Anda di halaman 1dari 14

http://journal.lldikti9.

id/Ekonomika
Vol 6, No, 1, Februari 2022, pp 11-24
p-ISSN:2088-9003 dan e-ISSN: 2685-6891

Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Aktivitas, dan


Leverage Terhadap Return Saham Perusahaan

*Email: nurulfuada@unismuh.ac.id

Received; 15-12-2021, Revised; 20-12-2021, Accepted; 24-01-2022

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana pengaruh profitabilitas,
likuiditas, aktivitas, dan leverage terhadap return saham pada perusahaan manufaktur sektor food and
beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data yang digunakan adalah data sekunder. Penelitian
ini dilakukan untuk periode 2018-2020 dengan populasi sebanyak 11 perusahaan makanan dan minuman
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dan yang dijadikan sampel sebanyak 33. Data yang
dikumpulkan diolah dengan menggunakan analisis regresi berganda dengan bantuan SPSS versi 16.00.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap return saham.
likuiditas tidak berpengaruh terhadap return saham. aktivitas berpengaruh terhadap return saham dan
leverage tidak berpengaruh terhadap return saham.

Keywords: Profitabilitas, Likuiditas, Aktivitas, Leverage, Return Saham.

I. Pendahuluan

Pasar modal merupakan alternatif tempat investasi yang sangat penting bagi investor
(Ahmad et al., 2018). Investor akan menanamkan dananya untuk memperoleh return berupa
dividen maupun capital gain serta mendapatkan hak kepemilikan atas perusahaan (Arsyad el.,
2021). Selain mempertimbangkan return saham yang akan diterima, para investor dalam
melakukan investasi juga mempertimbangkan nilai perusahaan (Hasanuddin et al, 2021). Bagi
perusahaan yang go public, nilai perusahaan tercermin pada harga sahamnya. Semakin tinggi
harga saham, semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut (Aisyah, 2011). Return saham
merupakan kelebihan harga jual saham di atas harga belinya. Semakin tinggi harga jual saham
di atas harga belinya, maka semakin tinggi pula return yang diperoleh investor. Apabila seorang
investor menginginkan return yang tinggi maka ia harus bersedia menanggung risiko lebih
tinggi, demikian pula sebaliknya bila menginginkan return rendah maka risiko yang akan
ditanggung juga rendah (Arista & Astohar, 2012). Tujuan utama yang diinginkan oleh investor
adalah saat mereka menginvestasikan dananya dalam pasar modal, mereka ingin
mendapatkan return dari hasil investasinya. Menurut Sundjaja, (2003) dalam Alexander dan
Destriana (2013), return merupakan total laba atau rugi yang diperoleh investor dalam periode
tertentu yang dihitung dari selisih pendapatan atas investasi pada periode tertentu dengan
pendapatan investasi awal. Pendapat lain mendefinisikan return adalah jumlah keuntungan
dan kerugian investasi sekama jangka waktu tertentu yang umumnya di ukur sebagai
perubahan nilai ditambah dengan uang yang didistribusikan selama periode tertentu dan
dinyatakan dalam persentase dari nilai investasi awal (Gitman, 2012; Alexander & Destriana,
2013).

11
Kondisi perekonomian Indonesia yang masih belum stabil mempengaruhi kondisi
perusahaan-perusahaan yang berada di Indonesia, termasuk perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 2008 Indonesia mengalami dampak krisis
keuangan global, mengalami tingginya laju inflasi dan terjadinya kenaikan harga minyak dunia
yang diikuti dengan kenaikan harga BBM bersubsidi, sehingga pada tahun 2008 dan tahun-
tahun berikutnya banyak perusahaan yang mengalami kerugian termasuk perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI. Hal tersebut mengakibatkan penurunan pada return saham
yang diperoleh pemegang saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Tingginya
suku bunga deposito juga akan menarik investor untuk menginvestasikan dana mereka di
lembaga keuangan, karena sesuai dengan tujuan dari investasi maka para investor akan
menginvestasikan dananya di perusahaan yang akan memberikan return yang tinggi.
Kesalahan dalam berinvestasi akan mengakibatkan kerugian atau investor tidak mendapatkan
keuntungan (return) sesuai dengan yang diharapkan, sehingga investor harus selektif dalam
menginvestasikan dananya di perusahaan. Sebelum berinvestasi, investor harus menganalisis
kinerja perusahaan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan analisis terhadap laporan keuangan
perusahaan emiten sehingga investor dapat mempertimbangkan faktor-faktor yang
mempengaruhi return saham yang mereka harapkan.
Laporan keuangan merupakan sebuah informasi yang penting bagi investor dalam
mengambil keputusan investasi (Ahmad et al., 2018; Muslim et al., 2020; Fuada & Amin, 2021).
Manfaat laporan keuangan tersebut menjadi optimal bagi investor apabila investor dapat
menganalisis lebih lanjut melalui analisis rasio keuangan (Penman, 1991; Ulupui, 2007; Fuada,
2021). Untuk meramalkan return saham terdapat berbagai fakor digunakan investor sebagai
parameter, salah satunya menilai kinerja keuangan dalam menjatuhkan pilihannya terhadap
suatu saham (Malintan, 2012; Pande & Sudjarni, 2012). Untuk mengukur kinerja keuangan
perusahaan digunakan analisis rasio keuangan (Arsyad et al., 2021). Rasio keuangan
perusahaan pada penelitian ini dilihat dari aspek profitabilitas, likuiditas, aktivitas dan leverage.
Profitabilitas adalah suatu kemahiran untuk memperoleh hasil dalam dunia usaha
dengan perhitungan yang seksama. Profitabilitas dimaksudkan untuk mengukur efesiensi
penggunaan aktiva perusahaan. Profitabilitas digunakan untuk mengetahui kinerja perusahaan
berdasarkan kemampuan perusahaan dalam mendayagunakan jumlah aset yang dimiliki.
Profitabilitas akan dapat menyebabkan apresiasi dan depresiasi harga saham. Penelitian
terdahulu yang menguji pengaruh profitabilitas terhadap return saham telah banyak dilakukan
dan memperoleh hasil yang berbeda-beda. Penelitian Ulupui, (2007) menunjukkan bahwa
profitabilitas yang diwakili ROA berpengaruh positif signifikan terhadap return saham. Hasil
yang berbeda ditemukan oleh (Susilowati & Turyanto, 2011; Arista & Astohar, 2012)
menunjukkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap return saham.
Likuiditas dalam hubungan ini diartikan suatu kemampuan bank atau perusahaan
untuk membayar atau memenuhi kewajiban secara mendadak atau datang setiap saat. Rasio
likuiditas sering diasosiasikan dengan Current Ratio (CR) suatu cara untuk menguji tingkat
proteksi yang diperoleh pemberi pinjaman berpusat pada kredit jangka pendek yang diberikan
kepada perusahaan untuk mendanai kegiatan operasional perusahaan (Helfert, 1997) dalam
Kusumo (2011). Beberapa bukti empiris mengenai pengaruh likuiditas terhadap return saham
menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Menurut (Ulupui, 2007; Ratna, 2009) likuiditas memiliki
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap nilai return saham. Penelitian yang berbeda
dilakukan oleh (Farkhan & Ika, 2013; Subalno, 2009; Andre, 2005) yang menjelaskan bahwa
rasio likuiditas tidak berpengaruh terhadap return saham.
Aktivitas menggambarkan hubungan antara tingkat operasi perusahaan (sales)
dengan aset yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan operasi perusahaan tersebut.
Aktivitas juga dapat digunakan untuk memprediksi modal yang dibutuhkan perusahaan (baik
untuk kegiatan operasi maupun jangka panjang). Aktivitas sering diasosiasikan dengan Total
Assets Turn Over (TATO). Studi empiris mengenai hubungan aktivitas dengan return saham
digambarkan sebagai hubungan yang signifikan dengan return saham. Hasil penelitian ini
didukung oleh (Atika, 2013; Anggi, 2013). Penelitian yang berbeda dilakukan oleh (Farkhan &
Ika, 2013; Ulupui, 2007; Subalno, 2009) yang menyatakan bahwa aktivitas tidak memiliki
pengaruh terhadap return saham.
Leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar aktiva yang
dimiliki perusahaan berasal dari hutang atau modal, sehingga dengan rasio ini dapat diketahui
posisi perusahaan dan kewajibannya yang bersifat tetap kepada pihak lain serta keseimbangan
nilai aktiva tetap dengan modal yang ada. Leverage biasanya diasosiasikan dengan rasio Debt
to Equity Ratio (DER). Menurut (Helfert, 1998; Kusumo, 2011), DER adalah suatu upaya untuk

12
memperlihatkan proporsi relatif dari klaim pemberi pinjaman terhadap hak kepemilikan, dan
digunakan sebagai ukuran peranan hutang. Studi empiris mengenai hubungan leverage
dengan return saham digambarkan sebagai hubungan yang signifikan terhadap nilai return
saham (Susilowati & Turyanto, 2011). Hal berlawanan diungkapkan oleh (Ulupui, 2007;
Subalno, 2009; Andre, 2005) yang mengatakan bahwa variabel leverage tidak memiliki
pengaruh terhadap nilai return saham.

II. Tinjauan Pustaka

2.1. Laporan Keuangan

Laporan keuangan (financial statement) adalah dokumen bisnis yang digunakan


perusahaan untuk melaporkan hasil aktivitasnya kepada berbagai kelompok pemakai yang
dapat meliputi manajer, investor, kreditor, dan agen regulator (Walter; 2010). Laporan
keuangan merupakan laporan yang menyajikan ringkasan kegiatan-kegiatan yang dilakukan
oleh sebuah perusahaan atau lembaga (Denny, 2013). Biasanya laporan dibuat berdasarkan
sistem akuntansi atau sistem keuangan yang dirancang untuk mengukur hasil-hasil transaksi
bisnis suatu perusahaan/organisasi. Akuntansi meringkas hasil-hasil (transaksi) tersebut ke
dalam suatu bentuk yang bisa dipahami oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
Berikut ini tujuan-tujuan laporan keuangan yang semuanya bersifat umum, berkaitan
dengan pemakai eksternal yang bermacam-macam jenisnya, bukan pemakai internal yang
spesifik seperti manajemen. Adapun tujuannya adalah bermanfaat untuk pengambilan
keputusan; memperkirakan aliran kas bagi pemakai eksternal; memperkirakan aliran kas
perusahaan; Informasi mengenai sumber daya ekonomi dan klaim terhadap sumber daya
tersebut; Informasi mengenai pendapatan dan komponen-komponennya; Informasi Aliran Kas.
Informasi aliran kas disajikan melalui laporan analisis aliran kas

2.2. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas (profitability ratios), yaitu mengukur keberhasilan manajemen


sebagaimana ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan oleh penjualan dan investasi (Weston dan
Brigham, 1991). Profitabilitas menurut Sartono, (2001) adalah kemampuan perusahaan
memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.
Return On Total Asset menurut (Weston & Copeland, 1999; Musriadi, 2007) mencoba
mengukur efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan seluruh sumber dayanya. Julianti dan
Prastowo, (2005) mengemukakan bahwa Return On Total Asset adalah mengukur kemampuan
perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba. Rasio ini mengukur
tingkat kembalian investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan
seluruh dana (aktiva) yang dimilikinya. Rasio ini dapat diperbandingkan dengan tingkat bunga
bank yang berlaku.

2.3. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas (liquidity ratios), yaitu mengukur kemampuan perusahaan untuk


membayar hutang jangka pendek yang jatuh tempo (Weston & Brigham, 1991). Musriadi,
(2007) mengemukakan likuiditas suatu perusahaan merupakan kemampuan keuangan
perusahaan dalam membayar hutang-hutang jangka pendek (maksimal satu tahun) dengan
sejumlah aktiva lancar yang dimilki. Tidak terdapat batasan tentang berapa rasio yang terdapat
pada kelompok rasio-rasio likuiditas maupun aspek lainnya. Posisi likuiditas perusahaan
menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya seperti
melunasi hutangnya yang jatuh tempo dalam jangka pendek. Analisis likuiditas yang lengkap
membutuhkan penggunaan anggaran terhadap kewajiban lancarnya, analisis rasio
memberikan pengukuran likuiditas yang cepat dan mudah. Dua rasio likuiditas yang paling
umum digunakan yaitu current ratio dan quick ratio. Perhitungan rasio likuiditas dengan
membagi aktiva lancar dengan hutang lancar atau kewajiban lancar. Perbedaan antara current
ratio dan quick ratio adalah pada perhitungan quick ratio nilai persediaan tidak diperhitungkan
dengan pengertian bahwa untuk memperoleh tambahan kas selain diperoleh langsung dari
kas, perusahaan dapat menagih piutang tanpa harus melikuidasi persediaan. Current ratio
dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar (Dewi Astuti, 2004). Rasio ini

13
menunjukkan besarnya kewajiban lancar yang ditutup dengan aktiva yang diharapkan akan
dikonversi menjadi kas dalam jangka pendek. Current ratio ini memberikan indikator terbaik
atas besarnya klaim kreditor jangka pendek yang dapat ditutup oleh aktiva yang diharapkan.
Akan dikonversi menjadi kas dalam jangka pendek. Bila nilai current ratio kurang dari satu,
maka aktiva lancar perusahaan lebih rendah dari kewajiban lancarnya atau aktiva lancar tidak
cukup dipakai untuk memenuhi kewajiban lancarnya. Namun, bila current ratio sangat besar
hal ini mencerminkan investasi dalam modal kerja yang cukup tinggi, yang berakibat biaya
modal juga tinggi.

2.4. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas (activity ratios), yaitu mengukur efektivitas perusahaan dalam


mempergunakan sumber-sumber (resources) (Weston & Brigham, 1991). Salah satu tujuan
manajer keuangan adalah menentukan seberapa besar efisiensi investasi pada berbagai aktiva
(Sartono, 2001). Dengan kata lain rasio aktivitas menunjukkan bagaimana sumber daya telah
dimanfaatkan secara optimal, kemudian dengan cara membandingkan rasio aktivitas
menunjukkan bagaimana sumber daya telah dimanfaatkan secara optimal, kemudian dengan
cara membandingkan rasio aktivitas dengan standar industri, maka dapat diketahui tingkat
efisiensi perusahaan. Rasio ini untuk mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan
sumber-sumber dana sebagaimana digariskan oleh kebijaksanaan perusahaan. TATO
mengukur intentitas perusahaan dalam menggunakan aktivanya. Ukuran penggunaan aktiva
paling relevan adalah penjualan, karena penjualan penting bagi laba. TATO merupakan rasio
antara jumlah penjualan yang diperoleh selama periode tertentu. Rasio ini merupakan ukuran
sampai seberapa jauh aktiva telah dipergunakan dalam kegiatan perusahaan atau
menunjukkan berapa kali aktiva berputar dalam periode tertentu. Apabila dalam menganalisis
rasio ini selama beberapa periode menunjukkan suatu trend yang cenderung meningkat,
memberikan gambaran bahwa semakin efesien penggunaan aktiva sehingga hasil usaha akan
meningkat.

2.5. Rasio Leverage

Rasio Leverage (leverage ratios), yaitu mengukur besarnya perusahaan tersebut telah
dibiayai dengan hutang (Weston & Brigham; 1991). Ulupui, (2007) menyatakan bahwa semakin
tinggi proporsi debt relatif terhadap ekuitas meningkatkan risiko perusahaan. Sebagaimana
rasio lainnya faktor industri dan ekonomi sangat mempengaruhi, baik tingkat debt maupun sifat
debt (jatuh tempo dan tingkat bunga tetap dan variable). Debt untuk mendanai kegiatan
semacam itu harus bersifat jangka panjang agar sesuai dengan jangka waktu asset yang
diperoleh. Debt ratio ditunjukkan dengan perbandingan debt to equity ratio dan debt to total
asset ratio. Semakin besar Debt to Equity Ratio (DER), maka risiko gagal bayar yang dihadapi
oleh perusahaan akan semakin besar (Kasmir, 2012; Pande & Sudjarni, 2012). Selain itu,
semakin tinggi DER perusahaan juga harus membayar biaya bunga yang tinggi. Apabila hal
tersebut terjadi, maka akan dapat mengakibatkan penurunan pembayaran dividen. Investor
melihat tersebut sebagai informasi yang buruk, sehingga permintaan terhadap saham
perusahaan akan turut pula mengalami penurunan yang berakibat pada penurunan harga
saham. Kondisi tersebut menandakan saham perusahaan kurang diminati yang secara
otomatis akan menurunkan tingkat return saham perusahaan. Sehingga dalam hal ini terjadi
hubungan yang berlawanan arah dan signifikan DER terhadap return saham.

2.6. Return Saham

Return (kembalian) adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu
investasi yang dilakukan. Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi.
Investasi harus benar-benar menyadari bahwa disamping akan memperoleh keuntungan tidak
menutup kemungkinan mereka akan mengalami kerugian. Menurut Gitman (2012) dalam
Alexander dan Destriana (2013) return adalah jumlah keuntungan dan kerugian investasi
selama jangka waktu tertentu yang umumnya diukur sebagai perubahan nilai tambah dengan
uang yang didistribusikan selama periode tertentu dan dinyatakan dalam persentase dari nilai
investasi awal. Return merupakan hasil dari investasi yang dapat berupa return realisasi atau
return ekspektasi (Jogiyanto, 2003; Susilowati & Turyanto, (2011). Return realisasi merupakan
return yang telah terjadi dan telah dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi sangat

14
penting karena merupakan salah satu alat pengukuran perusahaan. Return realisasi ini juga
dapat digunakan dalam penentuan return ekspektasi dan risiko dimasa yang akan datang.
Return ekspektasi adalah return yang diharapkan akan diterima oleh investor di masa yang
akan datang. Jadi return saham merupakan tingkat pengembalian yang berupa keuntungan
atau kerugian yang diterima investor selama beberapa periode tertentu. Return saham dapat
dibagi menjadi 2, yaitu berupa dividen yang merupakan bagian laba perusahaan yang diterima
investor baik berupa uang tunai, saham, ataupun properti dan capital gain yang merupakan
selisih antara harga pembelian dengan harga jual (Susilowati & Turyanto; 2011).

Rasio-rasio keuangan yang buruk pada umumnya memiliki financing cost yang tinggi.
Sementara, rasio-rasio keuangan yang baik umumnya akan membangkitkan gairah para
investor untuk menanamkan modalnya. Bank-bank pada umumnya juga menggunakan rasio-
rasio keuangan untuk menilai apakah perusahaan tersebut layak diberi pinjaman, dan
seberapa besar jumlah dana yang pantas dipinjamkan. Informasi akuntansi dalam bentuk
laporan keuangan banyak memberikan manfaat bagi pengguna apabila laporan tersebut
dianalisis lebih lanjut sebelum dimanfaatkan sebagai alat bantu pembuat keputusan (Houghton
& Woodlift, 1987; Musriadi, 2007; Pelu et al., 2022). Laporan keuangan fundamental seperti
neraca, rugi laba, laporan arus kas, merupakan elemen-elemen penting yang dapat digunakan
untuk menilai kinerja perusahaan dalam satu periode tertentu (Nurwanah et al., 2021). Belum
dapat dikatakan bermanfaat informasi akuntansi dalam bentuk laporan keuangan, bila
informasi tersebut tidak dapat membantu pengguna dalam pembuatan keputusan bisnis, maka
informasi tersebut perlu diproses lebih lanjut. Salah satu bentuk pemrosesan informasi
akuntansi adalah dalam bentuk rasio. Didasarkan pada asumsi bahwa informasi akuntansi
dalam bentuk rasio keuangan harus dapat membantu pengguna dalam proses pembuatan
keputusan.

2.7. Hipotesis

Tingkat profitabilitas perusahaan pada penelitian ini diukur dengan Return On Asset
(ROA). Meningkatkan profitabilitas berarti di sisi lain juga meningkatkan nilai pendapatan bersih
yang berarti meningkatkan nilai penjualan. Perusahaan yang penjualannya meningkat akan
mendorong terjadinya peningkatan laba yang menunjukkan operasional perusahaan sehat dan
baik. Hal ini akan disukai oleh para investor. Investor yang rasional tentu saja akan memilih
investasi pada perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi, sehingga akan mendorong
peningkatan harga saham yang pada akhirnya akan mendorong peningkatan return saham
yang akan diterima investor (Andre, 2005). Hipotesis ini didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh (Sulbano, 2009; Ulupui, 2007) yang menunjukkan bahwa profitabilitas
berpengaruh terhadap return saham.

H1: Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap return saham

Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi


kewajiban jangka pendeknya. Untuk melakukan analisis terhadap tingkat likuiditas perusahaan
dalam penelitian ini digunakan Current Ratio (CR). CR didapatkan dengan membandingkan
nilai aktiva lancar dengan kewajiban lancar perusahaan. Semakin tinggi nilai CR berarti
semakin baik kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya. Semakin
baik kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajibannya berarti semakin kecil resiko
likuidasi yang dialami perusahaan dengan kata lain semakin kecil resiko yang harus ditanggung
oleh pemegang saham perusahaan. Sangat penting bagi para investor untuk mengetahui nilai
CR, walaupun nilai CR hanya bersifat sementara atau jangka pendek. Investor akan
menganggap perusahaan beroperasi dengan baik dan menutupi kewajiban jangka pendeknya
sehingga ketika CR meningkat maka nilai return saham juga akan mengalami peningkatan.
Hipotesis likuiditas berpengaruh terhadap return saham didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh (Ulupui, 2007; Ratna, 2009).

H2: Likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham

15
Aktivitas operasi perusahaan membutuhkan investasi, baik untuk aset yang bersifat
jangka pendek maupun jangka panjang. Rasio aktivitas menggambarkan hubungan antara
tingkat operasi perusahaan (sales) dengan aset yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan
operasi perusahaan tersebut. Untuk melakukan analisis terhadap tingkat aktivitas perusahaan
dalam penelitian ini digunakan Total Assets Turn Over (TATO). Peningkatan pada nilai TATO
akan menyebabkan meningkatnya penjualan netto (penjualan bersih) yang dicapai perusahaan
yang akan mendorong terjadinya peningkatan laba. Rasio TATO sangat berguna bagi para
kreditur dan pemilik perusahaan (pemegang saham) karena dapat mengetahui efesiensi
perusahaan untuk meningkatkan penjualan akan tetapi TATO sangat berguna bagi manajemen
perusahaan untuk mengetahui seberapa efektifkah perusahaan mengelola aktivanya sehingga
mampu meningkatkan nilai perusahaan yang akan diterima investor (Sartono, 2001) dalam
Kusumo (2011). Hipotesis bahwa aktivitas berpengaruh terhadap return saham didukung oleh
(Sari, 2013; Kusumo, 2011).

H3: Aktivitas berpengaruh signifikan terhadap return saham

Untuk melakukan analisis terhadap tingkat leverage perusahaan dalam penelitian ini
digunakan Debt to Equity Ratio (DER). Semakin tinggi rasio DER menunjukkan tingkat
pengembalian yang semakin kecil. Resiko yang ditanggung oleh investor akan semakin tinggi
karena tingkat hutang yang tinggi berarti beban bunga yang semakin tinggi yang akan
mengurangi resiko dan berakibat menurunkan return saham (Putri, 2012). Hipotesis ini
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Hakimatul (2009) dan Nathaniel (2008).

H4: Aktivitas berpengaruh signifikan terhadap return saham

III. Design Penelitian dan Metodologi

3.1. Data

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur sektor food and beverages yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2018-2020. Penelitian ini sepenuhnya menggunakan
data sekunder yang bersumber dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD), Indonesia
Stock Exchange (IDX) dan situs resmi Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id sehingga metode
pengumpulan datanya menggunakan dokumentasi. Penentuan sampel yang digunakan adalah
purpossive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Beberapa
hal yang dipertimbangkan dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah harus
memenuhi karakteristik sebagai berikut:
1. Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama
periode 2018-2020, jika perusahaan baru terdaftar pada tahun tersebut atau delisting
pada tahun tersebut maka perusahaan tidak dapat dijadikan sampel.
2. Mengeluarkan laporan keuangan tahunan selama periode 2018-2020.
3. Laba Perusahaan Positif selama tiga tahun berturut-turut selama periode tersebut
4. pelaporan keuangan didasarkan pada tanggal 31 Desember. Hal ini sangat penting
untuk memastikan bahwa sampel yang digunakan tidak meliputi perusahaan dengan
laporan tahunan yang berbeda-beda.
5. Perusahaan yang mempublikasikan pembagian dividen selama periode 2018-2020

Tabel 1. Statistik Deskriptif


No Kode Perusahaan Nama Perusahaan
1 ADES Akasha Wira Internasional, Tbk
2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk
3 DLTA Delta Djakarta, Tbk
4 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk
5 INDF Indofood Sukses Makmur, Tbk
6 MLBI Multi Bintang Indonesia, Tbk
7 MYOR Mayora Indah, Tbk
8 PSDN Prashida Aneka Niaga, Tbk
9 ROTI Nippon Indosari Corpindo, Tbk
10 SKLT Sekar Laut, Tbk
11 ULTJ Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk

16
3.2. Pengukuran
Penelitian ini menganalisis bagaimana pengaruh antara profitabilitas (ROA), likuiditas
(CR), aktifitas (TATO) dan leverage (DER) terhadap return saham pada perusahaan makanan
dan minuman yang terdaftar di BEI. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier
berganda dengan menggunakan program komputer (software) SPSS Data dalam penelitian ini
akan dianalisis melalui beberapa tahap penelitian seperti uji analisis deskriptif, uji normalitas,
uji heterokedastisitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi. Pengujian hipotesis akan dianalisis
melalui uji koefisien determinasi, uji simultan (uji-f), uji parsial (uji-t).

IV. Hasil Penelitian & Pembahasan

4.1. Pengujian Kualitas Data

Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan oleh peneliti, dapat dijelaskan
mengenai variabel-variabel yang terdapat dalam model yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 2. Statistik Deskriptif Data Penelitian


N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
X1 33 .01 115.61 3.7082 20.08992
X2 33 .02 6.01 2.0200 1.23368
X3 33 .42 2.96 1.2055 .49814
X4 33 .22 2.49 .9170 .50945
Y 33 1.30 1.31E8 9.5344E6 2.51587E7
Valid N (listwise) 33

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat
dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik
adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Pengujian normalitas data dalam
penelitian ini dilakukan dengan melihat Normal Probability Plot dan diagram Histogram.
Dengan melihat Normal Probability Plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari
distribusi nomal. Distribusi normal akan membentuk suatu garis diagonal dan ploting data
residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka
garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonal.

Gambar 1. Normal Probability Plo

Berdasarkan hasil uji normalitas data dalam penelitian ini dengan menggunakan uji
Normal Probability Plot dan diagram Histogram di atas, maka dapat disimpulkan bahwa data
dalam penelitian ini berdistribusi normal. Heteroskedastisitas adalah situasi penyebaran yang
tidak sama atau tidaksamanya varian sehingga uji signifikansi tidak valid. Uji
heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi yang digunakan terjadi
ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan lain. Jika terjadi heteroskedastisitas
maka penaksiran OLS ( Ordinary Least Square ) tetap bias dan konsiten tetapi penaksiran
tadi tidak lagi efisien baik dalam sampel kecil maupun besar.

17
Gambar 1. Hasil uji Normalitas
Sumber : Data Diolah SPSS V. 16.00 (2015)

Uji ini bertujuan apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diatara variabel
bebas. Jika terjadi multikolinearitas sempurna maka penaksir OLS (Ordinary Least Square)
menjadi tidak tertentu dan varians atau kesalahan standarnya juga menjadi tidak tertentu.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Jika variabel
bebas saling berkorelasi, maka variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel
bebas yang nilai korelasinya antar sesama variabel bebas lain sama dengan nol.

Tabel 3. Hasil Uji Multikolinearitas


Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
Constant
Profitabilitas (X1) .861 1.162
Likuiditas (X2) .748 1.338
Aktivitas (X3) .953 1.049
Leverage (X4) .722 1.385

Hasil output pada tabel 3 menunjukkan masing-masing variabel independen memiliki


nilai Varians Inflating Factors (VIF) profitabilitas = 1,162; likuiditas = 1,338; aktivitas = 1,049;
dan leverage = 1,385. Sedangkan nilai Tolerance variabel bebas profitabilitas = 0,861; likuiditas
= 0,748; aktivitas = 0,953; dan leverage = 0,722. Karena masing-masing variabel bebas
memiliki nilai VIF < 10 dan nilai Tolerance > 0,01 maka dapat disimpulkan bahwa model regresi
linier berganda dalam penelitian ini tidak terdapat multikoliniearitas antara variabel terikat
dengan variabel bebas.
Autokorelasi adalah suatu keadaan dimana variabel gangguan pada periode tertentu
berkorelasi dengan variabel gangguan pada periode lain, dengan kata lain adalah variabel
gangguan yang tidak random. Uji ini dilakukan untuk menguji apakah ada korelasi antara
anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu (seperti dalam deretan waktu
atau time series ) atau ruang (seperti dalam data cross section atau lintas sektoral).

Tabel 4. Hasil Uji Autokorelasi


Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 .742a .551 .486 1.80311E7 2.053

Berdasarkan pada tabel 4, nilai Durbin-Watson (DW) sebesar 2,053. Jika dibandingkan
dengan tabel Durbin-Watson dengan jumlah observasi (n) = 33 dan jumlah variabel independen
4 (k = 4) diperoleh nilai tabel dL (lower) = 1,258 dan dU (upper) = 1,651.
Analisis koefisien determinasi merupakan suatu analisis yang digunakan untuk
mengetahui kekuatan variabel lain diluar variabel bebas yang diteliti didalam menjelaskan
variabel terikat. Nilai R untuk mengukur seberapa besar hubungan antara variabel dependen
dan variabel independen.

18
Tabel 5. Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 .742a .551 .486 1.80311E7 2.053

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5, diperoleh nilai R sebesar 0,742 atau 74,20
%, nilai ini menunjukkan bahwa profitabilitas, likuiditas, aktivitas dan leverage mempunyai
hubungan dengan return saham. Sedangkan nilai R square (R²) atau nilai koefisien determinasi
pada intinya untuk mengukur sejauh mana kemampuan model menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai R² diantara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-
variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel dependen memberikan informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi semua variabel-variabel dependen. Nilai R² (R square) yang diperoleh
adalah 0,551 atau 55,10 %. Hal ini menunjukkan bahwa variasi variabel independen yang
digunakan dalam model terbatas menjelaskan return saham dipengaruhi oleh profitabilitas,
likuiditas, aktivitas dan leverage ini berarti bahwa 44,90 % return saham dipengaruhi oleh faktor
lain di luar model penelitian ini.
Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan
dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap varibel terikat. Adapun
cara pengujian baik dalam regresi sederhana maupun regresi berganda sama, yaitu dengan
menggunakan suatu tabel yang disebut dengan Tabel ANOVA (Analysis of Variance) melalui
bantuan program SPSS

Tabel 6. Uji F
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 1.115E16 4 2.788E15 8.575 .000a
Residual 9.103E15 28 3.251E14
Total 2.025E16 32

Dari tabel 6, nilai F hitung = 8.575. Dengan membandingkan F hitung dengan F tabel
dengan taraf kesalahan 5% dan degree of freedom (df1) 1 = 4 dan (df2) 2 = 28, maka diperoleh
F tabel sebesar 2,714. Nilai F hitung 8,575 > nilai F tabel 2,714 yang artinya dalam penelitian
ini secara bersama-sama (simultan) profitabilitas (X1), likuiditas (X2), aktivitas (X3) dan
leverage (X4) berpengaruh terhadap return saham (Y), dengan kata lain hipotesa diterima.
Pengujian hipotesis secara parsial dilakukan dengan uji t. Uji statistik t pada
dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas secara individual dalam
menerangkan variasi variabel terikat.

Tabl 7. Hasil Uji t


Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -3.440E7 1.421E7 -2.421 .022
X1 -92237.737 171027.540 -.074 -.539 .594 .861 1.162
X2 476470.218 2.988E6 .023 .159 .874 .748 1.338
X3 3.774E7 6.554E6 .747 5.758 .000 .953 1.049
X4 -2.381E6 7.363E6 -.048 -.323 .749 .722 1.385

Pada tabel 7, hasil analisis regresi variabel profitabilitas (X1) mempunyai nilai t hitung
sebesar -0,539. Nilai koefisien regresi pada tingkat signifikansi 0,594. Hasil ini diperkuat
dengan hasil perhitungan nilai t hitung dan t tabel. Nilai t tabel pada taraf signifikansi 5% dan
df (derajat kebebasan) n-k-1 = 28 adalah 1,701. Dengan demikian nilai t hitung = -0,539 < t
table = 1,701. Hasil ini mempunyai arti bahwa profitabilitas (X1) tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap return saham, maka hipotesis 1 ditolak.
Variabel likuiditas (X2) mempunyai nilai t hitung sebesar 0,023. Nilai koefisien regresi
pada tingkat signifikansi 0,874 Hasil ini diperkuat dengan hasil perhitungan nilai t hitung dan t

19
tabel. Nilai t tabel pada taraf signifikansi 5% dan df (derajat kebebasan) n-k-1 = 28 adalah
1,701. Dengan demikian nilai t hitung = 0,023 < t tabel 1,701. Hasil ini mempunyai arti bahwa
likuiditas (X2) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham, maka
hipotesis 2 ditolak.
Variabel aktivitas (X3) mempunyai nilai t hitung sebesar 5,758. Nilai koefisien regresi
pada tingkat signifikansi 0,000. Hasil ini diperkuat dengan hasil perhitungan nilai t hitung dan t
tabel. Nilai t tabel pada taraf signifikansi 5% dan df (derajat kebebasan) n-k-1 = 28 adalah
1,701. Dengan demikian nilai t hitung = 5,758 > t tabel 1,701. Hasil ini mempunyai arti bahwa
aktivitas (X3) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham, maka hipotesis 3
diterima.
Variabel leverage (X4) mempunyai nilai t hitung sebesar – 0,323. Nilai koefisien regresi
pada tingkat signifikansi 0,749. Hasil ini diperkuat dengan hasil perhitungan nilai t hitung dan t
tabel. Nilai t tabel pada taraf signifikansi 5% dan df (derajat kebebasan) n-k-1 = 28 adalah
1,701. Dengan demikian nilai t hitung = - 0,323 < t tabel 1,701. Hasil ini mempunyai arti bahwa
leverage (X4) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham, maka
hipotesis 4 diterima.

RETURN =- 0,00000034407 – 92237.737 profitabilitas + 476470.218 likuiditas +


0,00000037747 aktivitas – 0,0000023816 leverage + e

Koefisien variabel profitabilitas adalah sebesar – 92237.737 dengan arah negatif yang
berarti bahwa perusahaan dengan profitabilitas yang besar cenderung memiliki return saham
yang lebih rendah. Koefisien variabel likuiditas adalah sebesar 476470.218 dengan arah positif
yang berarti bahwa perusahaan dengan likuiditas yang besar cenderung memiliki return saham
yang lebih besar. Koefisien variabel aktivitas adalah sebesar 0,00000037747 dengan arah
positif yang berarti bahwa perusahaan dengan aktivitas yang besar cenderung memiliki return
saham yang lebih besar. Koefisien variabel leverage adalah sebesar – 0,0000023816 dengan
arah negatif yang berarti bahwa perusahaan dengan leverage yang besar cenderung memiliki
return saham yang lebih rendah.

4.2. Pembahasan

Pengaruh profitabilitas terhadap return saham


Hasil penelitian ini menunjukkan profitabilitas berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap return saham. Hal ini mengindikasi bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh earning
power dari aktiva perusahaan. Akan tetapi hasil yang negatif menunjukkan bahwa semakin
rendah earning power maka akan semakin rendah pula tingkat efisiensi perputaran aktiva dan
semakin rendah pula profit margin yang diperoleh oleh perusahaan yang akan berdampak pada
penurunan nilai perusahaan dan mengakibatkan return saham menurun (Arifin ; 2002). Hasil
penelitian ini, tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Farkhan dan Ika (2003),
Ulupui (2007) dan Ma’wa (2008) yang menemukan bahwa profitabilitas berpengaruh positif
terhadap return saham. Namun, hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Turyanto (2011) dan Kusumo (2011) yang menemukan bahwa profitabilitas tidak
berpengaruh terhadap return saham.

Pengaruh likuiditas terhadap return saham


Hasil penelitian ini menunjukkan likuiditas berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap return saham. Nilai likuiditas yang besar oleh perusahaan memiliki aset-aset lancar
yang cukup besar yang dapat digunakan untuk menutup hutang-hutang jangka pendeknya.
Jika likuiditas dimiliki perusahaan naik, berarti perusahaan mampu dalam melunasi kewajiban
jangka pendeknya, tetapi diikuti dengan peningkatan aktiva lancar. Namun demikian, likuiditas
yang tinggi juga seringkali mencerminkan bahwa perusahaan terlalu banyak menumpukkan
aset mereka pada kas, persediaan dan hutang lancar yang berarti bahwa perusahaan kurang
mampu memutar aset-aset mereka. Kondisi ini terkadang tidak disukai investor (Simamora,
2009). Hasil penelitian ini, tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ulupui
(2007) dan Pande dan Sudjarni (2012) yang menemukan bahwa likuiditas berpengaruh positif
terhadap return saham. Namun, hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

20
oleh Farkhan dan Ika (2013) dan Kusumo (2011) yang menemukan bahwa likuiditas tidak
berpengaruh terhadap return saham.

Pengaruh aktivitas terhadap return saham


Hasil penelitian ini menunjukkan aktivitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap
return saham. Sartono (2001) menyatakan bahwa aktivitas sangat berguna bagi kreditor dan
pemegang saham/shareholder karena dapat mengetahui efisiensi perusahaan untuk
meningkatkan penjualan, akan tetapi aktivitas juga berguna bagi manajemen perusahaan
untuk mengetahui seberapa efektifkah perusahaan mengelola aktivanya sehingga mampu
meningkatkan nilai perusahaan yang akan berakibat pada meningkatnya nilai return saham
yang akan diterima investor.
Hasil penelitian ini, sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kusumo (2011)
yang menemukan bahwa aktivitas berpengaruh positif terhadap return saham. Namun, hasil
penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Farkhan dan Ika (2013),
Ulupui (2007), Ma’wa (2009) yang menemukan bahwa aktivitas tidak berpengaruh terhadap
return saham.

Pengaruh leverage terhadap return saham


Hasil penelitian ini menunjukkan leverage berpengaruh negatif dan tidak berpengaruh
signifikan terhadap return saham. Signaling theory menunjukkan perusahaan dengan nilai
tinggi akan memberikan sinyal berupa penggunaan lebih banyak utang. Penggunaan utang
menunjukkan perusahaan tidak rentan dengan risiko kebangkrutan, sehingga penilaian pasar
terhadap perusahaan tersebut akan meningkat (Megginson, 1997 : 342). Namun disisi lain,
menurut Ang (1997) dalam Subalno (2009), tingkat utang yang semakin tinggi berarti beban
bunga perusahaan akan semakin besar dan mengurangi keuntungan. Karena pertentangan
inilah investor tidak memasukkan leverage dalam pertimbangan investasinya, sehingga
leverage tidak berpengaruh terhadap return saham. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Turyanto (2011) yang menemukan bahwa leverage
berpengaruh positif terhadap return saham. Namun, hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Farkhan dan Ika (2013), Ulupui (2007), dan Nathaniel (2008)
yang menemukan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap return saham.

V. Simpulan Dan Saran

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah profitabilitas berpengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap return saham. Likuiditas berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap return saham. Aktivitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap return
saham. Leverage berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return saham.
Perusahaan diharapkan tidak hanya mementingkan kepentingan manajemen dan
pemilik modal (investor dan kreditor) tetapi juga karyawan, konsumen serta masyarakat.
Tuntutan terhadap perusahaan untuk memberikan informasi yang transparan, organisasi yang
akuntabel serta tata kelola perusahaan yang semakin bagus semakin memaksa perusahaan
untuk memberikan informasi mengenai aktivitas sosialnya, salah satunya melalui laporan
berkelanjutan. Laporan berkelanjutan (Sustainability Report) kian menjadi trend an kebutuhan
bagi perusahaan progresif untuk menginformasikan perihal kinerja ekonomi, sosial, dan
lingkungannya sekaligus kepada seluruh pemangku kepentingan perusahaan (stakeholders).
Sustainability Reporting tidak saja memuat informasi kinerja keuangan tetapi juga informasi
non keuangan yang terdiri dari informasi aktivitas sosial dan lingkungan yang lebih
menekankan pada prinsip dan standar pengungkapan yang mampu mencerminkan tingkat
aktivitas perusahaan secara menyeluruh sehingga memungkinkan perusahaan bisa bertumbuh
secara berkesinambungan. Variabel yang nilainya paling rendah adalah leverage. Salah satu
cara untuk mempengaruhi tingkat return yang diperoleh oleh investor adalah financial risk.
Tingkat financial risk menyatakan variabilitas laba yang akan diterima pemegang saham. Dan
financial leverages adalah salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat financial risk. Semakin
banyak penggunaan financial leverages maka semakin banyak penggunaan biaya tetap
(jangka panjang) yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk menutupi biaya jangka panjang dan

21
beban bungannya. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai leverage maka akan
menyebabkan meningkatnya nilai hutang yang akan menyebabkan penurunan laba bersih
yang pada akhirnya akan mengurangi laba yang diterima oleh pemegang saham.
Bagi pihak manajemen, diharapkan untuk lebih meningkatkan pengelolaan kinerja
perusahaan lebih efektif dan efisien guna meningkatkan profitabilitas perusahaan dengan cara
mengurangi beban, meningkatkan laba dan meningkatkan penjualan. Sedangkan bagi pihak
investor, perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi akan memberikan tingkat
dividen yang tinggi pula. Disarankan bagi perusahaan yang memiliki likuiditas yang rendah
agar dapat meningkatkan likuiditas dengan cara meningkatkan jumlah aktiva lancar dan
mengurangi jumlah utang lancar perusahaan, misalnya dengan menjual aktiva tetap
diupayakan untuk meningkatkan aktiva lancar atau untuk mengurangi utang lancar. Untuk
penelitian selanjutnya sebaiknya periode penelitian dan sampel yang digunakan ditambah dan
diperluas ke beberapa sektor perusahaan sehingga menghasilkan informasi yang lebih akurat.

Daftar Pustaka
Aisyah. 2011. Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap ReturnSaham (Studi Kasus Pada
Industri Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI). Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas
Hasanuddin, Makassar.
Agus Sartono. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi Edisi 4. Yogyakarta: BPFE
Ahmad, H., Mappatompo, A., & Muslim, M. (2018). Capital Ownership Structure And Decision
On Fi-financial Market Reaction And Corporate Value. International Journal of Innovative
Science and Re-search Technology, 3(9), 395-406.
Andre. 2005. Pengaruh Kinerja Perusahaan dan Kondisi Ekonomi Terhadap Return Saham
dengan Metode Intervalling (Studi Kasus Pada Saham-Saham LQ 45). Tesis Universitas
Diponegoro, Semarang.
Anggi. 2013. Analisis Pengaruh Rasio Aktivitas, Rasio Profitabilitas, dan Rasio Pasar Terhadap
Return Saham Syariah dalam Kelompok Jakarta Islamic Index (JII) Tahun 2008-2010.
Skripsi Fakultas Syari’ah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga,
Yogyakarta.
Arifin, Ali. 2002. Membaca Saham, Jakarta : PT. Raja Gramedia.
Arista dan Astohar. 2012. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ReturnSaham (Kasus
Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Public Di BEI Periode Tahun 2005 – 2009).
Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan, Vol. 3, No. 1
Arsyad, M., Haeruddin, S. H., Muslim, M., & Pelu, M. F. A. (2021). The effect of activity ratios,
liquidity, and profitability on the dividend payout ratio. Indonesia Accounting Journal, 3(1),
36-44.
Atika Fatmawati. 2013. Analisis Pengaruh Rasio Aktivitas, Rasio Profitabilitas, dan Rasio Pasar
Terhadap Return Saham Perusahaan Grosir dan Ritel yang Terdaftar dalam Daftar Efek
Syariah. Skripsi Fakultas Syari’ah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga,
Yogyakarta.
Denny. 2013. Meningkatkan Kinerja Keuangan Perusahaan Daerah.
Dewi, Astuti. 2004. Manajemen Keuangan Perusahaan. Surabaya: Ghalia Indonesia Anggota
IKAPI.
Duwi Priyanto. Imam Ghozali. 2012. Mandiri belajar analisis data dengan SPSS. Yogyakarta :
Penerbit Mediakom.
Farkhan dan Ika. 2013. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Indonesia (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Sektor
Food And Beverage). Jurnal Fakultas Ekonomi, Universitas Stikubank, Semarang. Vol.
9, No. 1, September 2012 – Pebruari 2013.
Fuada, N. (2021). The Effect of Accounting Conservatism and Good Corporate Governance on
Equity Valuation. JURNAL ECONOMIC RESOURCE, 4(1), 69-80.
Fuada, N., & Amin, A. (2021). Aspects of the characteristics of financial reports from
governments through organizational commitment. Jurnal Economic Resource, 3(2), 16-
23.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS. Semarang :
Penerbit Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hakimatul Ma’wa. 2009. Pengaruh Leverage, Profitabilitas, Arus Kas Operasi dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Return Saham Perusahaan Yang Masuk Dalam Daftar Jakarta
Islamic Index (JII) Periode 2005-2007. Skripsi Fakultas Syari’ah, Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

22
Hasanuddin, R., Darman, D., Taufan, M. Y., Salim, A., Muslim, M., & Putra, A. H. P. K. (2021).
The Effect of Firm Size, Debt, Current Ratio, and Investment Opportunity Set on Earnings
Quality: An Empirical Study in Indonesia. The Journal of Asian Finance, Economics and
Business, 8(6), 179-188.
Henry Simamora. 2009. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis. Jilid II. Edisi II.
Jakarta : Penerbit PT. Bumi Aksara.
I Komang Arta Wibawa Pande dan Luh Komang Sudjarni. 2012. Pengaruh Kinerja Keuangan
Terhadap Return Saham Perusahaan Sektor Food AndBeverages di BEI. Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia.
J. Fred Weston dan Eugene F. Brigham. 1991. Manajemen Keuangan. Edisi ketujuh. Jilid I.
Penerbit Erlangga.
Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketiga. Yogyakarta : BPFE
Kusumo. 2011. Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Pada
Perusahaan Non Bank LQ 45. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Diponegoro, Semarang.
Megginson. 1997. Corporate Finance Theory. Addison Wesley Longman.
Muslim, M., Nurwanah, A., Sari, R., & Arsyad, M. (2020). Pengaruh Pengalaman Kerja,
Independensi, Integritas, Kompetensi Dan Etika Auditor Kualitas Audit. Wacana
Equiliberium (Jurnal Pemikiran Penelitian Ekonomi), 8(2), 100-112.
Musriadi. 2007. Pengaruh Profitabilitas Dan Likuiditas Terhadap Return Saham Di Bursa Efek
Jakarta. Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Muslim Indonesia, Makassar.
Nicky. 2008. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Return Saham (Studi Pada Saham-
saham Real Estate and Property di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2006). Tesis
Universitas Diponegoro, Semarang.
Nico Alexander dan Nicken Destriana. 2013. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return
Saham. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, vol. 15, No. 2, Desember, Hlm. 123 -132.
Nurwanah, A., Muslim, M., & Sari, E. N. (2021). Pengaruh Arus Kas Operasi dan Laba
Akuntansi Terhadap Tingkat Keuntungan Saham. YUME: Journal of Management, 4(2).
Pelu, M. F. A., Tenriwaru, T., Saira, G. M., & Muslim, M. (2022). Implementasi Akuntansi
Lingkungan terhadap Kinerja Lingkungan dengan Pengungkapan CSR sebagai Variabel
Intervening. SEIKO: Journal of Management & Business, 5(1), 49-58.
Putri. 2012. Analisis Pengaruh ROA, EPS, NPM, DER, dan PBV Terhadap Return Saham.
Skripsi Universitas Diponegoro, Semarang.
Ratna Prihantini. 2009. Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar, ROA, DER, dan CR Terhadap
Return Saham (Studi Kasus Saham Industri Real Estateand Property yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2003-2006). Tesis Universitas Diponegoro, Semarang.
Rifka Julianti dan Dwi Prastowo. 2005. Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi edisi
ke dua. Yogyakarta: UUP. AMP, YKPN.
Risca dan Nicodemus. 2013. Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham
BUMN Sektor Pertambangan Periode 2007-2010. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis,
Vol. 8 No. 2. Juli
Santoso, Singgih. 2012. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta : PT Alex Media
Komputindo.
Sari. 2012. Analisis Pengaruh DER, CR, ROE, dan TATO Terhadap Return Saham (Studi Pada
Saham Indeks LQ45 Periode 2009-2011 dan Investor Yang Terdaftar Pada Perusahaan
Sekuritas Di Wilayah Semarang Periode 2012). Skripsi Fakultas Ekonomika dan Bisnis,
Universitas Diponegoro, Semarang.
Savitri. 2012. Analisis Pengaruh ROA, NPM, EPS, dan PER terhadap Return Saham (Studi
Kasus pada Perusahaan Manufaktur Sektor Food andBeverages periode 2007-2010).
Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Diponegoro, Semarang.
Subalno. 2009. Analisis Pengaruh Faktor Fundamental dan Kondisi Ekonomi Terhadap Return
Saham (Study Kasus Pada Perusahaan Otomotif dan Komponen yang Listed di Bursa
Efek Indonesia Periode 2003-2007). Tesis Universitas Diponegoro, Semarang.
Sugiyono. 2009. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Susilowati dan Turyanto. 2011. Reaksi Signal Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas
Terhadap Return Saham Perusahaan. Dinamika Keuangan dan Perbankan, Vol.3, No.1,
Hal. 17 – 37.
Ulupui, I.G.K.A. 2007. Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, Dan
Profitabilitas Terhadap Return Saham (Studi Pada Perusahaan Makanan dan Minuman

23
dengan Kategori Industri Barang Konsumsi di BEJ). Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Vol. 2,
No. 1. Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana.
Walter T. Harrison Jr, Charles T. Horngren, C. William Thomas, dan Themin Suwardi. 2011.
Akuntansi Keuangan. Edisi kedelapan. Jilid I. Penerbit Erlangga.
Wijaya. 2008. Pengaruh Rasio Modal Saham Terhadap Return Saham Perusahaan
Telekomunikasi Go Public di Indonesia Periode 2007. Fakultas Ekonomi, Universitas
Kristen Krida Wacana, Jakarta.
Winda Sari. 2013. Analisis Pengaruh Faktor Fundamental dan Kondisi Ekonomi Terhadap
Return Saham (Studi Kasus pada Perusahaan Perbankan BUMN yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode 2005-2012). Jurnal Ilmiah Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Brawijaya, Malang.

24

Anda mungkin juga menyukai