http://e-journal.stie-aub.ac.id/index.php/probank/article/download/60/42
Perkembangan sistem keuangan, khususnya industri perbankan dalam dekade terakhirndapat dikatakan
cukup dramastis. Ketidakstabilan makro ekonomi yang menyebabkan terdepresinya mata uang domestik
secara signifikan dan menyulut tingginya tingkat bunga dan inflasi yang berujung pada krisis perbankan,
beberapa analis lain berpendapat bahwa ketidak stabilan makro ekonomi justru disebabkan lemahnya
sistem perbankan.
Keberadaan Dual Banking System atau Sistem Perbankan Ganda, yaitu perbankan berdasar
konvensional dan syariah. Perbedaan antara bank syariah dengan bank konvensional adalah terletak
pada prinsip yang digunakan. Bank syariah beroperasi menggunakan prinsip bagi hasil untuk
menghindari riba, sedangkan bank konvensional menggunakan bunga dalam operasi dan berprinsip
meraih untung. Bank syariah terdapat Dewan Pengawas Syariah sedangkan pada bank konvensional
tidak ada. Bank syariah dan bank konvensional agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, maka
harus mempunyai kinerja keuangan yang baik. Informasi yang disajikan dalam kinerja keuangan ini dapat
digunakan oleh pihak yang terkait seperti investor, kreditor, dan pihak luar perbankan untuk memprediksi
kinerja keuangan yang sebenarnya pada setiap periode, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja
Penulis melakukan analisis terhadap system perbankan antara bank konvensional dan syariah dengan
cara melakukan pengumpulan data sekunder laporan keuangan kedua system perbankan tersebut
selama periode 2008 hingga 2010. Tujuan dari penelitian ini yaitu memperoleh rasio keuangan dari
perbankan konvensional dan syariah dengan melihat variabel-variabel utama yang terdiri dari Kas, giro,
Surat-surat berharga yang dimiliki, Obligasi Pemerintah, kredit yang diberikan, aktiva tetap dan aktiva
lain, kewajiban segera, tabungan, deposito, pinjaman, dan ekuitas. Pos-pos dalam Daftar Rugi/Laba:
pendapatan bunga, beban bunga, Beban Estimasi Kerugian Komitmen dan Kon tinjensi pendapatan
operasi laikode nnya, pendapatan non operasi, beban non operasi, pajak dan laba bersih.
Tingkat resiko keuangan Bank umum konvensional dan bank umum syariah?
Jenis bank di Indonesia dibedakan menjadi dua jenis bank, yang dibedakan berdasarkan pem-bayaran
Bank konvensional dan bank syariah dalam beberapa hal memiliki persamaan, terutama dalam sisi teknis
penerimaan uang, mekanisme transfer, teknologi komputer yang digunakan, syarat –syarat umum
memperoleh pembiayaan seperti KTP, NPWP, proposal, laporan keuangan, dan sebagainya. Perbedaan
mendasar diantara keduanya yaitu menyangkut aspek legal, stuktur organisasi, usaha yang dibiayai dan
Metode Penelitian
Subjek Penelitian
Populasi sampel hanya mengambil 2 bank dari beberapa bank yang terdapat diwilayah Jakarta yaitu
Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah. Selanjutnya sampel bank yang diteliti diberi kode
nama bank konvensional ”K” dan bank syariah diberi kode “S”.
Prosedur Penelitian
Pengumpulan data:
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan cara mempelajari data sekunder melalui
internet, yaitu laporan keuangan Bank umum konvensional dan bank umum syariah periode tahun 2008 –
2010
Teknik analisis
Teknik analisa dalam penelitian ini digunakan tehnik analisis rasio keuangan dan analisis diskriminan
keuangan.
Hasil Penelitian
a. Likuiditas Secara umum rasio likuiditas Bank Syariah “S” relative lebih baik dibandingkan dengan Bank
Konvensional “K”. Rasio aktiva terhadap pinjaman menunjukan tingkat likuiditas yang sangat memadai
b. Solvabilitas Rasio pada Bank Syariah “S” lebih tinggi dari pada Bank Konvensional “K menunjukkan
bahwa rasio solvabilitas Bank Syariah “S” lebih baik dibandingkan dengan Bank Konvensional “K”.
c. Rentabilitas Rasio rentabilitas kedua Bank adalah positif. Laba bersih terhadap pendapatan operasi
(NPM) baik, dimana pada Bank Konvensional “K” Keadaan ini menunjukkan bahwa kedua Bank tersebut
mampu memperoleh laba yang wajar, walaupun NPM Bank Syariah “S” lebih rendah dibandingkan
dengan Bank Konvensional “K”. Hal ini memberikan indikasi bahwa Bank Konvensional “K” relative lebih
d. Tingkat Resiko Keuangan Perbandingan tingkat resiko keuangan/bisnis menggunakan hasil analisis
diskriminan (Z-Score) menunjukkan kedua Bank tersebut dalam keadaan “firm”. Hal ini dikarenakan
kedua Bank tersebut belum dapat memanfaatkan assetnya seoptimal mungkin sehingga pendapatan
yang didapatkan juga kurang optimal dan bila tidak dilakukan pengelolaan bisnis secara lebih baik lagi,
http://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/ekbis/article/download/303/243
Perkembangan perbankan syariah yang demikian cepatnya sangat membutuhkan sumber daya insani
yang memadai dan mempunyai kompetensi dalam bidang perbankan syariah. sistem pembiayaan
berdasarkan prinsip-prinsip syariah mampu bertahan dan memiliki kinerja yang lebih baik daripada bank
konvensional. Bank syariah juga mem-punyai potensi yang cukup besar mengingat mayoritas penduduk
Indonesia adalah Muslim dan masih banyak kalangan umat Islam yang enggan berhubungan dengan
Kemunculan bank dengan prinsip syariah, tentu saja memicu persaingan antar bank. Keadaan tersebut
menuntut manajemen bank untuk ekstra keras dalam meningkatkan kinerjanya. Tingkat kesehatan bank
dapat dinilai dari be-berapa indikator. Salah satu sumber utama indikator yang dapat dijadikan dasar
penilaian adalah laporan keuangan yang bersangkutan. Berdasarkan laporan keuangan dapat dihitung
sejumlah rasio keuangan yang lazim dijadikan dasar penilaian tingkat kesehatan bank untuk mengetahui
Penulis melakukan analisis terhadap Rasio Keuangan perbankan antara bank konvensional dan syariah
dengan cara melakukan pengumpulan data sekunder laporan. Data dengan demikian diperoleh dari Bank
Indonesia. Informasi dari laporan keuangan digunakan untuk menghitung RPT, kredit macet, PA, PE,
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui rasio kemampuan bank (Konvensional dan Syariah) dalam
menghimpun dana untuk disalurkan dalam bentuk kredit
Rasio keuangan yang biasa digunakan dalam analisis kinerja keuangan perbankan adalah Rasio
Pinjaman terhadap Tabungan (RPT), kredit macet, Pengembalian Aset (PA)., Pengembalian Ekuitas
(PE), Biaya Operasional/Pendapatan Operasional (BOPO), dan Rasio Tabungan terhadap Aset (RTA).
Metode Penelitian
Subjek Penelitian
Populasi sampel hanya mengambil 2 bank dari beberapa bank yang terdapat diwilayah Jakarta yaitu
Prosedur Penelitian
Pengumpulan data:
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan cara mempelajari data sekunder melalui
internet, yaitu laporan keuangan Bank umum konvensional dan bank umum syariah periode tahun 2003 –
2007
Teknik analisis
Analisis data dilakukan dengan dua cara, yaitu menggunakan statistik deskriptif dan model regresi.
Statistik deskriptif digunakan untuk menilai dan membandingkan kinerja bank. Model regresi digunakan
untuk mengetahui pengaruh RPT dan RTA terhadap PE. Karena ada dua variabel bebas, yaitu RPT dan
Hasil
Dari hasil tersebut terlihat bahwa hasil perhitungan nilai t equal variances assumed dapat disimpulkan
bahwa Ho diterima karena derajat signifikansi lebih besar dari α (0,05) yang berarti tidak terdapat
perbedaan kinerja yang signifikan antara bank konvensional dan bank syariah.
1. Jika dilihat dari perkembangan kinerja keuangannya selama periode 2003-2007 dan prediksi selama
2008-2012, kinerja bank syariah lebih baik dari kinerja bank konvensional.
2. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan regresi berganda disimpulkan bahwa rasio pinjaman
terhadap tabungan dan rasio tabungan terhadap aset tidak berpengaruh signifikan terhadap
3. Dari hasil uji perbedaan dua sampel bebas (T-Test) disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan