Kata Kunci: Corporate social responsibility, profitabilitas, agresivitas pajak, dan slack resourcers.
I. Pendahuluan
Mayoritas masyarakat lebih cenderung melihat perusahaan dari segi ekonomi saja, tanpa
disadari ada beberapa aspek lain yang mendukung operasi bisnis perusahaan. Salah satu aspek yang
mendukung jalannya bisnis perusahaan adalah lingkungan. Oleh karena itu, perusahaan dituntut
untuk melakukan Corporate Social Responsibility sebagai tanggung jawab perusahaan atas dampak
yang diberikan akibat operasi bisnis perusahaan. Corporate Social Responsibility menunjukkan jika
perusahaan memiliki tanggungjawab yang berpijak pada triple bottom lines yaitu tanggung jawab
perusahaan terhadap aspek ekonomi yang berorientasi dengan keuntungan, aspek sosial berorientasi
dengan kontribusi kepada masyarakat dan aspek lingkungan berorientasi pada kepedulian
lingkungan (Evandini dan Darsono, 2014). Dapat dikatakan jika Corporate Social Responsibility
untuk menyeimbangkan kegiatan ekonomi dengan kegiatan sosial di lingkungan perusahaan.
Aktivitas yang telah dilakukan perusahaan dalam rangka melaksanakan tanggung jawab
sosial harus dilaporkan atau diungkapkan kepada stakeholder. Berdasarkan teori stakeholder
perusahaan tidak hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri melainkan harus membagikan manfaat
bagi para stakeholder (Wardhani, 2017). Pengungkapan Corporate Social Responsibility menjadi
sarana menjalin komunikasi serta mempererat jalinan antara perusahaan dengan stakeholder, selain
itu dengan pengungkapan ini perusahaan dapat membangun legitimasi positif masyarakat dimana
dijelaskan pada teori legitimasi jika perusahaan ingin terus berlanjut, maka harus mengamati norma
serta kondisi sosial dan lingkungan sekitar perusahaan (Wardhani & Muid, 2017; Anggraeni &
Djakman, 2017).
PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan
PT Wings Surya yang digugat oleh Perempuan Pejuang Kali Surabaya (PPKS). Perusahaan digugat
atas pencemaran akibat limbah plasti kemasan. PPKS menyayangkan hal ini karena sungai
merupakan sumber air masyarakat sekitar. Adanya kasus ini menunjukkan jika pengungkapan
Corporate Social Responsibility pada perusahaan belum diungkapkan sesungguhnya. Dapat
dikatakan jika pelaksanaan Corporate Social Responsibility tidak sesuai dengan pengungkapan
Corporate Social Responsibility. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan jika perusahaan
masih kurang dalam melakukan pengungkapan Corporate Social Responsibility sehingga penelitian
ini ditulis untuk mengkaji lebih lanjut tentang pengungkapan Corporate Social Responsibility.
II. Tijauan Pustaka
III. Pembahasan
Pada kasus PT Indofood diatas menunjukkan jika perusahaan masih kurang memahami
pentingnya pengungkapan Corporate Social Responsibility dalam keberlangsungan hidup
perusahaan yang seharusnya diungkapkan sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan atas operasi
bisnis perusahaannya yang memberikan dampak bagi lingkungan sekitar dan pengungkapan ini juga
dapat membantu perusahaan dalam mendapatkan legitimasi positif dari para stakeholder. Rendahnya
pengungkapan Corporate Social Responsibility ini tentunya dapat terjadi karena beberapa faktor
yang mempengaruhi perusahaan dalam melaksanakan pengungkapan Corporate Social
Responsibility. Menurut penelitian terdahulu terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
pengungkapan Corporate Social Responsibility antara lain:
1. Profitabilitas
Profitabilitas menggambarkan kinerja perusahaan dalam memperoleh laba. Jika perusahaan
memiliki profitabilitas yang tinggi maka dapat dikatakan bahwa perusahaan memiliki tingkat
pengembalian dan kinerja manajemen yang baik dan semakin besar pengungkapan informasi.
Menurut Hadi pihak perusahaan adalah pihak yang paling diuntungkan dalam pemanfaatan sumber
daya, sedangkan dampak negative atas pemanfaatan tersebut akan ditanggung masyarakat, oleh
karena itu seharusnya keuntungan yang diperoleh sebagian untuk masyarakat sebagai bentuk
tanggung jawab (Wulandari & Zulhaimi, 2017).
2. Agresivitas Pajak
Salah satu sumber pendapatan negara adalah dari pajak, namun bagi entitas bisnis pajak
dianggab sebagai beban investasi sehingga melakukan penghindaran pajak merupakan hal wajar bagi
pelaku bisnis (Wardhani, 2017). Agresivitas pajak merupakan salah satu tindakan penghindaran yang
dilakukan perusahaan. Seperti yang dijelaskan sebelumnya jika pajak merupakan sumber pendapatan
negara sehingga jika perusahaan melakukan penghindaran pajak atau melaksanakan agresivitas
pajak menunjukkan jika perusahaan kurang berkontribusi untuk negara. Pelaksanaan agresivitas
pajak ini akan menciptakan pandangan negatif dari masyarakat, oleh karena itu bagi perusahaan yang
melakukan agresivitas pajak perlu melakukan pengungkapan corporate social responsibility untuk
mencari perhatian masyarakat. Pernyataan tersebut didukung oleh teori legitimasi yang
menunjukkan jika perusahaan yang agresif terhadap pajak akan lebih banyak mengungkapkan
corporate social responsibility dibeberapa bidang dengan tujuan mencari perhatian dan meringankan
beban masyarakat (Wardhani, 2017).
3. Slack Resources
Slack Resources merupakan kelebihan sumber daya yang nantinya akan dimanfaatkan
perusahaan dalam operasi bisnisnya. Perusahaan membutuhkan slack resources dalam beradaptasi
atas perubahan lingkungan, salah satu perubahan tersebut adalah tuntutan masyarakat dan regulasi
agar perusahaan terlibat dalam kegiatan corporate social responsibility (Sayekti, 2017). Sumber
daya (resources) mempengaruhi dalam pengungkapan corporate social responsibility karena saat
pelaksanaan maupun pelaporan membutuhkan sumber daya yang cukup (Anggraeni & Djakman,
2017). Kebijakan perusahaan dalam memutuskan cakupan keterlibatan perusahaan dalam
pelaksanaan corporate social responsibility dipengaruhi oleh slack resources yang dimiliki (Sayekti,
2017).
IV. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Pengungkapan corporate social responsibility merupakan sebuah bentuk tanggung jawab dari
perusahaan atas dampak yang diberikan perusahaan dalam kegiatan bisnisnya. Pengungkapan ini
dapat digunakan untuk tetap menjalin hubungan yang baik dengan para stakeholder. Namun pada
kenyataannya masih banyak perusahaan yang belum melaksanakan pengungkapan corporate social
responsibility. Menurut penelitian terdahulu terdapat factor-faktor yang dapat mempengaruhi
pengungkapan corporate social responsibility, antara lain:
1. Profitabilitas.
Keuntungan yang diperoleh pihak perusahaan tidak lepas dari lingkungan dan masyarakat
sekitar dan, oleh karena itu keuntungan yang diperoleh sebaiknya sebagian digunakan
untuk masyarakat sebagai bentuk tanggung jawab.
2. Agresivitas pajak
Berdasarkan teori legitimasi semakin banyak perusahaan melakukan agresivitas pajak maka akan
lebih cenderung lebih banyak mengungkapkan corporate social responsibility guna mencari
perhatian public.
3. Slack Resources
Perusahaan yang memiliki slack resources akan cenderung melakukan lebih banyak
pengungkapan corporate social responsibility karena lebih leluasa dalam menentukan cakupan
dengan memanfaatkan kelebihan sumber daya yang dimiliki.
Saran
Bagi pihak perusahaan sebaiknya melaksanakan pengungkapan corporate social
responsibility guna mempertanggungjawabkan atas dampak yang diberikan perusahaan pada
lingkungan sekitar, masyarakat maupun pemerintah. Pengungkapan corporate social responsibility
ini membantu dalam membangun keberlanjutan usaha perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, D. Y., & Djakman, C. (2017). Slack Resources, Feminisme Dewan, dan Kualitas Pengungkapan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 14, 94-118.
Arfiyanto, R. (2017). Pengaruh Agresivitas Pajak Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility.
2.
Octaviana, N. E. (2014). Pengaruh Agresivitas Pajak Terhadap Corporate Social Responsibility: Untuk
Menguji Teori Legistimasi . 12.
Santoso, A. G. (2019). Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Ukuran Perusahan dan Pengungkapan Media
Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility.
Sayekti, Y. (2017). The Effect of Slack Resources on Strategic Corporate Social Responsibility (CSR):
Empirical Evidence on Indonesian Listed Companies . Global Journal of Business and Social Science
Review, 70-75.
Shoimah, I. L., & Aryani, Y. A. (2019). Slack Resources, Family Ownership, Dan Pengungkapan Corporate
Social Responsibility. Jurnal Revie Akuntansi dan Keuangan, 9, 192-199. doi:10.22219/jrak.v9i2.55
Wardhani, R. A. (2017). Pengaruh Agresivitas Pajak, Ukuran Perusahaan dann Profitabilitas Terhadap
Corporate Social Responsibility. Diponegoro Journal of Accounting.
Wulandari, S., & Zulhaimi, H. (2017). Pengaruh Profitabilitas terhadap Corporate Social Responsibility Pada.
Jurnal Riset Akuntansi & Keuangan, 2, 1477-1488.