Oleh:
MIRATUL ISTIANAH
195310312
1
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap perusahaan dibangun dengan tujuan untuk mencari laba yang besar,
aktivitas yang lebih baik lagi. Kebanyakan perusahaan merasa bahwa mereka
kini masyarakat menyadari bahwa hal itu saja tidak cukup tetapi dampak sosial
kekhawatiran yang terus berlanjut akan perubahan iklim segala konsekuensi akan
ekonomi akan meningkat kan kemiskinan dan munculnya isu-isu kerusakan alam
swasta, individu, maupun badan usaha. Perusahaan akan terus berperan serta
2
yang diharapkan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Jawa Timur, Papua, dan Sumatra Selatan. Dari jumlah tersebut, lima di antaranya
merupakan perusahaan tambang dengan skala besar. Salah satu contoh kasus
limbah abu terbang (fly ash) dan abu dasar (bottom ash) di sekitar PLTU milik PT
secara tidak sah di area terbuka tanpa izin dan tanpa lapisan media perlindungan,
sehingga abu dasar akan meresap ke dalam tanah dan mengkontaminasi lapisan
dalam tanah. Sementara itu, limbah abu terbang yang dibuang di tempat terbuka
dan lebih dari 113.000 jiwa terpaksa mengungsi akibat bencana banjir. Pembukaan
3
lahan tambang batubara yang disebabkan aktivitas perusahaan tambang Adora
yang merombak tata air alami diduga menjadi salah satu penyebab utama banjir.
Selain dampak buruk ke lingkungan dan iklim, Adora juga sering melakukan
dan jarang memberikan informasi tentang tanggung jawab sosial mereka terhadap
menjadi sangat penting, agar semua pihak yang berkepentingan dapat mengetahui
lingkungan sekitar. Salah satu cara untuk memberikan informasi ini adalah
melalui sustainability report. Laporan ini disajikan secara terpisah dari laporan
tahunan dan berfungsi sebagai alat untuk memenuhi kewajiban perusahaan dalam
melaporkan kinerjanya dalam tiga dimensi, yaitu aspek sosial, ekonomi, dan
4
aspek utama, yaitu aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan (Safitri & Saifudin,
2019).
lingkungan. Selain itu, peraturan tersebut mengubah sifat sustainability report dari
yang dapat memberikan solusi permasalahan mengenai risiko dan ancaman pada
Beberapa penelitian terdahulu Hersanty (2022) dan Said et al. (2019) telah
dipengaruhi oleh dua faktor utama: karakteristik perusahaan dan tata kelola
melekat pada entitas bisnis, dapat dilihat dari berbagai aspek seperti jenis industri,
5
kemampuan manajemen dalam menghasilkan keuntungan serta menghadapi risiko
sebuah rasio yang menilai kemampuan perusahaan dalam menciptakan laba bagi
report. Karena jika tidak melakukan pelaporan tanggung jawab lingkungan dan
hasil berbeda pada penelitian Said et al. (2019) dan Safitri & Saifudin (2019) yang
6
Leverage merujuk pada seberapa besar hutang yang dimiliki oleh suatu
adanya kewajiban yang sulit terpenuhi terhadap kreditor, hal ini dapat berdampak
yang ada, dengan tujuan menjaga persepsi positif perusahaan di kalangan investor.
yang dapat diukur melalui jumlah aset yang dimilikinya. Semakin besar skala
perusahaan tersebut. Ini termasuk kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak
terutama dalam mencapai laba. (Madona & Khafid, 2020). Ukuran perusahaan
yang semakin besar akan mendorong manajer untuk lebih giat berupaya
7
dan Said et al. (2019) mengemukakan bahwa ukuran perusahaan tidak
corporate governance. Dalam faktor ini yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
dan peran dewan komisaris (Madona & Khafid, 2020). Perusahaan berupaya
8
penyusunan Laporan Keberlanjutan yang menggambarkan aktivitas sosial dan
dampak terhadap lingkungan. Karena alasan ini, komite audit dibentuk untuk
Madona & Khafid (2020) mengemukakan bahwa komite audit tidak memiliki
subsektor batu bara dan juga dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
sosial dan tata kelola yang negatif. Kedua, penelitian sebelumnya masih
9
menimbulkan research gap atau kesenjangan penelitian sehingga terdapatnya
hasil yang berbeda-beda dan tidak konsisten. Oleh karena itu, peneliti tertarik
Report pada perusahaan Sub Sektor Batu Bara yang terdaftar di Bursa Efek
report pada perusahaan sub sektor batu bara yang terdaftar di BEI
tahun 2019-2021
10
1.3 Tujuan Penelitian
1. Bagi Penulis
11
terhadap akuntansi keuangan, serta sebagai langkah dalam mengembangkan
2. Bagi perusahaan
ekonomi, sosial, dan lingkungan melalui sustainability report. Hal ini dianggap
Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat memberikan data yang relevan
bagi peneliti lainnya dan berfungsi sebagai acuan serta perbandingan untuk
sebagai berikut:
12
BAB I : PENDAHULUAN
13
BAB V : SIMPULAN DAN SARAN
14
BAB II
sehingga menunjukkan tanggung jawab yang lebih besar dan lebih luas terutama
kepada para investor. Salah satu hal yang dicari oleh para stakeholder adalah
informasi ini dapat memenuhi harapan mereka serta meningkatkan mutu bisnis
15
sumber daya dan memberikan dukungan yang berguna bagi perusahaan dalam
16
Prinsip dasar dari teori stakeholder menunjukkan bahwa suatu perusahaan
pemilik atau pemegang saham saja. Hal ini juga berlaku untuk para pihak yang
gambaran tentang posisi dan aktivitasnya dalam aspek ekonomi, lingkungan, dan
sosial kepada para pihak internal maupun eksternal yang memiliki kepentingan.
pelaporan triple bottom line, pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR),
dan lainnya. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mengeluarkan aturan dalam
yang mencakup kinerja ekonomi, keuangan, sosial, dan lingkungan dari lembaga
berkelanjutan.
17
Laporan keberlanjutan (sustainability report) adalah suatu laporan yang
berkelanjutan dalam jangka waktu yang lebih lama (Madona & Khafid, 2020).
aktivitas ekonomi, lingkungan, dan dampak dari operasi bisnis yang dijalankan
disajikan sendiri atau sebagai bagian dari laporan tahunan perusahaan (Diwanti,
2022).
yang dibentuk dengan mengacu pada standar GRI menyajikan informasi mengenai
prinsip dasar pelaporan menjadi unsur kunci untuk mencapai kualitas tinggi dalam
prinsip pelaporan ini agar bisa mengklaim bahwa mereka telah mempersiapkan
memandu organisasi dalam memastikan kualitas dan penyajian yang tepat dari
18
informasi membuat penilaian dan pengambilan keputusan berdasarkan informasi
organisasi.
perubahan dalam dampak organisasi seiring waktu dan analisis dampak ini
berkelanjutan.
19
7. Ketepatan waktu, organisasi harus melaporkan informasi secara rutin dan
kualitasnya.
diartikan sebagai ciri-ciri unik atau sifat-sifat khas yang sesuai dengan identitas
Ritonga, 2019).
a. Profitabilitas
20
Menurut Suryono (2011) dalam Syakirli et al. (2019) Profitabilitas
hasil bersih dari kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh manajemen, baik dalam
tingkat profitabilitas yang dicapai semakin tinggi, hal ini mencerminkan kinerja
keuangan yang positif. Selain itu, hal ini juga menunjukkan efisiensi tinggi dalam
laporan berkelanjutan. Salah satu faktor utama yang menarik perhatian para
dari kinerja keuangan perusahaan dan berfungsi sebagai indikator untuk menilai
signifikan. Perusahaan yang berhasil mencapai tingkat laba yang besar cenderung
21
melihat ROA perusahaan, dapat dilakukan penilaian sejauh mana perusahaan
perusahaan.
b. Leverage
leverage digunakan untuk mengukur sejauh mana aset perusahaan didukung oleh
utang. Dengan cara yang lebih umum, rasio leverage dipergunakan untuk
dengan total aset. Dengan demikian, semakin tinggi rasio leverage akan
Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah Debt to Equity Ratio.
Rasio ini digunakan untuk mengetahui perbandingan antara jumlah hutang dengan
22
ekuitas. Rasio ini juga menjelaskan bagaimana kualitas memanfaatkan hutang
yang lebih besar dan menerangkan efek ketika menanam modal dalam suatu
c. Ukuran Perusahaan
adanya kaitan antara ukuran perusahaan dan skala pengungkapan yang dilakukan
gambaran dari total aset yang dimiliki oleh perusahaan, di mana semakin besar
dengan skala besar (Sari & Wahidahwati, 2021) dalam (Kusumawardani, 2022).
bisnis, yang bisa diamati melalui total nilai aset yang dimilikinya. Semakin besar
ukuran perusahaan, secara wajar, akan menarik lebih banyak investor yang
perusahaan, dengan fokus pada laba yang dihasilkan. Hasil laba perusahaan juga
memiliki dampak pada pembagian deviden kepada pemegang saham, yang sering
23
kali termasuk para manajer. Tambahan bonus bisa diberikan kepada manajer
ketika laba perusahaan tumbuh. Hal ini mendorong manajemen untuk lebih
atau hasil yang optimis dan berguna juga untuk menjadi ukuran tentang
diperkenalkan oleh Komite Cadbury dari Inggris pada tahun 1992, yang
(Agoes & Ardana, 2014). Cadbury memberikan definisi mengenai Tata Kelola
Pada peraturan yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan
Bursa Efek Indonesia (BEI), yaitu POJK Nomor 21/POJK.04/2015 pasal 1 dan 2
24
bahwa:, “perusahaan terbuka wajib menerapkan pedoman tata kelola perusahaan
yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan guna mendorong penerapan praktik
tata kelola sesuai dengan praktik internasional yang patut diteladani”. Dan dalam
memuat aspek, prinsip dan rekomendasi tata kelola perusahaan yang baik”.
Terdapat peraturan hukum lain yang juga mengatur mengenai program tata kelola
(Anwar, 2021).
mengungkapkan beberapa prinsip GCG dalam Agoes & Ardana (2014), antara
report.
a. Komisaris Independen
25
implikasi dalam hal biaya pengawasan. Para pemegang saham mengelola agar
biaya agen dan pengawasan dapat diatur seminimal mungkin, dengan menaikkan
biaya pengawasan dan mengurangi biaya agen sehingga menciptakan biaya yang
efisien bagi keduanya. Biaya-biaya tersebut dialokasikan oleh pihak utama untuk
mencapai tata kelola perusahaan yang optimal dan untuk meningkatkan kualitas
luar perusahaan atau dipilih oleh pihak independen berdasarkan keputusan Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS) dari individu yang tidak memiliki keterkaitan
b. Komite Audit
Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance). Komite audit
dibentuk oleh dewan komisaris untuk membantu dalam pelaksanaan tugas dan
fungsinya sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan OJK No. 55/2015
dalam (Kartini et al., 2022). Komite Audit merupakan komite yang dibentuk oleh
Dewan Komisaris dengan peran dan tanggung jawab untuk mendukung dewan
2022).
26
Tugas dan tanggung jawab Komite Audit diorganisir dalam tiga kelompok,
yakni pelaporan keuangan, tata kelola perusahaan, dan manajemen risiko dan
kontrol. Dalam ranah tata kelola perusahaan, Komite Audit diharapkan dapat
lain yang berlaku, sambil memastikan pelaksanaan etika dan moral dalam semua
aspek kegiatan perusahaan. Kinerja yang baik dari Komite Audit dalam membantu
GCG berjalan dengan baik, sehingga kecurangan atau keterpurukan bisnis dapat
topik yang relevan dengan penelitian ini tertera dalam Tabel 2.2.
Penulis
Metode
No dan Judul Hasil Perbedaan
penelitian
tahun
1 Zebua et Pengaruh Analisis 1. Karakteristik 1. Menggunak
al. (2022) karakteristik regresi perusahaan an objek
perusahaan, logistik secara parsial penelitian
Good berpengaruh perusahaan
Corporate signifikan sub sektor
Governance terhadap batu bara di
, dan pengungkapa BEI tahun
Stakeholder n 2019-2022.
engangeme sustainabilit 2. Menggunak
nt terhadap y report an metode
pengungkap 2. Good analisis
an Corporate linier
sustainabili Governance berganda.
ty report secara parsial
(studi berpengaruh
empiris namun tidak
perusahaan signifikan
manufaktur terhadap
27
yang pengungkapa
terdaftar di n
bursa efek sustainabilit
indonesia y report .
tahun 2013- 3. Stakeholder
2018) Engangemen
t secara
parsial
berpengaruh
namun tidak
signifikan
terhadap
pengungkapa
n
sustainabilit
y report .
4. Karakteristik
perusahaan,
good
corporate
governance
dan
stakeholder
engangement
berpengaruh
secara
simultan
terhadap
pengungkapa
n
sustainabilit
y report.
2 Putri & Pengaruh Regresi 1. Debt to Asset Penambahan
Surifah Leverage linier Ratio variabel
(2022) Dan Good berganda berpengaruh independen
Corporate negatif yaitu:
Governance terhadap profitabilitas
Terhadap pengungkapa dan ukuran
Pengungkap n perusahaan
an sustainabilit
Sustainabili y report.
ty Report 2. Debt to
Equity Ratio
dan dewan
komisaris,
serta ukuran
28
perusahaan
tidak
berpengaruh
terhadap
pengungkapa
n
sustainabilit
y report.
3. sedangkan
proporsi
dewan
komisaris
independen
dan jumlah
komite audit
berpengaruh
positif
terhadap
pengungkapa
n
sustainabilit
y report.
3 Ardiani et Pengaruh Regresi Hasil penelitian Mengganti
al. (2022) Mekanisme linier menunjukkan dewan direksi
Good berganda bahwa dengan
Corporate mekanisme penambahan
Governance good corporate variabel
Terhadap governance independen
Pengungkap yang meliputi yaitu:
an komite audit profitabilitas,
Sustainabili berpengaruh leverage dan
ty Report positif terhadap ukuran
Pada pengungkapan perusahaan.
Perusahaan sustainability
Yang report,
Terdaftar Di sedangkan
Bursa Efek dewan direksi
Indonesia yang diwakili
oleh ukuran
dewan direksi
berpengaruh
negatif terhadap
pengungkapan
sustainability
report.
Mekanisme
29
good corporate
governance
yang meliputi
komisaris
independen,
kepemilikan
manajerial, dan
dewan direksi
yang diwakili
oleh representasi
direksi wanita
tidak
berpengaruh
terhadap
pengungkapan
sustainability
report.
4 Kristianin Pengaruh Analisis Penelitian ini 1. Mengganti
grum et Mekanisme regresi menunjukkan variabel
al. (2022) Good logistik bahwa likuiditas
Corporate profitabilitas dengan
Governance dan likuiditas penambaha
, Kinerja berpengaruh n leverage
Keuangan, terhadap nilai dan ukuran
dan Struktur perusahaan, perusahaan
Modal sedangkan pada
terhadap komisaris variabel
Pengungkap independen, independen.
an komite audit dan 2. Menggunak
Sustainabili leverage tidak an metode
ty Report berpengaruh analisi
terhadap linier
pengungkapan berganda.
laporan
keberlanjutan.
5 Said et al. Pengaruh Analisis 1. Profitabilitas Penambahan
(2019) Karakteristi linier tidak komisaris
k berganda berpengaruh independen
Perusahaan signifikan pada variabel
dan terhadap independen.
Governance pengungkapa
Committee n
terhadap sustainabilit
Tingkat y reporting
Pengungkap dengan nilai
an signifikansi
30
Sustainabili 0,426 > 0,05
ty 2. Leverage
Reporting berpengaruh
(Studi signifikan
Empiris terhadap
pada tingkat
Perusahaan pengungkapa
yang n
Terdaftar di sustainabilit
Bursa Efek y reporting
Indonesia dengan nilai
Tahun signifikansi
2013-2016) 0,043 < 0,05
3. Ukuran
perusahaan
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
pengungkapa
n
sustainabilit
y reporting
dengan nilai
signifikansi
0,462 > 0,05
4. Governance
committee
berpengaruh
signifikan
terhadap
pengungkapa
n
sustainabilit
y reporting
dengan nilai
signifikansi
0,026 < 0,05
6 Liana Pengaruh Analisis Hasil penelitian Penambahan
(2019) Profitabilita regresi ini menunjukkan komite audit
s, Leverage, linier bahwa pada variabel
Ukuran berganda, profitabilitas independen.
Perusahaan korelasi, dan leverage
, dan koefisien berpengaruh
Dewan determinas signifikan
Komisaris i, uji T, terhadap
31
Independen dan uji F pengungkapan
terhadap laporan
Pengungkap keberlanjutan,
an namun untuk
Sustainabili ukuran
ty Report perusahaan dan
dewan komisaris
independen
tidak
mempengaruhi
pengungkapan
laporan
keberlanjutan.
7 Dewi & Pengaruh Regresi komite audit, Menganti
Pitriasari Good linier komisaris variabel
2019) Corporate berganda independen, kepemilikan
Governance kepemilikan institusional
Dan Ukuran institusional dan dengan
Perusahaan ukuran menambahkan
Terhadap perusahaan profitabilitas
Pengungkap berpengaruh dan leverage
an tidak signifikan pada variabel
Sustainabili terhadap independen.
ty Report pengungkapan
(Studi pada sustainability
Perusahaan report.
yang
Terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia
periode
2014 –
2016)
Sumber: Data Olahan 2022
2.3 Model Penelitian
Gambaran model penelitian teoritis pada penelitian ini akan tampak pada
32
Gambar 2.1
Model Penelitian
Profitabilitas ( X 1 ¿
Leverage ( X 2 ¿
H
Ukuran Perusahaan (
X3 ¿ Pengungkapan
Sustainability Report
Komisaris Independen ( (Y)
X4¿
Komite Audit ( X 5 ¿
2.4 Hipotesis
sustainability report
report
33
H3 Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan
sustainability report
sustainability report
sustainability report
BAB III
METODE PENELITIAN
yang terstruktur, dan kejelasan dari tahap awal hingga akhir tanpa adanya
pengumpulan, analisis, dan representasi datanya (Siyoto & Sodik, 2015) dalam
(sebagai hasil) menurut (Sazali, 2020) dalam (Abdillah, 2022). Maka, desain
34
penelitian ini diterapkan untuk menguji apakah terdapat pengaruh dari
35
3.2 Objek Penelitian
Perusahaan yang dipilih dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor
batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2019-2021 yang
lingkungan, penurunan kualitas udara dan beberapa dampak lain yang bisa
dan Variabel dependen (Y). Adapun variabel dalam penelitian ini sebagai berikut:
perusahaan mengungkapkan suatu item, akan diberikan nilai 1, dan jika tidak
36
Sustainability Report Disclosure Index (SRDI) menurut Afifah et al., (2022)
Keterangan :
SRDI/SR = Sustainability Report Disclosure Index perusahaan
n = Jumlah item yang diungkapkan
k = Jumlah item yang diharapkan
leverage (X2), ukuran perusahaan (X3), komisaris independen (X4), dan komite
audit (X5). Definisi operasional dari setiap variabel independen dalam penelitian
a. Profitabilitas (X1)
Laba bersih
ROA=
Total aset
b. Leverage (X2)
Total Hutang
DER=
Modal sendiri
37
c. Ukuran Perusahaan (X3)
paling sedikit terdiri dari 3 (tiga) orang anggota yang berasal dari komisaris
independen dan pihak luar emiten atau perusahaan publik”. Oleh karena itu,
38
3.4 Populasi Dan Sampel
1. Populasi
subsektor batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2019-2021
sebanyak 26 perusahaan.
2. Sampel
berikut:
a. Perusahaan sub sektor batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tabel 3.1
Jumlah Sampel Perusahaan Sub Sektor Batu Bara Tahun 2019-2021
Jumlah
No Keterangan
perusahaan
1 Jumlah perusahaan subsektor batu bara yang terdaftar di 26
BEI tahun 2019-2021
2 Jumlah perusahaan sub sektor batu bara yang tidak (3)
memenuhi kriteria sampel penelitian selama tahun 2019-
2021
Jumlah sample yang digunakan dalam penelitian 23
Sumber : Data olahan (2022)
39
Berdasarkan ketetapan dan pemilihan kriteria dalam penentuan sampel
penelitian, terdapat 23 perusahaan sub sektor batu bara yang dapat dijadikan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 69 data. Berikut daftar
Tabel 3.2
Daftar Sampel Perusahaan
40
3.5 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
berupa laporan tahunan (annual report) perusahaan sub sektor batu bara yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2019-2021. Data tersebut diakses melalui
situs resmi perusahaan dan situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id.
menganalisis data dengan tujuan menggambarkan karakteristik dan sifat data yang
telah terkumpul tanpa niat untuk membuat generalisasi atau kesimpulan yang
berlaku secara umum. Jenis analisis ini terbatas pada penjabaran data dasar dalam
2017).
Uji asumsi klasik digunakan untuk meramalkan variabel dependen (Y) dan
menilai apakah model persamaan regresi dapat digunakan sebagai dasar estimasi
41
yang akurat dan tidak bias. Uji ini terutama penting untuk penelitian yang
1. Uji Normalitas
dalam model regresi memiliki distribusi yang normal. Terdapat dua metode dalam
uji normalitas untuk menilai apakah residu memiliki distribusi normal atau tidak.
Pendekatan pertama melibatkan analisis visual dan uji statistik. Secara spesifik,
pendekatan ini melibatkan analisis histogram dan grafik normal probability plot.
Jika menggunakan analisis grafik normal probability plot sebagai dasar untuk
a. Jika titik-titik tersebar sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
normal.
b. Namun, jika titik-titik tersebar jauh dari garis diagonal atau tidak
42
Jika menerapkan uji statistik Kolmogorov-Smirnov Z (Uji K-S 1-Sampel),
a. Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) kurang dari 0,05, maka hipotesis
b. Sebaliknya, jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih dari 0,05, maka
2. Uji Multikolinearitas
dianggap valid ketika tidak ada korelasi yang signifikan antara variabel
independen tertentu yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lain, dan VIF
nilai Tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10, ini menandakan ketiadaan
43
3. Uji autokorelasi
terpengaruh oleh asumsi autokorelasi sangatlah signifikan. Data yang bebas dari
asumsi autokorelasi adalah data yang tidak menunjukkan adanya kesalahan residu
penelitian ini. Ketika data tidak mengandung autokorelasi, ada suatu evaluasi
dasar yang didasarkan pada nilai hasil Durbin-Watson yang berkisar antara -2
hingga +2.
4. Uji Heteroskedastisitas
dalam suatu model regresi terdapat variasi yang tidak konstan dari residu antara
Jika variasi dari residual antar pengamatan tetap, maka data dikatakan
44
memiliki heteroskedastisitas. Dalam model regresi yang dianggap baik,
a. Jika terdapat pola yang jelas dalam penyebaran titik-titik, seperti pola
b. Jika tidak ada pola yang jelas dan titik-titik tersebar di atas dan di
heteroskedastisitas.
oleh peneliti dengan memanfaatkan perangkat lunak SPSS. Tujuan dari analisis ini
Keterangan:
Y = indeks GRI pengungkapan sustainability report
45
a = konstanta
b = koefisien Regresi
X1 = profitabilitas
X2 = leverage
X3 = ukuran perusahaan
X4 = Komisaris independen
X5 = komite audit
e = error term
1. Koefisien Determinasi
dependen. Koefisien determinasi memiliki rentang nilai antara nol dan satu. Jika
kemampuan yang tinggi dalam menjelaskan sebagian besar variasi yang ada
variabel dependen. Uji ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana satu variabel
46
Dalam penelitian ini, tingkat signifikansi yang digunakan adalah 0,05 (α=5%).
a. Jika nilai signifikansi (sig) ≤ 0,05, maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan
b. Jika nilai signifikansi (sig) > 0,05, maka hipotesis nol (Ho) diterima dan
a. Jika nilai sig. < 0,05, maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis
Jika nilai signifikansi (sig) > 0,05, maka hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis
47
BAB IV
dan sistem untuk menjalankan transaksi. Sesuai dengan definisi KBBI, Bursa Efek
terdaftar. Dengan keberadaan Bursa Efek, para pelaku pasar (baik penjual maupun
Bursa Efek Indonesia sudah berdiri sejak masa penjajahan Belanda pada
abad ke-19, ketika Indonesia masih dikenal sebagai Hindia Belanda. Pada saat itu,
pertama kali tercatat pada tahun 1892. Kemudian, setelah persiapan yang teliti,
pasar modal pertama di Indonesia (saat itu masih Hindia Belanda) resmi didirikan
pada tanggal 14 Desember 1912. Pasar modal ini berlokasi di Batavia (Jakarta)
48
49
Setelah setengah abad berlalu sejak pendirian Bursa Efek di Batavia pada
tahun 1912, inisiasi pendirian Bursa Efek tersebut berkaitan dengan penerapan
kebijakan "Politik Etis" oleh pemerintahan Belanda pada tahun 1901. Pemerintah
Belanda memiliki keyakinan dan kepercayaan yang kuat terhadap kebijakan ini,
karena pembangunan berjalan dengan baik dan mayoritas investor berasal dari
Bursa Efek dibuka kembali dengan pendirian dua bursa, yaitu Bursa Efek
Surabaya dan Bursa Efek Semarang. Sayangnya, periode ini tidak berlangsung
lama karena terjadi Resesi Ekonomi dan kemudian Perang Dunia II pada tahun
1929. Kemudian, Bursa Efek Jakarta juga didirikan pada tahun 1940.
perusahaan Eropa, terutama Belanda, yang berlangsung antara tahun 1956 hingga
1977. Pada saat tersebut, Bursa Efek kembali dibuka untuk melayani perdagangan
yang terdiri dari tiga bank besar dan Bank Indonesia. Walaupun pada awalnya
Peningkatan penjualan obligasi terjadi pada tahun 1954, 1955, dan 1958,
konflik tersebut, sekuritas yang berasal dari Belanda tidak lagi diperdagangkan di
yang pesat. Pada tahun 1966, investasi mulai mengalir dari luar negeri dan
sangat penting dalam memajukan ekonomi Indonesia. Saat itu, individu yang
karena adanya injeksi modal baik dari luar negeri maupun dari dalam negeri.
Badan Pelaksana Pasar Modal (BAPEPAM). Revitalisasi pasar modal ini ditandai
pasar modal tercatat dalam tiga fase: fase konsolidasi (long sleep), fase
November 2007, Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya digabungkan
menjadi satu dan diberi nama Bursa Efek Indonesia (Indonesian Stock Exchange),
51
disingkat sebagai BEI atau IDX. Bursa ini memiliki pusat operasi di Jakarta dan
a. Visi
"Menjadi Bursa yang Berdaya Saing dengan Reputasi Internasional yang Kuat"
b. Misi
dimulai pada bulan Juli 2005. Kantor pusat ADRO berlokasi di Gedung Menara
Karya, Lantai 23, Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5, Kav. 1-2, Jakarta Selatan 12950
nilai nominal Rp100,- per saham dan Harga Penawaran Rp1.100,- per saham.
Saham-saham ini resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 16
Juli 2008.
1997, dan PT Stimec International, yang telah berdiri sejak tahun 1957. Pada 29
Juni 2001, Perusahaan menerima persetujuan resmi dari Badan Pengawas Pasar
Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK), yang saat ini dikenal sebagai
atau IPO (Initial Public Offering). Dalam IPO tersebut, Perusahaan menawarkan
kepada publik sebanyak 40.000.000 saham dengan nilai nominal Rp. 100 per
saham dan harga penawaran Rp. 250 per saham. Selain itu, terdapat penerbitan
("Tbk") atau perusahaan yang tercatat (listed company) dengan kode saham
(BEI) didirikan dengan menggabungkan Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek
Surabaya (BES), yang selanjutnya disebut sebagai Bursa atau idx. Pada mulanya,
negara, dan juga distribusi produk farmasi serta obat-obatan. Namun, mengingat
permintaan yang signifikan dan potensi pasar yang dimiliki oleh komoditas
batubara sebagai salah satu sumber energi, pada tahun 2005 Perusahaan
merupakan salah satu pelaku utama dalam industri batubara di Indonesia. Selama
berkualitas tinggi dan juga batubara tipe metallurgical coal. Ekspansi aset
Energy di Hub Oku, yang selanjutnya ditambahkan dengan akuisisi Grup Gorby,
yang saat ini dikenal sebagai Proyek Mutara (sebelumnya Muba), serta akuisisi
Perdana (Initial Public Offering) dan mengeluarkan 650 juta lembar saham
dengan nilai Rp1.500 per saham. Sejak saat itu, saham Perusahaan dapat
Megah Pratama Resources pada tanggal 13 Juli 2011 dan memulai operasi
komersial pada tahun 2016. Kantor pusat Borneo Olah Sarana Sukses Tbk
berlokasi di Wisma 77, Tower I, Lantai 8, Jalan Letjend. S. Parman Kav. 77,
Jakarta Barat 11410 – Indonesia. Pada tanggal 31 Mei 2023, pemegang saham
55
yang memiliki kepemilikan sebesar 5% atau lebih dalam Borneo Olah Sarana
Borneo Olah Sarana Sukses Tbk adalah Freddy Setiawan, Johannes Halim,
perindustrian, percetakan, pertanian, jasa, dan angkutan. Saat ini, fokus utama
lembar saham, dengan nilai nominal Rp100 per saham dan harga penawaran
termasuk tembaga, emas, seng, dan timah. Dalam menghadapi permintaan yang
dengan perusahaan mineral yang beraneka ragam. Tim manajemen kami memiliki
56
bisnis.
Sejak tahun 2010, BRM telah tercatat di Bursa Efek Indonesia. Saat ini,
perusahaan seperti Citra Palu Mineral, Gorontalo Minerals, Dairi Prima Mineral,
dan Linge Mineral Resources. Tujuan utama BRM adalah memberikan hasil yang
Bumi Resources Tbk (BUMI) didirikan pada tanggal 26 Juni 1973 dengan
Desember 1979. Markas besar Bumi Resources Tbk terletak di Gedung Bakrie
Tower Lantai 12, Rasuna Epicentrum, Jalan H. R. Rasuna Said, Jakarta Selatan
12940 – Indonesia. Per tanggal 27 Mei 2022, pemegang saham yang memiliki
kepemilikan saham sebesar 5% atau lebih dalam Bumi Resources Tbk termasuk
Clients (5,99%). Induk perusahaan langsung dari Bumi Resources Tbk adalah
Long Haul Holdings Ltd., sedangkan Induk Usaha terakhir adalah Grup Bakrie.
pariwisata. Namun, pada tahun 1998, fokus usaha BUMI diubah menjadi industri
yang terbaru, BUMI memiliki cakupan kegiatan yang meliputi eksplorasi dan
penjualan, serta eksplorasi minyak. Saat ini, BUMI bertindak sebagai perusahaan
Indonesia. Minat bisnis dari Direktur Utama dan Pendiri Bayan Group, Dato’ Dr.
Low Tuck Kwong, dimulai di Indonesia pada tahun 1973 saat ia mendirikan PT.
tanah, pekerjaan umum, dan struktur kelautan. JSI dengan cepat menjadi pelopor
dalam pekerjaan fondasi tumpukan yang kompleks dan memainkan peran utama
Pada tahun 1988, JSI mulai terlibat dalam industri pertambangan batubara
kontrak dan secara bertahap menjadi kontraktor terkemuka hingga tahun 1998.
Pada tahun tersebut, Dato’ Dr. Low mengakuisisi PT. Gunung Bayan Pratamacoal
(GBP) dan PT. Dermaga Perkasapratama (DPP). Saat akuisisi dilakukan, GBP
belum memulai kegiatan pertambangan, dan Balikpapan Coal Terminal (di bawah
DPP) memiliki kapasitas pengiriman sebesar 2,5 juta ton per tahun. Dipimpin oleh
Dato’ Dr. Low, Bayan Group dengan cepat mengalami perubahan menjadi
perusahaan pertambangan batubara yang sukses dan memiliki reputasi yang baik
Pada bulan Juli 1996, status perusahaan diubah dari PMDN menjadi PMA setelah
Henry Walker Group Limited menjadi pemegang saham dan seluruh anggaran
dasar diubah sesuai dengan UU PT. Pada bulan September 2005, nama perusahaan
15 Mei 1996.
Berdasarkan Akta No. 38, tanggal 17 Juli 2007, yang dibuat di hadapan Humberg
Lie, SH, SE, M.Kn, dan didaftarkan dalam Daftar Perusahaan dengan No. TDP
Perdana. Perubahan ini telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan
nomor 64 di hadapan Humberg Lie, SH, SE, M.Kn., notaris di Jakarta. Maksud
dan tujuan dari Darma Henwa, sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasarnya, adalah
produk logam pabrikasi, mesin, dan peralatan, penyewaan serta sewa guna usaha
tanpa hak opsi mesin, peralatan, dan barang berwujud lainnya, konstruksi jalan
Property Tbk) (DOID) didirikan pada tanggal 26 November 1990 dengan nama
1992. Kantor pusat Delta Dunia Makmur Tbk terletak di Pacific Century Place
Lantai 38, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, SCBD Lot 10, Jakarta 12190 –
Indonesia. Pada saat awal pendiriannya, DOID berfokus pada industri tekstil
dengan produksi beragam jenis benang seperti rayon, katun, dan poliester, yang
ditujukan untuk memenuhi permintaan pasar ekspor. Namun, pada tahun 2008,
industri di Indonesia.
Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA). Klien utama DOID yang terlibat dalam
transaksi dengan nilai lebih dari 10% dari pendapatan bersihnya (per 31 Desember
1996 dan memulai aktivitas komersial pada tahun 1998. Markas besar Dian
Swastatika Sentosa Tbk berlokasi di Sinar Mas Land Plaza Menara II, lantai 27,
Jalan M.H Thamrin No. 51, Jakarta 10350 – Indonesia, sementara pembangkit
tenaga listrik dan uap tersebar di Tangerang, Serang, dan Karawang. Selain itu,
Dian Swastatika memiliki anak perusahaan yang juga tercatat di Bursa Efek
Indonesia (BEI), yaitu Golden Energy Mines Tbk (GEMS) yang dimiliki melalui
mencakup sektor penyediaan energi listrik dan uap, perdagangan grosir, layanan,
induk. Saat ini, kegiatan operasional DSSA dan anak perusahaannya mencakup
100.000.000 saham dengan nilai nominal Rp250 per saham dan harga penawaran
Rp1.500 per saham. Saham-saham ini tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
2015 dengan nama PT Indo American Leasing. Kantor pusat FIRE berlokasi di
Palma Tower Lantai 18 Unit E, Jalan RA. Kartini II-S, Kavling 6, Sektor II,
kegiatan FIRE adalah beroperasi dan berinvestasi dalam sektor jasa energi,
terutama di bidang batubara, sumber daya energi, dan infrastruktur energi melalui
Anak Usaha seperti PT Alfa Daya Energi, PT Adhikara Andalan Persada, dan PT
Saham FIRE (IPO) kepada masyarakat sebanyak 300.000.000 saham dengan nilai
nominal Rp100 per saham dan harga penawaran Rp500 per saham, juga termasuk
Waran Seri I sebanyak 350.000.000 yang dieksekusi pada harga Rp625 per saham.
Saham dan waran tersebut kemudian tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
nama PT Bumi Kencana Eka Sakti pada tanggal 13 Maret 1997, lalu mengubah
namanya menjadi PT Golden Energy Mines Tbk pada tanggal 16 November 2010.
menjadi tercatat di papan utama Bursa Efek Indonesia. Dalam rangka Penawaran
Rp. 2,205 triliun. Dalam IPO tersebut, GMR Coal Resources Pte. Ltd.
Ltd.) ("GMR"), sebuah anak perusahaan dari GMR Group, sebuah kelompok
kepemilikan saham sebesar 30% dari total modal yang ditempatkan dan disetor
oleh perusahaan.
DSS yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan merupakan bagian dari kelompok
usaha Sinar Mas dalam sektor energi. Pada tanggal 15 September 2022, GMR
Coal Resources Pte. Ltd. mengalihkan kepemilikan saham sebesar 30% yang
Asia Antrasit, yang tercatat dalam akta No. 79 pada tanggal 12 Oktober 1995.
2007 oleh notaris James Herman Rahardjo, S.H., perusahaan mengubah namanya
dalam rantai produksinya. Faktor ini juga berperan sebagai salah satu elemen
sektor penambangan dan pengolahan bijih nikel, dengan harapan kontribusi dari
64
sektor tersebut akan terlihat dalam beberapa tahun mendatang. Pada tanggal 6
Oktober 2010, saham Perusahaan resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan
dan memulai aktivitas komersial pada tahun 2004. Kantor pusat Indika Energy
Tbk terletak di Gedung Mitra, Lantai 3, Jalan Jenderal Gatot Subroto Kav. 21,
Jakarta 12930 – Indonesia. Pada tanggal 31 Maret 2023, pemegang saham yang
memiliki 5% atau lebih saham Indika Energy Tbk adalah PT Indika Inti
energi (mulai dari eksplorasi, produksi, pengolahan, dan jasa energi hingga
(energi terbarukan, mobilitas kendaraan listrik, dan solusi berbasis alam), serta
kepada masyarakat sebanyak 937.284.000 saham dengan nilai nominal Rp100 per
saham dan harga penawaran Rp2.950 per saham. Saham-saham ini kemudian
Berdiri pada tahun 1987, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITM) adalah
salah satu perusahaan energi Indonesia yang memiliki operasi terintegrasi yang
batubara dan penjualan batubara. Selain itu, ITM juga menjalankan aktivitas
bakar fosil menuju sumber energi terbarukan, ITM melakukan ekspansi dalam
awalnya dikenal sebagai PT Kurnia Kapuas Utama Lem Industri (KKGI) dan
awalnya bergerak dalam produksi perekat kayu. Pada tahun 1991, KKGI
dengan harga penawaran sebesar Rp5.700 per saham. Sejak saat itu, saham
66
diversifikasinya.
terletak di Simpang Pasir, Gunung Pinang, dan Bayur, dengan total area konsesi
PKP2B mencapai 24.477 hektar. Produksi total batubara dari anak perusahaan
signifikan sebesar 91% menjadi 4,2 juta MT pada tahun 2012 dan 2013. Dalam
periode dari tahun 2006 hingga 2013, total produksi batubara mencapai 12,7 juta
MT.
sebagai bagian dari Grup Baramulti. Fokus utama Perseroan adalah dalam sektor
pertambangan batu bara dan telah mengalami pertumbuhan yang signifikan untuk
Pada tahun 2008, perusahaan memulai produksi batu bara. Batu bara yang
dihasilkan oleh Perseroan memiliki kualitas tinggi dengan nilai kalori (calorific
Bursa Efek Indonesia dengan kode saham MBAP. Dana yang diperoleh dari
batu bara dan penyediaan berbagai jasa terkait dengan sektor ini. Bisnis
Samindo Utama Kaltim, PT Trasindo Mumi Perkasa, dan PT Mintec Abadi, yang
Indonesia dan fokus pada industri pertambangan batu bara. Kegiatan utama
perusahaan ini meliputi berbagai tahapan dalam operasi pertambangan batu bara,
pengangkutan, dan perdagangan batu bara. Selain itu, perusahaan ini juga
distribusi batu bara baik untuk penggunaan internal maupun eksternal. PT Bukit
Asam Tbk juga terlibat dalam pengelolaan dan operasi pembangkit listrik berbasis
Ombilin. Selain itu, PT Bukit Asam Tbk juga aktif dalam produksi briket batu
layanan minyak & gas bumi. Kami memiliki komitmen kuat untuk mengutamakan
aspek ESG (lingkungan, sosial, dan tata kelola) sebagai bagian integral dari
pendekatan yang serius terhadap prinsip-prinsip tata kelola yang baik dan telah
perusahaan terbuka.
tahun 1980 dengan nama PT The Green Pub sesuai dengan Akta Pendirian No. 46
yang tanggal 14 Maret 1980, dengan fokus utama pada industri restoran dan
5.000.000 lembar saham dengan harga penawaran sebesar Rp500,- per lembar,
rasio 1:4. Tantangan persaingan yang semakin ketat di sektor restoran dan hiburan
bahwa bisnis pertambangan, khususnya batu bara, adalah salah satu opsi yang
bijih mangan yang terletak di wilayah Kuatnana dan Amanuban di Nusa Tenggara
Resources.
Resources yang fokus pada eksplorasi potensi deposit bijih mangan di wilayah
Sejahtra Tbk) (TOBA) didirikan pada tanggal 03 Agustus 2007 dengan nama PT
komersialnya pada tahun 2010. Kantor pusat PT TBS Energi Utama Tbk terletak
di Treasury Tower Lantai 33, District 8, SCBD Lot 28, Jalan Jenderal Sudirman
Kav. 52-53, Jakarta 12190 – Indonesia. Perusahaan ini merupakan salah satu
penyedia batu bara termal terkemuka di Indonesia dengan luas area konsesi
mencapai sekitar 7.087 hektar dan total estimasi sumber daya batu bara mencapai
perusahaan ini dipegang oleh PT Toba Sejahtra, sebuah entitas bisnis yang
Proses pengembangan dimulai pada tahun 2007 dengan pendirian IM sebagai aset
greenfield, diikuti oleh ABN pada tahun 2008, dan TMU yang dimulai pada tahun
2011.
merangkum, dan menyajikan data agar lebih mudah dipahami oleh pengguna data.
yang digunakan dalam penelitian, seperti nilai minimum, nilai maksimum, rata-
rata (mean), dan standar deviasi. Dalam penelitian ini, data diolah menggunakan
audit.
Sektor Batu Bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan periode
pengamatan selama tiga tahun, mulai dari tahun 2019 hingga 2021. Hasil dari
Tabel 4 .1
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Profitabilitas 69 -,32 ,52 ,0554 ,13053
Leverage 69 -7,71 26,85 2,1671 4,83962
Ukuran Perusahaan 69 22,42 31,79 28,0017 2,79050
Komisaris Independen 69 ,29 ,67 ,4223 ,10033
Komite Audit 69 3,00 5,00 3,3188 ,58140
Sustainability Report 69 ,12 ,62 ,2674 ,08693
Valid N (listwise) 69
Sumber : Output SPSS 26
Berdasarkan data yang diperoleh dari tabel 4.1 variabel profitabilitas pada
0,32, nilai maksimum 0,52, dan standar deviasi 0,13053 yang berarti penyebaran
data memiliki data yang bervariasi dikarenakan nilai rata-ratanya lebih rendah dari
yang artinya perusahaan memiliki resiko yang lebih tinggi dalam membayar
nilai maksimum 26,85, dan standar deviasi 4,83962 yang berarti tingkat
penyebaran data memiliki data yang bervariasi disebabkan nilai rata-rata lebih
sebesar 28,0017 yang artinya perusahaan memiliki skala yang besar dengan rata-
rata presentase 2800,17%. Memiliki nilai minimum 22,42, nilai maksimum 31,79,
73
dan standar deviasi 2,79050 yang berarti tingkat penyebaran data kurang
bervariasi karena nilai rata-ratanya lebih besar daripada standar deviasi dengan
independen sebesar 42,23%. Memiliki nilai minimum 0,29, nilai maksimum 0,67,
dan standar deviasi 0,10033 yang artinya tingkat penyebaran data kurang
bervariasi karena nilai rata-rata lebih besar daripada standar deviasi dengan
sebanyak 3,3188 atau 3 orang. Memiliki nilai minimum 3,00, nilai maksimum
5,00, dan standar deviasi 0,58140 yang berati tingkat penyebaran data kurang
bervariasi karena nilai rata-rata lebih tinggi daripada standar deviasi dengan
Uji asumsi klasik digunakan untuk meramalkan variabel dependen (Y) dan
menilai apakah model persamaan regresi dapat digunakan sebagai dasar estimasi
yang akurat dan tidak bias. Langkah-langkah dalam pengujian asumsi klasik
Heteroskedastisitas.
model regresi memiliki distribusi yang normal atau tidak. Terdapat dua metode
dalam pengujian normalis yaitu uji kolmogrov smirnov Z (K-S 1-sampel) dan
analisis grafik normal probalility plot. Hasil uji kolmogrov smirnov dapat dilihat
Tabel 4.2
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 69
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,06815749
Most Extreme Differences Absolute ,104
Positive ,093
Negative -,104
Test Statistic ,104
Asymp. Sig. (2-tailed) ,061c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 4.2 diketahui nilai signifikan
sebesar 0,061 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa nilai residual berdisitribusi
normal dan memenuhi asumsi normalis. Selain itu, grafik normal probability plot
Gambar 4.1
Pada gambar grafik plot diatas dapat dilihat pancaran residual mengikuti
garis diagonal, sesuai dasar keputusan uji normalis dapat disimpulkan bahwa data
berdistribusi normal.
independen. Hasil uji multikonearitas dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3
Coefficientsa
Standardize
Unstandardized d Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Sumber:Output SPSS 26
masing variabel lebih besar > 0,10. Sementara, nilai VIF untuk masing-masing
variabel lebih kecil dari < 10. Maka sesusai dengan dasar pengambilan keputusan
apakah ada autokorelasi dalam penelitian ini. Ketika data tidak mengandung
autokorelasi, ada suatu evaluasi dasar yang didasarkan pada nilai hasil Durbin-
Watson yang berkisar antara -2 hingga +2. Hasil uji autokolerasi menggunakan
Tabel 4.4
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
1 ,621 a
,385 ,336 ,07081 1,336
a. Predictors: (Constant), Komite Audit, Ukuran Perusahaan, Leverage, Komisaris Independen,
Profitabilitas
b. Dependent Variable: Sustainability Report
1,336. Maka sesuai dasar keputusan uji autokorelasi nilai d lebih dari -2 dan
demikian analisis regresi linier berganda untuk uji hipotesis penelitian diatas dapat
dalam suatu model regresi terdapat variasi yang tidak konstan dari residu antara
Gambar 4.2
penyebaran diatas dan dibawah atau di sekitar 0, titik tidak mengumpul hanya
diatas atau dibawah saja, penyebaran titik data tidak membentuk pola
bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas, hingga model regresi yang baik
Berdasarkan tabel 4.3 hasil analisis regresi linier berganda dapat dibuat
a = konstanta
b = koefisien Regresi
X1 = profitabilitas
X2 = leverage
X3 = ukuran perusahaan
X4 = Komisaris independen
X5 = komite audit
e = error term
sebagai berikut :
0,067.
5. b4 (nilai koefisien regresi X4) bernilai positif sebesar 0,105, artinya jika
6. b5 (nilai koefisien regresi X5) bernilai positif sebesar 0,001, artinya jika
dependen. Koefisien determinasi memiliki rentang nilai antara nol dan satu. Hasil
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa nilai koefisien determinasi atau
R Square sebesar 0,385. Yang berarti variabilitas dari variabel dependen yang
dapat dijelaskan oleh variabel independen sebesar 38,5% dan sisanya 61,5 %
dapat dijelaskan oleh variabel lain diluar variabel penelitian ini. Dapat diartikan
dan komite audit sebagai variabel independen dapat menjelaskan 38,5% dari
memprediksi variabel dependen. Uji ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana
adalah 0,05 (α=5%). Hasil Uji t dapat dilihat pada tabel 4.3.
Sustainability Report
menunjukkan nilai t hitung sebesar 0,945 dengan nilai signifikan 0,348. Karena nilai
signifikan 0,348 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel profitabilitas
sehingga H1 ditolak.
report
menunjukkan nilai t hitung sebesar 1,037 dengan nilai signifikan 0,304. Karena nilai
signifikan 0,304 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel leverage tidak
ditolak.
Sustainability Report
82
Pada tabel 4.3 terlihat hasil penelitian ukuran perusahaan yang dilakukan
menunjukkan nilai t hitung sebesar -6,627 dengan nilai signifikan 0,000. Karena nilai
signifikan 0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel ukuran
sehingga H3 diterima.
Sustainability Report
Pada tabel 4.5 terlihat hasil penelitian komisaris independen yang dilakukan
menunjukkan nilai t hitung sebesar 1,143 dengan nilai signifikan 0,257. Karena nilai
signifikan 0,257 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel komisaris
Sustainability Report
Pada tabel 4.3 terlihat hasil penelitian komite audit yang dilakukan
menunjukkan nilai t hitung sebesar 0,094 dengan nilai signifikan 0,925. Karena nilai
signifikan 0,925 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel komite audit
sehingga H5 ditolak.
Tabel 4.5
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression ,198 5 ,040 7,897 ,000b
Residual ,316 63 ,005
Total ,514 68
a. Dependent Variable: Susutainability Report
b. Predictors: (Constant), Komite Audit, Ukuran Perusahaan, Leverage, Komisaris Independen,
Profitabilitas
Berdasarkan tabel output SPSS diatas, diketahui nilai sig. Sebesar 0,000.
Karena nilai sig. 0,000< 0,05, maka sesuai dengan dasar pengambilan keputusan
dalam uji F dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterma atau dengan kata lain
Report
yang signifikan. Hal ini bertentangan dengan teori stakeholder yang mengatakan
perusahaan yang berhasil mencapai tingkat laba yang besar lebih cenderung
diungkap dalam laporan sebelumnya sudah mencukupi saat laba masih lebih
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Said et al. (2019) dan Safitri
dengan hutang mereka. Sehingga tinggi atau rendahnya tingkat leverage tidak
berupaya untuk melaporkan laba yang lebih tinggi. Salah satu cara yang dapat
Hal ini dipertimbangkan mengingat bahwa biaya yang terlibat dalam proses
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Putri &
Surifah (2022) dan Setiadi (2022) yang mengungkapkan bahwa leverage tidak
tinggi. Hal ini terlihat dari perbandingan antara jumlah hutang dan total nilai aset
yang hampir mencapai nilai satu. Situasi ini dapat diartikan bahwa sebagian besar
aset perusahaan di Indonesia dibiayai oleh pinjaman. Oleh karena itu, seberapa
tinggi atau rendahnya rasio leverage perusahaan tidak berdampak pada proses
Sustainability Report
maka H3 diterima. Ukuran perusahaan merupakan gambaran dari total aset yang
86
dimiliki perusahaan, dimana semakin besar total aset, maka perusahaan tersebut
dianggap sebagai perusahaan dengan skala yang besar. Hal ini mendorong
akan semakin besar pula keinginan stakeholder akan keterbukaan informasi yang
Sustainability Report
report, maka H4 ditolak. Hal ini bertentangan dengan teori stakeholder yang
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Liana (2019) dan Dewi &
Report
berkualitas komite audit maka mereka semakin dapat memahami apa yang
laporan keuangan oleh karena itu komite audit lebih fokus pada peningkatan
report. Sering atau tidaknya komite audit melakukan rapat maka tidak menjamin
Kristianingrum et al. (2022) dan penelitian Madona & Khafid (2020) yang
report. Hal ini dikarenakan komite audit hanya berfokus pada pembahasan yang
berkaitan tentang pengawasan laporan keuangan dan audit, sehingga komite audit
BAB V
1.1 Simpulan
sustainability report.
1.2 Saran