Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam yang

dimilikinya. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan perusahaan atau

organisasi milik pemerintah yang bertugas mengatur dan mengelola sumber daya

alam tersebut untuk kepentingan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. BUMN

itu sendiri menurut Pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun

2003 mengenai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) “adalah badan usaha yang

seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan

secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan”. Perusahaan

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terdiri dari 115 perusahaan yang terbagi

dalam 13 bidang usaha, salah satunya BUMN di bidang konstruksi.

Persaingan dalam bidang konstruksi saat ini semakin ketat membuat

perusahaan dituntut mempunyai keunggulan bersaing, baik perusahaan swasta,

perusahaan asing juga perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Salah

satu yang termasuk perusahaan BUMN bidang konstruksi adalah PT. Adhi Karya

(Persero), Tbk.

PT. Adhi Karya (Persero), Tbk. merupakan salah satu BUMN bidang

kontruksi terkemuka di Indonesia yang senantiasa memberikan yang terbaik

dalam setiap pembangunan proyek sehingga dapat dipercaya menjadi bagian dari

pertumbuhan infrastruktur di Indonesia hingga saat ini, sehingga PT. Adhi Karya

1
2

(Persero), Tbk. dapat memberikan deviden kepada negara. Tidak dapat dipungkiri

bahwa pertumbuhan ekonomi saat ini juga berdampak baik bagi pertumbuhan

pembangunan. Tertariknya investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia

berimplikasi positif meningkatkan pembangunan infrastruktur di Indonesia.

Setiap perusahaan perlu melakukan pengendalian dan pemantauan

terhadap tingkat kinerja keuangan perusahaan yang dapat dilihat dari analisis

laporan keuangan perusahaan. Penilaian tingkat kinerja keuangan suatu

perusahaan dapat dilihat dari tingkat profitabilitasnya. Profitabilitas menurut

Fahmi (2018:80) adalah rasio yang “mengukur efektivitas manajemen secara

keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang

diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi”. Semakin baik

rasio profitabilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya

perolehan keuntungan perusahaan.

Rasio profitabilitas ini sangat penting bagi perusahaan, karena banyak para

investor atau penanam modal yang melihat dari tingkat profitabilitas perusahaan

sebelum melakukan investasi di perusahaan tersebut. Salah satu rasio yang

digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas suatu perusahaan adalah Return

On Equity (ROE). Kasmir (2017:204) menyatakan bahwa:

ROE atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba
bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi
penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik. Artinya
posisi pemilik peusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya.

Return On Equity (ROE) suatu perusahaan dihitung dengan cara

membandingkan laba bersih perusahaan dengan total ekuitas yang dimilikinya

kemudian dikalikan seratus.


3

Adapun nilai Return On Equity (ROE) pada PT. Adhi Karya (Persero),

Tbk. periode 2010-2018 adalah sebagai berikut.

Tabel 1.1
Data Return On Assets (ROE) PT. Adhi Karya (Persero), Tbk.
Periode 2010-2018

Tahun Nilai ROE Naik/Turun


2010 21,92% -
2011 18,45% -3.47%
2012 18,06% -0.39%
2013 26,38% 8.32%
2014 18,65% -7.73%
2015 9,01% -9.64%
2016 5,79% -3.22%
2017 8,81% 3.02%
2018 10,26% 1.45%
Sumber: data diolah

Sumber: data diolah

Gambar 1.1
Pergerakan nilai Return On Assets (ROE) PT. Adhi Karya (Persero), Tbk.
Periode 2010-2018
4

Berdasarkan tabel 1.1 dan gambar 1.1 diatas, dapat dilihat bahwa

pergerakan nilai Return On Assets (ROE) PT. Adhi Karya (Persero), Tbk.

mengalami peningkatan dan penurunan selama periode 2010-2018. Dari tahun

2010 ke tahun 2011, nilai ROE PT. Adhi Karya (Persero), Tbk. mengalami

penerununan sebesar 3,47%. Kemudian, dari tahun 2011 ke tahun 2012

mengalami penurunan sebesar 0,39%, pada tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami

peningkatan sebesar 8,32%, tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami penurunan

sebesar 7,73%, tahun 2014 ke tahun 2015 turun sebesar 9,64%, tahun 2015 ke

tahun 2017 turun sebesar 3,22%, tahun 2016 ke tahun 2017 naik kembali sebesar

3,02% dan nilai Return On Assets (ROE) PT. Adhi Karya (Persero), Tbk. tahun

2017 ke tahun 2018 pun mengalami peningkatan sebesar 1,45%.

Salah satu faktor yang mempengaruhi nilai ROE adalah Debt to Equity

Ratio (DER). Menurut Kasmir (2017:157) bahwa debt to equity ratio merupakan

“Rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari

dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan

seluruh ekuitas”. Berikut merupakan nilai DER PT. Adhi Karya (Persero), Tbk.

periode 2010-2018.

Tabel 1.2
Data Debt to Equity Ratio (DER) PT. Adhi Karya (Persero), Tbk.
Periode 2010-2018

Tahun DER Naik/Turun


2010 467.87% -
2011 517.24% 49.37%
2012 566.61% 49.37%
2013 527.78% -38.83%
2014 497.12% -30.66%
2015 224.69% -272.43%
5

Tahun DER Naik/Turun


2016 269.21% 44.52%
2017 382.68% 113.47%
2018 379.99% -2.69%
Sumber: data diolah

Sumber: data diolah

Gambar 1.2
Pergerakan nilai Debt to Equity Ratio (DER) PT. Adhi Karya (Persero), Tbk.
Periode 2010-2018

Berdasarkan tabel 1.2 dan gambar 1.2 diatas dapat dilihat bahwa nilai DER

pada PT. Adhi Karya (Persero), Tbk. periode 2010-2018 mengalami peningkatan

dan penurunan. Nilai DER paling besar berada pada tahun 2012 yakni sebesar

566,61% dan nilai DER paling kecil berada pada tahun 2015 yakni sebesar

224,69%.

Terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan

pengukuran kinerja perusahaan dengan menggunakan rasio profitabilitas Return


6

On Equity (ROE) dan rasio solvabilitas Debt to Equity Ratio (DER), yakni

penelitian dari (1) Dini Kurniawati et al. (2015) mengenai pengaruh financial

leverage terhadap profitabilitas (studi pada perusahaan industri kimia yang listing

di BEI periode 2009-2013) dengan hasil penelitian DER signifikan berpengaruh

terhadap ROE perusahaan industri kimia yang listing di BEI periode 2009-2013

serta berpengaruh negatif dan mempunyai arah yang berlawanan, (2) Dwi Putri

Esthirahayu et al. (2014) mengenai pengaruh rasio likuiditas, rasio leverage, dan

rasio aktivitas terhadap kinerja keuangan perusahaan (studi pada perusahaan food

& beverage yang listing di BEI pada tahun 2010-2012) dengan hasil penelitian

variabel debt to equity ratio memberikan pengaruh yang signifikan terhadap ROE,

(3) Rizki Adriani Pongrangga (2015) mengani pengaruh current ratio, total assets

turnover dan debt to equity ratio terhadap return equity (studi pada perusahaan

sub sektor property dan real estate yang terdaftar di BEI pada periode 2011-2014)

dengan hasil penelitian Debt to Equity Ratio (DER) dinyatakan secara parsial

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Return On Equity (ROE), (4) Nurul

Ismi et al. (2016) mengenai analisis pengaruh debt to equity ratio dan firm size

terhadap return on equity pada CV. Dwikora Usaha Mandiri dengan hasil

penelitian DER berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROE pada CV.

Dwikora Usaha Mandiri periode 2011-2014, dan penelitian dari (5) Aditya

Wardhana (2011) mengenai analisis pengaruh debt to equity ratio, profit margin

on sales, total asset turn over, institutional ownership dan insider ownership

terhadap return on equity (studi perbandingan pada perusahaan non keuangan


7

yang masuk LQ 45 di BEI periode tahun 2006-2008) dengan hasil penelitian ada

pengaruh positif antara variabel DER dengan variabel ROE .

Riyanto dalam jurnal Nurul Ismi et al. (2016) menyatakan bahwa:

“DER menunjukan pengukuran tingkat penggunaan utang (total utang)


terhadap modal yang dimiliki perusahaan. Apabila biaya yang ditimbulkan
oleh pinjaman (cost of date) lebih kecil dari biaya modal sendiri (cost of
equity), maka sumber dana yang berasal dari pinjaman atau utang akan lebih
efektif dalam menghasilkan laba (menigkatkan ROE) begitupun sebaliknya.

Kemudian, Dwi Putri Esthirahayu dalam jurnalnya menyatakan bahwa:

Kebijakan pendanaan yang tercermin dalam debt to equity artio (DER)


sangat mempengaruhipencapaian laba. Semakin nilai tinggi DER
menunjukkan semakin besar kepercayaan dari pihak luar, hal ini
memungkinkan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan, karena dengan
modal yang besar maka kesempatan untuk meraih tingkat keuntungan juga
besar.

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO

(DER) TERHADAP RETURN ON EQUITY (ROE) PADA PT. ADHI

KARYA (PERSERO), Tbk. PERIODE 2010-2018”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka dapat dirumuskan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran Debt to Equity Ratio (DER) pada PT. Adhi Karya

(Persero), Tbk. periode 2010-2018?

2. Bagaimana gambaran Return On Equity (ROE) pada PT. Adhi Karya

(Persero), Tbk. periode 2010-2018?


8

3. Bagaimana pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terdahap Return On

Equity (ROE) pada PT. Adhi Karya (Persero), Tbk. periode 2010-2018?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui gambaran Debt to Equity Ratio (DER) pada PT. Adhi

Karya (Persero), Tbk. periode 2010-2018?

2. Untuk mengetahui gambaran Return On Equity (ROE) pada PT. Adhi Karya

(Persero), Tbk. periode 2010-2018?

3. Untuk mengetahui pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terdahap Return

On Equity (ROE) pada PT. Adhi Karya (Persero), Tbk. periode 2010-2018?

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis

maupun secara praktis sebagai berikut:

1.4.1. Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam

memperkarya dan memperkuat bukti empiris manajemen keuangan tentang

pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terdahap Return On Equity (ROE).


9

1.4.2. Praktis

Penelitian ini diharapkan secara praktis mampu menjadi bahan

pertimbanngan bagi PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. dalam pengambilan keputusan

dan kebijakan yang berhubungan dengan upaya untuk meningkatkan Return On

Equity (ROE) perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai