sholat, selalu disertai dengan perintah untuk membayar
zakat. Hal tersebut memperlihatkan, urgensi membayar zakat dalam Islam sama
pentingnya dengan menjalankan Sholat. Zakat bertujuan guna menghapus kemiskinan
dengan mendistribusikan kembali hartanya yang lebih kepada yang telah membutuhkan,
Sehingga zakat menjadi harta tetap yang berputar dalam masyarakat. Bahwa transaksi
yang digunakan itu harus transaksi syariah (seperti jual beli, sewa menyewa, bagi hasil)
bukan transaksi konvensional (seperti pinjaman berbunga, siap, penipuan). Seperti fatwa
syariah Dallah al-Baraka yang menegaskan bahwa bank konfensional boleh berinvestasi
di bank syariah dengan syarat transaksi yang duigunakan sesuai syariah. Pendapatan non
halal juga dimasukkkan ke dalam laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan pada
akun pendapatan non halal. Dana non-halal juga dimasukkan dalam laporan sumber
penggunaan dan kebajikan yang berasaldihindari. Dalam hal ini bunga yang diterima
tersebut tidak noleh menambah pendapatan Bank tapi dimasukkan ke dalam kebajikan.
Dari ke-enam Bank Syariah Rasio ini menunjukkan ke-enam bank tersebut sesuai dengan
syariat Islam. Hal ini memuaskan nasabah bank syariah di Indonesia yang idak khawatir
lagi akan sumber bagi hasil yang mereka dapatkan.
5. Kesimpulan : ari ke 6 Bank Syariah di atas kurang adanya penekanan penyaluran zakat
pada rasio Zakat Performance Index. Hal ini karena tidak sesuai dengan tujuan Perbankan
Syariah yang menekankan pendistribusian zakat yang secara maksimal. Rasio Equitable
Distribution Rasio (Qardh) yang paling baik adalah Bank BNI Syariah. Untuk Equitable
Distribution Rasio (Employess Expense) yang paling baik adalah Bank BCA Syariah
sedangkan. Untuk Rasio Equitable Distribution Rasio (Dividend) yang paling baik adalah
Bank Syariah Mandiri. Sedangkan rasio Islamic Income Vs Non Islamic Income semua
memiliki hasil yang tinggi atau dapat dikatakan sangat baik. Rata-rata mencapai nilai di
atas 35% yang menandakan seluruh bank mendapat predikat sangat baik. Hal ini
menandakan bahwa bank memperhatikan setiap pendapatan yang masuk.

RIVIEW JURNAL 2

Judul : ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

SYARIAH DENGAN PERBANKAN KONVENSIONAL

Jurnal : Jurnal Perbankan Syariah

Penulis : Adi Susilo Jahja dan Muhammad Iqbal

Volume dan Halaman : Volume 7 , Nomor 2,Desember Tahun : 2012

1. Latar Belakang : Analisis rasio rentabilitas bank berguna untuk menganalisis tingkat
efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Rasio
rentabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah return on asset (ROA) dan return
on equity (ROE). Selanjutnya adalah perbandingan antara biaya operasional dengan
pendapatan operasional (BOPO). Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi
dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Rasio likuiditas bank
dilihat dari kemampuan bank memenuhi kewajiban utang-utangnya, dapat membayar
kembali semua depositonya, serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan
tanpa terjadi penangguhan. Rasio likuiditas ini dilakukan untuk menganalisis kemampuan
bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban tersebut. Dalam penelitian ini, rasio
likuiditas yang digunakan adalah loan to deposit ratio (LDR), yaitu rasio antara seluruh
jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. Rasio ini
digunakan untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban
kepada para nasabah yang telah menanamkan dananya dengan kreditkredit yang telah
diberikan kepada para debiturnya. Semakin tinggi rasionya semakin tinggi tingkat
likuiditasnya.
2. Tujuan Penelitian : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan kinerja
keuangan perbankan syariah dengan perbankan konvensional pada tahun 2005-2009
dengan menggunakan rasio-rasio keuangan yang terdiri dari CAR, NPL, ROA, ROE,
BOPO dan LDR. Berdasarkan dari kriteria sampel yang telah ditentukan, diperoleh dua
kelompok sampel penelitian, yaitu 2 bank umum syariah dan 6 bank umum konvensional.
Alat analisis statistik yang digunakan untuk membuktikan hipotesis dalam penelitian ini
adalah independent sample t-test
3. Metode Penelitian : Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
kuantitatif Alat analisis statistik yang digunakan untuk membuktikan hipotesis dalam
penelitian ini adalah independent sample t-test. Analisis yang dilakukan menunjukkan
bahwa ratarata rasio keuangan perbankan syariah (ROA, ROE dan LDR) lebih baik
secara signifikan dibandingkan dengan perbankan konvensional, sedangkan pada rasio-
rasio yang lain perbankan syariah lebih rendah kualitasnya. Secara keseluruhan penilaian
kinerja bank syariah masih berada di atas atau lebih baik dibandingkan dengan bank
konvensional.
4. Hasil dan Diskusi Penelitian : menganalisa kinerja bank secara keseluruhan dengan
menjumlahkan rasio masing-masing bank yang sebelumnya telah diberi bobot nilai yang
sudah ditentukan. Variabel tersebut diberi nama Performa (PRFM). Secara keseluruhan,
rata-rata kinerja bank syariah lebih besar atau lebih baik dibandingkan dengan bank
konvensional yaitu 92,17% > 83,53%.
5. Kesimpulan : Hasil kajian ini akhirnya menunjukkan bahwa secara keseluruhan terdapat
perbedaan yang signifikan antara kinerja bank syariah dengan bank konvensional.
Singkat kata, kinerja bank syariah lebih baik dibandingkan dengan bank konvensional.
Analisis variabel penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa rata-rata rasio keuangan
perbankan syariah untuk ROA, ROE dan LDR lebih baik secara signifikan dibandingkan
dengan perbankan konvensional, sedangkan pada rasio-rasio yang lain, seperti CAR,
NPL dan BOPO perbankan syariah lebih rendah kualitasnya. Penelitian ini hanya
menggunakan enam rasio keuangan dalam mengukur kinerja perbankan maka akan lebih
baik peneliti selanjutnya menambahkan indikator lain untuk mengukur kinerja keuangan,
seperti debt equity ratio (DER), debt to total assets ratio (DTAR) dan equity multiplier
ratio (EM) yang mewakili rasio permodalan, asset utilization ratio (AU) dan operating
efficiency ratio (OE) yang mewakili rasio efisiensi, return on deposit (ROD) dan profit to
total expenses ratio (PER) yang mewakili rasio rentabilitas, serta cash deposit ratio
(CDR) dan current ratio (CR) yang mewakili rasio likuiditas.

RIVIEW JURNAL 3

Judul : ANALISIS KOMPARATIF KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

ASEAN SETELAH KRISIS GLOBAL

Jurnal : Jurnal Keuangan dan Perbankan

Penulis : I Gusti Ayu Purnamawati

Volume dan Halaman : Volume 18 , Nomor 2,Mei,Hal : 287,296, Tahun : 2012

1. Latar Belakang : Hasilnya menunjukkan adanya persepsi yang berbeda di setiap negara
dalam melakukan merger dan akuisisi. Karim (2001) melakukan perbandingan efisiensi
bank-bank di ASEAN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan terhadap tingkat efisiensinya. Hasil lainnya menunjukkan bahwa rata-rata bank
di ASEAN mengalami peningkatan keuntungan dan bank-bank besar menunjukkan
efisiensi biaya yang lebih tinggi dibandingkan bank-bank kecil. Penelitian Rochmawan
(2004) tentang analisis indikator kinerja keuangan perbankan ASEAN (studi
perbandingan Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina 2000-2002), menunjukkan
bahwa seluruh indikator keuangan perbankan Indonesia adalah signifikan berbeda dengan
kinerja keuangan ketiga negara ASEAN, kecuali rasio ROA dan ROE. Rata-rata rasio
keuangan perbankan Indonesia lebih baik dari Malaysia, Thailand, dan Filipina, untuk
rasio CAR, NPL, ROL, LOA, ROE, dan AGR, sedangkan rasio CCA, RRA, EEA, LDR,
dan ROA menunjukkan lebih baik rata-rata empat negara ASEAN lainnya.
2. Tujuan Penelitian : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk untuk membandingkan
keuangan kinerja sektor perbankan di Indonesia, Thailand, dan Malaysia dengan
menggunakan rasio keuangan. Contoh terbatas pada bank-bank yang masuk dalam
kategori 5 bank terbesar di Indonesia, Thailand, dan Malaysia selama ini 2009-2012.
3. Metode Penelitian : Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
yang terdiri dari laporan keuangan tahunan (annual report) perusahaan perbankan yang
masuk dalam kategori 5 bank terbesar di Indonesia yang terdaftar dalam direktori Bank
Indonesia, serta 5 bank terbesar di Thailand dan Malaysia selama tahun 2009 sampai
dengan 2012 yang diperoleh melalui website masing-masing bank. Bank-bank tersebut
ditemukan telah menerbitkan (mempublikasikan) laporan keuangan tahunan (annual
report) pada tahun 2009, 2010, 2011, dan 2012. Serta laporan keuangan harus
mempunyai tahun buku yang berakhir 31 Desember
4. Hasil dan Diskusi Penelitian : Terdapat perbedaan yang signifikan dari indikator ROA
antara kinerja keuangan perbankan Indonesia, Thailand, dan Malaysia. Rata-rata rasio
ROA tertinggi yaitu perbankan Indonesia, selanjutnya Thailand dan Malaysia. Tingkat
keuntungan bank yang tercermin dalam tingginya ROA di Indonesia dan Thailand,
menunjukkan bahwa aktiva bank telah digunakan dengan optimal untuk memperoleh
pendapatan bank, sehingga perbankan di Indonesia mempunyai kemampuan yang lebih
dalam menghasilkan keuntungan dari total aktiva yang dimiliki, apabila dibandingkan
dengan perbankan Thailand dan Malaysia. Terdapat perbedaan yang signifikan dari
indikator ROE antara kinerja keuangan perbankan Indonesia, Thailand, dan Malaysia.
Rata-rata rasio ROE tertinggi yaitu perbankan Indonesia, selanjutnya Malaysia dan
Thailand. Hal tersebut mennunjukkan kinerja perbankan Indonesia yang optimal sehingga
dapat memaksimalkan pengelolaan modal yang dimilikinya
5. Kesimpulan : Penelitian ini bertujuan untuk menganalisi perbedaan kinerja keuangan
sektor perbankan di Indonesia, Thailand, dan Malaysia dengan menggunakan rasio
keuangan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan dari
indikator ROA, ROE dan LDR antara kinerja keauangan perbankan Indonesia, Thailand
dan Malaysia. Tidak terdapat perbedaan dari indikator CAR antara kinerja keuangan
perbankan Indonesia, Thailand, dan Malaysia.

RIVIEW JURNAL 4

Judul : ANALISIS PENGARUH CAR, NOM, NPF, FDR, DAN BOPO

TERHADAP PROFITABILITAS (STUDI PADA PERBANKAN


SYARIAH MASA PANDEMI COVID-19 DESEMBER 2018 – MEI
2021)

Jurnal : Jurnal of Management, Economics, and Entrepreneur

Penulis : Dwi Fadila Romadhona Mileni dan Niken Lestari

Volume dan Halaman : Volume 1 , Nomor 1 , ,Hal : 1-105, Tahun : 2022

1. Latar Belakang : Dampak virus Covid-19 diketahui tidak hanya berpengaruh terhadap
faktor kesehatan, namun juga berdampak pada faktor perekonomian khususnya Bank
Syariah. Kinerja Bank Syariah sebelum dan sesudah adanya virus Covid-19 memiliki
perbedaan dilihat dari segi operasional, permodalan, dan kredit pembiayaan bank.
Sebelum adanya virus Covid-19 kinerja bank dari operasional, permodalan, dan kredit
berjalan normal seperti biasa akan tetapi setelah tercampak virus Covid-19 kinerja Bank
Syariah dalam permodalan menurun dikarenakan sedikitnya jumlah nasabah yang
menabung, sedangkan untuk kredit banyak nasabah yang mengajukan pembiayaan.
Namun ada nasabah yang tidak bisa membayar cicilan pembiayaan dikarenakan
pendapatan dari usahanya menurun di masa pandemi Covid-19. Oleh karena itu banyak
nasabah perkreditan yang mengajukan keringanan pada bank dalam penyelesaian cicilan
pembiayaan, akan tetapi jika tidak diijinkan maka akan terjadi risiko kredit macet dengan
tindakan terakhir yang bisa dilakukan oleh bank ialah melelang barang yang sudah
dijamin kan oleh nasabah. Prihatinnya keadaan bank di masa pandemi Covid-19
membuat Pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan kebijakan relaksasi
atau keringanan dalam angsuran tentang Stimulus Perekonomian Nasional sebagai
Kebijakan Countercyclica. Kebijakan Countercyclica diatur dalam (Peraturan Otoritas
Jasa Keuangan) POJK Nomor 11/POJK.03/2020 adalah kebijakan mengatur debitur yang
mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajibannya terhadap bank dikarenakan
tercampak virus Covid-19 secara langsung atau tidak langsung.
2. Tujuan Penelitian : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk untuk menganalisis variabel
CAR, NOM, NPF, FDR, dan BOPO terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah Masa
Pandemi Covid-19 Desember 2018 – Mei 2021.
3. Metode Penelitian : Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif
melalui pendekatan kausal dikarenakan adanya hubungan sebab akibat antar variabel.
Untuk teknik analisis data, penelitian ini menggunakan. Model Regresi Linier Berganda
yang menggunakan data antar waktu (time series). Kemudian subjek penelitian ini
mempunyai 2 (dua) variabel independen dan variabel dependen. Pada variabel
independen terdiri dari Capital Adequaacy Ratio (CAR), Net Operating Margin (NOM),
Non Perfoming Financing (NPF), Financing To Deposit Ratio (FDR), dan Biaya
Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) sedangkan variabel independen
ialah Rasio Profitabilitas.
4. Hasil dan Diskusi Penelitian : Pada penelitian ini memilih Bank Umum Syariah sebagai
obyek penelitian yang mana sudah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Data yang
dipakai merupakan data bulanan dari bulan Desember 2018 sampai bulan Mei 2021.
Sample pada penelitian ini memiliki dua variabel yaitu variabel independen dan variabel
dependen. Sample pada variabel independent ada 5 (lima) yaitu: Capital Adequacy Ratio
(CAR), Net Operating Margin (NOM), Non Performing Financing (NPF), Financing To
Deposit Ratio (FDR), dan Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO).
Sedangkan variabel dependen terdapat Profitabilitas (ROA). Hasil penelitian Uji F
Capital Adequacy Ratio (CAR), Net Operating Margin (NOM), Non Perfoming
Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Biaya Operasional terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO) diperoleh hasil Fhitung sebesar 22,29376 dan Ftabel
sebesar 2,7587 dengan nilai signifikansi lebih kecil dari probabilitas 0,0000 < 0,05.maka
H0 ditolak dan H1 diterima, yang artinya bahwa variabel CAR, NOM, NPF, FDR, dan
BOPO secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank
Umum Syariah.
5. Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diambil kesimpulan tidak
terdapat pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) secara parsial terhadap Profitabilitas
(Studi Pada Perbankan Syariah Masa Pandemi Covid-19 Desember 2018 – Mei 2021).
Berdasarkan hasil Uji Parsial (Uji T) pada BAB IV, variabel Capital Adequacy Ratio
(CAR) memiliki nilai T-hitung sebesar 1,1200 dan signifikan sebesar 0,2738 dimana nilai
signifikansi ini > 0,05. maka H1 ditolak dan H0 diterima. Artinya variabel Capital
Adequay Ratio (CAR) tidak berpengaruh secara parsial terhadap Profitabilitas (ROA).
Terdapat pengaruh Net Operating Margin (NOM) secara parsial terhadap Profitabilitas
(Studi Pada Perbankan Syariah Masa Pandemi Covid-19 Desember 2018 – Mei 2021).
Berdasarkan hasil Uji Parsial (Uji T) pada BAB IV, variabel Net Operating Margin
(NOM) memiliki nilai T-hitung sebesar 6,5956 dan signifikan sebesar 0,0000 dimana
nilai signifikansi ini < 0,05. maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya variabel Net
Operating Margin (NOM) tidak berpengaruh secara parsial terhadap Profitabilitas (ROA).
Tidak terdapat pengaruh Non Perfoming Financing (NPF) secara parsial terhadap
Profitabilitas (Studi Pada Perbankan Syariah Masa Pandemi Covid-19 Desember 2018 –
Mei 2021). Berdasarkan hasil Uji Parsial (Uji T) pada BAB IV, variabel Non Perfoming
Financing (NPF) memiliki nilai Thitung sebesar 0,6013 dan signifikan sebesar 0,5532
dimana nilai signifikansi ini > 0,05. maka H1 ditolak, H0 Dwi Fadilah dan Niken 18
diterima. Artinya variabel Non Perfoming Financing (NPF) tidak berpengaruh secara
parsial terhadap Profitabilitas (ROA). Tidak terdapat pengaruh Financing to Deposit
Ratio (FDR) secara parsial terhadapmProfitabilitas (Studi Pada Perbankan Syariah Masa
Pandemi Covid-19 Desember 2018 – Mei 2021). Variabel Financing to Deposit Ratio
(FDR) memiliki nilai Thitung sebesar -0,2524 dan signifikan sebesar 0,8029 dimana nilai
signifikansi ini > 0,05. maka H1 ditolak, H0 diterima. Artinya variabel Financing to
Deposit Ratio (FDR) tidak berpengaruh secara parsial terhadap Profitabilitas (ROA).
Tidak terdapat pengaruh Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
secara parsial terhadap Profitabilitas (Studi Pada Perbankan Syariah Masa Pandemi
Covid-19 Desember 2018 – Mei 2021). Berdasarkan hasil Uji Parsial (Uji T) pada BAB
IV, variabel Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) memiliki nilai
Thitung sebesar -0,2820 dan signifikan sebesar 0,7803 dimana nilai signifikansi ini >
0,05. maka H1 ditolak, H0 diterima. Artinya variabel Biaya Operasional terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO) tidak berpengaruh secara parsial terhadap Profitabilitas
(ROA). Berdasarkan Hasil Uji Simultan (Uji F) pada BAB IV, dapat diketahui bahwa
Fhitung sebesar 22,29376 dengan nilai signifikansi 0,0000. Hal ini berarti bahwa nilai
probabilitas < 0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya bahwa variabel
CAR, NOM, NPF, FDR dan BOPO secara simultan mempunyai pengaruh yang signiikan
terhadap Profitabilitas (ROA). Pada Uji Koefisien Determinasi (R2) nilai RSquare
sebesar 0,822 atau 82,2% dan sisanya sebesar 17,7% dipengaruhi oleh variabel lain diluar
variabel yang digunakan.
RIVIEW JURNAL 5

Judul : ANALISIS KOMPARATIF KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

ASEAN SETELAH KRISIS GLOBAL

Jurnal : Jurnal Keuangan dan Perbankan

Penulis : I Gusti Ayu Purnamawati

Volume dan Halaman : Volume 18 , Nomor 2,Mei,Hal : 287,296, Tahun : 2012

1. Latar Belakang : Hasilnya menunjukkan adanya persepsi yang berbeda di setiap negara
dalam melakukan merger dan akuisisi. Karim (2001) melakukan perbandingan efisiensi
bank-bank di ASEAN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan terhadap tingkat efisiensinya. Hasil lainnya menunjukkan bahwa rata-rata bank
di ASEAN mengalami peningkatan keuntungan dan bank-bank besar menunjukkan
efisiensi biaya yang lebih tinggi dibandingkan bank-bank kecil. Penelitian Rochmawan
(2004) tentang analisis indikator kinerja keuangan perbankan ASEAN (studi
perbandingan Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina 2000-2002), menunjukkan
bahwa seluruh indikator keuangan perbankan Indonesia adalah signifikan berbeda dengan
kinerja keuangan ketiga negara ASEAN, kecuali rasio ROA dan ROE. Rata-rata rasio
keuangan perbankan Indonesia lebih baik dari Malaysia, Thailand, dan Filipina, untuk
rasio CAR, NPL, ROL, LOA, ROE, dan AGR, sedangkan rasio CCA, RRA, EEA, LDR,
dan ROA menunjukkan lebih baik rata-rata empat negara ASEAN lainnya.
2. Tujuan Penelitian : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk untuk membandingkan
keuangan kinerja sektor perbankan di Indonesia, Thailand, dan Malaysia dengan
menggunakan rasio keuangan. Contoh terbatas pada bank-bank yang masuk dalam
kategori 5 bank terbesar di Indonesia, Thailand, dan Malaysia selama ini 2009-2012.
3. Metode Penelitian : Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
yang terdiri dari laporan keuangan tahunan (annual report) perusahaan perbankan yang
masuk dalam kategori 5 bank terbesar di Indonesia yang terdaftar dalam direktori Bank
Indonesia, serta 5 bank terbesar di Thailand dan Malaysia selama tahun 2009 sampai
dengan 2012 yang diperoleh melalui website masing-masing bank. Bank-bank tersebut
ditemukan telah menerbitkan (mempublikasikan) laporan keuangan tahunan (annual
report) pada tahun 2009, 2010, 2011, dan 2012. Serta laporan keuangan harus
mempunyai tahun buku yang berakhir 31 Desember
4. Hasil dan Diskusi Penelitian : Terdapat perbedaan yang signifikan dari indikator ROA
antara kinerja keuangan perbankan Indonesia, Thailand, dan Malaysia. Rata-rata rasio
ROA tertinggi yaitu perbankan Indonesia, selanjutnya Thailand dan Malaysia. Tingkat
keuntungan bank yang tercermin dalam tingginya ROA di Indonesia dan Thailand,
menunjukkan bahwa aktiva bank telah digunakan dengan optimal untuk memperoleh
pendapatan bank, sehingga perbankan di Indonesia mempunyai kemampuan yang lebih
dalam menghasilkan keuntungan dari total aktiva yang dimiliki, apabila dibandingkan
dengan perbankan Thailand dan Malaysia. Terdapat perbedaan yang signifikan dari
indikator ROE antara kinerja keuangan perbankan Indonesia, Thailand, dan Malaysia.
Rata-rata rasio ROE tertinggi yaitu perbankan Indonesia, selanjutnya Malaysia dan
Thailand. Hal tersebut mennunjukkan kinerja perbankan Indonesia yang optimal sehingga
dapat memaksimalkan pengelolaan modal yang dimilikinya
5. Kesimpulan : Penelitian ini bertujuan untuk menganalisi perbedaan kinerja keuangan
sektor perbankan di Indonesia, Thailand, dan Malaysia dengan menggunakan rasio
keuangan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan dari
indikator ROA, ROE dan LDR antara kinerja keauangan perbankan Indonesia, Thailand
dan Malaysia. Tidak terdapat perbedaan dari indikator CAR antara kinerja keuangan
perbankan Indonesia, Thailand, dan Malaysia.

Anda mungkin juga menyukai