Analisis pengaruh ukuran perusahaan, risiko perusahaan, dan profitabilitas terhadap praktik
perataan laba (income smoothing) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2015-2017. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran
perusahaan, risiko perusahaan, dan profitabilitas secara parsial dan simultan terhadap praktik
perataan laba (income smoothing) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2015-2017. Penelitian ini menggunakan 31 sampel dari jumlah populasi 154
perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Pengambilan sampel
dilakukan dengan cara purposive sampling. Hasil penelitian diperoleh bahwa profitabilitas
memiliki pengaruh terhadap praktik perataan laba (income smoothing) dan ukuran perusahaan,
risiko perusahaan, dan profitabilitas secara simultan memiliki pengaruh terhadap praktik
perataan laba (income smoothing), dengan pengaruh profitabilitas yaitu sebesar 24,50% dan
hasil pengujian secara simultan sebesar 25,60%, sedangkan variabel lain yaitu ukuran
perusahaan dan risiko perusahaan tidak mempunyai pengaruh terhadap jumlah dividen tunai.
1. Pendahuluan
Ketatnya persaingan dalam dunia usaha atau bisnis mempengaruhi ketersediaan dan besarnya
dana yang bisa dimanfaatkan perusahaan, serta tinggi rendahnya Cost Of Capital (COC)
yang harus ditanggungnya. Selain itu, manajemen juga bertanggung jawab untuk menyediakan
laporan keuangan kepada semua pihak yang berkepentingan. Berdasarkan laporan keuangan
tersebut, investor dan kreditor dapat mengambil keputusan-keputusan ekonomi dengan
mengetahui informasi laba suatu perusahaan.
Ukuran perusahaan umumnya dinilai dari besarnya aktiva perusahaan. Perusahaan besar memiliki
kemungkinan yang lebih besar melakukan perataan laba dibandingkan dengan perusahaan kecil,
karena semakin besar perusahaan, maka semakin besar biaya yang dibebankan pemerintah,
karena hal tersebut dianggap sesuai dengan kemampuan perusahaan. Profitabilitas merupakan
kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Perusahaan sering menggunakan rasio
profitabilitas sebagai tolak ukur dalam melakukan perataan laba. Menurut Jatiningrum (2000),
profitabilitas perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perataan laba.
Perusahaan dengan profitabilitas positif tidak menunjukkan indikasi melakukan praktik perataan
laba, sebaliknya perusahaan dengan profitabilitas rendah diindikasikan melakukan praktik
perataan laba.
2. Dasar Teori
2.1. Ukuran Perusahaan
Wahidatul Husnaini dan Rosyida (2006) yang menyimpulkan bahwa perusahaan perata
laba memiliki ukuran yang besar daripada perusahaan bukan perata laba. Ukuran perusahaan
dihitung dengan menggunakan rumus:
Dalam penelitian ini, risiko perusahaan diwakili oleh Debt to Equity Ratio (DER). Debt to
Equity Ratio (DER) mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh
kewajibannya yang ditunjukkan oleh berapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk
membayar hutang. Menurut Ni Luh dan Gerianta (2008) ditinjau dari financial leverage,
perusahaan dengan tingkat hutang yang tinggi cenderung untuk melakukan pengelolaan
laba untuk menghindari pelanggaran perjanjian hutang. DER dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
2.3. Profitabilitas
Menurut Dermawan (2008), profitabilitas adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan
dan keputusan. Rasio profitabilitas menunjukkan pengaruh gabungan dari likuiditas,
manajemen aktiva, dan hutang terhadap hasil operasi. Penelitian ini menggunakan Return
on Total Assets (ROA) sebagai ukuran profitabilitas. Return on Total Assets dapat dihitung
dengan menggunakan rumus:
Menurut Beidlman yang dikutip Belkaoui (2007) perataan laba (Income Smoothing) adalah
pengurangan atau fluktuasi yang disengaja terhadap beberapa tingkatan laba yang saat ini
dianggap normal oleh perusahaan. Perataan laba dapat dihitung dengan menggunakan
indeks eckel untuk membedakan antara perusahaan perata laba degan perusahaan bukan
perata laba, dengan menggunakan rumus.
Ho1: Tidak terdapat pengaruh antara ukuran perusahaan terhadap praktik perataan laba
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Ha1: Terdapat pengaruh antara ukuran perusahaan terhadap praktik perataan laba pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Ho2: Tidak terdapat pengaruh antara risiko perusahaan terhadap praktik perataan laba
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Ha2: Terdapat pengaruh antara risiko perusahaan terhadap praktik perataan laba pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
3. Metodologi Penelitian
Berdasarkan tingkat eksplanasinya, jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian asosiatif. Menurut Sugiyono (2007), penelitian asosiatif adalah penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara variabel bebas (independent variable)
dengan variabel terikat (dependent variable).
Berdasarkan jenis data, penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kuantitatif. Menurut
Sugiyono (2007), penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang datanya dinyatakan dalam
bentuk angka, atau penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang ada
hubungannya dengan judul penelitian dan menganalisisnya dengan data yang diperoleh.
Berdasarkan hasil uji One-Sample kolmogorov-smirnov test bahwa variabel risiko perusahaan
dan profitabilitas tidak berdistribusi normal, sedangkan variabel ukuran perusahaan dan
perataan laba berdistribusi normal. Data yang tidak berdistribusi normal dapat
ditransformasi agar menjadi normal (Ghozali, 2006:33). Salah satu cara agar data dapat
berdistribusi normal adalah dengan melakukan transformasi data dengan cara logaritma natural
(Ln) kepada masing-masing variabel. Setelah dilakukan Ln, data ukuran perusahaan, risiko
perusahaan, profitabilitas, dan perataan laba memperlihatkan hasil berdistribusi normal.
24,50%, sedangkan sisanya sebesar 75,5% dijelaskan oleh faktor lain. Hasil penelitian ini
konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Fongwati (2006), Etty dan Tobia (2006), dan
Igan Budiasih (2009) menjelaskan variabel profitabilitas sebagai variabel dependen. Hasil yang
diperoleh dari masing-masing penelitian yang dilakukan menyatakan bahwa profitabilitas memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap praktik perataan laba (income smoothing).
Ukuran perusahaan, risiko perusahaan, dan profitabilitas memiliki kontribusi yang besar
terhadap praktik perataan laba (income smoothing), hal ini dapat dilihat dari hasil koefisien
determinasi Rx1,x2,x3y = 0,256. Nilai tersebut menunjukkan bahwa kontribusi ukuran perusahaan,
risiko perusahaan, dan profitabilitas dalam menjelaskan variasi praktik perataan laba (income
smoothing) sebesar 25,60%, sedangkan sisanya sebesar 74,4% dijelaskan oleh faktor lain.
Secara bersama-sama (simultan) ukuran perusahaan, risiko perusahaan, dan profitabilitas
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap praktik perataan laba (income smoothing).
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda dan koefisien determinasi tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa ukuran perusahaan, risiko perusahaan, dan profitabilitas secara simultan
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap praktik perataan laba (income smoothing).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari ketiga variabel hanya profitabilitas yang
berpengaruh terhadap praktik perataan laba (income smoothing) dan ukuran perusahaan, risiko
perusahaan, dan profitabilitas secara bersama-sama (simultan) memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap praktik perataan laba (income smoothing).
1. Ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap praktik perataan laba
(income smoothing). Hasil ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Fongwati (2006) dan Igan Bidiasih (2009) yang menunjukkan bahwa salah satu praktik
perataan laba (income smoothing) dipengaruhi oleh faktor ukuran perusahaan. Tetapi hasil
ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Dhamar (2010), Antariksa dan Eka
(2005), Muhammad Yusuf dan Soraya (2004), dan Wahidatul Husnaini dan Rosyida (2006)
yang menunjukkan bahwa ukuran perusahaan bukan merupakan faktor pendorong
terjadinya praktik perataan laba (income smoothing).
2. Risiko perusahaan yang diwakili oleh Debt to Equity Ratio (DER) tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap praktik perataan laba (income smoothing). Hasil ini tidak sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Antariksa dan Eka (2005) dan Dhamar (2010) yang
menunjukkan bahwa risiko perusahaan bukan merupakan faktor pendorong terjadinya
praktik perataan laba (income smoothing).
3. Profitabilitas yang diwakili oleh Return on Total Assets (ROA) memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap praktik perataan laba (income smoothing). Hasil ini tidak konsisten
terhadap hasil penelitian yang dilakukan oleh Dhamar (2010), Muhammad Yusuf dan
Soraya (2004), dan Wahidatul Husnaini dan Rosyida (2006) yang menyatakan bahwa
profitabilitas bukan merupakan faktor pendorong terjadinya praktik perataan laba (income
smoothing). Tetapi hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Fongwati (2006),
Igan Budiasih (2009), Etty dan Tobia (2006), dan Antariksa dan Eka (2005) yang menunjukkan
bahwa profitabilitas merupakan faktor pendorong terjadinya praktik perataan laba (income
smoothing).
4. Ukuran perusahaan, risiko perusahaan (DER), dan profitabilitas (ROA) secara bersama- sama
(simultan) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap praktik perataan laba (income
smoothing). Hasil ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Igan Budiasih
(2009) yang menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan dan profitabilitas secara
bersama-sama memiliki pengaruh signifikan terhadap terjadinya praktik perataan laba
(income smoothing).
5.2 Keterbasan
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa masih banyak terdapat keterbatasan dalam
penelitian ini antara lain :
1. Rentang waktu yang dilakukan masih relatif singkat yaitu selama tiga tahun dari tahun
2007-2009.
2. Penelitian ini hanya meneliti perusahaan manufaktur saja, sedangkan masih banyak
perusahaan-perusahaan lain yang terdaftar di BEI.
3. Variabel yang digunakan hanya ukuran perusahaan, risiko perusahaan, dan profitabilitas
saja, sedangkan masih banyak faktor-faktor lain yang diduga mempengaruhi praktik
perataan laba (income smoothing).
Dalam menentukan perusahaan perata laba dan bukan perata laba, penulis menggunakan
model indeks eckel.
5.3 Saran
Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan untuk memperhatikan beberapa hal sebagai
berikut:
1. Rentang waktu yang digunakan untuk penelitian selanjutnya lebih lama, sehingga hasil yang
diperoleh dapat lebih akurat.
3. Variabel yang digunakan dalam penelitian selanjutnya dapat ditambah seperti Net Profit
Margin, besaran perusahan, pendanaan hutang dan faktor-faktor lain yang diduga
mempengaruhi praktik perataan laba (income smoothing).
4. Dalam menentukan perusahaan perata laba dan bukan perata laba penelitian
selanjutnya diharapkan menggunakan model lain selain indeks eckel, yaitu seperti discretionary
accrual dengan modified jones.