MAKALAH
AKUNTANSI PERBANKAN
“PINJAMAN YANG DITERIMA DAN
AKUNTANSI MODAL BANK”
DISUSUN OLEH :
Akuntansi D / Semester VI
Kelompok 4
LEO POLUAKAN 14 376 137
MATIUS WAWORGA 14 376 127
MAGRETIS LARAT 14 376 152
TIFFANY WUISAN 14 376 173
MEIKE SAHANTE 14 376 055
SWITLY PINANGKAAN 14 376 128
LILLY ADAM 14 376 104
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya
kepada penulis sehingga makalah yang berjudul “PINJAMAN YANG DITERIMA DAN
AKUNTANSI MODAL BANK” ini dapat diselesaikan dengan baik.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca dan memberikan
penjelasan tentang Pemeriksaan Piutang bagi pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini
belumlah sempurna. Untuk itu, saran dan kritik dari pembaca sangat penulis harapkan. Atas
saran dan kritiknya, penulis ucapkan terima kasih.
Penulis
Kelompok 4
DAFTAR ISI
Halaman depan.......................................................................................................................1
Kata pengantar.......................................................................................................................2
Daftar isi.................................................................................................................................3
BAB I Pendahuluan
A. Latar belakang......................................................................................................4
B. Rumusan masalah................................................................................................4
C. Tujuan..................................................................................................................4
BAB II Pembahasan
A. Kesimpulan..........................................................................................................21
Daftar pustaka........................................................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Selain dana masyarakat yang lazimnya diserap oleh bank, seringkali suatu bank
menerima pinjaman dari pihak ketiga yang bukan nasabah perorangan, seperti lembaga
keuangan di dalam atau luar negeri, pemerintah atau lembaga lainnya. Pinjaman ini akan
menambah komponen dana suatu bank disisi passiva. Dari segi penggolongan hutang,
lazimnya dana dalam bentuk pinjaman yang diterima ini akan dibukukan sebagai hutang
jangka panjang. Dana ini memiliki bunga dan harus diadministrasikan setiap kali jatuh
tempo. Jadi pinjaman yang diterima adalah fasilitas pinjaman yanq diterima dari bank atau
pihak lain termasuk dari Bank Indonesia baik dalam rupiah maupun dalam mata uang asing,
dan harus dibayar bila telah jatuh waktu. Dalam pengertian pinjaman yang diterima tidak
termasuk pinjaman subordinasi.
Modal bank merupakan hak pemilik bank kepada bank yang bersangkutan. Modal bank
ini juga merupakan hutang bank kepada para pemiliknya, oleh karena itu disajikan sebagai
salah satu komponen passive disebelah kanan neraca. Modal bank merupakan modal awal
pada saat pendirian yang jumlahnya telah ditetapkan dalam suatu ketentuan atau pendirian
bank.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk:
1. Mengetahui Apa itu pinjaman yang diterima
2. Mengetahui Apa itu akuntansi modal bank
BAB II
PEMBAHASAN
Pencatatan komitmen tagihan ini akan diikuti pencatatan realisasi pinjaman, bila
pinjaman tersebut benar-benar direalisasikan. Pinjaman yang direalisasikan dicatat
sebesar nilai nominal yang ditarik oleh bank selaku debitur/borrower atau obligor. Hal-
hal yang terkait biaya perkreditan menjadi beban peminjaman, misalnya biaya provisi
dan administrasi, biaya taksasi (appraisal) nilai jaminan, biaya perikatan (notaris), dan
biaya asuransi. Tentu saja pengkreditan rekening peminjaman diterima harus diikuti
pengkreditan RAR fasilitas pinjaman diterima dan belum digunakan sebesar nilai
realisasinya.
Pinjaman yang diterima dari suatu lembaga di luar negeri yang disalurkan melalui
pemerintah sebelum diterima oleh bank pelaksana lazimnya dikenal dengan nama
Two Step Loan. Disebut Two Step Loan karena pinjaman yang diberikan oleh kreditur
luar negeri ini akan diterima oleh pemerintah sebagai penjamin pinjaman tersebut
untuk kemudian disalurkan kepada bank-bank pelaksana untuk dipergunakan
menyalurkan kredit perbankan.
3. Obligasi
4. Pinjaman dalam rangka pembiayaan bersama satu atau beberapa proyek.
Contoh 1:
1. Tanggal 15 juni 2012 Bank Permata Jakarta telah menandatangani perjanjian kredit
dengan Bank Mitra Niaga Jakarta. Bank Permata bertindak sebagai penerima kredit
(debitur) dan Bank Mitra Niaga bertindak sebagai pemberi kredit (kreditur). Niai
kredit yang yang disepakati Rp. 1.000.000.000, suku bunga 12%. Jangka waktu 3
tahun.
2. Tanggal 1 juli 2012 Bank Permata menarik kreditnya melalui Bank Indonesia
(kliring) senilai Rp. 600.000.000 dan langsung didebitkan ke rekening milik Bank
Permata di Bank Indonesia Jakarta.
Tanggal 5 Bank Permata menarik kredit lagi di Bank Mitra Niaga Jakarta sebesar Rp. 400.000.000.
Langsung didebitkan ke rekening Giro Bank Permata di Bank Mitra Niaga.
Pencatatannya adalah :
Contoh 2:
Bank Omega Kantor Pusat memutuskan untuk meminjam dana dari Bank ABC
sebesar Rp 30 M dan untuk itu Bank Omega menerbitkan Sertifikat Deposito dengan
jangka waktu 3 tahun. Suku bunga sebesar 15% setahun. Dana diterima Bank Omega
dalam bentuk rekening giro pada Bank ABC. Oleh Bank Omega Kantor Pusat akan
dibukukan dengan ayat jurnal sebagai berikut.
Setahun kemudian, dimana Sertifikat tersebut belum jatuh waktu, Bank Omega
Kantor Pusat harus memperhitungkan bunga selama 12 bulan pertama sebesar Rp
4.500.000. Ayat jurnal yang dicatat oleh Bank Omega Kantor Pusat sebagai berikut.
D: Biaya Bunga Pinjaman yang Diterima-SD Rp 4.500.000
K: Bank Lain-Giro (Bank ABC) Rp 4.500.000
Pelaksanaan pemakaian dana pinjaman ini dapat saja dilakukan oleh kantor cabang.
Sebagai contoh, Bank Omega kantor cabang Jakarta hendak mempergunakan dana
dari pinjaman tersebut sebesar Rp 1 M, dan memohon agar Kantor Pusat untuk
memakai dana tersebut, oleh Kantor Pusat mentrasfer dana tersebut ke kantor cabang
melalui Bank Indonesia setempat. Ayat jurnal sebagai berikut:
D: RAK-Cabang Jakarta Rp 1.000.000.000
K: Bank Lain-Giro (Bank ABC) Rp 1.000.000.000
Sedangkan oleh kantor cabang Jakarta akan membukukan transaksi ini sebagai
berikut:
D : Bank Indonesia-Giro Rp 1.000.000.000
K : RAK-Kantor Pusat Rp 1.000.0000.000
cabang cabang
Akuntansi untuk penerimaan dana TSL harus diadministrasikan oleh Kantor Pusat dan
akan dibukukan kedalam rekening Pinjaman Yang Diterima-TSL. Rekening ini merupakan
hutang jangka panjang bagi bank yang bersangkutan.
Adapun ciri-ciri daro TSL;
1. Pinjaman diberikan oleh tender sendiri atau dalam bentuk konsosorium kepada
Pemerintah RI.
7. Perbandingan pembiayaan proyek antara dana TSL dengan dana dri PFI berkisar 80% :
20% dari jumlah kredit.
8. Untuk tagihan TSL yang tidak ditarik (tidak dipergunakan), PFI wajib membayar kepada
emerintah sejumlah biaya yang dibayar kepada tender oleh pemerintah sesuai perjanjian
termasuk commitmen charge sejumlah persentase tertentu berkisar 0.75% per tahun.
Jurnal yang diperlukan :
Contoh:
Bank Omega mendapatkan pinjaman melalui pemerintah RI dari Bank of Japan sebesar Rp
12 M yang disalurkan melalui BI. Oleh Kantor Pusat akan dijurnal sebagai berikut:
D : Bank Indonesia-Giro Rp 12.000.000.000
K : Pinjaman yang Diterima-TSL Rp 12.000.000.000
Pada jatuh waktu pinjaman TSL ini, rekening TSL akan didebetkan dengan jumlah yang sama
dan tidak akan tampak lagi pada neraca Bank Omega.
10
c. Obligasi
Obligasi merupakan instrument untuk menciptakan hutang. Sumber dana berasal
dari obligasi yang merupakan alternative bank dalam membiayai investasinya. Sebagai
surat pengakuan hutang, bank yang menerbitkan obligasi harus membayar bunga kepada
obligasi. Pembayaran bunga dapat dilakukan setiap periode tertentu secara tetap.
Kewajiban ini akan pelunasan obligasi pada saat jatuh tempo.
Dalam penerbitan obligasi, bank harus mendapat izin dari otoritas Pasar Modal.
Disamping itu penerbitan obligasi harus memenuhi perlindungan negative dan emiten
untuk melakukan tindakan yang merugikan pemegang obligasi. Contoh perlindungan
negative adalah dilarang membagi seluruh laba kepada pemegang saham, sebab akan
dapat mengurangi kemampuan memenuhi kewajiban kepada pemegang obligasi.
Sedangkan persyaratan perlindungan positif adalah persyaratan yang mewajibkan
emiten melakukan tindakan yang menguntungkan pemegang obligasi, misalnya
kewajiban menebitkan aporan keuangan secara periodic agar diketahui kinerja bank
tersebut.
Salah satu sumber dana yang sebaiknya dikembangkan oleh bank adalah dari
penjualan surat berharga obligasi. Pengadministrasian penerbitan obligasi ini harus diketahui
oleh Kantor Pusat sebagai dasar pengelolaan dana bank. Penjualan obligasi dapat saja
11
dilakukan di cabang. Pencairan obligasi pada saat jatuh waktu dapat dilakukan di cabang-
cabang.
Contoh:
Kantor Pusat Bank Omega menerbitkan 1000 lembar obligasi @ Rp 1.000.000 dengan
suku bunga 12% setahun. Cabang Jakarta berhasil menjual seluruh obligasi kepada
masyarakat. Oleh Kantor cabang Jakarta transakasi ini akan dibukukan dengan ayat jurnal
sebagai berikut:
D: Kas Rp 1.000.000.000
K : Hutang obligasi Rp 1.000.000.000
Pada saat sebulan kemudian, Kantor cabang Jakarta akan menyisihkan biaya bunga
obligasi bulan pertama sebesar 1% , ayat jurnalnya sebagai berikut.
D: Biaya Bunga Obligasi Rp 10.000.000
K : Hutang Bunga Obligasi Rp 10.000.000
Bila ada nasabah yang telah membeli obligasi dari cabang Jakarta sebanyak 10 lembar
@Rp 1 juta dengan suku bunga 12% setahun datang ke cabang Surabaya hendak mencairkan
obligasi tersebut pada akhir bulan kedua sebelum bunga dibayarkan. Cabang Surabaya akan
bertindak hanya sebagai cabang pembayar. Pembayaran dilakukan dengan terlebih dahulu
memeriksa keabsahan dokumen atau bilyet obligasi yang dimiliki oleh nasabah yang
bersangkutan dan pembayaran bunga yang telah dilakukan. Oleh cabang Surabaya akan
dibukukan melalui perhubungan antar kantor sebagai berikut:
D : RAK-Cabang Jakarta Rp 10.100.000
K: Kas Rp 10.100.000
Oleh cabang Jakarta sebagai cabang penjual obligasi akan dibukukan sebagai berikut:
D: Biaya Bunga Obligasi Rp 100.000
D: Hutang Obligasi Rp 10.000.000
K : RAK-Cabang Surabaya Rp 10.100.000
12
Pembiayaan Bersama. Rekening ini akan tetap outstanding disebelah passiva hingga proyek
yang dibiayai selesai dan pinjaman dilunasi oleh bank.
Proses pinjaman yang diterima dalam rangka pembiayaan dapat dijabarkan pada
gambar berikut ini:
Penerima kredit Bank Koordinator Penyalur Bank Penyalur
Sebagai contoh, Bank Omega hendak membiayai sebuah proyek sebesar Rp 300 M.
Untuk memenuhi kebutuhan dana ini telah bersedia dua buah bank lain: Bank ABC dan Bank
XYZ dengan masing-masing sumbangan modal Rp 100 M. Jadi besarnya dana pinjaman
yang diterima untuk tujuan pembiayaan bersama ini sebesar Rp 200 juta yang disediakan
langsung dalam rekening giro dimasing-masing bank, sedangkan sisanya menjadi beban
Bank Omega. Untuk mencatat transaksi ini, oleh Bank Omega kantor pusat akan dibukukan
sebagai berikut:
Dengan demikian Bank Omega, dalam kasus ini akan tetap bertanggung jawab
terhadap kredit yang diberikan, karena Bank Omega telah menerima dana dari bank-bank
penyalur dana dan dana tersebut dikuasai langsung oleh Bank Omega.
Dalam hal pembiayaan bersama ini dilakukan langsung dari bank pemberi dana
kepada penerima kredit, maka tanggung jawab atas kredit yang diberikan tersebut dibagi atas
dasar banyaknya kredit yang telah diserahkan oleh masing-masing bank. Proses ini dapat
dijabarkan sebagai berikut:
Bank C
Downloaded by jihan nanda aulia (jihanaulia1134@gmail.com)
lOMoARcPSD|20889272
Dalam hal proses pembiayaan seperti tersebut diatas, Bank Omega tidak pernah akan
menerima pinjaman yang diterima dari bank manapun, dan tidak akan muncul dalam neraca.
Modal bank merupakan hak pemilik bank kepada bank yang bersangkutan. Modal bank
ini juga merupakan hutang bank kepada para pemiliknya, oleh karena itu disajikan sebagai
salah satu komponen passive disebelah kanan neraca. Modal bank merupakan modal awal
pada saat pendirian yang jumlahnya telah ditetapkan dalam suatu ketentuan atau pendirian
bank.
Ada beberapa komponen modal bank dalam neraca antara lain : modal saham yang
ditempatkan dan disetor, modal sumbangan, laba ditahan dengan tujuan, laba ditahan tanpa
tujuan, penilaian kembali aktiva tetap, dan modal sumbangan (modal donasi)
Penyetoran modal dari para pemilik perusahaan tidak harus melalui tunai. Setoran
modal dapat juga berupa penyerahan barang-barang modal, dan jenis penyetoran lainnya.
Akuntansi untuk transaksi modal meliputi penyetoran modal, penyisihan laba usaha
setelah pajak untuk tujuan tertentu atau cadangan, penambahan modal dari pihak lainnya.
Sebagai contoh apabila pada saat mendirikan bank omega, dilakukan setoran sebagai
modal saham dari pemiliknya dalam bentuk :
Uang tunai langsung pada rekening giro Bank Indonesia sebesar Rp. 40.000.000.000
Gedung kantor di Jakarta senilai Rp. 18.000.000.000.
Inventaris kantor senilai Rp. 300.000.000.
Kendaraan Rp. 100.000.000.
14
Oleh Bank Omega – Jakarta akan dibukukan seluruhnya sebagai penyetoran modal bank
sebesar Rp. 58,4 milyar dengan ayat jurnal sebagai berikut :
Setiap akhir periode, setelah mengetahui hasil bersih hasil usaha laba atau laba bersih
bank, Bank Omega akan menyisihkan sejumlah labanya untuk keperluan tujuan khusus.
Penyisihan ini bukan berarti menyisihkan sebagian uang tunai untuk membayar atau
memenuhi kewajiaban tertentu dikemudian hari. Penyisihan ini hanyalah cara untuk
mengalokasikan laba untuk tidak dibagikan kepada para pemegang saham atau karyawan
saham atau karyawan dalam bentuk dividen maupun bonus.
Sebagai contoh, apabila pada akhir tahun bank omega mendapatkan laba sebesar
Rp24.000.000.000 dan diputuskan oleh direksi untuk mencadangkan sebagai berikut.
Rekening Laba Ditahan untuk tujuan, pembagian laba dan pembayaran hutang jangka
panjang, dalam istilah akuntansinya dikenal dengan appropriated retained earnings,
sedangkan laba ditahan tanpa tujuan dikenal dengan unappropriated retained earnings.
15
Komponen modal juga dapat bertambah karena penjualan saham yang dapat dijual
diatas harga nominalnya, sehingga tercipta adanya agio saham(premium). Bila harga jual
dibawah nilai nominalnya akan terdapat disagio saham (discount). Premium diatas saham
akan menambah komponen modal, sedangkan discount atas saham akan mengurangi modal.
Sebagai contoh, apabila nilai nominal saham bank omega sebesar Rp. 1.000.000. dan
dijual sebanyak 200 lembar dengan kurs sebesar 102 persen tunai maka oleh Bank Omega
akan dibukukan dengan ayat jurnal sebagai berikut.
D : Kas Rp 204.000.000
K : Modal Saham Rp 200.000.000
K : Agio Saham Rp. 4.000.000
Selain agio dan disagio saham, komponen lain yang akan menambah komponen modal
adalah komponen yang diterima dari sumbangan, atau dikenal modal sumbangan (donated
capital).Biasanya modal sumbangan diterima dalam bentuk natura atau barang yang dinilai
menurut harga atau nilai pasar dari aktiva tersebut pada saat diterima. Sebesar nilai pasar
yang ditaksir ini akan dicatat sebagai aktiva pada neraca dan sebagai modal sumbangan pada
kelompok modal.
Sebagai contoh, apabila Bank Omega menerima hibah dalam bentuk seperangkat
computer IBM sistim 4341 dari sebuah perusahaan besar di Jakarta, nilai pasarnya ditaksir
sebesar Rp. 400.000.000. Oleh Bank Omega akan dibukukan sebagai berikut.
Dengan diterimanya modal sumbangan, komponen modal akan semakin bertambah dan
dengan demikian akan memperbesar rrasio kecukupan modal atau CAR.
16
Modal ini terdiri dari modal disetor, modal sumbangan, cadangancadangan yang
dibentuk dari laba setelah pajak dan laba yang diperoleh setelah diperhitungkan
pajak. Modal inti merupakan modal yang disetor para pemilik bank dan modal yang
berasal dari cadangan yang dibentuk ditambah dengan laba yang ditahan. Porsi
terbesar modal inti terletak pada modal saham yang disetor. Sedangkan selebihnya
sangat tergantung laba yang diperoleh dan kebiajakan RUPS.
Pencatatan modal saham dilakukan sebesar harga nominal. Selisih harga saham di
atas nilai nominal dicatat sebagai agio saham. Selisihnya harga saham di bawah nilai
nominal dicatat sebagai disagio saham. Agio saham akan diamortisasi setiap akhir
periode dan disagio saham akan diakumulasi setiap akhir periode.
Harga saham atau nilai modal disetor (pald in capital) merupakan total yang
dibayar oleh pemegang saham kepada bank emiten untuk ditukarkan dengan saham
preferen atau saham biasa. Nilai modal disetor merupakan penjumlahan nilai nominal
ditambah dengan agio saham atau nilai nominal dikurangi disagio saham. Sedangkan
nilai nominal merupakan nilai kewajiban yang ditetapkan untuk tiap-tiap lembar
saham. Nilai nominal ditentukan berkaitan dengan kepentingan hukum, misalnya
untuk proteksi terhadap kreditur. Dalam hal bank emiten menerbitkan saham biasa
dan saham preferen, maka penyajian dalam neraca saham preferen harus dilakukan.
Contoh:
a. Tanggal 2 Januari 2012 telah diterima setoran awal dana dari Bapak Surya Darma
untu modal bank berupa uang tunai Rp. 500.000.000, aktiva tetap berupa tanah senilai
Rp. 600.000.000, kendaraan baru dan belum disusut senilai Rp. 200.000.000,
inventaris kantor senilai Rp. 200.000.000. Setoran saat ini dicatat dalam bentuk saham
biasa untuk 150.000 lembar dengan nilai nominal Rp. 10.000 per lembar, kurs 103%.
b. Tanggal 10 Januari 2012 dijual saham biasa 10.000 lembar dengan nominal Rp. 5000,
kurs 97%. Pembayaran diterima tunai.
17
Perlakuan akuntansi untuk pemesanan saham adalah emiten akan mendebit piutang
pemesan saham dan mengkredit modal saham yang dipesan. Dalam hal pemesanan tidak
melunasi sisa pembayaran saham, maka emiten dapat mengembalikan jumlah
pembayaran sebelumnya, atau dijadikan hak milik emiten (bila ada perjanjian) dan
dimasukkan sebagai komponen tambahan modal dengan perkiraan tambahan modal-
pembatalan pemesanan saham. Cara lain untuk mengatasai ini adalah dengan
mengeluarkan saham yang jumlahnya sama dengan jumlah pembayaran yang telah
diterima. Alternatif-alternatif ini dilakukan berdasarkan perjanjian yang telah disepakati
antara emiten dengan calon pemodal.
1. Tanggal 15 Juni 2012 Bank Mitra Buana menerima pesanan saham 100.000
lembar saham biasa dari PT Mirana dengan kurs 102. Harga nomminal per
lembar Rp. 10.000. uang muka pesanan saham diterima 60% tunai.
2. Tanggal 30 Juni 2012 pesanan saham tersebut dilunasi secara tunai.
18
Modal pelengkap terdiri dari atas cadangan-cadangan yang dibentuk tidak berasal
dari laba, modal pinjaman, serta pinjaman subordinasi. Secara rinci modal pelengkap
dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Cadangan revaluasi aktiva tetap, yaitu cadangan yang dibentuk dari selisih
penilaian kembali aktiva tetap yang telah mendapat persetujuan dari
Direktorat Jenderal Pajak.
- Modal pinjaman, yaitu utang yang didukung oleh instrumen atau warkat yang
memiliki sifat-sifat seperti modal dan mempunyai ciriciri tidak dijamin oleh
bank yang bersangkutan, tidak dapat ditarik atau dilunasi atas inisiatif
pemilik tanpa persetujuan BI, mempunyai kedudukan yang sama dengan
modal dalam hal jumlah kerugian bank melebihi laba ditahan dan cadangan-
cadangan yang termasuk modal inti, meskipun bank belum dilikuidasi, dan
pembayaran bunga dapat ditangguhkan apabila bank dalam keadaan rugi atau
labanya tidak mendukung untuk membayar bunga tersebut.
- Pinjaman subordinasi, yaitu pinjaman memenuhi syarat-syarat ada perjanjian
tertulis, mendapat persetujuan BI dan tidak dikamin oleh bank yang
bersangkutan dan telah disetor penuh dengan minimal jangka waktu 5 tahun,
pelunasan sebelum jatuh tempo harus mendapatkan persetujuan BI serta hak
tagih berada pada urutan paling akhir dalam hal bank likuidasi.
19
a. Tidak dijamin oleh bank atau perusahaan anak yang bersangkutan dan telah
disetor penuh;
c. Tidak dapat dibayar sebelum jadwal waktu yang ditetapkan dalam perjanjian
pinjaman kecuali dengan persetujuan BI.
a. Tidak melebihi 250% (dua ratus lima puluh per seratus) dari bagian modal
inti yang dialokasikan untuk memperhitungkan risiko pasar;
20
BAB III
KESIMPULAN
Pinjaman yang diterima adalah fasilitas pinjaman yanq diterima dari bank atau pihak
lain termasuk dari Bank Indonesia baik dalam rupiah maupun dalam mata uang asing, dan
harus dibayar bila telah jatuh waktu. Dalam pengertian pinjaman yang diterima tidak
termasuk pinjaman subordinasi.
Transaksi pinjaman yang diterima didahului dengan perjanjian antara pihak
kreditur dengan debitur. Perjanjian yang ditanda tangani kedua belah pihak tak dapat
21
dibatalkan scara sepihak bila semua persyaratan telah dipenuhi. Perjanjian ini dalam
akutansi disebut komitmen. Sebagai komitmen tagihan bank yang tak dapat dibatalkan,
maka akan dicatat dalam rekening administrative rupiah sisi debit dengan nama RAR
fasilitas pinjaman diterima dan belum digunakan.
Modal bank merupakan hak pemilik bank kepada bank yang bersangkutan. Modal bank
ini juga merupakan hutang bank kepada para pemiliknya, oleh karena itu disajikan sebagai
salah satu komponen passive disebelah kanan neraca. Modal bank merupakan modal awal
pada saat pendirian yang jumlahnya telah ditetapkan dalam suatu ketentuan atau pendirian
bank.
Dimana ada beberapa komponen modal bank dalam neraca antara lain : modal saham
yang ditempatkan dan disetor, modal sumbangan, laba ditahan dengan tujuan, laba ditahan
tanpa tujuan, penilaian kembali aktiva tetap, dan modal sumbangan (modal donasi).
Penyetoran modal dari para pemilik perusahaan tidak harus melalui tunai. Setoran modal
dapat juga berupa penyerahan barang-barang modal, dan jenis penyetoran lainnya.
Dan akuntansi untuk transaksi modal meliputi penyetoran modal, penyisihan laba usaha
setelah pajak untuk tujuan tertentu atau cadangan, penambahan modal dari pihak lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
22
Purnomo , Herdaru. (2011). BI: Modal Minimum Bank Dinaikkan di Atas Rp 125 Miliar.
[Online].= Tersedia: http://www.detikfinance.com/read/2011/02/18/172547/1573916/5/bi-
modal-minimum-bank-dinaikkan-di-atas-rp-125-miliar .[ 19 Maret 2011]
23