Anda di halaman 1dari 16

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEBIJAKAN HUTANG DAN

PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian


Progam Pendidikan Sarjana
Jurusan Akuntansi

Oleh :

RAINNISSA RISNANDA ISTICHAROH

NIM : 2012310638

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS

SURABAYA

2016

1
PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEBIJAKAN HUTANG DAN
PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN

Rainnissa Risnanda Isticharoh


STIE Perbanas Surabaya
Email:
rainnissa94@gmail.com

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of managerial ownership, debt policy and
profitability to dividend policy. The population in this study are manufacturing companies
listed in Indonesia Stock Exchange period 2012-2014. Dependent variable was used in this
research is dividend policy, while independent variables are managerial ownership, debt
policy and profitability. Sample were selected by using purposive sampling method and 52
manufacturing companies were able to fulfill the criteria that used as a sample. The analysis
using multiple linear regression. The result of the analysis showed that managerial
ownership and debt policy has an effect on dividend policy. While the profitability has no
effect on dividend policy.

Keywords : Managerial Ownership, Debt Policy and Profitability amd Dividend Policy

PENDAHULUAN saham (Dithi, 2012). Menurut Agus


(2001:281) kebijakan dividen adalah
Setiap perusahaan yang berdiri pasti keputusan apakan laba yang diperoleh
memiliki tujuan yang ingin dicapai. perusahaan akan dibagikan kepada
Tujuan perusahaan adalah meningkatkan pemegang saham sebagai dividen atau
dan memaksimalkan kemakmuran ditahan dalam bentuk laba ditahan. Besar
pemegang saham. Tujuan lain berdirinya kecilnya dividen yang akan dibagikan oleh
perusahaan adalah mendapatkan perusahaan tergantung pada kebijakan dari
keuntungan bagi perusahaan. Keuntungan masing-masing perusahaan, sehingga
dapat diperoleh apabila perusahaan pertimbangan manajemen sangat
melakukan kegiatan operasional. diperlukan (Haryetti dan Ririn, 2012).
Keuntungan yang diperoleh perusahaan Kebijakan dividen dari tahun ke
tersebut akan mampu memberikan dividen tahun mengalami penurunan hal ini dapat
kepada pemegang saham, meningkatkan dibuktikan pada tahun 2013 beberapa
pertumbuhan perusahaan, dan perusahaan manufaktur mengalami
mempertahankan kelangsungan hidupnya. penurunan laba sebesar Rp 6,22 miliar
Hal yang membuat investor tertarik menurun sebesar 165% dari tahun
untuk berinvestasi adalah dividen. Oleh sebelumnya yaitu Rp 16,43 miliar,
karena itu manajemen perusahaan harus sehingga laba yang diperoleh perusahaan
bisa menghasilkan laba yang besar dialokasikan untuk laba ditahan
sehingga laba tersebut bisa digunakan (bisnistempo.com, 2014).
untuk kegiatan operasional perusahaan Kebijakan dividen berkaitan
serta untuk dibagikan kepada pemegang dengan Agency Theory. Agency Theory

1
menjelaskan bahwa terdapat berbagai dialokasikan pada cadangan dana untuk
pihak dalam sebuah perusahaan yaitu pelunasan hutang (Kartika, 2005).
manajer, pemilik perusahaan, dan kreditor Faktor yang ketiga yang
yang saling bertentangan dan pada mempengaruhi kebijakan dividen adalah
dasarnya memiliki kepentingan yang Profitabilitas. Menururt Agus (2001:122)
berbeda. Manajer mempunyai kewajiban profitabilitas adalah kemampuan
untuk memperhatikan kesejahteraan para perusahaan dalam memperoleh laba dalam
pemegang saham, tetapi pihak manajemen hubungannya dengan penjualan, total
pun mempunyai kepentingan untuk aktiva, maupun modal sendiri. Jika
mensejahterahkan diri sendiri dengan perusahaan mempunyai tingkat
memenuhi kepentingannya juga. Pihak profitabilitas yang tinggi, maka akan
investor tidak terlalu menyukai keputusan mendapatkan laba yang tinggi juga dan
yang diambil oleh pihak manajemen pada akhirnya laba yang tersedia untuk
perusahaan yang ingin menahan laba untuk dibagikan kepada pemegang saham akan
dijadikan laba ditahan. Pihak investor lebih semakin besar. Semakin besar laba yang
menuntut agar manajemen memperhatikan tersedia bagi pemegang saham maka
kesejahteraan mereka dengan membagikan pembayaran dividen kepada pemegang
laba tersebut kepada mereka atau biasa saham akan semakin besar (Darminto,
disebut dengan dividen. Sebaliknya pihak 2008).
manajemen pun harus mementingkan Beberapa penelitian yang telah
kepentingan perusahaan yakni menahan dilakukan untuk menguji pengaruh
laba untuk di investasikan lagi di masa kepemilikan manajerial, kebijakan hutang
yang akan datang demi kelangsungan dan profitabilitas terhadap kebijakan
hidup perusahaan itu sendiri (Resky dkk, dividen. Menurut penelitian Jorenza dan
2014). Marjam (2015) menunjukkan bahwa
Manajemen harus memperhatikan kepemilikan manajerial berpengaruh
hal-hal yang menentukan besar kecilnya signifikan terhadap kebijakan dividen. Hal
dalam pembayaran dividen. Faktor ini sejalan dengan penelitian yang
pertama yang dapat mempengaruhi dilakukan oleh Kartika (2005) yang
kebijakan dividen adalah kepemilikan mengatakan bahwa kepemilikan
manajerial. Kepemilikan manajerial adalah manajerial berpengaruh positif dan
kepemilikan saham oleh pihak manajemen signifikan terhadap kebijakan dividen.
perusahaan yang diukur dengan persentase Sedangkan menurut penelitian yang
jumlah saham yang dimiliki oleh dilakukan oleh Ridho Firmanda dkk
manajemen (Sujoko dan Soebiantoro, (2015) menyatakan bahwa bahwa
2007). Kepemilikan manajerial ini diukur kepemilikan manajerial positif tidak
dengan proporsi saham yang dimiliki berpengaruh terhadap kebijakan dividen.
perusahaan pada akhir tahun dan Penelitian lain juga dilakukan oleh
dinyatakan dalam presentase (Ridho Sisca (2008) menunjukkan kebijakan
Firmanda dkk, 2015). hutang berpengaruh negatif terhadap
Faktor kedua yang mempengaruhi kebijakan dividen. Hasil penelitian ini
kebijakan dividen yaitu kebijakan hutang. sama dengan penelitian yang dilakukan
Kebijakan hutang adalah kebijakan yang oleh Kadir (2010) dan Devi (2013) yang
diambil oleh perusahaan untuk melakukan menunjukkan bahwa kebijakan hutang
pembiayaan melalui hutang. berpengaruh negatif terhadap kebijakan
Mengungkapkan penggunaan hutang yang dividen. Artinya, semakin tinggi kebijakan
tinggi akan menyebabkan penurunan hutang perusahaan maka semakin rendah
kemampuan perusahaan dalam kebijakan dividen perusahaan.
membayarkan dividennya, dikarenakan Menurut penelitian Devi (2013)
sebagian besar keuntungan akan menunjukkan profitabilitas memiliki

2
pengaruh yang positif signifikan terhadap pribadi. Sedangkan pemegang saham tidak
kebijakan dividen. Hal ini sejalan dengan menyukai kepentingan pribadi manajer
penelitian yang dilakukan Junaedi (2013) karena hal tersebut akan menambah kos
juga menunjukkan variabel profitabilitas bagi perusahaan dan akan menurunkan
berpengaruh positif signifikan terhadap keuntungan yang akan diterima oleh
kebijakan dividen. Hal ini berarti semakin pemegang saham.
tinggi profitabilitas perusahaan maka
semakin tinggi pula dividen yang Kebijakan Dividen
dibagikan perusahaan. Kebijakan dividen menurut Agus
Penelitian ini menggunakan studi (2001:281) adalah keputusan apakah laba
empiris pada perusahaan manufaktur yang yang diperoleh perusahaan akan dibagikan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada kepada pemegang saham sebagai dividen
tahun 2012-2014. Alasan pertama memilih atau akan ditahan dalam bentuk laba
perusahaan manufaktur karena perusahaan ditahan guna pembiayaan investasi di masa
manufaktur terdiri dari berbagai sub sektor datang. Apabila perusahaan memilih untuk
industri sehingga dapat mencerminkan membagikan laba sebagai dividen, maka
reaksi pasar modal keseluruhan. Alasan akan mengurangi laba yang ditahan.
kedua karena jumlah perusahaan yang Pembayaran dividen menurut
terdaftar di perusahaan manufaktur Brigham & Houston (2001:84) prosedur
banyak, sehingga memungkinkan dapat ada (1) tanggal pengumuman (declaration
memperoleh sampel yang besar. date), (2) Tanggal pencatatan pemegang
saham (holder of record date), (3) tanggal
RERANGKA TEORITIS YANG pemisahan dividen (ex-dividen date), (4)
DIPAKAI DAN HIPOTESIS tanggal pembayaran (payment date)

Teori Keagenan (Agency Theory) Kepemilikan Manajerial


Menurut Brigham dan Houston (2001:22) Kepemilikan Manajerial (managerial
teori agensi merupakan hubungan yang ownership) adalah tingkat kepemilikan
terjadi pada saat satu orang atau lebih saham pihak manajemen yang secara aktif
(principal) mempekerjakan individu lain ikut dalam pengambilan keputusan,
atau organisasi (agen) untuk melaksanakan misalnya direktur dan dewan komisaris
pekerjaan demi kepentingan mereka dan (Wahidahwati 2002). Semakin besar
kemudian mendelegasikan otorisasi proporsi kepemilikan majemen dalam
pengambilan keputusan kepada agen perusahaan maka manajemen akan
tersebut. Pihak yang disebut sebagai berusaha lebih giat untuk kepentingan
prinsipal adalah pemegang saham dan pemegang saham yang notabene adalah
pihak yang dimaksud sebagai agen adalah mereka sendiri (Putu dan Hartono 2002).
manajemen yang mengelola perusahaan. Kepemilikan manajerial diukur dengan
Pihak prinsipal memberikan kewenangan menggunakan indikator jumlah presentase
kepada agen untuk melakukan transaksi kepemilikan saham yang dimiliki oleh
atas nama prinsipal dan diharapkan dapat pihak manajemen dari seluruh jumlah
membuat keputusan terbaik bagi modal saham yang beredar yang
prinsipalnya (Ridho Firmanda dkk, 2015). dirumuskan sebagai berikut (Sukurni,
Teori keagenan menjelaskan 2012).
kepentingan manajemen dan kepentingan
pemegang saham sering kali bertentangan Kebijakan Hutang
sehingga dapat terjadi konflik di antaranya Kebijakan hutang adalah kebijakan yang
(Tarjo dan Jogiyanto, 2003). Hal tersebut diambil perusahaan untuk melakukan
sering terjadi karena manajer cenderung pembiayaan melalui utang. Kebijakan
berusahan mengutamakan kepentingan hutang diukur dengan debt to equity ratio.

3
Debt to equity ratio adalah total utang membiayai investasi di masa yang akan
(baik hutang jangka pendek maupun datang (Kartika, 2005).
jangka panjang) dibagi dengan total aktiva Kepemilikan Manajerial dapat
(baik aktiva lancar atau aktiva tetap). mengurangi agency cost. Karena pihak
Kebijakan hutang di definisikan manajemen yang juga sebagai pemegang
sebagai segala jenis hutang yang dibuat saham memiliki kepentingan yang sama
atau diciptakan oleh perusahaan baik dan manajer mengarahkan dividen ke
hutang lancar ataupun hutang tidak lancar. tingkat yang rendah sehingga perusahaan
Hutang lancar adalah hutang yang memiliki sumber dana internal yang tinggi.
berjangka waktu paling lama satu tahun, Jadi dengan kepemilikan manajerial tinggi
seperti wesel bayar, utang usaha, kredit maka dividen yang dibagikan akan
modal kerja dan lain-lain. Hutang tidak menurun.
lancar adalah hutang berjangka waktu H1 : kepemilikan manajerial
lebih dari satu tahun, seperti hutang berpengaruh terhadap kebijakan
obligasi, kredit investasi, dan utang hipotih dividen.
(Nafarin, 2007:342)
Pengaruh Kebijakan Hutang terhadap
Profitabilitas Kebijakan Dividen
Profitabilitas menurut Detiana (2011) Kebijakan hutang adalah kebijakan yang
adalah hubungan antara pendapatan dan diambil perusahaan untuk melakukan
biaya yang dihasilkan dengan pembiayaan melalui utang. Penggunaan
menggunakan aset perusahaan (baik lancar Utang yang tinggi akan menyebabkan
maupun tidak lancar) dalam aktivitas penurunan dividen karena sebagian besar
produksi. Profitabilitas juga merupakan keuntungan dialokasikan sebagai cadangan
kemampuan perusahaan untuk pelunasan utang. Sebaliknya pada tingkat
menghasilkan keuntungan (profitabilitas) penggunaan utang yang rendah,
pada tingkat penjualan, aset, dan modal perusahaan mengalokasikan dividen tinggi
saham. Menurut Mamduh dan Abdul sehingga sebagian besar keuntungan
(2009:81) ada tiga rasio profitabilitas yang digunakan untuk kesejahteraan pemegang
digunakan untuk mengukur profitabilitas saham. Peningkatan penggunaan utang
yaitu dengan profit margin, Return on menurunkan tingkat konflik antara manajer
Asset (ROA), dan Return on Equity dengan pemilik sehingga pemilik tidak
(ROE). terlalu menuntut pembayaran dividen yang
tinggi (Ridho Firmanda dkk, 2015).
Pengaruh Kepemilikan Manajerial Semakin tinggi nilai hutang perusahaan
terhadap Kebijakan Dividen akan menyebabkan penurunan dividen
Kepemilikan manajerial adalah tingkat karena keuntungan yang diperoleh
kepemilikan saham pihak manajemen yang perusahaan akan dialokasikan sebagai
secara aktif ikut dalam pengambilan pembayaran hutang. Tetapi apabila nilai
keputusan. Manajer berkesempatan untuk hutang perusahaan rendah, perusahaan
terlibat di dalam kepemilikan saham akan membagikan dividen tinggi.
dengan tujuan mensetarakan dengan H2 : kebijakan hutang berpengaruh
pemegang saham. Melalui kebijakan ini terhadap kebijakan dividen.
manager diharapkan menghasilkan kinerja
yang baik serta mengarahkan dividen pada Pengaruh Profitabilitas terhadap
tingkat yang rendah. Dengan penetapan Kebijakan Dividen
dividen rendah perusahaan memiliki laba Profitabilitas adalah kemampuan
ditahan yang tinggi sehingga memiliki perusahaan untuk menghasilkan
sumber dana internal relatif tinggi untuk keuntungan (profitabilitas) pada tingkat
penjualan, aset, dan modal saham.

4
Keuntungan yang diperoleh perusahaan laba yang akan dibagikan kepada
dapat mempengaruhi tinggi rendahnya pemegang saham sebagai dividen akan
dividen yang akan dibagikan kepada semakin besar. Semakin tinggi keuntungan
pemegang saham. Tingginya laba yang yang diperoleh perusahaan maka semakin
diperoleh perusahaan menunjukkan bahwa tinggi pula dividen yang akan dibagikan ke
kinerja perusahaan semakin baik, karena pemegang saham.
tingkat pengembalian investasi semakin H3 : profitabilitas berpengaruh terhadap
besar. Apabila tingkat profitabilitas kebijakan dividen.
perusahaan tinggi, maka perusahaan
mendapatkan laba yang tinggi, sehingga

Kepemilikan Manajerial (X1)

Kebijakan Dividen
Kebijakan Hutang (X2)
(Y)

Profitabilitas (X3)

Gambar 1
Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN Dari 159 perusahaan manufaktur


yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Klasifikasi Sampel selama periode 2012-2014, maka diperoleh
Populasi dalam penelitian ini adalah 52 sampel perusahaan yang menjadi
perusahaan manufaktur yang terdaftar di sampel penelitian sesuai dengan kriteria
Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012- pemilihan sampel.
2014. Metode pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan metode Data Penelitian
purposive sampling yaitu pengumpulan Data yang digunakan dalam penelitian ini
sampel berdasarkan kriteria-kriteria adalah data sekunder yang diperoleh dari
tertentu sesuai dengan tujuan penelitian. website Bursa Efek Indonesia berupa
Kriteria yang digunakan yaitu (1) laporan keuangan perusahaan dari
perusahaan manufaktur yang terdaftar di perusahaan manufaktur tahun 2012-2014.
Bursa Efek Indonesia selama periode Data yang digunakan adalah data laporan
2012-2014. (2) perusahaan manufaktur keuangan tahunan untuk periode 2012
yang mempublikasikan laporan keuangan sampai dengan 2014. Data keuangan
selama periode penelitian 2012-2014. (3) diperoleh dari situs resmi BEI
perusahaan manufaktur yang www.idx.co.id.
menggunakan mata uang rupiah dalam
laporan keuangan yang dipublikasikan. (4) Variabel Penelitian
perusahaan manufaktur yang memiliki Variabel yang digunakan dalam penelitian
saham kepemilikan manajerial selama ini meliputi variabel dependen dan
periode penelitian 2012-2013. (5) variabel independen. Varibel dependen
perusahaan manufaktur yang membagikan adalah variabel yang dipengaruhi oleh
dividen selama periode penelitian 2012- variabel independen. Variabel dependen
2014. dalam penelitian ini adalah kebijakan

5
deviden. Variabel independen adalah perusahaan untuk meminimalisis agency
variabel yang mempengaruhi variabel lain. cost. Kebijakan hutang diukur dengan
Variabel independen dalam penelitiaan ini Debt to Equity (DER). Rasio ini mengukur
adalah kepemilikan manajerial, kebijakan seberapa besar perusahaan dibiayai oleh
hutang, dan profitabilitas. hutang dibanding dengan total ekuitas.
Kebijakan hutang dihitung dengan rumus:
Definisi Operasional Variabel
Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen adalah keputusan
tentang seberapa banyak laba saat ini yang
akan dibayarkan sebagai dividen dari pada Profitabilitas
ditahan untuk diinvestasikan kembali Profitabilitas adalah gambaran
dalam perusahaan (Brigham dan Houston, kemampuan suatu perusahaan dalam
2001). Dalam penelitian ini kebijakan menghasilkan laba dibandingkan dengan
dividen diukur dengan dividend payout aset yang dimilikinya. Profitabilitas juga
ratio (DPR). Dividend payout ratio diukur merupakan gambaran dari kinerja
dengan dividen yang dibagikan kepada manajemen dalam mengelola perusahaan.
pemegang saham per lembar dibagi Profitabilitas diukur dengan Return on
dengan laba bersih per lembar saham. DPR Asset (ROA). ROA diukur dengan laba
dirumuskan dengan: bersih (setalah pajak) terhadap total aset
(Kartika, 2005). ROA dapat dihitung
𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑 𝑃𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒 dengan rumus sebagai berikut:
𝐷𝑃𝑅 =
𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑃𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒
Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial merupakan
pemegang saham dari pihak manajemen Teknik Analisis Data
perusahaan yang aktif ikut dalam Uji Asumsi Klasik
mengambil keputusan perusahaan. Uji Normalitas
Kepemilikan manajerial diukur dengan Uji Normalitas dilakukan untuk
indikator jumlah persentase kepemilikan mengetahui apakah sebuah model regresi,
saham biasa yang dimiliki oleh manajerial variabel independen, variabel dependen,
(direktur dan komisaris) dimana persentase atau keduanya mempunyai distribusi
tersebut diperoleh dari banyaknya jumlah normal atau tidak. Salah satu cara untuk
saham dimiliki oleh manajerial per total menguji normalitas residual adalah uji
saham (Haruman. 2008), kepemilikan statistik non-parametrik Kolmogrov-
manajerial dapat dihitung dengan rumus: Smirnov dilakukan dengan membuat
hipotesis (Ghozali, 2012:164).

Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas digunakan untuk
Kebijakan Hutang mengetahui ada tidaknya korelasi antara
Kebijakan hutang merupakan tindakan variabel independen (variabel bebas).
manajemen perusahaan yang akan Untuk mengetahui ada tidaknya gejala
mendanai kegiatan operasional perusahaan multikolinieritas antar variabel, dapat
dengan menggunakan modal yang berasal dilihat dari nilai tolerance dan variance
dari hutang (Dithi, 2013). Bagi manejemen inflation factor (VIF). Untuk menunjukkan
perusahaan, hutang merupakan salah satu adanya multikolonieritas adalah nilai
alternatif yang dapat ditempuh sebagai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai
pihak yang mengelola operasional VIF ≥ 0,10 (Ghozali, 2012:106).

6
Regresi liner digunakan untuk
Uji Autokorelasi mengetahui pengaruh dari masing-masing
Uji Autokorelasi digunakan untuk variabel bebas terhadap variabel terikat,
mengetahui apakah dalam model regresi atau menghitungbesarnya nilai variabel
linier ada kolerasi antara kesalahan terikat dari variabel bebas yang sudah
pengganggu pada periode t dengan diketahui.
kesalahan pengganggu pada t-1
(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka Y = α + b1 KM + b2 KH + b3 Pf + e
dinamakan ada masalah autokorelasi.
Untuk mendeteksi terdapat autokorelasi Dimana :
menggunakan uji Durbin-Watson Y = Kebijakan Dividen
(Ghozali, 2012:110). α = Konstanta
b1-b3 = Koefisien Regresi
Uji Heteroskedastisitas KM = Kepemilikan Manajerial
Uji Heteroskedastisitas ini bertujuan untuk KH = Kebijakan Hutang
menguji apakah dalam sebuah model Pf = Profitabilitas
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari E = Error term
residual suatu pengamatan kepengamatan
yang lain. Mendeteksi ada tidaknya HASIL PENELITIAN DAN
heteroskedastisitas dengan menggunakan PEMBAHASAN
uji glejser. Apabila nilai probabilitas Statistik Deskriptif
signifikansinya di atas 5%, maka Statistik deskriptif bertujuan untuk
diperkirakan tidak terjadi mengetahui karakter sampel yang akan
heteroskedastisitas (Ghozali. 2012:139). digunakan dalam penelitian. Untuk
mengetahui gambaran mengenai
Uji Regresi Linier Berganda karakteristik sampel yang digunakan ini
dapat dilihat nilai rata-rata (mean), standar
deviasi, maximum, dan minimum.

Tabel 1
STATISTIK DESKRIPTIF
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Kepemilikan
52 0,0006 51,7832 4,3959 9,36492
Manajerial
Kebijakan Hutang 52 0,1082 3,2358 0,9404 0,62716
Profitabilitas 52 0,0067 0,3956 0,0968 0,07285
Kebijakan Dividen 52 0,0007 1,3816 0,3379 0,24486
Sumber: Output SPSS

Dari Tabel 1 di atas diketahui bahwa pada berjumlah 22 perusahaan dan nilai
penelitian ini jumlah total sampel yang dividend payout ratio di bawah rata-rata
digunakan adalah 52 sampel, memiliki berjumlah 30 perusahaan. Sedangkan nilai
empat variabel penelitian diantaranya yaitu mean kepemilikan manajerial secara
kepemilikan manajerial, kebijakan hutang, keseluruhan dari tahun 2011-2013 dengan
profitabilitas dan kebijakan deviden. jumlah sampel sebesar 52 perusahaan,
Apabila dilihat dari nilai mean maka nilai kepemilikan manajerial di atas
dividend payout ratio secara keseluruhan nilai rata-rata berjumlah 11 perusahaan
dari tahun 2012-2014 dengan jumlah dan nilai kepemilikan manajerial di bawah
sampel sebesar 52 perusahaan, maka nilai rata-rata berjumlah 41 perusahaan
dividend payout ratio di atas nilai rata-rata

7
Dari Tabel 1 juga dapat dilihat nilai Nilai maximum kebijakan hutang
mean dari kebijakan hutang secara sebesar 3,2358, sedangkan nilai minimum
keseluruhan dari tahun 2011-2013 dengan sebesar 0,1082. Variabel kebijakan hutang
jumlah sampel sebesar 52 perusahaan, selama masa periode penelitian ini
maka nilai kebijakan hutang di atas nilai memiliki rata-rata 0,9404 dengan nilai
rata-rata berjumlah 22 perusahaan dan standar deviasi 0,62716. Hal tersebut
nilai kebijakan hutang di bawah rata-rata menunjukkan bahwa data memiliki variasi
berjumlah 30 perusahaan. Sedangkan nilai yang kecil atau homogen.
mean profitabilitas secara keseluruhan dari Variabel profitabilitas memiliki
tahun 2011-2013 dengan jumlah sampel nilai rata-rata sebesar 0,0968 dengan
sebesar 52 perusahaan, maka nilai standar deviasi 0,07285. Nilai maximum
profitabilitas di atas nilai rata-rata profitabilitas sebesar 0,3956, sedangkan
berjumlah 23 perusahaan dan nilai nilai minimum sebesar 0,0067. Hal
profitabilitas di bawah rata-rata berjumlah tersebut menunjukkan bahwa data
29 perusahaan. memiliki variasi yang kecil atau homogen.
Variabel kepemilikan manajerial Nilai maximum kebijakan dividen
memiliki nilai rata-rata sebesar 4,3959 sebesar 1,3816. Sedangkan nilai minimum
dengan standar deviasi 9,36492. Hal sebesar 0,0007. Variabel kebijakan
tersebut menunjukkan bahwa data deviden memiliki nilai rata-rata sebesar
memiliki variasi yang besar. Nilai 0,3379 dan standar deviasinya 0,24486.
maximum kepemilikan manajerial sebesar Hal tersebut menunjukkan bahwa data
51,7832 dimiliki oleh. Nilai minimum memiliki variasi yang kecil atau homogen.
sebesar 0,0006 dimiliki oleh.

Uji Normalitas
Gambar 2
Uji Kolmogorov Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz
ed Residual
N 52
Normal Parameters a,b Mean .0000000
Std. Deviation .21673189
Most Extreme Absolute .175
Differences Positive .175
Negative -.107
Kolmogorov-Smirnov Z 1.261
Asymp. Sig. (2-tailed) .083
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Sumber : Output SPSS

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa uji regresi berdistribusi normal. Dengan


kolmogorov smirnov menghasilkan demikian asumsi normalitas residual telah
signifikansi sebesar 0,083, dimana nilainya terpenuhi dan dilanjutkan ke pengujian
lebih besar dari 0,05 (α=5%), sehingga asumsi berikutnya.
dapat disimpulkan bahwa residual model

8
Uji Multikolinieritas disimpulkan bahwa model regresi bebas
Berdasarkan Gambar 3 dapat dari multikolinieritas atau dengan kata lain
diketahui bahwa nilai tolerance masing- asumsi non multikolinieritas telah
masing variabel bebas di atas angka 0,10, terpenuhi.
demikian pula nilai VIF semuanya di
bawah angka 10, sehingga dapat

Gambar 3
Uji Multikolineritas
Coefficientsa

Collinearity Statis tics


Model Tolerance VIF
1 KM .827 1.209
KH .666 1.502
PF .641 1.561
a. Dependent Variable: Kebijakan Deviden

Sumber : Output SPSS

Uji Autokorelasi
Berdasarkan Gambar 4 diketahui terjadi autokorelasi pada model regresi
masing-masing nilai Durbin-Watson (DW) atau asumsi bebas autokorelasi pada model
berada pada selang Du dan 4-Du. Sehingga regresi terpenuhi.
dari hasil tersebut mengindikasikan tidak

Gambar 4
Uji Autokorelasi
Model Summaryb

Adjusted Std. Error of Durbin-


Model R R Square R Square the Estimate Watson
1 a
.465 .217 .168 .22340 1.682
a. Predictors: (Constant), PF, KM, KH
b. Dependent Variable: Kebijakan Deviden

Sumber : Output SPSS

Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan Tabel 4.10 0,05, maka disimpulkan dalam model
menunjukkan uji glejser menghasilkan regresi tidak ada heteroskedastisitas.
nilai signifikansi t tolerance masing-
masing variabel bebas lebih besar dari

9
Gambar 5
Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa

Model t Sig.
1 (Constant) 2.381 .021
KM .099 .921
KH -.689 .494
PF .053 .958
a. Dependent Variable: ABRES

Sumber : Output SPSS

Analisis Regresi Linear Berganda

Tabel 2
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Koefisien
Variabel Bebas t hitung Sig
Regresi
Constant 0,524
KM -0,008 2,132 0,038
KH -0,125 2,039 0,047
PF -0,356 0,664 0,510
Variabel Terikat DPR
R Square 0,217
F Hitung 4,423 Sig : 0,008
Sumber: Output SPSS

Berdasarka Tabel 2 dapat dilihat variabel profitabilitas dianggap .konstan, maka


independen penelitian tidak semuanya kebijakan dividen (DPR) akan meningkat
signifikan. Kepemilikan manajerial dan sebesar 0,524. Koefisien variabel
kebijakan hutang signifikan. Sedangkan kepemilikan manajeral diketahui sebesar -
profitabilitas tidak signifikan. Hal ini 0,008, sehingga disimpulkan bahwa setiap
ditunjukkan dari probabilita signifikansi kenaikan kepemilikan manajerial (KM)
variabel kepemilikan manajerial dan sebesar satu satuan, maka mengakibatkan
kebijakan hutang yang kurang dari 0,05, kebijakan dividen menurun sebesar 0,008.
sedangkan variabel profitabilitas lebih Koefisien variabel kebijakan hutang
besar dari 0,05. Sehingga persamaan diketahui sebesar -0,125, sehingga
model regresi sebagai berikut: disimpulkan bahwa setiap kenaikan
kebijakan hutang (KH) sebesar satu satuan,
Dividend Payout Ratio = 0,524 – 0,008 maka mengakibatkan kebijakan dividen
KM – 0,125 KH – 0,356 PF menurun sebesar 0,125. Koefisien variabel
profitabilitas diketahui sebesar -0,356,
Nilai konstanta sebesar 0,524. Hal ini sehingga disimpulkan bahwa setiap
menunjukkan jika variabel kepemilikan kenaikan profitabilitas (PF) sebesar satu
manajerial, kebijakan hutang, dan

10
satuan, maka mengakibatkan kebijakan Semakin tinggi kepemilikan manajerial
dividen menurun sebesar 0,365. semakin rendah dividen yang dibagikan.
Berdasarkan tabel 2 nilai Hal ini karena perusahaan akan cenderung
signifikansi = 0,008 < 0,05, maka di mengalokasikan laba yang didapat untuk
simpulkan bahwa model penelitian ini laba ditahan. Hasil ini bertentangan dengan
sudah fit. Artinya kepemilikan manajerial, penelitian yang dilakukan oleh Jorenza
kebijakan hutang dan profitabilitas (2015) yang menyatakan bahwa semakin
memiliki pengaruh secara bersama-sama besar kepemilikan manajerial maka
(simultan) terhadap kebijakan dividen. perusahaan cenderung membayarkan
Berdasarkan Tabel 2 diketahui nilai dividen tinggi.
R Square yang diperoleh sebesar 0,217,
memiliki arti bahwa kepemilikan Pengaruh Kebijakan Hutang terhadap
manajerial, kebijakan hutang dan Kebijakan Dividen
profitabilitas memberikan perubahan Berdasarkan uji tmenunjukkan
terhadap kebijakan dividen adalah sebesar bahwa kebijakan hutang berpengaruh
21,7% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor terhadap kebijakan dividen. Jadi hipotesis
lain selain kepemilikan manajerial, penelitian yang kedua “kebijakan hutang
kebijakan hutang, dan profitabilitas. berpengaruh terhadap kebijakan dividen”
diterima. Hal ini dapat diartikan semakin
Pengaruh Kepemilikan Manajeriak tinggi kebijakan hutang semakin rendah
terhadap Kebijakan Dividen kebijakan dividen yang dibagikan.
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa Apabila perusahaan memiliki
kepemilikan manajerial pengaruh terhadap tingkat hutang yang tinggi perusahaan
kebijakan dividen. Jadi hipotesis penelitian akan lebih cenderung membagikan dividen
yang pertama “kepemilikan manajerial yang rendah kepada pemegang saham. Hal
berpengaruh terhadap kebijakan dividen” tersebut dapat mengurangi agency problem
diterima. Hal ini dapat diartikan semakin dimana manajemen dan pemegang saham
tinggi kepemilikan manajerial maka memiliki kepetingan yang sama yaitu
semakin rendah dividen yang akan untuk melunasi hutang perusahaan dengan
dibagikan. cara membiayai investasinya dengan
Semakin besar kepemilikan saham sumber dana internal sehingga pemegang
yang dimiliki oleh pihak manajemen dapat saham akan merelakan dividennya
mengurangi agency problem. Sebagian digunakan untuk membiayai investasinya.
besar perusahaan yang dimiliki oleh pihak Hasil penelitian ini sesuai dengan
manajemen akan cenderung membagikan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dithi
dividen yang rendah, karena manajer (2013) bahwa kebijakan hutang
memiliki harapan investasi di masa berpengaruh terhadap kebijakan dividen.
mendatang yang dibiayai dari sumber Artinya semakin tinggi kebijakan hutang
internal. Tetapi apabila kepemilikan maka semakin rendah dividen yang
manajerial rendah, perusahaan akan dibagikan, karena sebagian laba yang
membagikan dividen yang tinggi untuk didapat akan dialokasikan pada dana untuk
memberikan kesan bagus tentang kinerja membayar hutang. Hasil ini bertentangan
di masa depan sehingga dapat dengan penelitian yang dilakukan Ridho
meningkatkan reputasi perusahaan di Firmanda dkk (2015) menyatakan semakin
hadapan para pemegang saham rendah kebijakan hutang semakin tinggi
Hasil penelitian ini didukung oleh kebijakan dividen yang dibagikan.
penelitian yang dilakukan oleh Sisca
(2008) yang menunjukkan bahwa Pengaruh Profitabilitas terhadap
kepemilikan manajerial berpengaruh Kebijakan Dividen
signifikan terhadap kebijakan dividen.
11
Berdasarkan hasil uji t manajerial maka semakin rendah
menunjukkan variabel profitabilitas tidak dividen yang akan dibagikan.
berpengaruh terhadap kebijakan dividen. 2. Hasil pengujian hipotesis kedua
Maka hipotesis yang ketiga yaitu menunjukkan bahwa kebijakan hutang
“profitabilitas berpengaruh terhadap berpengaruh terhadap kebijakan
kebijakan dividen” ditolak. Hal ini dividen. Hal ini dapat diartikan
menjelaskan jika tinggi rendahnya laba semakin tinggi kebijakan hutang
yang diperoleh perusahaan tidak semakin rendah kebijakan dividen
mempengaruhi pembagian dividen. yang dibagikan.
Kondisi ini diduga berdasarkan data 3. Hasil pengujian hipotesis ketiga
deskriptif yang menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa profitabilitas
profitabilitas mengalami penurunan selama tidak berpengaruh terhadap kebijakan
3 tahun periode penelitian, sedangkan dividen. Hal ini menjelaskan jika
kebijakan dividen mengalami fluktuasi tinggi rendahnya laba yang diperoleh
selama 3 tahun periode penelitian. Pada perusahaan tidak mempengaruhi
saat perusahaan mendapatkan laba yang pembagian dividen
tinggi tidak selalu diikuti dengan besarnya
dividen yang akan dibagikan, karena ada Adapun keterbatasan dalam penelitian,
faktor lain yang menentukan besar yaitu sebagai berikut:
kecilnya dividen yang dibagikan seperti 1. Periode penelitian hanya 3 tahun dari
hutang. Jika perusahaan memiliki hutang tahun 2012 sampai dengan 2014.
yang tinggi pada saat perusahaan 2. Jumlah sampel perusahaan yang
memperoleh keuntungan yang tinggi, digunakan hanya 52 perusahaan saja
maka keuntungan tersebut akan digunakan yang memenuhi kriteria sampel. Pada
sebagai pelunasan hutang dan tahun 2012 terdapat 21 perusahaan
menyebabkan dividen yang dibagikan sebagai sampel, tahun 2013 terdapar
rendah. 19 perusahaan sebagai sampel, dan
Hasil penelitian ini didukung oleh tahun 2014 terdapat 12 perusahaan
penelitian yang dilakukan oleh Jorenza sebagai sampel.
(2015) yang menunjukkan bahwa
profitabilitas tidak berpengaruh terhadap Saran peneliti untuk penelitian selanjutnya
kebijakan dividen. Artimya semakin yaitu:
rendah profitabilitas suatu perusahaan 1. Penelilitan selanjutnya sebaiknya
maka semakin tinggi jumlah dividen yang memperpanjang waktu penelitian yang
akan dibayarkan kepada para pemegang akan digunakan sehingga dapat
saham. Hasil ini tidak sejalan dengan menghasilkan data penelitian yang
penelitian yang dilakukan oleh Resky lebih akurat.
(2014) yang menyatakan bahwa variabel 2. Penelitian selanjutnya sebaiknya
profitabilitas berpengaruh terhadap menggunakan jumlah perusahaan
kebijakan dividen. yang lebih banyak yaitu perusahaan
go public yang terdaftar di Bursa Efek
KESIMPULAN, KETERBATASAN, Indonesia.
DAN SARAN
Dari hasil analisis ysng telah dilakukan
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil pengujian hipotesis pertama
menunjukkan bahwa kepemilikan DAFTAR RUJUKAN
manajerial berpengaruh terhadap Agus, Sartono. 2001. Manajemen
kebijakan dividen. Hal ini dapat Keuangan Teori dan Aplikasinya.
diartikan semakin tinggi kepemilikan Edisi 4. Yogyakarta.
12
Brigham, Eugene F dan Joel F. Houston. Dividen Dan Nilai Perusahaan
2001. Manajemen Keuangan. Edisi Pada Perusahaan Manufaktur Yang
ke-8 Terjemahan. Jakarta:Erlangga. Terdaftar Di BEI. Jurnal EMBA.
Darminto. 2008. “Pengaruh Profitabilitas, Vol.3 No.1
Likuiditas, Struktur Modal dan Junaedi Jauwanto H. 2013. “Faktor-Faktor
Struktur Kepemilikan Saham yang Mempengaruhi Kebijakan
Terhadap Kebijakan Dividen. Dividen Perusahaan Yang
Jurnal Ilmu Sosial. Vol.20 No.2. Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Detiana, Tita. “Pengaruh rasio keuangan, Pada Sektor Industri Barang
pertumbuhan penjualan dan dividen Konsumsi Periode 2008-2011.
terhadap harga saham”.Jurnal Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Bisnis dan Akuntansi Vol.13, No.1, Universitas Surabaya.Vol.2 No.2.
April 2011, Hlm 57-66. Kadir, Abdul. 2010. “Analisis Faktor-
Devi Hoei S. 2013. “Pengaruh Kebijakan Faktor yang Mempengaruhi
Utang, Profitabilitas dan Likuiditas Kebijakan Dividen pada
Terhadap Kebijakan Dividen Perusahaan Credit Agencies Go
dengan Size sebagai Variabel Public di Bursa Efek Indonesia.
Moderasi Pada Sektor Manufaktur Jurnal Manajemen dan Akuntansi.
Periode 2008-2011. Jurnal Ilmiah Vol.11 No.1.
Mahasiswa Universitas Suravaya. Kartika, Nuringsih. 2005. “Analisis
Vol.2 No.1. Pengaruh Kepemilikan Managerial,
Dithi Amanda P. 2013. “Pengaruh Kebijakan Hutang, ROA, dan
Investment Opportunity Set, Ukuran Perusahaan Terhadap
Kebijakan Utang dan Ukuran Kebijakan Dividen: Studi 1995-
Perusahaan Terhadap Kebijakan 1996. Jurnal Akuntansi dan
Dividen pada Perusahaan Keuangan Indonesia, Juli-
Manufaktur yang Terdaftar di Desember, Vol.2, No.2, Hlm. 103-
Bursa Efek Indonesia 123.
(BEI”).Jurnal Manajemen.Vol 2, Mamduh Hanafi dan Abdul Halim.2009.
No 02. Analisis Laporan Keuangan. Edisi
Haruman. 2008. “Pengaruh Struktur Keempat. UPP AMP YKPN.
Kepemilikan Terhadap Keputusan Yogyakarta.
Keuangan dan Nilai Nafarin, M. “Penganggaran
Perusahaan”.Simposium Nasional Perusahaan”.Edisi ketiga, Salemba
Akuntansi (SNA) XI. Empat, Jakarta, 2009.
Haryetti dan Ririn A.E. 2012. “Pengaruh Putu Anom Mahadwartha dan Hartono
Profitabilitas, Investment Jogiyanto. 2002. “Uji Teori
Opportunity Set, dan Pertumbuhan Keagenan dalam Hubungan
Perusahaan Terhadap Kebijakan Interpendensi antara Kebijakan
Dividen pada Perusahaan LQ-45 Hutang dengan Kebijakan
yang Terdaftar di BEI. Jurnal Dividen”. Simposium Nasional
Ekonomi. Volume 20 Nomer 3. Akuntansi V. Semarang.
Imam, Ghozali. 2012. Aplikasi Analisis Ridho Firmanda, Kharis R, dan Abrar
Multivariate Dengan Program IBM Oemar. 2015.“ Pengaruh
SPSS 19 (edisi keenam). Semarang: Kepemilikan Manajerial,
Universitas Diponegoro. Kepemilikan Institusional,
Jorenza C.S dan Marjam M. 2015. Kebijakan Hutang, Profitabilitas,
“Analisis Kepemilikan Manajerial, Ukuran Perusahaan, dan Cash
Kebijakan Hutang Dan Position Terhadap Kebijakan
Profitabilitas Terhadap Kebijakan
13
Dividen. Journal Of Accounting.
Vol.1 No.1.
Sisca Christianty D. 2008. “Pengaruh
Kepemilikan Managerial,
Kepemilikan Institusional,
Kebijakan Hutang, Profitabilitas
Dan Ukuran Perusahaan Terdahap
Kebijakan Dividen. Jurnal Bisnis
dan Akuntansi. Vol.10 No.1.
Sujoko dan Soebiantoro U. 2007.
Pengaruh Struktur Kepemilikan
Saham, Leverage, Faktor Intern
dan Faktor Ekstern Terhadap Nilai
Perusahaan, Jurnal Ekonomi
Manajemen,Surabaya : Universitas
Kristen Petra.
Sukirni, Dwi. 2012. “Kepemilikan
Manajerial, Kepemilikan
Institusional, Kebijakan Dividend
dan Kebijakan Hutang terhadap
Nilai Perusahaan”. Accounting
Analysis Journal, vol 1.
Tarjo dan Jogiyanto H. 2003.“Analisis
Free Cash Flow dan Kepemilikan
Manajerial Terhadap Kebijakan
Utang pada Perusahaan Publik di
Indonesia.Prosiding Simposium
Nasional Akuntansi VI, Surabaya,
16-17 Oktober, Hlm. 278-295.
Wahidahwati. 2002. “Pengaruh
Kepemilikan Manajerial dan
Kepemilikan Institusional Pada
Kebijakan Hutang Perusahaan:
Sebuah Perspektif Theory Agency”
.Jurnal Riset Akuntansi Indonesia.
Vol. 5, No. 1, Hlm 1-16.
http://bisnis.tempo.co/read/news/2014/05/
31/088581332/laba-turun-drastis-
yanaprima-tidak-bagi-dividen
diakses 5 oktober 2015.

14

Anda mungkin juga menyukai