12
PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP
LABA PER SAHAM SEBELUM DAN SAAT
PANDEMI COVID -19
Abstract
The purpose of this study is to determine the influence of financial performance indicators such as Current Ratio
(CR), Total Asset Turnover (TATO), Net Profit Margin (NPM), and Total Debt to Asset Ratio (TDAR) on Earnings
Per Share (EPS). The population of this study consists of property sector companies listed on the Indonesia Stock
Exchange during the period of 2018-2021. The study yielded 42 companies for the years 2018, 2019, 2020, and 2021,
resulting in a total of 168 data points for property sector companies listed on the Indonesia Stock Exchange. The
study is divided into two periods: pre-Covid-19 pandemic (2018-2019) and Covid-19 pandemic period (2020-2021).
After handling outliers, the research sample consists of 44 property company samples before the occurrence of
Covid-19 and 27 property sector company samples during the Covid-19 pandemic period that are listed on the
Indonesia Stock Exchange.
The results of this study indicate that the financial performance indicators, including Current Ratio (CR),
Total Asset Turnover (TATO), Net Profit Margin (NPM), and Total Debt to Asset Ratio (TDAR), must have a
significance value greater than 0.05. Based on these results, it can be concluded that the financial performance
indicators, including Current Ratio (CR) before and during the pandemic, Total Asset Turnover (TATO) before the
pandemic, Net Profit Margin (NPM) during the pandemic, and Total Debt to Asset Ratio (TDAR) before and during
the pandemic, do not have a significant influence on Earnings Per Share (EPS). Another finding of this study shows
that corporate social responsibility has a significance value less than 0.05 with a positive direction. Based on these
results, it can be concluded that Total Asset Turnover (TATO) during the pandemic and Net Profit Margin (NPM)
before the pandemic have a significant positive impact on tax avoidance.
Keywords: current ratio, total asset turnover, net profit margin, total debt to asset ratio, earnings per share, before
Covid-19 pandemic, during Covid-19 pandemic
Abstrak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan perusahaan seperti Current Ratio (CR), Total
Asset Turnover (TATO), Net Profit Margin (NPM) dan Total Debt to Asset Ratio (TDAR) terhadap Earning Per Share
(EPS). Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan sektor properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun
periode 2018-2021. Penelitian ini menghasilkan 42 perusahaan pada tahun 2018, 2019, 2020 2021 sehingga
menghasilkan 168 data perusahaan sektor properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini dibedakan
menjadi 2 periode yaitu periode sebelum pandemi Covid-19 (2018-2019) dan periode saat pandemi Covid-19 (2020-
2021). Setelah dilakukan outlier, diperoleh sampel penelitian sebanyak 44 sampel perusahaan properti sebelum
terjadinya Covid-19 dan pada saat pandemi Covid-19 sebanyak 27 sampel perusahaan sektor properti yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
Hasil penelitian ini menunjukkan mekanisme kinerja keuangan yang terdiri dari Current Ratio (CR), Total Asset
Turnover (TATO), Net Profit Margin (NPM) dan Total Debt to Asset Ratio (TDAR) yang harus memiliki nilai
signifikansi sebesar > 0,05. Berdasarkan hasil tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa mekanisme kinerja keuangan
yang terdiri dari Current Ratio (CR) sebelum & saat pandemi, Total Asset Turnover (TATO) sebelum pandemi, Net
Profit Margin (NPM) saat pandemi dan Total Debt to Asset Ratio (TDAR) sebelum & saat pandemi tidak berpengaruh
signifikan terhadap Earning Per Share (EPS). Hasil lain pada penelitian ini menunjukkan corporate social responsibility
memiliki nilai signifikansi < 0,05 dengan arah positif. Berdasarkan hasil tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa Total
Asset Turnover (TATO) pada saat pandemi, Net Profit Margin (NPM) sebelum pandemic berpengaruh positif signifikan
terhadap tax avoidance
Keywords: current ratio, total asset turnover, net profit margin, total debt to asset ratio dan earning per share,
sebelum pandemi Covid-19, pada saat pandemi Covid-19
Menurut Darmayanti et al. (2020) Total Menurut Susanto et al., (2021) penelitian
Asset Turnover (TATO) terhadap Earning per yang dilakukan menyatakan bahwa Net Profit
Share (EPS) menunjukkan bahwa Total Asset Margin (NPM) berpengaruh positif terhadap
Turnover Ratio (TATO) memiliki pengaruh Earning Per Share (EPS) karena dapat
positif terhadap Earning Per Share (EPS) pada disimpulkan bahwa semakin tinggi rasio
sebelum masa pandemi Covid-19, yang berarti profitabilitas perusahaannya maka berpengaruh
semakin efisien penggunaan total asset suatu baik atau meningktakan terhadap Earning Per
perusahaan maka akan meningkatkan Earning Share (EPS) perusahaan tersebut. Hal ini juga
Per Share (EPS). Hal ini juga sejalan dengan sejalan dengan beberapa penelitian yang
Rahman, (2022) menyatakan bahwa Total menyatakan bahwa Net Profit Margin (NPM)
Asset Turnover ratio (TATO) berpengaruh berpengaruh positif terhadap Earning Per Share
positif terhadap Earning Per Share (EPS). Hal (EPS) (Digdowiseiso, 2022; Wijayanto et al.,
ini bertolak belakang dengan penelitian 2022)
Susanti, (2021) yang menyatakan bahwa total H3a : Net Profit Margin (NPM) berpengaruh
asset turnover ratio (TATO) berpengaruh positif terhadap Earning Per Share (EPS)
negatif terhadap Earning Per Share (EPS). perusahaan sektor properti yang terdaftar pada
Menurut Sari, F. (2022) menyebutkan bahwa Bursa efek Indonesia pada saat sebelum
Total Asset Turnover Ratio (TATO) memeiliki pandemi Covid-19
penurunan akibat terjadinya pandemi Covid-19. H3b : Net Profit Margin (NPM) berpengaruh
Teknik pengumpulan data menggunakan data Berdasarkan hasil penelitian yang telah diolah
sekunder dengan mengambil laporan keuangan menunjukkan bahwa Current Ratio (CR)
perusahaan 2018-2021 pada sektor properti di
memiliki nilai minimum sebesar 0.53 dimana
Bursa Efek Indonesia yang dapat diakses
hasil didapat dari PT. Cahayasakti Investindo
melalui website www.idx.co.id.
Sukses Tbk tersebut menyatakan bahwa nilai
Metode Analisis dan Pengujian Hipotesis paling kecil Current Ratio (CR) dari perusahaan
sektor properti pada sebelum pandemi. Nilai
Pengolahan data yang digunakan oleh peneliti maximum Current Ratio (CR) sebesar 2.39 pada
dan kurang dari 10 dan nilai Tolerance lebih dalam penelitian tersebut.
dari 0,1 sampai dengan kurang dari 1.
Uji Autokorelasi
Uji Heterokedastisitas Uji Autokorelasi bertujuan untuk mengukur
Uji heterokedastisitas digunakan untuk apakah model regresi terdapat kesalahan atau
menguji Mode Durbin-Watson apakah tidak.
terjadi l Tabel 4.9. Hasil Uji Autokorelasi Sebelum
1 1,592 Pandemi Covid-19
ketidaksamaan antara varian dari residual
penelitian.
Tabel 4.7. Hasil Uji Heterokedastisitas
Sebelum Pandemi Covid-19
Tabel 4.16. Hasil Uji F Pada Saat Pandemi nilai tersebut lebih besardari 0,05 yang
Covid-19 menjadikan Total Asset Turnover (TATO) tidak
berpengaruh terhadap Earning Per Share (EPS)
Model Sig. pada perusahaan properti sebelum pandemi
1 Regression 0,004ᵇ Covid-19, maka H2a ditolak.
Residual
Total Variabel Net Profit Margin (NPM)
Sumber data : Diolah oleh peneliti, 2023 memiliki nilai signifikan 0,005 dimana nilai
tersebut lebih kecil atau sama dengan dari 0,05
Hasil data statistik menunjukkan nilai
yang menjadikan Net Profit Margin (NPM)
signifikansi sebesar 0,004 yang kurang dari
berpengaruh terhadap Earning Per Share (EPS)
0,05. Hal tersebut menandakan bahwa model
pada perusahaan properti sebelum pandemi
regresi penelitian pada saat pandemi Covid-19
Covid-19, maka H3a diterima.
layak digunakan.
Variabel Total Debt to Asset Ratio
Uji t (TDAR) memiliki nilai signifikan 0,723 dimana
Uji t bertujuan untuk mengetahui sejauh nilai tersebut lebih besar dari 0,05 yang
mana pengaruh masing-masing variabel menjadikan Total Debt to Asset Ratio (TDAR)
independen dengan variabel dependen. tidak memiliki pengaruh terhadap Earning Per
Share (EPS) pada perusahaan properti sebelum
pandemi Covid-19, maka H4a ditolak.
signifikan 0,096 dimana nilai tersebut lebih Earning Per Share (EPS) pada perusahaan
besar dari 0,05 yang menjadikan Total Asset properti saat pandemi Covid-19, maka H2b
Turnover (TATO) memiliki arah positif namun diterima.
tidak berpengaruh terhadap Earning Per Share
(EPS) pada perusahaan properti sebelum Hal ini sejalan dengan penelitian E.
pandemi Covid-19, maka H2a ditolak. Putri, (2020); Ramli & Yusnaini, (2022)
menyebutkan bahwa Total Asset Turnover
Hal ini sejalan dengan penelitian (TATO) berpengaruh kearah positif terhadap
(Mudjijah, 2015) yang menyebutkan bahwa Earning Per Share (EPS). Total Asset Turnover
Total Asset Turnover (TATO) tidak (TATO) merupakan salah satu rasio yang
berpengaruh terhadap Earning Per Share terpenting dalam menganalisis kinerja keuangan
(EPS). Total Asset Turnover (TATO) yang perusahaan sektor properti karena perusahaan
tinggi belum tentu mencerminkan bahwa sektor properti ini menjual berbagai macam
manajerial perusahaan sudah mengelola asset jenis aset yang dimiliki, penjualan produk
nya untuk dapat menghasilkan penjualan yang tersebut dapat berupa seperti rumah, apartemen,
tinggi pada sebelum pandemi Covid-19 karena tanah, dan sebagainya.
pada sebelum pandemi Covid-19 tepatnya
tahun 2019 ekonomi di Indonesia sudah cukup Aset dalam bisnis sektor properti sangat
mulai melemah (Anneke, 2019). erat kaitannya bagaimana sebuah agensi
manajerial perusahaan properti dapat mengelola
Namun hal ini tidak sejalan dengan asetnya yang selanjutnya dapat menghasilkan
penelitian dari Ramli & Yusnaini, (2022) yang penjualan yang besar terutama pada saat
menyebutkan bahwa Total Asset Turnover pandemi Covid-19, karena selama pandemi
(TATO) memiliki pengaruh dan mengarah ke perusahaan sektor properti mendapatkan
arah yang positif terhadap Earning Per Share bantuan dari pemerintah dalam mengurangi
(EPS ) perusahaan properti, karena semakin beban perpajakan PPn menurut Putri C, (2021)
tinggi perhitungan TATO maka secara teoritis sehingga menjadikan aset yang sebelumnya
menggambarkan bahwa perusahaan agensi sudah dimiliki oleh perusahaan sektor properti
manajerial berhasil dalam mengelola aset dapat dijadikan penghasilan sehingga dapat
perusahaan yang dimiliki untuk meningkatkan mempengaruhi peningkatan laba perusahaan
penjualan, sehingga penjualan dari sektor dengan begitu maka Total Asset Turnover
properti meningkat yang menyebabkan (TATO) berpengaruh secara positif dengan
Earning Per Share (EPS) perusahaan peningkatan Earning Per Share (EPS)
meningkat sejalan dengan Total Asset Turnover perusahaan.
(TATO) yang meningkat.
Pada saat Covid-19 agensi manajerial
2b. Pengaruh Total Asset Turnover (TATO) perusahaan harus bisa benar-benar
terhadap Earning Per Share (EPS) pada saat mengalokasikan asetnya ke penjualan, karena
pandemi Covid-19 menurut Rahardian, (2022) perusahaan sektor
properti merupakan salah satu penggerak
Berdasarkan hasil data statistik diatas, ekonomi di Indonesia pasca Covid-19, hal ini
variabel Total Asset Turnover (TATO) yang merupakan salah satu peluang yang harus
memiliki nilai perhitungan t sebesar 3,607 dan diambil oleh agen manajerial perusahaan karena
nilai signifikansi sebesar 0,002 dimana nilai dengan begini perusahaan juga dapat
tersebut lebih kecil dari 0,05 yang memiliki arti meningkatkan labanya lebih tinggi hal ini
bahwa Total Asset Turnover (TATO) memiliki sejalan dengan peningkatan EPS
pengaruh positif dan berpengaruh terhadap
Berdasarkan hasil uji yang sudah dilakukan Hal ini sejalan dengan penelitian yang
variabel Net Profit Margin (NPM) memiliki dilakukan Wijayanto et al., (2022) dalam
nilai perhitungan t sebesar 2,967 dan nilai penelitian mereka menyebutkan bahwa Net
signifikan 0,005 dimana nilai tersebut lebih Profit Margin (NPM) berpengaruh secara positif
kecil dari 0,05 yang menjadikan Net Profit terhadap Earning Per Share (EPS) perusahaan
Margin (NPM) berpengaruh positif dan sektor industri barang & konsumsi.
berpengaruh terhadap Earning Per Share (EPS)
pada perusahaan properti sebelum pandemi Pernyataan diatas menjelaskan bahwa
Covid-19, maka H3a diterima. semakin tinggi ataupun rendahnya Net Profit
Margin (NPM) memberikan tidak memberikan
Hal ini sejalan dengan penelitian yang pengaruh terhadap tinggi rendahnya Earning
dilakukan Wijayanto et al., (2022) dalam Per Share (EPS) pada masa pandemi Covid-19.
penelitian mereka menyebutkan bahwa Net Net Profit Margin (NPM) menggambarkan
Profit Margin (NPM) berpengaruh secara sejauh mana manajerial perusahaan dapat
positif dan berpengaruh terhadap Earning Per mengelola penjualannya menjadi peningkatan
Share (EPS) perusahaan sektor industri barang laba bersih yang stabil terlebih jika pada saat
& konsumsi. Dijelaskan bahwa semakin tinggi terjadinya pandemi Covid-19 akan tetapi yang
ataupun rendahnya Net Profit Margin (NPM) terjadi di masa pandemi tidak memberikan
memberikan pengaruh terhadap tinggi dampak cukup serius terhadap perusahaan. Hal
rendahnya Earning Per Share (EPS), Net Profit tersebut juga didukung karena pada masa
Margin (NPM) menggambarkan sejauh mana pandemi memberikan dampak terhadap seluruh
manajerial perusahaan dapat mengelola kegiatan ekonomi. Seharusnya agensi
penjualannya menjadi peningkatan laba bersih manajerial perusahaan bisa memanfaatkan
yang stabil sehingga dapat memberikan kondisi pada saat pertengahan Covid-19 karena
kepuasan untuk para pemegang sahamnya Rahardian, (2022) menjelaskan bahwa
karena Earning Per Share (EPS) juga ikut perusahaan sektor properti merupakan salah satu
meningkat pada sebelum terjadinya pandemi penggerak ekonomi di Indonesia pasca Covid-
Covid-19 karena pada sebelum terjadi pandemi 19, hal ini merupakan salah satu peluang yang
Covid-19 bisnis sektor properti masih berjalan harus diambil oleh agensi manajerial perusahaan
normal, perusahaan properti masih karena dengan begini perusahaan juga dapat
mendapatkan keuntungan dalam melakukan meningkatkan labanya lebih tinggi.
penjualannya
4a. Pengaruh Total Debt to Asset Ratio (TDAR)
3b. Pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap Earning Per Share (EPS) pada
terhadap Earning Per Share (EPS) pada saat sebelum pandemi Covid-19
pandemi Covid-19
Variabel Total Debt to Asset Ratio (TDAR)
Berdasarkan hasil data statistik, variabel Net memiliki nilai perhitungan t sebesar 0,357 dan
Profit Margin (NPM) yang memiliki nilai nilai signifikan 0,723 dimana nilai tersebut lebih
perhitungan t sebesar 1,526 dan nilai besar dari 0,05 yang menjadikan Total Debt to
signifikansi sebesar 0,141 dimana nilai tersebut Asset Ratio (TDAR) memiliki pengaruh positif
lebih besar dari 0,05 yang memiliki arti bahwa tetapi tidak signifikan signifikan terhadap
Net Profit Margin (NPM) memiliki tidak Earning Per Share (EPS) pada perusahaan
15 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.7 | No.1 |
2019
NAMA AUTHOR1, NAMA AUTHOR2, NAMA AUTHOR3/ Judul
properti sebelum pandemi Covid-19, maka H4a Debt to Asset Ratio (TDAR) maka manajerial
ditolak. perusahaan berhasil mengelola pinjaman yang
dilakukan perusahaan untuk menginvestasikan
Hal ini sejalan dengan penelitian asetnya, semakin kecil rasio yang dihasilkan
Wahyuningsih, (2020) yang menyebutkan maka perusahaan dapat memperkecil
bahwa Total Debt to Asset Ratio (TDAR) pengeluaran yang diseharusnya digunakan untuk
memiliki pengaruh positif tetapi tidak membayarkan utang jangka pendek maupun
berpengaruh terhadap Earning Per Share (EPS) jangka panjangnya sehingga dapat memperbesar
pada perusahaan sektor. Akan tetapi hasil dari laba perusahaan.
pembahasan ini tidak sejalan dengan Implikasi Hasil Penelitian
pernyataan dari Ardinindya et al., (2022)
menyatakan bahwa Total Debt to Asset Ratio Penelitian ini dapat memberikan pemahaman
(TDAR) berpengaruh ke arah negatif terhadap terhadap seluruh pengguna laporan keuangan
Earning Per Share (EPS), semakin tinggi dari perusahaan sektor properti sebelum dan saat
nilai Total Debt to Asset Ratio (TDAR) pandemi Covid-19 mengenai 2 rasio yang
memberikan keuntungan yang sedikit bagi berpengaruh dan terjadi perbedaan sebelum dan
Earning Per Share (EPS) karena jika nilai saat pandemi Covid-19 yaitu Total Asset
Total Debt to Asset Ratio (TDAR) tinggi maka Turnover (TATO), Net Profit Margin (NPM)
agensi manajerial perusahaan tidak mengelola dikarenakan Total Asset Turnover (TATO)
utang perusahaan karena melebihi nilai aset digunakan untuk mengevaluasi bagaimana
yang dimiliki oleh perusahaan sehingga bisa perusahaan dapat mengelola asetnya seefisien
mengakibatkan perusahaan mengalami gagar mungkin dalam meningkatkan labanya & Net
bayar kredit saat jatuh tempo Profit Margin (NPM) untuk mengevaluasi
. bagaimana perusahaan dapat memaksimalkan
labanya dalam melakukan penjualan produknya.
Penelitian ini memberikan implementasi
4b. Pengaruh Total Debt to Asset Ratio terhadap perusahaan dalam bagaimana agen
(TDAR) terhadap Earning Per Share (EPS) manajerial dapat meningkatkan Net Profit
pada saat pandemi Covid-19 Margin (NPM) pada sebelum terjadinya Covid-
19 karena sebelum terjadinya pandemi
Berdasarkan hasil uji t menyatakan bahwa perekonomia masih Total Asset Turnover
variabel Total Debt to Asset Ratio (TDAR) (TATO) pada saat pandemi.
yang memiliki nilai perhitungan t sebesar -
0,717 dan nilai signifikansi sebesar 0,481 Penelitian ini juga memberikan
dimana nilai tersebut lebih besar dari 0,05 yang implementasi kepada agen manajerial
memiliki arti bahwa Total Debt to Asset Ratio perusahaan dalam mengelola utang jangka
(TDAR) memiliki pengaruh negatif tidak pendek, jangka panjang, penjualan, aset yang di
signifikan terhadap Earning Per Share (EPS) proksikan kedalam 4 variabel indenpeden
pada perusahaan properti saat pandemi Covid- seperti Current Ratio (CR), Total Asset
19, maka H4b diterima. Turnover (TATO), Net Profit Margin (NPM),
dan Total Debt to Asset Ratio (TDAR) yang
Penelitian ini sejalan dengan Muhammad digunakan untuk mengevaluasi capaian yang
Siddiq et al., (2020) yang menjelaskan bahwa sudah dijalankan perusahaan sesuai dengan visi
Total Debt to Asset Ratio (TDAR) namun dan misinya dengan melihat rasio keuangan
berpengaruh terhadap Earning Per Share (EPS) yang sudah diteliti hal tersebut berguna untuk
perusahaan sektor bank umum yang terdapat di memaksimalkan pendapatan sehingga dapat
Bursa Efek Indonesia. Semakin rendah Total meningkatkan Earning Per Share (EPS)