Anda di halaman 1dari 12

JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Universitas Pendidikan Ganesha, Vol : 11 No : 3 Tahun 2020 e-

ISSN: 2614 – 1930

PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN DAN KINERJA SOSIAL


TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN GOOD CORPORATE
GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

1Luh Alin Kristiani, 2Desak Nyoman Sri Werastuti

Program Studi S1 Akuntansi


Jurusan Ekonomi dan Akuntansi
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: alinkristiani@gmail.com, sri.werastuti@undiksha.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kinerja lingkungan dan


kinerja sosial terhadap kinerja keuangan dengan good corporate governance sebagai
variabel pemoderasi. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan jasa yang terdaftar
pada Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode tahun 2014-2018. Jenis penelitian
ini adalah penelitian kuantitatif dengan teknik pengambilan sample menggunakan
metode purposive sampling. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data sekunder yang diperoleh dari laporan tahunan dan laporan keberlanjutan yang
diperoleh secara tidak langsung melalui perantara atau media internet.
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, uji asumsi
klasik, analisis regresi linier berganda, dan Moderate Regression Analysis (MRA)
dengan menggunkan program SPSS 20.0. Hasil penelitian menunjukan bahwa; (1)
kinerja lingkungan berpengaruh terhadap kinerja keuangan; (2) kinerja sosial
berpengaruh terhadap kinerja keuangan; (3) Good Corporate Governance
memperkuat pengaruh kinerja lingkungan terhadap kinerja keuangan; (4) Good
Corporate Governance memperlemah pengaruh kinerja sosial terhadap kinerja
keuangan.

Kata kunci: kinerja lingkungan, kinerja sosial, kinerja keuangan, good coorporate
governance

Abstract
This study aims to determining the effect of environmental performance and
social performance toward financial performance with good corporate governance as
a moderating variable at service companies listed on the Indonesia Stock Exchange
(IDX) for the period 2014-2018. This research is quantitative research using
purposive sampling method. The type of data used in this study is secondary data
obtained from annual reports and sustainability reports that are obtained indirectly
through intermediaries or internet media.
Data analysis in this research uses descriptive analysis, classic assumption
test, multiple linear regression analysis, and Moderate Regression Analysis (MRA)
using the SPSS 20.0 program. The results showed that; (1) environmental
performance influences financial performance; (2) social performance influences
financial performance; (3) Good Corporate Governance strengthens the effect of
environmental performance on financial performance; (4) Good Corporate
Governance weakens the effect of social performance on financial performance.

Keywords : enviromental performance, social performance, fianancial performance,


good corpoate governance

487
JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Universitas Pendidikan Ganesha, Vol : 11 No : 3 Tahun 2020 e-
ISSN: 2614 – 1930

PENDAHULUAN
Investasi memiliki posisi yang keberlanjutan mencakup kinerja
sangat strategis dalam tataran lingkungan dan kinerja sosial. Perusahaan
pembangunan perekonomian suatu yang mampu menunjukan dan
negara. Adapun sektor perusahaan yang mengungkapkan kinerja lingkungan dan
kini diminati oleh investor untuk sosialnya akan memberikan citra yang
berinvestasi yakni perusahaan sektor jasa. baik pada stakeholder sehingga ada
Sektor utama pilihan investasi dalam lima beberapa keuntungan yang didapatkan
tahun terakhir bergeser dari sektor perusahaan seperti kesetiaan pelanggan
perusahaan manufaktur ke perusahaan dan kepercayaan dari kerditor maupun
sektor jasa (Setiawan, 2020). Investor investor.
akan melakukan riset terhadap Dikutip dari National Center For
perusahaan untuk mengetahui potensi Sustainability Reporting, sebanyak 15
perusahaan dalam mendapatkan perusahaan jasa masuk kedalam daftar
keuntungan. peringkat dari 34 perusahaan di tahun
Namun, saat ini perusahaan sektor 2019. Hal ini menunjukan bahwa
jasa menjadi sektor perusahaan yang perusahaan sektor jasa memiliki
paling banyak mengalami kesulitan kesadaran yang cukup tinggi dalam
keuangan. Pada tanggal 17 Maret 2020 mengungkapkan laporan keberlanjutan
BEI memberikan notasi khusus pada dan memiliki kualitas pengungkapan yang
beberapa perusahaan yang tercatat. baik. Namun, di sisi lain saat ini beberapa
Terdapat 38 perusahaan yang perusahaan jasa masih mendapatkan
mendapatkan notasi khusus, sebagian notasi ekuitas negatif. Penelitian
besar perusahaan bernotasi ekuitas sebelumnya telah banyak mengkaji
negatif (E) yaitu 26 perusahaan. mengenai pengaruh kinerja lingkungan
Perusahaan yang memiliki ekuitas negatif dan kinerja sosial terhadap kinerja
di dominasi oleh perusahaan jasa yaitu 15 keuangan namun menghasilkan hasil yang
perusahaan. Perusahaan yang mengalami berbeda-beda. Kinerja keuangan yang
ekuitas negatif menunjukan bahwa baik mencerminkan perusahaan juga
perusahaan tersebut mengalami kesulitan mampu memperoleh keuntungan dalam
keuangan karena tidak mampu membayar operasi bisnisnya. Penerapan good
kewajibannya. corporate governance dalam kinerja
Indikator kinerja keuangan perusahaan merupakan kunci sukses bagi
perusahaan dapat digunakan dalam perusahaan untuk memperoleh
memprediksi kondisi perusahaan di masa keuntungan jangka panjang dan mampu
yang akan datang. Indikator ini diperoleh bersaing.
dari analisis rasio-rasio keuangan yang Kepemilikan saham perusahaan
terdapat pada informasi laporan keuangan yang termasuk dalam coporate
yang diterbitkan perusahaan. Return on governance salah satunya adalah
Equity (ROE) merupakan perhitungan kepemilikan institusional. Menurut Wening
rasio yang menunjukkan kemampuan (2009), kepemilikan institusional
perusahaan dalam menghasilkan laba merupakan salah satu faktor yang dapat
bersih dengan menggunakan modal mempengaruhi kinerja perusahaan.
sendiri dan menghasilkan laba bersih yang Kepemilikan institusional merupakan
tersedia bagi pemilik atau investor. institusi, lembaga, maupun pihak eksternal
Perusahaan beroperasi tidak yang turut memiliki saham dalam sebuah
hanya untuk meraih keuntungan saja, perusahaan. Kepemilikan institusional
namun harus memberikan manfaat bagi digunakan sebagai variabel pemoderasi
stakeholdernya. Salah satu bentuk dalam penelitian ini karena kepemilikan
tanggung jawab perusahaan kepada institusional dinilai memiliki kewenangan
stakeholder adalah dengan pengungkapan dalam pengawasan kinerja manajemen.
keberlanjutan perusahaan melalui laporan sehingga hal ini dapat meningkatkan
keberlanjutan. Dalam laporan kinerja keuangan perusahaan.

488
JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Universitas Pendidikan Ganesha, Vol : 11 No : 3 Tahun 2020 e-
ISSN: 2614 – 1930

Adapun teori yang mendukung media untuk mendapatkan legitimasi dari


kinerja lingkungan dan kinerja sosial serta masyarakat sesuai dengan teori legitimasi.
kaitannya dengan kinerja keuangan Penelitian yang dilakukan oleh
adalah teori stakeholder dan teori Rosyid (2015), menyatakan bahwa
legitimasi. Selain itu teori yang terdapat dampak kinerja lingkungan dan
mendukung pengaruh good corporate sosial terhadap kinerja keuangan secara
governance sebagai variabel moderasi bersamaan. Hal ini sejalan dengan
yaitu teori agensi. Teori stakeholder penelitian Bukhori (2017) dan Rahmawati
menekan pada keberlanjutan perusahaan (2017), menyatakan bahwa kinerja
dibentuk dengan adanya harmonisasi lingkungan memiliki pengaruh positif
perusahaan dengan stakeholder. Teori signifikan terhadap kinerja keuangan.
legitimasi menekan pada penerimaan Bertentangan dengan penelitian yang
masyarakat terhadap perusahaan dilakukan oleh Haryati (2013) dan Raiyani
(Deegan, 2004). Teori agensi berkaitan et al (2019) menyatakan bahwa kinerja
dengan hubungan antara pemilik lingkungan tidak memiliki pengaruh yang
(principle) dan manajemen (agent). signifikan terhadap terhadap kinerja
Penelitian ini dilakukan keuangan.
berdasarkan fenomena yang terjadi yaitu
perusahaan jasa yang diminati investor H1 : Kinerja lingkungan berpengaruh positif
sejak lima tahun terakhir namun saat ini terhadap kinerja keuangan perusahaan.
sebagaian besar perusahaan yang
terkena notasi negatif oleh BEI karena Kinerja sosial merupakan aktivitas-
ekuitas negatif yaitu perusahaan jasa. aktivitas perusahaan dalam melaksanakan
Sehingga peneliti ingin mengkaji untuk suatu bentuk tanggung jawab sosial selain
memecahkan masalah kesulitan keuangan melakukan kegiatan operasional
pada perusahaan jasa dengan perusahaan (Zubaidah, 2003). Teori
meningkatkan kinerja perusahaan stakeholder menjelaskan perusahaan
khususnya kinerja lingkungan dan kinerja akan memberikan gambaran kepada pihak
sosial, agar perusahaan jasa dapat siapa saja perusahaan bertanggungjawab
memitigasi kesulitan keuangannya dan (Freeman, 2001). Pengungkapan laporan
tetap menjadi sektor perusahaan yang keberlanjutan diharapkan dapat memenuhi
diminati investor. Selain itu dengan keinginan stakeholder sehingga akan
adanya kepemilikan institusional pada menghasilkan hubungan yang baik antara
perusahaan dinilai dapat mempengaruhi perusahaan dengan stakeholder. Teori
kinerja perusahaan, sehingga kepemilikan legitimasi menegaskan bahwa sebuah
institusional digunakan sebagi pemoderasi perusahaan terus berupaya untuk
dalam penelitian ini. memastikan bahwa operasi perusahaan
Kinerja lingkungan merupakan selalu sesuai dengan norma yang ada
kinerja perusahaan yang berfokus pada pada masyarakat atau lingkungan
kegiatan perusahaan dalam melestarikan perusahaan berada.
lingkungan dan mengurangi dampak Penelitian yang dilakukan oleh
lingkungan yang timbul akibat aktivitas Triwacananingrum (2013) menyatakan
perusahaan. Sesuai dengan teori bahwa kinerja sosial berpengaruh positif
stakeholder, perusahaan memberikan signifikan terhadap kinerja keuangan.
gambaran kepada pihak siapa saja Sejalan dengan penelitian yang dilakukan
perusahaan bertanggungjawab (Freeman, oleh Natalia (2014), Isnaeni (2018), Adil
2001). Pengungkapan laporan (2019), menyatakan bahwa
keberlanjutan diharapkan dapat memenuhi pengungkapan tanggung jawab sosial
keinginan stakeholder. Pengungkapan berpengaruh positif signifikan terhadap
laporan keberlanjutan yang didalamnya kinerja keuangan perusahaan.
mengungkapkan mengenai kinerja Bertentangan dengan penelitian yang
ekonomi, kinerja lingkungan, dan kinerja dilakukan oleh Cahyono (2015), Sari
perusahaan diharapkan dapat menjadi (2019), Hidayah (2019) menyatakan

489
JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Universitas Pendidikan Ganesha, Vol : 11 No : 3 Tahun 2020 e-
ISSN: 2614 – 1930

bahwa kinerja sosial tidak berpengaruh mengatur dan mengendalikan perusahaan


terhadap kinerja keuangan. untuk meminimalisir konflik keagenan
sehingga menciptakan nilai positif untuk
H2 : Kinerja sosial berpengaruh positif semua stakeholder. Pengawasan kinerja
terhadap kinerja keuangan perusahaan. manajemen dapat dilakukan oleh investor
institusi.
Pengungkapan kinerja lingkungan Pengungkapan kinerja sosial
merupakan salah satu gambaran dari merupakan bentuk penyampaian informasi
kinerja manajemen dalam mengelola kepada stakeholder dan kinerja sosial juga
perusahaan. Berdasarkan teori keagenan menjadi media perusahaan untuk
(agency theory) menjelaskan mengenai memperoleh legitimasi dari masyarakat.
hubungan antara pemilik (principle) dan Penelitian Neubaum et al (2015), yang
manajemen (agent). Mekanisme GCG menyatakan bahwa kepemilikan
akan bermanfaat dalam mengatur dan institusional memiliki moderasi positif pada
mengendalikan perusahaan untuk hubungan kinerja sosial jangka panjang.
meminimalisir konflik keagenan sehingga Bertentangan dengan penelitian yang
menciptakan nilai positif untuk semua dilakukan oleh Shafariani (2013) yang
stakeholder. Kepemilikin institusional ialah menyatakan good corporate governance
salah satu corporate governance yang memperlemah pengaruh tanggung jawab
merupakan pemegang saham terbesar sosial perusahan terhadap kinerja
sehingga mampu menjadi sarana untuk keuangan.
memonitor kinerja manajemen (Machmud,
2008). H4 : Good corporate governance
Penelitian oleh Permatasari (2020) memperlemah pengaruh kinerja sosial
menyatakan variabel GCG yang terhadap kinerja keuangan perusahaan.
diproksikan dengan kepemilikan
institusional tidak berpengaruh METODE
memperkuat atau memperlemah
pengungkapan CSR yang diukur dengan Penelitian ini dilakukan dengan
dimensi ekonomi, dimensi lingkungan, dan pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian
dimensi sosial terhadap kinerja keuangan ini adalah perusahaan sektor jasa yang
(ROE). Penelitian Wahyuningtyas (2012), listing di Bursa Efek Indonesia (BEI).
menyatakan bahwa corporate governance Adapun teknik pengambilan sampel yaitu
yang diproksikan dengan kepemilikan pusposive sampling dengan jumlah
institusional berpengaruh signifikan sampel sebanyak 9 perusahaan jasa non
sebagai variabel pemoderasi terhadap keuangan dengan periode tahun 2014-
pengaruh pengungkapan CSR terhadap 2018. Tidak digunakannya perusahaan
kinerja keuangan (ROE) perusahaan. jasa keuangan sebagai sampel karena
Penelitian dari Merawati (2015) juga laporan perusahaan jasa keuangan
mengungkapkan bahwa good corporate memiliki laporan yang lebih spesifik.
goverance memoderasi pengaruh kinerja Sumber data dalam penelitian ini adalah
lingkungan terhadap kinerja keuangan. data sekunder. Data yang digunakan
dalam penelitian ini diperoleh dari laporan
H3 : Good corporate governance tahunan (annual report) dan laporan
memperkuat pengaruh kinerja lingkungan keberlanjutan (sustainability report)
terhadap kinerja keuangan perusahaan. perusahaan jasa non keuangan yang
menjadi sampel penelitian.
Teori keagenan (agency theory)
menjelaskan mengenai hubungan antara
pemilik (principle) dan manajemen (agent). HASIL DAN PEMBAHASAN
Mekanisme GCG akan bermanfaat dalam

490
JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Universitas Pendidikan Ganesha, Vol : 11 No : 3 Tahun 2020 e-
ISSN: 2614 – 1930

Tabel 1. Statistik Deskriptif


N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation

K LING 45 0,1180 0,4120 0,250444 0,0851086


K SOS 45 0,1460 0,5000 0,332444 0,0946545
GCG 45 0,5000 0,6390 0,571800 0,0417779
ROE 45 0,1130 0,3040 0,243822 0,0559599
Valid N
45
(listwise)
Sumber: Data Sekunder Diolah (2020)

Berdasarkan hasil uji statistik 2 diketahui bahwa semua variabel


deskriptif dinyatakan bahwa rata-rata independen juga mempunyai nilai VIF
variabel kinerja lingkungan (X1) adalah lebih besar daripada 10 dan nilai tolerance
0,250444, terendah adalah 0,1180, lebih kecil dari 0,10, sehingga terjadi
tertinggi adalah 0,4120, dan memiliki multikolinearitas. Regresi dengan
standar deviasi sebesar 0,0851086. Moderate Regression Analysis (MRA)
Variabel kinerja sosial (X2) memiliki rata- pada umumnya menimbulkan masalah
rata 0,332444, terendah adalah 0,1460, multikolinieritas yang tinggi antara variabel
tertinggi adalah 0,5000, dan memiliki independen. Hal ini disebabkan karena
standar deviasi sebesar 0,0946545. adanya variabel moderasi dengan unsur
Variabel good corporate governance (X3) perkalian variabel bebas (Liana, 2009).
memiliki rata-rata 0,571800, terendah Hasil uji heteroskedastisitas
adalah 0,5000, tertinggi adalah 0,6390, dengan menggunakan uji Glesjer
dan memiliki standar deviasi sebesar menunjukan bahwa masing-masing
0,0417779. Variabel terikat yaitu ROE (Y) variabel independen kinerja lingkungan
memiliki rata-rata sebesar 0,243822, dan kinerja sosial memiliki nilai signifikansi
terendah adalah 0,1180, tertinggi adalah sebesar 0,263 dan 0,137. Masing-masing
0,3040, dan memiliki standar deviasi variabel memiliki nilai signifikansi ini lebih
sebesar 0,0559599. dari 0,05 sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa tidak terjadi gejala
Uji Asumsi Klasik heteroskedastisitas pada regresi model 1.
Uji normalitas data dilakukan Pada model 2 masing-masing variabel
bertujuan untuk mengetahui apakah data independen kinerja lingkungan, kinerja
berdistribusi normal atau tidak. Uji sosial, good corporate governance,
normalitas dengan One Sample interaksi kinerja lingkungan dan good
Kolmogrov-Smirnov Test pada model 1 corporate governance, interaksi kinerja
dan 2 menunjukan nilai sebesar 0,721 dan sosial dan good corporate governance
0,539 dengan nilai signifikansi sebesar memiliki nilai signifikansi sebesar 0,279,
0,676 dan 0,933 dimana nilai ini lebih dari 0,272, 0,685, 0,283, dan 0,290. Masing-
0,05 yang berarti nilai residual pada masing variabel tersebut memiliki nilai
model 1 dan 2 berdistribusi secara normal. signifikansi ini lebih dari 0,05 sehingga
Uji multikolinearitas dilakukan tidak terjadi gejala heteroskedastisitas
untuk menguji apakah pada model regresi pada regresi model 2.
ditemukan adanya korelasi antara variabel Uji autokorelasi adalah uji untuk
bebas (independen). Berdasarkan hasil uji menilai apakah dalam model regresi linear
diketahui bahwa pada model 1 semua ada korelasi antara kesalahan
variabel independen mempunyai nilai VIF pengganggu pada periode t dengan
lebih kecil daripada 10 dan nilai tolerance kesalahan pengganggu pada periode t-1
lebih besar dari 0,10, sehingga bebas dari (sebelumnya). Berdasarkan hasil uji
multikolinearitas. Sedangkan, pada model autokorelasi pada model 1, diketahui
bahwa nilai Durbin-Watson adalah 1,806

491
JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Universitas Pendidikan Ganesha, Vol : 11 No : 3 Tahun 2020 e-
ISSN: 2614 – 1930

dengan jumlah variabel bebas sebanyak 2 bahwa nilai Durbin-Watson adalah 2,171
(k = 2) serta jumlah data sebanyak 45 (n = dengan jumlah variabel bebas sebanyak 5
45), sehingga nilai dU pada tabel DW (k = 5) serta jumlah data sebanyak 45 (n =
pada lampiran adalah sebesar 1,6148. 45), sehingga nilai dU adalah sebesar
Sedangkan nilai 4-dU = 4 – 1,6148 = 1,7762. Sedangkan nilai 4-dU = 4 –
2,3862. Sehingga disimpulkan bahwa dU 1,7762 = 2,2238. Sehingga disimpulkan
< d1 < 4-dU (1,6148 < 1,806 < 2,3862) bahwa dU < d1 < 4-dU (1,7762 < 2,171 <
maka bisa disimpulkan tidak ditemukan 2,2238) maka bisa disimpulkan tidak
autokorelasi, positif atau negatif pada ditemukan autokorelasi, positif atau negatif
model 1. Berdasarkan hasil uji pada model 2.
autokorelasi pada model 2, diketahui
Tabel 2. Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
(Constant) 0,066 0,013 5,153 0,000
K LING 0,179 0,071 0,272 2,511 0,016
K SOS 0,401 0,064 0,678 6,254 0,000
Sumber: Data Sekunder Diolah (2020)

Uji hipotesis dilakukan Hal ini menunjukan bahwa apabila


menggunakan model regresi berganda. variable kinerja sosial (X2) naik sebesar 1
Pada regresi model satu variable satuan dengan asumsi bahwa variabel
independentnya ialah kinerja lingkungan bebas lainnya konstan, maka variabel
terhadap kinerja keuangan (Y) akan
Y = 0,066 + 0,179K LING + 0,401K SOS + ε mengalami kenaikan sebesar 0,401
satuan, dan standar error (ε) menunjukan
Nilai konstanta sebesar 0,066 menyatakan tingkat kesalahan pengganggu.
bahwa apabila terjadi variable kinerja Hasil analisis koefisien determinasi
lingkungan (X1) dan kinerja sosial (X2) sebelum moderasi menunjukan bahwa
sama dengan nol, maka rata-rata nilai nilai R Square sebesar 0,837 yang
variable kinerja keuangan (Y) adalah menunjukkan bahwa variasi variabel
sebesar 0,066 satuan. Nilai koefisien β1 = Kinerja Lingkungan (X1) dan Kinerja Sosial
0,179 menunjukan bahwa terdapat (X2) hanya mampu menjelaskan 83,7%
pengaruh positif antara variable kinerja variasi variabel Kinerja Keuangan (Y).
lingkungan (X1) terhadap kinerja keuangan Sisanya sebesar 16,3% dipengaruhi oleh
(Y) sebesar 0,179. Hal ini menunjukan faktor lain di luar penelitian ini yang dapat
bahwa variable kinerja lingkungan (X1) mempengaruhi Kinerja Keuangan (Y). Uji t
naik sebesar 1 satuan dengan asumsi menunjukkan seberapa jauh pengaruh
bahwa variable bebas lainnya adalah variabel independen terhadap variabel
konstan, maka variable terhadap kinerja dependen dengan menganggap variabel
keuangan (Y) akan mengalami lainnya konstan (Ghozali, 2011).
peningkatan sebesar 0,179 satuan. Nilai Pengujian dilakukan dengan significance
koefisien β2 = 0,401 menunjukan bahwa level 0,05 (α=5%). Berdasarkan hasil uji
terdapat pengaruh positif antara variabel statistik t yang telah dilakukan, diperoleh
kinerja sosial (X2) terhadap kinerja nilai signifikansi variabel kinerja
keuangan (Y) sebesar 0,401. lingkungan sebesar 0,016 < 0,050 yang
menunjukan bahwa variabel kinerja
lingkungan berpengaruh signifikan

492
JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Universitas Pendidikan Ganesha, Vol : 11 No : 3 Tahun 2020 e-
ISSN: 2614 – 1930

terhadap kinerja keuangan. Variabel independen) yang nantinya akan


kinerja sosial memiliki nilai signifikan memberikan pengaruh memperkuat atau
sebesar 0,000 < 0,050 yang menunjukan memperlemah sebuah persamaan (Liana,
bahwa variabel kinerja sosial berpengaruh 2009). Hasil analisis regresi berganda
terhadap kinerja keuangan. setelah dimoderasi (Model 2) disajikan
pada tabel 3. Berdasarkan perhitungan
Analisis Moderated Regression regresi model 2, maka didapatkan hasil
Analysis (MRA) merupakan aplikasi persamaan regresi sebagai berikut.
khusus regresi linier berganda yang di
dalam persamaannya mengandung unsur Y = -0,296 – 2,950K LING + 3,610K SOS +
interkasi (perkailan dua atau lebih variabel 0,648GCG + 5,443K LING*GCG – 5,636K
LING*GCG + ε

Tabel 3. Hasil Uji Moderate Regression Analysis

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
(Constant) -0,296 0,163 -1,812 0,078
K LING -2,950 0,859 -4,487 -3,436 0,001
K SOS 3,610 0,714 6,106 5,056 0,000
GCG 0,648 0,298 0,484 2,175 0,036
K LING*GCG 5,443 1,522 5,103 3,577 0,001
K SOS*GCG -5,636 1,247 -6,024 -4,521 0,000
Sumber: Data Sekunder Diolah (2020)

Konstanta -0,296 menunjukan asumsi bahwa variabel bebas lainnya


bahwa apabila variabel Kinerja konstan, maka Kinerja Keuangan (Y) akan
Lingkungan (X1), Kinerja Sosial (X2) dan meningkat sebesar 0,648 satuan.
Good Corporate Governance (X3) bernilai
sama dengan 0, maka nilai variabel Berdasarkan hasil uji Moderated
Kinerja Keuangan (Y) adalah sebesar - Regression Analysis (MRA) yang telah
0,296. Koefisien regresi Kinerja dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan
Lingkungan (X1) sebesar -2,950 berarti yaitu pada uji hipótesis ketiga nilai
bahwa apabila terdapat penambahan signifikansi variabel moderasi Good
Kinerja Lingkungan (X1) sebesar 1 satuan Corporate Governance (X3) terhadap
dengan asumsi bahwa variabel bebas hubungan Kinerja Lingkungan (X1) dengan
lainnya konstan, maka Kinerja Keuangan Kinerja Keuangan (Y) sebesar 0,001 <
(Y) akan menurun sebesar 2,950 satuan. 0,05. Dilihat dari nilai koefisien regresi
Koefisien regresi Kinerja Sosial (X2) sebesar 5,443 bernilai positif yang berarti
sebesar 3,610 berarti bahwa apabila variabel moderasi Good Corporate
terdapat penambahan Kinerja Sosial (X2) Governance (X3) memperkuat hubungan
sebesar 1 satuan dengan asumsi bahwa antara Kinerja Lingkungan (X1) dan Kinerja
variabel bebas lainnya konstan, maka Keuangan (Y).
Kinerja Keuangan (Y) akan meningkat
sebesar 3,610 satuan. Koefisien regresi Pada uji hipótesis keempat nilai
Good Corporate Governance (X3) sebesar signifikansi variabel moderasi Good
0,648 berarti bahwa apabila terdapat Corporate Governance (X3) terhadap
penambahan Good Corporate hubungan Kinerja Sosial (X2) dengan
Governance (X3) sebesar 1 satuan dengan Kinerja Keuangan (Y) sebesar 0,000 <
0,05 Dilihat dari nilai koefisien regresi
sebesar -5,636 bernilai negatif yang
493
JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Universitas Pendidikan Ganesha, Vol : 11 No : 3 Tahun 2020 e-
ISSN: 2614 – 1930

berarti variabel moderasi Good Corporate memiliki risiko lingkungan yang relatif
Governance (X3) memperlemah hubungan rendah. Perusahaan yang telah
antara Kinerja Sosial (X2) dan Kinerja melakukan pengelolaan lingkungan
Keuangan (Y). Sebelum dimasukan dengan baik akan diterima oleh
variabel moderasi Good Corporate masyarakat yang sesuai dengan teori
Governance (X3) nilai R Square adalah legitimasi. Sejalan dengan penelitian yang
sebesar 0,837 dan setelah dimasukan dilakukan Bukhori (2017), Rahmawati
variabel moderasi Good Corporate (2017), Rosyid (2015) menyatakan bahwa
Governance (X3) nilainya menjadi 0,900. kinerja lingkungan memiliki pengaruh
Sehingga terjadi peningkatan kemampuan positif signifikan terhadap kinerja
variabel independen dalam mempengaruhi keuangan.
variabel dependent diakibatkan variabel
moderasi. Maka, Good Corporate Pengaruh Kinerja Sosial Terhadap
Governance (X3) dapat memoderasi Kinerja Keuangan
hubungan variabel Kinerja Lingkungan Berdasarkan hasil uji statistik pada
(X1) dan Kinerja Sosial (X2) terhadap tabel 2, menunjukan bahwa nilai
Kinerja Keuangan (Y). signifikansi Kinerja Sosial (X2) sebesar
0,000 < 0,05, maka dapat dinyatakan
Pengaruh Kinerja Lingkungan bahwa variabel X2 mempunyai pengaruh
Terhadap Kinerja Keuangan terhadap Y. Nilai t positif yaitu 0,401
menunjukkan bahwa variabel X2
Berdasarkan hasil uji statistik pada mempunyai hubungan yang searah arah
tabel 2, menunjukan bahwa nilai dengan Y.
signifikansi variabel Kinerja Lingkungan Sesuai dengan teori legitimasi,
(X1) sebesar 0,016 < 0,05, maka dapat perusahaan akan selalu meyakinkan
dinyatakan bahwa variabel X1 mempunyai bahwa aktivitas operasinya dapat diterima
pengaruh terhadap Y. Nilai t positif yaitu oleh masyarakat. Selain itu,
0,179 menunjukkan bahwa variabel X1 pengungkapan ini juga akan memberikan
mempunyai hubungan yang searah manfaat dan pemenuhan tuntutan
dengan Y. Jadi dapat disimpulkan bahwa stakeholder sesuai dengan teori
Kinerja lingkungan berpengaruh positif stakeholder. Kinerja sosial yang
dan signifikan terhadap kinerja keuangan. diungkapkan oleh perusahaan berkaitan
Sesuai dengan teori stakeholder, dengan ketenagakerjaan, Hak Asasi
pengungkapan kinerja lingkungan menjadi Manusia, masyarakat, tanggung jawab
media harmonisasi hubungan stakeholder atas produk,. Hal ini menunjukan bahwa
dengan perusahaan Pemenuhan tuntutan pengungkapan kinerja sosial tidak hanya
dari stakeholder ini akan akan membuat bermanfaat untuk mendapatkan legitimasi
stakeholder memberikan respon yang baik dari masyarakat diluar perusahaan,
kepada perusahaan. Respon yang baik namun tenagakerja juga mendapatkan
akan membentuk citra perusahaan kebermanfaatan dari pengungkapan ini.
semakin baik, maka loyalitas konsumen Pengungkapan kinerja sosial menunjukan
dan para stakeholder akan semakin tinggi. bentuk tanggung jawab perusahaan
Bentuk respon tersebut yaitu dengan terhadap tenagakerja dan hak asasi
memberikan pendanaan bagi perusahaan manusia sehingga akan menciptakan
yang akan digunakan untuk meningkatkan semangat tenagakerja dalam
produksi dan penjualan sehingga dapat melaksanakan kewajibannya (Hendarti,
meningkatkan profitabilitas perusahaan 2006). Semangat tenagakerja dan
(Rosyid, 2011). pemenuhan hak asasi manusia akan
Perusahaan yang mampu membentuk loyalitas dalam bekerja
menunjukan kinerja lingkungan yang baik sehingga mampu meningkatkan operasi
akan meningkatkan ketertarikan calon perusahaan yang berujung pada
investor dan stakeholder. Ketertarikan peningkatan laba. Beberapa peneliti
investor terbentuk karena kepercayaan berpendapat bahwa kinerja sosial
investor terhadap perusahaan karena meningkatkan kinerja keuangan dengan

494
JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Universitas Pendidikan Ganesha, Vol : 11 No : 3 Tahun 2020 e-
ISSN: 2614 – 1930

menarik karyawan yang terampil dan dengan teori keagenan bahwa manajemen
mengurangi risiko (Maqbool et al, 2018). terkadang mementingkan kepentingan
Hal ini akan membentuk image positif sendiri yang pada akhirnya memunculkan
perusahaan akan mempengaruhi konfik kepentingan.
penjualan yang kemudian meningkatkan Good corporate governance yang
laba perusahaan. memiliki peran pengendali dan mengatasi
Hasil penelitian ini menunjukan perilaku manajemen yang mementingkan
bahwa kinerja sosial berpengaruh positif diri sendiri (Merawati, 2015). Menurut
terhadap kinerja keuangan perusahaan. Wening (2009), kepemilikan institusional
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan merupakan salah satu faktor yang dapat
Triwacananingrum (2013), Natalia (2014), mempengaruhi kinerja perusahaan.
Isnaeni (2018), Adil (2019) yang Kepemilikan institusional mendorong
menyatakan bahwa kinerja sosial pengawasan yang lebih ketat dalam
berpengaruh postif signifikan terhadap pelaksanaan dan pengungkapan kinerja
kinerja keuangan. lingkungan (Merawati, 2015). Perusahaan
yang memiliki transparansi yang baik,
Good Corporate Governance sahamnya cenderung mudah
Memperkuat Pengaruh Kinerja diperdagangkan karena adanya
Lingkungan Terhadap Kinerja ketertarikan yang tinggi dari investor atas
Keuangan perusahaan tersebut (Krissandi, 2012).
Moderate Regression Analysis Ketertarikan investor akan menciptakan
(MRA) menunjukan nilai koefisien regresi keputusan pendanaan investor terhadap
variabel kinerja lingkungan (X1) sebelum perusahaan. Hal ini kemudian akan
dimasukan variabel moderasi sebesar berpengaruh terhadap kinerja keuangan
0,179. Sementara itu, setelah dimasukan perusahaan.
variabel good corporate governance (X3) Hasil penelitian ini sejalan dengan
sebagai variabel moderasi, koefisien penelitian yang dilakukan oleh
regresi meningkat menjadi sebesar 5,443. Wahyuningtyas (2012), yang menyatakan
Hal ini menunjukan bahwa dengan adanya bahwa kepemilikan institusional
variabel good corporate governance (X3) mempengaruhi hubungan corporate social
sebagai moderasi dapat meningkatkan responsibility terhadap kinerja keuangan.
pengaruh positif antara kinerja lingkungan Merawati (2015) juga mengungkapkan
terhadap kinerja keuangan. Berdasarkan bahwa good corporate goverance
uji hipotesis nilai signifikansi 0,001 < 0,05 memoderasi pengaruh kinerja lingkungan
sehingga H3 diterima. terhadap kinerja keuangan.
Sesuai standar GRI, dimensi
lingkungan yaitu dimana dampak
perusahaan yang berkaitan dengan udara, Good Corporate Governance
tanah, air, dan ekosistem. Pengungkapan Memperlemah Pengaruh Kinerja Sosial
kinerja lingkungan sesuai dengan teori Terhadap Kinerja Keuangan
stakeholder, dimana perusahaan memiliki Moderate Regression Analysis
pertanggungjawaban dengan stakeholder. (MRA) menunjukan nilai koefisien regresi
Selain itu, pengungkapan kinerja variabel kinerja sosial (X2) sebelum
lingkungan berkaitan dengan teori dimasukan variabel moderasi sebesar
legitimasi, dimana perusahaan harus 0,401. Setelah dimasukan variabel good
mampu menjalin hubungan untuk corporate governance (X3) sebagai
menciptakan lingkungan yang baik sesuai variabel moderasi, koefisien regresi
dengan norma yang berlaku dimasyarakat. menurun menjadi -5,636. Hal ini
Kinerja lingkungan yang diungkapkan menunjukan bahwa dengan adanya
dikatakan sebagi bentuk transparansi variabel good corporate governance (X3)
perusahaan terhadap stakeholder sebagai moderasi dapat menurunkan
(Haryati, 2013). Transparansi perusahaan pengaruh positif antara kinerja sosial
perlu diterapkan untuk menghindari terhadap kinerja keuangan.
asimetri informasi, hal ini berkaitan

495
JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Universitas Pendidikan Ganesha, Vol : 11 No : 3 Tahun 2020 e-
ISSN: 2614 – 1930

Sesuai standar GRI, secara garis kinerja sosial belum mampu meningkatkan
besar dimensi sosial mencakup kinerja keuangan (Bukhori, 2017).
pengungkapan kinerja perusahaan Berdasarkan penelitian yang dilakukan
mengenai ketenagakerjaan, Hak Asasi oleh Mercuri (2019), menyatakan bahwa
Manusia, masyarakat, tanggung jawab kinerja sosial dapat memperlemah kinerja
atas produk. Perusahaan menerbitkan keuangan karena munculnya kegagalan
pengungkapan kinerja sosial merupakan dari tujuan transparansi dengan
salah satu bentuk pertanggung jawaban pengungkapan CSR hal ini disebabkan
dan transparansi kepada stakeholder yang karena reaksi pelaku pasar belum
berkaitan dengan teori stakeholder. merespon dengan baik informasi CSR
Selanjutnya kinerja sosial yang diterapkan yang diberikan dalam laporan
oleh perusahaan menjadi media legitimasi keberlanjutan. Hasil penelitian ini sejalan
perusahaan dengan masyarakat. dengan penelitian yang dilakukan oleh
Kepemilikan institusional mempunyai arti Shafariani (2013) yang menyatakan good
penting dalam memonitoring manajemen corporate governance memperlemah
dengan pengawasan yang lebih optimal. pengaruh tanggung jawab sosial
Bentuk pengawasan yang perusahan terhadap kinerja keuangan.
dilakukan agar tercipta transparansi yaitu Hasil penelitian ini bertentangan dengan
dengan menerapkan dan mengungkapkan penelitian oleh Neubaum et al, 2015 yang
corporate social responsibility yang menyatakan bahwa kepemilikan
didalamnya mencakup kinerja sosial. institusional memiliki moderasi positif pada
Kinerja sosial memiliki dampak reputasi hubungan kinerja sosial jangka panjang.
yang berbeda-beda karena dampak ini
tergantung pada tempat perusahaan SIMPULAN DAN SARAN
(Brammer et al, 2006). Perusahaan harus Simpulan
mengeluarkan sejumlah biaya untuk Berdasarkan hasil analisiis data
pendanaan monitoring tersebut dan dan pembahasan, maka ditarik
aktivitas tersebut dalam mengungkapakan kesimpulan sebagai berikut: Kinerja
CSR. Sehingga hal ini akan mengurangi lingkungan berpengaruh positif dan
jumlah pendapatan kemudian signifikan terhadap kinerja keuangan.
mempengaruhi kinerja keuangan Pengungkapan kinerja lingkungan yang
perusahaan (Shafariani, 2013) baik akan memberikan citra positif
Biaya kinerja sosial yang perusahaan sehingga investor tertarik
dikeluarkan oleh perusahaan sektor jasa untuk menanamkan investasinya yang
akan lebih besar karena operasi kemudian akan mempengaruhi kinerja
perusahaan jasa sebagian besar berkaitan keuangan perusahaan.
dengan sosial, kemasyarakatan, kepuasan Kinerja sosial berpengaruh positif
pelanggan, dan tenagakerja dibandingkan dan signifikan terhadap kinerja keuangan.
dengan lingkungan. Tipe perusahaan Pengungkapan kinerja sosial yang baik
berepengaruh terhadap return perusahaan akan memberikan kepercayaan dan
(Herawati, 2016). Jumlah item membangun hubungan baik dengan
pengungkapan kinerja sosial lebih banyak masyarakat maupun konsumen. Selain itu
dengan kinerja lingkungan sesuai standar tenaga kerja akan menjadi lebih semangat
GRI-4 maupun GRI Standards. Hal ini dan loyal terhadap perusahaan karena
akan memepengaruhi jumlah biaya yang kinerja sosialnya yang baik. Dengan
akan dikeluarkan perusahaan apabila adanya hal tersebut semakin akan
perusahaan mengungkapkan kinerja meningkatkan operasional perusahaan
lingkungan maupun kinerja sosial. yang berujung pada peningkatan laba
Adapun tahapannya setelah kinerja perusahaan.
sosial mempengaruhi nilai perusahaan, Good corporate governance
kemudian akan mempengaruhi market memperkuat pengaruh kinerja lingkungan
respon, berlanjut memepngaruhi kinerja terhadap kinerja keuangan. Adanya good
keuangan. Hal ini terjadi dalam jangka corporate governance akan mendorong
panjang sehingga dalam jangka pendek bentuk transparansi dari manjemen yang

496
JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Universitas Pendidikan Ganesha, Vol : 11 No : 3 Tahun 2020 e-
ISSN: 2614 – 1930

salah satunya adalah pengungkapan Aguilera, R.V, Williams, dan Ganapathi.


kinerja lingkungan. Perusahaan yang 2007. Putting the Sback in Corporate
memiliki transparansi yang baik sahamnya Social Responsibility: A Multilevel
cenderung mudah diperdagangkan karena theory of Social change in
adanya ketertarikan yang tinggi dari Organization. Academy of
investor atas perusahaan tersebut. Management Review, Vol. 3, No. 32,
Good corporate governanace hal. 836-863
memperlemah pengaruh kinerja sosial Brammer, Stephen J dan Stephen Pavelin.
terhadap kinerja keuangan. Bentuk 2006. Corporate Reputation and
pengawasan melalui good corporate Social Performance The Importance
governance agar tercipta transparansi of Fit. Journal of Management
yaitu dengan menerapkan dan Studies.
mengungkapkan CSR. Namun disisi lain Bukhori, Mochamad Rizki Triansyah.
dalam menerapkan CSR tentunya 2017. “Pengaruh Pengungkapan
persahaan harus mengeluarkan sejumah Sustainability Report Terhadap
biaya untuk pendanaan aktivitas maupun Kinerja Keuangan”. Jurnal Penelitian
monitoring aktivitas CSR. Sehingga hal ini Volume 2, Nomor 1. Hlm. 35-48.
akan mengurangi jumlah pendapatan Cahyono, Wahyu Prio. 2015. Pengaruh
kemudian mempengaruhi kinerja Kinerja Lingkungan, Kinerja
keuangan perusahaan. Selain itu biaya Ekonomi, dan Kinerja Sosial
kinerja sosial yang dikeluarkan oleh terhadap Kinerja Keuangan
perusahaan sektor jasa akan lebih besar Perusahaan dengan Manajemen
dibandingkan dengan lingkungan. Laba Sebagai Variabel Moderasi.
Skripsi, Universitas Airlangga.
Saran Deegan, C. 2004. Financial Accounting
Bagi perusahaan diharapkan Theory. McGraw-Hill Book
mampu meningkatkan kinerja perusahaan Company: Sydney.
yang tidak hanya pada aspek ekonomi Freeman, R.E. dan J. McVea. 2001. “A
saja, namun juga memperhatikan aspek Stakeholder Approach to Strategic
lingkungan dan sosial. perusahaan juga Management”
harus mampu memepertimbangkan biaya Haryati, R., dan Rahardjo, S. N.
yang digunakan dan respon yang tepat 2013. Pengaruh
agar tujuan diterbitkannnya laporan Corporatesocialresponsibility, Kinerja
keberlanjutan dapat tercapai. Stakeholder Lingkungan Dan Struktur Corporate
perusahaan terutama para investor Governance Terhadap Kinerja
diharapkan untuk selalu memperhatikan Keuangan Perusahaan Yang
terkait kinerja lingkungan dan kinerja Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
sosial sebagai bahan pertimbangan dalam Doctoral dissertation, Fakultas
pembuatan keputusan investasi. Bagi Ekonomika dan Bisnis.
peneliti selanjutnya diharapkan dapat Hendarti, Henny. 2006. Peranan Biaya
mengembangkan penelitian ini dengan Sosial dalam Meningkatkan Kinerja
menggunakan variabel-variabel lain yang Sosial dan Keuangan Perusahaan
tidak digunakan dalam penelitian ini dan High dan Low Profile. Journal The
tentunya menggunakan data periode WINNERS, Vol. 7, No. 2, Hal. 128-
tahun yang lebih terbaru. . 143.
Krissandi, Samuel. 2012. Analisis
DAFTAR PUSTAKA Hubungan Transparansi Perusahaan
Adil, M., & Winarsih, E. 2019. “Pengaruh dengan Tingkat dan Volatilitas
Kinerja Sosial Dan Kinerja Likuiditas Saham. Skripsi Universitas
Lingkungan Terhadap Kinerja Indonesia.
Keuangan Pt. Indonesia Liana, Lie. 2009. “Penggunaan MRA
Power”. AJAR, Volume 2, Nomor 2 dengan Spss untuk Menguji
(hlm. 49-64). Pengaruh Variabel Moderating
terhadap Hubungan antara Variabel

497
JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Universitas Pendidikan Ganesha, Vol : 11 No : 3 Tahun 2020 e-
ISSN: 2614 – 1930

Independen dan Variabel Rosyid, Ahmad. 2015. “Pengaruh Kinerja


Dependen”. Jurnal Teknologi Sosial dan Kinerja Lingkungan
Informasi DINAMIK Vol . 54, No. 2, Terhadap Kinerja Keuangan”. Jurnal
Hal 90-97. Penelitian Volume 12, Nomor 1, Mei
Machmud, Novita dan D. Djakman 2015. Hlm. 72-85
Chaerul. 2008. “Pengaruh Struktur Sari, Intan Ayu Permata. 2019. Pengaruh
Tahunan Perusahaan”. Simposium Pengungkapan Sustainability
Nasional Akuntansi XI, Pontianak Reporting terhadap Keuangan
Maqbool, S dan Zameer. 2018. Corporate Perusahaan di Indonesia.
Social Responsibility and Financial International Journal of Social
Performance: An Empirical analysis Science and Business, Vol 3, No. 3,
of Indian Banks. Future Business Hal. 206-214.
Journal, Vol. 4, No. 1, Hal. 84-93 Setiawan, Doni Agus. (2020). “Bukan
Merawati, Luh Komang. 2015. Peran Manufaktur Lagi, Ternyata Sektor Ini
mekanisme Good Corporate yang Diminati Investor”. Tersedia
Governance dalam Hubungan pada https://news.ddtc.co.id/bukan-
Kinerja Lingkungan dengan Kinerja manufaktur-lagi-ternyata-sektor-ini-
Keuangan. Jurnal Manjemen & yang-diminati-investor-
Akuntansi STIE Triatma Mulya, Vol. 18648?page_y=700 (Diakses pada
21, No. 2, Hal. 157-168. 23 April 2020)
Natalia, Ria dan Josua Tarigan. 2014. Shafariani, Dhesy Eka putri. 2013.
“Pengaruh Sustainability Report Pengaruh tanggung Jawab Sosial
Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan terhadap Kinerja
Perusahaan Publik dari Sisi Keuangan dengan Tata Kelola
Profitability Ratio”. Business Perusahaan sebagai Pemoderasi.
Accounting Review Volume 2, Jurnal Reviu Akuntansi, Vol. 3, No. 2
Nomor 1. Hlm. 111-120. Triwacananingrum, W. 2013. Pengaruh
Neubaum, Donald O dan shaker A. Zahra. Kinerja Sosial Dan Financial
2015. Institutional Ownership and Leverage Terhadap Kinerja
Corporate Social performance: The Keuangan Dengan Klasifikasi
Modertaing Effects of Investement Perusahaan Sebagai Variabel
Horizon, Activsm, and Coordination. Moderator Pada BUMN Yang
Journal of Management, Vol. 32, No. Terdaftar Di BEI Periode Tahun
1, hal. 108-131. 2008-2002. Disertasi, Universitas
Permatasari, F., & Widianingsih, L. P. Airlangga.
2019. Pengungkapan Corporate Wahyuningtyas. 2012. Pengaruh
Social Responsibility terhadap Pengungkapan Corporate Social
Kinerja Keuangan dengan Good Responsibility Terhadap Kinerja
Corporate Governance sebagai Perusahaan Dengan Corporate
Variabel Moderasi. Governance sebagai Variabel
Rahmawati, Mia Ika dan Anang Subardjo . Pemoderasi. Tugas Akhir (Tidak
2017. “Pengaruh Pengungkapan Diterbitkan). Universitas Sebelas
Lingkungan dan Kinerja Lingkungan Maret
Terhadap Kinerja Ekonomi yang Wening, Kartikawati. 2009. Pengaruh
Dimoderasi Good Corporate Kepemilikan Institusional Terhadap
Governance”. Jurnal Buletin Studi Kinerja Keuangan Perusahaan.
Ekonomi, Volume 22, Nomor 2. Jakarta
Raiyani, Jagdish R. 2019. Does Zubaidah, Siti. 2003. Pengaruh Biaya
Enviromental Performance Improve Soial Terhadap Kinerja sosial dan
Financial Performance? An Empirical Keuangan Perusahaan yang Listing
Study on Selected NSE Listed di Bursa Efek Jakarta. Skripsi
Companies. The Orissa Journal Of Bandung: Institut Tinggi Bandung.
Commerce, Vol. 4, No. 4, Hal. 42-51.

498

Anda mungkin juga menyukai