PENDAHULUAN
yang cukup baik. Dapat dilihat dengan semakin banyaknya perusahaan yang
menjual sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Salah satunya yaitu perusahaan
pada industri tekstil dan garmen yang memiliki cakupan yang cukup luas dan
semakin ketat. Adanya persaingan yang ketat membuat para manajer harus dapat
pendanaan dengan baik agar dapat menarik para investor untuk melakukan
sedangkan pendanaan eksternal berupa dana yang berasal dari kreditur, pemegang
surat utang, dan pemilik perusahaan. Pendanaan yang efisien akan terjadi bila
Struktur modal sangat penting bagi setiap perusahaan karena baik buruknya
perusahaan. Suatu perusahaan yang mempunyai struktur modal yang tidak baik,
1
2
dimana mempunyai utang yang sangat besar akan memberikan beban yang berat
dengan informasi yang salah satunya berasal dari laporan keuangan perusahaan.
perbandingan antara modal asing atau hutang jangka panjang dengan modal
sendiri, yang dimana modal asing terdiri dari berbagai hutang jangka panjang
yang meliputi berbagai jenis obligasi, hutang hipotik, dan lain-lain. Modal sendiri
terdiri dari modal saham, laba ditahan dan cadangan. Tujuan perusahaan yaitu
pemakaian struktur modal perusahaan yang secara langsung bisa menambah nilai
modal yang optimal akan tercapai jika perusahaan menggunakan utang secara
maksimal maka semakin banyak utang jangka panjang yang digunakan dalam
pembelanjaan perusahaan, nilai perusahaan akan meningkat dan biaya modal akan
menurun.
Trade-off theory dan Pecking order theory. Trade-off theory dalam struktur modal
suatu perusahaan salah satunya yaitu dengan menggunakan DER atau Debt to
Equity Ratio. Debt to Equity Ratio atau DER merupakan kemampuan perusahaan
dalam membayar hutang dengan modal yang dimilikinya, rasio ini menunjukkan
komposisi dari total hutang terhadap ekuitas. Menurut Brigham (1983) (dalam
Nugrahani, 2012), investor cenderung lebih tertarik pada tingkat Debt to Equity
Ratio atau DER tertentu yang besarnya kurang dari satu atau 100 persen, karena
jika lebih besar dari satu menunjukkan risiko perusahaan cenderung lebih tinggi.
Berikut ini adalah rata-rata Debt to Equity Ratio atau DER dari perusahaan tekstil
dan garmen yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada periode 2012-2017,
sebagai berikut :
3
2
1
0
DER
-1
-2
-3
-4
2012 2013 2014 2015 2016 2017
DER -3.48586 -0.60922 -0.12113 0.31035 0.48747 1.84428
Gambar 1.1
Rata-rata DER (Struktur Modal) pada perusahaan Tekstil dan
Garmen di BEI pada tahun 2012-2017
4
pergerakan struktur modal atau nilai Debt to Equity Ratio (DER) pada tahun
2012-2017. Diagram garis DER diatas mengalami siklus naik dan turun disetiap
miliar. Nilai DER pada tahun 2014 mengalami penuruan sebesar minus 0,12 dan
laju pertumbuhan menyentuh angka minus 0,6 persen. Pada tahun 2015
mengalami peningkatan dengan nilai DER sebesar 0,31 dengan nilai ekspor
Pada 2016 mengalami peningkatan kembali sebesar 0,48 namun nilai ekspornya
mengalami kenaikan dengan nilai DER sebesar 1,84 peningkatan tersebut didapat
dari penjualan kain jadi dan garmen yang meningkat sebesar 2 miliar , oleh karena
yang baik yang dilakukan dari tahun ke tahun sehingga terus berlanjut dan
siklus kenaikan dan penurunan nilai Dept to Equity Ratio atau DER. Struktur
Semakin baik struktur modal yang dimiliki maka investor akan semakin banyak
modal sendiri telah banyak dilakukan, antara lain yaitu ukuran perusahaan,
maka diyakini bahwa perusahaan juga mampu memenuhi kewajiban serta tingkat
pengembalian bagi investor (Joni dan Lina, 2010). Ukuran perusahaan akan
yang memiliki ukuran kecil tidak memiliki banyak pilihan untuk meningkatkan
ukuran perusahaannya. Dalam hal ini, perusahaan kecil tidak mempunyai pilihan
pendanaan selain mengandalkan pinjaman bank atau utang. Sesuai dengan trade-
6
off theory bahwa perusahaan kecil dituntut meningkatkan hutang agar dapat
keuntungan.
yang dilakukan oleh Lasut, dkk (2018), Munandar (2017), Andika dan Fitria
(2016), Juliantika dan Dewi (2016), Adiyana dan Ardiana (2014), membuktikan
yang dilakukan oleh Naeem dkk (2017), Krisnanda dan Wiksuana (2015),
oleh perusahaan yang diharapkan akan memberikan manfaat dimasa yang akan
datang. Struktur asset menjadi salah satu variabel terpenting dalam keputusan
modalnya dari modal permanen yaitu modal sendiri, sedangkan hutang sebagai
pelengkap. Semakin tinggi aset tetap pada perusahaan maka semakin tinggi juga
laba yang didapat perusahaan. Sesuai dengan pecking order theory menjelaskan
sedikit. Hal tersebut bukan disebabkan karena mereka mempunyai target debt
ratio yang rendah tetapi karena mereka memerlukan external financing yang
sedikit dan perusahaan lebih menyukai dana internal karena dana internal
dan Handayani (2017), Sari dan Ardini (2017), membuktikan bahwa struktur asset
Mahardika dan Aji (2017), Masnoon dan Saeed (2014), Andika dan Fitria (2016),
Zuliani dan Asyik (2014), membuktikan bahwa struktur aset berpengaruh negatif
modal.
besar cenderung mempunyai laba ditahan lebih besar sehingga dapat memenuhi
kebutuhan dananya untuk ekspansi dari sumber internal perusahaan (Brigham dan
laba bersih agar perusahaan dapat membiayai seluruh utang melalui keuntungan
dilakukan oleh Andika dan Fitria (2016), Adiyana dan Ardiana (2014),
Penelitian yang dilakukan oleh Mahardika dan Aji (2017), Naeem dkk (2017),
Cahyani dan Handayani (2017), Nanda dan Retnani (2017), Sari dan Ardini
(2017), Juliantika dan Dewi (2016), Masnoon dan Saeed (2014), Zuliani dan
struktur modal, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Lasut dkk (2018),
kewajiban finansialnya dalam jangka pendek dengan dana lancar yang tersedia
dalam membiayai dan memenuhi kewajiban atau hutang pada saat ditagih atau
pada saat jatuh tempo (Kasmir, 2011:145). Menurut Pecking Order Theory,
pembiayaan dari hutang. Hal ini dikarenakan perusahaan dengan tingkat likuiditas
tinggi memiliki dana internal yang besar sehingga perusahaan tersebut akan
eksternal (hutang).
Penelitian yang dilakukan oleh Lasut dkk (2018), Cahyani dan Handayani (2017),
ukuran perusahaan, struktur aset, profitabilitas, dan likuiditas yang terjadi pada
perusahaan, struktur aset, profitabilitas, dan likuiditas pada struktur modal yang
berfokus pada perusahaan tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
Indonesia.
Indonesia.
berikut :
1. Bagi Investor
Hasil penelitian ini memberikan informasi menegenai faktor internal apa saja
perusahaan.
2. Bagi Perusahaan
baik yang bersumber dari utang maupun modal sendiri untuk membiayai
3. Bagi Akademis
modal.
4. Bagi Penulis
BAB I : PENDAHULUAN
DATA
data yang terdapat tiga sub bab, antara lain: gambaran subyek
BAB V : PENUTUP
Pada bab V ini berisi penutup yang terdapat tiga sub bab, antara