Anda di halaman 1dari 14

Vol.2 No.

2 2019

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, LIKUIDITAS, KEBIJAKAN


DIVIDEN, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM
(STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN SEKTOR PROPERTI, REAL ESTATE,
DAN KONSTRUKSI BANGUNAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA PERIODE 2013-2017)

1)
Syafira Widiarini Vaya Juliana Dillak2)

Prodi S1 Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Telkom


1)
syafirawdr@students.telkomuniversity.ac.id 2)vayadillak@telkomuniversity.ac.id

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh profitabilitas (ROA), leverage (DER), likuiditas
(CR), kebijakan dividen (DPR), dan ukuran perusahaan (SIZE) terhadap return saham pada perusahaan
sektor properti, real estate, dan konstruksi bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2013-2017. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari data laporan tahunan dan laporan
keuangan perusahaan. Laporan tahunan dan laporan keuangan tersebut diperoleh dari website resmi
Bursa Efek Indonesia. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor properti, real estate, dan
konstruksi bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2017. Teknik pengambilan
sampel yang digunakan yaitu purposive sampling dan diperoleh 16 perusahaan dengan periode
penelitian selama 5 tahun, sehingga diperoleh 80 data sampel. Metode analisis data dalam penelitian
ini adalah regresi data panel dengan menggunakan software E-views 9.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan profitabilitas, leverage, likuiditas, kebijakan
dividen, dan ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap return saham. Secara
parsial, profitabilitas (ROA), likuiditas (CR), dan kebijakan dividen (DPR) tidak berpengaruh terhadap
return saham. Sedangkan, leverage (DER) berpengaruh dengan arah positif terhadap return saham
dan ukuran perusahaan (SIZE) berpengaruh dengan arah negatif terhadap return saham.

Kata Kunci: Profitabilitas, Leverage, Likuiditas, Kebijakan Dividen, Ukuran Perusahaan, dan Return
Saham

1. PENDAHULUAN
Investasi yaitu menanamkan sejumlah dana yang dimiliki sekarang dengan tujuan untuk
mendapatkan keuntungan di masa depan (Halim, 2015:13). Salah satu investasi yang diminati oleh
para investor adalah menanamkan dananya di pasar modal berupa saham. Saham merupakan tanda
bukti kepemilikan bahwa investor menanamkan dana atau modalnya pada perusahaan (Fahmi,
2015:67). Tujuan investor untuk berinvestasi pada saham adalah mendapatkan tingkat pengembalian
atau return saham yang maksimum. Menurut Andyani dan Mustanda (2018) mengungkapkan bahwa
return saham yaitu keuntungan yang didapat investor dari kegiatan investasi yang dilakukannya.
Komponen dari return saham yang diperoleh bisa berupa capital gain (loss) dan yield. Capital gain
(loss) merupakan keuntungan (kerugian) didapat oleh investor dari kelebihan harga jual (harga beli) di
atas harga beli (harga jual). Yield adalah pendapatan secara periodik yang diperoleh investor berupa
dividen atau bunga (Halim, 2015:43). Untuk mengukur dan menilai kinerja suatu perusahaan dapat

1
dilihat melalui return saham. Harapan seluruh investor adalah mendapatkan return yang maksimum.
Semakin tinggi return yang diberikan oleh perusahaan kepada investor maka akan memotivasi investor
untuk menanamkan investasinya.
Berinvestasi dalam saham memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan
investasi lain seperti deposito, tabungan, dan obligasi. Hal ini dikarenakan, ketidakpastian turun-
naiknya pergerakan saham yang disebabkan oleh banyak faktor sehingga keuntungan ( return) yang
diharapkan dari investasi bersifat tidak pasti (Pramana dan Pangestuti, 2016). Return yang didapat dari
investasi saham berbanding lurus dengan risiko yang akan diperoleh. Semakin besar keuntungan dari
return maka risiko yang akan diterima akan besar pula. Hal yang mempengaruhi return adalah
perubahan harga saham sehingga investor perlu menilai harga saham agar mendapatkan keuntungan
return saham yang diharapkan. Semakin tinggi harga jual suatu saham dari harga belinya, maka akan
semakin tinggi pula return saham yang akan didapat oleh investor. Sebaliknya, jika harga jual lebih
rendah dibandingkan harga belinya maka return saham yang didapat investor semakin rendah.
Berikut adalah grafik rata-rata return saham perusahaan sektor properti, real estate, dan
konstruksi bangunan periode 2013 hingga 2017:

60,00%
50,00% 48,00%
40,00%
30,00% 27,71%
20,00%
10,00% 9,73%
4,75%
0,00%
-10,00% 2013 2014 2015
-12,46% 2016 2017
-20,00%
Return Saham

Gambar 1.1 Rata-rata Return Saham Perusahaan Sektor Properti, Real Estate, dan Konstruksi
Bangunan Periode 2013-2017
Berdasarkan Gambar 1.2, rata-rata return saham pada perusahaan sektor properti, real estate,
dan konstruksi bangunan dari tahun 2013 hingga tahun 2017 mengalami pergerakan yang fluktuatif.
Pada tahun 2014, rata-rata return saham meningkat sebesar 20,29% dari tahun sebelumnya yaitu
menjadi 48,00%. Sedangkan, pada tahun 2015, rata-rata return saham menurun sebesar 60,46% dari
tahun sebelumnya yaitu menjadi -12,46%. Pada tahun 2016, rata-rata return saham meningkat sebesar
22,19% dari tahun sebelumnya yaitu menjadi 9,73%. Pada tahun 2017, rata-rata return saham
menurun sebesar 4,98% dari tahun sebelumnya yaitu menjadi 4,75%.
Pada tahun 2015 rata-rata return saham perusahaan sektor properti, real estate, dan konstruksi
bangunan mengalami penurunan yang drastis bila dibandingkan dengan tahun yang lain. Pada tahun
2015, rata-rata return saham menurun sebesar 60,46% dari 48,00% pada tahun 2014 ke -12,46%
pada tahun 2015. Penurunan ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu perlambatan pertumbuhan
ekonomi, penurunan daya beli, depresiasi rupiah, dan perubahan peraturan pajak. Pergerakan return
saham yang berfluktuasi menggambarkan kondisi kinerja keuangan perusahaan sektor properti, real
estate, dan konstruksi bangunan yang berada dalam kondisi yang tidak stabil sehingga menimbulkan
kecemasan investor dan calon investor untuk berinvestasi di sektor ini. Para investor perlu menganalisis
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi return saham terkait investasi sahamnya. Pada penelitian ini,
terdapat empat rasio keuangan yang diduga mempengaruhi return saham yaitu profitabilitas (ROA),
leverage (DER), likuiditas (CR), dan kebijakan dividen (DPR). Serta terdapat satu karakteristik
perusahaan yang diduga juga mempengaruhi return saham yaitu ukuran perusahaan (SIZE).
Profitabilitas adalah rasio yang dipakai dalam mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan
dengan melihat tingkat keuntungan yang didapat terkait dengan penjualan atau investasi (Fahmi,
2015:80). Dalam penelitian ini rasio yang digunakan untuk mengukur profitabilitas adalah Return on
Asset (ROA). ROA merupakan rasio yang memperlihatkan seberapa besar kontribusi aset dalam
menghasilkan laba bersih (Hery, 2016:193). Leverage yaitu mengukur seberapa besar suatu
perusahaan didanai oleh hutang (Fahmi, 2015:72). Dalam penelitian ini rasio yang digunakan untuk
mengukur leverage adalah Debt to Equity Ratio (DER). DER menurut Hery (2016:168) adalah rasio

2
yang digunakan untuk mengukur besarnya perbandingan utang terhadap modal. Likuiditas merupakan
rasio yang memperlihatkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau membayar utang
jangka pendek (Hery, 2016:149). Dalam penelitian ini rasio yang digunakan untuk mengukur likuiditas
adalah Current Ratio (CR). CR adalah mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
jangka pendek secara tepat waktu. Kebijakan dividen adalah keputusan perusahaan untuk membagi
laba yang dihasilkannya kepada pemegang saham berupa dividen atau akan menahan laba tersebut
sebagai laba ditahan untuk digunakan perusahaan dalam pembiayaan investasi di masa datang
(Mulyawan, 2015:253). Kebijakan dividen dalam penelitian ini diproksikan melalui Dividend Payout Ratio
(DPR). DPR yaitu membandingkan antara dividen tunai per lembar dengan laba per saham (Hery,
2016:145). Faktor lain yang diduga dapat mempengaruhi return saham adalah ukuran perusahaan.
Ukuran perusahaan adalah suatu skala yang mengkategorikan besar atau kecil perusahaan yang dapat
ditentukan berdasarkan total aktiva, total penjualan, dan nilai pasar saham (Nurminda et al., 2017).
Penelitian ini menggunakan log natural total aset karena total aset dianggap lebih stabil.

2. STUDI PUSTAKA
2.1 Investasi
Investasi menurut Herlianto (2013:1) adalah penempatan sejumlah dana atau modal dengan
tujuan memperoleh kekayaan, yang bisa membagikan keuntungan tingkat pengembalian (return) pada
saat ini maupun di masa datang. Pihak yang melakukan investasi disebut investor. Menurut Halim
(2015:13), investasi yaitu menanamkan sejumlah dana yang dimiliki sekarang dengan tujuan untuk
mendapatkan keuntungan di masa depan.

2.2 Saham
Menurut Fahmi (2015:67), saham merupakan tanda bukti kepemilikan bahwa investor
menanamkan dana atau modalnya pada suatu perusahaan. Saham berupa kertas yang tercantum
dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan dan disertai dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan
kepada setiap pemegangnya. Serta saham merupakan persediaan yang siap untuk dijual.

2.3 Return Saham


Return merupakan keuntungan yang didapat oleh perusahaan, individu dan institusi dari
keputusan investasi yang telah dilakukannya (Fahmi, 2015:166). Herlianto (2013:24) mengungkapkan
bahwa return merupakan salah satu yang mendorong investor untuk melakukan investasi dan
merupakan imbalan atas keberanian investor dalam menanggung risiko atas investasinya. Investor
memiliki harapan dari investasi yang dilakukannya akan memperoleh return yang tinggi. Investor
dengan orientasi jangka pendek memperoleh keuntungan melalui capital gain. Saham memiliki
karakteristik high risk-high return. Saham memungkinkan investor untuk menerima return atau capital
gain dalam jumlah yang besar dalam waktu yang singkat, tetapi juga berbanding lurus dengan kerugian
yang besar pula. Rumus return saham yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
P −P
Return Saham = tP t−1
t−1
Keterangan:
Pt = harga saham pada tahun t
Pt-1 = harga saham tahun sebelumnya

2.4 Profitabilitas
Menurut Hery (2016:192), profitabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktivitas normal bisnisnya. Dalam penelitian ini profitabilitas
diukur menggunakan Return on Asset (ROA). ROA merupakan rasio yang memperlihatkan seberapa
besar kontribusi aset dalam menghasilkan laba bersih (Hery, 2016:193). Adapun rumus ROA sebagai
berikut:
Laba Bersih setelah Pajak
Return on Asset = Total Aset

2.5 Leverage
Menurut Hery (2016:162), leverage yaitu rasio yang digunakan untuk menilai sejauh mana aset
perusahaan dibiayai oleh utang. Dalam penelitian ini leverage diukur menggunakan Debt to Equity Ratio

3
(DER). DER menurut Hery (2016:168) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya
perbandingan utang terhadap modal. Rumus DER menurut Hery (2016:169) yaitu:
Total Utang
Debt to Equity Ratio = Total Ekuitas

2.6 Likuiditas
Menurut Hery (2016:149) bahwa likuiditas merupakan rasio yang memperlihatkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau membayar utang jangka pendek. Dalam penelitian ini
likuiditas diukur menggunakan Current Ratio (CR). CR adalah rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan
menggunakan total aset lancar yang tersedia (Hery, 2016:152). Rumus CR menurut Hery (2016:153)
yaitu:
Aset Lancar
Current Ratio = Kewajiban Lancar

2.7 Kebijakan Dividen


Menurut Hery (2016:145), kebijakan dividen merupakan suatu pengambilan keputusan oleh
perusahaan terkait besarnya dividen tunai yang akan dibagikan kepada para pemegang saham. Dalam
penelitian ini kebijakan dividen diukur menggunakan Dividend Payout Ratio (DPR). Menurut Hery (2016:
145), “Dividend Payout Ratio (DPR) merupakan rasio yang menunjukkan hasil perbandingan antara
dividen tunai per lembar saham dengan laba per lembar saham”. Adapun rumus DPR sebagai berikut:
Dividen Tunai per Lembar Saham
Dividend Payout Ratio = Laba per Lembar Saham

2.8 Ukuran Perusahaan


Ukuran perusahaan adalah suatu skala yang mengkategorikan besar atau kecil perusahaan yang
dapat ditentukan berdasarkan total aktiva, total penjualan, dan nilai pasar saham (Nurminda et al.,
2017). Dalam penelitian ini ukuran perusahaan menggunakan total aset karena dianggap lebih stabil.
Rumus untuk menghitung ukuran perusahaan (SIZE):
Ukuran Perusahaan (SIZE) = Ln Total Aset

2.9 Kerangka Pemikiran


2.9.1 Pengaruh Profitabilitas terhadap Return Saham
Dalam penelitian ini profitabilitas diproksikan menggunakan Return on Asset (ROA). Semakin
meningkat ROA menunjukkan kinerja perusahaan dalam kondisi baik dan perusahaan dapat
menghasilkan laba yang tinggi disebabkan perusahaan dapat mengelola aktiva yang dimiliki dengan
maksimal sehingga harga saham dan return saham meningkat. Investor akan merespon informasi
tersebut dan memilih menanamkan modalnya pada perusahaan yang memperoleh keuntungan,
sehingga mendapat return pada saham yang diinvestasikan dan memperkecil risiko dari investasi
tersebut (Raningsih dan Putra, 2015). Semakin besar ROA artinya kinerja perusahaan semakin baik
kemudian akan ditanggapi oleh pasar maupun investor dengan membeli saham, sehingga harga saham
perusahaan akan meningkat. Meningkatnya harga saham akan diikuti dengan meningkatnya return
saham perusahaan (Parwati dan Sudiartha, 2016).

2.9.2 Pengaruh Leverage terhadap Return Saham


Dalam penelitian ini leverage diproksikan menggunakan Debt to Equity Ratio (DER). Semakin tinggi
DER berarti ekuitas yang berasal dari utang semakin besar digunakan untuk mendanai ekuitas yang
ada maka berpengaruh pada semakin besar beban perusahaan terhadap kreditor. Menurut Sorongan
(2016) mengungkapkan bahwa semakin besarnya DER berarti utang perusahaan terhadap kreditor
tinggi sehingga berdampak pada pandangan investor semakin kurang baik dan menurunkan minat
investor untuk membeli saham. Hal tersebut akan menyebabkan harga saham menjadi rendah dan
return yang akan didapat oleh investor akan menurun. Semakin tinggi DER maka semakin besar juga
beban perusahaan kepada pihak luar, baik berupa pokok dan bunga pinjaman. Apabila utang perusahan
semakin besar maka kinerja perusahaan dianggap kurang baik sehingga berdampak pada penurunan
harga saham. Menurunnya harga saham perusahaan akan diikuti menurunnya return saham (Parwati
dan Sudiartha, 2016).

4
2.9.3 Pengaruh Likuiditas terhadap Return Saham
Dalam penelitian ini likuiditas diproksikan menggunakan Current Ratio (CR). Menurut Sawir
(2009:10) dalam Parwati dan Sudiartha (2016), CR yang rendah umumnya menunjukkan terdapat
masalah dalam likuiditas, sebaliknya jika CR yang terlalu tinggi dinilai kurang baik, karena
mencerminkan banyaknya dana yang tidak terpakai sehingga dapat mengurangi laba perusahaan.
Semakin tinggi CR dengan tidak melebihi standar likuiditas sebesar 200% atau 2:1, tetapi standar ini
dapat beragam tergantung tipe industri, efisiensi perusahaan, dan manajemen kas berarti semakin baik
kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya. Semakin likuid perusahaan
tersebut, yang berarti kemampuan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya semakin tinggi. Hal
tersebut dapat meningkatkan kredibilitas perusahaan dipandangan investor sehingga mampu
meningkatkan return saham perusahaan (Parwati dan Sudiartha, 2016).

2.9.4 Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Return Saham


Dalam penelitian ini kebijakan dividen diproksikan menggunakan Dividend Payout Ratio (DPR).
Semakin besar laba ditahan maka semakin sedikit dividen yang dibagikan. Investor cenderung
menyukai perusahaan yang memiliki DPR yang tinggi karena terkesan lebih menguntungkan dan
mempunyai citra yang baik. Hubungan antara kemampuan membayar dividen dengan kemampuan
menghasilkan laba sangat erat. Apabila perusahaan mampu menghasilkan laba yang besar maka
semakin besar pula dividen yang dibayarkan oleh perusahaan kepada investor. Menurut Pramana dan
Pangestuti (2016) mengungkapkan pembagian dividen yang tinggi akan diikuti dengan kenaikan harga
saham dan return saham. Kenaikan dividen merupakan tanda dari manajemen kepada investor bahwa
di masa mendatang perusahaan akan memperoleh penghasilan yang baik. Hal tersebut dapat dijadikan
sinyal baik bagi investor untuk menanamkan modalnya sehingga akan berdampak baik pada return
saham.

2.9.5 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Return Saham


Dalam penelitian ini menggunakan ukuran perusahaan diukur menggunakan total aset,
dikarenakan total aset dianggap lebih stabil. Semakin besar total aset ada kemungkinan penghasilan
laba yang diperoleh perusahaan semakin meningkat. Meningkatnya penghasilan laba dikarenakan
perusahaan telah efisien dalam mengelola asetnya. Semakin besar perusahaan memperoleh laba maka
semakin besar dividen yang dibagikan. Kemudian, jika perusahaan mampu menghasilkan laba yang
tinggi maka harga saham akan meningkat. Semakin meningkatnya ukuran perusahaan (SIZE)
berbanding lurus dengan semakin tingginya return saham (Pramana dan Pangestuti, 2016).
Berdasarkan uraian landasan teori yang telah dijelaskan, secara sistematis kerangka pemikiran
pada penelitian ini yaitu:

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

3. METODOLOGI PENELITIAN
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor properti, real estate, dan konstruksi
bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2017. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan yaitu purposive sampling dan diperoleh 16 perusahaan dengan periode penelitian selama 5
tahun, sehingga diperoleh 80 data sampel. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis statistik
deskriptif dan analisis regresi data panel berdasarkan laporan tahunan dan laporan keuangan
perusahaan. Persamaan analisis regresi data panel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
5
Y = α + β1X1it + β2X2it + β3X3it + β4X4it + β5X5it + е
Keterangan:
Y = Return Saham
α = Konstanta
X1 = Profitabilitas yang diukur menggunakan Return on Asset (ROA)
X2 = Leverage yang diukur menggunakan Debt to Equity Ratio (DER)
X3 = Likuiditas yang diukur menggunakan Current Ratio (CR)
X4 = Kebijakan dividen yang diukur menggunakan Dividend Payout Ratio (DPR)
X5 = Ukuran perusahaan yang diukur dengan Logaritma Natural total aset
β1, β2, β3, β4, β5= Koefisien regresi masing-masing variabel independen
e = Error term
t = Waktu
i = Perusahaan

4. HASIL PENELITIAN
4.1 Statistik Deskriptif
Hasil uji statistik deskriptif yang menghasilkan nilai sebagai berikut:
Tabel 4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif

(Sumber: Output Eviews 9, 2019)


Berdasarkan statistik deskriptif menunjukkan bahwa variabel return saham memiliki nilai rata-rata
dibandingkan nilai standar, artinya bahwa data return saham bervariasi atau tidak berkelompok.
Variabel profitabilitas yang diukur menggunakan Return on Asset (ROA) memiliki nilai rata-rata lebih
tinggi dibandingkan nilai standar deviasi, artinya bahwa data profitabilitas tidak bervariasi atau
berkelompok. Variabel leverage yang diukur menggunakan Debt to Equity Ratio (DER) memiliki nilai
rata-rata lebih tinggi dibandingkan nilai standar deviasi, artinya bahwa data leverage tidak bervariasi
atau berkelompok. Variabel likuiditas yang diukur menggunakan Current Ratio (CR) memiliki nilai rata-
rata lebih tinggi dibandingkan nilai standar deviasi, artinya bahwa data likuiditas tidak bervariasi atau
berkelompok. Variabel kebijakan dividen yang diukur menggunakan Dividend Payout Ratio (DPR)
memiliki nilai rata-rata lebih tinggi dibandingkan nilai standar deviasi, artinya bahwa data kebijakan
dividen tidak bervariasi atau berkelompok. Variabel ukuran perusahaan nilai rata-rata lebih tinggi
dibandingkan nilai standar deviasi, artinya bahwa data ukuran perusahaan tidak bervariasi atau
berkelompok.

4.2 Uji Asumsi Klasik


Pada penelitian ini, dilakukan uji asumsi klasik agar memenuhi syarat kelayakan regresi. Uji asumsi
klasik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas.

6
4.2.1 Uji Multikolinearitas
Tabel 4.2 Uji Multikolinearitas

(Sumber: Output Eviews 9, 2019)


Berdasarkan uji multikolinearitas menunjukkan bahwa masing masing variabel independen yaitu
profitabilitas, leverage, likuiditas, kebijakan dividen, dan ukuran perusahaan memiliki nilai Centered VIF
< 10. Hasil dari uji multikolinearitas dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa data penelitian ini
tidak terjadi multikolinieritas atau tidak adanya hubungan antara variabel independen.

4.2.2 Uji Heteroskedastisitas


Tabel 4.3 Uji Heteroskedastisitas

(Sumber: Output Eviews 9, 2019)


Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas dengan cara uji white menunjukkan nilai Prob Obs*R-
squared sebesar 0,2345 > 0,05 yang berarti bahwa penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.3 Analisis Regresi Data Panel

Tabel 4.4. Hasil Analisis Regresi Data Panel

(Sumber: Output Eviews 9, 2019)


Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan persamaan regresi data panel yaitu:
Return Saham = 11,79671 – 0,036653 ROA + 0,326691 DER – 0,110373 CR – 1,812743 DPR –
0,382142 SIZE + e
Dimana e = error term
Persamaan regresi pada tabel 4.4 dapat dijelaskan bahwa:
1) Nilai konstanta sebesar 11,79671 yang berarti jika nilai variabel independen profitabilitas
(ROA), leverage (DER), likuiditas (CR), kebijakan dividen (DPR), dan ukuran perusahaan (SIZE)
sebesar nol maka nilai variabel dependen return saham sebesar 11,79671.
7
2) Nilai koefisien profitabilitas (ROA) sebesar -0,036653 yang berarti apabila terjadi peningkatan
profitabilitas (ROA) sebesar satu satuan dan variabel lainnya konstan, maka nilai variabel
dependen return saham akan mengalami penurunan sebesar -0,036653.
3) Nilai koefisien leverage (DER) sebesar 0,326691 yang berarti apabila terjadi peningkatan
leverage (DER) sebesar satu satuan dan variabel lainnya konstan, maka nilai variabel dependen
return saham akan mengalami peningkatan sebesar 0,326691.
4) Nilai koefisien likuiditas (CR) sebesar -0,110373 yang berarti apabila terjadi peningkatan
likuiditas (CR) sebesar satu satuan dan variabel lainnya konstan, maka nilai variabel dependen
return saham akan mengalami penurunan sebesar -0,110373.
5) Nilai koefisien kebijakan dividen (DPR) sebesar -1,812743 yang berarti apabila terjadi
peningkatan kebijakan dividen (DPR) sebesar satu satuan dan variabel lainnya konstan, maka
nilai variabel dependen return saham akan mengalami penurunan sebesar -1,812743.
6) Nilai koefisien ukuran perusahaan (SIZE) sebesar -0,382142 yang berarti apabila terjadi
peningkatan ukuran perusahaan (SIZE) sebesar satu satuan dan variabel lainnya konstan,
maka nilai variabel dependen return saham akan mengalami penurunan sebesar -0,382142.

4.4 Pengujian Hipotesis


4.4.1 Uji Simultan (Uji F)

Tabel 4.5 Hasil Pengujian Simultan (Uji F)

(Sumber: Output Eviews 9, 2019)


Berdasarkan tabel 4.5 hasil uji simultan (uji F) dapat dilihat bahwa nilai menunjukkan hasil prob
(F-statistic) sebesar 0,037639 yang berarti nilai tersebut lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa profitabiltas, leverage, likuiditas, kebijakan dividen, dan ukuran
perusahaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap return saham.

4.4.2 Koefisien Determinasi


Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan hasil uji koefisien determinasi (R2) bahwa nilai adjusted R-
squared model penelitian menunjukkan hasil sebesar 0,086953 atau 8,6953%. Dengan demikian, maka
variabel independen yang terdiri dari profitabilitas (ROA), leverage (DER), likuiditas (CR), kebijakan
dividen (DPR), dan ukuran perusahaan (SIZE) dapat menjelaskan variabel dependen return saham
sebesar 0,086953 atau 8,6953%., sedangkan sisanya yaitu 0,913047 atau 91,3047% dijelaskan oleh
variabel lain diluar penelitian.

4.4.3 Uji Parsial (Uji t)


Tabel 4.6 Hasil Pengujian Parsial (Uji t)

(Sumber: Output Eviews 9, 2019)


8
Berdasarkan tabel 4.6 hasil uji parsial (uji t) diperoleh hasil sebagai berikut:
1) Variabel rasio profitabilitas (ROA) memiliki nilai probabilitas (p-value) 0,9938 > 0,05.
Berdasarkan kriteria pengambilan keputusan, maka H02 diterima atau Ha2 ditolak, artinya
profitabilitas tidak berpengaruh terhadap return saham.
2) Variabel rasio leverage (DER) memiliki nilai probabilitas (p-value) 0,0490 < 0,05 dan nilai
koefisien 0,326691. Berdasarkan kriteria pengambilan keputusan, maka H a3 diterima atau H03
ditolak, artinya leverage berpengaruh signifikan dengan arah positif terhadap return saham.
3) Variabel rasio likuiditas (CR) memiliki nilai probabilitas (p-value) 0,4473 > 0,05. Berdasarkan
kriteria pengambilan keputusan, maka H04 diterima atau Ha4 ditolak, artinya rasio likuiditas tidak
berpengaruh terhadap return saham.
4) Variabel kebijakan dividen (DPR) memiliki nilai probabilitas (p-value) 0,0620 > 0,05.
Berdasarkan kriteria pengambilan keputusan, maka H05 diterima atau Ha5 ditolak, artinya
kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap return saham.
5) Variabel ukuran perusahaan (SIZE) memiliki nilai probabilitas (p-value) 0,0234 < 0,05 dan nilai
koefisien -0,382142. Berdasarkan kriteria pengambilan keputusan, maka H a6 diterima atau H06
ditolak, artinya ukuran perusahaan berpengaruh signifikan dengan arah negatif terhadap return
saham.

5. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN


5.1 Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Likuiditas, Kebijakan Dividen, dan Ukuran
Perusahaan terhadap Return Saham
Berdasarkan tabel 4.5 terlihat bahwa nilai menunjukkan hasil prob (F-statistic) sebesar 0,037639
yang berarti nilai tersebut lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
profitabiltas, leverage, likuiditas, kebijakan dividen, dan ukuran perusahaan secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan sektor properti, real estate, dan
konstruksi bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2017.

5.2 Pengaruh Profitabilitas terhadap Return Saham


Variabel profitabilitas (ROA) memiliki nilai probabilitas (p-value) sebesar 0,9938 yang berarti lebih
besar daripada tingkat signifikansi 0,05 sehingga profitabilitas (ROA) secara parsial tidak berpengaruh
terhadap return saham. Dalam penelitian ini profitabilitas diproksikan menggunakan ROA. ROA
menunjukkan efektifitas perusahaan mengelola asetnya untuk menciptakan laba bersih. Dalam
penelitian ini hasil ROA tidak berpengaruh terhadap return saham, artinya efektivitas pengelolaan aktiva
yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan laba bersih tidak menjadi bahan pertimbangan bagi
investor dalam membuat keputusan investasi. Investor tidak hanya mempertimbangkan ROA sebagai
ukuran untuk menilai kinerja perusahaan dalam memperkirakan return saham (Alviansyah et al., 2018).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurnia dan Isynuwardhana (2015),
Nidianti (2013), serta Mende dan Rate (2017) yang mengungkapkan bahwa profitabilitas tidak memiliki
pengaruh terhadap return saham.

5.3 Pengaruh Leverage terhadap Return Saham


Variabel leverage (DER) memiliki nilai probabilitas (p-value) sebesar 0,0490 yang berarti lebih kecil
daripada tingkat signifikansi 0,05 dan memiliki arah positif dengan mempunyai nilai koefisien sebesar
0,326691 sehingga leverage (DER) secara parsial berpengaruh signifikan dengan arah positif terhadap
return saham. Menurut Gul dan Srinindhi (2010) dalam Raningsih dan Putra (2015) mengungkapkan
bahwa hal tersebut menggambarkan kemampuan perusahaan yang memanfaatkan utangnya dengan
optimal sehingga menghasilkan keuntungan. Perusahaan yang dapat memanfaatkan serta mengelola
utangnya dengan baik dan optimal akan menghasilkan keuntungan serta return saham yang lebih tinggi
daripada hanya dengan penggunaan modal sendiri yang dimiliki oleh perusahaan (Raningsih dan Putra,
2015).
Menurut Kurnia dan Isynuwardhana (2015) mengungkapkan bahwa beberapa investor memiliki
pertimbangan yang berbeda dalam melihat Debt to Equity Ratio (DER), sebagian investor melihat
bahwa DER merupakan besarnya tanggung jawab perusahaan kepada pihak ketiga yaitu kreditor yang
memberikan pinjaman untuk perusahaan. Artinya semakin tinggi nilai DER akan memperbesar
tanggungan perusahaan. Tetapi, beberapa investor memiliki pertimbangan bahwa perusahaan yang
sedang berkembang pasti akan membutuhkan utang sebagai dana tambahan agar memenuhi
9
pendanaan perusahaan dan memperluas ekspansi usahanya. Perusahaan yang berkembang
membutuhkan banyak dana operasional yang tidak cukup hanya ditanggung dari modal sendiri yang
dimiliki perusahaan. Tingginya utang belum tentu menggambarkan perusahaan dalam keadaan yang
kurang baik, tetapi perlu ditinjau dari bagaimana perusahaan tersebut dapat mengelola serta
memanfaatkan utangnya dengan optimal. Keadaan ini menyebabkan kemungkinan berkembangnya
perusahaan dimasa depan yang nantinya akan diikuti dengan peningkatan return saham. Hasil
penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Raningsih dan Putra (2015) serta
Kurnia dan Isynuwardhana (2015) yang mengungkapkan bahwa leverage berpengaruh signifikan
dengan arah positif terhadap return saham.

5.4 Pengaruh Likuiditas terhadap Return Saham


Variabel likuiditas (CR) memiliki nilai probabilitas (p-value) sebesar 0,4473 yang berarti lebih besar
daripada tingkat signifikansi 0,05 sehingga likuiditas (CR) secara parsial tidak berpengaruh terhadap
return saham. Current Ratio (CR) yang tidak berpengaruh menunjukkan bahwa return saham tidak
dipengaruhi oleh pertumbuhan kewajiban lancar perusahaan yang lebih tinggi dari aset lancarnya.
Menurut Gitman (2012:71) dalam Podungge dan Trenggana (2017) mengungkapkan bahwa aset lancar
tidak akan memberikan return yang tinggi untuk perusahaan sehingga investor tidak berharap
perusahaan investasi yang berlebih pada aset lancarnya. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Podungge dan Trenggana (2017), serta Mende dan Rate (2017) yang
mengungkapkan bahwa likuiditas tidak berpengaruh terhadap return saham.

5.5 Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Return Saham


Variabel kebijakan dividen (DPR) memiliki nilai probabilitas (p-value) sebesar 0,0620 yang berarti
lebih besar daripada tingkat signifikansi 0,05 sehingga kebijakan dividen (DPR) secara parsial tidak
berpengaruh terhadap return saham. Menurut Modigliani dan Miller dalam teori Dividend Irrelevant
berpendapat bahwa kebijakan dividen tidak mempengaruhi harga saham disebabkan investor hanya
melihat laba yang dihasilkan oleh perusahaan (Nidar, 2016:225). Dikarenakan kebijakan dividen tidak
akan mempengaruhi harga saham maka tidak pula mempengaruhi return saham perusahaan. Hasil
penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Herdyan et al (2017) yang
mengungkapkan bahwa kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap return saham.

5.6 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Return Saham


Variabel ukuran perusahaan (SIZE) memiliki nilai probabilitas (p-value) sebesar 0,0234 yang
berarti lebih kecil daripada tingkat signifikansi 0,05 dan memiliki arah negatif dengan mempunyai nilai
koefisien sebesar -0,382142 sehingga ukuran perusahaan (SIZE) secara parsial berpengaruh signifikan
dengan arah negatif terhadap return saham, artinya semakin tinggi nilai ukuran perusahaan (SIZE)
maka return saham perusahaaan sektor properti, real estate, dan konstruksi bangunan akan semakin
rendah. Perusahaan dengan ukuran perusahaan yang besar memiliki total aset yang besar belum tentu
menghasilkan laba yang tinggi, karena ketika total aset tersebut tidak dikelola dengan efisien maka
akan berdampak pada penghasilan laba yang tidak optimal. Menurut Wijanti dan Sedana (2013),
mengungkapkan bahwa semakin besar ukuran perusahaan dapat menurunkan efisiensi operasi
perusahaan dalam berproduksi dan berdampak pada tidak optimalnya perusahaan dalam menghasilkan
laba. Investor akan merespon hal tersebut dengan tidak tertarik menanamkan sahamnya maka harga
saham akan menurun. Penurunan harga saham akan diikuti dengan menurunnya return saham. Hasil
penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Siregar (2015) serta Oktavia dan
Norita (2016) yang mengungkapkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan dengan arah
negatif terhadap return saham.

6. KESIMPULAN DAN SARAN


6.1 Kesimpulan
1) Berdasarkan pengujian analisis deskriptif, dapat disimpulkan bahwa:
a. Profitabilitas yang diproksikan dengan Return on Asset (ROA) pada perusahaan sektor
properti, real estate, dan konstruksi bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2013-2017 mempunyai nilai rata-rata sebesar 0,07605 lebih tinggi dibandingkan nilai standar
deviasi sebesar 0,04357. Hal ini mengindikasikan bahwa data profitabilitas tidak bervariasi
atau berkelompok.
10
b. Leverage yang diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER) pada perusahaan sektor
properti, real estate, dan konstruksi bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2013-2017 mempunyai nilai rata-rata sebesar 1,54364 lebih tinggi dibandingkan nilai standar
deviasi sebesar 1,21776. Hal ini mengindikasikan bahwa data leverage tidak bervariasi atau
berkelompok.
c. Likuiditas yang diproksikan dengan Current Ratio (CR) pada perusahaan sektor properti, real
estate, dan konstruksi bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2017
mempunyai nilai rata-rata sebesar 1,83430 lebih tinggi dibandingkan nilai standar deviasi
sebesar 1,20555. Hal ini mengindikasikan bahwa data likuiditas tidak bervariasi atau
berkelompok.
d. Kebijakan Dividen yang diproksikan dengan Dividen Payout Ratio (DPR) pada perusahaan
sektor properti, real estate, dan konstruksi bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2013-2017 mempunyai nilai rata-rata sebesar 0,22225 lebih tinggi dibandingkan nilai
standar deviasi sebesar 0,16858. Hal ini mengindikasikan bahwa data kebijakan dividen tidak
bervariasi atau berkelompok.
e. Ukuran perusahaan pada perusahaan sektor properti, real estate, dan konstruksi bangunan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2017 mempunyai nilai rata-rata sebesar
29,83296 lebih tinggi dibandingkan nilai standar deviasi sebesar 1,09302. Hal ini
mengindikasikan bahwa data ukuran perusahaan tidak bervariasi atau berkelompok.
f. Return saham pada perusahaan sektor properti, real estate, dan konstruksi bangunan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2017 mempunyai nilai rata-rata sebesar
0,29243 lebih rendah dibandingkan nilai standar deviasinya sebesar 1,40412. Hal ini
mengindikasikan bahwa data return saham bervariasi atau tidak berkelompok.
2) Secara simultan variabel profitabilitas, leverage, likuiditas, kebijakan dividen, dan ukuran
perusahaan berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan sektor properti, real
estate, dan konstruksi bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2017.
3) Secara parsial dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan sektor properti, real
estate, dan konstruksi bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2017.
b. Leverage berpengaruh signifikan dengan arah positif terhadap return saham pada perusahaan
sektor properti, real estate, dan konstruksi bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2013-2017.
c. Likuiditas tidak berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan sektor properti, real
estate, dan konstruksi bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2017.
d. Kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan sektor properti,
real estate, dan konstruksi bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-
2017.
e. Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan dengan arah negatif terhadap return saham pada
perusahaan sektor properti, real estate, dan konstruksi bangunan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2013-2017.

6.2 Saran
6.2.1 Aspek Teoritis
1) Bagi akademisi, disarankan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk penelitian
selanjutnya dan menambah wawasan mengenai pengaruh profitabilitas, leverage, likuiditas,
kebijakan dividen, dan ukuran perusahaan dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
return saham.
2) Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk mengganti populasi penelitian, tidak hanya
perusahaan sektor properti, real estate, dan konstruksi bangunan tetapi dapat menggunanakan
perusahaan sektor lain yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, seperti sektor industri barang
konsumsi, sektor pertambangan, sektor pertanian, sektor industri dasar dan kimia, sektor
keuangan, dan sektor perdagangan. Penulis juga memberi saran untuk mengganti proksi
pengukuran seperti variabel profitabilitas yang diukur menggunakan Return on Asset (ROA)
dapat diganti dengan proksi lain seperti Return on Equity (ROE). Variabel leverage yang diukur
dengan Debt to Equity Ratio (DER) dapat diganti dengan Debt to Asset Ratio (DAR). Variabel
likuiditas yang diukur dengan Current Ratio (CR) dapat diganti dengan Quick Ratio (QR).
11
Kemudian variabel kebijakan dividen yang diukur dengan Dividend Payout Ratio (DPR) dapat
diganti dengan proksi Dividend Yield. Disarankan juga untuk memperluas penelitian dari
profitabilitas, leverage, likuiditas, kebijakan dividen, dan ukuran perusahaan dengan mengganti
dengan variabel lain yang diprediksi dapat mempengaruhi return saham seperti rasio aktivitas.

6.2.2 Aspek Praktis


1) Bagi perusahaan disarankan supaya mengelola utangnya dengan baik dan tingkat Debt to Equity
Ratio (DER) tidak melampaui dari batas aman dari tingkat DER sebesar 0,5 sehingga tetap baik
dimata investor dan disarankan juga perusahaan untuk mengelola total aset dengan efisien
sehingga dapat memberikan keuntungan kepada investor.
2) Bagi investor maupun calon investor disarankan untuk mempertimbangkan leverage dan ukuran
perusahaan ketika melakukan investasi, dikarenakan leverage yang diproksikan menggunakan
Debt to Equity Ratio (DER) dalam penelitian ini berpengaruh positif terhadap return saham,
investor harus mempertimbangkan batas aman dari tingkat Debt to Equity Ratio (DER) yaitu
sebesar 0,5 dan ukuran perusahaan dalam penelitian ini berpengaruh negatif terhadap return
saham, investor disarankan untuk berinvestasi pada perusahaan yang dapat mengelola total
asetnya dengan efisien sehingga menghasilkan laba yang optimal, kemudian investor dapat
memperoleh keuntungan dari return saham.

DAFTAR PUSTAKA

Alviansyah, M. R., Suzan, L., & Kurnia. (2018). Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Ukuran
Perusahaan terhadap Return Saham (Studi Kasus pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2011-2015). e-Proceeding of Management: Vol.
5, No. 1, Maret, 778.
Andyani, K. W., & Mustanda, I. K. (2018). Pengaruh Variabel Mikro dan Makro Ekonomi terhadap Return
Saham. Jurnal Manajemen Unud, Vol. 7, No. 4, ISSN: 2302-8912.
Fahmi, I. (2015). Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Soal Jawab. Bandung: Alfabeta, cv.
Fahmi, I. (2015). Pengantar Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Bandung: Alfabeta, cv.
Halim, A. (2015). Analisis Investasi di Aset Keuangan. In A. Halim, Analisis Investasi di Aset Keuangan
(p. 13). Jakarta: Mitra Wacana Media.
Herdyan, D., Norita, & Triyanto, D. N. (2017). Pengaruh Investment Opportunity Set, Kebijakan Dividen,
dan Keputusan Pendanaan terhadap Return Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Sub Sektor
Properti dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015). e-
Proceeding of Management: Vol. 4, No. 2 Agustus, 1657.
Herlianto, D. (2013). Manajemen Investasi Plus Jurus Mendeteksi Investasi Bodong. Yogyakarta:
Gosyen Publisher.
Hery. (2016). Analisis Laporan Keuangan, Integrated and Comprehensive Edition. Jakarta: PT Grasindo.
Kasmir. (2014). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Kurnia, A., & Isynuwardhana, D. (2015). Pengaruh Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER)
dan SIZE Perusahaan terhadap Return Saham (Studi Kasus pada Perusahaan Sektor Properti
dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek indonesia Periode 2011-2014). e-Proceeding of
Management: Vol. 2, No. 3 Desember, 3337.
Mende, S., & Rate, P. V. (2017). Pengaruh Likuiditas, Solvabilitas dan Rentabilitas terhadap Return
Saham Perusahaan Sektor Properti dan Real Estate yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia
Periode 2012-2015. Jurnal EMBA, Vol. 5, No. 2, 2193-2202.
Mulyawan, S. (2015). Manajemen Keuangan. Bandung: Pustaka Setia.
Nidar, S. R. (2016). Manajemen Keuangan Perusahaan Modern. Bandung: Pustaka.
Nidianti, P. I. (2013). Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Terhadap Return Saham
Food and Beverages di Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 5.1,
ISSN: 2302-8556, 130-146.
Nurminda, A., Isynuwardhana, D., & Nurbaiti, A. (2017). Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Ukuran
Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Barang
dan Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015). e-Proceeding of
Management : Vol. 4. No. 1, 542.
12
Oktavia, I. N., & Norita. (2016). Pengaruh Manajemen Laba, Rasio Likuiditas, Rasio Leverage, Rasio
Aktivitas, Rasio Profitabilitas dan Firm Size terhadap Return Saham (Studi pada Perusahaan
Telekomunikasi yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014). e-Proceeding of
Management: Vol.3, No.3, ISSN: 2355-9357, 3113.
Parwati, R. A., & Sudiartha, G. M. (2016). Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Likuiditas dan Penilaian
Pasar terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur. E-Jurnal Manajemen UNUD, Vol.
5, No. 1, ISSN: 2302-8912, 385-413.
Podungge, M. A., & Trenggana, A. F. (2017). Pengaruh Rasio Likuiditas dan Solvabilitas terhadap Return
Saham (Studi pada Perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-
2015). In Search- Informatic, Science, Enterpreneur, Applied Art, Research, Humanism, ISSN
2085-7993.
Pramana, M. S., & Pangestuti, I. R. (2016). Pengaruh Rasio Profitabilitas, Leverage, Size, dan Sales
Growth terhadap Return Saham yang Dimediasi oleh Dividen. Diponegoro Journal of
Management, Vol. 5, No. 3, ISSN (Online): 2337-3792, 1-15.
Raningsih, N. K., & Putra, I. M. (2015). Pengaruh Rasio-rasio Keuangan dan Ukuran Perusahaan pada
Return Saham. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol. 13, No, 2, ISSN: 2302-8556, 582-
598.
Siregar, M. I. (2015). Pengaruh Corporate Governance Perception Index (CGPI), Leverage, dan Ukuran
Perusahaan terhdap Return Saham (Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia 2009-2013). e-Proceeding of Management: Vol.2, No. 3, ISSN: 2355-9357, 3092.
Sorongan, F. A. (2016). Factors Affecting The Return Stock Company In Indonesia Stock Exchange
(IDX) LQ45 In Year 2012-2015. Journal The Winners Vol. 17 No. 1 March.
Wijanti , N. N., & Sedana, I. P. (2013). Pengaruh Likuiditas, Efektivitas Aktiva dan ukuran Perusahaan
terhadap Kebijakan Dividen dan Harga Saham. E-Jurnal Manajemen, Volume 2, Nomor 2, ISSN
2302-8912.

13
14

Anda mungkin juga menyukai