Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN FREE CASH FLOW

TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN


(Studi Pada Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia)

Hilda Arifah
Dosen Pembimbing : Dr. Siti Aisjah, SE., MS., CSRS
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Brawijaya
Jl. MT. Haryono 165 Malang
hilda.arifah@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara parsial profitabilitas,
likuiditas dan free cash flow terhadap kebijakan dividen. Variabel independen
yang diuji adalah Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), cash ratio
dan free cash flow. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif.Sampel
penelitian menggunakan 14 perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2011-2013 yang diseleksi dengan metode purposive
sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda.
Hasil analisis secara parsial menunjukkan bahwa profitabilitas yang diukur
dengan Return On Assets (ROA) dan Likuiditas yang diukur dengan cash ratio
berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen yang diukur dengan
dividend payout ratio. Free cash flow berpengaruh negatif signifikan terhadap
kebijakan dividen yang diukur dengan dividend payout ratio. Profitabilitas yang
diukur dengan Return On Equity (ROE) tidak berpengaruh signifikan terhadap
kebijakan dividen yang diukur dengan dividend payout ratio.

Kata Kunci : ROA, ROE, Cash Ratio, Free Cash Flow, Dividend Payout Ratio

PENDAHULUAN
Berdasarkan data statistik Indonesia, Dengan melihat pertumbuhan industri
setiap tahun jumlah penduduk Indonesia consumer goods dan laba bersih yang dicapai
mengalami peningkatan dari 242 juta di tahun maka menjadi pilihan bagi para investor untuk
2011 menjadi 249 juta pada tahun 2013. menanamkan modal pada industri consumer
Peningkatan jumlah penduduk Indonesia goods. Menurut Sumani (2011) investor
menyebabkan kebutuhan barang konsumsi mempunyai tujuan utama dalam menanamkan
meningkat. Menurut Arif (2014) Industri dana ke dalam perusahaan yaitu untuk
consumer goods di Indonesia mengalami memperoleh tingkat pengembalian baik berupa
pertumbuhan pesat yang mencapai 15% per cash dividend maupun pendapatan dari selisih
tahun. Sebanyak 34 emiten barang konsumsi harga jual saham terhadap harga belinya atau
mencapai total laba bersih sebesar Rp 24,2 capital gains. Oleh karena itu, setiap keputusan
trilliun hingga kuartal ke-3 tahun 2014 perusahaan harus mempertimbangkan
dibandingkan periode tahun lalu sebesar Rp kesejahteraan para pemegang saham.
23 trilliun. Salah satu keputusan yang menjadi
pertimbangan manajemen adalah keputusan
pendanaan. Perusahaan yang memperoleh laba, bersih yang dibayarkan kepada pemegang
akan menghadapi beberapa pilihan antara lain saham dalam bentuk dividen (Keown et al.,
besar laba yang digunakan untuk pendanaan 2010:201). Semakin besar Dividend Payout
internal melalui laba ditahan dan besar laba Ratio (DPR) menunjukkan bahwa laba yang
yang dibagikan kepada pemegang saham dibagi sebagai dividen semakin besar daripada
sebagai pihak yang menanamkan modal laba ditahan. Sebaliknya, dividend payout ratio
kepada perusahaan. Pilihan tersebut berkaitan kecil maka semakin besar laba ditahan
dengan kebijakan dividen. Peningkatan pada perusahaan.
pembayaran dividen akan meningkatkan Untuk menentukan dividend payout ratio,
kepercayaan investor untuk menanamkan manajemen perusahaan perlu
modal ke perusahaan. Hal tersebut dapat mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat
menyebabkan harga saham perusahaan akan mempengaruhi kebijakan dividen. Faktor-
naik. Tetapi, di sisi lain pembagian dividen faktor yang dipertimbangkan antara lain
dalam jumlah besar akan mengurangi perjanjian hutang, pembatasan dari saham
pendanaan internal. Perusahaan yang preferen, tersedianya kas, pengendalian,
mengalami kekurangan dana internal akan kebutuhan dana untuk investasi, fluktuasi laba
menghambat pertumbuhan perusahaan dan (Atmaja, 2008:291). Investor dapat
harus menggunakan pendanaan eksternal untuk memprediksi kebijakan dividen dengan melihat
memenuhi kebutuhan perusahaan. Oleh karena profitabilitas yang meningkat, likuiditas atau
itu, manajemen harus menentukan keputusan kemampuan membayar dan arus kas bebas
optimal dalam menentukan kebijakan dividen. yang digunakan untuk membayar dividen.
Kebijakan dividen yang optimal adalah Pembagian dividen dapat dijadikan sinyal
kebijakan yang menghasilkan keseimbangan bagi investor. Sinyal adalah tindakan
antara dividen saat ini dan pertumbuhan di manajemen untuk memberi petunjuk bagi
masa depan yang memaksimalkan harga saham investor tentang prospek perusahaan (Brigham
(Brigham dan Houston, 2011:211). dan Houston, 2011:214). Kenaikan dividen
Terdapat perbedaan pendapat yang memberikan sinyal bagi investor bahwa
dikemukan oleh para ahli mengenai dividen perusahaan akan menghasilkan laba yang baik
dan capital gain. Menurut teori bird in the di masa depan. Sedangkan penurunan dividen
hand yang dikemukan oleh Gordon dan Lintner akan memberikan sinyal kurang baik bagi
(1962) dalam Atmaja (2008:287), investor investor karena ada kemungkinan laba yang
lebih menginginkan dividen dari pada capital dihasilkan akan mengalami penurunan
gain. Hal ini dikarenakan dividen lebih pasti dibandingkan tahun sebelumnya.
daripada capital gain. Investor lebih memilih Profitabilitas merupakan indikator utama
berinvestasi pada perusahaan yang membayar dari kemampuan perusahaan untuk membayar
dividen daripada perusahaan yang tidak dividen (Gill, et al., 2010:9). Perusahaan akan
membayar dividen. Sedangkan berdasarkan membayar sejumlah dividen yang lebih besar
teori perbedaan pajak menyatakan pandangan jika laba yang diharapkan mengalami kenaikan
yang berbeda yaitu investor lebih (Brealy, et al., 2007:82). Oleh karena itu,
menginginkan capital gain daripada dividen. perusahaan perlu mempertimbangkan
Hal ini karena capital gain dapat menunda profitabilitas dalam kebijakan dividen.
pembayaran pajak sampai saham terjual Profitabilitas menunjukkan kemampuan
sedangkan dividen harus dibayar saat perusahaan untuk menghasilkan laba.
pembayaran dilakukan dan perbedaan tarif Profitabilitas dapat diukur dengan
pajak penghasilan antara dividen dan capital menggunakan rasio keuangan Return On Asset
gain. (ROA) dan Return On Equity (ROE). Return
Tingkat pembayaran dividen dapat On Assets (ROA) menunjukkan rasio laba
ditentukan dengan rasio pembayaran dividen. bersih terhadap total aset. Return On Equity
Rasio pembayaran dividen atau dividend (ROE) merupakan rasio laba bersih terhadap
payout ratio adalah persentase pendapatan ekuitas biasa yang dapat mengukur tingkat
pengembalian atas investasi pemegang saham Permasalahan agensi sering terjadi pada
biasa (Brigham dan Houston, 2011:148-149). perusahaan yang telah melakukan Initial
Hasil penelitian Amidu dan Abor Public Offering (IPO). Manajemen sebagai
(2006), menunjukkan bahwa terdapat agen yang mengelola perusahaan diharapkan
hubungan positif signifikan antara profitabilitas akan bertindak sesuai dengan kepentingan
yang diproxy dengan Return On Assets (ROA) pemegang saham. Untuk mengurangi masalah
dengan dividend payout ratio. Hal ini agensi maka kreditur dan pemegang saham
membuktikan perusahaan yang memiliki melakukan pengawasan terhadap perusahaan.
profitabilitas yang tinggi akan membagikan Hipotesis free cash flow yang dikemukakan
dividen yang tinggi kepada pemegang saham. oleh Jensen (1986) dalam Agnes (2004:94)
Penelitian yang dilakukan oleh Stefan (2013), menyatakan bahwa tekanan pasar untuk
membuktikan bahwa profitabilitas yang mengendalikan perusahaan akan mendorong
diproxy dengan Return On Equity (ROE) manajer untuk membagikan free cash flow
memiliki hubungan positif signifikan terhadap kepada pemegang saham daripada investasi
dividend payout ratio. yang tidak memberi keuntungan. Perusahaan
Pembayaran dividen dalam bentuk cash dengan free cash flow yang besar menunjukkan
dividend lebih banyak diinginkan oleh investor. bahwa perusahaan akan membagikan cash
Membayar dividen dalam bentuk cash dividend kepada pemegang saham.
dividend, membutuhkan uang tunai atau aktiva Penelitian yang dilakukan Ika (2011)
lancar yang cukup. Dividen merupakan arus dan Djumahir (2009) menunjukan bahwa
kas keluar, semakin besar posisi kas dan variabel free cash flow berpengaruh positif
likuiditas maka kemampuan perusahaan untuk signifikan terhadap dividend payout ratio. Hal
membayar dividen semakin besar (Horne dan ini dapat diartikan semakin besar arus kas
Wachowicz, 1998:503). Oleh karena itu, bebas yang dimiliki oleh perusahaan maka
perusahaan harus menjaga tingkat likuiditas semakin besar pula dividen yang dibagikan
perusahaan. Likuiditas adalah kemampuan kepada pemegang saham. Arah hubungan
untuk menjual aset untuk mendapatkan kas positif tersebut juga mengindikasikan jika
pada waktu singkat (Brealy, et al., 2007:77). perusahaan lebih memilih membagikan laba
Tingkat likuiditas perusahaan dapat diukur kepada pemegang saham daripada investasi
dengan rasio likuiditas. yang tidak memberi keuntungan.
Rasio likuiditas adalah rasio yang Rumusan masalah dalam penelitian ini
menunjukkan hubungan antara kas dan aset adalah apakah terdapat pengaruh secara parsial
lancar perusahaan dengan kewajiban lancar variabel profitabilitas yang diukur
(Brigham dan Houston, 2011:134). Untuk menggunakan Return On Assets (ROA), Return
mengukur tingkat likuiditas perusahaan dapat On Equity (ROE); likuiditas yang diukur
diukur dengan cash ratio. Cash ratio atau rasio dengan Cash Ratio dan Free Cash Flow
kas adalah perbandingan aset paling likuid terhadap Dividend Payout Ratio.
dengan kewajiban lancar (Brealy, et al.,
2007:79). Kas dan sekuritas merupakan aset METODE PENELITIAN
paling likuid. Jenis dan Lokasi Penelitian
Hasil penelitian Mawarni dan Ratnadi Jenis penelitian ini termasuk
(2012), Janifairus, et al.,(2013) menunjukkan explanatory research. Penelitian explanation
antara cash ratio dengan dividend payout ratio adalah penelitian yang dapat memberi alasan-
mempunyai hubungan positif signifikan. alasan terhadap suatu fenomena dan didasarkan
Peningkatan pada cash ratio akan pada teori dan hipotesis (Tony, 2013:2).
meningkatkan harapan pemegang saham. Hal Berdasarkan jenis data dan analisis, penelitian
tersebut menunjukkan bahwa semakin ini termasuk penelitian kuantitatif. Penelitian
perusahaan likuid maka kesempatan untuk kuantitatif adalah penelitian berupa angka-
memenuhi kewajiban lancar dan membayar angka dan analisis menggunakan statistik
cash dividen semakin besar. (Sugiyono, 2011:7).
Lokasi penelitian merupakan tempat
penelitian berlangsung untuk mendapatkan
data-data secara akurat. Lokasi penelitian
terletak di Pojok Bursa Efek Indonesia
Fakultas Ekonomi dan Bisnis. 2. Return On Equity (ROE) (X2)
Rasio Return On Equity (ROE) dapat
Populasi dan Sampel mengukur pengembalian atas investasi
Populasi dalam penelitian ini adalah pemegang saham biasa. Return On Equity
perusahaan yang bergerak dalam sektor barang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
konsumsi atau consumer goods yang terdaftar menghasilkan laba menggunakan modal
di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011 ekuitas yang dimiliki. Menurut Atmaja
sampai dengan tahun 2013. Berdasarkan data (2008:417), Return On Equity dapat dihitung:
dari Capital Market Directory, jumlah
perusahaan consumer goods yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2011 sampai
dengan tahun 2013 adalah sebanyak 37
perusahaan. 3. Cash Ratio (X3)
Sampel dipilih menggunakan metode Cash Ratio merupakan ukuran
purposive sampling. Menurut Jogiyanto kemampuan perusahaan untuk membayar
(2010:79) purposive sampling adalah kewajiban lancar yang harus dipenuhi dengan
pengambilan sampel dari populasi berdasarkan kas yang tersedia dan efek (surat berharga)
kriteria tertentu. Berdasarkan kriteria yang yang dapat segera dicairkan (Johar, 2007:73).
telah ditentukan maka didapat 14 perusahaan Semakin tinggi Cash Ratio, maka perusahaan
consumer goods yang menjadi sampel dalam semakin likuid dalam memenuhi kewajiban
penelitian ini. lancar. Menurut Atmaja (2008:416), Cash
Ratio dapat dihitung dengan rumus:
Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan
Data
Jenis data dalam penelitian ini
merupakan data kuantitatif yang dapat
dinyatakan dalam bentuk angka-angka. 4. Free Cash Flow (X4)
Menurut sumber data, penelitian ini merupakan Menurut Djumahir (2009:148) Free
data sekunder. Sumber data berasal dari Cash Flow ialah arus kas yang bersifat bebas
laporan keuangan perusahaan consumer goods yaitu arus kas bersih yang tidak dapat
yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun diinvestasikan kembali karena tidak tersedia
2011-2013. Teknik pengumpulan data investasi yang profitable, sehingga dapat
menggunakan teknik dokumentasi. digunakan oleh manajemen perusahaan dan
berdampak pada biaya agensi yang besar yang
Definisi Operasional akan ditanggung oleh pemegang saham.
Variabel bebas Menurut Mollah et al (2000) dalam Djumahir
Variabel bebas (X) adalah variabel yang (2009:149), Free Cash Flow dapat dihitung
mempengaruhi atau variabel yang nilainya dengan rumus:
tidak dipengaruhi variabel lain (Tony,
2013:13).
1. Return On Assets (ROA) (X1)
Return On Assets (ROA) merupakan
kemampuan perusahaan menghasilkan laba
dengan total aset yang dimiliki. Atmaja
(2000:417), ROA dapat dihitung dengan
rumus:
Variabel Terikat Hasil ringkasan mengenai analisis
Variabel terikat (Y) adalah variabel regresi berganda dan uji hipotesis dalam
yang dipengaruhi atau variabel yang nilainya penelitian ini disajikan dalam Tabel 1.
tergantung oleh perubahan variabel lain
(Tony, 2013:13). Kebijakan dividen Tabel 1
merupakan variabel terikat yang diukur Koefisien t-
Var Sig t Ket
dengan dividend payout ratio. β hitung
Dividend Payout Ratio menunjukkan ROA (X1) 1,623 4,445 0,000 Sig
besarnya laba yang dibagikan dalam bentuk ROE (X2) -0,092 -0,609 0,546 Tidak
dividen kepada pemegang saham. Semakin Sig
besar Dividend Payout Ratio maka dividen CASH (X3) 0,074 3,146 0,003 Sig
yang dibagikan juga semakin besar sedangkan FCF (X4) -4,258 -7,356 0,000 Sig
laba ditahan semakin kecil. Menurut Mollah et R Square 0,897
al.,(2000) dalam Djumahir (2009:148) Adjusted R Square 0,886
Dividend Payout Ratio ialah perbandingan t-tabel (0,05;37) 2,026
antara jumlah dividen yang dibagikan dalam
setiap lembar saham pada akhir tahun dengan
rumus: Pengaruh parsial ditunjukkan dengan
besarnya nilai t hitung setiap variabel lebih
besar dari t tabel. Besarnya pengaruh variabel
bebas ke variabel terikat ditunjukkan dengan
besarnya Adjusted R square sebesar 88,6%.
Dan sisanya sebesar 11,4% dipengaruhi oleh
Metode Pengolahan dan Teknik Analisis variabel di luar penelitian ini.
Data
Uji asumsi klasik diperlukan agar Pembahasan
penelitian memiliki ketepatan dalam estimasi, Penelitian ini bertujuan untuk
tidak bias dan konsisten. Uji asumsi klasik mengetahui sejauh mana pengaruh variabel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji bebas ROA (X1), ROE (X2), CASH RATIO
normalitas, uji multikoloniearitas, uji (X3) dan FCF (X4) terhadap kebijakan dividen
autokorelasi, uji heterokedasitas. yang diukur dengan Dividend Payout Ratio(Y).
Teknik analisis menggunakan analisis
regresi linier berganda. Analisis regresi Pengaruh Parsial
berganda menjelaskan dan menguji hubungan Hasil uji t secara parsial, menunjukkan
antara variabel terikat (Y) dan variabel bebas profitabilitas yang diukur dengan Return On
(X). uji hipotesis secara parsial menggunakan Assets (ROA) memiliki pengaruh signifikan
uji t. terhadap kebijakan dividen yang diukur dengan
dividend payout ratio. Hal ini sesuai dengan
HASIL PENELITIAN DAN hipotesis (H1a) yang dirumuskan bahwa
PEMBAHASAN peningkatan Return On Assets (ROA) dapat
Ringkasan Hasil Regresi Linier Berganda meningkatkan dividend payout ratio.
Berdasarkan uji asumsi klasik yang Perusahaan melakukan pembayaran dividen
telah dilakukan dapat diketahui bahwa data dengan mempertimbangkan profitabilitas yang
dalam penelitian ini terdistribusi dengan diukur dengan Return On Assets (ROA).
normal, tidak terjadi gejala multikolonieritas, Sehingga perusahaan perlu menggunakan aset
tidak terdapat autokorelasi dan tidak terjadi secara efisien untuk meningkatkan laba bersih
heteroskedastisitas. Oleh karena itu data telah perusahaan. Hasil penelitian ini juga
memenuhi syarat untuk menggunakan model mendukung teori signaling hypothesis yang
regresi linier berganda. menyatakan kenaikan dividen akan dianggap
sinyal baik bahwa laba yang dihasilkan oleh
perusahaan semakin baik. Hasil penelitian ini Hasil penelitian ini bertentangan dengan
mendukung hasil penelitian terdahulu yang penelitian yang dilakukan oleh Yudhi (2011).
dilakukan oleh Amidu dan Abor (2006); Hasil uji t secara parsial, menunjukkan
Janifairus, et al.,(2013); Stefan (2013) yang free cash flow berpengaruh negatif signifikan
menyatakan Return On Assets (ROA) terhadap kebijakan dividen yang diukur dengan
berpengaruh positif signifikan terhadap dividend payout ratio. Hal ini bertentangan
dividend payout ratio. Tetapi, hasil penelitian dengan hipotesis (H1d) yang dirumuskan. Hal
ini bertentangan dengan penelitian yang ini mendukung teori dividen sisa atau residual
dilakukan Maskiyah dan Wahjudi (2013) yang dividend yang menyatakan perusahaan akan
menyatakan Return On Assets (ROA) tidak membayar dividen kepada pemegang saham
berpengaruh terhadap dividend payout ratio. setelah modal digunakan untuk membiayai
Hasil uji t secara parsial, menunjukkan investasi yang menguntungkan. Hasil
profitabilitas yang diukur dengan Return On penelitian ini tidak mendukung penelitian yang
Equity (ROE) tidak memiliki pengaruh dilakukan oleh Djumahir (2009) dan Ika (2011)
signifikan terhadap kebijakan dividen yang yang membuktikan bahwa free cash flow
diukur dengan dividend payout ratio. Hal ini mempunyai pengaruh positif signifikan
bertentangan dengan hipotesis (H1b) yang terhadap dividend payout ratio.
dirumuskan. Hal ini dapat disebabkan
perusahaan lebih mementingkan sumber dana KESIMPULAN DAN SARAN
yang diperoleh untuk membiayai pertumbuhan Kesimpulan
perusahaan daripada membagikan dividen. Penelitian ini bertujuan untuk menguji
Ekuitas yang dimiliki perusahaan dapat pengaruh Profitabilitas yang diukur dengan
diinvestasikan kembali dalam bentuk aset dan (Return On Assets dan Return On Equity),
investasi yang profitable perusahaan untuk Likuiditas (Cash Ratio), Free Cash Flow
meningkatkan dividen. Hasil penelitian ini terhadap Kebijakan Dividen yang diukur
mendukung penelitian yang dilakukan dengan Dividend Payout Ratio pada
Maskiyah dan Wahjudi (2013) yang perusahaan consumer goods yang listing di
menyatakan Return On Equity (ROE) tidak Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013. Hasil
berpengaruh terhadap dividend payout ratio. secara parsial menunjukkan Profitabilitas yang
Hasil penelitian ini juga bertentangan dengan diukur dengan Return On Assets (ROA) dan
penelitian yang dilakukan Stefan (2013) yang Likuiditas yang diukur dengan Cash Ratio
menyatakan Return On Equity (ROE) berpengaruh positif signifikan terhadap
berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen. Sedangkan Free Cash Flow
dividend payout ratio. berpengaruh negatif signifikan terhadap
Hasil uji t secara parsial, menunjukkan kebijakan dividen. Profitabilitas yang diukur
likuiditas yang diukur dengan cash ratio dengan Return On Equity (ROE) tidak
berpengaruh terhadap kebijakan dividen yang berpengaruh signifikan terhadap kebijakan
diukur dengan dividend payout ratio. Hal ini dividen.
sesuai dengan hipotesis (H1c) yang dirumuskan
bahwa terdapat pengaruh cash ratio dan Saran
dividend payout ratio. Hasil penelitian ini 1. Pada saat investor akan berinvestasi
mendukung teori bird in the hand yang modal pada pasar modal sebaiknya
menyatakan bahwa pemegang saham lebih memperhatikan profitabilitas, likuiditas
menyukai pembagian dividen daripada capital dan free cash flow perusahaan. Hal ini
gain. Hasil penelitian ini mendukung penelitian terbukti pada penelitian ini profitabilitas
yang dilakukan oleh Janifairus, et al., (2013), (Return On Assets), Likuiditas (Cash
Ika (2011), Mawarni dan Ratnadi (2012) yang Ratio), Free Cash Flow memiliki
membuktikan cash ratio berpengaruh positif pengaruh signifikan terhadap kebijakan
signifikan terhadap dividend payout ratio. dividen perusahaan. Dengan melihat
kinerja tersebut, investor dapat
memprediksi tingkat pengembalian dalam Atmaja, 2008, Teori dan Praktik Manajemen
bentuk dividen tunai oleh perusahaan. Keuangan, Andi Offset, Yogyakarta
Selain itu, investor juga harus
memperhatikan faktor-faktor lain yang Biro Pusat Statistik, 2013, Perkiraan Penduduk
dapat mempengaruhi kebijakan dividen. Beberapa Negara, Jakarta
2. Hasil penelitian ini, diharapkan menjadi
bahan pertimbangan dalam menentukan Brealy, Myers, Marcus, 2007, Dasar-Dasar
kebijakan dividen perusahaan. Dengan Manajemen Keuangan Perusahaan,
mempertimbangkan variabel yang diterjemahkan Bob Sabran, Jilid 2, Edisi
mempengaruhi dividend payout ratio 5, Erlangga, Jakarta
pada penelitian ini, maka dapat
membantu perusahaan dalam menentukan Brigham, E.F. dan Houston, J.F., 2011, Dasar-
kebijakan dividen yang optimal. Selain Dasar Manajemen Keuangan.
itu perusahaan juga harus memperhatikan diterjemahkan oleh Ali Akbar Yulianto,
faktor-faktor internal maupun eksternal Buku 1, Edisi 11,Salemba Empat, Jakarta
yang dapat mempengaruhi kebijakan
dividen. Brigham, E.F. dan Houston, J.F., 2011, Dasar-
3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat Dasar Manajemen Keuangan.
meneliti faktor-faktor lain selain yang diterjemahkan oleh Ali Akbar Yulianto,
digunakan dalam penelitian ini. Untuk Buku 2, Edisi 11,Salemba Empat, Jakarta
penelitian selanjutnya juga dapat
menambah rentang waktu penelitian dan Djumahir, 2009, Pengaruh Biaya Agensi,
objek penelitian yang berbeda. Tahap Daur Hidup Perusahaan dan
Regulasi terhadap Kebijakan Dividen,
DAFTAR PUSTAKA Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan,
Agnes Sawir, 2004, Kebijakan Pendanaan dan Vol.11, No. 2, pp 144-153
Restrukturisasi Perusahaan, PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta Gill, Biger, Tibrewala, 2010, Determinants of
Dividend Payout Ratios: Evidence from
Amidu, Mohammed dan Abor, Joshua, 2006, United States, Bussiness Journal, vol. 3,
Determinants of Dividend Payout pp 8-17
Ratios in Ghana, Journal of Risk Finance,
Vol. 7, No. 2, pp. 136-14 Ika Pristiawati, 2011, Insider Ownership,
Dispersion of Ownership, Free Cash Flow
Anonimous, 2013, Indonesia Capital Market dan Likuiditas terhadap Kebijakan
Directory, Jakarta Dividen, Skripsi Manajemen Keuangan
Universitas Brawijaya Malang
Antonia Timmerman dan Muhammad Rausyan
Fikry, 2015, Laba Emiten Consumer Janifairus, Hidayat dan Husaini, 2010,
Goods,(Online),(http://www.beritasatu.co Pengaruh Return on Asset, Debt to Equity
m/emiten/222833-laba-emiten-consumer- Ratio, Asset Growth dan Cash Ratio
goods-tumbuh-moderat.html),diakses terhadap Dividend Payout Ratio, Jurnal
tanggal 7/2/2015 Administrasi dan Bisnis Universitas
Brawijaya, pp 1-11
Arif Gunawan, 2014, Pertumbuhan Consumer
Goods,(Online),(http://industri.bisnis.com/ Jogiyanto, 2010, Metodologi Penelitian Bisnis,
read/20141019/257/266043/industri- BPFE, Yogyakarta
consumer-goods-tumbuh-pesat),diakses
tanggal 7/2/2015 Johar Arifin, 2007, Menggunakan Microsoft
Excel untuk Manajemen Keuangan
Modern, PT Elex Media Komputindo, Sutojo, Buku 2.Edisi 12, Jakarta: Salemba
Jakarta Empat

Keown, Arthur J, dkk, 2010, Manajemen Yudhi Misworo, 2011, Faktor-Faktor yang
Keuangan : Prinsip dan Penerapan Mempengaruhi Cash Dividend pada
diterjemahkan oleh Marcus Prihminto Perusahaan Go Public di BEI, Jurnal
Widodo, Jilid 2, Edisi 10, PT Indeks, Akuntansi Universitas Brawijaya
Jakarta

Maskiyah dan Wahjudi, 2013, Determinan


Dividend Payout Ratio pada Perusahaan
Pertambangan, Jurnal Ilmu Manajemen
Universitas Negeri Surabaya, Vol.1, No.
4, pp 996-1009

Mawarni dan Ratnadi, 2012, Pengaruh


Kesempatan Investasi, Leverage, dan
Likuiditas pada Kebijakan Dividen
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di
BEI, E-jurnal Akuntansi Universitas
Udayana, Vol. 9, pp 200-208

Stefan Yudhanto, 2013, Pengaruh Net Profit


Margin (NPM), Return On Asset (ROA),
Return On Equity (ROE), Earning Per
Share (EPS) terhadap Kebijakan Dividen
pada Perusahaan Manufaktur Tahun
2009-2011, Skripsi Manajemen Keuangan
Universitas Brawijaya

Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Kuantitatif


Kualitatif dan R&D, PT Alfabeta,
Bandung

Sumani, 2011, Analisis Pengaruh Return on


Equity, Current Ratio, Debt to Total
Assets dan Earning Per Share terhadap
Cash Dividend pada Perusahaan Non Jasa
Keuangan yang Go Public di Bursa Efek
Indonesia, Jurnal Aplikasi Manajemen,
vol. 10, no. 1, pp. 60-70

Tony Wijaya, 2013, Metodologi Penelitian


Ekonomi dan Bisnis (Teori dan Praktik,
Graha Ilmu, Yogyakarta

Van Horne, James C dan John M. Wachowicz,


Jr, 1998, Prinsip-Prinsip Manajemen
Keuangan, diterjemahkan oleh Heru

Anda mungkin juga menyukai