Abstract
This study aims to provide empirical evidence about the effect of dividend policies
quantitative method. This study uses a 5-years period of 2010-2014 to test the
hypothesis, while secondary data are employed as research data. To select the
consumer goods industry are selected. The hypothesis testing is conducted using a
multiple linear regression analysis. The results of this study indicate that the
positively affect firm value. The negative effect of the dividend policies may
reduce companies cash flows which causes them to be unable to meet obligations
and are reluctant to pay dividends. Institutional ownership has a positive effect as
1
Pendahuluan
risiko adalah tujuan dari keputusan investasi. Keuntungan dan risiko yang bisa di
Di Indonesia terjadi isu krisis utang dan defisit anggaran di Yunani pada tahun
2011 dan 2012. Pengaruh dari krisis ini menyebabkan guncangan ekonomi yang
berasal dari pasar domestik dalam negeri dan masuknya produk-produk impor dari
pasar Uni Eropa dan Asia. Kebijakan pemerintah menaikkan tarif dasar listrik
sebesar 10 persen dan akan melarang mobil plat hitam menggunakan premium
subsidi akan berdampak pada inflasi hingga 2 persen sehingga dapat membuat
daya saing produk domestik kalah dibandingkan produk impor, terutama sektor
Di Indonesia pada bulan Juni 2013, nilai tukar rupiah cenderung melemah.
Rupiah melemah karena penawaran atas rupiah tinggi dan permintaanya rendah.
Faktor yang menyebabkan nilai tukar rupiah melemah yaitu pertama, keluarnya
menurunnya index harga saham gabungan (IHSG). Kedua, pengaruh dari neraca
nilai perdagangan Indonesia yang defisit artinya kegiatan ekspor lebih kecil
daripada impor. Peneliti tertarik untuk meneliti nilai perusahaan karena bertujuan
2
untuk meningkatkan aktivitas investasi oleh investor sehingga mampu
agar perusahaan tersebut bisa menarik investor sehingga investor memutus kan
perusahaan, apabila harga saham meningkat maka hal ini akan berdampak
3
Menurut pendapat Miller dan Modiglani bahwa perusahaan yang membayar
dividen akan diimbangi dengan penurunan harga saham baru (Miller dan
pemegang saham dilakukan dengan cara pemisahan tugas antara manajemen dan
ada biaya yang dikeluarkan oleh pemilik perusahaan dalam mengontrol pihak
pengelola karena pihak manajer mungkin saja tidak bertindak yang terbaik untuk
bahwa pihak manajemen adalah agen dan pihak pemegang saham adalah
prinsipal. Pihak pemegang saham berusaha agar pihak manajemen tidak terlalu
besar memegang arus kas karena kas yang besar akan cenderung digunakan oleh
pihak manajemen untuk kepentingan pribadi. Adanya pemisahan tugas ini akan
dan penggunaan dana. Biaya agensi dapat dikurangi apabila pihak manajemen
4
pihak pemilik perusahaan. Tanggung jawab pihak manajemen yaitu meningkatkan
nilai perusahaan melalui indikator nilai pasar saham yang dipengaruhi oleh
aktivitas investasi. Kegiatan investasi ini akan memberikan sinyal yang positif
terhadap penurunan konflik keagenan. Semakin besar saham yang dimiliki oleh
pihak institusi maka semakin ketat dan efektif pengawasan dijalankan oleh pihak
penurunan biaya agensi dan juga perusahaan dapat menggunakan tingkat hutang
perusahaan.
industri barang konsumsi. Dengan adanya persaingan yang ketat maka perusahaan
dituntut untuk memiliki nilai perusahaan yang tinggi agar investor tertarik untuk
industri barang konsumsi memiliki rasio pembayaran dividen yang lebih stabil
merupakan sebuah unsur yang ada didalam penelitian ini. Sehingga peneliti
5
Dalam menghadapi persaingan sekarang dan di masa depan perusahaan sektor
Kebijakan Dividen
kepada pemegang saham atau digunakan di dalam perusahaan yang berarti dana
tersebut ditahan di dalam perusahaan. Dividen dapat diartikan sebagai bagian dari
2012:255).
dividen adalah sebuah pendapatan yang diterima oleh pemegang saham. Jadi
mempengaruhi tingkat harga saham saat ini (Case dan Fair 2007:267).
Dividen merupakan nilai bersih perusahaan yang sudah dikurangi dengan laba
harus bisa menyeimbangkan antara dividen saat ini, pertumbuhan saat ini dan
memaksimalkan harga saham agar kebijakan dividen bisa optimal (Brigham dan
Houston 2011:211).
6
Jadi dividen pada dasarnya merupakan laba perusahaan yang didistribusikan
kepada pemegang saham. Namun seberapa besar dividen yang dibagikan oleh
jumlah dividen yang dibayarkan menjadi salah satu indikator para manajer dalam
Teori Sinyal
Teori sinyal adalah teori yang menganggap dividen sebagai sinyal untuk
merupakan unsur yang penting kepada para investor, karena informasi yang
relevan, akurat dan dapat diandalkan akan sangat penting untuk investor dalam
lain:
7
perusahaan juga lebih ditentukan oleh seberapa besar kemampuan
kebijakan investasi perusahaan tidak berubah dan tidak ada biaya pajak
2. Bird in The Hand Theory. Teori ini menyatakan bahwa investor lebih
nilai yang lebih tinggi bagi investor daripada capital gains. Akan terjadi
pendapatan dividen yang sudah pasti teori ini dikemukakan Gordon dan
akan dikenakan pajak saat menerima dividen dan harus dibayarkan pada
saat itu juga. Sedangakan pajak yang dikenakan pada capital gains
dibayarkan setelah saham itu dijual dan apabila investor tidak menjual
sahamnya maka tidak akan dikenakan pajak. Ada alasan bagi investor
dividen yang tinggi yaitu tarif pajak yang dikenakan untuk dividen lebih
besar daripada capital gains teori ini dikemukakan oleh Litzenberg dan
8
dividen sehingga investor menginginkan perusahaan dalam membayarkan
Teori keagenan dijelaskan oleh Jensen dan Meckling (1976). Teori ini
manajer yang mengendalikan sumber daya tersebut. Teori ini membahas tentang
Teori keagenan menjelaskan hubungan antara dua pihak yaitu manajer dan
keuntungan atau kerugian kepada dua belah pihak (Jordan et al., 2009:15)
9
Hubungan agensi seharusnya dapat meningkatkan nilai perusahaan karena
perusahaan dikelola dengan tenaga profesional yang diawasi oleh pihak pemilik,
namun situasi berbalik arah karena adanya keinginan salah satu pihak untuk
Masalah keagenan
Masalah keagenan akan muncul ketika terjadi adanya konflik antara kedua
belah pihak. Tujuan dari pihak manajemen dapat berbeda dari tujuan pemegang
saham akan meyakinkan diri bahwa pihak manajemen akan membuat keputusan
yang optimal apabila diawasi. Masalah agensi antara manajer dan pemegang
hubungan antara pemegang saham dengan manajer dan pemegang saham dengan
yang baik, biaya akuntan publik yang bertugas dalam pengauditan laporan
keuangan, biaya pemberian insentif untuk manajemen dan karyawan, biaya tata
10
Kepemilikan Institusional
institusional ini yaitu adanya pengawasan yang lebih ekstra optimal terhadap
perusahaan karena pihak institusi memiliki sumber daya yang lebih besar daripada
pemegang saham lainnya. Pihak institusi yang memiliki jumlah saham yang lebih
besar maka pihak institusi mampu mengawasi pihak manajemen dalam membuat
keputusan dan kebijakan manajemen lebih kuat daripada pemegang saham lain
(Fatima, 2010:33).
Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan adalah sebuah gambaran dari harga yang akan dibayarkan
oleh investor. Semakin tinggi nilai perusahaan maka semakin makmur pemegang
11
prestasi dari kinerja perusahaan dan hal ini yang diinginkan oleh para pemilik
(Sudarsono, 2015:20).
sehingga semakin tinggi harga saham maka semakin tinggi pula nilai perusahaan
tersebut dan nilai perusahaan yang baik menjadi tujuan utama perusahaan.
pasar dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi (Susanti,
2010:32).
Nilai perusahaan dapat dilihat dari nilai pasar atau nilai buku perusahaan dari
Nilai pasar juga dapat menjadi ukuran dari nilai perusahaan. Kondisi perusahaan
krisis yang terjadi di Indonesia nilai perusahaan dan nominalnya cukup tinggi.
Namun setelah krisis kondisi perusahaan merosot dan nilai nominalnya tetap
(Madaniah 2013:39).
Gambar 2.1
Rancangan Penelitian
12
Kebijakan Dividen (X1)
Nilai Perusahaan (Y)
Kepemilikan
Institusional (X2)
Keterangan :
X1 : Kebijakan Dividen
X2 : Kepemilikan Institusional
Y : Nilai Perusahaan
Pengembangan Hipotesis
bahwa perusahaan itu lebih baik daripada perusahaan lain. Teori ini dapat
Teori yang berhubungan dengan teori sinyal adalah Bird in The Hand Theory.
13
kenaikan harga saham yang tidak menentu di masa depan. Investor akan
saham akan mendapat kemakmuran dan nilai perusahaan juga akan meningkat
(Sutrisno, 2012:5).
dijelaskan oleh Jensen dan Meckling (1976). Teori ini membahas bahwa
perusahaan dikelola dengan tenaga profesional yang diawasi oleh pihak pemilik.
14
masalah agensi. Masalah agensi timbul karena adanya moral hazard yang
institusi lainnya. Pihak institusi memiliki sumber daya yang lebih besar daripada
pemegang saham lainnya. Dengan adanya sumber daya yang berfungsi untuk
kinerja perusahaan juga semakin ketat. Hal ini akan meningkatkan nilai
karena investasi mereka yang besar di dalam perusahaan. Pihak institusi dalam
dan evaluasi terhadap kinerja manajemen apabila pihak institusional tidak puas
terhadap kinerja manajemen maka pihak institusi akan menjual sahamnya ke pasar
Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian hypotesis testing. Jenis penelitian ini
15
perbedaan antar kelompok atau independensi dari dua faktor atau lebih dalam
suatu kondisi tertentu. Serta penelitian ini sudah memiliki gambaran dan kejelasan
dividen dan kepemilikan institusional sebagai variabel bebas dan nilai perusahaan
Jenis data pada penelitian ini merupakan data yang bersifat kuantitatif. Data
kuantitatif ini bersifat numerical dan data ini diolah menggunakan teknik analisis
linier berganda. Data kuantitatif ini diperoleh melalui laporan tahunan perusahaan
(annual report) yang diakses melalui Indonesia Stock Exchange (IDX) dan
Sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah sumber data sekunder.
Sumber data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung di dapat dari
pihak pertama, misalnya lewat orang lain atau melalui dokumen. Sumber data
mengetahui kinerja perusahaan dan jumlah saham beredar, kemudian data diolah
dengan menggunakan alat analisis, study pustaka, literatur, jurnal serta penelitian-
seperti catatan, majalah, surat kabar, internet, majalah, buku, agenda. Proses
16
pengambilan data pada penelitian ini dilakukan melalui kegiatan surfing yaitu
diteliti dan dipelajari oleh peneliti serta ditarik sebuah kesimpulan. Populasi pada
terdaftar di Bursa Efek Indondesia tahun 2010-2014 serta perusahaan ini sudah
sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014
sebanyak 31 perusahaan.
Sampel merupakan suatu set dari populasi. Pengambilan sampel ini dilakukan
metode ini yaitu tidak semua anggota populasi dipilih untuk diberikan kesempatan
17
2. Perusahaan yang menjadi sampel penelitian membagikan dividen kepada
3.1
Tabel 3.1
No Kriteria Jumlah
18
Variabel Penelitian
Variabel pada penelitian ini memiliki satu variabel dependen (Y) dan dua
X1 : Kebijakan dividen
berganda. Model analisis linier berganda ini digunakan untuk menguji pengaruh
dengan cross section yang dirancang untuk meneliti dan menguji variabel bebas
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
19
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
cenderung dengan pengelompokan data dan peringkasan data. Pada tabel 4.1 akan
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif
Kepemilikan
institusional 55 0,330 0,981 0,736 0,192
Uji Normalitas
memiliki distribusi normal di dalam model regresi. Uji normalitas dapat dilakukan
besar dari 0,05. Hasil pengujian oleh peneliti untuk membuktikan data
Tabel 4.2
20
Sumber: data diolah SPSS
residual lebih besar dari 0,05 (α= 5%) oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
data berdistribusi normal dan bisa dilakukan model regresi linier berganda.
menggunakan metode Variance Inflation Factor (VIF). Artinya apabila nilai VIF
< 10 maka dapat disimpulkan bahwa di dalam model regresi tidak terdapat gejala
sebagai berikut:
Tabel 4.3
21
Sumber: data diolah
Menurut hasil data yang diuji dalam Tabel 4.3 di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa semua variabel bebas menghasilkan nilai VIF kurang dari 10
sehingga model terbebas dari asumsi multikolinieritas dan dapat dilakukan uji
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk menguji bahwa data harus bersifat bebas.
dalam no autocorrelation (-2 < dw < +2). Pada model summary dapat dilihat
autokorelasi DW harus berada diantara -2 dan +2, maka di dalam penelitian ini
tidak ditemukannya autokorelasi. Tidak adanya autokorelasi ini dapat dilihat dari
Pengujian Hipotesis
yang dilakukan dalam penelitian ini. Pengujian tersebut antara lain uji
menggunakan regresi linier berganda dengan α sebesar 5%. Hasil pengujian dapat
22
Tabel 4.4
F hitung = 5,235
Sig. F = 0,008
R Square = 0,168
Adjusted R = 0,136
t tabel = 1,673
Berdasarkan Tabel 4.4 di atas akan dijelaskan hasil uji hipotesis di bawah ini
penelitian yang dilakukan oleh Yadyana dan Wati (2011), Sugiarto (2011) dan
Roy (2015).
23
Hasil analisa data tentang pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai
teori sinyal yang dikembangkan. Teori sinyal ini menyatakan bahwa apabila
investor memiliki pemikiran bahwa dividen yang tinggi akan memberikan laba
yang tinggi di masa depan. Teori sinyal ini dapat membantu mengurangi asimetri
Namun hasil dari penelitian ini adalah kebijakan dividen berpengaruh negatif
pada nilai perusahaan sesuai penelitian yang dilakukan oleh Haruman (2008:19),
menurunkan harga saham perusahaan. Pendapat ini dijelaskan oleh (Miller dan
Modiglani, 1961)
kas kepada pemegang saham akan mengurangi arus kas perusahaan. Oleh karena
itu perusahaan harus memiliki cadangan arus kas yang tinggi untuk membayarkan
24
melakukan ekspansi dan juga akuisisi perusahaan lain. Ketiga, kebutuhan
dari kreditur baik hutang jangka pendek maupun jangka panjang. Perusahaan akan
perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang sudah dilakukan oleh
institusional bertindak sebagai agen pengawas karena investasi mereka yang besar
manajemen. Oleh karena itu pengawasan yang dilakukan pihak institusi sangat
ketat dan apabila pihak institusional tidak puas terhadap kinerja manajemen maka
pihak institusi akan menjual sahamnya ke pasar nego atau pasar reguler.
25
Kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh investor institusional pertama,
investor institusi secara umum memiliki hubungan yang lebih ketat kepada pihak
Investor institusional memiliki sumber daya yang lebih luas daripada investor
dengan baik seperti, pengelolaan utang dengan baik, dapat mengontrol tingkat
internal lebih tinggi dan dapat mengurangi biaya keagenan pada perusahaan.
pemegang saham.
Kesimpulan
Simpulan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menggunakan analisa regresi berganda,
26
dividen ini diduga adanya beberapa faktor yang menjadikan pertimbangan
yang harus dibayar oleh perusahaan demi kelangsungan hidup perusahaan harus
saham institusi maka semakin tinggi nilai perusahaan. Kepemilikan saham pihak
serta pihak institusi akan memberikan sebuah penilaian dan evaluasi terhadap
kinerja manajemen. Oleh karena itu, pengawasan yang dilakukan pihak institusi
nilai perusahaan sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2010-2014.
27
Keterbatasan Penelitian
Terdapat keterbatasan pada penelitian ini, sehingga nantinya dapat bermanfaat
untuk arah penelitian selanjutnya. Penelitian ini menggunakan uji regresi yang
Saran
Saran yang dapat disampaikan pada penelitian ini untuk mengembangkan
dari setiap sektor industri. Fungsi penambahan sampel ini bertujuan untuk
yang tepat.
Daftar Pustaka
Ardhelia, T. 2009. Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Kebijakan Dividen pada
Perusahaan Food and Baverage periode 2003-2007. Skripsi. Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Brawijaya. Malang.
28
Asep, H. 2009. Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif. Grasindo. Jakarta.
Gani, I. & Amalia, S. 2015. Aplikasi Statistik untuk Penelitian Bidang Ekonomi
dan Sosial. Andi. Yogyakarta.
Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19.
Edisi 5. Universitas Diponegoro. Semarang.
29
Juniarti. 2009. Penggunaan Economic Value Added (EVA) dan Tobin’S Q
Sebagai Alat Ukur Kinerja Finansial Perusahaan di Industri Food And
Beverage Yang Listing di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Fakultas Ekonomi,
Universitas Hasanuddin. Makassar.
Miller, M. H. and Modigliani, F. 1961. Dividend policy, growth, and the valuation
of shares. Journal of Business.
Rodoni, A. & Ali, H. 2014. Manajemen keuangan modern. Mitra Wacana Media.
Jakarta.
30
Ross, S. A. Westerfield, R.W. & Jordan, B.D. 2009. Pengantar Keuangan
Perusahaan. Editor Yulianti. Salemba Empat. Jakarta.
Sujoko & Jogiyanto. 2001. Analisis Kandungan Informasi Dividen dan Ketepatan
Reaksi Pasar: Pengujian terhadap Signaling Theory, Studi empiris di BEI.
Jurnal Manajemen dan Akuntansi. Fakultas Ekonomi Universitas Katolik
Widyamandala. Surabaya.
Sulistyanto, S. 2008. Manajemen laba Teori dan Model Empiris. Grasindo.
Jakarta.
Sukirni, D. 2012. Analisis Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional,
Kebijakan Dividen dan Kebijakan Hutang terhadap Nilai Perusahaan.
Accounting Analysis Journal. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.
31
Wachowicz, J. M. & Horne, C. J. 2009. Financial Management. Buku 1 Edisi 12.
Salemba Empat. Jakarta.
Yadyana dan Wati. 2011. Struktur Kepemilikan, Kebijakan Dividen dan Nilai
Perusahaan Manufaktur yang Go Public. Jurnal keuangan dan perbankan. Vol.
15 No. 1 Januari 2011. Hal 58-65.
32