Anda di halaman 1dari 46

PENGARUH PROFITABILITAS DAN LIKUIDITAS TERHADAP

KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI


BEI

PROPOSAL PENELITIAN

Disusun Oleh:

NURUL QADRIAH HARTA


202110003

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

KONSENTRASI MANAJEMEN KEUANGAN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MAKASSAR

STIEM BONGAYA

MAKASSAR

2023/2024
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pertumbuhan dan perkembangan lembaga keuangan di Indonesia dari tahun ke
tahun semakin menunjukkan perkembangan kinerja yang membaik. Begitu juga
dengan kontribusinya terhadap pertumbuhan perekonomian nasional mulai beranjak
naik secara signifikan di setiap tahunnya. Lembaga keuangan di Indonesia terbagi
menjadi dua bagian, yaitu lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non
bank. Lembaga keuangan bank merupakan lembaga keuangan yang memberikan
jasa keuangan secara lengkap, disamping menyalurkan dana dari masyarakat,
lembaga keuangan bank akan menghimpun dana dari masyarakat serta
memberikan jasa-jasa keuangan yang mendukung dan memperlancar kegiatan
penyaluran dan penghimpunan dana, sedangkan lembaga keuangan non bank
hanya terfokus pada salah satu bidang saja, baik penyaluran maupun
penghimpunan dana meskipun ada juga yang melakukan keduanya.

Untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan, sektor jasa


keuangan merupakan salah satu sector penting dan dibutuhkan untuk membiayai
kebutuhan investasi dan pembangunan, sehingga upaya pendalaman keuangan
menjadi sangat penting baik dari pasar keuangan maupun institusi keuangan,
dengan tetap memperhatikan pengelolaan risiko dan stabilitas sistem keuangan.
Namun, saat ini Indonesia masih menghadapi tantangan besar karena kondisi
sektor jasa keuangan kita masih terbilang dangkal yang berpengaruh terhadap
perekonomian kita. Inklusivitas Indonesia juga masih terbilang cukup rendah,
dimana masih banyak penduduk Indonesia yang belum menikmati layanan jasa
keuangan secara formal.

Di era globalisasi yang semakin berkembang belakangan ini, Sebuah


perusahaan yang berdiri saat ini harus memiliki beberapa tujuan yang jelas
dan tepat. Dengan memiliki beberapa tujuan untuk mencapai keuntungan yang
maksimal dan meningkatkan nilai perusahaan. Untuk mencapai tujuan suatu
perusahaan dengan melakukan investasi. Investasi dapat diartikan sebagai suatu
tindakan menanamkan sumber daya atau modal pada saat ini, dengan
harapan bisa mendapatkan manfaat yang lebih di masa yang akan datang. Tujuan–
tujuan tersebut sangat erat hubungannya dengan pendapatan investor.

Dividen adalah pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan


banyaknya saham yang dimiliki. Hubungannya dengan pendapatan dividen, para
investor menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil, karena stabilitas
dividen akan meningkatkan kepercayaan investor dalam menanamkan dananya
kedalam suatu perusahaan. Dengan dividen yang besar akan meningkatkan nilai
perusahaan, untuk memperoleh laba yang tinggi, maka kemampuan perusahaan
untuk membayar dividen juga tinggi.

Keputusan sebuah perusahaan dalam kebijakan dividen yaitu membayar


atau tidak membayar dividen menjadi suatu keputusan yang mempengaruhi
keuangan dalam perusahaan. Jika perusahaan memutuskan untuk membayar
dividen maka perusahaan akan mengurangi laba yang ditahan sehingga akan
mengurangi dana internal. Sedangkan jika keputusan yang diambil adalah
tidak membayar dividen, maka dana yang ada dari laba ditahan akan
bertambah, namun pemegang saham akan merasa hak mereka tidak dipenuhi.

Kebijakan dividen merupakan salah satu dari tiga keputusan penting yang harus
dipertimbangkan manajer dalam suatu perusahaan, yaitu keputusan investasi,
pendanaan dan dividen. Kebijakan dividen adalah bagian yang tidak terpisahkan
dalam keputusan pendanaan perusahaan Van Horne dan Wachowicsz (dalam
Fitriasary 2005:270). Kebijakan dividen merupakan suatu keputusan mengenai
pembagian laba yang diperoleh perusahaan, apakah akan dibagikan kepada
pemegang saham atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan untuk membiayai
investasi di masa mendatang (Sartono, 2010:281)

Kebijakan dividen dapat ditunjukkan dengan Dividen Payout Ratio, yaitu


persentase laba yang dibagikan dalam bentuk dividen tunai. Dividend payout ratio
adalah persentase laba yang dibayarkan dalam bentuk dividen, atau rasio antara
laba yang dibayarkan dalam bentuk dividen dengan total laba yang tersedia bagi
pemegang saham. Perusahaan yang memilih membagikan laba dalam bentuk
dividen, akan mengurangi total sumber dana internal atau intern financing.
Bertentangan dengan keputusan tersebut, perusahaan yang memilih untuk
menahan laba yang diperoleh akan mengakibatkan kemampuan pembentukan dana
internal yang semakin besar (Sartono, 2010:281).

Seringkali kebijakan dividen menjadi suatu keputusan yang sulit bagi pihak
manajemen. Kebijakan ini menyangkut pertimbangan antara dua kepentingan, yaitu
kepentingan pemegang saham dengan dividennya serta kepentingan perusahaan
dengan laba ditahannya. Hal inilah yang dapat menimbulkan konflik keagenan yang
disebabkan oleh perbedaan kepentingan antara pihak manajemen dan para
pemegang saham. Hal ini sangat menarik untuk diteliti karena kebijakan dividen
yang optimal harus menghasilkan keseimbangan antara dividen saat ini dan
pertumbuhan di masa depan yang memaksimalkan harga saham (Brigham dan
Houston,
2011:211).

Dalam menginvestasikan dananya para pemegang saham memiliki tujuan, yaitu


untuk memperoleh pendapatan (return) baik dalam bentuk dividen maupun capital
gain. Pendapatan (return) tersebut tidak didasarkan pada kebijakan manajemen
intern perusahaan, tetapi berdasarkan hasil atau kinerja yang telah dicapai oleh
perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan yang dipublikasikan (Sandy
dan Asyik, 2013). Para investor yang tidak menyukai risiko tinggi akan memilih
dividen daripada capital gain di masa yang akan datang dan hanya berorientasi
kepada dividen saat ini.

Dividen sekarang lebih menguntungkan dibandingkan dengan saldo laba, karena


ada kemungkinan nantinya saldo laba tersebut tidak menjadi dividen di masa yang
akan datang (Sari, 2008). Berkaitan dengan pendapatan dividen, para investor
umumnya menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil. Stabilitas dividen
akan meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan, karena mengurangi
ketidakpastian investor dalam menanamkan dananya (Sandi dan Asyik, 2013).
Kebijakan dividen di satu sisi akan memenuhi harapan investor dan disisi lain
kebijakan tersebut diharapkan tidak menghambat pertumbuhan perusahaan apalagi
mengancam kelangsungan hidup perusahaan.

Kebijakan dividen dapat berupa dividen tunai maupun dividen saham, dividen
tunai umumnya lebih menarik bagi pemegang saham dibandingkan dengan dividen
saham (Sadalia dan Saragih, 2008). Pembagian dividen tunai merupakan arus kas
keluar dari perusahaan. Hal tersebut mengakibatkan kesempatan perusahaan untuk
melakukan investasi dengan kas yang dibagikan sebagai dividen menjadi berkurang
(Suharli, 2006). Sisi positifnya, dividen juga merupakan suatu nilai yang mampu
mengikat para investor untuk setia terhadap perusahaan tersebut. Beberapa faktor
yang diduga memengaruhi kebijakan dividen perusahaan adalah profitabilitas,
likuiditas, tingkat pertumbuhan perusahaan dan leverage.

Profitabilitas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kebijakan


dividen. Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam
menghasilkan laba. Profitabilitas dalam hal ini diukur menggunakan ROE (Return
On Equity), profit yang dihitung adalah profit yang dihasilkan dari ekuitas yang
digunakan untuk kegiatan operasional sehingga menghasilkan laba operasional.
Semakin tinggi return on equity suatu perusahaan maka dividend payout ratio yang
dibagikan juga akan semakin tinggi (Deitiana, 2009).

Beberapa hasil penelitian menemukan bahwa profitabilitas berpengaruh positif


dan signifikan terhadap kebijakan dividen, yang ditemukan dalam penelitian Al-najjar
(2009), Al-Kuwari (2009), (Marpaung & Hadianto, 2009), Yudhanto dan Aisjah
(2013) serta Silaban (2016). Hasil penelitian Nuringsih (2005) dan Dewi (2008)
menemukan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
kebijakan dividen. Menurut penelitian yang dilakukan Apandi (2013), profitabilitas
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kebijakan dividen. Sementara Anil
dan Kapoor (2008), Dhailani (2006), dan (Islam & Saha, 2014) menemukan bahwa
profitabilitas berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kebijakan dividen.

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, dan


laba inilah yang akan menjadi dasar pembagian dividen perusahaan (Sari, 2008).
Perusahaan yang menghasilkan laba memiliki kemampuan untuk membayar dividen
sekaligus menyimpan dana internal dalam bentuk laba ditahan untuk membiayai
investasi (Al-Makalwi, 2007) dengan syarat laba yang dihasilkan perusahaan
tersebut cenderung stabil (Atmaja 2008:292).

Semakin tinggi return on equity suatu perusahaan maka dividend payout ratio
yang dibagikan juga semakin tinggi (Deitiana, 2009). Semakin tinggi laba yang
dihasilkan perusahaan maka semakin tinggi aliran kas dalam perusahaan sehingga
perusahaan dapat membayar dividen lebih tinggi (Marpaung & Hadianto, 2009).

Profitabilitas dalam hal ini diukur dengan ROE, profitabilitas merupakan


kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan ekuitas. Laba bersih
merupakan faktor utama yang dapat dijadikan pertimbangan untuk memberikan
dividen kepada para pemegang saham. Penelitian yang dilakukan oleh Suharli
(2007), Abdelsalam et al. (2008), Al-Najjar (2009), Al-Kuwari (2009), Marpaung
(2009), Ihejirika dan Nwakanma (2012), Yudhanto dan Aisjah (2013) serta Silaban
(2016) menemukan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kebijakan dividen.

Hal ini didasarkan pada semakin besar keuntungan yang didapatkan


perusahaan, menyebabkan semakin besar jumlah kas yang dimiliki sehingga
semakin besar jumlah dividen yang dapat dibagikan kepada pemegang saham
(Lopolusi, 2013). Hal ini didasarkan pada semakin besar keuntungan yang
didapatkan perusahaan, menyebabkan semakin besar jumlah kas yang dimiliki
sehingga semakin besar jumlah dividen yang dapat dibagikan kepada pemegang
saham (Lopolusi, 2013).

Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu maka dapat dirumuskan hipotesis


sebagai berikut. H1 : Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap Kebijakan
Dividen. Menurut Van Horne dan Wachowicz (2005:167), rasio likuiditas (liquidity
ratio) digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi
liabilitas jangka pendek dengan sumber daya jangka pendek (atau lancar) yang
tersedia untuk memenuhi liabilitas tersebut. Weston (2011:127) menyebutkan
bahwa rasio likuiditas (liquidity ratio) merupakan rasio yang menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek.
Artinya apabila perusahaan ditagih, perusahaan akan mampu untuk memenuhi
utang tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo, baik kewajiban terhadap
pihak luar perusahaan (likuiditas badan usaha) maupun di dalam perusahaan
(likuiditas perusahaan).

Posisi kas atau likuiditas dari suatu perusahaan merupakan faktor yang penting
yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan
besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham. Dividen
merupakan cash outflow, oleh karena itu semakin kuatnya posisi likuiditas
perusahaan, berarti makin besar kemampuan untuk membayarkan dividen. Nilai
current ratio yang tinggi menunjukkan kemampuan pemanfaatan aktiva lancar
perusahaan dan kemampuan likuidasi kewajiban lancar secara optimal sehingga
keuntungan yang diperoleh perusahaan dapat dibagikan dalam bentuk dividen.
Tingkat likuiditas perusahaan yang tinggi mencerminkan tingginya kemampuan
perusahaan dalam melunasi hutang yang akan jatuh tempo sehingga akan semakin
besar dividen yang dibagikan (Aljannah, 2010) Penelitian yang dilakukan oleh Griffin
(2010), Wicaksana (2012), Andriyani dan Sulistyaningsih (2012), Idawati (2014),
Dewi (2014) dan Sari (2015) menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kebijakan dividen. Berdasarkan uraian tersebut, dapat diketahui
bahwa semakin kuat posisi likuiditas perusahaan terhadap prospek kebutuhan dana
di waktu-waktu mendatang, maka semakin tinggi pula tingkat dividend payout
rationya (Riyanto, 2011:267). Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu maka
dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut. H2 : Likuiditas berpengaruh positif
signifikan terhadap Kebijakan Dividen.

Likuiditas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen.


Rasio likuiditas merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
melunasi kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar yang dimiliki. Hal ini
dikarenakan bagi perusahaan, dividen merupakan arus kas keluar, maka semakin
besar posisi kas dan likuiditas perusahaan secara keseluruhan akan semakin besar
kemampuan perusahaan untuk membayarkan dividen (Sartono, 2010:293).

Likuditas dalam hal ini diproksikan dengan Current Ratio (CR) yaitu rasio antara
aktiva lancer dengan utang lancar. Penelitian yang dilakukan oleh Igan, Aureo dan
Marcelo (2006), (Andriyani, 2008), Griffin (2010), Sulistyaningsih (2012), Wicaksana
(2012), (Ida Ayu Agung Idawati Drs. Gede Merta Sudiartha, 2011), Dewi (2014) dan
Sari (2015) menemukan bahwa likuiditas berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kebijakan dividen. (Maldajian & El Khoury, 2014) mengemukakan bahwa
likuiditas memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap dividend payout ratio.

Penelitian yang dilakukan oleh Igan, Aureo dan Marcelo (2006), (Andriyani,
2008), Griffin (2010), Sulistyaningsih (2012), Wicaksana (2012), (Ida Ayu Agung
Idawati Drs. Gede Merta Sudiartha, 2011), Dewi (2014) dan Sari (2015) menemukan
bahwa likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen.
(Maldajian & El Khoury, 2014) mengemukakan bahwa likuiditas memiliki pengaruh
negatif signifikan terhadap dividend payout ratio. Penelitian yang dilakukan
sebelumnya menemukan bahwa likuiditas berpengaruh positif dan tidakk signifikan
(Wijanti & Sedana, 2013). Hasil berbeda ditemukan oleh Novatiani dan Oktaviani
(2012), Sunarya (2013), (Lopolusi, 2013) serta Ahmed (2014) bahwa likuiditas
berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap kebijakan dividen.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Profitabilitas dan Likuiditas terhadap

Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI ”

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka pada penelitian ini penulis

merumuskan masalah, yaitu :

1. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan dividen pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia ?

2. Apakah Likuiditas berpengaruh terhadap kebijakan dividen pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia ?

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian dimaksudkan untuk :

1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan

dividen perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar BEI.

2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh likuiditas terhadap kebijakan dividen

perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar BEI.

D. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian diharapkan memberikan manfaat (kontribusi) secara teoritis dan praktis

yang dapat diuraikan sebagai berikut :


1. Manfaat Teoritis

a. Untuk menambah dan memperbanyak pengetahuan wawasan tentang ilmu

sehubungan dengan Pengaruh Profitabilitas dan Likuiditas Terhadap

Kebijakan dividen pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI).
b. Memberikan bukti empiris tentang Pengaruh Kebijakan Dividen dan Kepemilikan

Institusional Terhadap Kebijakan dividen pada Perusahaan Manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

2. Manfaat Praktis

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

semua pihak yang berkepentingan dan membutuhkan diantaranya: a.

Bagi Investor

Memberikan kontribusi bagi investor untuk menambah kajian dan pengetahuan

dalam pengambilan keputusan investasi.

b. Bagi Perusahaan

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan penentuan kebijakan untuk

meningkatkan nilai perusahaan.

c. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan, referensi dan

tambahan wawasan bagi penelitian terkait.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN TEORITIS

A. MANAJEMEN KEUANGAN

1. Pengertian Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan adalah keseluruhan aktivitas perusahaan yang

berhubungan dengan usaha mendapatkan dana yang diperlukan dengan biaya

yang minimal dan syarat-syarat yang paling menguntungkan beserta usaha

untuk menggunakan dana tersebut seefisien mungkin.

Manajemen keuangan didefiniskan sebagai upaya perusahaan

memperoleh dana yang dibutuhkan, mengalokasikan dana yang diperoleh dan

mendistribusikan hasil dari pemanfaatan dana kepada pemilik perusahaan

dengan cara yang rasional dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan.

Manajemen keuangan berkaitan dengan perencanaan, pengarahan,

pemantuan, pengorganisasian dan pengendalian sumber daya keuangan suatu

perusahaan. Manajemen keuangan terutama menangani masalah pengelolaan

uang.Dalam setiap pengambilan keputusan, manajer keuangan hampir selalu

berdasarkan pada data-data akuntansi. Bidang akuntansi bertanggung jawab


dalam membuat laporan keuangan yang terdiri dari neraca, perhitungan rugi laba

dan perubahan modal. Laporan keuangan diperlukan oleh manajer keuangan,

terutama dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan.

2. Fungsi Manajemen Keuangan

Beberapa fungsi dari manajemen keuangan tentunya yang harus di lakukan

oleh perusahaan agar sistem keuangan bisa berjalan dan baik serta tujuan

perusahaan agar tercapai sesuai dengan visi dan misi perusahaan untuk

mendapatkan keuntungan yang besar dibarengi dengan pengelolaan kuangan

yang baik dan benar kunci dari kesuksesan pengelolaan perusahaan, sebagian

besar dari fungsi manajemen keuangan adalah:

a. Keputusan investasi

Salah satu cara dalam pengambilan keputusan scorang manajer untuk

mendapatkan laba perusahaan yang lebih besar, selain keuntungan di bisnis

utamanya yaitu dengan cara melakukan investasi ke beberapa kegialan usaha

agar perusahaan mendapat keuntungan yang lebih besar dengan uang selalu

berjalan dan tidak ada uang yang tidak berjalan karena berjalannya uang atau

perputaran uang maka keuntungan perusahaan semakin bertambah dan tetap

mengalir dari berbagai sektor seta sumber investasi yang di lakukan oleh

manajer keuangan.

b. Keputusan Pendanaan

Manajer dalam memutuskan seta memperlimbangkan pendanaan

perusahaan melalui analisis yang tepat dalam memenuhi semua kebutuhan dan
kegiatan perusahaan baik untuk pendanaan investasi maupun pendanaan

operasional perusahaan tentunya dalam pemilihan mengutamakan nilai

ekonomis serta pengeluaran sesuai proporsional kebutuhan perusahaan yang

tepat.

c. Keputusan dividen

Perhitungan laba dari keuntungan perusahaan tentunya manajer perusahaan

harus menyiapkan berapa besar keuntungan yang harus di bagikan kepada

pemegang saham atau pemilik modal sesuai modal yang di tanamkan secara

proporsional besarya tergantung berapa besar kepemilikan sahamnya, dan juga

harus menyiapkan kisaran kebutuhan perusahaan untuk dana yang harus di

simpan jadi tidak di bagikan semua kepemilik saham sebagai dividen, dana

cadangan dengan melakukan persetujuan dengan pemegang saham agar laba

sebagian besar bisa ditahan atau laba di tahan guna untuk kepentingan dan

keperluan operasional perusahaan.

1. Peranan Manajemen Keuangan

Peran manajemen keuangan adalah arti penting dalam kegiatan manajer

keuangan untuk pengelolaan perusahaan secara baik dan benar dalam hal

ini dapat di jelaskan sebagai berikut:

a. Fungsi-fungsi di perusahaan

Karena peranan manajemen keuangan sangat vital maka manajer keuangan

sangatlah menonjol di bandingkan dengan yang lainnya, kaitan erat dengan

kegiatan operasional lainnya, karena operasional yang lain tidak bisa berjalan

kalau manajemen keuangan tidak baik dan benar dengan perhitungan yang

matang serta pembagian anggaran sesuai departemen secara proporsional


maka operasional perusahaan bisa berjalan dengan lancar yaitu di dukung

dengan keuangan vang ada di manajemen keuangan sebagai sumber dana.

b. Pengembangan Karier Manajemen Keuangan


Karier dari manajemen keuangan sangat menjanjikan dalam suatu organisasi

perusahaan Karena manajer keuangan mempunyai latar belakang yang

mumpuni artinya seorang manajer keuangan di sangat tahu kondisi

perusahaan sesungguhnya apakah perusahaan dalam kondisi baik saja

ataupun tidak.

Karena catatan tersebut ada di keuangan perusahaan dengan melihat

kekuatan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan atau laba di setiap

periodenya dan manajer keuangan setidaknya tahu keputusan yang perlu di

ambil untuk kebaikan perusahaan, maka dengan ini apabila ada posisi

direktur yang kosong maka peluang paling besar untuk mengisinya adalah

manajer keuangan.

B. KEBIJAKAN DIVIDEN

1. Pengertian Kebijakan dividen

Kebijakan dividen merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan

keputusan pendanaan perusahaan. Kebijakan dividen merupakan keputusan

apakah laba yang diperoleh perusahaan akhir tahun akan dibagi kepada

pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah

modal guna pembiayaan investasi dimasa yang akan datang.

Pada umumnya para investor di pasar modal membutuhkan berbagai

informasi tentang baik tidaknya suatu perusahaan untuk melakukan investasi,

terutama informasi mengenai pengumuman dividen. Hal in berkaitan dengan


sinyal prospek masa depan suatu perusahaan yang diberikan ole pihak

manajemen perusahaan kepada para calon investor melalui pengumuman

dividen. Salah satu tori kebijakan dividen yang berkaitan dengan dividen

sebagai sinyal adalah "Dividend Signaling Theory".

Teori dividend signaling theory pertama kali dicetuskan ole

Battacharya. Teori ini menjelaskan bahwa informasi tentang cash dividend

yang dibayarkan dianggap sebagai sinyal prospek perusahaan dimasa

mendatang. Adanya anggapan ini disebabkan terjadinya asymetrik

information antara manajer dan investor, shingga para investor

mengguanakan kebijakan dividen sebagai sinyal prospek perusahaan. Setiap

kebijakan dividen dapat menjadi bahan penilaian investor (pihak yang tidak

memiliki informasi lengkap mengenai perusahaan) tentang kinerja

perusahaan. Ketika perusahaan membayar dividen untuk pertama kalinya,

investor dapat menginterprestasikan bahwa sat in manajer yakin bahwa

profitabilitas perusahaan tidak cukup untuk membiayai kesempatan investasi

tetapi juga dapat membayarkan dividen.

Karena investor dan manajer mengerti bahwa sekali dividen dibayarkan

maka sangat jarang dividen tersebut besarnya akan diturunkan maka investor

juga akan menganggap inisiasi tersebut sebagai keyakinan manajer bahwa

laba perusahaan dimasa yang akan datang.


2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen

Menurut Sartono, ada beberapa hal yang mempengaruhi kebijakan

dividen dalam sebuah perusahaan. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain

adalah sebagai berikut:

a) Kebutuhan dana perusahaan

Kebutuhan dana bagI perusahaan dalam kenyataannya merupakan faktor

yang harus dipertimbangkan dalam menentukan kebijakan dividen yang akan

diambil. Aliran kas perusahaan yang diharapkan, pengeluaran modal di masa

datang yang diharapkan, kebutuhan tambahan piutang dan persediaan, pola

pengeluaran utang dan masih banyak faktor lain yang mempengaruhi posisi

kas perusahaan yang harus dipertimbangkan dalam analisis kebijakan

dividen. b) Likuiditas

Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama dalam banyak

kebijakan dividen. Karena dividen bagi perusahaan merupakan kas keluar,

maka semakin besar posisi kas dan likuiditas perusahaan secara

keseluruhan akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar

dividen.

c.) Kemampuan meminjam

Remampuan meminjam dalam Jangka pendek tersebut akan

meningkatan leksibilitas likuiditas perusahaan. Selain itu, fleksibilitas

perusahaan juga dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan untuk bergerak di

pasar modal dengan mengeluarkan obligasi. Perusahaan yang semakin bear

dan sudah establish akan memiliki akses yang lebih baik dipasar modal.
Kemampuan meminjam yang lebih besar, fleksibilitas lebih besar akan

memperbesar kemampuan membayar dividen.

3. Tujuan Kebijakan Dividen

Adapun tujuan pembagian dividen adalah sebagai berikut: 1) Untuk

memaksimumkan kemakmuran bagi para pemegang saham, karena

tingginya dividen yang dibayarkan akan memengaruhi harga saham.

2) Untuk menunjukkan likuiditas perusahaan dengan dibayarkannya

dividen, diharapkan kinerja perusahaan dimata investor bagus dan diakui

bahwa perusahaan mampu menghadapi gejolak ekonomi dan mampu

memberikan hasil kerja kepada investor.

3) Sebagian investor memandang bahwa risiko dividen adalah lebih

rendah dibanding resiko capital gain.

4) Untuk memenuhi kebutuhan para pemegang saham akan

pendapatan tetap yang digunakan untuk keperluan konsumsi.

5) Dividen dapat digunakan sebagi alat komunikasi antara manajer dan

pemegang saham.

4. Indikator Dividen

Indikator yang digunakan dalam mengukur kebijakan dividen yaitu:

1. Dividen Payout Ratio (DPR)

Dividen Payout Ratio (DPR) merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur mengenai proporsi pembagian dividen yang dibagikan kepada

pemegang saham (Murhadi, 2013:65).

DPR = Dividen Per Share


Earning Per Share

2. Dividend Yeild (DY) merupakan rasio yang mengukur perbandingan antara

dividen yang diterima investor terhadap harga saham (Murhadi, 2013:65).

Dividend Yeild = Dividen per share

Market price per share

C. PROFITABILITAS

1. Pengertian Profitabilitas

Profitabilitas dapat diartikan sebagai kemampuan perusahaan menghasilkan

laba (profit). Menurut Syafri (1999 : 304) Profitabilitas suatu perusahaan adalah

kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan

sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah

cabang dan sebagainya. Munawir (2004) memberikan pengertian profitabilitas,

yaitu : profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba

selama periode tertentu.

Dari beberapa pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa yang dimaksud

dengan profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau

nilai hasil akhir operasional perusahaan selama periode tertentu.

2. Faktor-Faktor Profitabilitas

Faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas suatu perusahaan yaitu

struktur modal, pertumbuhan penjualan, ukuran perusahaan dan modal kerja.


Faktor pertama yang mempengaruhi profitabilitas adalah struktur modal. Menurut

Hary (2019) struktur modal merupakan rasio yang digunakan untuk

mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka

panjang. Kemampuan perusahaan dalam mengelola struktur modalnya dengan

baik akan menunjukkan reaksi penilaian yang kredible di mata para investor

sehingga bagi perusahaan langkah untuk mendapatkan kredit semakin mudah.

Semakin tinggi modal yang dimiliki perusahaan dalam memenuhi kegiatan

operasionalnya maka kemungkinan dilakukannya pinjaman akan semakin kecil,

sehingga pembayaran beban bunga bagi perusahaan juga semakin kecil dan

pada akhirnya dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan. Suatu perusahaan

menggunakan hutang yang terlalu besar dalam aktivitas operasionalnya maka

akan berisiko tinggi dalam pembayaran beban bunga.

Struktur modal dalam penelitian ini diproksikan oleh Debt to Equity Ratio

(DER). DER adalah rasio yang menunjukkan perbandingan utang dan modal

perusahaan atau situasi yang menunjukkan kinerja perusahaan dalam memenuhi

kegiatan operasionalnya (Meithasari dalam Lorenza, dkk 2020). Alasan

pemilihan DER diakibatkan karena dengan utang yang diperoleh perusahaan

menunjukkan bahwa perusahaan memperoleh kepercayaan dari investor selaku

pemilik modal. Hubungan struktur modal dengan profitabilitas yaitu struktur

modal yang rendah akan meningkatkan profitabilitasnya, begitu juga sebaliknya

apabila struktur modal tinggi akan menurunkan tingkat profitabilitasnya. Hal ini

didukung oleh penelitian Brastibian, dkk (2020) serta Sitorus, dkk (2019) yang

menyatakan bahwa struktur modal yang diproksikan oleh Debt to Equity Ratio
(DER) berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA). Tetapi

penelitian Lorenza, dkk (2020) bahwa struktur modal berpengaruh negatif dan

tidak signifikan terhadap profitabilitas. Sementara penelitian Triaryati dan

Sukmayanti (2019) menyatakan bahwa struktur modal berpengaruh positif dan

tidak signifikan terhadap

profitabilitas.

Berikutnya yang mempengaruhi profitabilitas adalah pertumbuhan penjualan

Pertumbuhan perusahaan mengambarkan tolok ukur keberhasilan

perusahaan. Keberhasilan tersebut menjadi tolok ukur investasi untuk

pertumbuhan pada masa yang akan datang. Pertumbuhan perusahaan dapat

ditunjukkan pertumbuhan aset yang dimiliki perusahaan. Semakin besar aset

diharapkan semakin besar hasil operasional yang dihasilkan perusahaan. Selain

itu indikator pertumbuhan perusahaan dapat dilihat dari kenaikan penjualan dari

tahun ke tahun (Sunarto dan Bumi dalam Meidiyustiani, 2016). Pertumbuhan

penjualan adalah peningkatan penjualan antara tahun sekarang dibandingkan

dengan tahun sebelumnya yang dinyatakan dalam bentuk presentase

(Suryaputra dalam Brastibian, dkk 2020). Pertumbuhan penjualan mencerminkan

keberhasilan perusahaan dalam investasi …

Sementara penelitian yang dilakukan Meidiyustiani (2016) menyatakan

bahwa pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh positif signifikan terhadap

profitabilitas.
Faktor lain yang mempengaruhi profitabilitas adalah ukuran perusahaan.

Ukuran perusahaan merupakan faktor penting lain dalam meningkatkan nilai

perusahaan. Setiap perusahaan mempunyai ukuran yang berbeda, semakin


besar ukuran suatu perusahaan maka semakin besar pula modal yang

diinvestasikan di berbagai jenis usaha. Semakin besar ukuran perusahaan maka

akan lebih mudah untuk memperoleh dana yang digunakan untuk operasional

perusahaan. Perusahaan yang besar dengan mudah mendapatkan akses ke

pasar modal dikarenakan perusahaan mempunyai fleksibilitas dan kemampuan

untuk mengumpulkan dana yang lebih besar. Hal tersebut dapat ditunjukkan dari

besarnya total kekayaan yang dimiliki perusahaan, total kekayaan inilah yang

membuat kepercayaan pihak eksternal saat akan menginvestasikan dananya

(Paramita, dkk 2020).

Hubungan ukuran perusahaan dengan profitabilitas yaitu semakin tinggi

ukuran perusahaan maka semakin tinggi pula tingkat profitabilitas, dan

sebaliknya semakin rendah ukuran perusahaan maka akan semakin rendah

profitabilitas yang didapatkan perusahaan. Hal ini didukung oleh penelitian yang

dilakukan Penelitian Paramita, dkk (2020) dan Miswanto, dkk (2017) menyatakan

bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas.

Tetapi pada penelitian Sukmayanti dan Triaryati (2019) yang menyatakan bahwa

ukuran perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas.

Sementara pada penelitian Umah dan Fuadati (2020) menyatakan bahwa ukuran

perusahaan berpengaruh positif tidak signifikan terhadap profitabilitas.

Selain struktur modal, pertumbuhan penjualan, dan ukuran perusahaan,

modal kerja juga mempengaruhi profitabilitas. Modal kerja merupakan modal

yang digunakan dalam melakukan kegiatan perusahaan. Modal kerja juga dapat

diartikan sebagai investasi yang ditanamkan dalam aktiva jangka pendek atau
aktiva lancar, seperti kas, surat berharga, piutang, persediaan, dan aktiva lancar

lainnya. Penggunaan dana sebagai modal kerja tersebut dapat diperoleh dari

kenaikan aktiva dan menurunnya pasiva. Pengelolaan dan penggunaan dana

dapat berjalan dengan baik apabila perusahaan memiliki kontrol yang baik.

3. Tujuan dan Manfaat Rasio Profitabilitas

Profitabilitas perusahaan merupakan salah satu dasar penilaian kondisi

suatu perusahaan, untuk itu dibutuhkan suatu alat analisis untuk bisa menilainya.

Alat analisis yang dimaksud adalah rasio-rasio keuangan. Ratio profitabilitas

mengukur efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang diperoleh

dari penjualan dan investasi.Profitabilitas juga mempunyai arti penting dalam

usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka panjang, karena

profitabilitas menunjukkan apakah badan usaha tersebut mempunyai prospek

yang baik di masa yang akan datang.

Dengan demikian setiap badan usaha akan selalu berusaha

meningkatkan profitabilitasnya, karena semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu

badan usaha maka kelangsungan hidup badan usaha tersebut akan lebih

terjamin. Menurut Kasmir (2008: 197) tujuan penggunaan profitabilitas bagi

perusahaan maupun bagi pihak luar perusahaan adalah : 1. Untuk mengukur

atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu. 2.

Unutk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun

sekarang. 3. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu. 4. Untuk

mengukur produktifitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik


modal sendiri. 5. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang

digunakan,baik modal pinaman maupun modal sendiri. 6. Untuk mengukur

produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan.

4. Indikator Profitabilitas

Beberapa indikator profitabilitas umum meliputi:

a. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin):

Mengukur selisih antara pendapatan kotor dan biaya produksi.

Formula: ((Pendapatan Kotor - Biaya Produksi) / Pendapatan Kotor) x


100.

b. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin):

Mengukur keuntungan bersih sebagai persentase dari pendapatan total.

Formula: ((Keuntungan Bersih / Pendapatan Total) x 100).

c. Return on Investment (ROI):

Mengukur seberapa efisien suatu investasi dalam menghasilkan

keuntungan.

Formula: ((Keuntungan Bersih - Investasi Awal) / Investasi Awal) x 100.

d. Return on Assets (ROA):

Mengukur seberapa efisien perusahaan menggunakan asetnya untuk

menghasilkan laba.

Formula: (Keuntungan Bersih / Total Aset) x 100.


e. Return on Equity (ROE):

Mengukur tingkat pengembalian investasi bagi pemegang saham.

Formula: (Keuntungan Bersih / Ekuitas) x 100.

f. Earning per Share (EPS):


Mengukur keuntungan yang tersedia bagi setiap saham yang beredar.

Formula: (Keuntungan Bersih - Dividen Preferen) / Jumlah Saham Biasa

yang Beredar.

D. LIKUIDITAS

1. Pengertian Likuiditas

Likuiditas menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi

kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih (Munawir

2010: 31). Secara khusus jika ditinjau dari kebijakan yang dilakukan manajer

dalam mengatur aktiva perusahaan, maka likuiditas dapat diartikan sebagai

proporsi dari aktiva perusahaan yang diinvestasikan ke dalam kas dan

marketable securities (surat berharga) (Kim et al, 1998).

Rasio antara cash ditambah marketable securities terhadap total aset ini

pada dasarnya merupakan rasio yang menunjukkan cash position (Munawir,

2010). Hal senada juga diungkapkan oleh Bambang Riyanto (2012)

mengemukakan pendapatnya tentang likuiditas yaitu masalah likuiditas

berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi

kewajiban finansiilnya yang harus segera dipenuhi. Apabila kemampuan

membayar tersebut dihubungkan dengan kewajiban pada pihak luar (kreditur)

dinamakan likuiditas badan usaha, sedangkan apabila kemampuan membayar

tersebut dihubungkan dengan kewajiban financial untuk penyelenggaraan proses

produksi, maka dinamakan likuiditas perusahaan.


Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya secara

tepat waktu, berarti perusahaan tersebut dapat dikatakan berada dalam keadaan

yang likuid. Seiring dengan berkembangnya perekonomian dunia, likuiditas akan

menjadi sebuah permasalahan jika perusahaan kedepannya tidak memiliki

kemampuan untuk membayar kewajibannya.

2. Faktor-Faktor yang Likuiditas

Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam menentukan tingkat likuiditas

perusahaan, maka pihak manajemen perlu mempertimbangkan beberapa faktor

yang dapat mempengaruhi. Faktor-faktor tersebut antara lain:

a. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya perusahaan . Besar

kecilnya usaha tersebut ditinjau dari lapangan usaha yang dijalankan. Penentuan

skala besar kecilnya perusahaan dapat ditentukan berdasarkan total penjualan,

total asset, rata- rata tingkat penjualan (Seftianne,2011). Perusahaan memiliki

akses lebih besar dan luas untuk mendapat sumber pendanaan dari luar,

sehingga untuk memperoleh pinjaman akan menjadi lebih mudah karena

dikatakan bahwa perusahaan dengan ukuran besar memiliki kesempatan lebih

besar untuk memenangkan persaingan atau bertahan dalam industri.

Dengan ukuran besar Sawir (2004) menyatakan bahwa perusahaan yang

berukuran besar mempunyai berbagai kelebihan dibanding perusahaan

berukuran kecil. Kelebihan tersebut yang pertama adalah ukuran perusahaan

dapat menentukan tingkat kemudahan perusahaan memperoleh dana dari pasar


modal. Kedua, ukuran perusahaan menentukan kekuatan tawar-menawar

(bargaining power) dalam kontrak keuangan. Dan ketiga, ada kemungkinan

pengaruh skala dalam biaya dan return membuat perusahaan yang lebih besar

dapat memperoleh lebih banyak laba luar yang berupa hutang yang diberikan

kreditor. Namun dalam mengambil keputusan untuk membiayai investasinya

manajemen akan cenderung untuk memilih menggunakan dana internal

perusahaan. Dana internal lebih disukai daripada dana eksternal karena

perusahaan tidak perlu membuka diri dari sorotan pemodal luar (Handayani,

2011). Hal juga ini dipengaruhi oleh adanya agency conflict antara agent dengan

principal akibat adanya asymetry informasi (Myers dan Majluf (1984) dalam Kim

et al (1998).

Menurut Kim et all (1998) biaya yang relatif besar dari pendanaan

eksternal sangatlah mahal. Sehingga ia menganjurkan untuk menggunakan

asset likuid untuk mendanai kebutuhan investasi yang masih akan terjadi di

masa yang akan datang. Myers dan Rajan (1998) dalam Anderson (2002)

menyatakan bahwa aset likuid akan memberikan keuntungan yang akan

membuat kemungkinan bagi perusahaan untuk menangkap kesempatan

investasi yang belum terlihat sebelumnya atau untuk bertahan selama kondisi

periode bisnis yang kurang menguntungkan.

Kesempatan investasi yang belum terlihat tersebut akan memotivasi

management untuk mempertahankan asset likuid yang mereka miliki sebagai

modal internal dalam pembiayaan investasi. Pembiayaan investasi ini akan


mempengaruhi kondisi likuiditas perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa kesempatan bertumbuh berpengaruh positif terhadap likuiditas.

b. Kesempatan Bertumbuh

Kesempatan bertumbuh perusahaan yang dihadapi di masa yang akan

datang merupakan suatu prospek yang baik untuk mendatangkan laba bagi

perusahaan. Kesempatan bertumbuh tersebut hanya dapat direalisasi oleh

perusahaan melalui kegiatan investasi. Kegiatan investasi jangka panjang

tersebut akan memerlukan biaya yang relatif besar (Santoso, 2011). Jensen

(1986) dalam Fatmawati (2011) menyatakan bahwa perusahaan dengan

investment opportunity yang tinggi biasanya memiliki tingkat pertumbuhan yang

tinggi (high growth), dan aktif melakukan investasi.

Untuk melakukan pendanaan perusahaan memiliki dua sumber, yaitu

pertama pendanaan internal seperti penerbitan saham dan laba ditahan,

sedangkan yang kedua adalah pedanaan dari luar yang berupa hutang yang

diberikan kreditor. Namun dalam mengambil keputusan untuk membiayai

investasinya manajemen akan cenderung untuk memilih menggunakan dana

internal perusahaan. Dana internal lebih disukai daripada dana eksternal karena

perusahaan tidak perlu membuka diri dari sorotan pemodal luar (Handayani,

2011). Hal juga ini dipengaruhi oleh adanya agency conflict antara agent dengan

principal akibat adanya asymetry informasi (Myers dan Majluf (1984) dalam Kim

et al (1998).
Menurut Kim et all (1998) biaya yang relatif besar dari pendanaan

eksternal sangatlah mahal. Sehingga ia menganjurkan untuk menggunakan

asset likuid untuk mendanai kebutuhan investasi yang masih akan terjadi di

masa yang akan datang. Myers dan Rajan (1998) dalam Anderson (2002)

menyatakan bahwa aset likuid akan memberikan keuntungan yang akan

membuat kemungkinan bagi perusahaan untuk menangkap kesempatan

investasi yang belum terlihat sebelumnya atau untuk bertahan selama kondisi

periode bisnis yang kurang menguntungkan. Kesempatan investasi yang belum

terlihat tersebut akan memotivasi management untuk mempertahankan asset

likuid yang mereka miliki sebagai modal internal dalam pembiayaan investasi.

Pembiayaan investasi ini akan mempengaruhi kondisi likuiditas perusahaan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kesempatan bertumbuh berpengaruh positif

terhadap likuiditas.

c. Perputaran Modal Kerja

Modal merupakan faktor yang sangat penting bagi perusahaan untuk

menjalankan aktivitas operasional sehari-hari. Menurut Ahmad (2002) periode

perputaran modal kerja (working capital turnover period) dihitung sejak suatu kas

diinvestasikan dalam komponen– komponen modal kerja sampai kembali lagi

menjadi kas. Sedangkan menurut Djarwanto (2004) perusahaan dikatakan

mempunyai posisi likuiditas yang kuat apabila mampu memelihara modal kerja

yang cukup untuk mendanai operasi perusahaan yang normal. Dari teori di atas

dapat diketahui bahwa perputaran modal kerja berpengaruh terhadap likuiditas

perusahaan. Semakin cepat perputaran modal kerja, semakin baik tingkat


likuiditas perusahaan karena tersedia aktiva lancar untuk membayar hutang

lancar tepat pada waktunya. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa modal kerja

berpengaruh terhadap likuiditas

3. Tujuan dan Manfaat Likuiditas

Perhitungan rasio likuiditas memberikan cukup banyak manfaat bagi

berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Pihak yang paling

berkepentingan adalah pemilik perusahaan dan manajemen perusahaan guna

menilai kemampuan perusahaan itu sendiri. Kemudian, pihak luar perusahaan

juga memiliki kepentingan, seperti kredito atau penyedia dan bagi perusahaan,

misalnya perbankan. Atau juga pihak distributor supplier yang menyalurkan atau

menjual barang yang pembayaran secara angsuran kepada perusahaan

Oleh karena itu, perhitungan rasio likuiditas tidak hanya berguna bagi

perusahaan, namun juga bagi pihak luar perusahaan. Dalam praktiknya terdapat

banyak manfaat atau tujuan analisis rasio likuiditas bagi perusahaan, baik bagi

pihak pemilik perusahaan, manajemen perusahaan dan pihak yang memiliki

hubungan dengan perusahaan seperti kredito dan distributor atau supplier.

(Kasmir, 2012,)

4. Indikator Likuiditas

Beberapa indikator likuiditas yang umum digunakan meliputi:

a. Rasio Lancar (Current Ratio):

Mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka

pendek dengan menggunakan aset lancar.


Formula: Current Ratio = Aset Lancar / Kewajiban Lancar.

b. Quick Ratio (Rasio Cepat atau Acid-Test Ratio):

Versi yang lebih konservatif dari rasio lancar, yang tidak memasukkan stok

dalam penghitungan.

Formula: Quick Ratio = (Aset Lancar - Stok) / Kewajiban Lancar.

c. Rasio Kas Terhadap Kewajiban Lancar (Cash Ratio):

Mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka

pendek menggunakan kas dan setara kas.

Formula: Cash Ratio = (Kas dan Setara Kas) / Kewajiban Lancar.

d. Rasio Perputaran Piutang (Accounts Receivable Turnover):

Mengukur seberapa cepat perusahaan mengumpulkan piutangnya.

Formula: Accounts Receivable Turnover = Penjualan Kredit / Piutang Usaha

Rata-Rata.

e. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover):

Mengukur seberapa cepat perusahaan menjual dan menggantikan

persediaannya.

Formula: Inventory Turnover = Biaya Barang Terjual / Persediaan Rata-Rata.


Indikator likuiditas ini memberikan gambaran tentang seberapa mudah

perusahaan dapat mengonversi asetnya menjadi uang tunai untuk memenuhi

kewajiban jangka pendek. Pemilihan indikator dapat disesuaikan dengan

kebutuhan analisis khusus Anda atau karakteristik bisnis yang sedang Anda

tinjau.

B. HUBUNGAN ANTAR VARIABEL


Hubungan Antar Variabel Berikut ini akan dijelaskan hubungan antar variabel

penelitian. Dimana hasil dari hubungan antar variabel ini akan tersusun

hipotesishipotesis penelitian yang akan kemudian akan diuji.

1. HUBUNGAN PROFITABILITAS DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN

Profitabilitas yang diproksikan dengan Return On Asset menggambarkan

kinerja keuangan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktiva uang

digunakan untuk operasional perusahaan serta untuk mengetahui kinerja

perusahaan berdasarkan kemampuan perusahaan dalam mengelola asset yang

dimiliki. Semakin besar keuntungan yang dimiliki maka semakin besar pula

kemampuan perusahaan dalam membayar dividen. Berdasarkan uraian tersebut

maka profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen.

Menurut Wirjolukito dalam Michell Suharli (2007) menyatakan bahwa

pihak manajemen akan membayarkan dividen untuk memberikan sinyal

mengenai keberhasilan perusahaan dalam membukakan profit. Sinyal tersebut

menyimpulkan bahwa kemampuan perusahaan untuk membayar dividen

merupakan fungsi dari keuntungan. Dalam penelitian Idawati (2012)

mengungkapkan bahwa variabel profitabilitas yang diproksikan oleh ROE

berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividen adalah bagian dari

keuntungan bersih perusahaan, berarti dividen akan dibagikan kepada

pemegang saham pabila prusahaan memperoleh laba, sehingga keuntungan

perusahaan akan sangat mempengaruhi besarnya tingkat pembayaran.


Berbagai penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif

terhadap Kebijakan Dividen (Nur dan Karnen (2014); Monika dan Sudjarni

(2018)). Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang diajukan adalah:

Hipotesis 1:

Profitabiltas berpengaruh signifikan terhadap Kebijakan Dividen.

2. HUBUNGAN LIKUIDITAS DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN

Pengaruh Likuiditas Terhadap Kebijakan Dividen Likuiditas perusahaan

menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mendanai kegiatan operasional

dan melunasi kewajiban perusahaan. Likuiditas perusahaan diasumsikan mampu

menjadi indikator tingkat pengembalian investasi berupa dividen. Current ratio

menjadi proksi untuk mengukur likuiditas perusahaan, karena Current Ratio

digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kemampuan jangka pendeknya. Semakin besar Current ratio menunjukkan

semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka

pendeknya termasuk didalamnya adalah membayar dividen. Tingginya current

ratio menunjukkan keyakinan investor terhadap kemampuan perusahaan untuk

membayar dividen.

Dengan demikian likuiditas berpengaruh positif terhadap kebijakan

dividen. Tingginya current ratio menunjukkan keyakinan investor terhadap

kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Penelitian yang dilakukan

oleh Fadlia dan Lina (2013) menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh positif

terhadap kebijakan dividen karena dividen yang menggunakan kas yang dimiliki
oleh perusahaan, sehingga perusahaan harus memiliki kas yang cukup untuk

dapat membayarkan dividen. Semakin besar current ratio menunjukkan semakin

tinggi kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang

termasuk didalamnya adalah membayar dividen. Tingginya current ratio

menunjukkan keyakinan investor terhadap kemampuan perusahaan untuk

membayar dividen.

Hal yang sama juga dibuktikan oleh Nur dan Karnen (2014) dan Monika

dan Sudjarni (2018). Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang diajukan

adalah: Hipotesis 2: Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap Kebijakan

Dividen

C. KERANGKA PIKIR

Kerangka pemikiran ini bertujuan agar mempermudah jalan pemikiran

terhadap masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini. Berdasarkan kajian

teoritis yang telah dijelaskan tersebut untuk lebih memudahkan pemahaman

tentang kerangka pemikiran penelitian ini, maka dapat dilihat dalam gambar

skema berikut :
1. Current Ratio (CR)
2. Total Asset Turnover
(TATO)
3. Debt to Equity Ratio
(DER)
4. Debt Ratio (DR)
5. Pertumbuhan penjualan

Profitabilitas

Kebijakan
dividen

Likuiditas

1. Profitabilitas
2. Likuiditas
3. Tingkat pertumbuhan
perusahaan
1. Tingkat pertumbuhan 4. Ukuran perusahaan
penjualan
2. Perputaran piutang
3. Efisiensi modal kerja

D. PENELITIAN TERDAHULU

VARIABEL TEORI DAN


JUDUL,PENULIS DAN
No. MEDIASI DAN METODE HASIL PENELITIAN
TAHUN INDEPENDEN
DEPEDENT PENELITIAN
1 Nur, T. (2018). Pengaruh Profitabilitas (X1) Kebijakan Pendekatan yang Hasil penelitian ini
Profitabilitas dan dividen (Y) digunakan adalah dapat disimpulkan :
Likuiditas terhadap Likuiditas kuantitatif dengan 1. Profitabilitas
Kebijakan Dividen (X2) Firm Size teori statistik berpengaruh signifikan
dengan Firm Size (Mediasi) sebagai alat terhadap kebijakan
sebagai Pemoderasi. untuk mengukur dividen
ESENSI: Jurnal variabel yang 2. Sementara likuiditas
Manajemen diteliti. tidak berpengaruh
Bisnis, 21(2), 1-15. signifikan terhadap
Kebijakan dividen.
3. Firm size signifikan
memoderasi pengaruh
profitabilitas terhadap
kebijakan dividen,
sementara tidak
signifikan memoderasi
pengaruh likuiditas
terhadap kebijakan
dividen

2 Idawati, I. A. A., & Profitabilitas (X1) Kebijakan Penelitian ini 1. Variabel profitabilitas
Sudiartha, G. M. dividen (Y) menggunakan berpengaruh terhadap
(2014). Pengaruh Likuiditas desain penelitian kebijakan dividen. Hal
Profitabilitas, Likuiditas, (X2) hubungan kausal. ini ditunjukkan oleh
Ukuran Perusahaan
hasil uji parsial (uji t),
terhadap Kebijakan ukuran
Deviden Perusahaan perusahaan (X3) yaitu nilai thitung
Manufaktur di sebesar 3.283 > nilai
BEI (Doctoral ttabel 1.987 dengan
dissertation, Udayana tingkat signifikansi
University). 0.001 < 0.05.
2. Likuiditas berpengaruh
terhadap kebijakan
dividen. Hasil uji
parsial (uji t)
menunjukan bahwa
nilai thitung 2.686 >
nilai ttabel 1.987 dan
tingkat signifikansi
sebesar 0.009 < 0.05.
3. Ukuran perusahaan
tidak memiliki
pengaruh terhadap
kebijakan dividen. Hasil
uji parsial (uji t)
menunjukkan nilai
thitung adalah sebesar
1.249 < nilai ttabel
1.987 dengan tingkat
signifikansi yaitu 0.215
> 0.05.

3 Bawamenewi, K., & Profitabilitas (X1) Kebijakan Sampel diambil 1. Profitabilitas (ROE)
Afriyeni, A. (2019). dividen (Y) dengan berpengaruh negatif
Pengaruh Profitabilitas, Leverage menggunakan dan tidak signifikan
Leverage, Dan Likuiditas (X2) metode purposive terhadap kebijakan
Terhadap Kebijakan
sampling dividen pada
Dividen Pada Likuiditas
Perusahaan Manufaktur (X3) perusahaan sektor
Yang Terdaftar Di Bursa manufaktur periode
Efek Indonesia. Jurnal 2013-2017 yaitu
Pundi, 3(1). dengan nilai
koefisien sebesar -
0,48 dan nilai
probabilitiy sebesar
(0,6289 > 0,05).
2. Leverage (DER)
berpengaruh negatif
dan signifikan
terhadap kebijakan
dividen pada
perusahaan sektor
manufaktur periode
2013-2017 yaitu
dengan nilai
koefisien -4,45 dan
nilai probability
sebesar (0,0000 <
0,05).
3. Likuiditas (CR)
berpengaruh positif
dan tidak signifikan
terhadap kebijakan
dividen pada
perusahaan sektor
manufaktur periode
2013-2017 yaitu
dengan nilai
koefisien 0,73 dan
nilai probability
sebesar
(0,4622>0,05).
4 Nufiati, N. M. B., & Profitabilitas (X1) Kebijakan Jenis penelitian 1. Hasil pengujian
Suwitho, S. (2015). dividen (Y) ini adalah hipotesis
Pengaruh Profitabilitas Likuiditas penelitian menunjukkan
dan Likuiditas Terhadap (X2) korelasional variabel
Kebijakan Dividen Kas (correlational profitabilitas,
pada Perusahaan research) mempunyai
Pefindo 25. Jurnal Ilmu pengaruh signifikan
dan Riset Manajemen dan positif
(JIRM), 4(8). terhadap dividen
kas
2. Hasil pengujian
hipotesis
menunjukkan
variabel likuiditas,
mempunyai
pengaruh signifikan
dan positifterhadap
dividen kas, yang
artinya semakin
baik likuiditas
akan meningkatkan
dividen kas.

5 Wulandari, D. A. (2023). Kebijakan hutang Kebijakan Dalam penelitian 1. Kebijakan Hutang


Pengaruh Kebijakan (X1) dividen (Y) ini, peneliti mempengaruhi
Hutang, Likuiditas dan mengaplikasikan kebijakan dividen
Profitabilitas Terhadap Likuiditas pendekatan dalam bidang farmasi
Kebijakan Dividen: Studi (X2) kuantitatif. yang tercantum dalam
pada Perusahaan Bursa Efek Indonesia
Farmasi yang Terdaftar Profitabilitas (X3) secara positif tetapi
di BEI Tahun 2017- tidak signifikan
2020. Studi Ekonomi dan 2. Dalam industri dalam
Kebijakan Publik, 1(2), bidang farmasi yang
109-122. tercantum pada Bursa
Efek Indonesia,
likuiditas mempunyai
dampak yangpositif
tetapi tak signifikan
bagi kebijakan
dividen.
3. Untuk industri bidang
farmasi yang tertera
dalam Bursa Efek
Indonesia, profitabilitas
memiliki pengaruh
negatif juga kecil
pada kebijakan dividen
6 Monika, N. G. A. P. D., & Likuiditas Kebijakan Metode 1. Likuiditas berpengaruh
Sudjarni, L. K. (X1) dividen (Y) pengumpulan positif signifikan
(2017). Pengaruh data yang terhadap kebijakan
likuiditas, profitabilitas Profitabilitas (X2) digunakan dalam dividenpada perusahaan
dan leverage terhadap penelitian adalah manufaktur di Bursa Efek
kebijakan dividen pada Leverage observasi non Indonesia selama periode
perusahaan manufaktur (X3) partisipan 2011-2015.
di Bursa Efek 2. Profitabilitas berpengaruh
Indonesia (Doctoral positif signifikan
dissertation, Udayana terhadap kebijakan
University). dividen pada
perusahaan manufaktur di
Bursa Efek Indonesia
selama periode 2011-
2015.
3. Leverage berpengaruh
negatif signifikan
terhadap kebijakan
dividenpada perusahaan
manufaktur di Bursa Efek
Indonesia selama periode
2011-201
7 Firdaus, I., & Sediaz, S. Profitabilitas (X1) Kebijakan Sampel yang 1. Profitabilitas berpengaruh
R. B. (2017). Pengaruh dividen (Y) digunakan dalam positif dan signifikan terhadap
Profitabilitas, Likuiditas Likuiditas penelitian ini kebijakan dividen pada sub
Dan Struktur Modal (X2) adalah metode sektor perdagangan eceran
Terhadap Kebijakan purposive periode 2011-2015
Dividen (Studi Struktur Modal sampling 2. Likuditas tidak berpengaruh
Perusahaan Sub Sektor (X3) terhadap kebijakan dividen
Perdagangan Eceran Di pada sub sektor perdagangan
Bursa Efek Indonesia eceran periode 2011-2015
Periode 2011– 3. Struktur modal tidak
2015). Jurnal Ilmiah berpengaruh terhadap
Manajemen Dan kebijakan dividen pada sub
Bisnis, 3(3), 398-419. sektor perdagangan eceran
periode 2011-2015.
8 Winna, H. T. (2019). Profitabilitas (X1) Kebijakan Jenis penelitian Hasil penelitian menunjukan
Pengaruh Profitabilitas, dividen (Y) yang digunakan bahwa:
Likuiditas Dan Kebijakan Likuiditas dalam penelitian 1. Profitabilitas secara
Utang Terhadap (X2) ini yaitu penelitian parsial berpengaruh
Kebijakan Dividen Pada
asosiatif positif dan signifikan
Perusahaan Kebijakan
Manufaktur. Jurnal dividen terhadap kebijakan
Paradigma (X3) dividen.
Akuntansi, 1(2), 523-532. 2. Likuiditas secara parsial
berpengaruh positif
namun tidak signifikan
terhadap kebijakan
dividen.
3. Kebijakan utang secara
parsial berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap kebijakan
dividen.
9 Wiendharta, A. D., & Profitablitas Kebijakan Jenis penelitian 1. Bahwa profitabilitas
Andayani, A. (2019). (X1) dividen (Y) yang digunakan berpengaruh positif
Pengaruh Profitabilitas, adalah penelitian terhadap kebijakan
Leverage, Likuiditas Dan Leverage kuantitatif dividen. Profitabilitas
Ukuran Perusahaan (X2) diukur menggunakan
Terhadap Kebijakan Return On Asset (ROA)
Dividen. Jurnal Ilmu dan Likuiditas 2. Bahwa leverage
Riset Akuntansi (X3) berpengaruh negatif
(JIRA), 8(4). terhadap kebijakan
dividen. Leverage
diukur dengan
Ukuran menggunakan Debt to
perusahaan (X4) Equity Ratio (DER).
3. Bahwa likuiditas
berpengaruh negatif
terhadap kebijakan
dividen. Likuiditas
diukur dengan
menggunakan Current
Ratio (CR).

10 Hasana, R., Mardani, R. Free Cash Flow Kebijakan Jenis penelitian 1. Variabel Free Cash Flow
M., & Wahono, B. (2018). (X1) dividen (Y) yang dipakai oleh berpengaruh negatif tidak
Pengaruh Free Cash meneliti signifikan terhadap Kebijakan
Flow, Profitabilitas, Profitabilitas (X2) menggunakan data Deviden pada perusahaan Food
Likuiditas Dan Leverage
sekunder bersifat and Beverage yang terdaftar di
Terhadap Kebijakan Likuiditas
Dividen Pada (X3) eksplanatif BEI.
Perusahaan Food And 2. Variabel Profitabilitas
Beverage Yang Terdaftar Leverage berpengaruh negatif tidak
Di Bursa Efek Indonesia (X4) signifikan terhadap Kebijakan
(BEI) Periode 2014- Deviden pada perusahaan Food
2016. E-JRM: Elektronik and Beverage yang terdaftar di
Jurnal Riset BEI.
Manajemen, 7(12). 3. Variabel Likuiditas
berpengaruh positif signifikan
terhadap Kebijakan Deviden
pada perusahaan Food and
Beverage yang terdaftar di BEI.
4. Variabel Leverage
berpengaruh positif signifikan
terhadap Kebijakan Deviden
pada perusahaan Food and
Beverage yang terdaftar di BEI.
11 Zahidda, D., & Sugiyono, Profitabilitas (X1) Kebijakan Penelitian ini 1. Hasil pengujian
S. (2017). Pengaruh dividen (Y) merupakan jenis menunjukkan bahwa
Profitabilitas, Likuiditas, penelitian kausal profitabilitas yang
Posisi Kas Terhadap Likuiditas komparatif diukur dengan return on
Kebijakan Dividen pada (X2) assets berpengaruh
Perusahaan Food terhadap dividend
Beverages. Jurnal Ilmu Posisi Kas (X3) payout ratio pada
dan Riset Manajemen perusahaan food and
(JIRM), 6(2). beverages pada
periode penelitian 2010-
2015.
2. Likuiditas yang diukur
dengan current ratio
berpengaruh terhadap
dividend payout rasio
pada perusahaan food
and beverages pada
periode penelitian 2010-
2015.
3. Posisi kas tidak
berpengaruh terhadap
dividend payout ratio
pada perusahaan food
and beverages pada
periode penelitian
2010-2015.
12 Aini, F. (2017). Pengaruh Likuiditas Kebijakan Penelitian ini 1. Likuiditas tidak
Likuiditas, Profitabilitas, (X1) dividen (Y) tergolong berpengaruh terhadap
Dan Harga Saham penelitian kausatif Kebijakan Dividen.
Terhadap Kebijakan Profitabilitas 2. Profitabilitas tidak
Dividen (Studi Empiris (X2) berpengaruh terhadap
pada Perusahaan Kebijakan Dividen.
Manufaktur Di Bursa Efek Harga saham 3. Harga Saham
Indonesia Tahun 2011- (X3) berpengaruh negatif
2015). Jurnal signifikan terhadap
Akuntansi, 5(2). Kebijakan Dividen.
13 YULIANI, Y. (2021). Profitabilitas (X1) Kebijakan Penelitian ini 1. Profitabilitas. yang.
Pengaruh Profitabilitas, dividen (Y) menggunakan diproksikan denga.n
Likuiditas dan Profitabilitas (X2) metode purposive Return On Assets
Solvabilitas terhadap sampling memilik.i pengaru.h
Kebijakan Dividen pada Solvabilitas negati.f da.n signifika.n
Perusahaan LQ45 yang (X3) terhada.p kebijaka.n
Terdaftar di Bursa Efek divide.n yan.g
Indonesia. Jurnal diproksika.n denga.n
Manajemen Dan Bisnis Dividend Payout Ratio.
Sriwijaya, 19(1), 31-48. 2. Likuidita.s yan.g
diproksik.an denga.n
Current Ratio tida.k
signifika.n terhad.ap
kebijaka.n divide.n
yan.g diproksika.n
denga.n Dividend
Payout Ratio.
3. Solvabilita.s yan.g
diproksika.n denga.n
Debt to Equity Ratio
tid.ak signifik.an
terh.adap kebijaka.n
divid.en ya.ng
diproksik.an den.gan
Dividend Payout Ratio
14 Velannia, E., & Profitabilitas (X1) Kebijakan Dalam penelitian 1. Profitabilitas
Nurfadillah, M. (2022). dividen (Y) menggunakan berpengaruh positif
Pengaruh Profitabilitas Likuiditas metode kuantitatif signifikan terhadap
Dan Likuiditas Terhadap (X2) kebijakan dividen pada
Kebijakan Dividen Pada perusahaan LQ45 yang
Perusahaan LQ45 Yang tercatat dalam BEI.
Terdaftar Di Bursa Efek 2. Likuiditas tidak memberi
Indonesia. Borneo pengaruh negatif serta
Studies and tidak signifikan pada
Research, 3(3), 3213- kebijakan dividen dalam
3220. perusahaan LQ45 yang
tercatat pada BEI.
15 Saputra, O. M. L. S. D. Likuiditas Kebijakan Penelitian ini 1. Berdasarkan hasil
(2015). Pengaruh (X1) dividen (Y) adalah penelitian analisis data diperoleh
likuiditas, profitabilitas ex post facto (data probability value
dan pertumbuhan Profitabilitas masa lalu) sebesar 0,000 < 0,05
penjualan terhadap (X2)
maka Ho ditolak berarti
kebijakan dividen. Jurnal
Ekonomi Dan Pertumbuhan ada pengaruh yang
Kewirausahaan, 15(1). Penjualan positif dan signifikan
(X3) likuiditas (X1) terhadap
kebijakan dividen (Y)
pada perusahaan
manufaktur di Bursa
Efek Indonesia.
2. Berdasarkan hasil
analisis data diperoleh
probability value
sebesar 0,000 < 0,05
maka Ho ditolak berarti
ada pengaruh yang
positif dan signifikan
profitabilitas (X2)
terhadap kebijakan
dividen (Y) pada
perusahaan manufaktur
di Bursa Efek
Indonesia.
3. Hasil analisis diperoleh
probability value
sebesar 0,039 < 0,05
maka Ho ditolak berarti
ada pengaruh yang
positif dan signifikan
pertumbuhan penjualan
(X3) terhadap
Kebijakan dividen (Y)
pada perusahaan
manufaktur di Bursa
Efek Indonesia.

E. HIPOTESIS

Hipotesis adalah suatu penjelasan atau dugaan sementara tentang

perilaku, fenomena, atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan

terjadi.» Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Profitabilitas berpengaruh positif dan singnifikan terhadap kebijakan dividen

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

2. Likuiditas berpengaruh positif dan singnifikan terhadap kebijakan dividen pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk


menganalisis hubungan kausalitas yang digunakan untuk menjelaskan pengaruh
variabel independen, yang terdiri dari profitabilitas, likuiditas terhadap variabel
dependen, yaitu kebijakan dividen. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
semua Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Adapun periode
yang diambil dalam penelitian ini adalah tahun 2017-2019.

Berdasarkan jenisnya penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yakni menekankan


pada pengujian teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan
melakukan analisis data sekunder dengan prosedur statistik. Dimana data yang
digunakan berupa angka yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan dengan
mengakses website Bursa Efek Indonesia yakni www.idx.co.id.
B. Tempat Dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian yang digunakan untuk melakukan penelitian terletak pada


perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2019.
Waktu penelitian yang digunakan untuk penelitian ini dilakukan sejak tanggal
dikeluarkannya izin penelitian dalam jangka waktu selama 3 bulan, yaitu dari bulan
April hingga bulan Juni 2023.

C. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah sekelompok orang kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai
karakteristik tertentu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode pengamatan tahun
20172019.

2. Sampel

Penelitian ini menggunakan metode Puposive Sampling dalam pemilihan sampel.


Dimana Purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Kriteria- kriteria yang harus dipenuhi perusahaan agar dapat
dijadikan sampel, yaitu:

1. Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada


periode 2017- 2019.
2. Perusahaan manufaktur yang telah mempublikasikan laporan keuangan secara
lengkap yang telah diaudit oleh auditor independen selama periode 2017-2019.
3. Perusahaan manufaktur yang tidak mengalami kerugian selama kurun waktu
2017-2019
4. Perusahaan manufaktur yang membagikan dividen kepada pemegang saham
selama periode 2017-2019.
5. Perusahaan Manufaktur yang menggunakan satuan mata uang rupiah pada
periode 2017- 2019

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi.


Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder yang diperoleh dari
analisis laporan keuangan masing-masing sampel perusahaan yang diolah dari data
laporan keuangan tahunan untuk mencari sisi variabel profitabilitas, likuiditas
sedangkan untuk variabel kebijakan dividen diolah dari Indonesia Capital Market
Directory (ICMD) yang keduanya diperoleh melalui website BEI yakni www.idx.co.id.
E. Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi yang
perhitungannya menggunakan software SPSS versi 25. Regresi digunakan untuk
mengukur besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Penelitian ini menggunakan regresi linear berganda karena variabel independen yang
digunakan lebih dari satu variabel. Metode analisis regresi linear berganda yang
digunakan pada penelitian ini meliputi statistik deskriptif dan uji asumsi klasik

1. Statistik Deskriptif

Statistik deksriptif memberikan gambaran atau deksripsi suatu data yang dilihat dari
nilai ratarata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range,
kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2018). Statistik deskriptif
yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan nilai maksimum, nilai minimum, nilai
rata-rata serta standar deviasi. Sedangkan metode analisis dara dilakukan dengan
bantuan software SPSS vesri 25.

2. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi linear berganda terhadap data yang diperoleh
dalam penelitian, maka terlebih dahulu harus dilakukan uji asumsi klasik untuk
mendeteksi apakah data dalam penelitian ini terjadi penyimpangan. Uji asumsi klasik
yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikolonieritas uji
heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah model regresi, variabel pengganggu
atau residual berdistribusi normal atau tidak.

Model regresi yang baik adalah distribusi datanya baik atau mendekati normal. variabel
pengganggu atau residual dapat dideteksi berdistribusi normal atau tidak dengan
menggunakan dua pendekatan analisis yaitu analisis grafik dan uji statistik (Ghozali,
2018). Metode statistik yang dapat digunakan dalam uji normalitas salah satunya dapat
diukur dengan menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov dengan taraf
signifikansi yaitu 0,05. Berdasarkan taraf tersebut dapat disimpulkan bahwa:

1) Jika nilai Sig >0,05, maka distribusi bersifat normal


2) Jika nilai Sig <0,05, maka distribusi bersifat tidak
normal

b. Uji Multikolinearitas

Multikolonieritas adalah suatu kondisi yang menunjukan dimana satu atau lebih variabel
independen terdapat korelasi dengan variabel independen lainnya (Ghozali, 2018). Uji
multikolenearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi tersebut ditemukan
adanya hubungan korelasi atau keterkaitan antara variabel independen. Model yang
baik adalah yang menunjukkan tidak adanya hubungan korelasi antara variabel
independen.

Metode yang digunakan untuk uji multikolonieritas dalam persamaan regresi dilakukan
dengan meregresikan model analisis dan melakukaj uji korelasi antar variabel
independen dengan menggunakan tolerance value dan varian inflation factor (VIF). Jika
nilai tolerance value < 0,10 dan nilai VIF > 10 maka tidak terjadi multikolinearitas.

Karena tolerance value tersebut memiliki limit atau batasan nilai

>0,10 dan nilai VIF <10 (Ghozali, 2018).

c. Uji AutoKorelasi

Menurut Ghozali (2018) uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu
model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t (saat
ini) dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi
maka disebut ada permasalahan autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi
yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul
karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu suatu observasi ke
observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time series) karena
gangguan pada seseorang individu/kelompok cenderung mempengaruhi gangguan
pada individu/kelompok yang sama pada periode berikutnya. Model regresi yang baik
adalah yang bebas dari permasalahan autokorelasi.

d. Uji Heterokedastisitas

Heterokedastisitas merupakan suatu varian pengganggu yang tidak mempunyai varian


yang sama untuk setiap observasi sehingga mengakibatkan penafsiran regresi tidak
efisien. Uji heterokedastisitas merupakan pengujian untuk menguji apakah dalam model
regresi tersebut adanya ketidaksamaan antara nilai residual dari satu pengamatan ke
pengamatan lainnya (Ghozali, 2018). Jika adanya kesamaan antara pengamatan satu
ke pengamatan lainnya maka disebut homokedastisitas, sedangkan jika adanya
perbedaan dinamakan heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Dalam pengujian
heterokedastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan analisis grafik dan uji
statistik.

Salah satu uji statistik yang dapat digunakan adalah uji gletser. Uji gletser dilakukan
dengan meregresi nilai residual terhadap variabel independen (Ghozali, 2018). Apabila
nilai signifikansi variabel diatas 0,05 maka model regresi dapat dikatakan tidak
mengandung heterokedastisitas. Sebaliknya apabila model regresi nilai signifikansinya
dibawah 0,05 maka dapat dikatakan model regresi mengandung heterokedastisitas.
3. Analisis Regresi Linear Berganda

Menurut Indriantoro dan Supomo metode analisis regresi linear berganda pada
dasarnya ekstemsi dari metode regresi dalam analisis bivarite yang pada umumnya
digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap
variabel dependen dengan skala pengukuran interval atau rasio dalam suatu
persamaan linear. Persamaan dapat dituliskan sebagai berikut:

DPR = α + β1. Pro + β2.Lik + e

Keterangan :
DPR : Dividend Payout Ratio
α : Konstanta
β : Koefisien Regresi
Pro : Profitabilitas
Lik : Likuiditas
e : error

F. UJI HIPOTESIS

1. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji F pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui apakah semua variabel independen
yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel dependen (Ghozali, 2018). Jika variabel independen mempunyai pengaruh
secara simultan terhadap variabel dependen maka persamaan regresi yang diperoleh
dapat diandalkan atau model penelitian yang digunakan sudah fit. Untuk menguji
hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai
berikut:

a) Jika nilai signifikansinya lebih dari 5%, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Ini berarti
bahwa variabel independen tidak mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel dependen.

b) Jika nilai signifikansinya kurang dari 5%, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti
bahwa variabel independen mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel dependen.

2. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Pengujian ini yaitu untuk menguji seberapa besar model penelitian tersebut memiliki
kontribusi dalam menerangkan variabel dependen. Nilai koefesien determinasi berkisar
antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil menjelaskan bahwa kemampuan variabel bebas
(independen) dalam menjelaskan variabel terikatnya (dependen) masih terbatas. Nilai
yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.

Kelemahan yang mendasar dalam dalam menggunakan koefisien determinasi adalah


bias terhadap jumlah independen yang dimasukkan dalam model. Apabila satu variabel
independen ditambah, R2 akan meningkat tanpa mempedulikan apakah variabel
tersebut signifikan atau tidak terhadap variabel dependen. Oleh karena itu dalam
penelitian ini menggunakan nilai adjusted R2 karena memiliki jumlah variabel
independen lebih dari satu. Sama seperti R 2 nilai adjusted R2 juga berkisar antara nol
san satu. Apabila mendekati nilai 1 berarti semakin kuat variabel independen
menjelaskan variabel dependen (Ghozali, 2018).

3. Uji t (t Test)

Uji t dilakukan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel independen terhadap


variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan dilakukan dengan tingkat
signifikansi 5% (Ghozali, 2018).
a) Jika nilai signifikansinya lebih dari 5%, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Ini berarti
bahwa variabel independen tidak mempunyai pengaruh secara individual terhadap
variabel dependen.

b) Jika nilai signifikansinya kurang dari 5%, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti
bahwa variabel independen mempunyai pengaruh secara individual terhadap
variabel dependen.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan, maka dapat
ditarik beberapa kesimpulan dari keseluruhan hasil penelitian dengan judul “Pengaruh
Profitabilitas dan Likuiditas Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur
Yang Terdaftar di BEI” adalah sebagai berikut:
1) Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2017-2019.
2) Likuiditas berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2017-2019.

Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan yang telah diuraikan, maka dapat
diberikan beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk
penelitian-penelitian selanjutnya.

Adapun saran-saran akan dituliskan sebagai berikut:

1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian dapat menjadi indikasi bagi perusahaan tentang pentingnya
Likuiditas, Profitabilitas dan Kebijakan Dividen yang ada dalam informasi
keuangan yang dilaporkan, dan dapat memberikan masukan agar perusahaan
dapat meningkatkan variabel-variabel yang mempengaruhi seperti Likuiditas,
Profitabilitas dalam rangka menghasilkan Kebijakan Dividen yang optimal.

2. Bagi Peneliti Lainnya


Hasil penelitian ini bagi peneliti lain diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
referensi dan acuan dalam mengembangkan model penelitian terbaru terkait
Kebijakan dividen dan sesuai dengan kebutuhan keilmuan saat ini. Peneliti selanjutnya
dapat mengembangkan penelitian dengan memperbanyak jumlah sampel dan
menggunakan variabel lain sehingga dapat ditemukan hasil variabel penelitian yang
memiliki pengaruh lebih besar terhadap Kebijakan dividen.

DAFTAR PUSTAKA

Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas dan Free Cash Flow Terhadap Kebijakan Dividen
(Studi Pada Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas
Brawijaya, 15(2), 1–23.
Indah Anggraeni Paramitha, & Lisdawati. (2020). Pengaruh Struktur Modal Dan
Profitabilitas Terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Manajemen & Bisnis Kreatif, 5(2),
67–80. https://doi.org/10.36805/manajemen.v5i2.1031
Marcelin, V. F., & Gantino, R. (2022). Pengaruh Pengaruh Profitabilitas, Leverage dan
Likuiditas Terhadap Kebijakan Dividen. Ekonomi, Keuangan, Investasi Dan Syariah
(EKUITAS), 4(1), 297–306. https://doi.org/10.47065/ekuitas.v4i1.2065
Nurul, masruri bagus nufiati, & Suwitho. (2015). Pengaruh profitabilitas dan likuiditas
terhadap kebijakan dividen kas pada perusahaan pefindo 25. Jurnal Ilmu Dan Riset
Mnajemen, 4(8), 1–18.
http://jurnalmahasiswa.stiesia.ac.id/index.php/jirm/article/view/3456
Setyadi, R. W., & Yanuar, Y. (2021). Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, dan Assets
Growth terhadap Kebijakan Dividen pada Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia 2009-2018. Jurnal Manajemen Bisnis Dan Kewirausahaan, 5(5), 500.
https://doi.org/10.24912/jmbk.v5i5.13300
Terhadap, P., & Dividen, K. (2020). 1 , 2 , 3. V(April), 1–10.
Triasesiarta, N. (2018). Pengaruh Profitabilitas dan Likuiditas Terhadap Kebijakan
Dividen Dengan Firm Size Sebagai Pemoderasi Pada Perusahaan Manufaktur
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2017. ESENSI: Jurnal
Manajemen Bisnis, 21(2), 1–15.
Wardana, I. C., Sunaryo, H., & ABS, M. K. (2020). Prodi Manajemen Gresik. Riset
Manajemen, 2018, 101–113.
http://www.academia.edu/download/38127186/Review_Jurnal_Impact_of_CRM_Fa
ctors_on_Customer_Satisfaction_and_Loyalty.docx

Anda mungkin juga menyukai