How to Cite: Fitriyah, H. & Saidah, R. (2022), Peran Corporate Social Responsibility Memoderasi Pengaruh Kinerja
Lingkungan terhadap Kinerja Perusahaan, Jurnal Akuntansi dan Bisnis: Jurnal Program Studi Akuntansi 8 (1), 52-60
52
Jurnal Akuntansi dan Bisnis: Jurnal Program Studi Akuntansi, 8 (1) Mei 2022: 52-60
PENDAHULUAN
Dalam rangka menghadapi persaingan usaha saat ini yang semakin ketat maka
perusahaan dituntut agar dapat berinovasi dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
Perusahaan juga dituntut untuk fleksibel dalam merespon mengenai apa saja yang
menjadi tren usaha yang berkembang di pasar. Perkembanganya begitu pesat sehingga
perusahaan dituntut untuk selalu melakukan peningkatan kinerja agar dapat bertahan
ditengah tengah banyaknya tuntutan usaha yang sedang berkembang dalam persaingan
bisnis tersebut. Perusahaan harus memperhatikan lingkungan sosial maka akan
mempengaruhi perkembangan perusahaan untuk tumbuh maka dari itu diperlukan
kesadaran sosial melalui kegiatan lingkungan sosial agar perusahaan tetap berkembang
dan tumbuh (Pratiwi, 2012; Widyasari, 2008). Dalam kegiatan itu sendiri perusahaan juga
tidak bisa menghindar dari lingkungan masyarakat, hal ini sangat terlihat pada
perusahaan yang memanfaatkan SDA (sumber daya alam) seperti pada perusahaan jenis
manufaktu, aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan manufaktur ini yang mana
mengolah bahan mentah kedalam bahan jadi dengan melalui proses yang panjang ini lah
maka akan menimbulkan dampak secara negatif terhadap lingkungan seperti diketahui
adanya polusi dan limbah (Arianti & Putra, 2018; Oktariani & Mimba, 2014). Pengaadaan
bahan baku sampai dengan proses produksi yang bebas dari masalah lingkugan misalnya
potensi kerusahan tanah, polusi udara dan ekosisstem ini lah yang menjadi persoalan para
investor asing dalam melakukan aktivitas investasinya dalam perusahaan (Hasyim, 2012;
A. Rahmawati & Achmad, 2012) Permasalahan ini yang mengakibatkan konflik terhadap
faktor kerusakan lingkungan dalam masyarakat karena pada perusahaan yang
sedangmenjalan aktivitas produksinya bila tidak dilakukanya tanggung jawab sosial
terhadap alam sekitar seperti yang sering diketahui bahwa banyaknya limbah hasil
produksi, sampai polusi udara yang mengakibatkan dampak langsung terhadap
masyarakat sekitar (A Permana, 2012; Aditya, 2012).
Pihak agen diberikan wewenang oleh pihak prisipal dalam mmebuat keputusan
mengenai kegiatan operasi perusahan. Manajemn perusahaan yang bertindak sebagai
agen memiliki tanggung jawab sehari harinya mengenai keputusan yang akan diambil
yang menyangkut kegiatan perusahaan. Sehingga pihak pihak agen atau manajemen
memiliki informasi yang banyak terkait perusahaan daripada pihak pemilik usaha. Hal ini
menimbulkan ketimpangan informasi yang dapat disebut sebagai asimetri informasi,
asimetri ini terjadi bila pihak manajemen atau agen tidak dapat menyampaikanseluruh
informasi yang (Jensen & Meckling, 1976) terjadi pada perusaahan kepada pihak principal.
Di sisi lain perusahaan yang telah melaksanakan kinerja lingkungan yang baik
dengan mengungkapkanya informasi yang dimiliki perusahaan dengan terstruktur
harapanya agar dapat menjadi bahan ertimbangan para investor untuk dapat
mempercayakan modalnya untuk ditanam dalam perusahaan yang telah menerapkan
kesadarran lingkungan dan tanggung jawab sosial karena investor tidak hanya menilai
kinerja keuangan yang dinilai dari keuntungan saja namun juga kinerja lingkungan dan
tanggung jawab sosial juga yang menjadi faktor yang diperhatikan. Perusahaan yang
memperhatikan penerapan tanggung jawab sosial (Corporate Social Responsibility)
berharap akan mendapatkan respon positif dari berbagai pihak yang memiliki
kepentingan, sehingga informasi mengenai kinerja lingkungan dan corporate social
responsibility ini diungkapkan ke dalam laporan keuangan tahunan sebagai media
pelaporanya, agar pandangan sosial dan kekuatan keuangan dalam jangka panjang selalu
meningkat (Hidayat, 2020; Dewi, 2019; Sari et al., 2020).
Dalam kegiatan itu sendiri perusahaan juga tidak bisa menghindar dari lingkungan
masyarakat, hal ini sangat terlihat pada perusahaan yang memanfaatkan SDA (sumber
53
Hadiah Fitriyah & Rihlatus Saidah, Peran Corporate Social Responsibility Memoderasi Pengaruh Kinerja Lingkungan
terhadap Kinerja Perusahaan
daya alam) seperti pada perusahaan jenis manufaktur, aktivitas yang dilakukan oleh
perusahaan manufaktur ini yang mana mengolah bahan mentah kedalam bahan jadi
dengan melalui proses yang panjang ini lah maka akan menimbulkan dampak secara
negatif terhadap lingkungan seperti diketahui adanya polusi dan limbah (Arianti & Putra,
2018; Oktariani & Mimba, 2014). Permasalahan ini menimbulkan bahwa perusahaan
manufaktur mengakibatkan tingkat industri dengan risiko lingkungan yang tinggi. Namun
bukan saja perusahaan manufaktur saja yang memiliki potensi terhadap kerusakan
lingkungan tetapi masih ada beberapa perusahaan lain yang juga menimbulkan efek yang
tidak baik terhadap lingkungan yang berkembang di sekitar kehidupan masyarakat. dalam
menekan risiko dampak negatif pada lingkungan sosial masyarakat maka perusahaan
perlu melakukan kegiatan tanggung jawab sosial di perusahaan karena permasalah yang
sangat diperhatikan oleh pihak investor konsumen dan yang lebih utama yaitu pemerintah
adalah permasalahan lingkungan.
Pengaadaan bahan baku sampai dengan proses produksi yang bebas dari masalah
lingkugan misalnya potensi kerusahan tanah, polusi udara dan ekosisstem ini lah yang
menjadi persoalan para investor asing dalam melakukan aktivitas investasinya dalam
perusahaan (Hasyim, 2012; A. Rahmawati & Achmad, 2012) Permasalah ini lah yang
mengakibatkan konflik terhadap faktor kerusakan lingkungan dalam masyarakat karena
pada perusahaan yang sedangmenjalan aktivitas produksinya bila tidak dilakukanya
tanggung jawab sosial terhadap alam sekitar seperti yang sering diketahui bahwa
banyaknya limbah hasil produksi, sampai polusi udara yang mengakibatkan dampak
langsung terhadap masyarakat sekitar (A Permana, 2012; Aditya, 2012). Tanggung jawab
sosial perusahaan itu sendiri juga bisa ditunjukkan kepada karyawan yang bekerja karena
dengan mensejahterakan karyawan maka perusahaan akan terhindar dari konflik yang
berpotensi menimbulkan protes hingga demo secara besar besaran sampai mogok kerja,
konflik ini terjadi karena ssebagai bentuk protes atas kebijakan yang tidak memihak para
karyawan karena perusahaan mengabaikan tanggung jawab sosial terhadap karyawan
yang mengabaikan cermin dari keadilan (Permana, 2012; Aditya, 2012).
Isu permasalah lingkungandan sosial inilah yang semakin disadari oleh perusahaan
bahwa faktor ini menjadi sangat penting untuk dilaksanakan. (Sudaryanto, 2011; Syaiful
Bahri, 2016) yang memberikan pendapat bahwa memlihara lingkungan adalah tugas tiap
masing masing perusahaan, dalam teori akuntansi terdahulu bahwa tujuan utama
aktivitas perusahaan out sendiri adalah menghasilkan laba yang setinggi tingginya agar
dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap masyarakat namun seiring berjalanya
waktu kini masayarakat semakin sadar akan potensi kerusahaan lingkungan yang
diakibatkan oleh perusahaan dalam menjalankan aktiivitas produksi pada perusahaaan
dalam menjalankan operasinya. Aktivitas produksi yang melibatkan olahan dari barang
berbahan kimia berbahaya dan berpolusi dengan tidak diimbanginya kesadaran sosial
akan lingkungan ini lah yang mengakibatkan adanya anggapan bahwa perusahaan tidak
bertanggung jawab dalam melakukan aktivitas produksinya sebagai upaya memperoleh
laba yang setinggi tingginya, maka dari itu perlu adaya dorongan perekonomian yang
tumbuh sehat dengan diimbangi dengan kesehatan lingkungan sosial (Sudaryanto, 2011;
Bahri, 2016).
Melihat pada kondisional semacam ini maka penulis mencoba mengangkat
permasalahan ini kepermukaan. Penelitian ini berfokus pada perusahaan manufaktur
sektor barang konsumsi (good and consumer) ketertarikan penelitian di sektor barang
konsumsi merupakan salah satu sektor yang banyak diminati oleh investor karena
perusahaan sektor barang konsumsi memproduksi barang kebutuhan sehari hari yang
banyak tersedia di masayarakat sehingga perusahaan ini tidak terpengaruh oleh musim
54
Jurnal Akuntansi dan Bisnis: Jurnal Program Studi Akuntansi, 8 (1) Mei 2022: 52-60
dan tidak terpengaruh oleh regulasi. Selain dari fenomena tersebut bahwa yang menjadi
dasar ketertarikan peneltiian adalah terdapat inkonsistensi hasil pada beberapa riset
terdahulu yang dilakukan oleh (Muhammad Hidayat, 2020; A. Rahmawati & Achmad,
2012; Supriadi & Lestari, 2017) yang memberikan hasil pada penelitianya yaitu kinerja
lingkungan terdapat pengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan, namun hasil ini
berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Putra, 2018; Setyaningsih & Asyik,
2016) yang memberikan hasil kinerja lingkungan tidak memiliki pengaruh terhadap
kinerja keuangan, kemudian pada hasil penelitian yang dilakukan oleh (Achmad, 2012;
Widhiastuti, 2017) memberikan hasil bahwa kinerja lingkungan berpengaruh positif pada
CSR hasil ini juga memiliki hasil yang berbeda pada penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh (Putra, 2018; Supriadi & Lestari, 2017) yang memberikan hasil kinerja lingkungan
tidak memiliki pengaruh terhadap tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), selanjutnya
hasil penelitian yang berbeda junga dilakukan oleh (Putra, 2018; A. Rahmawati & Achmad,
2012) dengan hasil penelitian pengungkapan CSR memiliki pengaruh positif dan
berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan dengan hasil yang berbeda
ditunjukkan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Sejati dkk., 2020; Supriadi & Lestari,
2017) dengan hasil penelitianya adalah Social Responsibility tidak berpengaruh terhadap
kinerja keuangan, kemudian pada hasil secara tidak langsung juga terdapat perbedaan
hasil penelitian pada penelitian (Achmad, 2012; Hidayat, 2020) yang memberikan hasil
kinerja lingkungan berpengaruh tidak langsung terhadap kinerja keuangan melalui
pengungkapan CSR dengan perbedaan hasil yang dilakukan pada (Putra, 2018;
Setyaningsih & Asyik, 2016; Supriadi & Lestari, 2017) yang mendefinisikan hasil bahwa
kinerja lingkungan terdapat pengaruh terhadap kinerja perusahaan dengan corporate
social responsibility sebagai variabel moderasi.
Perlu dilakukan adanya penelitian lanjutan yang berguna untuk mengetahui hasil
temuan yang jika diterapkan pada kondisi lingkungan dan waktu yang berbeda, karena
dalam fenomena di atas dan juga penelitian terdahulu masih menghasilkan temuan yang
tidak konsisten. Maka dari itu dalam penelitian ini akan mengidentifikasi faktor-faktor
yang mempengaruhi Kinerja Keuangan dengan menggunakan periode waktu dan obyek
yang berbeda dari penelitian sebelumnya, sehingga akan memberikan hasil penelitian
yang berbeda pula dengan penelitian terdahulu. Dengan adanya inkonsistensi hasil
peneltian mengenai hasil yang berbeda pada beberapan penelitian maka pentingnya
tujuan untuk melakukan penelitian kembali mengenai pengaaruhnya kinerja lingkungan
terhadap kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan variabel moderasi yaitu
CSR (Corporate Social responsibility) dalam laporan keuangan perusahaan periode 2017-
2019. Sehingga tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran Corporate Social
Responsibility dalam memoderasi Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap Kinerja
Perusahaan.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah dengan kuantitatif, Tekhnik pengumpulan data pada riset
ini adalah dokumentasi, yakni mendokumentasikan data sekunder tentang annual report
(laporan keuangan) yang didapatkan dari situs BEI (Bursa Efek Indonesia) www.idx.com
dari perusahaan manufaktur sektor Consumer Good Industry yang dijadikan objek
penelitian selama tahun 2017-2019. Alasan memilih perusahaan yang bergerak di
perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi, karena perusahaan yang
bergerak di bidang ini cukup diminati oleh para investor sebab telah dibuktikan melalui
daya tahan sektor manufaktur terutama ditopang oleh sektor konsumer yang tumbuh
28%. Kenaikan ini merupakan kenaikan tertinggi kedua dari sepuluh sektor yang ada.
55
Hadiah Fitriyah & Rihlatus Saidah, Peran Corporate Social Responsibility Memoderasi Pengaruh Kinerja Lingkungan
terhadap Kinerja Perusahaan
Kinerja sektor konsumer juga lebih tinggi dari dua sektor lainnya yakni sektor aneka
industri dan industri kimia dasar yang juga menjadi bagian indeks manufaktur untuk
menginvestasikan dana milik mereka (http://www.kemenperin.go.id) .Populasi dalam
penelitian ini ditentukan dengan memberikan pengamatan mengenai objek penelitian
pada perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di BEI berjumlah 63
perusahaan. Sesuai dengan pendapat (Sugiyono, 2014) “Sampel diartikan adalah bagian
dari populasi yang merupakan objek yang diteliti yang memiliki karakteristik untuk
mewakili dari jumlah populasi tersebut”. Penentuan sampel dalam penelitian ini
menggunakan kriteria atau bisa disebut juga purposive sampling dengan kriteria kirterian
perusahaan yang dijadikan sampel adalah sebagai berikut: perusahaan sektor barang
konsumsi (good and consumer) yangterdaftar di BEI, perusahaan yang tidak didelisting
dan new listing pada tahun yang diamati 2017-2019, Perusahaan yang memiliki laporan
keuangan lengkap, perusahaan yang mengikuti program pelestarian lingkungan
(PROPER). Atas dasar pengambilan sampel tersebut maka jumlah sampel yang dapat
diambil berdasarkan kriteria dapat dikelompokkan sebagai berikut : perusahaan sektor
barang konsumsi yang terdaftar di BEI berjumlah 63 perusahaan, perusahaan yang new
listing pada tahun 2017-2019 sebanyak 22 perusahaan, perusahan yang didelisting
sebanyak 1 perusahaan, perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan tahunan
lengkap sejumlah 15 perusahaan, perusahaan yang tidak mengikuti PROPER sebanyak 15
perusahaan, perusahaan yang memenuhi kriteria dan siap diolah data sebanyak 10
perusahaan manufaktur sektor good and consumer (barang konsumsi). Sesuai data
tersebut, perusahaan yang akan dilakukan pengamatan sebagai sampel adalah sebanyak
10 perusahaan sebanyak 3 tahun pengamatan selama tahun 2017-2019 jadi total laporan
keuangan tahunan yang diajdikan sampel penelitian adalah 10 dikali 3 tahun pengamatan
yaitu 30 laporan keuangan tahunan
Untuk keperluan pengujan variabel-variabel tersebut agar lebih mudah diaphami
maka dijabarkan kedalam tabel indikator-indikator yang bersangkutan adapaun
indikator-indikator variabel yang telah dijelaskan adalah pada tabel 3.1 sebagai berikut:
Tabel 1. Operasional Variabel
Variabel Konsep Dimensi Indikator Skala
Kinerja Kinerja pada sebuah
Lingkungan (X) perusahaan yang berfokus
terhadap lingkungan beserta Penilaian Emas (5), Hijau (4), Biru
Dummy
kegiatanya sebagai upaya PROPER (3), Merah (2), Hitam (1),
tetap melestarikan
lingkunagan.
CSR (Z) Tangggung jawab sosial Global
perusahaan merupakan Reporting Ʃ Xij
pengelolaan bisnis agar Initiative CSRIJ = nj
Dummy
menghasilkan dampak versi
positif kepada masyarakat Generation 4
(GRI 4)
Kinerja Kinerja pada aktivitas
Perusahaan operasi perusahaan
(Y) digunakan sebagai
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
pengukuran atau penilaian Return On ROA = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡
Rasio
melihat kemampuan Asset (ROA)
perusahaan yang dihasilkan
pada oenilaian laporan
keuangan,
Teknik analisis data penelitian ini menggunakan bantuan software PLS (Partial Least
Square) Dipilihnya metode PLS dilandaskan pada pertimbangan bahwa dalam riset ini
56
Jurnal Akuntansi dan Bisnis: Jurnal Program Studi Akuntansi, 8 (1) Mei 2022: 52-60
terdapat 2 (dua) variabel laten yang dibentuk dengan indikator formatif, dan bukan
reflektif. Model reflektif mengasumsikan bahwa variabel laten atau konstruk
memengaruhi indikator, yang mana arah hubungan kasualitas dari konstruk ke manifes
atau indikator (Imam Ghozali, 2011).
Convergent Validity
Nilai outer model digunakan untuk menguji Convergent Validity melalui analisisnya
terhadap nilai loading factor perbandingan terhadap nilai terendah yaitu 0,6. Apabila
faktor faktor loading lebih dari 0,6, maka korelasi antar kontruknya dinyatakan valid
namun apabila berada pada nilai kurang dari 0.6 maka akan dinyatakan sebaliknya dan
nilai AVE dinyatakan valid ketika berada diatas titik kritis 0.5. Hasil Covergent Validity
dapat ditunjukkan pada Tabel 2 adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Convergent Validity
Variabel Loading
CSR_Z 1.000
Efek_Moderasi 1 1.000
Kinerja_Lingkungan_X 1.000
Kinerja_Perusahaan_Y 1.000
Data dianggap telah memenuhi syarat yaitu nilai loading faktor bernilai melebihi 0.6
(>0.6) dan nilai AVE melebihi 0.5 (>0.5). Maka data dari CSR (Z), Efek Moderasi 1, Kinerja
Lingkungan (X) dan kinerja perusahaan (Y) dianggap memiliki validitas yang baik.
Discriminant Validity
Nilai Cross Loading dapat dipakai untuk menilai discriminant validity antara
hubungan indikator dengan variabel dalam konstruk pengamatan, nilai Cross Loading
dapat diketahui disajikan pada tabel 3 berikut:
Tabel 3. Diskriminan Validity Cross Loading
Item CSR_Z Efek_Moderasi 1 Kinerja_Lingkungan_X Kinerja_Perusahaan_Y
CSR_Z 1.000 0.072 -0.288 0.020
Efek_Moderasi 1 0.072 1.000 -0.427 -0.020
Kinerja_Lingkungan_X -0.288 -0.427 1.000 0.762
Kinerja_Perusahaan_Y 0.020 -0.020 0.762 1.000
Korelasi dari skor item terhadap konstruk skornya pengujian untuk diskriminan
validity ini. Hasil dari indikator refelktif yang dilakukan pengukuran maka untuk dapat
diketahuinya perubahan dari konstruk denagan indikatornya jika terdapat indikator yang
nilainya berubah atau tidak ssuai dengan korelasi anatar konstruk maka akan dilakukan
eliminasi dari model. Pada tabel tersebut diketahui bahwa nilai cross loading hubungan
dari kontruk terhadap indikatornya nilainya lebih rendah artinya bahwa model dlam
penelitian ini valid sehingga memenuhi syarat discriminant validity.
57
Hadiah Fitriyah & Rihlatus Saidah, Peran Corporate Social Responsibility Memoderasi Pengaruh Kinerja Lingkungan
terhadap Kinerja Perusahaan
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah pengujian yang digunakan untuk mengetahui konsistensi atau
reliabel. Dengan melakukan analisis terhadap cronbach alpha maka dapat mengetahui
tingkat kestabilan suatu alat ukur. Pada penelitian ini, kemudian hasil nilai dari cronbachs
alpha yang diperoleh disajikan pada tabel di bawah:
Tabel 4. Cronbach Alpha dan reliabilitas konstruk
Cronbach Alpha Reliabilitas Konstruk
CSR_Z 1.000 1.000
Efek_Moderasi 1 1.000 1.000
Kinerja_Lingkungan_X 1.000 1.000
Kinerja_Perusahaan_Y 1.000 1.000
Pada tabel 4 terlihat bahwa nilai cronbach alpha dan reliabilitas konstruk nilainya
melebihi dari nilai 0,7 Hari ini ini bahwa nilai Cronbachs Alpha dikatakan reliabel yang
artinya bahwa CSR (Z), Efek Moderasi 1, Kinerja Lingkungan (X) dan kinerja perusahaan
(Y) memiliki reliabilitas yang tinggi.
Nilai dari R-Square pada tabel tersebut diatas sebesar 0.767 berarti nilai kontribusi
konstruk kinerja perusahaan dapat dijelaskan variansi datanya oleh konstruk kinerja
lingkungan dengan dimediasi oleh CSR sebesar 76.7 % sedangkan 33,3% dapat dijelaskan
oleh konstruk lainya yang tidak terdapat dalam penelitian ini dan tidak diteliti dalam
penelitian ini. Berikut hasil dari nilai Path Coefficients:
Tabel 6. Path Coefficients dengan Botstraping Smart PLS
Original Sample Standart Error T Statistics
P Value
sample (O) Mean (M (STERR) (O/STERR)
Efek Moderasi 1 -> Kinerja
-0.062 -0.117 0.170 0.368 0.713
Perusahaan Y
Kinerja Lingkungan X ->
0.480 0.479 0.207 2.318 0.021
Kinerja Perusahaan Y
Pembahasan
Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Kinerja Perusahaan. Pengujian yang
dilakukan terhadap variabel kinerja lingkungan terhadap kinerja perusahaan di nilai t
tabel sebesar 1.96 (T statistic 2.318 > T tabel 1.96) dan nilai P Value sebesar 0.021
dibawah nilai 0.05 (P Value 0.021 < sig 0.05), dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan
bahwa kinerja perusahaan perusahaan dapat dipengaruhi oleh kinerja lingkungan. Hal ini
sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Hidayat, 2020) pada
58
Jurnal Akuntansi dan Bisnis: Jurnal Program Studi Akuntansi, 8 (1) Mei 2022: 52-60
SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis diuji maka simpulan penelitian ini adalah: kinerja
lingkungan terhadap kinerja perusahaan dan corporate social responsibility tidak mampu
memoderasi pengaruh kinerja lingkungan terhadap kinerja perusahaan. Hasil ini
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh (Setyaningsih & Asyik, 2016) yang
menbuktikan hasil bahwa Kinerja lingkungan (PROPER) yang diinteraksikan dengan CSR
tidak memiliki pengaruh positif terhadap kinerja keuangan penelitian serupa juga
dibuktikan oleh (Putra, 2018) Bahwa Corporate social responsibility tidak dapat
memediasi hubungan antara kinerja lingkungan dan kinerja keuangan.
DAFTAR PUSTAKA
Aditya, T. W. (2012). Pengaruh Karakteristik Komite Audit Terhadap Audit Report Lag. Skripsi Akuntansi.
Ainy, R. N., & Barokah, Z. (2019). Corporate Governance, Environmental Responsibility and Firm Value: An
Empirical Study in Indonesia and Malaysia. Journal of Accounting and Investment, 20(2).
https://doi.org/10.18196/jai.2002117
Arianti, N. P. A., & Putra, P. M. J. S. (2018). Pengaruh Profitabilitas pada Hubungan Corporate Social
Responsibility & Good Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmiah Manajemen &
Akuntansi, 24(1), 20–46.
Bahri, S., (2016). Pengantar Akuntansi. Andi.
Dewi, S.N., (2019). Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap Kinerja Keuangan dengan Corporate Sosial
Responbiity Sebagai Variabel Intervening. Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya, 21(2), 144–150.
Fitriyah, H. (2020). Peran Green Product Innovation Dalam Memediasi Pengaruh Corporate Social
Responsibility Terhadap Kinerja Bisnis Industri Kreatif. Journal Of Accounting Science, 4.
Ghozali, I., (2011). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
59
Hadiah Fitriyah & Rihlatus Saidah, Peran Corporate Social Responsibility Memoderasi Pengaruh Kinerja Lingkungan
terhadap Kinerja Perusahaan
60