Anda di halaman 1dari 32

Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Kinerja Keuangan dengan

Manajemen Laba Sebagai Variabel Moderasi di Perusahaan Sektor Pertambangan dan


Infrastruktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Disusun oleh:

Kelompok 9

Kezia Janice Agustine (12019000246 / 2019-0102-0021)

Glenn Leonardo (12019000027 / 2019-0102-0013)

Jessica Vania Jordan (12019000559 / 2019-0102-0051)

Michelle Angela (12019000710 / 2019-0102-0033)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA JAKARTA

2022
ABSTRAK

Penelitian ini memiliki tujuan untuk membuktikan apakah Corporate Social Responsibility
(CSR) berpengaruh terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan Return on Equity
(ROE) dengan manajemen laba yang diproksikan dengan Discretionary Accrual (DA)
sebagai variabel moderasi di perusahaan sektor pertambangan dan infrastruktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2018 sampai 2021. Metode penentuan sampel yang
digunakan adalah purposive sampling dengan sampel sebanyak 20 perusahaan dari
perusahaan sektor pertambangan dan infrastruktur. Teknis analisis data yang digunakan
adalah moderated regression analysis (MRA). Kesimpulan yang didapatkan berdasarkan
hasil analisis, Corporate Social Responsibility (CSR) memiliki pengaruh yang positif dan
juga signifikan terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROE yang berarti dengan
perusahaan melakukan kegiatan pengungkapan CSR maka pengembalian atas aset dan laba
perusahaan akan meningkat. Manajemen laba yang diproksikan dengan DA tidak
memoderasi pengaruh CSR terhadap kinerja keuangan, maka dapat dikatakan bahwa dalam
penelitian ini manajemen laba bukanlah variabel moderasi antara CSR dan kinerja keuangan.

Kata kunci: CSR, Kinerja Keuangan, ROE, Manajemen Laba, DA


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Suatu perusahaan tentunya perlu memiliki kegiatan Corporate Social Responsibility
(CSR) hal ini tertuang dalam UU No. 40 Tahun 2007 yang berisi mengenai Perseroan
Terbatas serta PP No.47 Tahun 2012 yang berisi menegnai tanggung jawab sosial dan
lingkungan perseroan terbatas.
Menurut Committee Draft ISO 26000 dalam (Septiana, 2012), jangkauan CSR
meliputi beberapa hal, mulai dari tata kelola organisasi hingga praktik ketenagakerjaan,
lingkungan, praktik operasi yang adil, konsumen, serta pelibatan dan pengembangan
masyarakat. Perusahaan yang memberlakukan CSR dapat menarik banyak investor. Selain
itu, biaya modal juga lebih rendah dan reputasi dan kinerja keuangan perusahaan juga lebih
baik (Esteban-Sanchez et al., 2017). Dengan adanya CSR, diharapkan mampu memberikan
opini yang baik bagi para pemangku kepentingan sehingga dengan begitu, kinerja perusahaan
dapat ditingkatkan.
Meskipun sudah banyak peneliti yang mengkaji pengaruh CSR, tetapi hasil
penelitiannya masih tidak konsisten. Sebagian peneliti membeberkan hasil bahwa CSR
mempengaruhi secara positif kinerja perusahaan, seperti yang dilakukan oleh (Cho & Patten,
2007) (Kamatra & Kartikaningdyah, 2015); (Mahrani & Soewarno, 2018); (Simaremare &
Gaol, 2018); Akben-Selcuk (2019); (Cho & Patten, 2007). Penelitian lain yang dilakukan
oleh (Cyrus & Oyenge, 2017) dan (Parengkuan & Lambey, 2017) memberikan hasil bahwa
CSR sendiri tidak memiliki pengaruh pada kinerja perusahaan. Dengan adanya ketidak
konsistenan ini, berarti dalam kajian ini terdapat variabel lain yang dapat berpengaruh dalam
materi ini. Variabel ini adalah manajemen laba (Mahrani & Soewarno, 2018).
Berdasarkan penelitian sebelumnya oleh (Jayastini & Wirajaya, 2016), CSR
berpengaruh positif pada kinerja keuangan. Hasil dari penelitian ini menyebutkan bahwa
semakin luasnya pengungkapan CSR dapat menyebabkan peningkatan kinerja keuangan
perusahaan.
Schipper dalam (Anggraeni & Hadiprajitno, 2013) menegaskan bahwa manajemen
laba merupakan kondisi yang mana manajemen perusahaan mengintervensi pada saat proses
menyusun laporan keuangan oleh pihak eksternal yang dapat berpengaruh seperti meratakan
laba, menaikan laba dan menurunkan laba. Manajemen laba sendiri adalah suatu faktor yang
berpengaruh atas laporan keuangan dan kredibilitasnya, selain itu hal ini juga dapat
menambah bias dan mengganggu pengguna laporan keuangan. Manajemen laba sendiri akan
diberlakukan pada saat suatu perusahaan tidak mampu mencapai target yang awalnya sudah
diperkirakan terkait laba.
Menurut (Jayastini & Wirajaya, 2016), meskipun resmi dan terlihat meyakinkan,
nyatanya perusahaan dapat dirugikan karena manajemen laba. Kerugian ini antara lain
hilangnya dukungan oleh stakeholder yang pada akhirnya dapat meningkatkan kewaspadaan
serta rasa curiga dari shareholder serta stakeholder lainnya. Menurut (Cespa & Cestone,
2011), apabila terbukti manajemen laba dilakukan oleh perusahaan, ada peluang manajer
perusahaan akan merencanakan suatu skema atas pengungkapan CSR sehingga stakeholder
menjadi lebih percaya. Perusahaan dapat menjunjung skema ekonomi dan menjaga
lingkungan yang berkelanjutan sebagai bentuk dalam kesejahteraan masyarakat.
Penelitian pengaruh pengungkapan CSR terhadap manajemen laba telah dilakukan
oleh beberapa penelitian sebelumnya. Peneliti-peneliti tersebut adalah (Mohmed et al, 2020),
(Aziz & Faisol, 2018), serta (Fauziah & Marissan, 2014) yang dalam hasil penelitiannya
memeperlihatkan hubungan yang positif antara CSR dan manajemen laba. Tetapi, ada juga
beberapa penelitian yang malah memberikan hasil sebaliknya. Peneliti-peneliti tersebut
adalah (Amar & Chakorun, 2017), (Aditya & Juniarti, 2016), serta (Wulandari, 2015) yang
menunjukkan hasil bahwa CSR berpengaruh negatif terhadap manajemen laba.
Dalam penelitian sebelumnya oleh (Jayastini & Wirajaya, 2016), manajemen laba
tidak terbukti sebagai variabel pemoderasi yang mempengaruhi CSR dengan kinerja
keuangan. Hal ini terkait dengan pengungkapan CSR yang bersifat mandatory disclosure.
Terkait dengan penelitian ini, dinyatakan bahwa CSR memang diharuskan ada bagi
perusahaan manufaktur sehingga manajemen laba bukan digunakan untuk pertahanan diri
untuk meningkatkan kinerja keuangan.

Penelitian kali ini akan menganalisis hubungan antara CSR pada kinerja keuangan
dengan manajemen laba sebagai pemoderasi sesuai dengan penelitian (Gonçalves et al.,
2021). Namun, penelitian ini akan berfokus pada perusahaan sektor infrastruktur dan
pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2018 sampai 2021.
Alasan pemilihan kedua sektor ini adalah karena kedua sektor ini memiliki keterikatan
dengan lingkungan sehingga tentunya pada sektor – sektor ini akan membantu penelitian.
1.2 Rumusan dan Pembatasan Masalah

Batasan masalah yang akan diteliti pada penelitian ini adalah sektor perusahaan
pertambangan dan infrastruktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2018-2021

1. Bagaimana pengaruh CSR terhadap kinerja perusahaan


2. Bagaimana pengaruh manajemen laba dalam hubungan CSR dan kinerja perusahaan

1.3 Tujuan Penelitian

Berikut adalah tujuan dari pembuatan laporan penelitian atas perusahaan sektor
pertambangan dan infrastukrur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2018-
2021

1. Menganalisis pengaruh CSR pada kinerja perusahaan


2. Menganalisis pengaruh manajemen laba dalam hubungan CSR dan kinerja perusahaan

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat untuk:

a. Menyumbangkan pemikiran dan hasil penelitian terbaru berdasarkan riset gap


penelitian-penelitian terdahulu.
b. Menjadi referensi bagi penelitian - penelitian di masa yang akan datang terkait
topik CSR, kinerja keuangan, serta manajemen laba.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti

Mendapat wawasan dan pengetahuan baru terkait topik yang diteliti.

a. Bagi Pembaca

Mendapat hasil penelitian terbaru dan menjadi tolak ukur bagi penelitan -
penelitian lainnya
1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam proposal penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bagian pendahuluan diisi dengan latar belakang masalah, rumusan masalah,


tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bagian ini menggambarkan Corporate Social Responsibility (CSR), kinerja


keuangan perusahaan dan manajemen laba, tinjauan pustaka, model penelitian,
serta hipotesis

BAB III METODE PENELITIAN

Bagian ini menjelaskan tentang populasi dan sampel, operasional dan


pengukuran variabel, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, dan
teknik analisis data

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN


Bagian ini menjelaskan tentang gambaran umum objek penelitian, statistik
deskriptif, analisis hasil penelitian, dan pembahasan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN


Bagian ini menjelaskan tentang kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran
BAB II

TELAAH LITERATUR

2.1 Kerangka Teoritis

2.1.1 Teori Stakeholder

Menurut (Deegan & Unerman, 2011), teori stakeholder dibagi menjadi dua.
Pertama, sebagai pemangku kepentingan etis, semua pemangku kepentingan berhak
diperlakukan dengan adil oleh perusahaan, tanpa melihat pengaruh yang mereka
berikan. Kedua adalah pemangku kepentingan manajerial yang menganggap bahwa
perusahaan harus berusaha keras dalam mengelola hubungannya dengan pemangku
kepentingan yang penting bagi perusahaan. Perusahaan akan lebih fokus kepada
stakeholder yang memiliki kontrol yang tinggi atas sumber daya perusahaan.
Pemenuhan kebutuhan para pemangku kepentingan adalah ciri perusahaan yang
sukses (Deegan & Unerman, 2011).

2.1.2 Teori Legitimasi

Legitimasi menurut (Ghozali & Chariri, 2014) adalah hal yang penting
menurut perusahaan. Oleh karena itu, jika ada kesenjangan nilai perusahaan dan nilai
sosial masyarakat atau biasa disebut legitimacy gap, hal itu akan mempengaruhi
kelangsungan bisnis perusahaan. Perusahaan harus berusaha beradaptasi dengan nilai-
nilai yang melekat di masyarakat sehingga dapat meminimalisir legitimacy gap dan
perusahaan dapat bertahan dengan dukungan dan pengakuan dari masyarakat (van de
Burgwal & Vieira, 2014). Dengan adanya persepsi tersebut, perusahaan harus lebih
peduli terhadap masyarakat serta lingkungan sekitarnya agar dapat melakukan
pengungkapan lingkungan terhadap laporan tahunan perusahaan (Cho & Patten,
2007).

2.1.3 Corporate Social Responsibility

Undang-undang Perseroan Terbatas No.40 tahun 2007 pasal 1 ayat 3


menjelaskan jika tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah komitmen dari
perusahaan dalam upaya peningkatan kualitas hidup dan kualitas lingkungan dengan
cara berkontribusi dalam pembangunan ekonomi keberlanjutan. Menurut (Wibisono,
2007), CSR beroperasi secara etis yaitu dengan cara seminimal mungkin memberi
dampak negatif dan semaksimal mungkin memberi dampak positif dalam tiga aspek
atau biasa disebut triple bottom line (ekonomi, sosial, lingkungan) dalam rangka
pembangunan keberlanjutan.

Menurut (Joko Prastowo, 2011), wajar apabila perusahaan melakukan CSR


sebagai upaya perusahaan untuk “membersihkan” keuntungan besar yang mereka
terima. Seperti diketahui, banyak hal yang dilakukan suatu perusahaan guna
memperoleh keuntungan, baik disengaja maupun tidak, terkadang merugikan pihak
lain. Dikarenakan banyak dampak yang dihasilkan oleh perusahaan dari kegiatan yang
bisnisnya baik itu positif atau negatif, maka tugas perusahaan adalah membuat
keadaan menjadi lebih baik bagi mereka yang terkena dampaknya.

Jadi, CSR merupakan tanggung jawab perusahaan pada masyarakat yaitu


dengan memberikan dampak positif atas kegiatan yang dilakukan perusahaan. Hal ini
juga dilakukan untuk mencapai tujuan keberlanjutan.

Menurut (Hadi, 2011), ada 3 prinsip dari CSR. Pertama, sustainability yang
berkaitan dengan cara perusahaan mengelola bisnisnya dengan tetap
mempertimbangkan keberlanjutan untuk masa depan. Kedua, accountability yang
berkaitan dengan usaha perusahaan untuk senantiasa bertanggung jawab dan terbuka
mengenai semua kegiatan bisnisnya. Prinsip ini dapat menjadi media bagi perusahaan
dalam membangun citra kepada pemangku kepentingan. Ketiga, transparancy yang
berhubungan dengan pelaporan seluruh aktivitas perusahaan dan dampaknya kepada
pihak ketiga terkait atau eksternal. Ini sangat penting untuk pihak eksternal, terutama
seluruh informasi dan tanggung jawab terkait lingkungan.

2.1.4 Kinerja Keuangan

(Fahmi, 2017) menggambarkan kinerja keuangan sebagai kondisi keuangan


perusahaan, artinya hasil yang sudah dicapai perusahaan selama melakukan kegiatan
bisnisnya. Kinerja keuangan juga dapat dideskripsikan sebagai kegiatan menganalisis
guna mengetahui sudah seberapa jauh perusahaan menerapkan petaturan pelaksanaan
keuangan dan menggunakanya secara akurat.
Menurut (Kurniasari, 2014), kinerja keuangan merupakan keberhasilan di
bidang finansial yang dapat digapai oleh perusahaan dan tercatat dalam laporan
keuangan perusahaan. Dengan alat analisis, sangat dimungkinkan jika kinerja
keuangan dievaluasi. Jadi, kinerja keuangan adalah kemampuan perusahaan di bidang
keuangan untuk mengelola dan melacak seberapa efisien dan tepat perusahaan
menggunakan sumber dayanya sesuai dengan peraturan pelaksanaan keuangan.

Ada banyak kinerja keuangan yang kita kenal. Penelitian ini membahas
tentang Return on Equity (ROE). Sugiono dalam (Winarno, 2019) menjelaskan bahwa
ROA adalah rasio tingkat pengembalian seluruh aktiva setelah bunga dari pajak atau
rasio yang mewakili efisiensi uang yang dikeluakan oleh perusahaan. Pengembalian
aset yang tinggi menunjukan bahwa perusahaan dapat memperoleh manfaat dari
penggunaan asetnya secara tepat. Sedangkan, ROE menunjukkan seberapa efesien
perusahaan dalam pengelolaan modalnya dan mengukur tingkat pengembalian
investasi pemilik modal dan pemegang saham. Semakin besar persentase ini, maka
akan makin baik pula untuk perusahaan. Sugiono dalam (Putri, 2019) mengungkapkan
bahwa ROE mengukur tingkat pengembalian perusahaan atas total modal yang
tersedia. Selain itu, untuk mengukur keberhasilan bisnis yang dilakukan oleh
pemegang saham, ROE dapat menjadi salah satu item yang digunakan.

2.1.5 Manajemen Laba

Wirakusuma dalam (Dewi, 2018) menjelaskan bahwa manajemen laba sengaja


dilakukan dengan mengikuti standar akuntansi keuangan dengan cara melaporkan
pendapatan di tingkat tertentu. Schipper dalam (Anggraeni & Hadiprajitno, 2013)
mengatakan bahwa manajemen laba merupakan keadaan di mana manajemen dapat
mengintervensi rangkaian pelaporan keuangan dengan cara meningkatkan, meratakan,
dan menurunkan pendapatan.

Menurut (Susanti, 2009), manajemen laba adalah intervensi dalam pembuatan


laporan keuangan untuk menghasilkan keuntungan bagi diri sendiri. Manajemen laba
dapat mengurangi keandalan laporan keuangan, dan manajemen laba membuat bias
dalam laporan keuangan menjadi lebih buruk sehingga dapat menjadi penghalang bagi
para pengguna laporan yang mempercayai jika angka pendapatan yang tertera di
laporan keuangan adalah benar atau tidak direkayasa. Jadi, manajemen laba
merupakan kegiatan perusahaan yang merekayasa data pada laporan keuangan dalam
membuat laporan keuangan yang bertujuan menguntungkan pribadi, seperti
menaikkan ataupun menurunkan laba perusahaan yang tercatat dalam laporan
keuangan.

Menurut (Melinda Majid et al., 2020), manajemen laba terbagi menjadi


manajemen laba riil dan manajemen laba akrual. Manajemen laba akrual adalah
manajemen laba yang merekayasa disrectionary accrual dan tidak berpengaruh
langsung pada arus kas dan biasanya dilakukan di akhir periode akuntansi.
Sedangkan, manajemen laba riil adalah manajemen laba yang merekayasa laba
aktivitas riil yaitu dengan melakukan kegiatan bisnis biasa selama periode berjalan.
(Roychowdhury, 2006) mengatakan bahwa ada tiga cara yang dapat dilakukan di
manajemen laba riil yaitu, manipulasi penjualan dan produksi yang berlebihan.

2.2 Tinjauan Pustaka

Nama Penulis (Tahun Variabel Hasil Penelitian


Penelitian)

(Kamatra & Kartikaningdyah, X: Corporate social CSR dan pengukuran akuntansi


2015) responsibility kinerja keuangan berhubungan
Y: Financial performance positif. CSR dan pengukuran
kinerja keuangan berbasis pasar
berhubungan negatif. Hal tersebut
menandakan bahwa CSR akan
berpengaruh positif terhadap laba
perusahaan. Selain itu, CSR akan
memiliki pengaruh yang negatif
terhadap return saham di masa
mendatang

(Mahrani & Soewarno, 2018)\ X1: Corporate social Cara kerja GCG dan CSR akan
responsibility memiliki pengaruh positif terhadap
X2: Earning Management kinerja keuangan, serta CSR
Y: Financial performance terhadap kinerja keuangan.
(Simaremare & Gaol, 2018) X: Corporate sosial CSR akan memiliki pengaruh yang
responsibility positif terhadap kinerja keuangan
Y: Kinerja keuangan perusahaan.

(Cyrus & Oyenge, 2017) X: CSR dan financial CSR tidak memiliki pengaruh pada
performance kinerja perusahaan.
Y: Kinerja kauangan

(Parengkuan & Lambey, 2017) X: Corporate Social CSR tidak memiliki pengaruh pada
Responsibility kinerja keuangan perusahaan.
Y: Kinerja keuangan
perusahaan

2.3 Model Penelitian

Manajemen Laba

Pengukuran CSR Kinerja Keuangan

2.4 Hipotesis Konseptual

2.4.1 Hubungan Antara Corporate Social Responsibility dengan Kinerja Keuangan

Almilia dan Wijayanto dalam (Sindhudiptha, I Nyoman S.Y and Yasa, 2013)
mengaitkan CSR dengan nilai perusahaan yang ditunjukkan dengan adanya kinerja
lingkungan dan sosial perusahaan baik, investor merespons dengan baik terhadap
naiknya harga saham dan begitu pula sebaliknya. Maka, dapat dilihat bahwa CSR
memiliki pengaruh yang positif terhadap kinerja lingkungan perusahaan.

Ada beberapa penelitian sebelumnya yang telah meneliti pengaruh CSR


terhadap kinerja keuangan. Menurut (Yaparto, 2013) yang menggunakan ROA, ROE,
dan EPS sebagai hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada pengaruh yang
signifikan antara CSR dan kinerja perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari ROA, ROE
dan CSR yang tidak berpengaruh secara signifikan pada kinerja keuangan yang
diproyeksikan dengan EPS.

Menurut (Wiajyanti, 2011), proksi kinerja perusahaan yang dipakai adalah


ROA, ROE dan EPS. Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan dalam industri
manufaktur. Hasilnya menunjukkan CSR secara signifikan berpengaruh terhadap
ROE Namun CSR tidak cukup signifikan mempengaruhi ROA dan EPS.

Jadi, berdasarkan penelitian sebelumnya pengaruh CSR terhadap kinerja


keuangan, seperti ROA, ROE, dan EPS belum konsisten. Oleh karena itu, masih
sangat diperlukan penelitian untuk menguji pengaruh yang dihasilkan CSR terhadap
kinerja keuangan perusahaan.

H1: CSR berpengaruh pada kinerja keuangan perusahaan.

2.4.2 Pengaruh Manajemen Laba dalam Hubungan CSR dan Kinerja


Perusahaan
Menurut Good Management Hypothesis, hubungan baik dengan pemangku
kepentingan memiliki pengaruh yang positif pada kinerja keuangan, tetapi jika
terbukti perusahaan telah mengelola pendapatan yang tidak konsisten, maka pengaruh
positif CSR terhadap kinerja keuangan perusahaan akan berkurang. Seperti diketahui,
manajemen laba merupakan usaha membuat laba menjadi maksimal untuk
mendapatkan keuntungan. Tetapi, karena manajemen laba terlihat seperti manipulasi,
ada kekhawatiran bahwa hal itu akan berdampak negatif di masa depan. (Dianita &
Rahmawati, 2011) menemukan bahwa manajer yang menghindari penyesuaian
akuntansi cenderung menggunakan CSR secara berlebihan sebagai strategi
pencegahan.
Penelitian (Kusuma, 2013) menyatakan bahwa CSR tidak berpengaruh
signifikan pada kinerja keuangan suatu perusahaan. Konon, ada variabel lain yang
harus digunakan untuk mengetahui dampak kinerja keuangan perusahaan dan CSR.
Analisis variabel moderasi mengungkapkan bahwa manajemen laba dapat mengubah
dan berdampak negatif terhadap kaitan antara CSR dan kinerja keuangan.

H2: Manajemen laba dalam bentuk variabel moderasi berpengaruh dalam hubungan
CSR dan kinerja keuangan.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel


Populasi yang digunakan dalam penelitian ini terdari perusahaan yang bergerak
dalam sektor infrastruktur dan pertambangan yang sudah terdaftar pada Bursa Efek Indonesia
(BEI) tahun 2018 - 2021. Purposive sampling adalah teknik sampel yang dipakai dalam
penelitian ini yang memiliki tujuan agar sampel yang didapatkan tepat atau sesuai dengan
kriteria. Berikut adalah perhitungan sampel menurut dengan kriteria yang ada dan akan
disediakan dalam bentuk tabel.
Tabel 1
Teknik Pengambilan Sampel

No. Kriteria yang Ditetapkan Jumlah

1. Perusahaan sektor pertambangan dan infrastruktur yang tercatat pada 142


Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2018 - 2021

2 Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan keuangan dan (122)


laporan keberlanjutan antara tahun 2018-2021

Jumlah Perusahaan Sampel 20

Maka pada penelitian kali ini, terdapat 20 perusahaan yang akan diteliti sebagai sampel
perusahaan.

3.2 Definisi Operasional Variabel


3.2.1 Variabel Dependen
Sesuai dengan namanya variable dependen merupakan variable yang
dipengaruhi oleh variabel lain. Menurut (Prof. Dr. Sugiyono, 2018), kata lain dari
variabel dependen adalah variabel output, konsekuen, serta kriteria. Variabel
dependen dapat dikatakan sebagai sebuah variabel yang menghasilkan atau
dipengaruhi dikarenakan adanya variabel bebas (Prof. Dr. Sugiyono, 2018). Di
penelitian ini, kinerja keuangan perusahaan adalah variabel terikatnya.
Kinerja keuangan dalam perusahaan bukan merupakan hal yang mustahil
untuk diukur. Cara-cara seperti membandingkan laporan keuangan perusahaan, rasio-
rasio keuangan, tren, breakeven, dan lainnya. Pada penelitian ini, peneliti
menggunakan ROE dalam menentukan tingkat profitabilitas perusahaan.

3.2.2 Variabel Independen


Sebuah variabel yang mempengaruhi variabel terikat dapat disebut sebagai
variabel independen. Variabel independen sendiri merupakan variabel yang dapat
mempengaruhi variabel terikat, dapat mengubah, dan juga dapat membentu variabel
terikat (Prof. Dr. Sugiyono, 2018), Pengungkapan CSR merupakan variabel
independen dI penelitian ini dan alat ukur yang dipakai merujuk pada Global
Reporting Initiative Index (GRI 3.1) , yang berisikan sekitar 79 item pengungkapan.
Penelitian ini menggunakan standar GRI karena GRI diakui secara global.
Dalam GRI ini pengungkapan kinerja ekonomi, sosial, dan lingkungan bisnis
merupakan fokusnya. Corporate Social Responsibility Index (CSRI) dipakai untuk
pengukuran dalam pengungkapan CSR, dan dikotomi adalah pendekatan yang
digunakan. Artinya nilai 0 yang diberikan pada item CSR berarti bahwa tidak
mengungkapkan sedangkan arti nilai 1 adalah bila mengungkapkan. Kemudian dapat
menjumlahkan nilai dari item yang diungkapkan dan akan diddapatkan total nilai dari
suatu perusahaan. Dalam penelitian ini indikator GRI yang dipakai adalah:
1. Kategori Lingkungan
2. Kategori Energi
3. Kategori Kesehatan dan Keselamatan Tenaga Kerja
3.2.3 Variabel Moderasi
Variabel moderasi biasa dikenal juga sebagai variabel contingency atau
variabel independen kedua. (Prof. Dr. Sugiyono, 2018) Variabel moderasi adalah
variabel yang memiliki fungsi dalam mempengaruhi variabel dependen dan variabel
independen baik yang memperkuat ataupun yang memperlemah. Dalam penelitian ini
manajemen laba dijadikan sebagai variabel moderasinya manajemen laba diproksikan
dengan discretionary accruals (DA). Model yang digunakan dalam perhitungan DA
adalah Modified Jones Model dikarenakan model ini yang dianggap bisa memberikan
hasil yang paling akurat dan model ini juga yang terbaik dalam mendeteksi
manajemen laba (Sulistiawan et al., 2011).

3.3 Jenis dan Sumber Data


3.3.1 Sumber Data
Penelitian memerlukan suatu data yang dapat dipakai baik untuk melakukan
pengujian tertentu maupun memperkuat argumen. Pada penelitian kali ini, diperlukan
data-data terkait CSR, manajemen laba, dan juga kinerja keuangan yang mana secara
keseluruhan data-data tersebut sudah ada secara publik. Data-data yang sudah tersebar
secara luas tentunya diberikan langsung oleh pihak perusahaan. Oleh karena itu, jenis
data yang dapat dipakai dalam penelitan ini adalah data sekunder.
Data sekunder sendiri merupakan suatu data yang secara tidak langsung dapat
diambil. Maksud dari diambil secara tidak langsung disini adalah, data ini sebelumnya
sudah diolah sehingga dapat dikatakan bahwa data ini adalah data yang final. Data-
data ini bisa saja sudah digunakan dalam penelitian sebelumnya, meskipun begitu,
data ini masih valid keberadaannya.
3.3.2 Jenis Data
Penelitian ini, tentunya menggunakan data kuantitatif sebagai jenis datanya.
Hal ini dikarenakan dalam melakukan penelitian diperlukan melakukan pengujian
terkait. Dalam melakukan pengujian tersebut tentunya menggunakan angka-angka
yang mana sudah menjadi ciri khas dari jenis data kuantitatif yang mana jenis data ini
berbentuk angka.

3.4 Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data memiliki arti teknik atau cara yang dipakai oleh peneliti
dalam melakukan pengumpulan data (Akdon, 2013). Menurut (Prof. Dr. Sugiyono, 2018)
metode pengumpulan data dapat dilakukan pada saat penelitian, memperoleh data adalah
tujuan utamanya. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif atau pengamatan. Dalam
mengumpulan data dilakukan dengan melihat laporan tahunan perusahaan dalam bentuk
laporan keuangan dan Sustainability Report yang telah dikeluarkan secara resmi oleh
perusahaan yang dijadikan sampel.

3.5 Metode Analisis Data


Salah satu bagian yang penting dalam sebuah penelitian adalah bagian analisa data.
Hal ini dikarenakan dengan adanya analisa data maka hal ini membantu untuk memecahkan
masalah penelitian. Menurut (Prof. Dr. Sugiyono, 2018) analisis data merupakan suatu proses
pencarian dan juga penyusunan data dengan sitematis. Datanya didapat dari jawaban
wawancara, catatan lapangan serta hasil dokumentasi. Penyusunan datanya dilakukan dengan
membuat kategori, dijabarkan ke unit, menggarap sintesa, membentuk polanya, pilih poin
penting untuk nantinya dipelajari, serta menyusun kesimpulan akhir yang dapat dipahami
oleh semua orang.
Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini, yaitu metode regresi dengan
moderated regression analysis (MRA). MRA adalah suatu aplikasi khusus regresi berganda
linear dan didalam persamaannya terdapat unsur, yaitu interaksi. Rumus persamaannya
seperti berikut:

Variable moderat atau variabel perkalian dari X₁ dan X₂ menunjukkan pengaruh


moderasi variabel X₂ terhadap kaitan X₁ dan Y. Variabel X₁ dan X₂ adalah pengaruh
langsung dari Y.

Persamaan diatas menggambarkan bahwa X₁ dan X₂ dapat dikatakan sebagai variabel


moderat.

Persamaan dY/dX₁ diatas sama artinya dengan fungsi X₂ atau hubungan X₁ dan Y
dimoderasikan oleh variabel X₂.
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian


Data dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor pertambangan dan infrastruktur
yang terdaftar di BEI pada periode tahun 2018 – 2021. Penelitian berisi 20 perusahaan setiap
tahunnya yang terdiri dari 10 perusahaan pertambangan dan 10 perusahaan infrastruktur. Data
kinerja keuangan dan manajemen laba menggunakan data lag 1. Total data CSR, kinerja
keuangan (ROE), dan manajemen laba yang (DA) dalam penelitian ini adalah 80 sampel.
Namun karena terdapat data yang extreme, kami tidak menggunakan data tersebut dan total
sampel yang digunakan adalah 41 sampel. Data perusahaan dan rata-rata CSR, ROE, dan DA
terlampir dalam tabel dibawah ini:
No Kode Nama Perusahaan x CSR x ROE x DA
1 BUMI PT Bumi Resources Tbk 0,49107 -0,45938 -0,05678
2 INDY PT Indika Energy Tbk 0,45536 -0,00415 -0,13926
3 ITMG PT Indotambang Raya Megah Tbk 0,64286 0,21470 0,03067
4 PTBA PT Bukit Asam Tbk 0,68750 0,24900 0,70650
5 PTRO PT Petrosea Tbk 0,59821 0,13398 -0,72135
6 ELSA PT Elnusa Tbk 0,52679 0,06970 -0,45904
7 ANTM PT Aneka Tambang Tbk 0,57143 0,07328 -1.89045
8 TINS PT Timah (Persero) Tbk 0,50893 0,01075 0,15370
9 MDKA PT Merdeka Copper Gold Tbk 0,60714 0,08758 4.45534
10 INCO PT Vale Indonesia Tbk 0,53571 0,04493 -4.62191
11 ASSA PT Adi Sarana Armada Tbk 0,53571 0,11298 -1.36713
12 ASII PT Astra International Tbk 0,53571 0,02560 -0,44934
13 EXCL PT XL Axiata Tbk 0,47321 -0,01473 2.11308
14 WSKT PT Waskita Raya (Persero) Tbk 0,44643 -0,08638 0,02839
15 JSMR PT Jasa Marga (Persero) Tbk 0,52679 0,07490 -0,07171
16 MBSS PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk 0,38393 -0,04045 0,42807
17 PGAS PT Perusahaan Gas Negara Tbk 0,50893 0,01118 5.14939
PT Pembangunan Perumahan (Persero)
18 PTPP 0,50000 0,06820 0,10494
Tbk
19 SMCB PT Solusi Bangun Indonesia Tbk 0,45536 0,00023 -0,20516
20 WIKA PT Wijaya Karya (Persero) Tbk 0,53571 0,08340 -0,11045
Tabel 4.1
4.2 Statistik Deskriptif

Sumber: Laporan Keuangan dan Laporan Keberlanjutan (Diolah)


Tabel 4.2
Berdasarkan tabel, jumlah sampel yang diteliti sebanyak 41. Data tersebut berasal dari
laporan keberlanjutan dan laporan keuangan dari perusahaan sektor pertambangan dan
infrastruktur yang terdaftar di BEI periode 2018 sampai 2021, dengan penjelasan sebagai
berikut:
(1) Mean dari kinerja keuangan (ROE) adalah 0,046415. Nilai ROE tertinggi berasal dari
PT Bukit Asam Tbk yaitu 0,2202 pada tahun 2019, nilai terendah yaitu -0,1355 dari
PT Indika Energy Tbk pada tahun 2020, Nilai ROE dari tahun 2018 hingga 2020
cenderung menurun dikarenakan adanya penurunan kinerja keuangan dikarenakan
pandemi COVID-19. Standar deviasinya yaitu 0,0757225.
(2) Mean dari CSR adalah 0,481707. Nilai CSR tertinggi berasal dari PT Timah
(Persero) Tbk sebesar 0,7500 pada tahun 2020, nilai terendah sebesar 0,2857 dari PT
Indika Energy Tbk pada tahun 2019. Dalam penelitian ini, item yang rata-rata tidak
diungkapakan dalam laporan keberlanjutannya adalah mengenai pengendalian polusi
dan kebijakan energi perusahaan. Sedangkan, item yang rata-rata diungkapkan
perusahaan dalam laporan keberlanjutannya adalah pengolahan limbah dan
keselamatan kerja. Standar deviasinya yaitu 0,1221935.
(3) Mean dari manajemen laba yang diproksikan dengan DA adalah -0,028681. DA
tertinggi dari PT Merdeka Copper Gold Tbk yaitu 3,40766 pada tahun 2019, nilai
terendah sebesar -1,9029 dimiliki oleh PT Aneka Tambang Tbk pada tahun 2020.
Semakin besar DA yang ditemukan, artinya manajemen laba terjadi dalam perusahaan
juga semakin besar. Standar deviasinya yaitu 1,1050135.

4.3 Analisis Hasil Penelitian


4.3.1 Uji Normalitas

Sumber: Laporan Keuangan dan Laporan Keberlanjutan (Diolah)


Tabel 4.3
Syarat uji normalitas dikatakan normal adalah nilai signifikansi lebih dari
0,05. Berdasarkan tabel dapat dilihat tingkat signifikansi 0,124 yang berarti variabel
dalam penelitian terdistribusi normal karena 0,124 > 0,05. Maka data sudah
berdistribusi normal sehingga layak untuk digunakan.

4.3.2 Uji Multikolinearitas


Sumber: Laporan Keuangan dan Laporan Keberlanjutan (Diolah)
Tabel 4.4
Syarat data terbebas dari multikolinearitas adalah Tolerance minimal 0,1 dan
VIF maksimal 10. Berdasarkan tabel, diketahui bahwa VIF CSR senilai 1,007 dan
manajemen laba senilai 1,007. Kemudian, Tolerance untuk CSR senilai 0,993 dan
manajemen laba senilai 0,993. Maka, data yang digunakan bebas dari
multikolinieritas.

4.3.3 Uji Autokorelasi

Sumber: Laporan Keuangan dan Laporan Keberlanjutan (Diolah)


Tabel 4.5

Syarat data dikatakan bebas dari autokorelasi dengan uji Runs Test adalah
nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Dalam tabel diketahui signifikansi 1.000
artinya variabel penelitian terbebas dari autokorelasi karena 1.000 > 0,05 sehingga
layak digunakan untuk penelitian.

4.3.4 Uji Heteroskedastisitas


Sumber: Laporan Keuangan dan Laporan Keberlanjutan (Diolah)
Tabel 4.6
Syarat data terbebas dari heteroskedastisitas dengan Glesjer Test adalah nilai
signifikansi lebih dari 0,05. Berdasarkan tabel, nilai Sig CSR adalah 0,09 dan
manajemen laba sebesar 0,745. Keduanya lebih besar dari 0,05 sehingga data dalam
penelitian ini bebas dari heteroskedastisitas.
4.3.5 Uji Analisis Regresi
Uji analisis regresi perlu dilakukan guna mengetahui apakah variabel
independen dipengaruhi oleh variabel dependen. Penelitian ini menggunakan 2 model
yaitu regresi linier sederhana dan Moderated Regression Analysis (MRA).
Model 1
Uji regresi model satu adalah regresi linier sederhana guna mengetahui
apakah CSR mempengaruhi kinerja keuangan (ROE) perusahaan sektor
pertambangan dan infrastrurktur di BEI Tahun 2018-2021. Hasil analisis dapat
dilihat dari dalam tabel berikut ini:

Sumber: Laporan Keuangan dan Laporan Keberlanjutan (Diolah)


Tabel 4.7

Berdasarkan tabel diperoleh:


ROE = -0,237 + 0,588CSR
Nilai signifikansi dalam antara ROE dan CSR adalah 0,000 yang mana
memenuhi syarat signifiaksi yaitu dibawah 0,05. Nilai konstanta sebesar –
0,237 memiliki arti apabila nilai CSR = 0, kinerja keuangan (ROE) akan
menjadi
– 2,37%. Koefisien B pada CSR sebesar 0,588, angka positif tersebut
memiliki arti bahwa jika CSR mengalami peningkatan, ROE akan meningkat
sebanyak 58,8%

Model 2
Uji regresi model ini menggunakan MRA guna melakukan pengujian
terkait apakah manajemen laba (DA) sebagai variabel moderasi dapat
mempengaruhi hubungan CSR terhadap kinerja keuangan (ROE). Hasil
analisis terdapat dalam tabel berikut:

Sumber: Laporan Keuangan dan Laporan Keberlanjutan (Diolah)


Tabel 4.8

Berdasarkan Tabel 4.8 diperoleh persamaan:


ROE = -0,235 + 0,583CSR – 0,010DA + 0,22CSR*DA
Dalam persamaan diatas, nilai konstanta –0,235 berarti jika CSR dan
manajemen laba (DA) tetap, maka kinerja keuangan (ROE) sebesar -2,35%.
Koefision B CSR*DA 0,022 berarti bahwa apabila manajemen laba yang
menjadi pemoderasi meningkat, maka ROE akan menrun sebanyak 2.2%.
4.3.6 Uji Kelayakan Model
Uji kelayakan mode menggunakan uji statistik F menunjukkan bila semua
variabel dependen dipengaruhi oleh variabel independen, hasil uji statistik F dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:

Sumber: Laporan Keuangan dan Laporan Keberlanjutan (Diolah)


Tabel 4.9
Dalam tabel dikemukakan nilai F hitung 112,439 dengan sig 0,000.
Probabilitas signifikansi dibawah 0,05, artinya data yang layak digunakan pada
penelitian. Dengan kata lain, data bisa dipakai dalam melakukan prediksi kinerja
keuangan (ROE).

4.3.7 Uji Hipotesis


Uji hipotesis menggunakan uji t mengemukakan sejauh mana variabel
dependen dipengaruhi oleh masing-masing variabel independen. Uji hipotesis
dijelaskan dalam tabel dibawah ini:
Variabel B T hitung Sig ά Keterangan
CSR 0,583 17,817 0,000 0,005 Berpengaruh
DA -0,10 -0,456 0,651 0,005 Tidak Berpengaruh
CSR*DA 0,022 0,555 0,582 0,005 Tidak Berpengaruh
(Moderasi)
Variabel Dependen: ROE
Sumber: Laporan Keuangan dan Laporan Keberlanjutan (Diolah)
Tabel 4.10
Berdasarkan tabel dapat dijelaskan:
(1) Pengaruh CSR terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROE. Pada
Tabel 4.10 CSR memperoleh t hitung sebesar 17,817 dengan sig 0,000 yang lebih
kecil dari ά. Artinya CSR memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
kinerja keuangan pada perusahaan pertambangan dan infrastruktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia tahun 2018-2021. Oleh karena itu, H1 yang menyatakan
bahwa CSR berpengaruh pada kinerja keuangan dapat diterima.
(2) Manajemen laba sebagai variabel moderasi dalam pengaruh CSR pada kinerja
keuangan. CSR*DA pada Tabel 4.10 memperoleh nilai thitung sebesar 0,555
dengan tingkat sig sebesar 0,582 yang lebih besar dari ά. Hal ini artinya CSR*DA
tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan pada perusahaan
pertambangan dan infrastruktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2018-2021. Oleh karena itu, H2 yang menyatakan manajemen laba dalam bentuk
variabel moderasi berpengaruh dalam hubungan CSR dan kinerja keuangan tidak
diterima atau ditolak.

4.4 Pembahasan
4.4.1 Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Kinerja Keuangan
Setelah melakukan perhitungan data, ditemukan jika hipotesis pertama (H1)
diterima. Hal ini menyimpulkan bahwa CSR memiliki pengaruh yang bersifat positif
dan juga signifikan terhadap kinerja keuangan. Pengaruh positif maksudnya jika CSR
diungkapkan secara komprehensif, maka kinerja keuangan perusahaan juga akan
meningkat. Seiring dengan dilakukannya kegiatan pengungkapan CSR oleh
perusahaan, maka pengembalian aset akan meningkat yang juga akan mempengaruhi
pertumbuhan laba perusahaan. Oleh karena itu, selain program sosialisasi CSR,
perusahaan juga harus benar-benar melakukan kegiatan tersebut. Hal ini akan
memungkinkan perusahaan bukan hanya menghasilkan keuntungan, tetapi juga dapat
terkoneksi dengan masyarakat.

4.4.2 Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Kinerja Keuangan


dengan Manajemen Laba sebagai Variabel Moderasi
Setelah melakukan perhitungan data, ditemukan bahwa hipotesis kedua (H2)
ditolak. Hal ini menyimpulkan pengaruh CSR terhadap kinerja keuangan tidak
diperkuat atau diperlemah oleh manajemen laba. Artinya, manajemen laba bukanlah
pemoderasi pengaruh CSR dan kinerja keuangan pada sampel yang diteliti.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Penelitian dilakukan kelompok untuk mengetahui pengaruh Corporate Social
Responsibility (CSR) terhadap kinerja keuangan (ROE) dengan manajemen laba sebagai
variabel moderasi. Rasio yang digunakkan untuk mengukur tingkat profiabilitas adalah
Return on Equity (ROE). 142 Perusahaan sektor pertambangan dan infrastruktur yang
terdaftar di BEI, tapi yang dapat dijadikan sampel dengan ketetuan memiliki laporan
keuangan dan laporan keberlanjutan dari tahun 2018 sampai tahun 2021 hanya 20
perushaaan. Berdasarkan penelitian yang kami lakukan, kesimpulannya adalah CSR
mempengaruhi kinerja keuangan secara positif dan signifikan, tetapi CSR tidak berpengaruh
terhadap kinerja keungan dengan manajemen laba sebagai variabel moderasi.

5.2 Keterbatasan Penelitian


Dalam penelitian, tentunya terdapat keterbatasan yang dihadapi oleh kelompok.
Keterbatasan-keterbatasan tersebut antara lain adalah:
1. Objek yang diteliti terbatas pada perusahaan sektor pertambangan dan infrastruktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) serta memiliki laporan tahunan dan
laporan keberlanjutan dari tahun 2018 smapai 2021. Hal ini menyebabkan dari
banyaknnya perusahaan di sektor tersebut yang terdaftar, hanya ada 20 perusahaan
yang digunakan sebagai sampel.
2. Pada pengungkapan laporan keuangan perusahaan terdapat unsur subjektivitas terkait
informasi dalam catatan atas laporan keuangan.
3. Sampel dalam penelitian terbatas hanya dari perusahaan sektor pertambangan dan
infrastruktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sehingga kesimpulan yang
didapatkan tidak dapat digeneralisasikan pada perusahaan sektor lain.

5.3 Saran
Saran yang dapat diberikan kelompok setelah melihat kesimpulan dan keterbatasan penelitian
adalah:
1. Kelompok dapat melakukan penelitian berikutnya menggunakan sampel
menggunakan sektor perusahaan lain dan menambah jumlah sampel.
2. Periode yang digunakan dibuat lebih panjang agar pada penelitian berikutnya dapat
mengetahui ketetapan pengaruh variabel terhadap kinerja perusahaan sehingga dapat
diperoleh ketetapan model.
3. Rentang waktu penelitian dapat diperpanjang sehingga dapat melakukan penambahan
jumlah sektor perusahaan untuk generalisasi hasil penelitian.
DAFTAR PUSTAKA

Aditya, F., & Juniarti. (2016). Corporate Social Responsibility (CSR) Performance and
Accrual Quality: Case Study on Firm listed in Indonesia Stock Exchange (IDX).
Business and Economic Research, 6(2), 51–64.
Akdon, R. dan. (2013). Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. In Bandung : Alfabeta.
Alfabeta.
Amar, A. Ben, & Chakorun, S. (2017). Do Dimensions of Corporate Social Responsibility
Affect Earning Management? Evidence from France. Journal of Financial Reporting
and Accounting, 1–35.
Anggraeni, R. M., & Hadiprajitno, P. B. (2013). Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial,
Ukuran Perusahaan, Dan Praktik Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba.
Diponegoro Journal of Accounting.
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/accounting/article/view/3465
Aziz, A. J., & Faisol, D. A. (2018). PENGARUH CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY TERHADAP KUALITAS LABA (STUDI EMPIRIS PADA
PERUSAHAAN-PERUSAHAAN SELAIN INDUSTRI KEUANGAN YANG
TERDAFTAR DI BEI). JURNAL AKUNIDA, 4(1), 1.
https://doi.org/10,30997/JAKD.V4I1.1384
Cespa, G., & Cestone, G. (2011). Corporate Social Responsibility and Managerial
Entrenchment. SSRN Electronic Journal. https://doi.org/10,2139/SSRN.993685
Cho, C. H., & Patten, D. M. (2007). The role of environmental disclosures as tools of
legitimacy: A research note. Accounting, Organizations and Society, 32(7–8), 639–647.
https://doi.org/10,1016/J.AOS.2006.09.009
Cyrus, I. ., & Oyenge, J. . (2017). The relationship between Corporate Social Responsibility
Practices and Financial Performance of Firms in the Manufacturing, Construction and
Allied sector of the Nairobi Securities Exchange. International Journal of Business,
Humanities and Technology. https://www.semanticscholar.org/paper/The-relationship-
between-corporate-social-practices-Mwangi/
8c261c1d3fe4552784e04381977acf3d93e1a2c3
Deegan, C. M., & Unerman, J. (2011). Financial accounting theory. 556.
Dewi. (2018). Pengaruh Family Firm, Profitabilitas, Dan financial Leverage Terhadap
Manajemen Laba (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Periode
2015-2016). Jurnal Ekonomi Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 53(1), 59–65.
http://dx.doi.org/10,1016/j.encep.2012.03.001
Dianita, P. ., & Rahmawati. (2011). Analisis Pengaruh Corporate Social Responsibility
terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Manajemen Laba sebagai Variabel
Pemoderasi.
Esteban-Sanchez, P., de la Cuesta-Gonzalez, M., & Paredes-Gazquez, J. D. (2017). Corporate
social performance and its relation with corporate financial performance: International
evidence in the banking industry. Journal of Cleaner Production, 162, 1102–1110,
https://doi.org/10,1016/j.jclepro.2017.06.127
Fahmi, I. (2017). Analisis Kinerja Keuangan Panduan bagi Akademisi, Manajer, dan Investor
untuk Menilai dan Menganalisis Bisnis dari ASpek Keuangan. In Cv Alfabeta. Alfabeta.
Fauziah, F. E., & Marissan, I. (2014). PENGARUH CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP KUALITAS LABA DENGAN CORPORATE
GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL MODERATING. JURNAL AKUNTANSI
DAN AUDITING, 11(1), 39–61. https://doi.org/10,14710/JAA.11.1.39-61
Ghozali, I., & Chariri, A. (2014). Teori Akuntansi International Financial Reporting
Standards. http://eprints.undip.ac.id/51562/
Gonçalves, T., Gaio, C., & Ferro, A. (2021). Corporate social responsibility and earnings
management: Moderating impact of economic cycles and financial performance.
Sustainability (Switzerland), 13(17). https://doi.org/10,3390/su13179969
Hadi, N. (2011). Corporate Social Responsibility. Graha Ilmu.
Jayastini, L., & Wirajaya, I. (2016). Manajemen Laba Sebagai Pemoderasi Pengaruh
Pengungkapan Corporate Social Responsibility Pada Kinerja Keuangan. E-Jurnal
Akuntansi, 16(1), 587–614.
Joko Prastowo, M. H. (2011). Corporate Social Responsibility: Kunci Meraih Kemuliaan
Bisnis. In Auditing dan Jasa Assurance. Samudra Biru.
Kamatra, N., & Kartikaningdyah, E. (2015). Effect corporate social responsibility on
financial performance. International Journal of Economics and Financial Issues,
5(2013), 157–164.
Kurniasari, R. (2014). Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan
Sesudah Mengadopsi IFRS (International Financial Reporting Standard) pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2011.
Darussalam: Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Darussalam, Skripsi.
Kusuma, D. (2013). Analisis Pengaruh CSR terhadap kinerja keuangan perusahaan dengan
manajemen laba sebagai variabel pemoderasi. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis,
Universitas Diponegoro.
Mahrani, M., & Soewarno, N. (2018). The effect of good corporate governance mechanism
and corporate social responsibility on financial performance with earnings management
as mediating variable. Asian Journal of Accounting Research, 3(1), 41–60,
https://doi.org/10,1108/AJAR-06-2018-0008
Melinda Majid, Shanti Lysandra, Indah Masri, & Widyaningsih Azizah. (2020). Pengaruh
Kecakapan Manajerial Terhadap Manajemen Laba Akrual Dan Riil. Jurnal Ilmiah
Akuntansi Dan Manajemen, 16(1), 70–84. https://doi.org/10,31599/jiam.v16i1.115
Parengkuan, W. E., & Lambey, L. (2017). Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR)
Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Melalui Pojok Bursa FEB – UNSRAT The Influence of Corporate Social Responsibility
( CSR ) to Manufacture Financial Perf. 564 Jurnal EMBA, 5(2), 564–571.
Prof. Dr. Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif. In a. Alfabeta.
Putri, M. R. (2019). Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Kinerja Keuangan
Perusahaan dengan Manajemen Laba sebagai Variabel Pemoderasi. Jurnal Ilmu Dan
Riset Akuntansi, 8(11).
Roychowdhury, S. (2006). Earning Management Through Real Activities Manipulation.
Journal of Accounting and Economics, 42, 335–370,
Septiana, R. A. (2012). Pengaruh Implementasi Corporate Social Responsibility Terhadap
Profitabilitas Perusahaan. Jurnal Pendidikan Ekonomi & Bisnis, 4(2), 71–84.
http://ejournal.unri.ac.id/index.php/JPEB/article/view/431/425
Simaremare, H., & Gaol, R. (2018). Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap
Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di Burs
Efek Indonesia. Journal JRAK, 4(2), 157–174.
Sindhudiptha, I Nyoman S.Y and Yasa, G. W. (2013). Pengaruh Corporate Social
Responsibility Pada Kinerja Keuangan Perusahaan Dan. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana, 4(2), 388–405.
Sulistiawan, Januarsi, & Alvia. (2011). Creative Accounting: mengungkap manajemen laba
dan skandal akuntansi/ Dedhy Sulistiawan, Yeni Januarsi, dan Liza Alvia. Salemba
Empat.
Susanti, R. I. (2009). Manajemen laba pada perusahaan perbankan di bursa efek indonesia
periode tahun 2009-2014. Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis, 6(2), 121–136.
van de Burgwal, D., & Vieira, R. J. O. (2014). Environmental disclosure determinants in
Dutch listed companies. Revista Contabilidade & Finanças - USP, 25(64), 60–78.
Wiajyanti, F. . (2011). Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Kinerja Keuangan
Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi XIV, 1–29.
Wibisono, N. (2007). Membedah Konsep dan Aplikasi CSR (corporate Social
Responsibility). In Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan (Vol. 16, Issue 3). Fascho
Publishing.
Winarno, S. H. (2019). Analisis NPM, ROA, dan ROE dalam Mengukur Kinerja Keuangan.
Jurnal STEI Ekonomi, 28(02), 254–266. https://doi.org/10,36406/jemi.v28i02.254
Wulandari, S. (2015). The Impact of Corporate Social Responsibility on Accrual Earnings
Management and Real Earning Management. Etikonomi, 15, 63–74.
Yaparto, M. (2013). Pengaruh Corporate Governance Responsibility terhadap Kinerja
Keuangan pada Sektor Manufaktur. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai