Anda di halaman 1dari 9

TUGAS INDIVIVIDU KE 10

SEMINAR MANAJEMEN KEUANGAN

NAMA : TOMI AGUSDINATA

NPM : 1810070530167

KELAS : D MANAJEMEN

MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS BAITURRAHMAH PADANG

TA. 2021
EX-DIVIDEND DATE DAN PERUBAHAN HARGA SAHAM

LATAR BELAKANG PENELITIAN

Berkenaan dengan pengumuman dividen ada beberapa tanggal penting antara waktu

pengumuman dividen sampai pembayaran dividen, salah satunya adalah ex-dividend date,

secara teoretis pada tanggal tersebut harga saham seharusnya mengalami penurunan sebesar

dividen yang dibayarkan karena investor-investor yang membeli saham pada saat ex-dividend

date atau setelah ex-dividend date, maka yang memiliki hak atas dividen adalah pemilik saham

sebelumnya. Meskipun begitu, perubahan harga saham di sekitar ex-dividend date menjadi

perdebatan para peneliti. Milonas et al. (2002) menyatakan bahwa perdebatan perubahan harga

saham pada exdividend date berawal dari penelitian Elton dan Gruber pada tahun 1970 yang

menemukan bahwa harga saham jatuh dengan jumlah yang lebih kecil dari dividen karena

berhubungan dengan pajak dividen, sebaliknya Kalay (1982) menemukan bahwa penurunan

harga di sekitar ex-dividend date tidak berhubungan dengan efek pajak.

Rumusan Masalah

1. Apakah terdapat penurunan harga saham pada ex-dividend date di Bursa Efek Indonesia

yang di ukur dengan dividend dropoff ratio (DDR) ?

2. Apakah terdapat perbedaan perubahan harga saham pada ex-dividend date antara

perusahaan bertumbuh dan tidak bertumbuh

Jurnal yang di kutip

1. Ratiska, S. 2013. Pengaruh IOS, Leverage, dan Dividend Yield Terhadap Profitabilitas

dan Nilai PerusahaanSektor Manufaktur di BEI.

2. Firmansyah, R. & Violita, E.S. 2007. Analisis Pengaruh Pengumuman Ex-Dividend Date

Terhadap Abnormal Return.


3. Eriyana, S. 2002. Reaksi Pasar Terhadap Pengumuman Kenaikan Cash Dividend,

Penurunan Cash Dividend, dan Stock Dividend Berdasarkan Pertumbuhan Investasi

Perusahaan.

Metode penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI).Data merupakan data sekunder yang diperoleh dari pojok bursa UNDIP dan

www.idx.co.id.

2. Sampel

Berdasarkan lima kriteria maka diperoleh 212 perusahaan yang akan diobservasi selama

periode 2010-2012. Sedangkan berdasarkan kriteria IOS diperoleh 191 perusahaan

bertumbuh dan 191 perusahaan tidak bertumbuh selama periode 2010-2012.

3. Hipotesis

H1: Harga saham turun pada ex-dividend date di Bursa Efek Indonesia.

H2: Terdapat perbedaan perubahan harga saham antara perusahaan bertumbuh dan tidak

bertumbuh pada ex-dividend date.

Hasil Penelitian

Hasil perhitungan membuktikan bahwa nilai dividend drop-off ratio (DDR) kurang dari

besarnya dividen yang dibagikan yaitu sebesar 0.36 atau 36 % dari jumlah dividen yang

dibayarkan. Hasil ini juga didukung oleh pengujian yang menunjukkan terdapat perbedaan

proporsi yang signifikan antara sampel yang mengalami penurunan harga saham dengan
sampel yang mengalami kenaikan harga saham dan yang tidak mengalami perubahan harga

saham pada exdividend date selama periode 2010-2012. Proporsi sampel yang mengalami

penurunan sebanyak 268 pengumuman dan proporsi sampel mengalami kenaikan harga saham

sebanyak 94 pengumuman. Sedangkan proporsi sampel yang tidak mengalami perubahan

harga saham pada exdividend date sebanyak 178. Terlihat jelas bahwa pada ex-dividend date

harga saham sebagian besar mengalami penurunan. Hasil tersebut dapat menunjukan bahwa

dividen masih menjadi pertimbangan investor di Bursa Efek Indonesia untuk berinvestasi di

instrumen saham.

Kesimpulan

Rata-rata harga saham pada ex-dividend date mengalami penurunan di Bursa Efek

Indonesia (BEI) sebesar 36% dari nilai dividen yang dibayarkan. Penurunan harga saham yang

terjadi pada ex-dividend date ini memberikan indikasi bahwa investor memprioritaskan dividen

atau lebih menyukai dividen. Perusahaan bertumbuh memiliki penurunan harga saham yang

cenderung relatif lebih kecil dibandingkan perusahaan tidak bertumbuh.Hal ini mungkin terjadi

karena investor lebih mengharapkan capital gain pada perusahaan yang bertumbuh.

Pendapat untuk penelitian berikutnya

Penelitian ini tidak terlepas adanya keterbatasan sehingga terbuka peluang untuk

perbaikan dimasa datang. Penelitian ini tidak memiliki data empirik mengenai preferensi

investor apakah berdasarkan capital gain atau dividen. Untuk penelitian selanjutnya dapat

menganalisis preferensi investor tersebut antara lain dengan melakukan eksperimen kepada

mahasiswa. Dalam eksperimen tersebut, mahasiswa diberikan studi kasus yang menunjukkan

apakah investor lebih menyukai capital gain atau dividen dalam berinvestasi saham dan

selanjutnya dikaitkan keputusan transaksi pada ex-dividend date.


KEBIJAKAN DIVIDEN DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP

KEBIJAKAN UTANG: SEBUAH PRESPEKTIF AGENCY THEORY

LATAR BELAKANG PENELITIAN :

Dalam menjalankan usahanya, perusahaan yang go public dikelola dengan memisahkan

antara fungsi kepemilikan dengan fungsi pengelolaan atau manajerial. Pemisahan fungsi

tersebut membentuk suatu hubungan keagenan yaitu suatu hubungan dimana pemilik

perusahaan (prinsipal) mempercayakan pengelolaan perusahaan dilakukan oleh orang lain atau

manajer (agen) sesuai dengan kepentingan pemilik (prinsipal), dengan mendelegasikan

beberapa wewenang pengambilan keputusan kepada agen.

Pembayaran dividen akan membuat pemegang saham mempunyai tambahan return

selain dari capital gain. Dividen juga membuat pemegang saham mempunyai kepastian

pendapatan dan mengurangi agency cost of equity karena tindakan perquisites yang dilakukan

manajemen terhadap cash flow perusahaan seiring dengan menurunnya biaya monitoring

karena pemegang saham yakin bahwa kebijakan manajemen akan menguntungkan dirinya.

Pembayaran dividen adalah bagian monitoring perusahaan. Ini berarti bahwa perusahaan

cenderung untuk membayar dividen yang tinggi jika manajer memiliki proporsi saham yang

lebih rendah. Istilah struktur kepemilikan digunakan untuk menunjukkan bahwa variabel-

variabel yang penting dalam struktur modal tidak hanya ditentukan oleh jumlah hutang dan

equity tetapi juga oleh presentase kepemilikan oleh manager dan institutional. Managerial

ownership dan institutional investor dapat mempengaruhi keputusan pencarian dana apakah

melalui hutang atau right issue. Jika pendanaan diperoleh melalui hutang berarti rasio hutang

terhadap equity akan meningkat, sehingga akhirnya akan meningkatkan risiko.


Rumusan Masalah

1. Apakah kebijakan dividen berpengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan ?

2. Apakah kepemilikan manjerial berpengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan ?

3. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan ?

Jurnal/Artikel Utama Yang Dikutip

1. Moh’d et al. (1992) dan Jensen et al. (1992) dalam Wahidahwati (2002) yang

menemukan bukti bahwa terdapat pengaruh antara kebijakan dividen dan kebijakan

hutang.

2. Ismiyanti & Hanafi (2003) yang membuktikan bahwa pengaruh antara kebijakan

dividen dan kebijakan hutang adalah positif.

3. Tarjo & Jogianto (2003) membuktikan bahwa dividen tidak mempunyai pengaruh

terhadap rasio hutang.

4. Wahidahwati (2001), dan Soesetio (2008) yang menemukan bahwa kepemilikan

manajerial dan kepemilikan institusional berhubungan negatif dengan rasio utang.

5. Puteri & Nasir (2006), menmukan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh

negatif terhadap kebijakan utang.

Metode Penelitian

1. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia dari tahun 2004-2008.

2. Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, dengan kriteria sebagai

berikut:
a) Perusahaan manufaktur yang terdaftar berturut-turut di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari

tahun 2004- 2008.

b) Perusahaan tersebut memperoleh laba bersih secara berturut-turut selama periode

20042008, karena perusahan yang mengalami kerugian pada sampel penelitian ini tidak

membayarkan dividen sehingga tidak dapat digunakan dalam menghitung variabel

lainnya yaitu variabel pembayaran dividen.

c) Perusahaan tersebut membayar dividen tunai selama periode 2004-2008.

3. Pengukuran Variabel

a) Variabel Terikat (Dependent variable) dalam penelitian ini adalah kebijakan utang.

b) Variabel Bebas (Independent Variable) dalam penelitian ini meliputi kebijakan

dividen, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional.

c) Variabel Kontrol Adalah variabel yang digunakan untuk melengkapi atau mengkontrol

hubungan kausal supaya lebih baik untuk didapatkan model empiris yang lebih

lengkap dan lebih baik. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah: profitabilitas,

ukuran perusahaan, struktur aktiva.

4. Metode Analisis Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi

berganda untuk mengetahui pengaruh variabel independen dan variabel kontrol terhadap

variabel dependen.

5. Hipotesis

H1 : Kebijakan dividen berpengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan

H2 : kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan

H3 : kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan


Hasil Dan Pembahasan

1. Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Kebijakan Utang

Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel kebijakan dividen keofisien regresi sebesar

0,01629, dengan signifikansi sebesar 0,481, signifikansi ini lebih besar dari 0,05 sehingga

hipotesisi (H1) yang menyatakan bahwa kebijakan dividen berpengaruh terhadap kebijakan

utang tidak dapat diterima.

2. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Kebijakan Utang

Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel kepemilikan manajerial (K.MNJRL)

memiliki koefisien regresi sebesar 0,0077 dengan signifikansi sebesar 0,195, signifikansi ini

lebih besar dari 0,05, sehingga hipotesis (H2) yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial

berpengaruh terhadap kebijakan utang tidak dapat diterima.

3. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Kebijakan Utang

Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel kepemilikan institusional (K.INST)

memiliki koefisien regresi sebesar -0,0000106 dengan signifikansi sebesar 0,986, signifikansi

ini lebih besar dari 0,05, sehingga hipotesis (H3) yang menyatakan bahwa kepemilikan

institusional berpengaruh terhadap kebijakan utang tidak dapat diterima.

Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap kebijakan

utang. Penelitian ini tidak berhasil mendukung pernyataan bahwa salah satu alternatif yang

dapat dipilih untuk mengurangi konflik agensi dengan meningkatkan dividen payout ratio,

dividen yang besar menyebabkan rasio laba ditahan kecil sehingga perusahaan membutuhkan

tambahan dana dari sumber eksternal. Hasil penelitian ini menemukan bahwa kepemilikan
manajerial dan kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap kebijakan utang.

Penelitian ini tidak berhasil menudukung pernyataan bahwa alternatif yang dapat dipilih untuk

mengurangi konflik agensi yaitu dengan meningkatkan kepemilikan saham oleh manajemen,

dan meningkatkan kepemilikan saham oleh pihak institusional

Pendapat Untuk Penelitian Selanjutnya

Penelitian ini hanya difokuskan pada kebijakan dividen dan struktur kepemilikan

pengaruhnya terhadap kebijakan utang, sedangkan masih banyak faktor-faktor lain yang diduga

berpengaruh terhadap kebijakan utang seperti penyebaran jumlah pemegang saham, risiko

perusahaan, earning volatility, pertumbuhan perusahaan dan sebagainya yang tidak

dimasukkan sebagai variabel penelitian sehingga disarankan untuk penelitian selanjutnya dapat

memasukkan variabel-variabel lain yangberpengaruh terhadap kebijakan utang. Penelitian ini

hanya mengambil data dari laporan keuangan perusahaan saja tanpa memasukkan aspek

eksternal yang dapat mempengaruhi kebijakan utang perusahaan, seperti kondisi ekonomi

negara Indonesia sehingga disarankan untuk penelitain selanjutnya dapat diuji pula faktor-aktor

eksternal yang mempengaruhi kebijakan utang perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai