Anda di halaman 1dari 18

Dampak Environmental, Social, andGovernance (ESG) Disclosure terhadap Nilai

Perusahaan: Studi Pada Perusahaan Sub Sektor Perbankan yang terdaftar pada Bursa
Efek Indonesia tahun 2020 – 2022
Nita Rahman, Ahmad Rafli Muhyiyansah, Joseph Reynaldo Hutauruk
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Palangka Raya 2023

I. INTRODUCTION
Di era revolusi industri 4.0 saat ini tentunya memberikan dampak terhadap
perkembangan ekonomi yang semakin pesat, sehingga perusahaan bersaing untuk
mencapai tujuannya. Menurut Brealey et al. (2017), tujuan utama perusahaan adalah
mendapatkan keuntungan, selain itu adalah untuk mengoptimalkan nilai perusahaan.
Sedangkan menurut Agus Harjito & Martono (2017), secara umum pendirian perusahaan
bertujuan untuk mencapai profit yang maksimal, memakmurkan investor, dan yang
terakhir adalah memaksimalkan nilai perusahaan yang biasanya tergambar dalam harga
saham suatu perusahaan. De Lucia et al. (2020) dan Zahroh & Hersugondo (2021)
berpendapat bahwa salah satu kunci penting untuk mengoptimalkan nilai perusahaan
adalah dengan menjaga keberlanjutan perusahaan jangka panjang dengan cara memegang
dan menjalankan prinsip tata kelola perusahaan yang baik, karena bagi perusahaan yang
menaruh perhatian pada masalah environmental, social, and governance (ESG) akan
menjadi salah satu faktor bagi investor untuk melakukan investasi.
ESG merupakan singkatan dari Environmental, Social, and Governance. ESG
merupakan konsep yang mengedepankan kegiatan pembangunan, investasi maupun
bisnis yang berkelanjutan sesuai dengan tiga kriteria tersebut, yaitu lingkungan, sosial,
dan tata kelola. Berdasarkan pendapat Daniela Hanicova (2023), strategi berdasarkan
penilaian ESG telah menunjukkan profitabilitas dalam beberapa tahun terakhir, denggan
tingkat ESG berkinerja lebih baik daripada momentum ESG.
Hingga kini perkembangan penerapan ESG pada praktik investasi telah menebar
ke seluruh penjuru dunia. Berdasarkan survei oleh RBS (2018), menemukan bahwa 72%
responden yang berasal dari Amerika, Kanada, Eropa, dan Asia memasukkan penerapan
aspek ESG ke dalam proses pengambilan keputusan investasi mereka. Pergerakan aspek
keberlanjutan tersebut juga direspon oleh Indonesia melalui dikeluarkannya Roadmap
Sustainable Finance Roadmap Tahap II otoritas Jasa Keuangan (Andi Ghazali, 2020:02).
Saat ini, Indonesia sedang bertransisi ke ekonomi hijau melalui implementasi ESG yang
1
dilatarbelakangi oleh komitmen negara Indonesia melalui Pittsburgh Summit pada tahun
2009 (Salma Nurhalida, 2023:17).
Salah satu faktor dalam memaksimalkan nilai perusahaan adalah dengan menjaga
keberlanjutan perusahaan jangka panjang dengan menjalankan prinsip tata kelola
perusahaan yang tercermin pada pengungkapan environmental, social, and governance
(ESG) dari suatu perusahaan. Akan tetapi, rata-rata perusahaan di Indonesia belum
menyadari pentingnya faktor ini, terbukti dari survei yang dilakukan oleh Globescan dan
Global Reporting Initiative (GRI). Selain itu, faktor lain yang mampu meningkatkan nilai
perusahaan adalah kebijakan manajemen perusahaan dalam mengelola laba bersih karena
terdapat perbedaan kepentingan manajemen dan investor yakni dibagikan dalam bentuk
dividen atau laba ditahan.
Buallay (2020) dan Husada & Handayani (2021) berpendapat bahwa, laporan
keberlanjutan umumnya menyediakan informasi non keuangan perusahaan yang
menekankan tiga aspek yakni lingkungan, sosial dan tata kelola atau dikenal dengan ESG
yang sekaligus akan dipakai stakeholder dalam menilai komitmen keberlanjutan
perusahaan. Pengungkapan informasi terkait tanggung jawab sosial yang dilakukan
sebuah perusahaan diharapkan dapat mendapat dukungan dari investor terhadap aktivitas
perusahaan sehingga dapat mencapai laba yang maksimal yang selanjutnya nilai
perusahaan juga akan meningkat (Putri & Raharja, 2013; Putri, 2021).
Baru baru ini terjadi fenomena dimana PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
mencatat pertumbuhan penyaluran kredit berkelanjutan 13,1% year-on-year (yoy)
menjadi Rp 694,9 triliun pada akhir tahun 2022. Hal ini memperkuat posisi BRI sebagai
market leader di bidang environmental, social, and governance (ESG). Data perseroan
menunjukkan pada tahun 2020, persentase kredit berkelanjutan BRI adalah sebesar Rp
550,4 triliun, mencapai 62,5% dari total portofolio kredit. Pada 2021, persentasenya
mencapai 65,1% dari total portofolio kredit dengan nominal senilai Rp 614,2 triliun atau
tumbuh sebesar 11,6% dibandingkan tahun 2020. Kemudian pada tahun 2022 lalu
kontribusinya meningkat menjadi sebesar 67,5% terhadap total portofolio kredit.
Berdasarkan penelitian terdahulu, terdapat perbedaan hasil (research gap)
mengenai pengaruh ESG Disclosure terhadap Nilai Perusahaan. Penelitian yang
dilakukan oleh Abdi et al (2021), Melinda & Wardhani (2020), dan Fuadah et al (2022)

2
menunjukkan hubungan positif antara ESG dengan nilai perusahaan. Namun, hasil
penelitian tersebut tidak sejalan dengan penelitian oleh Safriani & Utomo ( 2020) pada
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia juga menunjukan arah hubungan yang
negatif antara ESG Disclosure dan nilai perusahaan (Tobin’s Q).
Berdasarkan perbedaan hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya dan fenomena
yang telah peneliti paparkan, maka diperlukan penelitian ulang mengenai dampak dari
ESG Disclosure terhadap Nilai Perusahaan. Tujuan penelitiannya adalah untuk
mengetahui bagaimana dampak dari Environmental Disclosure, Social Disclosure, dan
Governance Disclosure terhadap Nilai Perusahaan. Dapat dirumuskan masalah dalam
pertanyaan berikut: Apakah Environmental Disclosure berdampak signifikan positif
terhadap nilai perusahaan? Apakah Social Disclosure berdampak signifikan positif
terhadap nilai perusahaan? Apakah Governance Disclosure berdampak signifikan positif
terhadap nilai perusahaan? Apakah Environmental Disclosure, Social Disclosure, dan
Governance Disclosuresecara simultan berdampak signifikan positif terhadap Nilai
Perusahaan? Ataupun berdampak signifikan negatif? Maka dari itu, Penulis tertarik untuk
melakukan penelitian berjudul “Dampak Environmental, Social, and Governance
(ESG) Disclosure terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Sub Sektor
Perbankan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia tahun 2020-2022)”.

II. LITERATURE REVIEW


Teori Stakeholder
Donaldson & Preston (1995), berpendapat bahwa Teori Stakeholder bersifat
manajerial dalam arti luas, di mana perusahaan bertanggung jawab kepada seluruh
pemangku kepentingan (Stakeholder), bukan hanya memajukan kepentingan beberapa
kelompok seperti para pemilik saham perusahaan (Stakeholder). Safriani, M. N dan
Utomo (2020), pengungkapan informasi keuangan maupun informasi non-keuangan
penting dilakukan karena para Stakeholder mengharapkan manajemen agar melaporkan
setiap aktivitas bisnis yang dilakukan oleh perusahaan. Hal ini juga sejalan dengan
pendapat Sari et al. (2017), bahwa salah satu strategi perusahaan agar dapat menjaga
hubungan baik dengan para pemangku kepentingan adalah dengan pengungkapan
Sustainability Report yang mana didalamnya menginformasikan terkait kinerja
lingkungan, sosial dan tata kelola.

3
GRI Standards
Pengukuran Pengungkapan ESG dapat ditelusuri dengan menggunakan GRI
Standards. GRI Standards atau Standar GRI merupakan sebuah upaya praktik terbaik
yang dikembangkan oleh Global Reporting Initiative (GRI) yang mengusun kerangka
kerja dalam hal pelaporan dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial kepada publik
melalui standarisasi yang diakui global (Global Reporting Initiative, 2016). Pada
pendekatan Pengungkapan ESG, perusahaan dapat menggunakan GRI 300 untuk topik
lingkungan (enviromental), GRI 400 untuk topik sosial (social), dan GRI 102 untuk topik
informasi tata kelola (governance). Teknik perhitungan Pengungkapan ESG dapat
menggunakan perbandingan jumlah indikator yang berhasil dilaporkan suatu perusahaan
dengan jumlah total indikator yang ada di setiap modul GRI untuk setiap aspek ESG.
Perhitungan ini menggunakan dummy variable degan pemberian “nilai 1” apabila
Pengungkapan (Disclosure) item diungkapkan, dan pemberian “nilai 0” apabila
Pengungkapan (Disclosure) item tidak diungkapkan.
EnvironmentalDisclosure
EnvironmentalDisclosuremerupakan bagian dari ESG Disclosure yang membahas
terkait konsumsi energi sebuah perusahaan, limbah, polusi, konservasi sumber daya alam,
dan perlakuan terhadap flora dan fauna. Indikator dari
EnviromentalDisclosureberdasarkan GRI 300 Series untuk pengungkapan Enviromental.
SocialDisclosure
SocialDisclosure merupakan bagian dari ESG Disclosure yang membahas
hubungan perusahaan dengan pihak eksternal seperti masyarakat, pemasok, kelompok
masyarakat, pembeli, dan badan hukum lain yang memiliki hubungan dengan
perusahaan. Indikator dari SocialDisclosureberdasarkan GRI 400 Series untuk
pengungkapan Social.
GovernanceDisclosure
GovernanceDisclosure merupakan bagian dari ESG Disclosure yang membahas
mengenai alur pengelolaan yang baik dan berkelanjutan pada internal perusahaan.
Indikator dari GovernanceDisclosureberdasarkan GRI 102 Series untuk pengungkapan
Governance
Nilai Perusahaan
Menurut Brigham & Houston (2019), dengan mengirimkan sinyal kepada pihak
luar dalam bentuk data keuangan terpecaya, nilai perusahaan dapat ditingkatkan dan
4
asimetri informasi dapat dikurangi, menurunkan ketidakpastian atas potensi pertumbuhan
perusahaan di masa depan. Pohan et al. (2020) berpendapat bahwa persepsi investor
terhadap emiten tercermin dalam nilai perusahaan. Nilai perusahaan dapat dipengaruhi
oleh profitabilitas, ukuran, kepemilikan institusional, serta struktur modal.Nilai
perusahaan diukur dengan rasio pasar, yaitu Price to Book Value (PBV). Price to Book
Value (PBV) menurut Sugiono (20019) menggambarkan seberapa besar pasar
menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Semakin tinggi rasio tersebut, artinya
pasar semakin percaya akan prospek perusahaan tersebut. Menurut Hani (2015), Price to
Book Value merupakan hubungan antara harga saham dan nilai buku per lembar saham,
biasanya dipakai sebagai pendekatan alternatif untuk menentukan nilai pasar suatu saham
haruslah mencerminkan nilai bukunya. Semakin tinggu nilai PBV, maka menunjukkan
nilai perusahaan semakin baik, dan sebaliknya.
Kerangka Berpikir Penelitian
Baru baru ini terjadi fenomena dimana PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatat pertumbuhan
penyaluran kredit berkelanjutan 13,1% year-on-year (yoy) menjadi Rp 694,9 triliun pada akhir tahun
2022. Hal ini memperkuat posisi BRI sebagai market leader di bidang environmental, social, and
governance (ESG). Data perseroan menunjukkan pada tahun 2020, persentase kredit berkelanjutan BRI
adalah sebesar Rp 550,4 triliun, mencapai 62,5% dari total portofolio kredit. Pada 2021, persentasenya
mencapai 65,1% dari total portofolio kredit dengan nominal senilai Rp 614,2 triliun atau tumbuh sebesar
11,6% dibandingkan tahun 2020. Kemudian pada tahun 2022 lalu kontribusinya meningkat menjadi
sebesar 67,5% terhadap total portofolio kredit.

Teori Stakeholder
Menggambarkan bahwa perusahaan harus bertanggung jawab dan dapat membangun hubungan yang
baik kepada seluruh pihak, khususnya para pemangku kepentingan dalam perusahaan tersebut.

Enviroment Social Disclosure Governanc


al (X₂) e
Disclosure Disclosure

Nil
ai
Perusahaan

5
Model Penelitian

Enviromental Disclosure
(X₁)
H₁

Social Disclosure... H₂ Nilai Perusahaan


(X₂) (Y)
H₃

Governance Disclosure
(X₃)

H₄

Keterangan :
= Pengaruh secara parsial
= Pengaruh secara simultan

Pengembangan Hipotesis
Environment Disclosure adalah pengungkapan informasi terkait pengelolaan
lingkungan oleh organisasi dalam proses produksi dan operasional secara keseluruhan.
Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Abdi et al. (2022) dan Atahau &
Kausar (2022), menemukan bahwa Enviromental Disclosure menunjukkan pengaruh
yang positif terhadap nilai perusahaan. Artinya, dengan adanya informasi terkait
lingkungan yang perusahaan publikasikan akan membantu pemangku kepentingan untuk
menilai dan mengevaluasi dampak operasi bisnis yang dilakukan perusahaan terhadap
lingkungan. Namun hal tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Kurniawan et al. (2018) yang mengemukakan bahwa Environment Disclosure memiliki
pengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.
H₁ = Environmental Disclosure berdampak positif terhadap Nilai Perusahaan

Social Disclosure adalah pengungkapan informasi terkait kinerja dan standar atau
aktivitas dalam tanggung jawab sosial perusahaan kepada para karyawan dan masyarakat
sekitarnya. Pengungkapan aspek sosial atau Social Disclosure memberikan dampak pada
impresi stakeholders terkait aktivitas perusahaan atas sumber daya manusia di sekitar
lingkungkan perusahaan. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Abdi et al. (2022) dan

6
Zhang (2020), menunjukan bahwa Social Disclosure berpengaruh positif signifikan pada
nilai perusahaaan. Namun hal tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Kurniawan et al. (2018), menunjukan bahwa pengungkapan sosial tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan
H₂ = Social Disclosure berdampak positif terhadap Nilai Perusahaan

Governance Disclosure adalah informasi mengenai kinerja dan standar atau


aktivitas dalam tata kelola perusahaan. Berdasarkan Teori Stakeholder (teori pemangku
kepentingan) yang menyatakan bahwa perusahaan dengan pengungkapan informasi
pemenuhan kepentingan berbagai pemangku kepentingan perusahaan akan mendapatkan
dukungan dan kepercayaan dari para stakeholders sehingga akan mengingkatkan citra
positif perusahaan dan juga berdampak pada nilai perusahaan. Dari hasil penelitian yang
dilakukan oleh Abdi et al. (2022) dan Zhang (2020) menunjukkan bahwa Governance
Disclosure berpengaruh positif signifikan pada nilai perusahaaan. Namun hal tersebut
tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wangi & Aziz (2023) yang
menunjukan bahwa pengungkapan Governance tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
H₃ = Governance Disclosure berdampak positif terhadap Nilai Perusahaan

Merujuk pada Teori Stakeholder yang menyatakan bahwa pengungkapan


informasi non keuangan perusahaan yaitu pengungkapan lingkungan, sosial, dan tata
kelola perusahaan dapat menjadi sinyal positif bagi investor untuk membuat penilaian
terkait baik atau tidaknya perusahaan. Perusahaan dengan ESG yang baik diartikan
bahwa setiap aktivitas atau kegiatan operasionalnya sesuai dengan standar ESG. Dengan
kinerja dan kelengkapan ESG yang baik maka perusahaan sudah memenuhi ekspektasi
dan kepentingan dari berbagai pemangku kepentingan baik internal (karyawan dan
pemegang saham) ataupun eksternal (pemerintah, lembaga terkait, dan masyarakat).
Friedman (1962) dalam Safriani & Utomo (2020) berpendapat bahwa perusahaan
memiliki tujuan utama semata-mata demi meningkatkan kekayaan pemegang sahamnya
dan tujuan non-financial akan menyebabkan penurunan efektifitas perusahaan dalam
mencapai tujuan finansialnya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Li et al. (2018) dan
Yu et al. (2018), memaparkan bahwa ESG Disclosure berpengaruh positif terhadap nilai

7
perusahaan. ESG Disclosure dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan meningkatkan
transparasi dan akuntanbilitas sehingga meningkatkan kepercayaan stakeholders. Namun
hal tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Safriani & Utomo (2020)
pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia juga menunjukan arah hubungan
yang negatif antara ESG Disclosure dan nilai perusahaan (Tobin’s Q).
H₄ = Environmental Disclosure, Social Disclosure, dan GovernanceDisclosure
secara simultan berdampak positif terhadap Nilai Perusahaan

III. METODOLOGI PENELITIAN


Populasi dan Sampel
Pada penelitian ini, menggunakan populasi yang mencakup keseluruhan perusahaan
sub sektor Perbankan Tahun 2020-2022. Sampel dipilih menggunakan teknik purposive
sampling melalui beberapa kriteria. Adapun kriteria yang digunakan, yaitu:
1. Perusahaan sub sektor Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun
2020 – 2022.
2. Perusahaan sub sektor Perbankan yang menerbitkan Annual Report di website resmi
perusahaan dan/atau Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2020 – 2022.
3. Perusahaan sub sektor Perbankan yang menerbitkan Sustainability Report di website
resmi perusahaan dan/atau Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2020 – 2022.
Data dan Sumber Data
Pada penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif karena pengumpulan data
menjadi tumpuan dan penelitian kuantitatif berperan sebagai alat untuk menganalisis
jawaban dari suatu masalah. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang
diperoleh dari website resmi perusahaan dan website Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu
www.idx.co.id. Data yang digunakan merupakan informasi annual report dan
sustainability report perusahaan sub sektor Perbankan tahun 2020-2022.
Pengukuran Variabel
Environmental Disclosure
Environmental disclosure merupakan pengungkapan suatu informasi yang
berkaitan dengan lingkungan di dalam laporan tahunan dari suatu perusahaan (Suratno
et.al., 2006). Brown dan Deegan (1998) mengatakan bahwa environmental disclosure
penting untuk dilakukan suatu perusahaan karena melalui Environmental disclosure pada
laporan tahunan perusahaan, masyarakat dapat mengetahui aktivitas-aktivitas yang

8
dilakukan oleh perusahaan dalam rangka memenuhi tanggung jawab sosialnya. Adapun
rumus yang digunakan, yaitu :
Total pengungkapan item lingkungan oleh Perusahaan
EDj=
Total item GRI 300 Series

Social Disclosure
Social disclosure mengacu pada upaya yang dilakukan oleh perusahaan untuk
memberikan informasi mengenai keterlibatan perusahaan dalam bidang sosial seperti
kebijakan karyawan, kontribusi kepada masyarakat sekitar, dan partisipasi aktif dalam
kegiatan sosial. Sosial disclosure penting untuk diungkapkan agar stakeholder dapat tahu
apa bentuk tindakan sosial perusahaan selama kerjanya. Adapun rumus yang digunakan,
yaitu :
Pengungkapan Item Sosial oleh Perusahaan
SDj=
Total Item dari GRI 400 Series
Governance Disclosure
Secara umum, para ahli dalam bidang tata kelola perusahaan (governance)
mencirikan Governance Disclosure sebagai pengungkapan informasi yang komprehensif
dan transparan terkait dengan praktik pengelolaan perusahaan. Adapun rumus yang
digunakan, yaitu :
Total Pengungkapan Item Governance oleh Perusahaa n
GDj=
Total Item dariGRI 102
Price Book Value
Price Book Value (PBV) adalah perhitungan atau perbandingan antara market
value dengan book value suatu saham (Tryfino, 2009:9). Adapun rumus yang digunakan,
yaitu :

Price Per Share


PBV =
BVS

Teknik Analisis Data


Uji Statistik Deskriptif
Uji Statistik Deskriptif merupakan analisis yang memberikan penjelasan atau
gambaran tentang sebuah data yang analisanya dapat diperoleh dari nilai maksimal, nilai
minimal, nilai mean, dan standar deviasi.

9
Uji Asumsi Klasik
Uji Asumsi Klasisk merupakan uji yang digunakan untuk menguji apakah model
regresi menunjukkan hubungan yang signifikan dan representative. Uji ini terdiri atas uji
normalitas, multikolonaritas, heterokedastisitas, dan uji autokorelasi.
Uji Koefisien Determinasi (R²)
Uji Koefisien Determinasi digunakan untuk mengukur seberapa besar
kemampuan variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen.
Uji Analisis Regresi Linear Berganda
Uji Regresi Linear Berganda merupakan pengujian data yang bertujuan menguji
pengaruh antara variabel satu dengan variabel lainnya
Uji Hipotesis
Uji Hipotesis merupakan pengujian kembali atas dugaan sementara yang telah
dibuat. Pengujian hipotesis yang digunakan adalah Uji T dan Uji F.
IV. PEMBAHASAN HASIL
Deskripsi Sampel Penelitian
Tabel 1
Rincian Sampel
Kriteria Sampel Penelitian Jumlah
Perusahaan tercatatatau konsisten selama 3 tahun 45
tercatatdari 2020 - 2022
perusahaan yang menerbitkan annual report dari 2020 - 2022 45
perusahaan yang menerbitkan Sustainability reports dari 20
2020 - 2022
Jumlah sampel penelitian 20

Analisis Statistik Deskriptif


Tabel 2
Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Enviroment 60 .03 .50 .2148 .11033
Sosial 60 .11 .61 .3310 .11990
Governance 60 .05 1.00 .3228 .26577
PBV 60 .33 5.22 1.4977 1.13613
Valid N (listwise) 60

10
Tabel 2,
menjelaskan bahwa jumlah data (N) pada penelitian ini sebanyak 60 data. Variabel
Environment (X1) memiliki nilai berkisar antara 0,03-0,5 dengan nilai mean sebesar
0,2148 dan nilai std. deviation sebesar 0,11033. Variabel Sosial (X2) memiliki nilai
berkisar antara 0,11-0,61 dengan nilai mean 0,3310 dan nilai std deviation sebesar
0,11990. Variabel Governance (X3) memiliki nilai berkisar antara 0,05-1 dengan nilai
mean 0,3228 dan nilai std deviation sebesar 0,26577. Dan terakhir variabel Price Book
Value (Y) memiliki nilai berkisar antara 0,33-5,22 dengan nilai mean 1,4977 dan untuk
nilai std deviation sebesar 1,13613.

Uji Asumsi Klasik


 Uji Normalitas
Tabel 3
Hasil Uji Histogram

Tabel 3 Uji Histogram menggambarkan grafik batang berada di garis kurva dan berada di
tengah, yang menandakan bahwa data tersebut lulus uji histogram.

11
 Uji Multikolinearitas
Tabel 4
Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 Enviroment .825 1.213

Sosial .832 1.202


Governance .910 1.099
a. Dependent Variable: PBV

Tabel 4 menunjukan Variabel X1, X2, dan X3 pada bagian VIF memiliki nilai dibawah
10 yaitu 1,213, 1,202, 1,099 dan nilai tolerance diatas 0,1 yaitu 0,825, 0,832, 0,910. Maka
hal ini menandakan bahwa data tersebut telah lolos uji multikolinearitas.

 Uji Heteroskedastisitas
Tabel 5
Hasil Uji Heteroskedastisitas

12
Tabel 5,
Uji Heteroskedastisitas menggambarkan grafik scatterplot, Tidak menunjukkan pola
tertentu dan tersebar, yang menandakan bahwa data tersebut lulus Uji
Heteroskedastisitas.
 Uji Autokorelasi
Tabel 6
Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb
Mode R Adjusted R Std. Error of Durbin-
l R Square Square the Estimate Watson
1 .288a .083 .034 1.11678 2.317
a. Predictors: (Constant), Governance, Sosial, Enviroment
b. Dependent Variable: PBV

Tabel 6,
Menggunakan Durbin Watson untuk menentukan Data terpengaruh atau tidak terhadap
Autokorelasi. Dinyatakan Nilai Durbin-Watson (d) sebesar 2,317 lebih besar dari batas
atas (du) yakni 1.6889 dan lebih dari dari (4-du) 4-1.6889 = 2,311. Maka sebagaimana
dasar pengambilan keputusan dalam uji durbin watson di atas, dapat disimpulkan bahwa
terdapat ketidakpastian kesimpulan maka akan dilanjutkan dengan penggunaan Runt Test
untuk mengetahui gejala autokorelasi .
Tabel 7

Runs Test
Unstandardiz
ed Residual
Test Valuea -.26104
Cases < 30
Test Value
Cases >= 30
Test Value
Total Cases 60
Number of 38
Runs

13
Z 1.823
Asymp. Sig. .068
(2-tailed)
a. Median

Berdasarkan output SPSS diatas, diketahui nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,068
lebih besar > dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala atau masalah
autokorelasi. Dengan demikian, masalah autokorelasi yang tidak dapat terselesaikan
dengan durbin Watson dapat teratasi melalui uji run test sehingga analisis regresi linear
dapat dilanjutkan.

Uji Koefisien Determinasi


Tabel 8
Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Std. Error of the


Model R R Square Adjusted R Square Estimate
a
1 .288 .083 .034 1.11678

a. Predictors: (Constant), Governance, Sosial , Enviroment

b. Dependent Variable: PBV

Tabel 5,
menunjukan nilai Adjusted R Square sebesar 0,034 (3,4%). Artinya seluruh variabel
independen dapat mempengaruhi perubahan variabel dependen sebesar 0,034 (3,4%)
sedangkan sisanya 96,6% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang berasal dari luar
variabel yang diteliti.

14
Uji Analisis Regresi Linear Berganda
Tabel 9
Hasil Uji Regresi Linear Berganda

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 2.053 .453 4.537 .000
Enviroment -3.032 1.451 -.294 -2.089 .041
Sosial -.086 1.330 -.009 -.064 .949
Governance .384 .573 .090 .670 .505
a. Dependent Variable: PBV

Y =a+b 1. x 1+b 2. x 2+ b 3. x 3
¿ 2.053+ (−3.032 ) + (−0.086 ) +0.384
1. Nilai a sebesar 2.053 merupakan konstanta atau keadaan saat variabel loyalitas
konsme belum dipengaruhi oleh variabel lainnya yaitu Enviroment,Sosial dan
Governance. Jika variabel independen tidak ada maka variabel PBV tidak mengalami
perubahan
2. B1(nilai koefisien X1) sebesar (-3.032) menunjukkan bahwa variabel Enviroment
mempunyai pengaruh negatif terhadap Price Book Value(PBV), dimana setiap
kenaikan 1 satuan variabel harga maka akan mempengaruhi PBV sebesar (-3.032),
dengan asumsi bahwa variabel lain tidak diteliti dalam penelitian ini.
3. B2(nilai koefisien X2) sebesar (-0.082) menunjukkan bahwa variabel Sosial
mempunyai pengaruh negatif terhadap Price Book Value(PBV), dimana setiap
kenaikan 1 satuan variabel harga maka akan mempengaruhi PBV sebesar (-0.082),
dengan asumsi bahwa variabel lain tidak diteliti dalam penelitian ini.
4. B3(nilai koefisien X3) sebesar (0.384) menunjukkan bahwa variabel Sosial
mempunyai pengaruh positif terhadap Price Book Value(PBV), dimana setiap
kenaikan 1 satuan variabel harga maka akan mempengaruhi PBV sebesar (0.384),
dengan asumsi bahwa variabel lain tidak diteliti dalam penelitian ini.

15
Uji Hipotesis
 Uji T
Tabel 10
Hasil Uji T
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 2.053 .453 4.537 .000
Enviroment -3.032 1.451 -.294 -2.089 .041
Sosial -.086 1.330 -.009 -.064 .949
Governance .384 .573 .090 .670 .505
a. Dependent Variable: PBV

Tabel 7 menunjukan :
 Pengujian Hipotesis Pertama (H1)
Diketahui nilai signifikansi untuk pengaruh X1 terhadap Y adalah sebesar
0.41>0.05 dan nilai t hitung -2.089 , sehingga dapat disimpulkan bahwa H1
ditolak yang berarti tidak terdapat pengaruh X1 terhadap Y.

 Pengujian Hipotesis Kedua (H2)


Diketahui nilai signifikansi untuk pengaruh X1 terhadap Y adalah sebesar
0.949>0.05 dan nilai t hitung -0.64 2 < t_tabel 2.0030 , sehingga dapat
disimpulkan bahwa H2 ditolak yang berarti tidak terdapat pengaruh X2 terhadap
Y.
 Pengujian Hipotesis Ketiga (H3)
Diketahui nilai signifikansi untuk pengaruh X3 terhadap Y adalah sebesar
0.505>0.05 dan nilai t hitung 0.670 < t_tabel 2.0030 , sehingga dapat disimpulkan
bahwa H3 ditolak yang berarti tidak terdapat pengaruh X3 terhadap Y.

16
 Uji F (Uji Simultan)
Tabel 11
Hasil Uji F

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 6.313 3 2.104 1.687 .180b
Residual 69.843 56 1.247
Total 76.156 59
a. Dependent Variable: PBV
b. Predictors: (Constant), Governance, Sosial , Enviroment

Tabel 8 menunjukan nilai Sig. 0,180 lebih besar dari 0,05 dan nilai F hitung sebesar
1,687 lebih kecil dari F tabel sebesar 3.16. Maka X1, X2, dan X3 secara simultan tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap Y.

V. KESIMPULAN

17
DAFTAR PUSTAKA
Abdi, Y., Li, X., & Càmara-Turull, X. (2021). Exploring The Impact of Sustainability (ESG) Disclosure
on Firm Value and Financial Performance (FP) in Airline Industry: The Moderating Role of Size
and Age. Environment, Development and Sustainability, 24(4), 5052–5079.
https://doi.org/10.1007/s10668-021-01649-w
Adhi, R. E., & Cahyonowati, N. (2023). PENGARUH ENVIRONMENTAL, SOCIAL, AND
GOVERNANCE DISCLOSURE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN UKURAN
PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI (Studi Empiris Perusahaan Non-
Keuangan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2019-2021). Diponegoro Journal of Accounting, 12(3).
Berita CNBC
Fuadah, L. L., Mukhtaruddin, M., Andriana, I., & Arisman, A. (2022). The Ownership Structure, and the
Environmental, Social, and Governance (ESG) Disclosure, Firm Value and Firm Performance:
The Audit Committee as Moderating Variable. Economies, 10(12).
https://doi.org/10.3390/economies10120314
Kurniawan, T., Sofyani, H., &Rahmawati, E. (2018). Pengungkapan Sustainability Report dan Nilai
Perusahan: Studi Empiris di Indonesia dan Singapura. Kompartemen: Jurnal Ilmiah Akuntansi,
16(1). https://doi.org/10.30595/kompartemen.v16i1.2100
Mahfuzhah, A. H. (2022). Pengaruh Environmental Social Governance (ESG) Disclosure Terhadap Nilai
Perusahaan (Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di IDX ESG Leaders Tahun 2016-2020: Sebelum
Dan Semasa Pandemi Covid-19) (Doctoral dissertation, STIE Indonesia Banking School).
Melinda, A., & Wardhani, R. (2020). THE EFFECT OF ENVIRONMENTAL, SOCIAL,
GOVERNANCE, AND CONTROVERSIES ON FIRMS’ VALUE: EVIDENCE FROM ASIA.
In International Symposia in Economic Theory and Econometrics (Vol. 27, pp. 147–173).
Emerald Publishing. https://doi.org/10.1108/S1571- 038620200000027011
Putri, H. K. (2019). Pengaruh Environmental, Social, Governance (ESG) Disclosure Terhadap Nilai
Perusahaan. 16-20.
Safriani, M. N., & Utomo, D. C. (2020). Pengaruh Environmental, Social, Governance (Esg) Disclosure
Terhadap Kinerja Perusahaan. Diponegoro Journal of Accounting, 9(3).
Wangi, G. T., & Aziz, A. (2023). Analisis Pengaruh ESG Disclosure, Likuiditas, Dan Profitabilitas
Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Indeks ESG Leaders. IKRAITH-
EKONOMIKA, 6(3), 44-53.
Wangi, G. T., & Aziz, A. (2023). Analisis Pengaruh ESG Disclosure, Likuiditas, Dan Profitabilitas
Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Indeks ESG Leaders. IKRAITH-
EKONOMIKA, 6(3), 44-53.
Zhang, F., Qin, X., & Liu, L. (2020). The interaction effect between ESG and green innovation and its
impact on firm value from the perspective of information disclosure. Sustainability, 12(5), 1866.

18

Anda mungkin juga menyukai