Anda di halaman 1dari 50

PENGARUH CURRENT RATIO, PRICE EARNING

RATIO, NET PROFIT MARGIN, TOTAL ASSET


TURNOVER DAN DEBT TO EQUITY RATIO
TERHADAP RETURN SAHAM PADA
PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK
INDONESIA PERIODE 2017-2021

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan


Program Strata Satu (S1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen
Universitas Pekalongan

Disusun Oleh :

Nama : Firda Rizqi Ana

NPM : 0119073411

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS PEKALONGAN
TAHUN 2023
1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Investor melakukan kegiatan investasi tentunya mengharapkan return

yang terus meningkat, sebab kondisi tersebut menunjukkan adanya

peningkatan keuntungan investasi yang dilakukan oleh investor (Fuad &

Mughni, 2018). Return atau laba yang didapatkan investor atas kegiatan

investasi yang dilakukan bisa berupa deviden atau capital gain untuk

investasi saham, return tersebut termasuk dalam indikator untuk menaikkan

kemakmuran investor serta pemegang saham (Dewi, 2016).

Berinvestasi di pasar modal atau bursa efek setidaknya investor harus

mempertimbangkan dua hal, yaitu ekspektasi return dan potensi risiko.

Karena semakin tinggi ekspektasi return, maka semakin tinggi potensi risiko

dalam berinvestasinya. Untuk menghindari adanya potensi risiko dalam

berinvestasi, investor maupun calon investor dapat menganalisis faktor

penyebab naik atau turunnya perolehan return atau laba (Simorangkir, 2019).

Faktor tersebut bisa berasal dari faktor internal maupun eksternal perusahaan

yang bersangkutan.

Faktor internal perusahaan dapat dikatahui investor maupun calon

investor pada laporan keuangan perusahaan. Menurut Nurmasari (2022)

laporan keuangan tersebut terdiri dari laporan perubahan ekuitas, profit and

loss statement, cash flow statement, balance sheet dan catatan atas laporan

keuangan. Laporan keuangan tersebut, selanjutnya dapat digunakan untuk

melihat kinerja keuangan suatu perusahaan. Menurut Dewi (2016) informasi

1
2

mengenai kinerja keuangan perusahaan sangat diperlukan bagi investor

maupun calon investor, karena informasi tersebut akan memberikan sinyal

mengenai kondisi suatu perusahaan dan membantu investor maupun calon

investor dalam memilih strategi yang digunakan dalam berinvestasi.

Kondisi ataupun kinerja keuangan suatu perusahaan dikatakan baik

apabila penerimaan return atau laba yang terus meningkat dari waktu ke

waktu, sedangkan dikatakan buruk apabila penerimaan return atau laba yang

terus bergerak turun dari waktu ke waktu. Kinerja keuangan suatu perusahaan

dapat dianalisis melalui rasio keuangan yang terdiri dari rasio likuiditas, rasio

profitabilitas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas atau leverage dan rasio pasar

(Zamzami & Afif, 2015). Dengan analisis pada rasio keuangan tersebut dapat

memberikan kemudahan kepada investor maupun calon investor dalam

membuat keputusan atas investasi yang akan dilakukan dan dapat

memperkirakan penerimaan return di masa yang akan datang (Dewi, 2016).

Salah satu indikator yang bisa mempengaruhi penerimaan Return

Saham yaitu Current Ratio yang merupakan indikator dari rasio likuiditas.

Current Ratio digunakan untuk mengukur bagaimana kemampuan suatu

perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang harus segera dibayar dengan

menggunakan aktiva lancar. Semakin tinggi perbandingan antara aktiva

lancar dengan kewajiban lancar, maka akan semakin tinggi kemampuan suatu

perusahaan untuk memenuhi kewajibannya. Namun, jika Current Ratio yang

terlalu tinggi juga kurang baik karena mengindikasikan bahwa perusahaan

tersebut mempunyai dana yang terlalu banyak menganggur yang tidak


3

digunakan untuk menghasilkan pendapatan. Dengan hal ini, maka akan

mengurangi adanya potensi laba pada perusahaan dan berdampak pada

Return yang akan diperoleh investor (Dewi, 2016). Beberapa peneliti yang

meneliti tentang pengaruh Current Ratio terhadap Return Saham, diantaranya

dilakukan oleh Dewi (2016), Abdurrohman et al., (2021) dan Fuad & Mughni

(2018) hasilnya menyatakan bahwa Current Ratio mempunyai pengaruh yang

positif dan signifikan terhadap Return Saham. Sedangkan penelitian yang

dilakukan oleh Nurmasari (2022) dan Sululing & Sandangan (2020)

menyatakan bahwa Current Ratio mempunyai pengaruh negatif dan

signifikan terhadap Return Saham.

Sementara itu, Price Earning Ratio adalah indikator pada rasio pasar

atau penilaian pasar yang digunakan untuk menilai mahal atau murahnya

harga saham berdasarkan kemampuan suatu perusahaan untuk

menghasilkan keuntungan bersih atau laba bersih per saham. Apabila Price

Earning Ratio suatu perusahaan bernilai tinggi, maka harga saham suatu

perusahaan juga bernilai tinggi, harga saham yang tinggi juga akan

meningkatkan Return Saham (Saraswati et al., 2020). Beberapa peneliti yang

meneliti pengaruh Price Earning Ratio terhadap Return Saham diantaranya

dilakukan oleh Dewi (2016), Saraswati et al., (2020) dan Safira & Budiharjo

(2021) hasilnya menyatakan bahwa Price Earning Ratio mempunyai

pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Return Saham. sedangkan

penelitian yang dilakukan oleh Mulya & Tursina (2016) menyatakan bahwa

Price Earning Ratio mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap

Return Saham.
4

Net Profit Margin salah satu indikator dalam rasio profitabilitas yang

digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan suatu perusahaan dalam

memperoleh laba bersih dan seberapa efektif suatu perusahaan beroperasi.

Semakin besar nilai Net Profit Margin suatu perusahaan, maka akan semakin

besar laba yang dihasilkan suatu perusahaan juga menjadi daya tarik terhadap

investor untuk menanamkan dananya kepada perusahaan tersebut

(Simorangkir, 2019). Beberapa peneliti yang meneliti pengaruh Net Profit

Margin terhadap Return Saham diantaranya dilakukan oleh Simorangkir

(2019), Razak & Syafitri (2018) dan Wibowo & Mekaniwati (2020) hasilnya

menyatakan bahwa Net Profit Margin mempunyai pengaruh yang positif dan

signifikan terhadap Return Saham. sedangkan penelitian yang dilakukan oleh

Karla et al., (2020) dan Tifani et al., (2022) menyatakan bahwa Net Profit

Margin mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap Return Saham.

Total Asset Turnover adalah indikator rasio aktivitas yang digunakan

untuk mengukur nilai penjualan atau pendapatan suatu perusahaan dari

jumlah aset yang dimilikinya. Semakin tinggi tingkat perputaran aset suatu

perusahaan, maka perusahaan tersebut akan mendapatkan pendapatan dari

hasil pemanfaatan asetnya sehingga meningkatkan Return suatu perusahaan

(Setiyono et al., 2019). Beberapa peneliti yang meneliti pengaruh Total Asset

Turnover terhadap Return Saham diantaranya dilakukan oleh Dewi (2016),

Zamzami & Afif, (2015) dan Sunardi (2019) hasilnya menyatakan bahwa

Total Asset Turnover mempunyai pengaruh yang positif signifikan terhadap

Return Saham. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Setiyono et al.,

(2019) dan
5

Nirwana et al., (2022) menyatakan bahwa Total Asset Turnover mempunyai

pengaruh negatif dan signifikan terhadap Return Saham.

Debt to Equity Ratio termasuk salah satu indikator rasio solvabilitas

yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam

memenuhi seluruh utang atau membandingkan utang dengan ekuitas. Utang

dan ekuitas yang digunakan untuk operasional suatu perusahaan harus berada

dalam jumlah yang wajar. Semakin tinggi Debt to Equity Ratio, maka risiko

suatu perusahaan relatif tinggi dan semakin besar risiko yang akan

ditanggung oleh investor. Sebaliknya jika Debt to Equity Ratio rendah, maka

akan risiko suatu perusahaan cenderung kecil dan investor akan lebih aman

dalam berinvestasi dalam suatu perusahaan (Saraswati et al., 2020). Beberapa

peneliti yang meneliti pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Return Saham

diantaranya dilakukan oleh Saraswati et al (2020) dan Fuad & Mughni (2018)

hasilnya menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio mempunyai pengaruh yang

positif dan signifikan terhadap Return Saham. sedangkan penelitian yang

dilakukan oleh Dewi (2016), Nurmasari (2022) Mulya & Tursina (2016) dan

Abdurrohman et al., (2021) menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio

mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap Return Saham.

Berikut ini merupakan tabel research gap untuk menjelaskan secara

singkat terkait penjabaran di atas :


6

Table I-1
Research Gap
Variabel Peneliti Temuan
Current Ratio Dewi (2016), Abdurrohman et Positif signifikan
terhadap return al., (2021), Fuad & Mughni
saham (2018)
Nurmasari (2022), Sululing & Negatif signifikan
Sandangan (2020)
Price Earning Dewi (2016), Saraswati et al., Positif signifikan
Ratio terhadap (2020), Safira & Budiharjo
return saham (2021)
Mulya & Tursina (2016) Negatif signifikan
Net Profit Simorangkir (2019), Razak & positif signifikan
Margin terhadap Syafitri (2018), Wibowo &
return saham Mekaniwati (2020)
Karla et al., (2020), Tifani et al., negatif signifikan
(2022)
Total Asset Dewi (2016), Zamzami & Afif positif signifikan
Turnover (2015), Sunardi (2019)
terhadap return Setiyono et al., (2019), Nirwana negatif tidak
saham et al., (2022) signifikan
Debt to Equity Fuad & Mughni, (2018), positif signifikan
Ratio terhadap Saraswati et al., (2020)
return saham Dewi (2016), Nurmasari (2022), negatif signifikan
Mulya & Tursina (2016),
Abdurrohman et al., (2021)
7

Grafik fenomena bisnis pada perusahaan perbankan dari tahun 2017 –

2021 adalah sebagai berikut :

Gambar I-1
Fenomena Bisnis
35
30
25
20
15
10
5
0
-5

2017 2018 2019 2020 2021

Current Ratio Price Earning Ratio Net Profit Margin


Total Asset Turnover Debt to Equity Ratio Return Saham

Sumber : www.idx.co.id (data diolah)

Berdasarkan fenomena bisnis di atas, bisa disimpukan bahwa nilai

Current Ratio mengalami fluktuasi dari tahun 2017-2021 yaitu sebesar

0,21%, 0,24%, 1,14%, 1,13%, 1,12%. Dengan nilai Current Ratio yang

tinggi menggambarkan kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban

jangka pendeknya. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan dapat

mengelola aktivanya dengan baik yang akan meningkatkan potensi laba

semakin tinggi sehingga berdampak pada Return Saham yang akan diperoleh.

Price Earning Ratio dapat mempengaruhi perolehan Return Saham

suatu perusahaan. Dari fenomena bisnis di atas menggambarkan nilai Price

Earning Ratio berfluktuasi dari tahun 2017-2021 yaitu sebesar 18,38 kali,
8

16,69 kali, 7 kali, 28,98 kali, 20,89 kali. Nilai Price Earning Ratio yang

tinggi akan meningkatkan harga saham perusahaan. Hal tersebut bisa

meningkatkan perolehan Return Saham suatu perusahaan.

Net Profit Margin dapat mempengaruhi perolehan Return Saham

suatu perusahaan. Dari fenomena bisnis di atas nilai Net Profit Margin tahun

2017- 2021 sebesar 19,59%, 21,06%, 17,99%, 17,5%, 17,46%. Nilai Net

Profit Margin yang tinggi suatu perusahaan, maka semakin tinggi laba yang

akan dihasilkan sehingga akan meningkatkan perolehan Return Saham suatu

perusahaan. Hal tersebut menunjukkan semakin efektif perusahaan dalam

beroperasi.

Total Asset Tunrover dapat mempengaruhi perolehan Return Saham

suatu perusahaan. Fenomena bisnis di atas mempunyai nilai Total Asset

Tunrover tahun 2017-2021 yaitu sebesar 0,08 kali, 0,08 kali, 0,08 kali, 0,07

kali, 0,06 kali. Nilai Total Asset Tunrover yang baik adalah lebih dari 1.

Semakin tinggi Total Asset Turnover artinya semakin tinggi perputaran aset

suatu perusahaan yang akan meningkatkan laba. Laba yang tinggi akan

meningkatkan perolehan Return Saham perusahaan.

Debt to Equity Ratio dapat mempengaruhi perolehan Return Saham

suatu perusahaan. Dari fenomena bisnis di atas Debt to Equity Ratio

mempunyai nilai dari tahun 2017-2021 sebesar 5,73%, 5,06%, 4,75%, 5,92%,

5,18%. Semakin tinggi nilai Debt to Equity Ratio, semakin tinggi risiko

kerugian yang akan diterima perusahaan. Sebaliknya jika nilai Debt to Equity
9

Ratio rendah, semakin kecil risiko kerugian yang diterima perusahaan.

Sehingga akan mempengaruhi perolehan Return Saham suatu perusahaan.

Pada fenomena bisnis di atas, Return Saham saham perusahaan

perbankan menunjukkan adanya fluktuasi tahun 2017-2021 dengan nilai

0,1%,

-0,09%, 0,09%, -0,03% dan 0,65%. Nilai Return Saham yang tinggi artinya

tujuan investor dalam berinvestasi saham tercapai dan meningkatkan

kepercayaan calon investor untuk menanamkan modal atau dananya pada

perusahaan.

Berdasarkan research gap di atas menunjukkan bahwa tidak ada

konsistensi pengaruh variabel independen pada penelitian sebelumnya dan

fenomena bisnis di atas menggambarkan adanya fluktuasi pada indikator

rasio keuangan dalam perusahaan perbankan. Hal tersebut membuat peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH CURRENT

RATIO, PRICE EARNING RATIO, NET PROFIT MARGIN, TOTAL

ASSET TURNOVER DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP

RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA

EFEK INDONESIA PERIODE 2017-2021”.

1.2. Masalah Penelitian

Investor dalam melakukan kegiatan investasinya mempunyai tujuan

yang ingin dicapai yaitu mendapatkan Return. Return dapat digunakan

sebagai indikator dalam berhasil atau tidaknya kegiatan investasi yang

dilakukan oleh investor (Fuad & Mughni, 2018). Dalam grafik fenomena

bisnis, perolehan Return Saham pada tahun 2018 dan 2020 menunjukkan

adanya penurunan
10

yaitu -0,09% dan -0,03%, sedangkan untuk tahun 2019 dan 2021 mengalami

peningkatan yaitu sebesar 0,09% dan 0,65%.

Perolehan Return Saham bisa dipengaruhi oleh tingkat likuiditas yang

diproksikan dengan Current Ratio, karena jika tingkat Current Ratio tinggi,

artinya perusahaan mampu melunasi seluruh kewajiban jangka pendeknya.

Hal tersebut akan meningkatkan potensi laba sehingga Return perusahaan

akan meningkat. Namun pada fenomena bisnis di atas, terjadi kenaikan pada

tahun 2019 yaitu 1,14% serta penurunan pada tahun 2020 dan 2021 yaitu

1,13% dan

1,12%.

Selain tingkat likuiditas, return juga dapat dipengaruhi oleh tingkat

aktivitas yang diproksikan dengan Total Asset Tunrover, karena semakin

tinggi Total Asset Tunrover, semakin tinggi juga produktivitas penggunaan

aset perusahaan dalam menghasilkan penjualan, dengan demikian akan

mempengaruhi tingkat laba suatu perusahaan yang juga berpengaruh terhadap

harga dan Return Saham yang akan meningkat. Namun dalam fenomena

bisnis diatas tingkat aktivitas mengalami penurunan pada tahun 2020 dan

2021 yaitu 0,07 kali dan 0,06 kali.

1.3. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, maka pertayaan penelitian dalam

penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah Current Ratio memiliki pengaruh terhadap Return Saham?

2. Apakah Price Earning Ratio memiliki pengaruh terhadap Return Saham?

3. Apakah Net Profit Margin memiliki pengaruh terhadap Return Saham?


11

4. Apakah Total Asset Turnover memiliki pengaruh terhadap Return Saham?

5. Apakah Debt to Equity Ratio memiliki pengaruh terhadap Return Saham?

1.4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan penelitian di atas, maka tujuan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Current Ratio terhadap Return

Saham.

2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Price Earning Ratio terhadap

Return Saham.

3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Net Profit Margin terhadap

Return Saham.

4. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Total Asset Turnover terhadap

Return Saham.

5. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap

Return Saham.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Signaling Theory

Menurut Brigham (2011:186), dalam Dewi (2016) Signaling

theory atau teori sinyal adalah suatu sikap manajemen pada suatu

perusahaan untuk memberikan informasi kepada investor mengenai

kondisi suatu perusahaan dalam keadaan baik (good news) atau buruk

(bad news). Informasi mengenai kondisi suatu perusahaan sangat

diperlukan oleh investor maupun calon investor.

Kurangnya informasi yang didapatkan investor dari

perusahaan akan menyebabkan pihak luar atau investor memberikan

low value kepada perusahaan. Untuk mencegah hal tersebut, maka

perusahaan harus lebih terbuka dengan pihak luar atau investor,

dengan cara membagikan sinyal kepada investor mengenai informasi

atau data keuangan yang bisa dipercaya oleh investor sehingga bisa

mengurangi ketidakpastian mengenai peluang suatu perusahaan di

masa datang. Jika laporan mengenai kinerja suatu perusahaan baik,

maka akan meningkatkan value perusahaan tersebut. Dengan

informasi tersebut investor dapat mengambil keputusan investasinya

dan diharapkan bisa memberi sinyal keberuntungan untuk investor

(Simorangkir, 2019).

12
1

2.1.2. Agency Theory

Agency theory atau teori keagenan merupakan hubungan antara

agent dan principal, dimana pihak manajer perusahaan sebagai agent

sedangkan pihak pemilik modal atau investor sebagai principal.

Manajer adalah pihak yang dikontrak oleh investor untuk bekerja

kepada investor demi kepentingan investor. Yang mana pada teori

keagenan pihak manajer atau agent adalah pihak yang mendapatkan

dan mengerjakan tugas yang dikehendaki oleh investor. Sedangkan

pihak investor atau principal adalah pihak yang memberi tugas,

memantau dan memberikan value serta memberi arahan untuk tugas

yang akan dijalankan agent (Simorangkir, 2019).

Manajer sebagai agent diberikan wewenang untuk mengelola

suatu perusahaan, dengan itu pihak principal atau investor akan

meminta pertanggungjawaban kepada pihak manajer terkait dengan

kinerjanya dalam mengurus perusahaan. Bentuk pertanggungjawaban

agent yaitu melalui laporan keuangan. Namun sering terjadi perbedaan

kepentingan antara agent dan principal yaitu agent sebagai pihak yang

mengerjakan tugas cenderung tidak suka dengan risiko yang tinggi,

sedangkan pihak principal menginginkan keuntungan yang maksimal.

Untuk mengatasi hal tersebut, principal perlu melakukan pemantauan

terhadap kinerja dari agent (Simorangkir, 2019).


1

2.1.3. Return Saham

Menurut Tandelilin (2010) dalam Saraswati et al., (2020)

return merupakan salah satu faktor yang mendorong investor untuk

berinvestasi dan juga memberikan penghargaan kepada investor

karena berani mengambil risiko dalam investasinya. Menurut

Jogiyanto (2013) dalam Simorangkir (2019) return ekspektasi atau

expected return merupakan return atau pengembalian yang diharapkan

oleh investor di masa depan, sedangkan return realisasi atau realized

return yaitu return atau pengembalian yang sudah terjadi dan dapat

dihitung menggunkan data historis. Return realisasi dapat digunakan

untuk mengukur kinerja suatu perusahaan dan menentukan return

ekspektasi juga risiko di masa depan.

2.1.4. Perusahaan Perbankan

Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang pada

umumnya mempunyai wewenang untuk menerima simpanan dana,

meminjamkan dana dan menerbitkan obligasi. Bank pertama yang

didirikan di Indonesia adalah Nederlandsche Handel Maatschappij

(NHM) pada masa kolonial Belanda. Lembaga tersebut menggantikan

usaha dagang yaitu Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC)

yang dibubarkan karena dilikuidasi. Setelah berdirinya NHM, mulai

muncul bank-bank yang lainnya. Pada masa kemerdekaan, bank-bank

yang baru muncul dinasionalkan sebagai bank umum milik negara

Indonesia. Sektor perbankan mulai berkembang pesat dari waktu ke

waktu.
1

Sistem perbankan yang ada di Indonesia adalah dual banking

system atau penerapan dua sistem perbankan yaitu perbankan syariah

dan perbankan konvensional. Keduanya beroperasi secara

berdampingan, yang penerapannya diatur oleh peraturan perundang-

undangan yang berbeda. Perbankan di Indonesia berlandaskan

demokrasi ekonomi dalam menjalankan perannya dan menerapkan

prinsip kehati-hatian. Tujuan perbankan di Indonesia tidak lain adalah

untuk mendukung perwujudan pembangunan nasional, pertumbuhan

ekonomi nasional, serta stabilitas nasional untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat pada umumnya

Perusahaan perbankan adalah salah satu sub sektor perusahaan

yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan demikian,

pergerakan return saham pada perusahaan perbankan sangat penting,

karena perannya dalam menghimpun dan menyalurkan dana

masyarakat yang bertujuan untuk mendukung seluruh kegiatan

ekonomi nasional di masa kini dan masa yang akan datang (Fuad &

Mughni, 2018).

2.1.5. Kinerja Keuangan

Menurut Tandelilin (2001) dalam Zamzami & Afif (2015)

pengaruh antara kinerja keuangan terhadap tingkat return harus

diketahui investor karena sangat penting untuk investasi yang akan

dilakukan. Dalam berinvestasi terdapat nilai intirnsik yang merupakan

landasan kuat yang bisa ditentukan dengan analisis fundamental


1

terhadap suatu perusahaan pada kondisi saat ini serta prospeknya pada

masa datang. Dengan hal tersebut, maka investor dapat mengambil

keputusan investasi yang tepat.

Kekuatan serta kelemahan kinerja keuangan pada perusahaan

bisa diketahui melalui analisis fundamental dengan menggunakan

rasio keuangan (Octovian & Winarsa, 2021). Menurut Ristyawan

(2019) untuk mengukur kinerja keungan menggunakan rasio keuangan

yang terdiri dari rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio aktivitas,

leverage atau rasio solvabilitas dan rasio pasar atau penilaian pasar.

Penjelasan mengenai rasio keuangan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas berfungsi untuk mengetahui kemampuan

suatu perusahaan dalam melunasi utang jangka pendeknya yang

harus segera dibayar. Ketersediaan aktiva lancar dan uang tunai

untuk memenuhi kebutuhan suatu perusahaan yang bisa

menentukan sejauh mana suatu perusahaan bisa menanggung

risiko. Hal tersebut menjadi penentu salah satu faktor sekses atau

gagalnya suatu perusahaan (Nurmasari, 2022).

Semakin tinggi likuiditas, akan semakin tinggi kemampuan

suatu perusahaan untuk memenuhi kewajibannya. Dengan hal ini,

maka perusahaan dapat mengelola aktiva dengan baik dan akan

meningkatkan potensi laba pada perusahaan dan berdampak pada

return yang akan diperoleh investor (Dewi, 2016). Dalam rasio


1

likuiditas, peneliti menggunakan current ratio sebagai indikator

dalam penelitian ini.

2. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menghitung

kemampuan suatu perusahaan dalam mendapatkan keuntungan

dari modal yang telah digunakan (Setiyono et al., 2019). Semakin

tinggi nilai profitabilitas pada perusahaan, akan semakin tinggi

laba yang dihasilkan akan meningkatkan return suatu perusahaan,

juga menjadi daya tarik terhadap investor untuk menanamkan

dananya kepada perusahaan tersebut (Simorangkir, 2019). Dalam

rasio profitabilitas, peneliti menggunakan net profit margin

sebagai indikator dalam penelitian ini.

3. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas adalah rasio untuk menghitung tingkat

efisiensi serta produktivitas dalam memanfaatkan aset perusahaan.

Semakin tinggi rasio aktivitas pada perusahaan, akan semakin

tinggi produktivitas penggunaan asetnya untuk menghasilkan

pendapatan, dengan demikian akan mempengaruhi tingkat laba

suatu perusahaan yang juga berpengaruh terhadap harga dan

return saham pada perusahaan tersebut (Rina & Paramita, 2020).

Dalam rasio aktivitas, peneliti menggunakan total asset turnover

sebagai indikator dalam penelitian ini.


1

4. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas atau leverage adalah rasio untuk

menghitung kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi

semua utang baik hutang jangka panjang ataupun utang jangka

pendek. Semakin tinggi rasio solvabilitas, maka kinerja suatu

perusahaan dinilai kurang baik. Hal tersebut karena hutang yang

lebih besar daripada modal yang dimiliki suatu perusahaan.

Sehingga mengurangi tingkat laba yang juga mengurangi

perolehan return sahamnya. Sebaliknya jika nilai rasio solvabilitas

rendah, maka kinerja suatu perusahaan dinilai baik karena hutang

lebih kecil daripada modal yang dimiliki perusahaan, sehingga

memperkecil risiko krisis keuangan dan kebangkrutan perusahaan

(Fuad & Mughni, 2018). Dalam rasio solvabilitas, peneliti

menggunakan debt to equity ratio sebagai indikator dalam

penelitian ini.

5. Rasio Pasar

Rasio pasar atau penilaian pasar adalah rasio untuk

menghitung kemampuan suatu perusahaan untuk menciptakan

nilai pada pasar bagi investor ataupun publik. Semakin tinggi nilai

pasar, membuat saham pada suatu perusahaan diminati oleh

investor, sehingga akan meningkatkan harga saham. Hal tersebut

juga dibarengi dengan peningkatan pada return yang akan diterima

oleh investor (Dewi, 2016). Dalam rasio pasar, peneliti

menggunakan price earning ratio sebagai indikator dalam

penelitian ini.
1

2.2. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang pengaruh Current Ratio, Price Earning Ratio, Net

Profit Margin, Total Asset Turnover dan Debt to Equity Ratio terhadap

return saham sudah dilakukan oleh banyak peneliti, namun masih terdapat

ketidakkonsistenan terhadap penelitian satu dengan yang lainnya. Sehingga

butuh pembuktian lebih lanjut dengan penelitian selanjutnya. Adapun

beberapa penelitian terdahulu diantaranya :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Simorangkir (2019) tentang pengaruh

kinerja keuangan terhadap return saham perusahaan pertambangan. Hasil

penelitian menyatakan bahwa Return On Asset mempunyai pengaruh

negatif dan signifikan terhadap return saham, Return On Equity dan Net

Profit Margin mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap

return saham.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2016) tentang pengaruh rasio

likuiditas, profitabilitas, solvabilitas, aktivitas dan penilaian pasar

terhadap return saham. Hasil penelitian menyatakan bahwa variabel

likuiditas (Current Ratio), profitabilitas (Return On Asset), aktivitas

(Total Asset Turnover) dan penilaian pasar (Price Earning Ratio)

mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap return saham,

sedangkan variabel solvabilitas (Debt to Equity Ratio) mempunyai

pengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham.


2

3. Penelitian yang dilakukan oleh Saraswati et al., (2020) tentang pengaruh

Earning Per Share, Debt to Equity Ratio, Return On Asset, Price to Book

Value dan Price Earning Ratio terhadap return saham perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun 2014-2015. Hasil

penelitian menyatakan bahwa Earning Per Share, Debt to Equity Ratio,

Price to Book Value dan Price Earning Ratio mempunyai pengaruh

positif dan signifikan terhadap return saham, sedangkan Return On Asset

berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return saham.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Fuad & Mughni (2018) tentang analisis

pengaruh rasio keuangan terhadap return saham PT. Adhi Karya

(Persero) Tbk. Hasil penelitian menyatakan bahwa Current Ratio, Debt to

Equity Ratio dan Return On Investment berpengaruh positif dan

signifikan terhadap return saham.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Nurmasari (2022) tantang efek faktor

fundamental perusahaan pada return saham (PT Astra Internasional,

Tbk). Hasil penelitian menyatakan bahwa variabel Current Ratio, Debt to

Equity Ratio dan size berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return

saham, Return On Equity berpengaruh positif dan tidak signifikan

terhadap return saham, secara simultan variabel Current Ratio, Debt to

Equity Ratio, Return On Equity Ratio dan size berpengaruh positif dan

signifikan terhadap return saham.


2

6. Penelitian yang dilakukan oleh Latifah (2018) tentang pengaruh Debt to

Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA) dan Net Proft Margin

(NPM) terhadap return saham industri real estate and property yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menyatakan bahwa

Debt to Equity Ratio dan Return On Asset berpengaruh positif dan

signifikan terhadap return saham, Net Profit Margin berpengaruh positif

dan tidak signifikan terhadap return saham. secara simultan variabel Debt

to Equity Ratio, Return On Asset dan Net Profit Margin berpengaruh

positif dan signifikan terhadap return saham.


Table II-1
Penelitian Terdahulu
No Peniliti (Tahun), Variabel Penelitian Hasil Penelitian Perbedaan Persamaan

Judul Penelitian Penelitian Penelitian

1. Simorangkir (2019). Variabel Independen : Hasilnya yaitu Return On Variabel yang Variabel yang
“Pengaruh Kinerja a. Return On Asset Asset berpengaruh negatif digunakan oleh digunakan yaitu
Keuangan Terhadap b. Return On Equity dan signifikan terhadap peneliti terdahulu profitabilitas
Return Saham c. Net Profit Margin Return Saham. Return On berbeda yaitu tidak dengan indikator
Perusahaan Variabel Dependen : Equity dan Net Profit menggunakan net profit margin
Pertambangan” Return Saham Margin berpengaruh variabel likuiditas,
positif dan signifikan solvabilitas,
terhadap Return Saham aktivitas dan
penilaian pasar.
2. Dewi (2016). Variabel Independen : Hasilnya bahwa variabel Indikator indikator yang
“Pengaruh Rasio a. Likuiditas (CR) likuiditas, profitabilitas, profitabilitas yang digunakan yaitu
Likuiditas, b. Profitabilitas aktivitas dan penilaian digunakan oleh current ratio, debt
Profitabilitas, (ROA) pasar berpengaruh positif peneliti terdahulu to equity ratio,
Solvabilitas, c. Solvabilitas (DER) dan signifikan terhadap berbeda yaitu tidak total asset
Aktivitas dan d. Aktivitas (TATO) return saham, sedangkan turnover dan

2
Penilaian Pasar e. Penilaian Pasar variabel solvabilitas menggunakan net price earning
Terhadap Return (PER) berpengaruh negatif dan profit margin ratio
Saham” Variabel Dependen : signifikan terhadap return
Return Saham saham.

3. Saraswati et al., Variabel Independen : Hasil analisis Indikator yang Indikator yang
(2020). a. Earning Per Share menunjukkan bahwa EPS, digunakan oleh digunakan yaitu
“Pengaruh Earning b. Debt to Equity PER, DER, PBV peneliti terdahulu debt to equity
Per Share, Debt to Ratio berpengaruh positif dan berbeda yaitu tidak ratio dan price
Equity Ratio, Return c. Return On Asset signifikan terhadap return menggunakan earning ratio
On Asset, Price to d. Price to Book saham sedangkan ROA current ratio, net
Book Value dan Value berpengaruh positif dan profit margin dan
Price Earning Ratio e. Price Earning tidak signifikan terhadap total asset turnover
Terhadap Return Ratio return saham.
Saham Perusahaan Variabel Dependen :
Manufaktur yang Return Saham
Terdaftar di BEI

2
Periode Tahun 2014-
2015”

4. Fuad & Mughni Variabel Independen : Hasil yang diperoleh Indikator yang Indikator yang
(2018). a. Rasio Likuiditas menyatakan bahwa ketiga digunakan oleh digunakan yaitu
“Analisis Pengaruh (CR) rasio keuangan memiliki peneliti terdahulu current ratio dan
Rasio Keuangan b. Rasio Solvabilitas pengaruh positif dan berbeda yaitu tidak debt to equity
terhadap Return (DER) signifikan terhadap return menggunakan price ratio
Saham PT. Adhi c. Rasio Profitabilitas saham pada PT. Adhi earning ratio, net
Karya (Persero) (ROI) Karya (Persero) Tbk. profit margin dan
Tbk” Variabel Dependen : total asset turnover
Return Saham
5. Nurmasari (2022). Variabel Independen : Hasilnya yaitu Return On Indikator yang Indikator yang
“Efek Faktor a. Current Ratio Equity berpengaruh positif digunakan oleh digunakan yaitu
Fundamental b. Return On Equity dan tidak signifikan peneliti terdahulu current ratio dan
Perusahaan Pada c. Debt to Equity terhadap return saham. berbeda yaitu tidak debt to equity
Return Saham (PT Ratio Sedangkan CR, DER dan menggunakan price ratio
Astra Internasional, d. Size Perusahaan size berpengaruh negatif earning ratio, net
Tbk.)” Variabel Dependen :

2
Return Saham dan signifikan terhadap profit margin dan
return saham total asset turnover
6. Latifah (2018). Variabel Independen : Hasil analisis Indikator yang Indikator yang
“Pengaruh Debt to a. Debt to Equity menunjukkan Debt to digunakan oleh digunakan yaitu
Equity Ratio (DER), Ratio Equity Ratio dan Return peneliti terdahulu debt to equity
Return On Asset b. Return on Asset On Asset berpengaruh berbeda yaitu tidak ratio dan net
(ROA) dan Net c. Net Profit Margin positif dan signifikan menggunakan profit margin
Profit Margin Variabel Dependen : terhadap return saham, Net current ratio, price
(NPM) Terhadap Return Saham Profit Margin berpengaruh earning ratio dan
Return Saham positif dan tidak signifikan total asset turnover
Industri Real Estate terhadap return saham.
and Property yang
Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia”

2
2

2.3. Model Penelitian

Investor sebagai pihak eksternal mengharapkan return yang

meningkat dari kegiatan investasi yang dilakukan. Sedangkan perusahaan

sebagai pihak internal harus memberikan kinerja keuangan yang baik karena

bisa berpengaruh terhadap return yang akan dihasilkan, sehingga tujuan

untuk mendapatkan keuntungan dan bisa memakmurkan investor serta

pemegang saham dapat tercapai.

Salah satu indikator yang bisa mempengaruhi penerimaan return

saham yaitu current ratio, current ratio adalah rasio untuk mengukur

bagaimana kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi utang jangka

pendek yang harus segera dibayar dengan penggunaan aktiva lancar. Jika

current ratio semakin tinggi, maka tinggi juga kemampuan perusahaan untuk

membayar kewajiban jangka pendeknya, sehingga menjadi peluang yang baik

untuk investor karena akan memperoleh return yang lebih tinggi.

Selain itu, price earning ratio digunakan untuk menilai mahal atau

murahnya harga saham berdasarkan kemampuan suatu perusahaan untuk

menghasilkan keuntungan bersih atau laba bersih per saham. Apabila price

earning ratio suatu perusahaan bernilai tinggi, maka harga saham suatu

perusahaan juga bernilai tinggi. Dengan meningkatnya harga saham akan

meningkatkan return saham suatu perusahaan.


2

Net profit margin adalah rasio untuk menghitung tingkat kemampuan

perusahaan untuk memperoleh keuntungan dan seberapa efektif suatu

perusahaan beroperasi. Semakin besar nilai net profit margin suatu

perusahaan, akan semakin besar keuntungan yang diterima perusahaan

sehingga meningkatkan return yang akan diperoleh investor.

Total asset turnover digunakan untuk mengukur nilai penjualan atau

pendapatan suatu perusahaan dari jumlah aset yang dimilikinya. Semakin

tinggi tingkat perputaran aset, maka perusahaan akan mendapatkan

keuntungan dari hasil pemanfaatan asetnya sehingga akan meningkatkan

return suatu perusahaan.

Debt to equity ratio adalah rasio untuk menghitung kemampuan suatu

perusahaan dalam memenuhi seluruh utang. Utang dan ekuitas yang

digunakan untuk aktivitas suatu perusahaan wajib berada pada jumlah yang

wajar. Semakin tinggi debt to equity ratio, maka risiko kerugian suatu

perusahaan cenderung tinggi dan semakin tinggi pula risiko yang akan

diterima oleh investor. Namun, apabila debt to equity ratio rendah, risiko

kerugian perusahaan cenderung kesil dan investor akan lebih aman dalam

berinvestasi dalam suatu perusahaan. Sehingga debt to equity ratio

berpengaruh terhadap penerimaan return saham.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka peneliti menggambarkan

dalam model penelitian atau empirical research model sebagai berikut:


2

Gambar II-1
Model Penelitian

Current Ratio

Price Earning Ratio

Net Profit Margin Return Saham

Total Asset Turnover

Debt to Equity Ratio

2.4. Pengembangan Hipotesis

Berdasarkan penjelasan pada model penelitian, maka hipotesis yang

akan digunakan dalam penelitian ini untuk menganalisis variabel independen

atau variabel bebas yang berpengaruh terhadap variabel dependen atau

variabel terikat yaitu sebagai berikut :

2.4.1. Pengaruh Current Ratio terhadap Return Saham

Current Ratio adalah salah satu indikator dari rasio likuiditas.

Current Ratio adalah rasio untuk menghitung bagaimana kemampuan

suatu perusahaan untuk memenuhi utang jangka pendek yang harus

segera dilunasi dengan penggunaan aset lancar. Semakin tinggi

perbandingan antara aset lancar dengan kewajiban lancar, akan

semakin
2

tinggi kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajibannya.

Maka akan meningkatkan adanya potensi menghasilkan laba pada

perusahaan dan berdampak pada return saham yang akan diperoleh

investor (Dewi, 2016).

Penelitian mengenai pengaruh Current Ratio terhadap return

saham yang dilakukan oleh Dewi (2016), Abdurrohman et al., (2021)

dan Fuad & Mughni (2018) yang menyatakan bahwa Current Ratio

mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap return saham pada

suatu perusahaan. Dengan demikian hipotesis yang pertama adalah :

H1 : Current Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Return Saham

2.4.2. Pegaruh Price Earning Ratio terhadap Return Saham

Price Earning Ratio adalah salah satu indikator dari rasio pasar

atau penilaian pasar. Price Earning Ratio digunakan untuk menilai

mahal atau murahnya harga saham berdasarkan kemampuan suatu

perusahaan untuk menghasilkan keuntungan atau laba per saham.

Apabila Price Earning Ratio suatu perusahaan bernilai tinggi, maka

harga saham suatu perusahaan juga bernilai tinggi. Dengan

meningkatnya harga saham akan meningkatkan return saham suatu

perusahaan (Saraswati et al., 2020).

Penelitian mengenai pengaruh Price Earning Ratio terhadap

return saham yang dilakukan oleh Dewi (2016), Safira & Budiharjo

(2021) dan Saraswati et al., (2020) yang menyatakan bahwa Price


3

Earning Ratio mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap return

saham. Dengan demikian hipotesis yang kedua adalah :

H2 : Price Earning Ratio berpengaruh positif dan signifikan

terhadap Return Saham

2.4.3. Pengaruh Net Profit Margin terhadap Return Saham

Net Profit Margin adalah salah satu indikator dari rasio

profitabilitas. Net Profit Margin merupakan rasio untuk menghitung

tingkat kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dan

seberapa efektif suatu perusahaan beroperasi. Semakin besar nilai net

profit margin suatu perusahaan, akan semakin besar return saham

yang didapatkan oleh investor (Simorangkir, 2019).

Penelitian mengenai pengaruh Net Profit Margin terhadap

return saham yang dilakukan oleh Simorangkir (2019), Razak &

Syafitri (2018) dan Wibowo & Mekaniwati (2020) menyatakan bahwa

Net Profit Margin berpengaruh positif signifikan terhadap return

saham. Dengan demikian hipotesis yang ketiga adalah :

H3 : Net Profit Margin berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Return Saham

2.4.4. Pengaruh Total Asset Turnover terhadap Return Saham

Total Asset Turnover adalah salah satu indikator dari rasio

aktivitas. Rasio ini digunakan untuk menghitung nilai penjualan atau

pendapatan suatu perusahaan dari jumlah aset yang dimilikinya.

Semakin tinggi tingkat perputaran aset, maka perusahaan akan


3

mendapatkan pengdapatan dari hasil pemanfaatan asetnya dan

meningkatkan return sautu perusahaan (Setiyono et al., 2019).

Penelitian mengenai pengaruh Total Asset Turnover terhadap

return saham yang dilakukan oleh Dewi (2016), Zamzami & Afif

(2015) dan Sunardi (2019) yang menyatakan bahwa Total Asset

Turnover mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap return

saham. Dengan demikian hipotesis yang keempat adalah :

H4 : Total Asset Turnover berpengaruh positif dan signifikan

terhadap Return Saham

2.4.5. Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Return Saham

Debt to Equity Ratio adalah salah satu indikator dari rasio

solvabilitas. Rasio ini berfungsi untuk menghitung kemampuan suatu

perusahaan dalam memenuhi seluruh utang atau membandingkan

utang dengan ekuitas. Utang dan ekuitas yang digunakan untuk

aktivitas suatu perusahaan wajib berada pada jumlah yang wajar.

Semakin tinggi Debt to Equity Ratio, maka risiko suatu perusahaan

cenderung tinggi dan semakin besar pula risiko yang akan diterima

oleh investor. Namun, apabila nilai Debt to Equity Ratio rendah, maka

risiko perusahaan cenderung kesil dan investor akan lebih aman dalam

berinvestasi dalam suatu perusahaan (Saraswati et al., 2020).

Penelitian mengenai pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap

return saham yang dilakukan oleh Dewi (2016), Nurmasari (2022),

Abdurrohman et al., (2021) dan Mulya & Tursina (2016) menyatakan


3

bahwa Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif signifikan terhadap

return saham. Dengan demikian hipotesis yang kelima adalah :

H5 : Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap Return Saham


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam penelitian ini yaitu menggunakan jenis

penelitian kausal. Penelitian kausal adalah penelitian yang meneliti apakah

terdapat korelasi atau hubungan sebab dan akibat antara variabel independen

dengan variabel dependen. Dalam penelitian ini akan di cari apakah ada

hubungan antara variabel independen yang dapat mempengaruhi hasil

variabel dependen.

3.2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah kumpulan bagian-bagian yang bisa berupa

orang, organisasi, perusahaan dan lainnya yang kemudian diteliti oleh

peneliti. Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan di Bursa

Efek Indonesia tahun 2017-2021.

3.3. Definisi Operasional Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel

independen (variabel bebas) dan variabel dependen (variabel terikat).

Menurut Sujarweni (2018:174) variabel independen merupakan variabel yang

mempengaruhi apa yang menyebabkan berubahnya atau munculnya variabel

dependen. Sedangkan, Variabel dependen merupakan variabel yang

dipengaruhi oleh variabel independen. Adapun penjelasan dari masing-

masing variabel tersebut sebagai berikut :

33
3

3.3.1. Variabel Dependen

1. Return saham

Return saham adalah keuntungan atau laba yang didapatkan

dari kegiatan penanaman modal yang dilakukan oleh investor.

Menurut Dewi (2016) rumus yang digunakan untuk menghitung

return saham adalah sebagai berikut :

𝑅𝑡 = 𝑃𝑡−(𝑃𝑡−1)
𝑥 100%
𝑃𝑡−1

Keterangan :

Rt : Returm saham periode t

Pt : harga saham periode t

Pt – 1 : harga saham periode t – 1

3.3.2. Variabel Independen

1. Current Ratio

Current Ratio adalah salah satu indikator dari rasio

likuiditas. Menurut Dewi (2016) Current Ratio digunakan untuk

menghitung kemampuan suatu perusahaan dalam pemenuhan utang

jangka pendek yang harus segera dibayar dengan menggunakan

aktiva atau aset lancar. Menurut Rina & Paramita (2020) rumus

untuk menghitung nilai Current Ratio adalah sebagai berikut:

𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
CR = 𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 𝑥 100%
3

Keterangan :

CR : Current Ratio

Aset lancar : Total seluruh aset yang berusia kurang dari

satu tahun

Kewajiban lancar : Jumlah seluruh utang yang harus dibayar

dengan kurun waktu kurang dari satu tahun

2. Price Earning Ratio

Price Earning Ratio merupakan indikator dari rasio pasar

atau penilaian pasar. Menurut Saraswati et al., (2020) Price

Earning Ratio digunakan untuk menilai mahal atau murahnya

harga saham berdasarkan kemampuan suatu perusahaan untuk

menghasilkan laba atau keuntungan per saham. Menurut Saraswati

et al., (2020) rumus yang digunakan untuk menghitung Price

Earning Ratio adalah sebagai berikut :

𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚
PER = 𝐸𝑃𝑆

Keterangan :

PER : Price Earning Ratio

Harga saham : Harga yang ditetapkan perusahaan untuk investor

yang ingin memiliki hak atas kepemilikan saham

EPS : Earning Per Share atau laba per saham


3

3. Net Profit Margin

Net Profit Margin adalah salah satu indikator dari rasio

profitabilitas. Net Profit Margin untuk menghitung tingkat

kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh laba bersih dan

seberapa efektif suatu perusahaan beroperasi (Simorangkir, 2019).

Menurut Sunardi (2019) rumus untuk menghitung Net Profir

Margin adalah sebagai berikut :

𝐸𝐴𝑇
NPM =
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑥 100%

Keterangan :

NPM : Net Profit Margin

EAT : Earning After Tax atau Laba setelah pajak

Penjualan bersih : Jumlah penjualan dikurangi penjualan

kotor

4. Total Asset Turnover

Total Asset Turnover adalah salah satu indikator dari rasio

aktivitas. Total Asset Turnover untuk menghitung nilai penjualan

atau pendapatan suatu perusahaan dari jumlah aset yang

dimilikinya (Setiyono et al., 2019). Menurut Rina & Paramita

(2020) menghitung nilai Total Asset Turnover adalah sebagai

berikut :

𝑁𝑒𝑡 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠
TATO = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎

Keterangan :

TATO : Total Asset Turnover


3

Net Sales : Jumlah penjualan dikurangi penjualan kotor

Total aktiva : Jumlah seluruh aset

5. Debt to Equity Ratio

Debt to Equity Ratio adalah salah satu indikator rasio

solvabilitas atau leverage. Debt to Equity Ratio digunakan untuk

mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi seluruh

utang. Utang dan ekuitas yang digunakan untuk operasional suatu

perusahaan harus berada dalam jumlah yang wajar (Saraswati et

al., 2020). Menurut Latifah (2018) rumus untuk menghitung nilai

Debt to Equity Ratio adalah sebagai berikut :

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛
DER = 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑥 100%

Keterangan :

DER : Debt to Equity Ratio

Total kewajiban : Jumlah seluruh utang

Ekuitas : Jumlah seluruh modal

3.4. Populasi, Sampel dan Metode Penarikan Sampel

3.4.1. Populasi

Populasi adalah seluruh jumlah yang terdiri dari objek ataupun

subjek yang mempunyai karakteristik dan nilai tertentu yang

ditentukan peneliti untuk diteliti dan setelahnya dibuat kesimpulan.

Dalam penelitian ini, yang menjadi populasinya yaitu 46 perusahaan


3

perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2017 sampai

2021.

3.4.2. Sampel

Sampel merupakan wakil dari keseluruhan populasi yang

digunakan sebagai objek dari penelitian (Sujarweni, 2018:105).

Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

bentuk teknik purposive sampling. Menurut Rina & Paramita (2020)

purposive sampling adalah cara pengambilan sampel sesuai dengan

syarat atau kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.

3.4.3. Metode Penarikan Sampel

Syarat atau kriteria yang ditentukan untuk pengambilan sampel

pada penelitian ini sebagai berikut :

1. Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

selama periode penelitian yaitu tahun 2017-2021

2. Memiliki data yang dibutuhkan dalam penelitian

Table III-1
Penentuan Sampel Penelitian
Tahun
No. Keterangan Jumlah
2017 2018 2019 2020 2021
1. Perusahaan perbankan
yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia selama 41 43 43 45 46 218
periode penelitian
yaitu tahun 2017-2021
2. Memiliki data yang
dibutuhkan dalam 37 43 43 45 46 214
penelitian
Total Sampel 214
3

3.5. Jenis dan Metode Pengumpulan Data

3.5.1. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini menggunakan jenis data yang

bersifat kuantitatif dan sumbernya adalah data sekunder. Data

kuantitatif adalah berbagai informasi yang berupa angka dan bisa

diukur dan dihitung. Data sekunder adalah berbagai sumber informasi

yang didapatkan secara tidak langsung oleh peneliti dan sumber

informasi tersebut sudah ada sebelumnya. Dalam hal ini, sumber

informasi tersebut berupa grafik, catatan atau laporan yang tertata

dalam dokumen (Sujarweni, 2018:114). Sumber data dalam penelitian

ini yaitu data sekunder yang berupa informasi keuangan tahunan dari

masing-masing perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia tahun

2017-2021 yang didapatkan dari website melalui situs Indonesian

Stock Exchange (IDX) www.idx.co.id.

3.5.2. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu

menggunakan metode dokumentasi. Menurut Sujarweni (2018:187)

metode dokumentasi adalah cara yang digunakan untuk mendapatkan

data atau informasi dengan menggabungkan arsip atau catatan berupa

laporan yang dapat mendukung penelitian. Informasi tersebut yang

berhubungan dengan data-data untuk menghitung variabel dalam

penelitian ini yang bisa didapatkan dari situs Indonesian Stock

Exchange (IDX).
4

3.6. Teknik Analisis

Data dalam penelitian ini diuji dan dianalisis dengan uji statistik

dengan teknis analisisnya menggunakan teknik analisis regresi linear

berganda. Menurut Ghozali (2011) dalam Saraswati et al., (2020) sebelum

melakukan uji regresi linear berganda terlebuh dahulu melakukan uji asumsi

klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolinieritas, uji autokorelasi

dan uji heterokedastisitas.

3.6.1. Uji Statistik Deskriptif

Penelitian statistik deskriptif adalah proses perubahan data-

data penelitian kedalam bentuk tabel sehingga mudah untuk dipahami.

Uji statistik deskriptif memberikan gambaran data yang dengan nilai

minimum, maksimum, mean (nilai rata-rata) dan standar deviasi

(Sujarweni 2016:77). Dalam penelitian ini, uji statistik deskriptif

digunakan untuk memahami gambaran Current Ratio, Price Earning

Ratio, Net Profit Margin, Total Asset Turnover, Debt to Equity Ratio

dan return saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia

tahun 2017-2021.

3.6.2. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Menurut Sujarweni (2016:90) uji normalitas digunakan

untuk menguji apakah kedua jenis variabel yaitu variabel

independen dan variabel dependen mempunyai distribusi yang

normal atau tidak. Ada dua cara yang digunakan untuk

mengetahui
4

apakah variabel penelitian mempunyai distribusi yang normal

atau tidak, caranya yaitu dengan uji Statistik kolmogorof dengan

menggunakan kriteria sebagai berikut :

Jika nilai sig > 0,05 maka artinya data memiliki distribusi normal

Jika nilai sig < 0,05 maka artinya data tidak memiliki distribusi

normal

2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas digunakan untuk menguji apakah ada

atau tidak ada kesamaan antara variabel independen satu dengan

yang lainnya. Jika terdapat kesamaan antar variabel independen

bisa berakibat memiliki korelasi atau hubungan yang kuat dan

regresi yang bagus tidak ada korelasi atau hubungan antara

variabel independen. Apabila nilai variance inflation factor (VIF)

ada diantara 1–10 maka bisa diartikan tidak ada multikolinieritas

(Sujarweni, 2018:188).

3. Uji Autokorelasi

Menurut Sujarweni (2018:188) uji autokorelasi digunakan

untuk menguji apakah ada atau tidak hubungan diantara variabel

pengganggu yang terdapat pada periode tertentu dengan variabel

yang sebelumnya. Menurut Ghozali (2011) dikatakan baik jika

persamaan regresi tidak ada masalah autokorelasi. Kriteria yang

digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi

menggunakan nilai dari Durbin Watson sebagai berikut :


4

a. Jika nilai Durbin Watson kurang dari -2 artinya terdapat

autokorelasi positif

b. Jika nilai Durbin Watson diantara -2 dan 2 artinya tidak

terdapat autokorelasi

c. Jika nilai Durbin Watson > 2 artinya terdapat autokorelasi

negatif.

4. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Sujarweni (2018:189) uji heteroskedastisitas

digunakan untuk menguji apakah ada ketidaksamaan variance

dari residual pada periode pengamatan satu dengan pengamatan

lainnya. Menurut Latifah (2018) untuk mengetahui apakah ada

atau tidaknya heteroskedastisitas pada model bisa dilihat melalui

nilai probabilitasnya. Dikatakan tidak ada heteroskedastisitas

yaitu apabila nilai probabilitasnya lebih dari nilai alphanya yaitu

0,05.

3.6.3. Uji Regresi Linear Berganda

Menurut Saraswati et al., (2020) teknik analisis linear

berganda digunakan untuk mendapatkan gambaran semua yang terkait

dengan hubungan diantara variabel independen dengan variabel

dependen. Variabel independen atau variabel bebas dalam penelitian

ini terdiri dari Current Ratio (X1), Price Earning Ratio (X2), Net

Profit Margin (X3), Total Asset Turnover (X4) dan Debt to Equity

Ratio (X5) sedangkan variabel dependen atau variabel terikatnya

adalah return saham (Y).


4

Maka untuk mengetahui hubungan antara variabel tersebut, digunakan

persamaan regresi linear berganda sebagai berikut :

Y = α + 𝛽1𝑋1 + 𝛽2𝑋2 + 𝛽3𝑋3 + 𝛽4𝑋4 + 𝛽5𝑋5 + 𝑒

Keterangan :

Y = Return saham

α = Konstanta

𝛽1 − 𝛽5 = Koefisien regresi

𝑋1 = Current Ratio

𝑋2 = Price Earning Ratio

𝑋3 = Net Profit Margin

𝑋4 = Total Asset Turnover

𝑋5 = Debt to Equity Ratio

e = Error term

3.6.4. Uji Fit Model

Menurut (Latifah, 2018) uji fit model digunakan untuk

menguji apakah secara simultan atau bersama-sama variabel

independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen

dengan cara membandingkan taraf signifikan yaitu 0,05 dengan

pengambilan keputusan sebagai berikut :


4

Ho: artinya semua variabel independen tidak berpengaruh terhadap

variabel dependen

Ha : artinya semua variabel independen berpengaruh terhadap

variabel dependen

Adapun kriteria yang digunakan sebagai berikut :

Apabila F hitung > F tabel, maka artinya Ha diterima dan Ho ditolak

Apabila F hitung < F tabel, maka artinya Ha ditolak dan Ho diterima

Atau jika :

Apabila p < 0,05, maka artinya Ha diterima dan Ho ditolak

Apabila p > 0,05, maka artinya Ha ditolak dan Ho diterima

3.6.5. Uji Hipotesis (Uji t)

Menurut Sujarweni (2018:190) uji hipotesis merupakan uji

yang digunakan untuk mengetahui korelasi atau hubungan variabel

independen terhadap variabel dependen dengan menmbandingkan

taraf signifikan sebesar 5% dengan pengambilan keputusan sebagai

berikut :

Ho: artinya variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel

dependen

Ha : artinya variabel independen berpengaruh terhadap variabel

dependen

Adapun kriterianya sebagai berikut :


4

Apabila t hitung > t tabel, maka artinya Ho ditolak

Apabila t hitung < t tabel, maka artinya Ho diterima

Atau jika :

Apabila p > 0,05, maka artinya Ho diterima

Apabila p < 0,05, maka artinya Ho ditolak


DAFTAR PUSTAKA

Abdurrohman, Dwi, F., Anis, F. S., & Hurul, A. (2021). Pengaruh Current Ratio,
Debt To Equity Ratio Dan Return On Equity Terhadap Return Saham Pada
Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
Brigham, E. dan J. F. H. (2011). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Salemba
Empat.
Dewi, P. E. D. M. (2016). Pengaruh Rasio Likuiditas, Profitabilitas, Solvabilitas,
Aktivitas Dan Penilaian Pasar Terhadap Return Saham. Jurnal Ilmiah
Akuntansi, 1(2).
Fuad, M., & Mughni, N. Al. (2018). Analisis Pengaruh Rasio Keuangan terhadap
Return Saham. 2.
Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis multivariate dengan program IBM SPSS 19
(Edisi Keli). Universitas Diponegoro.
Jogiyanto. (2013). Teori Portofolio dan Analisis Investasi (Edisi Kede). BPFE.
Karla, K., Marpaung, R., Saragih, O. L., Tobing, N. B., & Malau, Y. N. (2020).
Pengaruh CR, NPM, DAR, dan ITO terhadap Return Saham pada Perusahaan
Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI. Owner (Riset Dan Jurnal
Akuntansi), 2.
Latifah, N. (2018). Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset
(ROA), dan Net Profit Margin (NPM) Terhadap Return Saham Industri Real
Estate and Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 11.
Mulya, Y., & Tursina, R. (2016). ( Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi )
Volume 2 No . 1 Tahun 2016. 1.
Nirwana, A. R., Jhoansyah, D., & Sunarya, E. (2022). Pengaruh Return On Asset
(ROA), Net Profit Margin (NPM), Earning Per Share (EPS) dan Total Asset
Turnover (TATO) Terhadap Return Saham pada Sektor Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2020.
Nurmasari, I. (2022). Efek Faktor Fundamental Perusahaan Pada Return Saham.
1.
Octovian, R., & Winarsa, R. H. (2021). No Title. 4(1), 70–79.
Razak, L. A., & Syafitri, R. (2018). Pengaruh Laba Akuntansi, Total Arus Kas
dan Net Profit Margin Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Otomotif.
1.
Rina, N., & Paramita, R. A. S. (2020). Pengaruh kinerja keuangan dan
makroekonomi terhadap return saham perusahaan property dan real estate
di bei periode 2014-2017.

46
4

Ristyawan, M. R. (2019). Pengaruh Return On Equity (ROE), Debt To Assets


Ratio (DAR), Price To Book Value (PBV) Dan Net Profit Margin (NPM)
Terhadap Return Saham Perusahaan Sektor Perkebunan Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2017. Jurnal Ekonomi Bisnis Dan
Kewirausahaan, 1.
Safira, L., & Budiharjo, R. (2021). Pengaruh Return on Asset , Earning Per Share
, Corresponding Author : 1.
Saraswati, A., Halim, A., & Sari, A. R. (2020). Pengaruh Earning Per Share ,
Debt to Equity Ratio , Return On Asset , Price to Book Value , dan Price
Earning Ratio Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di BEI Periode Tahun 2014-2015. 1.
Setiyono, W., Hariyani, D. S., Wijaya, A. L., & Apriyanti. (2019). Analisis
Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Return Saham. Jurnal Manajemen
Dan Keuangan, 1.
Simorangkir, R. T. M. C. (2019). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Retrun
Saham Perusahaan Pertambangan. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, 2.
Sujarweni, V. W. (2016). Belajar Mudah SPSS Untuk Penelitian. Global Media
Informasi.
Sujarweni, V. W. (2018). Metodologi Penelitian Bisnis dan Ekonomi Pendekatan
Kuantitatif. Pustaka Baru Press.
Sululing, S., & Sandangan, S. (2020). Pengaruh Likuiditas dan Profitabilitas
Terhadap Return Saham (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Sub
Sektor Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia). Kompartemen:
Jurnal Ilmiah Akuntansi, 1.
Sunardi, N. (2019). Kinerja Perusahaan Pendekatan Du Pont System Terhadap
Harga dan Return Saham (Perusahaan yang tergabung dalam Industri Real
Estate dan Properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-
2017). Jimf (Jurnal Ilmiah Manajemen Forkamma), 3.
Tandelilin, E. (2001). Analisis Investasi dan Manajemen Portfolio. BPFE.
Tandelilin, E. (2010). Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi. Kanisius :
Yogyakarta.
Tifani, A. V. N., Norisanti, N., & Nurmala, R. (2022). On Stock ( Financial
Studies In The Healthcare Su-Sector Written On The Indonesian Stock
Pengaruh Return On Asset , Return On Equity , Net Profit Margin , Earning
Per Share Terhadap Return Saham.
Wibowo, W., & Mekaniwati, A. (2020). Pengaruh Struktur Modal dan
Kemampulabaan Terhadap Return Saham Perusahaan Properti dan Real
Estate Yang Terdaftar di BEI Tahun 2013-2015. Jurnal Ilmiah Manajemen
Kesatuan, 1.
Zamzami, K. K., & Afif, M. N. (2015). Pengaruh Return On Asset (ROA), Debt to
4

Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), dan Total AssetTurnover (TAT)
Terhadap Return Saham pada Perusahaan yang Masuk Dalam Kategori
Indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia.
www.idx.co.id
https://id.wikipedia.org/wiki/Bank
https://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/ikhtisar-perbankan/Pages/Lembaga-
Perbankan.aspx#:~:text=Fungsi%20utama%20perbankan%20Indonesia%20adala
h,peningkatan%20taraf%20hidup%20rakyat%20banyak.
https://lp2m.uma.ac.id/2022/08/23/penelitian-perbandingan-kausal-pengertian-

jenis-manfaatnya/

Anda mungkin juga menyukai