Anda di halaman 1dari 25

JURNAL

Kajian Pendidikan & Akuntansi Indonesia


Edisi III Volume I / Tahun 2012

PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO (DER), RETURN ON ASSET


(ROA), CURRENT RATIO (CR) , DAN GROWTH TERHADAP DIVIDEND
PAYOUT RATIO (DPR) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2006-2010

Umah Isnani
Universitas Negeri Yogyakarta
umahisnani@yahoo.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Debt To Equity Ratio
(DER), Return On Asset (ROA), Current Ratio (CR), dan Growth terhadap
Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) Periode 2006-2010. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode 2006-2010 yang berjumlah 134 perusahaan. Metode penelitian yang
digunakan adalah ex-post-facto dengan mengambil data sekunder. Pemilihan
sampel menggunakan metode purposive sampling. Dari kriteria yang telah
ditentukan diperoleh sampel sebanyak 10 perusahaan, dengan jumlah data
observasi sebanyak 50. Sebelum dilakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan
uji prasyarat analisis data. Untuk menguji hipotesis digunakan analisis regresi
sederhana dan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Debt
To Equity Ratio (DER) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Dividend
Payout Ratio (DPR) ditunjukkan dengan nilai (rx1,y) = 0,162 dan t hitung = 1,134
dengan nilai probabilitas signifikansi = 0,262 (0,262 > 0,05). Return On Asset
(ROA) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio
(DPR) ditunjukkan dengan nilai (rx2,y) = 0,233 dan t hitung = 1,657 dengan nilai
probabilitas signifikansi = 0,104 (0,104 > 0,05). Current Ratio (CR) berpengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) ditunjukkan
dengan nilai (rx3,y) = 0,126 dan t hitung = -0,883 dengan nilai probabilitas
signifikansi = 0,382 (0,382 > 0,05). Growth berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) ditunjukkan dengan nilai (rx4,y) = 0,295 dan
t hitung = 2,140 dengan nilai probabilitas signifikansi = 0,037 (0,037 < 0,05). Debt
To Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA), Current ratio (CR), Growth secara
bersama-sama berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Dividend Payout
Ratio (DPR) ditunjukkan dengan nilai (R) = 0,384 dan F hitung = 1,950 dengan
nilai probabilitas signifikansi = 0,118 (0,118 > 0,05).
Kata Kunci : Debt To Equity Ratio, Return On Asset, Current Ratio, Growth, dan
Dividend Payout Ratio

JURNAL
Kajian Pendidikan & Akuntansi Indonesia
Edisi III Volume I / Tahun 2012

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Tidak dipungkiri bahwa tidak semua pemegang saham mengharapkan
dividen sebagai hasil dari pembelian saham. Umumnya mereka mengharapkan
dua hal, yaitu capital gains dan dividen. Mana yang lebih disukai investor
antara kedua hal tersebut adalah tergantung dari karakteristik masing-masing
investor sendiri. Bagaimanapun juga, kebijakan dividen yang diterapkan dalam
sebuah perusahaan mungkin tidak terlalu berarti bagi investor yang menyukai
capital gains. Namun, bagi investor yang tidak bersedia mengambil risiko atau
bagi mereka yang lebih menyukai dividen ketimbang capital gains, sangatlah
penting bagi mereka untuk memperhatikan kebijakan dividen yang diterapkan
oleh perusahaan sebelum memutuskan untuk berinvestasi dalam bentuk saham
pada sebuah perusahaan. Kebijakan dividen dalam hal ini dapat diukur dengan
menggunakan Dividend Payout Ratio (DPR).
Dividend Payout Ratio (DPR) adalah dividen tunai tahunan yang dibagi
dengan laba tahunan atau Dividend Per Share (DPS) dibagi dengan laba per
lembar saham atau Earnings Per Share. Rasio tersebut menunjukkan persentase
laba perusahaan yang dibayarkan kepada pemegang saham secara tunai (James
dan John, 2007: 270). Jadi, Kebijakan dividen (dividend policy) mencakup
keputusan manajemen apakah laba akan dibagikan kepada pemegang saham
atau akan ditahan untuk reinvestasi. Dengan menahan laba saat ini dalam
jumlah yang lebih besar bararti lebih sedikit uang yang akan tersedia bagi
pembayaran dividen saat ini. Namun, jika perusahaan memutuskan untuk
membagikan dividen lebih banyak daripada laba ditahan, akan berakibat sisa
dana yang digunakan untuk reinvestasi turun sehingga perkiraan tingkat
pertumbuhan perusahaan di masa depan juga menurun. Kebijakan dividen
menimbulkan dua efek yang bertentangan. dan yang harus dicari adalah
kebijakan optimal yang akan menyeimbangkan dividen kini dengan tingkat
pertumbuhan masa depan agar harga saham perusahaan dapat dimaksimalkan
(Brigham dan Weston, 1992: 491). Jadi aspek utama dari kebijakan dividen
perusahaan adalah menetukan alokasi laba yang tepat antara pembayaran
dividen dengan laba ditahan perusahaan.

JURNAL
Kajian Pendidikan & Akuntansi Indonesia
Edisi III Volume I / Tahun 2012

Setiap perusahaan mempunyai kebijakan dividennya masing-masing.


Namun, bagaimanapun juga kebijakan dividen yang akan menjadi keputusan
perusahaan hanya pihak intern saja yang mengetahuinya. Oleh karena itu,
investor dituntut untuk meramalkan sendiri Dividend Payout Ratio (DPR) yang
akan menjadi keputusan perusahaan dengan cara menganalisis rasio-rasio
kinerja keuangannya. Profitabilitas suatu perusahaan atau dalam hal ini
diproksikan dengan Return On Asset (ROA) mempengaruhi kebijakan dividen
atau Dividend Payout Ratio (DPR) karena semakin profitabilitasnya tinggi,
maka laba yang didapat perusahaan semakin besar sehingga kesempatan
investor untuk mendapatkan dividen akan lebih besar pula. Sebaliknya,
semakin rendah tingkat profitabilitas suatu perusahaan maka laba yang
dihasilkan perusahan akan semakin kecil sehingga kesempatan investor untuk
mendapatkan dividen juga semakin rendah. Sama halnya dengan tingkat
profitabilitas, tingkat likuiditas atau dalam hal ini diproksikan dengan Current
Ratio (CR) juga mempengaruhi kebijakan dividen atau Dividend Payout Ratio
(DPR), karena semakin likuid posisi perusahaan, maka semakin besar
kemungkinan perusahaan untuk membayar dividen dalam bentuk kas.
Perusahaan dengan Growth atau tingkat pertumbuhan cepat biasanya
juga lebih memugkinkan untuk memiliki Dividend Payout Ratio (DPR) rendah
karena biasanya laba diprioritaskan untuk mendanai pertumbuhan perusahaan
sebagai reinvestasi daripada digunakan untuk membayar dividen. Tingkat
leverage yang dalam hal ini diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER)
juga dapat mempengaruhi tinggi rendahnya Dividend Payout Ratio (DPR)
karena

perusahaan

yang

memiliki

leverage

tinggi

biasanya

akan

memprioritaskan penggunaan laba untuk melunasi utang.


Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang kegiatan usahanya
membeli bahan baku kemudaian mengubahnya menjadi barang jadi yang
kemudian didistribusikan kepada konsumen. Sebagian besar perusahaan yang
terdafter di Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan perusahaan manufaktur.
Dalam

kelompok

industri

manufaktur,

perusahaan

bersaing

untuk

menunjukkan kinerja yang baik di hadapan publik. Kinerja sebuah perusahaan

JURNAL
Kajian Pendidikan & Akuntansi Indonesia
Edisi III Volume I / Tahun 2012

dapat dilihat dari berbagai hasil perhitungan rasio atas laporan keuangan yang
dibuat oleh perusahaan pada akhir setiap periode. Salah satu rasio yang menjadi
sorotan utama para calon investor sebelum memutuskan berinvestasi ke dalam
sebuah perusahaan selain profitabilitas adalah Dividend Payout Ratio (DPR).
Berdasarkan uraian di atas, Peneliti tertarik untuk yaitu menelaah lebih
lanjut mengenai Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset
(ROA), Current Ratio (CR), dan Growth Terhadap Dividend Payout Ratio
(DPR) pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) Periode 2006-2010.

B. KAJIAN LITERATUR
1. Landasan Teori
a. Dividend Payout Ratio (DPR)
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004) dalam PSAK No. 23
mendefinisikan dividen sebagai distribusi laba kepada pemegang investasi
ekuitas sesuai dengan proporsi mereka dari jenis modal tertentu. Kebijakan
dividen dapat diproksikan dengan Dividend Payout Ratio (DPR) . Dividend
Payout Ratio (DPR) adalah persentase dari laba yang akan dibagikan
kepada pemegang saham (Sutrisno, 2005:286). Bambang Riyanto
(2001:266) mendefinisikan Dividend Payout Ratio (DPR) sebagai
persentase pendapatan yang akan dibayarkan kepada pemegang saham
sebagai cash dividend.
b. Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio (DPR)
Bambang

Riyanto,

(2001:

265)

menyatakan

faktor

yang

mempengaruhi Dividend Payout Ratio (DPR) antara lain Posisi Likuiditas


Perusahaan,

Kebutuhan

Dana

untuk

Membayar

Utang,

Tingkat

Pertumbuhan Perusahaan, dan Pengawasan terhadap Perusahaan. Menurut


Hanafi (2004: 375), perusahaan yang mempunyai aliran kas atau
profitabilitas yang baik bisa membayar dividen atau meningkatkan dividen.

JURNAL
Kajian Pendidikan & Akuntansi Indonesia
Edisi III Volume I / Tahun 2012

c. Debt to Equity Ratio (DER)


Debt to Equity Ratio (DER) merupakan salah satu indikator untuk
mengukur leverage keuangan suatu perusahaan. Debt to Equity Ratio (DER)
merupakan imbangan antara utang yang dimiliki perusahaan dengan modal
sendiri (Sutrisno, 2005:233). Semakin tinggi rasio, maka dapat diartikan
bahwa makin sedikit pula modal sendiri dibandingkan dengan utangnya.
Perusahaan sebaiknya memperhatikan rasio ini, yaitu besarnya utang tidak
boleh melebihi besarnya modal sendiri.
d. Return On Asset (ROA)
Return on Asset (ROA) merupakan salah satu indikator untuk
menghitung rasio profitabilitas. Return on Asset (ROA) mengukur
kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total aset
(kekayaan) yang dimiliki oleh perusahaan setelah disesuaikan dengan biayabiaya untuk mendanai aset tersebut (Hanafi dan Halim, 2005: 165). Sutrisno
(2005: 239) menyatakan bahwa Return on Asset (ROA) juga sering disebut
sebagai rentabilitas ekonomis, yaitu merupakan ukuran kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki
oleh perusahaan. Dalam hal ini, laba yang diperhitungkan adalah laba
sebelum bunga dan pajak.
e. Current Ratio (CR)
Current Ratio (CR) atau rasio lancar merupakan salah satu indikator
untuk mengukur likuiditas selain quick ratio dan cash ratio. Current Ratio
(CR) adalah rasio yang dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan
kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan besarnya kewajiban lancar yang
ditutup dengan aktiva yang diharapkan akan dikonversi menjadi kas dalam
jangka pendek (Brigham dan Houston, 2001: 79). Munawir (2007:72)
menyatakan Current Ratio (CR) yaitu perbandingan antara jumlah aktiva
lancar dengan utang lancer, dimana Current Ratio (CR) menunjukkan
bahwa nilai kekayaan lancar ada sekian kalinya utang jangka pendek.

JURNAL
Kajian Pendidikan & Akuntansi Indonesia
Edisi III Volume I / Tahun 2012

f. Growth
Aset merupakan aktiva yang digunakan untuk aktivitas operasional
perusahaan. Semakin besar aset maka diharapkan semakin besar pula hasil
operasional yang dihasilkan oleh perusahaan. Growth menunjukkan
pertumbuhan aset dimana aset merupakan aktiva yang digunakan untuk
aktivitas operasional perusahaaan.

2.

Kerangka Berpikir
a. Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to Equity Ratio (DER) merupakan perbandingan antara total
utang dengan modal sendiri. Makin tinggi rasio ini, maka dana yang
diambil dari pihak luar juga semakin besar. Ditinjau dari solvabilitas, rasio
yang tinggi kurang baik karena jika terjadi likuidasi perusahaan akan
mengalami kesukaran. Jadi, jika Debt to Equity Ratio (DER) makin tinggi,
maka kemampuan perusahaan untuk membayar dividen makin rendah.
b. Return On Asset (ROA)
Return On Asset (ROA) adalah salah satu indikator untuk mengukur
rasio profitabilitas. Diperoleh dengan membagi laba bersih yang tersedia
untuk pemegang saham dengan ekuitas saham biasa. Tingkat keuntungan
yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan lebih mampu untuk
membayarkan dividen. Jadi, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi rasio
Return On Asset (ROA), maka semakin tinggi Dividend Payout Ratio
(DPR).
c. Current Ratio (CR)
Masalah likuiditas dapat ditunjukkan dengan Current Ratio (CR)
yang rendah. Current Ratio (CR) sendiri menunjukkan perbandingan
antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Jadi, semakin besar rasio ini,
maka semakin baik karena kemampuannya untuk membayar dividen
semakin besar.

JURNAL
Kajian Pendidikan & Akuntansi Indonesia
Edisi III Volume I / Tahun 2012

d. Growth
Tingkat perluasan aktiva yang tinggi menyebabkan kebutuhan untuk
menahan dana daripada membayar dividen (Suad Husnan, 1984: 242).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi Growth, maka Dividend
Payout Ratio (DPR) makin rendah

3. Hipotesis
H1 : Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif signifikan terhadap
Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2006-2010.
H2 : Return On Asset (ROA) berpengaruh positif signifikan terhadap
Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2006-2010.
H3: Current Ratio (CR) berpengaruh positif signifikan terhadap Dividend
Payout Ratio (DPR) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2006-2010.
H4: Growth berpengaruh negatif signifikan terhadap Dividend Payout Ratio
(DPR) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2006-2010.
H5: Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA), Current Ratio
(CR), dan Growth secara bersama-sama berpengaruh signifikan
terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2006-2010.

JURNAL
Kajian Pendidikan & Akuntansi Indonesia
Edisi III Volume I / Tahun 2012

C. METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Berdasarkan karakteristik masalah, penelitian ini dapat digolongkan
menjadi penelitian kausal komparatif (causal-comparative research). Penelitian
kausal komparatif yaitu penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan
sebab akibat antara dua variabel atau lebih. (Nur Indriantoro dan Bambang Supomo,
2009: 27).
Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI dari tahun 2006-2010 yatu sebanyak 134 perusahaan.
2. Sampel
Dalam penelitian ini digunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2007: 61).
Kriteria yang digunakan dalam teknik purposive sampling ini adalah:
a. Perusahaan manufaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) tahun 2006-2010.
b. Perusahaan manufaktur terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang
mempublikasikan laporan keuangan lengkap mulai tahun 2006-2010.
c. Perusahaan manufaktur terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang
secara berturut-turut membagikan dividen tunai mulai tahun 2006-2010.
Berdasarkan kriteria tersebut, diperoleh jumlah sampel sebanyak 10
perusahaan manufaktur.
Perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini
ditunjukkan pada tabel 1 berikut ini:

JURNAL
Kajian Pendidikan & Akuntansi Indonesia
Edisi III Volume I / Tahun 2012

Tabel 1. Daftar Perusahaan Sampel Penelitian


No.
Nama Perusahan
Kode
Jenis Perusahaan
1.
Gudang Garam, Tbk
GGRM
Consumer Goods Industry
2.
Astra Otoparts, Tbk
AUTO
Miscellaneous Industry
3.
Indo Kordsa, Tbk
BRAM
Miscellaneous Industry
4.
Goodyear Indonesia, Tbk GDYR
Miscellaneous Industry
5.
Astra International, Tbk
ASII
Miscellaneous Industry
6.
Indofood Sukses
Consumer Goods Industry
INDF
Makmur, Tbk
7.
Indocement Tunggal
Basic Industry And
INTP
Prakarsa, Tbk
Chemicals
8.
Kalbe Farma, Tbk
KLBF
Consumer Goods Industry
9.
Semen Gresik (Persero),
Basic Industry And
SMGR
Tbk
Chemicals
10. Unilever Indonesia, Tbk UNVR
Consumer Goods Industry
Sumber: Data Sekunder (ICMD dan IDX 2006-2010)
Periode amatan dalam penelitian ini adalah tahun 2006-2010 atau
selama 5 tahun. Jadi, banyaknya data observasi (N) dalam penelitian ini
adalah sebanyak 50 (5 tahun x 10 perusahaan).
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pegumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dokumentasi yaitu mencatat data dari dokumen yang berkaitan dengan Debt to
Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA), Current Ratio (CR), Growth dan
Dividend Payout Ratio (DPR) selama periode 2006-2010. Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu diambil dari laporan keuangan yang
dipublikasikan antara lain Indonesian Capital Market Directory (ICMD Fakultas
Ekonomi Universitas Islam Indonesia dan Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui situs
resminya www.idx.co.id. serta website resmi perusahaan untuk memperoleh laporan
keuangan Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah bulan Maret sampai dengan Juni
2012.
Definisi Operasional Variabel
1. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen yang
diproksikan dengan Dividend Payout Ratio (DPR), perhitunganya
DPR=

DPS
EPS

(Fira Puspita, 2009: 66)

JURNAL
Kajian Pendidikan & Akuntansi Indonesia
Edisi III Volume I / Tahun 2012

2. Variabel Independen
a. Debt to Equity Ratio (DER)
=


100%

(Sutrisno, 2005:234)
b. Return On Asset (ROA)
=

(Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim, 2005: 86)


c. Current Ratio (CR)
=

(Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim, 2005: 79)


d. Growth
=

1
1

(Irfan Aribowo, 2008)

Teknik Analisis Data


1. Teknik Analisis Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk menjelaskan deskripsi data dari
seluruh variabel yang akan dimasukkan dalam model penelitian yang dilihat dari
nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata (mean) dan standar deviasi.
2. Uji Prasyarat Analisis Data
Uji prasyarat analisis data dilakukan untuk mengetahui apakah data layak
untuk dianalisis.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual berdistribusi normal. Penelitian ini
menggunakan Kolmogorov-Smirnov (K-S).
b. Uji Multikolinearitas

10

JURNAL
Kajian Pendidikan & Akuntansi Indonesia
Edisi III Volume I / Tahun 2012

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi


ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Tidak adanya
multikolonieritas ditunjukkan dengan korelasi variabel independen < 0.95
serta nilai tolerance > 0.10 dan nilai VIF < 10.
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model linear ada korelasi
antara kesalahan pengganggu pada periode saat ini dengan kesalahan
pengganggu pada periode sebelumnya. Model regresi yang baik adalah regresi
yang bebas dari autokorelasi (Imam Ghozali, 2009: 99). Ada tidaknya
autokorelasi dapat

digunakan uji Durbin-Watson. Dikatakan tidak ada

autokorelasi positif maupun negatif jika du < d < 4 du.


d. Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan
dengan uji glejser. Uji glejser dilakukan dengan meregres nilai absolut
residual terhadap variabel independen (Imam Ghozali, 2009:129). Persamaan
regresinya:
Ut = + Xt + vt
Nilai probabilitas signifikansi variabel yang lebih besar dari tingkat
signifikansi

5%

dinyatakan

tidak

mengandung

adanya

masalah

heteroskedastisitas (Ghozali, 2009:129).

3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini mengunakan analisis regresi sederhana
dan analisis regresi berganda.
a. Analisis Regresi Sederhana
Analisis regresi sederhana ini digunakan utnuk menguji hipotesis pertama,
ke dua, ke tiga, dan ke empat.
Langkah-langkah regresi sederhana adalah sebagai berikut:
1) Mencari Koefisien Korelasi (r)

11

JURNAL
Kajian Pendidikan & Akuntansi Indonesia
Edisi III Volume I / Tahun 2012

Mencari Koefisien Korelasi untuk sampel (r) dihitung dengan rumus


korelasi Product Moment :
( )( )

{ 2 ( )2 }{ 2 ( )2 }
2) Mencari Koefisien Determinasi (r2)
Koefisien determinasi (r2) merupakan kuadrat dari koefisien korelasi (r).
3) Uji Signifikansi Regresi Sederhana dengan Uji t
Uji t dapat dilakukan dengan rumus sebagi berikut:
=

2
1 2

(Sugiyono, 2007: 215)


Pengambilan keputusan dilakukan dengan membandingkan antara thitung
dengan ttabel pada taraf signifikansi 0,05, jika

thitung ttabel, maka

signifikan. Pengambilan keputusan dapat pula dilakukan dengan cara


menbandingkan nilai probabilitas signifikansi dengan nilai signifikansi
yang telah ditentukan, yaitu 0,05, jika nilai probabilitas signifikansi
0.05 maka signifikan.
4) Persamaan Regresi Sederhana
Y = bX + a
(Sugiyono, 2007:244)
Keseluruhan langkah-langkah dalam analisis regresi sederhana ini akan
diolah dengan menggunakan bantuan program Statistical Product and
Service Solutions (SPSS) version 16.0 For Windows.
b. Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda ini untuk menguji hipotesis kelima. Langkahlangkah yang digunakan dalam analisis regresi berganda adalah sebagai
berikut:

12

JURNAL
Kajian Pendidikan & Akuntansi Indonesia
Edisi III Volume I / Tahun 2012

1) Mencari Koefisien Korelasi (R)


Mencari koefisien korelasi (R) dengan menggunakan rumus korelasi
ganda 4 prediktor yaitu:
1,2,3,4 =

(1 1 ) (2 2 )(3 3 )(4 4 )
2

2) Mencari Koefisien Determinasi (R2)


Koefisien determinasi (R2) merupakan kuadrat dari koefisien korelasi
(R).
3) Uji Signifikansi Regresi Ganda dengan Uji F
Uji F dapat dilakukan menggunakan rumus:
=

2 ( 1)
(1 2 )

(Sutrisno Hadi, 2004:23)


Pengambilan keputusan dilakukan dengan membandingkan antara
Freg/Fhitung dengan Ftabel pada taraf signifikansi 0,05, jika Freg/Fhitung >
Ftabel maka signifikan. Pengambilan keputusan dapat pula dilakukan
dengan cara menbandingkan nilai probabilitas signifikansi dengan nilai
signifikansi yang telah ditentukan, yaitu 0,05, jika Signifikansi < 0.05
maka signifikan.
4) Membuat Persamaan Garis Regresi Empat Prediktor
Y = bX1 + bX2 + bX3 +bX4 + a

13

JURNAL
Kajian Pendidikan & Akuntansi Indonesia
Edisi III Volume I / Tahun 2012

D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Hasil Penelitian
1. Hasil Analisis Deskriptif
Tabel 2. Hasil Perhitungan Analisis Deskriptif Variabel DPR, DER, ROA CR
dan Growth
N

Minimum Maximum

Mean

Std.
Deviation

DPR

50

0,05

3,00

0,5002

0,48107

DER

50

0,17

3,08

0,8458

0,70064

ROA

50

0,00

0,41

0,1384

0,10306

CR

50

0,78

5,55

2,3322

1,26922

Growth

50

-0,19

0,84

0,1356

0,17166

Valid N
(listwise)

50

2. Hasil Uji Prasyarat Analisis Data


a. Hasil Uji Normalitas
Berdasarkan hasil uji normalitas, diperoleh nilai KolmogorovSmirnov untuk variabel DPR 1,688 dengan tingkat signifikansi 0,007, Jadi,
DPR tidak berdistribusi dengan normal. Variabel DER 1,510 dengan tingkat
signifikansi 0,021, jadi, DER tidak berdistribusi normal. Variabel ROA
1,097 dengan tingkat signifikansi 0,180, jadi, ROA berdistribusi normal.
Variabel CR 1,075 dengan tingkat signifikansi 0,198, jadi, CR berdistribusi
normal. Variabel Growth 1,229 dengan tingkat signifikansi 0,098, jadi, data
berdistribusi normal. Oleh karena variabel DPR dan DER berdistribusi tidak
normal, maka variabel perlu ditransformasi. Setelah ditransformasi,
dihasilkan nilai DPR 1,089 dengan signifikansi 0,186 dan nilai DER 1,135
dengan signifikansi 0,152. Setelah ditransformasikan, berarti kelima variabel
telah berdistribusi normal.
b. Hasil Uji Multikolinearitas
Hasil uji multikolinearitas ditunjukkan pada tabel berikut ini:

14

JURNAL
Kajian Pendidikan & Akuntansi Indonesia
Edisi III Volume I / Tahun 2012

Tabel 2. Hasil Uji Multikolinearitas


Unstandardized
Coefficients
Model

1 (Constant)

Standardized
Coefficients

Std.
Error

Beta

Collinearity
Statistics
t

ToleranSig.
ce

VIF

0,327 0,277

1.181 0,244

DER

0,163 0,193

0,206 0,846 0,402

0,320

3,124

ROA

0,712 0,406

0,273 1,754 0,086

0,780

1,283

CR

0,019 0,046

0,091 0,423 0,674

0,405

2,467

0,212 1,339 0,187

0,759

1,317

Growth
0,331 0,247
Sumber: Data sekunder yang diolah
Dapat disimpulkan bahwa

model

regresi

terbebas

dari

multikolinearitas karena semua variabel mempunyai nilai tolerance > 0.10


dan nilai VIF < 10.
c. Hasil Uji Autokorelasi
Hasil uji autokorelasi dengan uji Durbin Watson ditunjukkan pada tabel
berikut ini:
Tabel 3. Hasil Uji Autokorelasi dengan Uji Durbin Watson (D-W)
Model

0,384a

R Square

Adjusted R
Square

0,148

0,072

Std. Error of
the Estimate
0,25858

DurbinWatson
1,861

Dengen diketahui nilai du adalah 1,721, maka dapat disimpulkan bahwa


model regresi tersebut tidak mengalami autokorelasi antar variabel
independennya karena nilai d Durbin-Watson hitung yaitu sebesar 1,861
lebih besar dari nilai du = 1,721 dan lebih kecil dari nilai 4 - du = 2,279 (1,721
< 1,861 < 2,279).
d. Hasil Uji Linearitas
Hasil uji linearitas dengan uji Lagrange Multiplier ditunjukkan pada tabel
berikut ini:

15

JURNAL
Kajian Pendidikan & Akuntansi Indonesia
Edisi III Volume I / Tahun 2012

Tabel 4. Hasil Perhitungan Uji Lagrange Multiplier


Adjusted R Std. Error of
Model
R
R Square
Square
the Estimate
0,242a

0,059

-0,025

0,25089881

Berdasarkan tabel 18 di atas dapat dilihat bahwa nilai R2 sebesar 0,059


dengan jumlah n observasi 50, maka besarnya nilai c2 hitung: 50 x 0,059 =
2,95. Nilai ini dibandingkan dengan nilai c2 tabel dengan df 50 pada tingkat
signifikansi 0,05 didapat nilai c2 tabel 67,50. Oleh karena c2 hitung lebih kecil
dari c2 tabel (2,95 < 67,50), maka dapat disimpulkan bahwa model regresi
ini adalah linear.
e.

Hasil Uji Heteroskedastisitas


Hasil uji heteroskedastisitas dengan uji Glejser ditunjukkan pada tabel
berikut ini:
Tabel 5. Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser
Unstandardized Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
1

Std.
Error

Beta

Sig.

(Constant)

0,113

0,188

0,602

0,550

DER

0,066

0,131

0,504

0,617

ROA

-0,408

0,275

-0,232 -1,481

0,145

CR

0,009

0,031

0,066

0,302

0,764

Growth

0,240

0,167

0,228

1,435

0,158

0,123

Dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel independen dalam penelitian


ini terbebas dari masalah heteroskedastisitas karena nilai probabilitas
signifikansi semua variabel lebih besar dari tingkat signifikansi 5%.

16

JURNAL
Kajian Pendidikan & Akuntansi Indonesia
Edisi III Volume I / Tahun 2012

3. Hasil Uji Hipotesis


a. Hasil Uji Hipotesis Pertama
Ringkasan Hasil Regresi Sederhana Debt To Equity Ratio (DER) terhadap
Dividend Payout Ratio DPR (DPR) dapat ditunjukkan pada tabel berikut ini:
Tabel 6. Ringkasan Hasil Regresi Sederhana DER terhadap DPR
Nilai r

Variabel
DER DPR

Nilai t
2

t hitung

t tabel

1,134

2,009

r hitung

r tabel

0,162

0,273

0,026

sig

Konstanta

Koefisien

Keterangan

0,262

0,546

0,128

berpengaruh
positif tidak
signifikan

Jadi, hipotesis pertama ditolak.


b. Hasil Uji Hipotesis Kedua
Ringkasan Hasil Regresi Sederhana Return On Asset (ROA) terhadap
Dividend Payout Ratio (DPR) dapat ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 7. Ringkasan Hasil Regresi Sederhana ROA terhadap DPR
Nilai r

Variabel
ROA DPR

Nilai t

r hitung

r tabel

r2

0,233

0,273

0,054

t hitung

t tabel

1,657

2,009

sig

Konstanta

Koefisien

Keterangan

0,104

0,572

0,606

berpengaruh
positif tidak
signifikan

Jadi, hipotesis kedua ditolak.


c. Hasil Uji Hipotesis Ketiga
Ringkasan Hasil Regresi Sederhana Current Ratio (CR) terhadap Dividend
Payout Ratio (DPR) dapat ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 8. Ringkasan Hasil Regresi Sederhana CR terhadap DPR
Nilai r

Variabel
CR - DPR

Nilai t
2

r hitung

r tabel

0,126

0,273

0,016

t hitung

t tabel

-0,883

2,009

sig

Konstanta

Koefisien

Keterangan

0,382

0,718

-0,027

berpengaruh
positif tidak
signifikan

Jadi, hipotesis ketiga ditolak.


d. Hasil Uji Hipotesis Keempat
Ringkasan Hasil Regresi Sederhana Growth terhadap Dividend Payout Ratio
(DPR) dapat ditunjukkan pada tabel berikut:

17

JURNAL
Kajian Pendidikan & Akuntansi Indonesia
Edisi III Volume I / Tahun 2012

Tabel 9. Ringkasan Hasil Regresi Sederhana Growth terhadap DPR


Nilai r

Variabel
Growth DPR

Nilai t

r hitung

r tabel

r2

0,295

0,273

0,087

t hitung

t tabel

2,140

2,009

sig

Konstanta

Koefisien

Keterangan

0,037

0,593

0,461

berpengaruh
positif
signifikan

Jadi, hipotesis keempat ditolak.

e. Hasil Uji Hipotesis Kelima


Ringkasan Hasil Regresi Sederhana Debt to Equity Ratio (DER), Return On
Asset (ROA), Current Ratio (CR), dan Growth secara bersama-sama terhadap
Dividend Payout Ratio (DPR) dapat ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 24. Ringkasan Hasil Regresi Berganda
Variabel

Nilai R dan
R2
R

Nilai F
Fhitun
g

sig

Ftabel

Kon
stant
a

Koe
fisie
n

Keteranga
n

0,32
7

0,16
3
0,71
2
0,01
9
0,33
1

berpengar
uh positif
tidak
signifikan

DER
ROA
CR

D
P 0,384
R

0,14
8

1,95
0

2,56

Growt
h

0,11
8

Jadi, hipotesis kelima ditolak.

Pembahasan
1. Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Dividend Payout Ratio
(DPR)
Hasil penelitian menunjukkan variabel Debt to Equity Ratio (DER)
berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio
(DPR). Hasil tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tantina
Nurlisana (2005), Sari Sinambela (2011), dan Fira Puspita (2009). Namun, hasil
penelitian ini tidak sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Irfan Aribowo
(2008). Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hipotesis karena pengambilan
sampel dalam penelitian ini yang hanya berjumlah 10 perusahaan manufaktur
dari keseluruhan populasi sebanyak 134 perusahaan manufaktur, di samping itu

18

JURNAL
Kajian Pendidikan & Akuntansi Indonesia
Edisi III Volume I / Tahun 2012

alasan lain ditolaknya hipotesis dapat disebabkan karena adanya teori signal
yang berpendapat bahwa dividen sebagai signal yang baik oleh perusahaan
merupakan indikasi prospek perusahaan di masa yang akan datang. Ada
kecenderungan harga saham naik jika ada pengumuman penurunan dividen,
sebaliknya harga saham dapat menjadi turun jika ada pengumuman penurunan
dividen. Jika perusahaan merasa bahwa prospek di masa mendatang baik, atau
pendapatan dan aliran kas diperkirakan dapat meningkat dan diperoleh pada saat
dimana dividen tersebut dibayarkan, maka perusahaan akan meningkatkan
dividen. Pasar akan merespon positif pengumuman kenaikan dividen tersebut,
walaupun besarnya Debt to Equity Ratio (DER) tinggi perusahaan mungkin akan
tetap membayarkan dividen yang tinggi kepada pemegang saham agar
perusahaan dianggap masih mempunyai prospek yang bagus, sehingga
pemegang saham tetap menanamkan investasinya pada perusahaan tersebut.
2. Pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap Dividend Payout Ratio (DPR)
Return On Asset (ROA) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
Dividend Payout Ratio (DPR). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Tantina Nurlisana (2005) dan Ratih Bintaryati (2010).
Ketidakseuaian antara hasil penelitian dengan hipotesis ini kemungkinan
disebabkan karena pengambilan sampel dalam penelitian ini yang terbatas pada
jumlah 10 perusahaan manufaktur dari keseluruhan populasi sebanyak 134
perusahaan manufaktur. Disamping itu, ketidaksesuaian hasil penelitian dengan
hipotesis dapat pula disebabkan karena kemungkinan perusahaan selalu
berusaha mempertahankan dividen yang dibayarkan walaupun keadaaan
profitabilitas perusahaan dalam keadaan baik atau buruk. Selain itu, dapat pula
disebabkan karena kebijakan dividen yang memang telah diterapkan oleh
manajemen. Kebijakan dividen ini juga mencakup perbandingan antara besarnya
laba ditahan dengan Dividend Payout Ratio (DPR), dimana jika Dividend Payout
Ratio (DPR) tinggi, maka akan mengurangi jumlah laba ditahan begitu juga
sebaliknya jika Payout Ratio (DPR) rendah, maka akan meningkatkan jumlah
laba ditahan. Dalam hal ini, kebijakan dividen yang diterapkan oleh manajemen
telah didasarkan pada pertimbangan-pertimbanagn tertentu yang mana faktor

19

JURNAL
Kajian Pendidikan & Akuntansi Indonesia
Edisi III Volume I / Tahun 2012

yang menjadi bahan pertimbangan manajemen tersebut hanya pihak manajemen


saja yang mengetahui. Seperti yang dinyatakan oleh Bambang Riyanto:
Besarnya laba yang dimaksudkan dalam cadangan atau ditahan, selain
tergantung kepada besarnya laba yag diperoleh selama periode tertentu juga
tergantung kepada dividend policy dan plowing-back policy yang dijalankan
oleh perusahaan yang bersangkutan. (Bambang Riyanto, 2001:156).
3. Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Dividend Payout Ratio (DPR)
Current Ratio (CR) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
Dividend Payout Ratio (DPR). Hasil tersebut sama dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Irfan Aribowo (2008) dan

Tantina Nurlisana (2005).

Ketidakseuaian antara hasil penelitian dengan hipotesis ini kemungkinan


disebabkan karena pengambilan sampel dalam penelitian ini yang terbatas pada
jumlah 10 perusahaan manufaktur dari keseluruhan populasi sebanyak 134
perusahaan manufaktur. Selain itu, ketidaksesuaian hasil dengan hipotesis ini
dapat pula kemungkinan disebabkan karena adanya teori kebijakan pembayaran
dividen stabil yang dilakukan oleh perusahaan, dimana perusahaan akan
berusaha memberikan dividen secara tetap per lembarnya untuk jangka waktu
tertentu walaupun laba atau tingkat likuiditas perusahaan berfluktuasi.
Kebijakan dividen stabil ini juga merupakan salah satu upaya yang dilakukan
perusahaan untuk menarik para investor, dimana investor biasanya lebih
menyukai pembayaran dividen yang stabil.
4. Pengaruh Growth terhadap Dividend Payout Ratio (DPR)
Growth berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio
(DPR). Hasil penelitian tersebut sama dengan penelitian yang dilakukan oleh
Ratih Bintaryati (2010). Ketidakseuaian antara hasil penelitian dengan hipotesis
ini kemungkinan disebabkan karena pengambilan sampel dalam penelitian ini
yang terbatas pada jumlah 10 perusahaan manufaktur dari keseluruhan populasi
sebanyak 134 perusahaan manufaktur. Selain itu, ketidaksesuaian hasil dengan
hipotesis ini dapat pula kemungkinan disebabkan karena semakin cepat
pertumbuhan perusahaan, maka akan semakin banyak kebutuhan untuk
mendapatkan dana, namun, dari 10 perusahaan yang menjadi sampel dalam
penelitian ini kemungkinan mendapatkan dana untuk pertumbuhannya bukan
20

JURNAL
Kajian Pendidikan & Akuntansi Indonesia
Edisi III Volume I / Tahun 2012

bersumber dari dana intern (laba ditahan), tetapi menggunakan dana yang
bersumber dari luar seperti utang bank, kreditor, dan lain sebagainya. 10
perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini merupakan perusahaan
yang dapat dikatakan merupakan perusahaan besar yang telah mapan.
Perusahaan yang telah mapan biasanya lebih mudah mencapai pasar modal dan
lebih mudah mendapatkan dana dari pihak eksternal karena telah dipercaya oleh
kreditur. Oleh karena perusahaan besar yang telah mapan lebih mudah
mendapatkan dana dari pihak eksternal, maka perusahaan akan berusaha
mendapatkan dana untuk pertumbuhan yang berasal dari pihak luar seperti utang
bank atau kreditur dan bukan berasal dari dana intern (laba ditahan), dimana
keputusan tersebut tentu saja dengan mengingat pertimbangan-pertimbangn
tertentu yang telah diperhitungkan pihak manajemen. Jadi, mungkin saja
perusahaan besar yang telah mapan walaupun dengan tingkat pertumbuhan
cepat/tinggi justru akan membayarkan dividen dengan tingkat Dividend Payout
Ratio (DPR) yang lebih tinggi daripada perusahaan kecil dengan pertumbuhan
cepat/tinggi.
5. Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA), Current
Ratio (CR) dan Growth terhadap Dividend Payout Ratio (DPR)
Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA), Current ratio (CR),
dan Growth secara bersama-sama berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). Ketidakseuaian antara hasil penelitian
dengan hipotesis ini kemungkinan disebabkan karena pengambilan sampel
dalam penelitian ini yang terbatas pada jumlah 10 perusahaan manufaktur dari
keseluruhan populasi sebanyak 134 perusahaan manufaktur. Selain itu,
ketidaksesuaian hasil dengan hipotesis ini dapat pula kemungkinan besar
disebabkan karena perusahaan menentukan tinggi rendahnya Dividend Payout
Ratio (DPR) berdasarkan pertimbangan tertentu yang telah diperhitungkan oleh
manajemen dimana hanya pihak manajemen saja yang mengetahui faktor yang
menjadi pertimbangan tersebut.

21

JURNAL
Kajian Pendidikan & Akuntansi Indonesia
Edisi III Volume I / Tahun 2012

E. PENUTUP
Kesimpulan
1. Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
Dividend Payout Ratio (DPR) pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2006-2010.
2. Return On Asset (ROA) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
Dividend Payout Ratio (DPR) pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2006-2010.
3. Current Ratio (CR) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Dividend
Payout Ratio (DPR) pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) Periode 2006-2010.
4. Growth berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio
(DPR) pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) Periode 2006-2010.
5. Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA), Current ratio (CR), dan
Growth secara bersama-sama berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
Dividend Payout Ratio (DPR) pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2006-2010.
Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini masih memiliki keterbatasan, diantaranya:
1. Pada penelitian ini terbatas pada pengujian mengenai beberapa faktor yang
mempengaruhi Dividend Payut Ratio (DPR), yaitu Debt to Equity Ratio (DER),
Return On Asset (ROA), Current Ratio (CR), dan Growth.
2. Penelitian ini terbatas pada penelitian mengenai sebagian faktor mikro yang
mempengaruhi Dividend Payut Ratio (DPR) dan tidak menyertakan faktor
makro yang dapat mempengaruhi Dividend Payout Ratio (DPR) seperti inflasi,
tingkat pajak dan lain sebagainya.
3. Jenis perusahaan yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini terbatas
pada perusahaan manufaktur saja sehingga pemilihan sampel menjadi semakin
sedikit.

22

JURNAL
Kajian Pendidikan & Akuntansi Indonesia
Edisi III Volume I / Tahun 2012

4. Penelitian ini hanya dilakukan dalam periode yang terbatas, yaitu tahun 20062010.

Saran
1. Bagi Investor dan Calon Investor
Bagi investor dan calon investor sebelum memutuskan untuk menginvestasikan
dananya dalam bentuk saham ke dalam sebuah perusahaan, hendaknya
memperhatikan dengan cermat semua informasi yang relevan yang tersedia di
pasar modal baik melalui laporan keuangan yang dipublikasikan perusahaan
tersebut atau informasi lain yang dirasa relevan.
2. Bagi Manajemen
Dalam menentukan kebijakan dividen, manajemen hendaknya memperhatikan
kebutuhan dananya. Apabila tingkat pertumbuhan perusahaan tinggi dan
perusahaan membutuhkan dana untuk membiayai pertumbuhannya, maka
perusahaan akan lebih baik jika menahan dulu labanya dan tidak membagikan
dividen agar dapat digunakan untuk mendanai pertumbuhannya terlebih dahulu
dengan menggunakan sumber intern atau dalam hal ini adalah laba yang ditahan
tersebut
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya sebaiknya menambah jumlah variabel independen, baik
faktor mikro maupun faktor makro. Penelitian selanjutnya sebaiknya juga
menambah periode penelitian dan menggunakan perusahaan sampel yang
bervariasi agar dapat menghasilkan informasi yang lebih mendukung.

23

JURNAL
Kajian Pendidikan & Akuntansi Indonesia
Edisi III Volume I / Tahun 2012

F. DAFTAR PUSTAKA

Bambang Riyanto. (2001). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta:


BPFE.
Brigham, Eugene F dan Joel F Houston. (2001). Manajemen Keuangan Buku 1,
Edisi delapan. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Fira Puspita. (2009). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan
Dividend Payout Ratio. Tesis. Universitas Diponegoro.
Fred Weston dan Eugene F. Brigham. (1992). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2004). Standar Akuntansi Keuangan. Ikatan Akuntan
Indonesia.
Imam Ghozali. (2001). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang.
Indriyo Gitosudarmo dan Basri. Manajemen Keuangan. Edisi 2. Yogyakarta:
BPFE.
Irfan Aribowo. (2008). Analisis Pengaruh Growth, Likuidity, Leverage,
Profitability, dan Corporate Tax Terhadap Kebijakan Dividen Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Tesis. Universitas Gajah Mada.
Ismani, Sukanti, dan Sukirno. (2009). Pedoman Penulisan Tugas Akhir.
Yogyakarta: Program Studi Akuntansi UNY.
James C. Van Horne dan John M. Wachowicz. (2007). Fundamental of Financial
Management. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan, Edisi 12. Jakarta:
Salemba Empat.
Lukas Setia Atmaja. (2008). Teori dan Praktik Manajemen Keuangan. Yogyakarta:
Penerbit Andi.
Mamduh M. Hanafi. (2004). Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE
Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim. (2005). Analisis Laporan Keuangan.
Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Munawir. (2007). Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta: Liberty
Nur Indriantoro dan Bambang Supomo. (2009). Metodologi Penelitian Bisnis untuk
Akuntansi dan Menejemen, Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.
Ratih Bintaryati (2010). Pengaruh Earning Per Share, Return On Assets, dan
Growth Potential terhadap Perubahan Dividend pada Perusahaan Sektor

24

JURNAL
Kajian Pendidikan & Akuntansi Indonesia
Edisi III Volume I / Tahun 2012

Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Universitas


Negeri Yogyakarta.
Sari Sinambela. (2011). Pengaruh Cash Position, Growth Potential, dan Debt To
Equity Ratio terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur di
Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2008. Skripsi. Universitas Negeri
Yogyakarta.
Soediyono. (1991). Analisis Laporan Keuangan: Analisis Rasio. Edisi Pertama.
Yogyakarta: Liberty
Suad Husnan. (1984). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan: Pembelanjaan
Perusahaan. Yogyakarta: Liberty.
Sugiyono. (2007). Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.
Suharyadi dan Purwanto. (2011). Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern.
Jakarta: Salemba Empat.
Sutrisno. (2005). Manajemen Keuangan Teori, Konsepdan Aplikasi. Yogyakarta:
Ekonisia.
Sutrisno Hadi. (2004). Analisis Regresi. Yogyakarta: Andi Offset.
Tantina Nurlisana. (2005). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan
Dividen Payout Ratio (DPR) pada Perusahaan Manufaktur Periode 20012004. Tesis. Universitas Gajah Mada.
Zaki Baridwan. (2004). Intermediae Accounting. Edisi kedelapan. Yogyakarta:
BPFE.
http://www.idx.co.id/Home/Publication/PerformanceSummary/tabid/148/languag
e/id-ID/Default.aspx (diakses tanggal 13 Maret sampai dengan 6 Juni 1012)
http://www.idx.co.id/Home/Publication/Statistic/tabid/140/language/idID/Default.aspx (diakses tanggal 13 Maret sampai dengan 6 Juni 1012)

25

Anda mungkin juga menyukai