Anda di halaman 1dari 10

SEKTOR PROPERTY DAN REAL ESTATE

Kode Saham Nama Emiten (Perusahaan)


ABSEN TAHUN
BIPP PT BHUWANATALA INDAH PERMAI Tbk
43 2023 MUZAKI RIZKI FAAZA

A. Jurnal dengan struktur modal sebagai variable dependen

http://jurnalmahasiswa.stiesia.ac.id/index.php/jirm/article/view/3463/3479

1.Analisis struktur modal yang dikembangkan dalam penelitian:


Menurut Riyanto, (2011:89) struktur modal adalah pembelanjaan permanen
dimana mencerminkan perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri.
Untuk memperoleh modal perusahaan harus membayar biaya-biaya bias (sama) bersifat
eksplisit maupun implisit. Bagi dana yang berbentuk modal sendiri , biayanya tidak
tampak yang biasanya berbentuk keuntungan yang di syaratkan. Kesalahan dalam
menentukan struktur modal akan mempunyai dampak yang luas terutama dengan
besarnya struktur aktiva, maka beban tetap yang harus di struktur aktiva oleh perusahaan
semakin besar yang akan menambah risiko tidak dapat membayar beban bunga atau angsuran
struktur aktiva perusahaan

Menurut Brigham dan Houston (2011: 157), faktor-faktor yang mempengaruhi


struktur modal adalah stabilitas penjualan, struktur aktiva, leverage operasi, tingkat
pertumbuhan profitabilitas, pajak, pengendalian, sikap manajemen, sikap pemberi pinjaman,
dan lembaga penilaian peringkat, kondisi pasar, kondisi internal perusahaan, dan
fleksibilitas keuangan. Sedangkan menurut Weston dan Thomas (2008:197), beberapa faktor
yang mempengaruhi modal perusahaan adalah stabilitas penjualan, struktur aktiva, leverage
operasi, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, pengendalian, sikap manajemen, sikap
pemberi pinjaman dan perusahaan penilai kredibilitas, kondisi pasar, kondisi internal
perusahaan dan fleksibilitas perusahaan. Pecking Order Theory Husnan (2001:324) menyatakan
teori ini disebut sebagai pecking order theory karena teori ini menjelaskan mengapa
perusahaan akan menentukan hierarki sumber dana yang paling disukai. Secara lebih ringkas
pecking order theory menyatakan sebagai berikut :

1. Perusahaan lebih menyukai pendanaan internal.


2. Perusahaan akan berusaha menyesuaikan rasio pembagian dividen dengan
kesempatan investasi yang dihadapi, dan berupaya untuk tidak melakukan
perubahan pembayaran dividen yang terlalu besar.
3. Pembayaran dividen yang cenderung konstan dan fluktuasi laba yang diperoleh
mengakibatkan dana internal kadang-kadang berlebih atau kurang untuk investasi.
4. Apabila pendanaan eksternal diperlukan, maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas
yang paling aman terlebih dahulu. Penerbitan sekuritas akan memulai dari
penerbitan obligasi, kemudian obligasi yang dapat dikonversikan menjadi modal
sendiri, baru akhirnya menerbitkan saham baru
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dari
kegiatan bisnis yang di lakukannya. Perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi
cenderung menggunakan hutang yang relatif kecil karena laba ditahan yang tinggi sudah
mencukupi untuk membiayai seberapa besar kebutuhan dana perusahaan. Menurut Brigham
dan Houston (2011: 161), perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi
menggunakan utang yang relatif kecil karna tingkat pengembalian yang tinggi
memungkinkan perusahaan untuk membiayai sebagian besar pendanaan internal.
Perusahaan yang mempunyai profit tinggi, akan menggunakan hutang dalam jumlah
rendah. Dengan demikian maka perusahaan akan mendapatkan laba di tahan yang besar,
sehinga perusahaan akan menggunakan laba ditahan sebelum memutuskan untuk
menggunakan hutang

Ukuran perusahaan menurut (Riyanto, 2011:59) merupakan besar kecilnya perusahaan


di lihat dari besarnya nilai ekuiti, nilai perusahaan , ataupun hasil nilai total aktiva dari
suatu perusahaan. Semakin besar perusahaan, maka akan semakin besar, maka
kecenderungan menggunakan modal asing juga semakin besar. Hal ini di sebabkan karena
perusahaan besar membutuhkan dana yang besar pula untuk menunjang operasional
lainnya, dan salah satu alternatif pemenuhanya adalah dengan modal asing apabila modal
sendiri tidak mencukupi (Halim, 2007: 89). Ukuran perusahaan menggambarkan besar
kecilnya suatu perusahaan yang di tunjukkan oleh total aktiva jumlah penjualan, rata-rata
total penjualan asset, dan rata-rata total aktiva.

Pengertian Struktur Aktiva Menurut Syamsudin (2007:9) struktur aktiva adalah


penentuan besar alokasi dana untuk masing-masing komponen aktiva, baik dalam aktiva
lancar maupun dalam aktiva tetap. Dari pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa
struktur aktiva merupakan perbandingan antara aktiva tetap dan total aktiva yang di dapat
menentukan besarnya alokasi dana untuk masing-masing komponen aktiva. Struktur
asset perusahaan memiliki peranan penting dalam menentukan pembiayaan perusahaan
yang memiliki aktiva tetap jangka panjang tinggi, karena permintaan akan produk mereka
tinggi akan banyak menggunakan utang hipotik jangka panjang.
2. Pengukuran Struktur Modal yang dikembangkan dalam Penelitian tersebut

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan makanan dan
minuman yang go public selama tahun 2012 – 2013. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah sampling jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

1.Struktur Modal (SM). Struktur modal adalah perimbangan antara modal asing dengan
modal sendiri. Struktur modal diukur dengan menggunakan debt to equity ratio. Rasio ini
mengukur perimbangan antara kewajiban yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri.
Skala pengukuran variabel struktur modal menggunakan skala rasio dengan rumus :

2.Ukuran Perusahaan (UP). Adalah tolak ukur besar – kecilnya perusahaan dengan
melihat besarnya nilai ekuiti, nilai penjualan atau nilai total aset yang dimiliki perusahaan.
Dalam penelitian ini ukuran perusahaan di proxy dengan nilai logaritma natural dari total
asset perusahaan, mulai dari tahun 2012–2013. Skala pengukuran pada variabel ini
menggunakan skala ratio.

Ukuran perusahaan = Ln (Total Aktiva)

3.Struktur Aktiva (SA), merupakan perbandingan antara aktiva tetap dengan aktiva total
perusahaan. Skala pengukuran pada variabel ini menggunakan skala rasio dapat
dinyatakan dalam persamaan berikut :

4.Profitabilitas(P). Profitabilitas rasio mengukur kemampuan perusahaan untuk


menghasilkan laba. Skala pengukuran pada variabel ini menggunakan skala ratio dapat
dinyatakan dalam persamaan berikut
B. Jurnal dengan Struktur modal sebagai Variabel Independen
http://jurnalmahasiswa.stiesia.ac.id/index.php/jirm/article/view/3127/3142

1.Teori struktur modal yang dikembangkan dalam penelitan:

Berbagai faktor yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah struktur modal,
kebijakan dividen dan kebijakan investasi. Melaksanakan fungsi manajemen keuangan
merupakan hal yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan. Kombinasi
optimal dari keputusan manajemen dapat mengoptimalkan nilai perusahaan yang akan
mempengaruhi kemakmuran pemegang saham.

Faktor pertama yang mempengaruhi nilai perusahaan adalah struktur modal.


Struktur modal (capital structure) berkaitan dengan pembelanjaan jangka panjang suatu
perusahaan yang diukur dengan perbandingan utang jangka panjang dengan modal
sendiri.

Teori stuktur modal menjelaskan apakah kebijakan pembelanjaan jangka panjang


dapat mempengaruhi nilai perusahaan, biaya modal perusahaan dan harga pasar saham
perusahaan. Jika kebijakan pembelanjaan perusahaan dapat mempengaruhi ketiga faktor
tersebut, bagaimana kombinasi utang jangka panjang dan modal sendiri yang dapat
memaksimumkan nilai perusahaan, atau meminimumkan biaya modal perusahaan atau
memaksimumkan harga pasar Saham perusahaan.

Haga pasar saham mencerminkan nilai perusahaan, dengan demikian jika nilai suatu
perusahaan meningkat, maka harga pasar saham perusahaan tersebut juga akan naik (Sudana,
2009:189)Risiko yang makin tinggi cenderung menurunkan harga saham, tetapi meningkatnya
tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return) akan menaikkan harga saham
tersebut. Struktur modal yang optimal harus berada pada keseimbangan antara risiko dan
pengembalian yang memaksimumkan harga saham (Brigham & Houston, 2001). Dalam
mengambil keputusan keuangan, manajer keuangan perlu menentukan tujuan yang harus
dicapai. Keputusan keuangan yang tepat dapat memaksimumkan nilai perusahaan sehingga
mampu meningkatkan kemakmuran pemilik perusahaan. Menurut Jensen (2001), dalam Dewi
& Wirajaya (2013), untuk memaksimalkan nilai perusahaan tidak hanya nilai ekuitas saja yang
diperhatikan, tetapi juga sumber keuangan seperti hutang maupun saham preferen. Menurut
Fama (1978), dalam Dewi dan Wirajaya (2013), nilai perusahaan dapat dilihat dari harga
sahamnya. Harga saham terbentuk atas permintaan dan penawaran investor, sehingga harga
saham tersebut dapat dijadikan proksi nilai perusahaan.

Faktor lain yang berkenaan dengan nilai perusahaan adalah keputusan


investasi. Pada umumnya investasi merupakan suatu kegiatan menempatkan sejumlah
dana selama periode tertentu dengan harapan memperoleh penghasilan dan peningkatan
nilai investasi dimasa yang akan datang (Jogiyanto,2007:78). Keputusan investasi
merupakan faktor penting dalam fungsi keuangan perusahaan. Semakin tinggi keputusan
investasi yang dilakukan perusahaan semakin tinggi peluang perusahaan untuk
mendapatkan return yang besar

2.Pengukuran struktur modal yang dikembangkan dalam penelitian tersebut:

Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan, yang sering


dikaitkan dengan harga saham. Nilai perusahaan dapat diproksikan dengan price to book
value (PBV), price to book value merupakan pembagian nilai pasar saham dengan nilai
buku per lembar saham (Brigham dan Houston,2009). (Harjito dan martono:2013)
berpendapat bahwa nilai perusahaan menunjukkan nilai aset yang dimiliki perusahaan
seperti surat-surat berharga.

Struktur ModalMenurut Sudana (2009) struktur modal (capital structure) berkaitan


dengan pembelanjaan jangka panjang suatu perusahaan yang diukur dengan perbandingan
utang jangka panjang dengan modal sendiri. Teori Struktur ModalPenelitian empiris telah
banyak dilakukan oleh para peneliti unutk menguji berbagai teori mengenai struktur
modal. Dalam hal ini, struktur yang memaksimumkan nilai perusahaan haruslah
menyediakan keuntungan besar bagi pemegang saham. Berikut ini dikemukakan beberapa
teori struktur modal menurut Hanafi (2013) Pendekatan Tradisional, Pendekatan
Modigliani dan Miller, Teori Trade-Off Dalam Struktur Modal, Model Miller Dengan Pajak
Perusahaan dan Personal, Pecking Order Theory dan Teori Asimetri Informasi dan Signaling.

Kebijakan DividenKebijakan dividen adalah salah satu kebijakan yang harus


diambil oleh manajemen untuk memutuskan apakah laba yang diperoleh perusahaan selama
satu periode akan dibagi atau dibagi sebagian lagi tidak dibagi dalam bentuk laba ditahan
(Tampubolon, 2013). Kemampuan perusahaan dalam membayarkan dividen dapat
mencerminkan nilai perusahaan. Jika pembayaran dividen tinggi maka harga saham juga
tinggi yang berdampak pada tingginya nilai perusahaan. Kebijakan dividen berhubungan
dengan besarnya dividend payout ratio, yaitu besarnya persentase laba bersih setelah
pajak yang dibagikan sebagai dividen kepada pemegang saham (Sudana,2009).
Teori Kebijakan Dividen Menurut Sudana (2009:220) terdapat tiga teori tantang
kebijakan dividen, yang menjelaskan bagaimana pengaruh besar kecilnya dividend payout
ratio (DPR) terhadap harga pasar saham. Adapun ketiga teori tersebut adalah:Dividend
Irrelevance Theory, Bird In-the-Hand Theory dan Tax Preference Theory.

Keputusan Investasi Menurut Martono dan Harjito(2013) investasi merupakan


penanaman dana yang dilakukan oleh suatu perusahaan ke dalam suatu aset (aktiva) dengan
harapan memperoleh pendapatan di masa yang akan datang. Dilihat dari jangka
waktunya, investasi dibagi menjadi 3 macam, yaitu investasi jangka pendek, investasi
jangka menengah dan invetasi jangka panjang. Sedangkan dilihat dari jenis aktivanya,
investasi dibedakan kedalam investasi pada aktiva riil dan investasi pada aktiva non-riil
(aktiva finansial).

Jenis Penelitian ini adalah jenis penelitian korelasional. Penelitian korelasional


merupakan jenis penelitian untuk mengetahui hubungan atau korelasi antara dua variabel atau
lebih dengan meneliti dan menjelaskan keterkaitan antara variabel satu dengan variabel yang
lain.

Variabel Dependen (Terikat)

Variabel Dependen adalah kejadian yang diukur oleh peneliti dimana nilai atau
variabilitas kejadian tersebut adalah akibat dari manipulasi atau akibat adanya variabilitas
pada variabel lain. Dalam penelitian ini variabel dependen adalah Price to Book Value (PBV).
Menurut Brigham dan Houston (2009) PBV dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut

Variabel independen (bebas / X)

Variabel independen adalah suatu keadaan yang memaparkan subyek penelitian


yang akan memberikan outcome tertentu pada subyek. Variabel bebas dalam penelitian
ini adalah struktur modal, kebijakan dividen dan keputusan investasi. Masing-masing
variabel didefinisikan sebagai berikut:
(a)Struktur Modal (X1) merupakan perimbangan antara hutang jangka panjang
dengan modal sendiri. Struktur Modal dalam penelitian ini akan di proksikan dengan DER
( Debt Equity Ratio). Menurut Brigham dan Houston (2009:117) DER dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut:

(b)Kebijakan Dividen (X2) yaitu besarnya laba yang dibagikan kepada pemegang
saham pada akhir tahun yang juga akan mencerminkan besarnya laba yang akan
ditanamkan pada laba ditahan pada akhir tahun. Kebijakan dividen dalam penelitian ini akan di
proksikan dengan DPR (Dividend Payout Ratio). Menurut Brigham dan Houston (2009 :123)
dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

(c)Keputusan Investasi (X3) adalah penanaman modal dengan harapan akan


memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang. Keputusan investasi dalam penelitian ini
akan di proksikan dengan ROI (Return On Investment). Menurut Brigham dan
Houston (2009:128) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Anda mungkin juga menyukai