Pasar modal Indonesia adalah wadah bagi pihak khususnya perusahaan menjual saham bagi
investor dengan tujuan mendapatkan tambahan modal untuk meningkatkan kinerja
perusahaan.Kegiatan investasi itu sendiri adalah aktivitas penanaman modal baik langsung maupun
tidak langsung dengan harapan pada periode tertentu pemilik modal mendapatkan sejumlah
keuntungan dari hasil investasi tersebut (Samsul, 2008). Salah satu instrumen pasar modal yang
banyak dikenal oleh masyarakat yaitu saham. Saham merupakan bukti aktvitas investasi di suatu
perusahaan, atau bukti kepemilikan atas suatu perusahaan (Fakhruddin, 2008).
Return saham merupakan imbalan yang diperoleh dari aktivitas investasi yang dilakukan
investor. Return merupakan motivasi dan prinsip penting dalam kegiatan investasi serta, faktor
yang memungkinkan investor menentukan pilihan alternatif investasinya. Adapaun return yang
diperoleh yaitu dividen dan capital gain (kenaikan harga jual saham atas harga belinya), sehingga
investor dapat memilih saham perusahaan mana yang akan memberikan tingkat return yang tinggi.
(Setiyono, 2016)
Sebelum memutuskan untuk melakukan kegiatan invetasi, investor disaranakan untuk
melakukan penilaian kinerja perusahaan tersebut. Pengukuran kinerja dapat dilakukan
menggunakan rasio keuangan. Analisa rasio keuangan merupakan instrumen analisa perusahaan
yang ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan perusahaan yang
bersangkutan. Analisa rasio keuangan berfungsi untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan
perusahaan di bidang keuangan. Dalam hal ini investor dapat berhati hati dalam menentukan
pilihan investasinya. (Setiyono, 2016)
II. TIJAUAN PUSAKA
Debt to Equity Ratio
Debt to Equit Ratio merupakan rasio yang berguna untuk mengukur perbandandingan antara
total modal dan total aktiva (Kasmir, 2008:166) dalam (Dinda:2019). Menurut Diah Andarini
(2007:20) dalam (Dinda:2019) Debt to Equity Ratio berguna untuk mengukur tingkat penggunaan
utang terhadap modal yang dimiliki perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa seberapa besar aktiva
yang hasilkan oleh utang berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Apabila perusahaan memiliki
rasio Debt to Equity Ratio tinggi maka kinerja perusahaan dalam memenuhi kewajiban rendah.
Demikian juga sebaliknya apabila perusahaan memiliki rasio rendah maka perusaaan memiliki
kemampuan untuk memenuhui kewajiban tersebut. Rumus yang digunakan yaitu :
Total utang
DER=
total modal
Earning per Share
Earning per share merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih
setiap lembar sahamnya yang siap dibagikan ke seluruh pemegang saham perusahaan (Tandelilin :
2010) dalam (Dinda:2019). Semakin besar laba bersih yang dihasilkan perusahaan maka semakin
besar pula kemungkinan dividen yang dibagi kepada pemegang saham diperusahaan tersebut.
Meningkatnya penjualan lembar saham tentu mendorong naiknya harga saham dan return saham.
Return on Asset
Return On Asset gambaran tingkat kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih
setelah pajak dari total asset yang digunakan untuk operasional perusahaan (Stella:2009) dalam
(Hafizh:2019). Dapat disimpulkan bahwa rasio ini adalah tolak ukur efektivitas perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan atas manfaat aktivitas perusahaan tersebut. Rumus yang digunakan
yaitu:
Labatahun berjalan
ROA=
Total aktiva
Current Ratio
Menurut Hanafi dan Halim (2009:75) Current Ratio merupakan mengukur kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan seluruh aktiva lancar yang
dimiliki perusahaan. Rumus yang digunakan yaitu:
Aktiva lancar
CR=
kewajiban lancar
III. Pembahasan
Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Return Saham
Debt to equity ratio menunjukkan proporsi atas penggunaan utang untuk membiayai
investasinya. Apabila penggunaan Financial laverage semakin tinggi maka utang perusahaan juga
tinggi. Utang yang tinggi menunjukan resiko yang tinggi. Namun demikian resiko yang tinggi
berbanding lurus dengan return yang tinggi. Sehingga peningkatan terhadap nilai debt to equity
ratio berdampak pada meningkatnya harga saham dan return saham. Hasil positif akan diperoleh
apabila perusahaan menggunakan utang dengan efektif.
Earning per share menunjukan bahwa semakin besar rasio ini maka pendapatan perusahaan
semakin besar berbanding lurus dengantingkat keuntungan. Semakin besar tingkat kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan per lembar saham bagi pemiliknya. Hal ini akan
memberikan dampak positif terhadap harga saham. Peningkatan harga saham membuat return
saham yang diperoleh investor juga meningkat.
ROA menunjukkan efektifitas perusahaan memanfaatkan asetnya untuk menghasilkan laba
bersih setelah pajak. Semakin tinggi rasio yang dihasilkan perusahaan maka semakin efektif
perusahaan menggunakan asetnya. Apabila melakukan peningkatan aset seharusnya peningkatan
tersebut berdampak bagi laba perusahaan dan berdampak bagi return saham.
Current ratio biasanya digunakan sebagai alat ukur keadaan likuiditas suatu perusahaan.
Current ratio yang rendah biasanya menunjukkan terjadinya masalah dalam likuiditas dan
menunjukan awal ketidak mampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Selain itu CR yang rendah akan menyebabkan terjadinya penurunan harga pasar dari harga saham.
Kinerja yang bagus pada suatu perusahaan tidak dapat dilihat dengan memiliki current ratio terlalu
tinggi. Walaupun Current Ratio (CR) suatu perusahaan relatif besar, artinya perusahaan cukup
aman untuk melangsungkan usahanya, namun demikian dengan Current Ratio (CR) yang besar bila
tidak digunakan seoptimal mungkin, perusahaan tidak mampu mencapai hasil yang maksimal,
khususnya laba perusahaan. Hal ini berdampak pada investor yang akan memperoleh return lebih
rendah.
SAKAI, K. (2020). Pengaruh Return on Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share
(EPS) Terhadap Harga Saham. Universitas Telkom.
https://openlibrary.telkomuniversity.ac.id/home/catalog/id/163012/slug/pengaruh-return-on-equity-
roe-debt-to-equity-ratio-der-earning-per-share-eps-terhadap-harga-saham.html
SITOMPUL, R. M. (2020). Pengaruh Earnings Per Share, Operation Cash Flow dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Retrun Saham (Studi Kasus pada Perusahaan Subsektor Pertambangan Batubara yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2018). Universitas Telkom, S1 Akuntansi.
https://openlibrary.telkomuniversity.ac.id/home/catalog/id/162803/slug/pengaruh-earnings-per-share-
operation-cash-flow-dan-ukuran-perusahaan-terhadap-return-saham-studi-kasus-pada-perusahaan-
subsektor-pertambangan-batubara-yang-terdaftar-di-bursa-efek-ind
FADHILLA, H. (2019). Pengaruh ROA, ROE, EPS, dan CR Terhadap Return Saham Pada Perusahaan
Yang Terdaftar Dalam Indeks LQ45 Periode 2013 - 2017. Universitas Telkom.
https://openlibrary.telkomuniversity.ac.id/home/catalog/id/149772/slug/pengaruh-roa-roe-eps-dan-cr-
terhadap-return-saham-pada-perusahaan-yang-terdaftar-dalam-indeks-lq45-periode-2013-2017.html
Setiyono, E. (2016). Pengaruh Kinerja Keuangan dan Ukuran Perusahaan terhadap Return Saham Lailatul
Amanah Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya. In Jurnal Ilmu dan Riset
Akuntansi (JIRA) (Vol. 5, Issue 5). http://jurnalmahasiswa.stiesia.ac.id/index.php/jira/article/view/329
Thrisye, R. Y., & Simu, N. (n.d.). Analisis Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Return Saham BUMN
Sektor Pertambangan Periode 2007-2010. In ojs.unud.ac.id. Retrieved January 7, 2021, from
https://ojs.unud.ac.id/index.php/jiab/article/download/10861/7670
Aji Hermawan, D., Manajemen, J., & Ekonomi, F. (2012). Pengaruh Debt to Equity Ratio, Earning per
Share dan Net Profit Margin terhadap Return Saham. Management Analysis Journal, 1(1).
https://doi.org/10.15294/maj.v1i1.498
Trisakti, S. (2013). Pengaruh Kinerja Kuangan terhadap Return Saham Nico Alexander dan Nicken
Destriana. In Jurnal Bisnis dan Akuntansi (Vol. 15, Issue 2). https://doi.org/10.34208/JBA.V15I2.124
Aisah, A. N., & Mandala, K. (2016). Pengaruh Return on Equity, Eearning per Share, Firm Size dan
Operating Cash Flow terhadap Retrun Saham. Ojs.Unud.Ac.Id, 5(11), 6907–6936.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/Manajemen/article/download/24294/16088