KERANGKA BERFIKIR
Perusahaan yang melakukan aktivitas CSR secara berkala, tentunya akan membuat
kesan positif bagi perusahaan dalam jangka panjang. Dalam hal ini perusahaan dapat
meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap produk perusahaan sehingga reputasi
perusahaan juga meningkat di mata masyarakat, jadi masyarakat akan berkeinginan membeli
produk perusahaan. Semakin meningkat tanggung jawab perusahaan (CSR) terhadap
lingkungan maka semakin meningkatkan Nilai Perusahaan di mata masyarakat, dan inipun
akan menarik investor untuk menanamkan modalnya ke perusahaan, sehingga tercipta
keberlanjutan perusahaan. Berdasarkan beberapa pernyataan di atas, secara skematis
kerangka berfikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Corporate Social
Nilai Perusahaan
Responsibility
(Y)
(X)
1. Stakeholder Theory
Menurut Wati (2019) dalam Loekito et al. (2021), Stakeholder Theory merupakan
kumpulan kebijakan dan praktik yang berhubungan dengan stakeholder, nilai-nilai,
pemenuhan ketentuan hukum, penghargaan masyarakat dan lingkungan, serta komitmen
dunia usaha untuk berkontribusi dalam pembangunan secara berkelanjutan. Perusahaan
harus menjaga hubungan yang baik terhadap stakeholder serta mendudukinya dalam
menentukan kebijakan dan pengambilan keputusan yang dapat mendukung tujuan
perusahaan. CSR dapat dijadikan sebagai strategi perusahaan terkait dampak sosial dan
lingkungan yang muncul karena adanya aktivitas perusahaan. Jika pengungkapan CSR
oleh perusahaan semakin meningkat maka tata kelola perusahaan akan semakin
membaik.
2. Signalling Theory
Informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan signal bagi
investor dalam pengambilan keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut
mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu
pengumuman tersesbut diterima oleh pasar. Saat informasi diumumkan dan semua
pelaku pasar sudah menerima informasi tersebut, terlebih dahulu pelaku pasar
menginterpretasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai signal baik (good
news) atau signal buruk (bad news). Jika merupakan signal baik bagi investor maka
terjadi perubahan dalam volume perdagangan saham (Sholehah, 2014) dalam
Widyaningsih (2018). Perusahaan akan mengungkapkan suatu informasi jika informasi
tersebut dapat meningkatkan Nilai Perusahaan. Hal ini sesuai dengan teori sinyal, dimana
perusahaan akan memberikan sinyal kepada pihak luar, baik itu investor maupun
masyarakat berupa informasi yang menunujukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki
kinerja yang lebih baik dibandingkan perusahaan lain (Rustiarini, 2010). CSR dalam hal
ini diharapkan dapat memberikan sinyal positif kepada para investornya, karena laporan
ini akan menunjukkan bahwa perusahaan juga memiliki kepedulian dan rasa tanggung
jawab kepada lingkungan dan investornya (Kusumadilaga, 2010) dalam Irmalasari et al.
(2022).
HIPOTESA
OPERASIONAL VARIABEL
Dalam penelitian ini digunakan dua variabel yaitu Variabel Dependen (Y) dan
Variabel Independen (X). Variabel Dependen (Y) dalam penelitian ini adalah Nilai
Perusahaan. Untuk mengukur Nilai Perusahaan digunakan pendekatan Market Value Added
(MVA) dengan rumus sebagai berikut:
MVAn−MVAn−1
MVA =
MVAn
Keterangan:
Keterangan:
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik
deskriptif dan analisis asumsi klasik. Hal ini dilakukan untuk menguji kelayakan data yang
digunakan. Sedangkan untuk menguji hipotesa digunakan analisis regresi linier sederhana.
Analisi regresi linier sederhana didasarkan pada hubungan fungsional atau kausal antara satu
variabel dependen dengan satu variabel independen (Sugiyono, 2015). Persamaan regresi
linier sederhana yang digunakan adalah sebagai berikut:
Y = α + βX1 + e
Keterangan:
Y = Nilai Perusahaan
Α = Konstanta
Β = Koefisien regresi CSR
X = CSR
E = Error
Dalam pengujian hipotesis dengan regresi linear sederhana terdapat beberapa analisis
yang dilakukan yaitu analisis Koefisien Determinasi ( R2) yang digunakan untuk mengukur
seberapa besar kemampuan variabel independen dalam mempengaruhi variabel dependen
(Sugiyono, 2017). Semakin besar nilai ( R2) maka semakin besar pula kemampuan variabel
independen dalam mempengaruhi variabel dependen.
A. Analisa Deskriptif
Tabel 1.
Descriptive Statistics
Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation
Nilai_Perusahaan 18 -2.78 2.49 .0022 1.22418
CSR 18 .19 .42 .2867 .07096
Valid N (listwise) 18
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2023.
Nilai CSR terendah pada perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di BEI pada
periode tahun 2017-2022 adalah sebesar 19% dimiliki oleh PT Inti Bangun Sejahtera Tbk.
pada tahun 2021. Nilai CSR tertinggi sebesar 42% dimiliki oleh PT First Media Tbk. pada
tahun 2021 dan 2022. Rata-rata Nilai CSR yang dimiliki oleh perusahaan telekomunikasi
yang terdaftar di BEI pada periode tahun 2017-2022 adalah sebesar 28.7 %. Sedangkan
nilai sebaran datanya lebih kecil yaitu 7.1 %. Nilai sebaran data yang lebih kecil dari nilai
rata-rata menunjukkan bahwa perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di BEI pada
periode tahun 2017-2022 tidak memiliki variasi yang luas dalam melakukan CSR.
B. Uji Normalitas Data
Tabel 2.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 18
Normal Mean .0000000
Parametersa,b Std.
1.10064361
Deviation
Most Extreme Absolute .155
Differences Positive .093
Negative -.155
Test Statistic .155
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2023.
Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji non-
parametik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui
apakah nilai residual berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas pada tabel 3
menunjukkan bahwa nilai signifikasi (Sig.) sebesar 0,200 atau lebih besar dari α (0,05)
artinya nilai residual data berdistrubusi normal dan layak untuk dilanjutkan melalui
proses pengujian selanjutnya.
C. Uji Heteroskedastisitas
D. Uji Autokorelasi
Tabel 3.
Runs Test
Unstandardized
Residual
Test Valuea -.11018
Cases < Test Value 9
Cases >= Test Value 9
Total Cases 18
Number of Runs 9
Z -.243
Asymp. Sig. (2-tailed)
.808
Uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan Runs Test. Uji ini dilakukan
untuk mengetahui adanya korelasi antara residual satu observasi dengan residual lain
yang diurutkan berdasarkan waktu dan ruang. Hasil uji autokorelasi pada tabel 3
menunjukkan bahwa nilai signifikasi (Sig.) sebesar 0,808 atau lebih besar dari α (0,05)
artinya nilai residual data tidak terjadi gejala autokorelasi.
E. Uji Koefisien Determinasi
Tabel 4.
Model Summaryb
Hasil uji Koefisien Determinasi pada tabel di atas menunjukkan bahwa 14.1%
Nilai Perusahaan dipengaruhi oleh Corporate Social Responsibility (CSR). Sedangkan
85,9% lainnya Nilai Perusahaan dipengaruhi oleh variabel independen lain yang tidak
dibahas dalam penelitian ini.
Tabel 5.
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 2.167 1.143 1.896 .076
CSR -7.552 3.878 -.438 -1.948 .069
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2023.
Y = 2.167 – 7.552X + e
Hasil pengujian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Puspaningrum
(2017) yang menyatakan bahwa pengungkapan CSR oleh perusahaan tidak akan
membuat stakeholder untuk memberikan dukungan yang penuh dalam meningkatkan
kinerja dan pencapaian laba yang diharapkan oleh perusahaan. Selain itu, CSR tidak
memberikan sinyal positif kepada para stakeholdernya karena stakeholder tidak melihat
CSR sebagai penentu pengambilan keputusan dalam menanamkan modalnya karena
masih ada aspek lain yang mendorong kegiatan investasi. Oleh karena itu, CSR tidak
mampu untuk meningkatkan nilai perusahaan.
REFERENSI
Irmalasari, et al. 2022. Pengaruh Good Corporate Governance (GCG), dan Corporate Social
Responsibility (CSR) Terhadap Nilai Perusahaan dengan Ukuran Perusahaan dan
Leverage Sebagai Variabel Kontrol. Jurnal Akuntansi, Perpajakan, dan Auditing.
3(2): 443-460.
Loekito, et al. 2021. Analisis Pengaruh Corporate Social Responsibility, Ukuran Perusahaan,
dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2017-2019. BALANCE: Jurnal Akuntansi,
Auditing dan Keuangan. 18(1):01-26.