Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS KINERJA KEUANGAN

PT.DIAMOND FOOD INDONESIA, Tbk

Nur Indah (18.111.304)

Universitas Yapis Papua

Ringkasan

Metode penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan alat analisis rasio keuangan
seperti rasio likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas untuk mengetahui kinerja keuangan
perusahaan.

Dari hasil analisis, diketahui bahwa rasio likuditas memiliki hasil rasio di atas rata-rata rasio
industri, rasio solvabilitas memiliki nilai rasio dibawah rata-rata rasio industri,dan rasio
profitabilitas memiliki nilai rasio di atas rata-rata rasio industri. Kata Kunci : Rasio,
Likuiditas, Solvabilitas, rentabilitas dan aktivitas.

Latar Belakang

Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu
yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para anggotanya. Keberhasilan
dalam mencapai tujuan perusahaan merupakan prestasi dari manajemen. Penilaian prestasi
atau kinerja suatu perusahaan diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan
keputusan baik pihak internal maupun eksternal. Dimana pada dasarnya hampir seluruh
perusahaan bertujuan untuk memperoleh keuntungan profit oriented.

Analisis laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan dalam rangka
membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang
dan masa lalu. Dengan tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin
mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa yang mendatang. Untuk dapat
mengetahui dan memahami informasi yang terkandung dalam laporan keuangan diperlukan
suatu alat analisis laporan keuangan. Analisis laporan keuangan pada dasarnya ingin melihat
prospek dan resiko perusahaan, prospek bisa dilihat dari tingkat keuntungan (profitabilitas)
dan resiko bisa dilihat dari kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan keuangan atau
mengalami kebangkrutan.
Pada dasarnya, macam atau jumlah angka-angka ratio itu banyak sekali karena rasio dapat
dibuat menurut kebutuhan penganalisa, namun demikian angka-angka rasio yang ada pada
dasarnya dapat digolongkan menjadi dua golongan. Golongan pertama adalah berdasarkan
sumber data keuangan yang merupakan unsur atau elemen dari angka rasio tersebut. Dan
golongan kedua adalah didasarkan pada tujuan dari penganalisa.

Berdasarkan sumber datanya maka angka ratio dapat dibedakan antara :

1. Ratio-ratio neraca
2. Ratio-ratio laporan laba rugi
3. Ratio-ratio antar laporan

Penggolongan angka ratio yang didasarkan pada sumbernya sebenarnya kurang bermanfaat
bagi penganalisa sebab yang penting bagi penganalisa bukan dari mana data itu diperoleh
tetapi, apa arti atau gunanya dari data angka ratio tersebut atau kesimpulan apa yang dapat
diperoleh dari angka ratio tersebut.

Analisis rasio likuiditas yang digunakan terdiri dari Current Ratio, Quick Ratio, dan Cash
Ratio. Analisis rasio solvabilitas yag digunakan terdiri dari Debt to Asset Ratio, dan Debt to
Equity ratio. Analisis Rentabilitas yang digunakan terdiri dari Profit Margin, Gross Profit
Margin, Net Profit Margin, Return on Investment,dan Return on Assets. Analisis Aktivitas
yang digunakan terdiri dari Perputaran Aktiva Tetap dan Perputaran Total Aktiva.

PT. DIAOMOND FOOD INDONESIA, Tbk sebagai salah satu perusahaan penyedia produk
makanan dan minuman ternama di Indonesia Terdapat beberapa produk yang ditawarkan
meliputi produk dairy, confectionery, daging dan makanan laut, buah-buahan, sayuran dan
turunannya, bahan makanan sehari-hari (grocery) dan bakery. Perseroan melayani pelanggan
secara langsung melalui pasar modern, pasar tradisional, food service

2. Analisis Laporan Keuangan

Analisis terhadap laporan keuangan pada dasarnya karena ingin mengetahui posisi keuangan
perusahaan saat ini. Dengan mengetahui posisi keuangan, setelah dilakukan analisis laporan
keuangan secara mendalam, akan terlihat apakah perusahaan dapat mencapai target yang
telah direncanakan sebelumnya atau tidak.

Menurut Sofyan, Analisis Laporan keuangan adalah : “Analisis laporan keuangan berarti
menguraikan akun-akun laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan
melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara yang satu
dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan
untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses
menghasilkan keputusan yang tepat.

Analisis Rasio Keuangan

Menurut Kasmir, analisis rasio keuangan suatu perusahaan dapat digolongkan menjadi
sebagai berikut :

 Rasio Neraca, yaitu membandingkan angka-angka yang hanya bersumber dari neraca.
 Rasio laporan laba rugi, yaitu membandingkan angka-angka yang hanya bersumber
dari laporan laba-rugi.

3. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif, penelitian deskriptif adalah jenis
penelitian yang berupa mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data kuantitatif, berupa laporan
keuangan PT. Diamond Food Indonesia Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang
terdiri dari neraca dan laporan laba rugi selama periode penelitian tahun 2018 sampai tahun
2019.

Metode Analisis

Alat analisis yang digunakan untuk mengukur laporan keuangan adalah sebagai berikut :

1. Rasio Likuiditas

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban finansial jangka pendek yang berupa hutang jangka pendek atau hutang lancar,
rasio ini antara lain adalah :

a. Current ratio

Current ratio merupakan perbandingan antara aset lancar dengan hutang lancar. Dari hasil
peengukuran rasio, apabila rasio lancar rendah, dapat dikatakan bahwa perusahaan kurang
modal untuk membayar utang. Namun, apabila hasil pengukuran rasio tinggi, belum tentu
kondisi perusahaan sedang baik. Hal ini dapat saja terjadi karena kas tidak digunakan sebaik
mungkin.

Current Rasio = Aktiva Lancar/Hutang Lancar x 100%

Current rasio 2018 = 2.626.026 / 1.155.981 x 100% = 2,271%

Current rasio 2019 = 3.736.573 / 2.112.483 x 100% = 1,768

Current ratio periode 2018-2019 mengalami penurunan di tahun 2019.

b) Quick ratio

Rasio cepat (quick ratio) merupakan rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar dengan aktiva lancar tanpa
memperhitungkan nilai sediaan. Artinya nilai sediaan kita abaikan, dengan cara dikurangi
dari nilai total aktiva lancar. Hal ini dilakukan karena sediaan dianggap memerlukan waktu
relative lebih lama untuk diuangkan, apabila perusahaan membutuhkan dana cepat untuk
membayar kewajibannya dibandingkan dengan aktiva lancar lainnya.

Quick rasio = (Aktiva Lancar – Persediaan)/Hutang Lancar x 100%

Quick rasio 2018 = (2.626.026 -1.375.055)/ 1.155.981 x 100% = 1,082

Quick rasio 2019 = (3.736.573 -1.274.225)/ 2.112.483.x 100% = 1,165

PT DIAMOND INDOFOOD INDONESIA tbk, berdasarkan analisis rasio menunjukan


bahwa pada tahun 2018 sampai 2019 berada dibawah rata-rata rasio industri yaitu 2018
(1,082) dan 2019 (1,165). Sehingga, Rp 1 kewajiban jangka pendek PT DIAMOND
INDOFFOD INDONESIA hanya dijamin Rp 1,165 asset lancer yang paling liquid.

c) Cash Ratio

Cash ratio adalah rasio yang membandingkan antara kas dengan aset lancar yang biasa segera
dapat dijadikan kas dengan hutang lancar. Aset lancar yang bisa segera dapat diungkan
menjadi kas adalah efek atau surat berharga.

Cash Rasio = (Kas + Setara Kas)/Hutang Lancar x 100%

Cash rasio 2018 = 101.144/1.155.981 x 100% = 0,087


Cash rasio 2019 = 100.807/2.112.483 x 100% = 0,047

Cash ratio periode 2018-2019 mengalami penurunan.

2. Rasio Solvabilitas rasio ini mengukur perbandingan dana yang disediakaan oleh pemilik
dengan dana yang dipinjam PT DIAMOND INDOFOOD INDONESIA tbk dari kreditur.
Rasio ini menunjukan kemampuan PT DIAMOND INDOFOOD INDONESIA tbk untuk
memenuhi kewajiban finansialnya. Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur indikasi tingkat
keamanan dari para pemberi pinjaman (bank), rasio ini antara lain adalah :

a) Debt to asset ratio (DAR)

Debt ratio merupakan ratio utang yang digunakaan untuk mengukur perbandingan antara total
utang dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh
utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.

Debt to assets ratio = Total Hutang/Total Aktiva x 100%

Debt to assets ratio 2018 = 1.288.051/4.213.314 x 100% = 0,305

Debt to assets ratio 2019 = 2.287.060/5.570.651 x 100% = 0,410

Rasio ini menunjukkan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva. Semakin kecil
rasionya semakin aman (solvable). Untuk rasio ini tidak aman karena dari tahun 2018-2019
tidak mengalami peningkatan yaitu rasionya semakin besar.

b) Debt to equity ratio (DER)

Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas.
Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar
dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan
peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan, dengan kata lain rasio ini berfungsi untuk
mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang.

Debt to equity ratio = Total Hutang/Modal x 100%

Debt to equity ratio 2018 = 1.288.051/2.925.263 x 100% = 0,440

Debt to equity ratio 2019 = 2.287.060/3.283.591 x 100% = 0,696

3. Rasio Profitabilitas
Rasio ini digunakan untuk mengungkapkan kemampuan AHI dalam menghasilkan laba atau
keuntungan (profit), yang dimana profitabilitas perusahaan AHI mewujudkan perbandingan
antara laba perusahaan didapat dengan total aset atau modal yang menghasilkan laba tersebut.
Yang termasuk rasio ini yaitu :

a) Profit margin

.Rumus yang digunakan ialah :

Profit margin = Laba bersih/penjualan x 100%

Profit margin 2018 = 318.387/6.231.099 x 100% = 0,051

Profit margin 2019 = 366.863/6.913.792 x 100% = 0,053

Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap
penjualan. Semakin besar rasionya semakin baik, karena dianggap kemampuan perusahaan
dalam mendapatkan laba cukup tinggi. Jadi, untuk PT DIAMOND FOOD mengalami
penurunan rasio pada tahun 2018 (0,051) dan mengalami kenaikan rasio pada tahun 2019
(0,053).

b) Gross Profit Margin

Gross Profit Margin merupakan perbandingan antara laba kotor yang diperoleh perusahaan
dengan tingkat penjualan yang dicapai pada periode yang sama. Rasio ini mencerminkan atau
menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai setiap rupiah penjualan. Semakin besar
rasionya berarti semakin baik kondisi keuangan perusahaan (Munawir, 2001:89). Rasio ini
dirumuskan sebagai berikut:

Gross profit margin

Gross profit margin 2018 = 1.310.801/6.231.099 x 100% = 0,210

Gross profit margin 2019 = 1.450.360/6.913.792 x 100% = 0,209

c) Net Profit Margin

Net Profit Margin atau Margin Laba Bersih digunakan untuk mengukur rupiah laba bersih
yang dihasilkan oleh setiap satu rupiah penjualan dan mengukur seluruh efisien, baik
produksi, administrasi, pemasaran, pendanaan, penentuan harga maupun manajemen pajak.
Semakin tinggi rasionya menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang
tinggi pada tingkat penjualan tertentu.

Tetapi jika rasionya rendah menunjukkan penjualan yang terlalu rendah untuk tingkat biaya
tertentu, atau biaya yang terlalu tinggi untuk tingkat penjualan tertentu, atau kombinasi dari
kedua hal tersebut (Prastowo dan Juliaty, 2003:91). Rasio ini dapat dihitung dengan rumus:

Net profit margin

Net profit margin 2018 = 318.113/6.231.099 x 100% = 0,051

Net profit margin 2019 = 366.863/6913.792 x 100% = 0,053

Rasio ini mengukur jumlah rupiah laba bersih yang dihasilkan oleh setiap satu rupiah
penjualan. Semakin tinggi rasionya semakin baik, karena menunjukkan kemampuan
perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu.

d) Return on investment (hasil pengembalian investasi)

Merupakan rasio yang menunjukan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam
perusahaan. ROI juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam
mengelola investasinya.

ROI = EAT/Investasi x 100%

ROI 2018 = 318.113/164.751 x 100% = 1,930

ROI 2019 = 366.863/1.430.959 x 100% = 0,256

Rasio ini mengukur jumlah rupiah laba bersih (setelah pajak) yang dihasilkan oleh setiap satu
rupiah investasi yang dikeluarkan. Semakin besar rasionya semakin baik.

e) Return on assets

Rasio ini disebut juga rentabilitas ekonomis, merupakan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam hal ini laba
yang dihasilkan adalah laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT (Sutrisno, 2001:254).Rasio
ini dihitung dengan rumus:

ROA 2018 = 426.500/4.213.314 x 100% = 0,101

ROA 2019 = 491.816/5.570.651 x 100% = 0,088

Rasio ini mengukur tingkat keuntungan (EBIT) dari aktiva yang digunakan. Semakin besar
rasionya semakin baik.

4. Rasio Aktivitas

a. Perputaran Aktiva Tetap

Rasio ini mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan


berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Rasio ini memperlihatkan sejauh mana
efektivitas perusahaan menggunakan aktiva tetapnya. Semakin tinggi rasio ini berarti
semakin efektif proporsi aktiva tetap tersebut. Pada beberapa industri seperti industri yang
mempunyai proporsi aktiva tetap yang tinggi, rasio ini cukup penting diperhatikan.
Sedangkan pada beberapa industri yang lain seperti industri jasa yang mempunyai proporsi
aktiva tetap yang kecil, rasio ini barangkali tidak begitu penting untuk diperhatikan (Hanafi
dan Halim, 2000:81). Perputaran aktiva tetap dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Perputaran aktiva tetap 2018 = 6.231.099/1.483.862 = 4.199

Perputaran aktiva tetap 2019 = 6.913.792/1.645.424 = 4.201

Rasio ini mengukur efektivitas penggunaan aktiva tetap dalam mendapatkan penghasilan.
Semakin tinggi tingkat perputarannya semakin efektif penggunaan aktiva tetapnya.
b. Perputaran Total Aktiva

Rasio yang terakhir untuk komponen rasio aktivitas adalah rasio perputaran total aktiva.
Sama seperti halnya rasio perputaran aktiva tetap, rasio ini menghitung efektivitas
penggunaan total aktiva. Rasio yang tinggi biasanya menunjukkan manajemen yang baik,
sebaliknya rasio yang rendah harus membuat manajemen mengevaluasi strategi,
pemasarannya, dan pengeluaran investasi atau modalnya (Hanafi dan Halim, 2000:81). Rasio
perputaran total aktiva menggunakan rumus:

Perputaran total aktiva 2018 = 6.231.099/4.213.314 = 1,478

Perputaran total aktiva 2019 = 6.913.792/5.570.651 = 1.241

Rasio ini merupakan ukuran efektivitas pemanfaatan aktiva dalam menghasilkan penjualan.
Semakin tinggi tingkat perputarannya semakin efektif perusahaan memanfaatkan aktivanya.

Anda mungkin juga menyukai