RIASTI
18310190
ABSTRAK
1
2
ABSTRACT
This study aims to find empirical evidence regarding the effect of firm size,
leverage, and net profit margin on income smoothing (study of insurance
companies listed on the IDX for the 2019-2020 period). This study uses the Eckel
Index to classify companies that do or do not practice income smoothing. The
samples used in this study were 12 insurance companies registered on the IDX for
three years 2019-2021 using the purposive sampling method. Hypothesis testing
was carried out in this study using multiple regression analysis techniques.
The results of the study show that partially firm size has a significant
effect on income smoothing. Meanwhile, leverage and net profit margin have no
effect on income smoothing. Simultaneously firm size, leverage, and net profit
margin affect income smoothing.
Keywords: Firm Size, Leverage, Net Profit Margin, and Income Smoothing.
3
BAB I
PENDAHULUAN
risiko investasi. Informasi yang disajikan pada laporan keuangan menjadi penting,
manajemen laba yang dipakai oleh perusahaan untuk memindahkan laba dari
tahun sekarang ke tahun yang akan datang untuk mengurangi fluktuasi laba.
Tindakan income smoothing ini telah dianggap tindakan yang logis dan rasional
dimana dalam income smoothing tidak tergantung pada kecurangan dan distorsi
atau perubahan, melainkan pada peluang yang muncul dalam alternatif prinsip-
sehingga kinerja agen terlihat baik dan prinsipal dapat memberikan penghargaan.
Tidak hanya itu, dengan menunjukkan laba yang stabil, investor yang juga
merupakan prinsipal tidak perlu berpikir lama untuk berinvestasi. Itulah sebabnya
mengapa teori agensi merupakan teori yang sesuai untuk mendasari praktek
Nofianti (2018) profitabilitas, leverage, firm size, dividend payaout ratio, dan
mempengaruhi income smoothing yaitu assets growth, firm size dan net profit
margin. Dalam penelitian ini peneliti menguji tiga variabel yang diduga dapat
Menurut Toni et al., (2021) firm size adalah skala suatu perusahaan untuk
melihat besar atau kecilnya suatu perusahaan. Untuk mengetahui besar atau
kecilnya firm size dapat diukur berdasarkan total asset yang dimiliki perusahaan.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Hendra et al., (2022) menunjukkan hasil
bahwa firm size berpengaruh positif terhadap income smoothing, sejalan dengan
penelitian Kesye et al., (2019) yang menunjukkan bahwa firm size berpengaruh
smoothing.
Menurut Hanafi dan Halim (2018) leverage diproksi dengan debt to equity
perusahaan yang dibiayai oleh pemegang saham (modal sendiri) dan dibiayai dari
income smoothing.
mengelola sumber-sumber yang dimilikinya. Dengan kata lain, rasio ini mengukur
laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. Dalam penelitian yang dilakukan
oleh Yuyun et al., (2018) menunjukkan bahwa net profit margin berpengaruh
dilakukan oleh Devi (2019) menunjukkan bahwa net profit margin tidak
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Kesye et al., (2019) yang
meneliti mengenai Analisis pengaruh Assets Growth, Firm Size, Net Profit
Persamaan penelitian ini dengan penelitian Kesye et al., (2019) adalah sama-sama
meneliti pengaruh Firm Size dan Net Profit Margin terhadap perataan laba
Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian Kesye et al., (2019) yaitu
dimana pada penelitian Kesye et al., (2019) variabel independenya adalah Assets
6
Growth, Firm Size, Net Profit Margin sedangkan pada penelitian ini variabel
independennya adalah Firm Size, Leverage, dan Net Profit Margin. Selain itu
sampel dan periode pada penelitian ini juga berbeda, dimana pada penelitian
Kesye et al., (2019) sampel yang digunakan adalah perusahaan tekstil yang
terdaftar di BEI periode 2013-2017, sedangkan sampel pada penelitian ini adalah
asuransi di Indonesia saat ini telah mengalami kemajuan yang cukup pesat. Hal ini
masyarakat, asuransi juga sebagai lembaga penghimpun dana yang bersumber dari
Selain itu, pendapatan yang diterima perusahaan juga bersumber dari investasi
perusahaan asuransi juga tidak luput dari permasalahan seperti yang di alami PT
Asuransi Jiwasraya yang mengalami gagal bayar sebesar Rp 12,4 triliun per
Desember 2019 terkait produk investasi saving plan. Selain itu, kasus gagal bayar
juga dialami oleh Asuransi Jiwa Bumiputera sebesar Rp 31 triliun sedangkan asset
yang dimilikinya hanya sejumlah Rp 10,28 triliun. Meskipun terdapat kasus gagal
peneliti merumuskan judul penelitian : “Pengaruh Firm Size, Leverage, dan Net
4. Apakah Firm Size, Leverage, dan Net Profit Margin secara simultan
2021.
4. Untuk mengetahui pengaruh Firm Size, Leverage, dan Net Profit Margin
1. Bagi Peneliti
pengetahuan dan wawasan mengenai firm size, leverage, dan net profit
kuliah.
2. Bagi Perusahaan
berhubungan dengan mekanisme firm size, leverage, dan net profit margin
dalam 5 bab yang secara rinci dapat dilihat dari sistematika penulisan yang setiap
BAB I PENDAHULUAN
penulisan.
Bab ini berisikan pembahasan tentang uraian teori dan konsep dasar
hipotesis penelitian.
Bab ini adalah bagian terakhir dari laporan penelitian yang berisi
terjadi ketika terdapat satu atau lebih individual yang mempercayakan pada satu
atau lebih individual lain guna melakukan tindakan yang melibatkan otoritas
antara prinsipal dan agen. Hubungan ini dilakukan untuk suatu jasa dimana
Pada teori ini dinyatakan bahwa manajemen laba dipengaruhi oleh konflik
perusahaan.
Manusia memiliki salah satu sifat mementingkan diri sendiri dan tidak
mau berkorban untuk orang lain atau self interest. Diasumsikan prinsipal atau
pemegang saham hanya tertarik pada pengembalian keuangan yang diperoleh dari
10
11
kepuasan tidak hanya dari kompensasi keuangan tetapi juga dari tambahan lain
krusial, sedangkan agen hanya sebagai pelaku operasional perusahaan, tetapi juga
Oktavia, 2019). Konflik kepentingan akan terus meningkat apabila prinsipal tidak
agen untuk memenuhi kepentingan diluar kontrak dengan prinsipal ataupun agen
yang tidak mampu menjaga komitmen kinerja yag telah disepakati oleh prinsipal
Menurut Toni et al., (2021) firm size merupakan skala suatu perusahaan
untuk melihat besar atau kecilnya suatu perusahaan. Besar atau kecilnya firm size
ini dapat diukur berdasarkan pada total asset yang dimiliki perusahaan. Firm size
Menurut Riyanto (2015) firm size dapat diartikan sebagai besar kecilnya
perusahaan yang dilihat dari nilai equity, nilai perusahaan, ataupun hasil nilai
totak aktiva dari suatu perusahaan. Sedangkan menurut Sawir (2015) menyatakan
bahwa firm size dinyatakan sebagai determinan dari struktur keuangan dalam
2.1.3 Leverage
karena perusahaan memiliki kewajiban yang tinggi dan perusahaan deafault atau
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio rumus sebagai berikut:
Total Hutang
Debt to Equity Ratio =
Total Ekuitas
Net profit margin merupakan salah satu indikator penting untuk menilai
Menurut Kasmir (2017) net profit margin atau margin laba bersih
Sedangkan menurut Qahfi et al., (2021) net profit margin adalah kemampuan
yang dicapai.
Namun rasio ini belum bisa dijadikan untuk penentu kesuksesan suatu
membandingkan dengan hasil penjualan. Jadi, laba disini diukur dalam presentase.
Keberhasilan suatu usaha juga harus melihat seberapa besar jumlah dana yang
Tujuan penggunaan rasio net profit margin (NPM) bagi suatu perusahaan
maupun bagi pihak luar perusahaan jika dilihat menurut Kasmir (2019) sebagai
berikut:
periode tertentu.
sekarang.
berikut:
periode.
sekarang.
modal sendiri.
1. Naik turunnya jumlah unit yang dijual dan harga jual per unit.
ini dipengaruhi oleh jumlah unit yang dibeli atau diproduksi atau dijual
dengan harga pembelian per unit atau harga pokok per unit.
3. Naik turunnya biaya usaha yang dipengaruhi oleh jumlah unit yang
dijual, variasi jumlah unit yang dijual, variasi dalam tingkat harga dan
dipengaruhi variasi uni yangn dijual, variasi dalam tingkat harga dan
5. Naik turunnya perseroan yang dipengaruhi oleh besar kecilnya laba yang
Laba Bersih
Net Profit Margin =
Penjualan Bersih
Income smoothing atau praktik perataan laba merupakan salah satu strategi
bagian dari praktik manajemen laba. Menurut Iskandar dan Suardana (2016)
untuk memperkecil atau memperbesar jumlah laba suatu periode sama dengan
umum terjadi sebagai bentuk usaha manajemen dalam mengurangi fluktuasi laba
yang dilaporkan, tindakan ini pada umumnya dilakukan oleh pihak manajer dan
memberikan kesan baik pada pemilik dan kreditor terhadap kinerja manajemen,
Eckel. Indeks Eckel adalah indeks yang ditemukan oleh Eckel (1981), dimana
CV ∆I
Indeks Eckel =
CV ∆S
lebih efisien sehingga akan berdampak pada peningkatan penjualan dan laba yang
bahwa semakin besar firm size semakin besar pula indikasi adanya praktik income
smoothing untuk menghindari fluktuasi laba yang drastis, karena perusahaan besar
17
akan berusaha menciptakan suatu keadaan yang dapat memberikan kesan kepada
pihak eksternal bahwa kinerja perusahaan tersebut baik dengan cara menghindari
langsung dengan obyek perataan laba dan merefleksi motivasi manajer untuk
meratakan sehingga net profit margin diduga dapat mempengaruhi perataan laba
(Marhamah, 2016).
Hal ini didukung oleh Framita (2018) yang menyatakan bahwa perusahaan
smoothing karena fluktuasi net profit margin yang drastis menurun akan
berdampak pada citra perusahaan yang kurang baik dikalangan investor yang
dapat mengurangi daya tarik investor terhadap perusahaan. Hal inilah yang
smoothing.
18
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Penelitian Metode
No Judul Hasil
dan tahun penelitian
1 Devi Asa Pengaruh Analisis Secara parsial ukuran
Putri Ukuran regresi perusahaan, financial
(2019) Perusahaan, logistik leverage, dan net profit
Financial margin tidak
Leverage, mempengaruhi praktik
dan Net perataan laba.
Profit
Margin
Terhadap
Perataan
Laba Pada
Perusahaan
Sektor
Industri dan
Kimia di
Bursa Efek
Indonesia
2 Kesye Analisis Analisis Secara parsial asset
Karlina Pengaruh regresi linier growth dan net profit
Tilaar, Assets berganda margin tidak
Marjam Growth, berpengaruh signifikan
Mangantar Firm Size, terhadap perataan laba,
, dan Joy Net Profit sedangkan firm size
E. Tulung Margin berpengaruh signifikan
(2019) Terhadap terhadap perataan laba.
Perataan Secara simultan asset
Laba Pada growth, firm size, dan net
Perusahaan profit margin tidak
Tekstil Yang berpengaruh terhadap
Terdaftar Di perataan laba.
Bursa Efek
Indonesia
4 Afifa Pengaruh Analisis Ukuran perusahaan,
Pricillia Ukuran regresi income tax dan net profit
Putri Perusahaan, logistik margin tidak
(2021) Income Tax, berpengaruh secara
dan Net parsial terhadap income
Profit smoothing.
Margin
Terhadap
Praktik
Income
19
Smoothing
5 Hendra Firm Size, Analisis Firm size berpengaruh
Sanjaya Stock Price, regresi linear terhadap income
Kusni, Financial berganda smoothing, stock price
Novia Leverage dan tidak berpengaruh
Arthameli Income terhadap income
a Putri Smoothing di smoothing, financial
Ramadhan Era New leverage berpengaruh
i, dan Ida Normal negatif terhadap income
Suriana smoothing.
(2022)
6 Ni Wayan Pengaruh Analisis Secara Parsial ukuran
Sinta Ukuran Regresi perusahaan dan financial
Sunetri, Perusahaan, Logistik leverage tidak
Putu Cita Financial berpengaruh terhadap
Ayu, Putu Leverage dan Income Smoothing
Nuniek Kualitas sedangkan kualitas audit
Hutnaleon Audit berpengaruh positif
tina Terhadap terhadap Income
(2022) Perataan Smoothing. Dan secara
Laba simultan menyatakan
(Income bahwa ukuran
Smoothing) perusahaan, financial
pada leverage, dan kualitas
Perusahaan audit berpengaruh
Manufaktur terhadap Income
Tahun 2017- Smoothing pada
2020 perusahaam manufaktur
sektor industri barang
konsumsi yang terdaftar
di BEI tahun 2017-2020.
7 Zulfatun Analisis Analisis Profitabilitas dan
Salmaniya Faktor-Faktor regresi financial leverage
h (2022) Yang logistik berpengaruh terhadap
Mempengaru income smoothing.
hi Tindakan Sedangkan cash holding
Income dan ukuran perusahaan
Smoothing tidak berpengaruh
Pada terhadap income
Perusahaan smoothing. Secara
BUMN Go simultan cash holding,
Public Yang profitabilitas, ukuran
Terdaftar Di perusahaan, dan financial
Bursa Efek leverage berpengaruh
Indonesia terhadap income
Tahun 2016- smoothing.
2020
20
Gambar 2.1
Kerangka Penelitian
INDEPENDEN DEPENDEN
(X4)
2.4 Hipotesis
H4 : Diduga Firm Size, Leverage, dan Net Profit Margin secara simultan
METODE PENELITIAN
penelitian yang meneliti hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih,
sehingga dapat menerangkan dampak perubahan dari variasi nilai dalam suatu
variabel terhadap perubahan variasi nilai dalam satu atau lebih variabel lain.
Menurut sifatnya data dalam penelitian ini termasuk dalam data kuantitatif. (Putra
Data kuantitatif adalah jenis data yang dapat diukur atau dihitung secara
langsung, yang berupa informasi atau penjelasan yang dinyatakan dalam bentuk
angka. Pada pendekatan kuantitatif peniliti akan menguji secara spesifik suatu
dapat diterima atau ditolak. Pada penelitian ini data kuantitatif yang diperlukan
Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2019 sampai tahun 2021. Terdapat 16
variabel dependen. Variabel independen biasa disebut juga dengan variabel bebas
yaitu variabel yang mempengaruhi variabel terikat, baik secara positif atau
26
27
negatif, serta bersifat dapat berdiri sendiri dan tidak bergantung pada variabel lain.
Variabel dependen atau variabel terikat ialah variabel yang dipengaruhi atau
atau yang diamati terhadap variabel terikat (dependent variabel) yaitu firm size
besar atau kecilnya suatu perusahaan dengan berbagai cara salah satunya total
aset.
dengan menggunakan rasio hutang terhadap total aktiva dengan rumus sebagai
berikut:
sebagai berikut:
CV ∆I
Indeks Eckel =
CV ∆S
Dimana :
3.4.1 Populasi
Tabel 3.1
Populasi
No KODE NAMA EMITEN TANGGAL IPO
1 ABDA Asuransi Bina Dana Arta Tbk 06 Juli 1989
2 AHAP Asuransi Harta Aman Pratama Tbk 14 September 1990
3 AMAG Asuransi Multi Artha Guna Tbk 23 Desember 2005
4 ASBI Asuransi Bintang Tbk 29 November 1989
5 ASDM Asuransi Dayin Mitra Tbk 15 Desember 1989
6 ASJT Asuransi Jasa Tania Tbk 23 Desember 2003
Asuransi Kresna Mitra Tbk d.h
7 ASMI 16 Januari 2014
Asuransi Mitra Maparya
8 ASRM Asuransi Ramayana Tbk 19 Maret 1990
Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra
9 JMAS 18 Desember 2017
Abadi Tbk
10 LIFE Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Tbk 09 Juli 2019
11 LPGI Lippo General Insurance Tbk 06 September 2005
Maskapai Reasuransi Indonesia
12 MREI 04 September 1989
Tbk
Malacca Trust Wuwungan
13 MTWI 11 Oktober 2017
Insurance Tbk
Paninvest Tbk d.h
14 PNIN 20 September 1983
Panin Insurance Tbk
Asuransi Tugu Pratama Indonesia
15 TUGU 28 Mei 2018
Tbk
16 VINS Victoria Insurance Tbk 28 September 2015
Sumber: www.idx.co.id
3.4.2 Sampel
atas dasar kesesuaian karakteristik dan kriteria tertentu (Sugiyono, 2016). Jadi,
penelitian yang akan dilakukan dan tidak memberikan bias bagi tujuan penelitian.
periode 2019-2021.
Tabel 3.2
Kriteria Pemilihan Sampel
Jumlah
No Kriteria
Perusahaan
Perusahaan asuransi yang terdaftar di BEI pada
1 16
tahun 2019-2021.
Perusahaan yang tidak mempublikasikan
2 laporan keuangan tahunan per 31 Desember (1)
periode 2019-2021.
Perusahaan yang dikeluarkan dari bursa
3 (0)
(delisted) pada tahun 2019-2021.
Perusahaan yang tidak menggunakan mata
4 (0)
uang Rupiah sebagai mata uang pelaporan.
Perusahaan yang mengalami kerugian selama
5 (3)
periode 2019-2021.
Perusahaan yang tidak memiliki data yang
6 (0)
berhubungan dengan variabel penelitian.
Perusahaan yang masuk kriteria pemilihan sampel (12)
Sumber: www.idx.co.id (data diolah)
perusahaan. Karena penelitian ini dilakukan dam kurun watu 3 tahun (2019-2021),
Tabel 3.3
Sampel Penelitian
No KODE NAMA EMITEN TANGGAL IPO
1 ABDA Asuransi Bina Dana Arta Tbk 06 Juli 1989
2 AMAG Asuransi Multi Artha Guna Tbk 23 Desember 2005
3 ASBI Asuransi Bintang Tbk 29 November 1989
4 ASDM Asuransi Dayin Mitra Tbk 15 Desember 1989
31
Pada penelitian ini menggunakan data kuantitatif, yaitu data yang dapat
diukur secara langsung berisi informasi dan penjelasan yang dinyatakan dalam
bentuk angka-angka. Data kuantitatif yang digunakan pada penilitian ini adalah
Sementara sumber data pada penelitian ini berasal dari data sekunder. Data
sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau dari pihak kedua.
Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan yang telah diarsipkan
Penelitian ini mengambil data dari laporan keuangan tahunan perusahaan asuransi
periode 2019-2021 yang telah dipublikasikan melalui Bursa Efek Indonesia (BEI)
dokumen terkait terhadap data yang akan dipakai, seperti buku teks, jurnal,
penelitian sebelumnya, artikel dan lain sebagainya. Pada penelitian ini, peneliti
32
deviasi. Dengan analisis deskriptif, seluruh data yang diperoleh akan tersaji secara
ringkas dan rapi serta dapat memberikan informasi dari kumpulan data yang ada.
dengan normal. Data yang terdistribusi dengan normal atau mendekati normal
akan menunjukkan model regresi yang baik. Cara mendeteksi normal atau
distribusi normal. Apabila, asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak
1. Analisis Grafik
33
Namun, masih ditemukan adanya bias yang muncul ketika melihat histogram
terkhusus untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih efektif dapat
membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data residual akan berbanding
dengan garis lurus. Garis yang menunjukkan data sesungguhnya akan mengikuti
garis diagonalnya, hal tersebut menunjukkan bahwa distribusi data residul normal
(Ghozali, 2018).
2. Analisis Statistik
berhati-hati secara visual terlihat normal, namun secara statistik bisa sebaliknya.
statistic lain yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual. Suatu data
didapati residual dalam uji tersebut yang memiliki nilai asymp. Sig (2 tailed)
dengan probabilitas signifikansi < 0,05 diartikan bahwa residual tersebut tidak
ada korelasi linier yang sempurna antara variabel independen dalam model
regresi. Model regresi yang baik seharusnya tidak timbul korelasi sempurna
34
regresi, yaitu:
1. Nilai R2 yang didapatkan dari suatu estimasi model regresi empiris sangat
varaibel dependen.
(2) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran tersebut memperlihatkan setiap
berfungsi untuk mengukur viriabilitas variabel independen yang telah terpilih dan
tidak diterangkan oleh independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama
dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Umumnya nilai cutoff
≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Setiap peneliti harus dapat menentukan
muncul maka akan menunjukkan model regresi yang baik. Apabila dari satu
Grafik Plot antara nilai prediksi variabel dependen. Jika ada pola tertentu, seperti
pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada
pengamatan maka semakin sulit hasil grafik plot diinterpretasikan. Oleh karena itu
dibutuhkan uji statistik yang lebih menjamin hasil yang didapat secara akurat
(Ghozali, 2018).
ada pada model regresi dengan perubahan rangkaian waktu. Adanya problem
observasi yang sepanjang waktu saling berurutan satu sama lainnya. Regresi yang
bebas dari autokorelasi merupakan bentuk model regresi yang baik. Uji Durbin
sebagai berikut:
2. Jika dL < DW < Du, maka ada atau tidaknya autokorelasi tidak dapat
disimpulkan.
3. Jika dU < DW < (4-dL), maka ada atau tidaknya autokorelasi tidak dapat
disimpulkan.
Keterangan :
dL = batas bawah DW
Du = batas atas DW
Keterangan :
Y = Income Smoothing
α = Konstanta
37
β1 β2 β3 = Koefisien Regresi
X1 = Firm Size
X2 = Leverage
e = Eror
besar kemampuan model dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Nilai dari
koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1 (0 < X < 1). Nilai R yang kecil
adalah bias terhadap total variabel independen yang dimasukkan ke dalam model.
Oleh sebab itu banyak peneliti menyarankan untuk memakai nilai adjust R2 pada
1. Bila variabel independen lebih kecil dari tingkat signifikansi (Sig < 0,05)
2. Bila variabel independen lebih besar dari tingkat signifikansi (Sig > 0,05)
variabel dependen (Ghozali, 2018). Uji F dipakai dengan cara nilai signifikansi F
pada output hasil regresi menggunakan SPSS dnegan nilai signifikansi 0,05
1. Bila variabel independen < nilai signifikansi (Sig ≤ 0,05) maka hipotesis
2. Bila variabel independen > nilai signifikansi (Sig ≥ 0,05) maka hipotesis
HASIL PENELITIAN
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka.
Pasar modal atau bursa efek ini hadir sejak jaman kolonial Belanda tepatnya pada
tahun 1912 di Batavia. Pada saat itu pasar modal di dirikan oleh pemerintah
Tabel 4.1
Perkembangan Pasar Modal di Indonesia
Tahun Peristiwa
40
41
Asuransi Bina Dana Arta Tbk yang biasa dikenal dengan ABDA Insurance
atau Asuransi ABDA adalah perusahaan asuransi yang bergerak dalam bidang
ini didirikan pada tanggal 12 Oktober 1982 dengan nama PT Asuransi Bina
43
Dharma dan telah mulai beroperasi sejak didirikannya. Pada tahun 1994 nama
nama perusahaan kembali diubah menjadi Asuransi Bina Dana Arta Tbk.
Asuransi Multi Artha Guna Tbk yang biasa dikenal dengan AMAG atau
Asuransi MAG adalah perusahaan asuransi yang bergerak dalam bidang asuransi
Asuransi Bintang Tbk yang biasa dikenal dengan ASBI adalah perusahaan
maupun dengan prinsip syariah. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 17 Maret
1995 dan mulai beroperasi secara komersial pada bulan Maret 1955. Asuransi
Bintang berkantor pusat di Jl. R.S. Fatmawati No. 32, Jakarta 12430-Indonesia
dan memiliki 9 kantor cabang, 1 cabang bisnis syariah dan 14 kantor pemasaran
Asuransi Dayin Mitra Tbk yang biasa dikenal dengan ASDM adalah
tanggal 1 April 1982 dan mulai beroperasi pada bulan Juli 1982. ASDM berkantor
44
pusat di Wisma Hayam Wuruk lantai 7, Jl. Hayam Wuruk No. 8, Jakarta 10120-
Asuransi Ramayana Tbk atau biasa dikenal dengan ASRM didirikan pada
Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi Tbk atau biasa dikenal JMAS
adalah perusahaan yang didirikan pada tanggal 15 Agustus 2014. Perusahaan ini
berkantor pusat di Graha Kospin JASA, Jl. Jend. Gatot Soebroto Kav. 1, Jakarta
Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Tbk atau biasa dikenal LIFE adalah
perusahaan yang didirikan pada tanggal 17 Juli 1984 bernama PT Asuransi Jiwa
tahun 1985.
adalah bergerak di bidang usaha asuransi jiwa, termasuk asuransi jiwa dengan
prinsip syariah serta bertindak sebagai pendiri dan pengelola dana pension,
termasuk yang berprinsip syariah. Saat ini, kegiatan utama LIFE adalah
menyediakan beragam solusi finansial multi produk, yang terdiri atas produk unit
45
link, produk tradisional, dan produk syariah untuk memenuhi kebutuhan seluruh
Perusahaan Lippo General Insurance Tbk atau biasa dikenal LPGI adalah
Suaka. Setelah berjalan selama 18 tahun, pada tanggal 1 Oktober 1982 nama
Malacca Trust Wuwungan Insurance Tbk atau biasa dikenal MTWI adalah
perusahaan yang didirikan pada tanggal 15 Desember 1952 dengan nama N.V
dalam bidang Asuransi Umum. Saat ini, MTWI menyediakan pilihan produk
Paninvest Tbk dahulu bernama Panin Insurance Tbk atau biasa dikenal
PNIN adalah perusahaan yang didirikan tanggal 24 Oktober 1973 dengan nama
PT Pan-Union Insurance Ltd dan memulai kegiatan usahanya pada tahun 1974
secara komersial.
46
Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk atau biasa dikenal TUGU adalah
perusahaan yang berdiri pada tanggal 28 November 1981 dengan nama PT Tugu
Said Kav. C 8-9 Kuningan, Jakarta Selatan 12920 – Indonesia. Telp: (62-21)5296-
Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan TUHU adalah dalam bidang industri
Victoria Insurance Tbk atau biasa dikenal VINS didirikan pada tanggal 11
Mei 1978 dengan nama PT Asuransi Agung Asia, kemudian pada tahun 1989
perusahaan mengubah nama menjadi PT Asuransi SUMMA, lalu pada tahun 1993
terjadi perubahan nama lagi menjadi PT Asuransi Umum Centris dan pada tahun
Pada tahun 2010 perusahaan mulai beroperasi secara komersial. VINS berkantor
pusat di Graha BIP lantai 3A, Jl. Jendral Gatot Subroto Kav. 23, Jakarta Selatan,
DKI Jakarta 12930 – Indonesia. Telp: (+62-21) 5099-2940 (Hunting), Fax: (+62-
21) 5099-2941.
asuransi angkutan laut, asuransi rekayasa, asuransi tanggung gugat, asuransi uang,
mengenai variabel yang diteliti, variabel tersebut dapat dijelaskan secara statistik
Tabel 4.2
Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
Dapat dilihat pada tabel di atas merupakan gambaran data yang meliputi
nilai minimum, maximum, mean dan standar deviasi. Nilai minimum adalah nilai
terkecil yang diperoleh dari hasil pengolahan. Nilai maximum adalah nilai
tertinggi yang diperoleh. Sedangkan nilai mean adalah nilai rata-rata yang penulis
Variabel firm size (X1) memiliki nilai minimum 26,0117, nilai maksimum
31,1942, nilai mean (rata-rata) 28,4373 dan nilai standar deviasi sebesar 1,5981.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa variabel tersebut mengindikasikan hasil yang
dari nilai mean. Perusahaan yang memiliki nilai firm size terendah adalah PT
Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi Tbk pada tahun 2019 sebesar 26,0117.
Sedangkan perusahaan yang memiliki nilai firm size tertinggi adalah PT Paninvest
0,7575, nilai mean (rata-rata) sebesar 0,5019, dan nilai standar deviasi sebesar
0,2211. Hal ini dapat disimpulkan bahwa variabel tersebut mengindikasikan hasil
kecil dari nilai mean. Perusahaan yang memiliki nilai leverage terendah adalah PT
Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Tbk pada tahun 2021 sebesar 0,0169. Sedangkan
Variabel net profit margin (X3) memiliki nilai minimum 0,0012, nilai
maksimum 4,1855, nilai mean (rata-rata) 0,2744, dan nilai standar deviasi sebesar
penyimpangan lebih besar dari nilai mean. Perusahaan yang memiliki nilai net
profit margin terendah adalah PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi Tbk
pada tahun 2020 sebesar 0,0012. Sedangkan perusahaan yang memiliki nilai net
profit margin tertinggi adalah PT Victoria Insurance Tbk pada tahun 2021 sebesar
4,1855.
maksimum 331,2124, nilai mean (rata-rata) 27,7637, dan nilai standar deviasi
besarnya penyimpangan lebih besar dari nilai mean. Perusahaan yang memiliki
nilai income smoothing terendah adalah PT Abda Insurance Tbk pada tahun 2019
sampai 2021 sebesar -2,2013. Sedangkan perusahaan yang memiliki nilai income
49
smoothing tertinggi adalah PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi Tbk pada
menggunakan analisis grafik P-P Plot of Regression yang dapat dilihat pada
Gambar 4.1
Grafik P-P Plot
menjelaskan bahwa sebaran data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti
50
arah diagonal maka disimpulkan bahwa model regresi penelitian ini memenuhi
asumsi normalitas.
nilai tolerance dan nilai Variance Inflation Factor (VIF), apabila nilai tolerance >
0,10 dan nilai VIF < 10 maka tidak ada tanda-tanda multikolinieritas pada model
regresi. Hasil uji multikolinieritas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel
dibawah berikut:
Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
variabel > 0,10 serta nilai VIF masing-masing variabel <10. Oleh karena itu, dapat
pengamatan yang lain. Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat dari gambar
dibawah ini:
Gambar 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas
sampel terdistribusi secara acak dan tidak membentuk pola tertentu. Titik-titik
menyebar secara acak dan tersebar baik diatas atau dibawah angka 0 pada sumbu
lainnya dalam model regresi linier. Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan
menguji nilai Durbin-Watson, Jika nilai du < d < (4-du), maka nilai Durbin-
Watson model regresi berganda terpenuhi. Hasil uji autokorelasi dapat dilihat
Tabel 4.4
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
52
1 .552 a
.304 .239 80.9531177 .915
Sumber: Data Output SPSS
Menurut hasil pada tabel diatas, Durbin-Watson (DW) sebesar 0,915. Nilai
(k;N). Adapun jumlah variabel independen (k) = 3, sementara jumlah sampel (N)
= 36, maka (k;N) = (3;36). Angka ini kemudian kita lihat pada distribusi nilai
tabel DW. Maka ditemukanlah nilai batas bawah (dL) = 1,2953 lebih kecil dari
batas atas (dU) = 1,6539, dan kurang dari (4 – 1,6539) = 2,3461. Maka dapat
terikat. Hasil analisis regresi linear berganda dalam penelitian ini dapat dilihat
Tabel 4.5
Hasil Regresi Linear Berganda
Coefficients a
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda diatas, maka model persamaan
Keterangan :
Y = Income Smoothing
X1 = Firm Size
X2 = Leverage
sebagai berikut:
1. Konstanta (α)
Nilai konstanta (α) yang diperoleh sebesar 1206,955. Hal ini dapat
terbalik dengan income smoothing. Artinya bahwa setiap kenaikan firm size
kenaikan net profit margin 1% maka variabel income smoothing akan turun
Tabel 4.6
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
1 .552 a
.304 .239 80.9531177 .915
Sumber: Data Output SPSS
square sebesar 0,304 atau sama dengan 30,4%. Maka 30,4% income smoothing
dapat diperoleh dan dijelaskan oleh firm size, leverage, dan net profit margin.
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji parsial (t) dan
Tabel 4.7
Hasil Uji t
Coefficients a
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
koefisien regresi dari variabel firm size. Hipotesis pertama pada penelitian ini
mengungkapkan bahwa firm size memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari
tingkat signifikansi (0,001 < 0,05). Berdasarkan tabel diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh antara firm size dan income smoothing.
koefisien regresi dari variabel leverage. Hipotesis kedua pada penelitian ini
56
tingkat signifikansi (0,53 > 0,05). Berdasarkan tabel diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh antara leverage dan income smoothing.
smoothing, ditolak.
koefisien regresi dari variabel net profit margin. Hipotesis ketiga pada penelitian
ini mengungkapkan bahwa net profit margin memiliki nilai signifikansi lebih
besar dari tingkat signifikansi (0,87 > 0,05). Berdasarkan tabel diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh antara net profit margin dan income
terhadap variabel dependen secara simultan dengan tingkat signifikansi 5%. Hasil
Tabel 4.8
Hasil Uji F
ANOVAa
Total 301434.018 35
Sumber: Data Output SPSS
57
Berdasarkan tabel diatas diketahui nilai signifikansi lebih kecil dari tingkat
signifikansi (0,008 < 0,05), maka sesuai dasar pengambilan keputusan dalam uji F
dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima atau dengan kata lain firm size,
leverage, dan net profit margin secara simultan berpengaruh terhadap income
smoothing.
4.2.6 Pembahasan
ini menerima hipotesis yang menyatakan firm size berpengaruh terhadap income
positif dan signifikan terhadap income smoothing pada perusahaan asuransi yang
terdaftar di BEI periode 2019-2021. Firm size yang berpengaruh terhadap income
smoothing, hal ini mengindikasikan bahwa besar kecilnya firm size berdampak
lebih besar dianggak memiliki kemampuan yang lebih besar sehingga dibebani
biaya yang lebih tinggi. Semakin besar nilai firm size maka peruashaan akan
sebelumnya oleh Kesye et al., (2019) dan Hendra et al., (2022) yang menyatakan
ini bertolak belakang dengan penelitian Afifa (2021) dan penelitian Ni Wayan et
58
al., (2022) yang menyatakan bahwa firm size tidak berpengaruh terhadap income
smoothing.
smoothing yaitu karena perusahaan tidak hanya bergantung pada utang dalam
saat ini mendapatkan kemudahan pinjaman efek dari PT Kliring dan Pinjaman
Surat Utang Negara (SUN) serta obligasi, sehingga risiko yang disebabkan oleh
sebelumnya oleh Rika (2018) dan penelitian Ni Wayan et al., (2022) yang
penelitian ini menolak hipotesis yang menyatakan net profit margin berpengaruh
terhadap income smoothing. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa net profit
sebelumnya oleh Devi (2019) yang menyatakan net profit margin tidak
melakukan tindakan yang berbahaya bagi perusahaan. Selain itu hal ini juga
disebabkan karena perusahaan sampel dalam penelitian ini memiliki laba yang
menekankan atau lebih fokus kepada volume penjualan dan efisisensi biaya.
al., (2017) dan Kesye et al., (2019) menyatakan bahwa net profit margin
income smoothing pada perusahaan asuransi yang terdaftar di BEI periode 2019-
2021.
4.2.6.4 Pengaruh Firm Size, Leverage, dan Net Profit Margin Secara
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa firm size, leverage, dan net profit
Hasil penelitian ini sesuai dengan implikasi Teori Agensi dengan variabel
pada penelitian ini yaitu menjelaskan keterkaitan Firm size, Leverage dan Net
hubungan antara principal dan agent yang dapat dilihat melalui laporan keuangan.
mendapatkan investor yang lebih banyak, hal ini dapat terjadi dikarenakan Firm
size, Leverage dan Net Profit Margin dapat membantu investor dalam melakukan
Hasil penelitian ini searah dengan penelitian yang dilakukan oleh Lisa
Pertiwi (2019) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan, debt to equity ratio,
dan net profit margin secara simultan berpengaruh terhadap income smoothing.
Penelitian ini juga didukung oleh penelitian Tri Setyaningsih et al., (2021) yang
menyatakan bahwa firm size, leverage dan net profit margin berpengaruh secara
menunjukkan bahwa tinggi rendahnya firm size, leverage, dan net profit margin
BAB V
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan pembahasan pengaruh firm size,
leverage, dan net profit margin terhadap income smoothing studi pada perusahaan asuransi yang
1. Berdasarkan koefisien determinasi (R2) dapat diperoleh kesimpulan bahwa 30,4% income
smoothing dapat diperoleh dan dijelaskan oleh firm size, leverage, dan net profit margin.
Sedangkan sisanya 69,6% income smoothing dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang
2. Berdasarkan hasil uji parsial dapat diperoleh kesimpulan bahwa firm size berpengaruh
3. Berdasarkan hasil uji parsial dapat diperoleh kesimpulan bahwa leverage tidak berpengaruh
4. Berdasarkan hasil uji parsial dapat diperoleh kesimpulan bahwa net profit margin tidak
berpengaruh terhadap income smoothing pada perusahaan asuransi yang terdaftar di BEI.
5. Berdasarkan hasil uji simultan dapat diperoleh kesimpulan bahwa firm size, leverage, dan net
profit margin berpengaruh secara simultan terhadap income smoothing pada perusahaan
5.2 Saran
1. Bagi investor, disarankan untuk lebih teliti dalam membaca informasi keuangan perusahaan
khususnya informasi yang berkaitan dengan laba perusahaan, investor juga harus cermat
63
untuk memeriksa laporan keuangan perusahaan secara historis serta memperhitungkan rasio
2. Bagi penulis selanjutnya yang melakukan penelitian dengan topik serupa disarankan untuk
menggunakan variabel-variabel lain yang belum dapat digunakan pada penelitian ini. Selain
itu sampel penelitian dapat diperbanyak dan periode pengamatan dapat diperpanjang
3. Penelitian selanjutnya disarankan dapat menggunakan model atau pengukuran indeks lain