2, Juli 2019
DOI: https://doi.org/10.24843/JIAB.2019.v14.i02.p07
ABSTRAK
INFORMASI ARTIKEL This study aimed to provide empirical evidence on the effect of firm
characteristics which include firm age, firm size, profitability, and board of
commissioner size, on corporate social responsibility disclosure for firms listed
Tanggal masuk:
on the Indonesia Stock Exchange. This research was conducted on firms listed
20 Januari 2019 on the Indonesia Stock Exchange with an observation period of 3 years, from
Tanggal revisi: 2015 to 2017. The sample of this study amounted to 52 firms with a total of
25 Juni 2019 110 observations. A purposive sampling approach was used as the method of
Tanggal terima: determining the sample used. The results showed that firm age and firm size
01 Juli 2019 had a positive effect on corporate social responsibility disclosure, while
profitability and board of commissioner size cannot be proven to have no
effect on corporate social responsibility disclosure. The results of this research
also provide concrete evidence of the application and explanation of the
mechanism of stakeholder theory as a grand theory of this study.
Keywords : Company characteristics, corporate social responsibility
disclosure
Bowen (2014) mengungkapkan tingkat menyatakan CSR merupakan salah satu faktor yang
kesuksesan perusahaan dalam menjalankan bisnis memiliki pengaruh terhadap respon investor dalam
bergantung dari kontribusi yang dilakukan terhadap pengambilan keputusannya terkait penanaman modal
kesejahteraan masyarakat. Hubungan antara di perusahaan. Implementasi CSR di Indonesia sudah
perusahaan dan stakeholder ini dijelaskan dengan mulai diterapkan sejak ditetapkan Undang-Undang
konsep Corporate Social Responsibility (CSR). (UU) No. 40 Tahun 2007 sesuai Pasal 74 ayat (1)
Konsep CSR adalah sekumpulan aturan maupun serta diperkuat dengan diterbitkannya Peraturan
praktek mengenai hubungan antara pemangku Pemerintah (PP) No. 47 Tahun 2012.
kepentingan, pengaplikasian aturan hukum, image di Upaya mendorong implementasi CSR telah
masyarakat maupun lingkungan, begitu pula dilakukan oleh IAI terkait transparansi serta
komitmen perusahaan untuk ikut serta dalam akuntabilitas yakni dengan penyelenggaraan ajang
pembangunan berkelanjutan (Subiantoro & penghargaan yang dikenal dengan Indonesia
Mildawati, 2015). Sustainability Reporting Awards (ISRA) di tahun
Oktariani & Mimba (2014) mengungkapkan 2005. ISRA itu sendiri ditujukan bagi perusahaan-
CSR adalah sebuah konsep yang menjelaskan perusahaan yang sudah melakukan CSR guna
tentang tanggung jawab perusahaan kepada pemeliharaan pembangunan keberlanjutan
pemangku kepentingan (stakeholder) maupun pihak (sustainability) perusahaan, dimana laporan ini dapat
lain yang terkena dampak dari kegiatan operasional diterbitkan tersendiri ataupun terintegrasi dalam
perusahaan. Wulandari & Suprasto (2015) juga laporan tahunan (annual report) (Kurnianingsih, 2013).
Tabel 1 menunjukkan dari 567 perusahaan yang atau juga sering dikenal dengan ”Laporan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode CSR” adalah laporan yang memuat kinerja
2015-2017 hanya sekitar 3,2 persen perusahaan yang perusahaan dalam tiga aspek yaitu Ekonomi,
mengikuti ISRA di tahun 2015, 2,5 persen di tahun Lingkungan dan Sosial. “Laporan ini menjadi sarana
2016 dan 2,3 persen di tahun 2017. Penghargaan bagi para pemangku kepentingan (stakeholder)
ISRA yang dikeluarkan oleh National Center for untuk menilai sejauh mana perusahaan mengatasi isu
Sustainability Reporting (NCSR) ini merupakan keberlanjutan seperti penghematan dan konservasi
penghargaan atas kelengkapan informasi lingkungan energi, pengelolan air, pengelolaan limbah, mengatasi
dan sosial yang disajikan dalam website dalam pencemaran udara serta isu sosial seperti partisipasi
mempromosikan pembangunan berkelanjutan perusahaan dalam meningkatkan kualitas hidup
(sustainable development). Laporan Keberlanjutan masyarakat setempat” (NCSR, 2012). Berdasarkan
221 Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis, Vol. 14, No. 2, Juli 2019
data yang ditunjukkan Tabel 1 menunjukkan masih mencakup orang per seorangan maupun kelompok
banyak perusahaan di Indonesia yang belum yang saling memengaruhi sebagai akibat akan
melaksanakan kewajiban CSR. aktivitas yang dilakukan (Freeman, 1999). Teori
Riset-riset terdahulu menunjukkan penerapan pemangku kepentingan menjelaskan bahwa
CSR dipengaruhi beberapa faktor diantaranya umur perusahaan tidak hanya beroperasi untuk kepentingan
perusahaan, ukuran perusahaan, profitabilitas, internal saja, melainkan harus memberikan timbal
leverage, likuiditas, solvabilitas, kepemilikan balik positif bagi pemangku kepentingan (Manurung
manajerial, dan ukuran dewan komisaris. Faktor- & Muid, 2015).
faktor tersebut merupakan parameter dari Stakeholder merupakan individu atau kelompok
karakteristik perusahaan. Manurung & Muid (2015) yang saling memengaruhi satu sama lain sebagai
menunjukkan ukuran dewan komisaris dan dampak dari aktivitas-aktivitasnya (Freeman, 1999).
kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap Teori pemangku kepentingan (stakeholder theory)
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. menyatakan perusahaan bukanlah entitas yang hanya
Sedangkan ukuran perusahaan, profitabilitas dan beroperasi untuk kepentingannya sendiri, namun
leverage tidak menunjukkan pengaruh terhadap harus memberikan manfaat bagi stakeholder
pengungkapan tannggung jawab sosial perusahaan. (pemegang saham, kreditur, konsumen, supplier,
Hasil penelitian Kamil & Herusetya (2012) pemerintah, masyarakat, analisis dan pihak lain)
menunjukkan profitabilitas, likuiditas dan solvabilitas (Manurung & Muid, 2015). Sejalan dengan hal
tidak berpengaruh terhadap luas pengungkapan tersebut Dkhili & Ansi (2014) menjelaskan
kegiatan corporate social responsibility, sedangkan stakeholder theory merupakan tindakan perusahaan
ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap luas untuk membangun kepercayaan antara perusahaan
pengungkapan kegiatan corporate social responsibility. dengan stakeholder. Penjelasan tersebut
Sementara, Manurung & Muid (2015) menunjukkan bahwa keberadaan suatu perusahaan
menunjukkan size dari dewan komisaris serta sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan
kepemilikan asing memiliki pengaruh yang positif oleh stakeholder.
pada pengungkapan CSR perusahaan. Sedangkan Teor i stakeholder juga menyatakan
size perusahaan, rasio profitabilitas maupun leverage kelangsungan hidup dan keberhasilan perusahaan
tidak menunjukkan pengaruh pada pengungkapan bergantung pada pemenuhan kebutuhan ekonomi dan
tannggung jawab sosial perusahaan. nonekonomi dengan cara menyeimbangkan
Sunaryo (2013) meneliti perusahaan properti dan kepentingan stakeholder perusahaan (Pirsch &
real estate yang terdaftar di BEI, menunjukkan Grau, 2007). Beberapa alasan yang mendorong
company size dan profitability memiliki pengaruh perusahaan perlu memperhatikan kepentingan
yang positif terhadap variabel corporate social stakeholder, yaitu: 1) Isu lingkungan melibatkan
responsibility disclosures, sementara company kepentingan berbagai kelompok dalam masyarakat
ages maupun leverage tidak menunjukkan pengaruh yang dapat mengganggu kualitas hidup mereka. 2)
terhadap variabel pengungkapan tannggung jawab Dalam era globalisasi telah mendorong produk-
sosial perusaahaan. produk yang diperdagangkan harus bersahabat
Dewi & Priyadi (2013) yang meneliti perusahaan dengan lingkungan. 3) Investor dalam menanamkan
manufaktur yang terdaftar di BEI, menunjukkan modalnya cenderung untuk memilih perusahaan yang
ukuran perusahaan, kepemilikan manajerial, serta memiliki dan mengembangkan kebijakan dan program
ukuran dewan komisaris memiliki pengaruh positif lingkungan. 4) LSM dan pencinta lingkungan makin
pada corporate social responsibility disclosure vokal dalam mengkritik perusahaan perusahaan yang
(CSRD), sedangkan profitabilitas maupun leverage kurang peduli terhadap lingkungan (Sunaryo, 2013).
tidak memiliki pengaruh pada corporate social Corporate social responsibility disclosure
responsibility disclosure (CSRD). Sementara atau pengungkapan tannggung jawab sosial mulai
Penelitian lain oleh Bowman & Haire (1975) berkembang seiring dengan konsep CSR yang
menunjukkan rata-rata return on equity (ROE) disampaikan World Business Council for
berpengaruh secara signifikan terhadap corporate Sustainable Development (WBSD) tahun 1995.
social responsibility. Corporate social responsibility disclosure adalah
Perusahaan dalam menjalankan operasionalnya sebuah konsep yang membicarakan tentang dampak
tentunya akan berinteraksi dengan banyak pihak, sosial dan lingkungan dari kegiatan perusahaan untuk
seperti pemangku kepentingan. Pemangku kepentingan para pemangku kepentingan (Hastuti, 2014).
Suprasto dan Haryanti, Pengaruh Karakteristik Perusahaan ... 222
Corporate social responsibility disclosure ini sebagai pengendalian internal terkait pengelolaan
dituangkan melalui laporan keberlanjutan perusahaan perusahaan oleh manajerial, serta dapat berwenang
dalam konteks pembangunan berkelanjutan untuk menentukan bagaimana pihak manajemerial
(sustainable development) yang isinya terkait memenuhi tugasnya dalam pengembangan dan
dengan keadaan ekonomi, lingkungan sosial, kinerja pelaksanaan internal control perusahaan
perusahaan. Pengungkapan tanggung jawab sosial (Subiantoro & Mildawati, 2015).
perusahaan dilaksanakan secara sukarela Karakteristik perusahaan yang dimaksud
(voluntary disclosure) karena tidak tergolong bagian mencakup umur perusahaan, ukuran perusahaan,
dari laporan keuangan (pengungkapan minimum) profitabilitas, dan ukuran dewan komisaris. Umur
yang disyaratkan oleh standar akuntansi yang perusahaan menggambarkan kemampuan
berlaku. Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa perusahaan untuk tetap bertahan dalam dunia bisnis.
pengungkapan tanggung jawab sosial masih belum Penjelasan tersebut mengindikasikan umur
memiliki standar yang baku sehingga prosedur dan perusahaan pastinya memiliki kaitan secara positif
item pengungkapan bergantung kepada kebijakan dari dengan kualitas pengungkapan CSR (Utami &
perusahaan. Prastiti, 2016). Umur perusahaan berpengaruh positif
Karakteristik perusahaan menggambarkan sifat terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial
khusus yang ada di perusahaan dan terlihat dari perusahaan (Putri, 2013). Konsisten dengan
beberapa aspek seperti bidang usaha, komposisi penelitian Putri, penelitian (Untari, 2010) menyatakan
kepemilikan, rasio likuiditas, rasio profitabilitas, umur perusahaan secara parsial berpengaruh
ukuran perusahaan. Umur perusahaan mencirikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial
kemampuan perusahaan di dalam menjaga perusahaan barang konsumsi.
eksistensinya atau bertahan. Umur perusahaan Penjabaran tersebut konsisten dengan konsep
diperkirakan mempunyai arah yang positif dengan dasar Teori Konsep dasar teori stakeholder. Konsep
kualitas pengungkapan sukarela (Nugroho, 2012). dasar teori stakeholder adalah bahwa semakin kuat
Penjelasan tersebut menunjukkan semakin lama hubungan korporasi, maka akan semakin baik bisnis
perusahaan dapat bertahan maka semakin besar korporasi. Sebaliknya, semakin buruk hubungan
kemungkinan perusahaan mengungkapkan informasi korporasi maka akan semakin sulit. Hubungan yang
sosialnya sebagai bentuk tanggung jawabnya agar kuat dengan para pemangku kepentingan adalah
tetap diterima di masyarakat (Oktariani & Mimba, berdasarkan keper cayaan, rasa hormat, dan
2014). kerjasama. Teori stakeholder adalah sebuah konsep
Size adalah salah satu variabel yang manajemen strategis, tujuannya adalah untuk
dipergunakan terkait penjelasan untuk pengungkapan membantu korporasi memperkuat hubungan dengan
di laporan keuangan perusahaan tahunan (Sunaryo, kelompok-kelompok eksternal dan mengembangkan
2013). Undang-Undang (UU) No. 20 Tahun 2008 keunggulan kompetitif (Totok, 2014).
menjelaskan ukuran perusahaan dapat dikategorikan Perusahaan yang telah lama beroperasi tentunya
menjadi empat, dilihat dari jumlah penjualan dan aset mempunyai hubungan baik dengan pemangku
yang dimiliki perusahaan yakni perusahaan mikro, kepentingan sehingga tidak menutup kemungkinan
perusahaan kecil, perusahaan menengah, dan terciptanya ikatan emosional antara perusahaan
perusahaan besar. dengan stakeholder. Upaya menjaga ikatan
Fahrizqi (2010) dalam Manurung & Muid (2015) emosional ini akan mendorong terbentuknya rasa
menyatakan rasio profitabilitas merupakan faktor tanggung jawab dari perusahaan untuk melaksanakan
penentu terkait kinerja oleh perusahaan dalam kegiatan dan pengungkapan CSR guna menjaga
mendapatkan laba menggunakan sumber yang hubungan baik dengan stakeholder terebut.
dimilikinya. Profitabilitas menempati posisi penting Perusahaan yang sudah lama menjalin hubungan
dalam suatu perusahaan dan juga bagi stakeholder dengan stakeholder tentu mengetahui informasi
karena dengan profitabilitas yang tinggi maka yang dibutuhkan stakeholder untuk menjaga ikatan
kesejahteraan stakeholder akan terjamin dan antara perusahaan dengan stakeholder. Kondisi ini
kebutuhan-kebutuhan mereka akan terpenuhi (Goal, yang menyebabkan perusahaan yang sudah lama
2010 dalam Rosiana et al., 2013). berdiri akan dapat memberikan banyak informasi
Dewan komisaris merupakan salah satu bagian tentang tanggung jawab social perusahaan yang
dari shareholder untuk perusahaan yang berjenis dibutuhkan stakeholder. Berdasarkan uraian tersebut
perseroan terbatas. Dewan komisaris berwenang dirumuskan hipotesis berikut:
223 Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis, Vol. 14, No. 2, Juli 2019
H1: Umur perusahaan berpengaruh positif pada Perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang
corporate social responsibility disclosure. tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan
menghasilkan sumber daya utuk membiayai
Ukuran Perusahaan (Size) digambarkan dengan aktivitasnya. Penjelasan tersebut menunjukkan
jumlah assets perusahaan yang besar dan secara tingginya laba perusahaan akan mendorong
tidak langsung menunjukkan banyak dan luasnya perusahaan dalam melaksanakan kegiatan sosial
aktivitas perusahaan serta memiliki akibat yang lebih sehingga memungkinkan perusahaan melakukan
tinggi pada lingkungannya terutama kepada pengungkapan informasi sosial juga akan meningkat
stakeholder, sehingga pelaporan tanggung jawab (Hackston & Milne, 1996).
sosial sudah menjadi sebuah kewajiban (Cowen & H3: Profitabilitas berpengaruh positif pada
Carolina, 1987). Penelitian Kamil & Herusetya corporate social responsibility disclosure.
(2012) menyatakan ukuran perusahaan berpengaruh
secara positif terhadap pengungkapan tanggung Dewan komisaris adalah wakil shareholder
jawab sosial perusahaan. Konsisten dengan dalam perusahaan yang diharapkan dapat bersifat
penelitian Kamil & Herusetya (2012), Utami & adil dan netral. Penelitian Manurung & Muid (2015)
Prastiti (2013) menyatakan size terbukti berpengaruh menyatakan ukuran dewan komisaris berpengaruh
positif terhadap social responsibility disclosure. positif terhadap pengungkapan tanggung jawab
Perusahaan besar yang lazimnya didukung sosial perusahaan. Konsisten dengan penelitian
sumber daya manusia yang berkompeten dan Manurung & Muid (2015), penelitian Amalia (2013)
memahami konsep going concern perusahaan serta menunjukkan ukuran dewan komisaris memiliki
tanggung jawab sosial perusahaan, sehingga pengaruh pada pengungkapan CSR perusahaan yang
perusahaan akan lebih mampu untuk melaksanakan terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan
kegiatan dan pengungkapan CSR. Berdasarkan dengan jumlah anggota dewan komsiaris yang
uraian tersebut dirumuskan hipotesis berikut: banyak cenderung memberikan tekanan atau
H2: Ukuran perusahaan berpengaruh positif pada pengawasan lebih tinggi pada manajemen, yang
corporate social responsibility disclosure. tentunya akan memaksa perusahaan memberikan
informasi secara menyeluruh salah satunya informasi
Tingkat profitabilitas adalah indikator bagaimana tentang kegiatan CSR (Collier & Gregory, 1999).
perusahaan dapat menghasilkan laba dengan H4: Ukuran dewan komisaris berpengaruh positif
memanfaatkan sumber-sumber yang dimilikinya pada corporate social responsibility
seperti aset atau ekuitas (Fahrizqi, 2010 dalam disclosure.
Manurung & Muid, 2015). Hubungan pengungkapan
CSR dan profitabilitas menunjukkan semakin tinggi METODE PENELITIAN
profitabilitas perusahaan mencerminkan kemampuan Penelitia n dilakukan pada Bur sa Efek
perusahaan dalam menghasilkan dana untuk Indonesia dengan mengakses laporan tahunan
melaksanakan tanggung jawab sosialnya, serta maupun laporan sustainability perusahaan periode
melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial 2015-2017. Data-data yang diperlukan tersebut
dalam lapor an tahunan. Profitabilitas dapat diakses melalui web www.idx.co.id dengan obyek
menunjukkan bagaimana kebijakan dan keputusan penelitian corporate social responsibility
manajemen perusahaan di dalam mengelola dana, disclosure.
baik itu sumber maupun penggunaan dana dalam Corporate social responsibility disclosure
menjalankan operasional perusahaan. Salah satu (CSRD) dalam penelitian diukur dengan
sumber dana perusahaan berasal dar i pihak menggunakan indeks GRI (Global Reporting
stakeholder sehingga pengungkapan profitabilitas Initiative) versi G4 yaitu sebanyak 91 item,
kepada stakeholder menjadi hal yang krusial dan dengan mengacu kepada tiga aspek (Pflieger et al.,
penting dilakukan oleh perusahaan. 2005). Standar GRI digunakan berdasarkan
Penelitian Sunaryo (2013) menyatakan pertimbangan Standar GRI mewakili praktik terbaik
profitabilitas secara signifikan berpengaruh terhadap secara global dalam hal pelaporan dampak ekonomi,
variabel corporate social responsibility disclosures. lingkungan dan sosial kepada public (https://
Konsisten dengan penelitian Sunaryo (2013), www.global reporting.org).
penelitian Utami & Prastiti (2013) menyatakan net Rumus menghitung indeks kelengkapan
profit margin terbukti berpengaruh secara positif pengungkapan adalah sebagai berikut (Aulia &
dan signifikan terhadap social disclosure. Syam, 2013):
Suprasto dan Haryanti, Pengaruh Karakteristik Perusahaan ... 224
CSRD = Jumlah item yang diungkapkan perusahaaan…(1) melaporkan dan mempublish laporan tahunan
91 item CSR indeks GRI versi G4 maupun laporan sustainability di web resmi Bursa
Umur perusahaan (UP) menggunakan umur Efek Indonesia maupun di web resmi perusahaan
dari tanggal perusahaan listing di Bursa Efek periode 2015-2017, dan (3) Perusahaan
Indonesia (Grougiou, et al., 2015). Rumus umur mengungkapkan program CSR dengan kriteria indeks
perusahaan adalah sebagai berikut (Grougiou et al., GRI G4 dalam laporan tahunan maupun laporan
2015): sustainability periode 2015-2017.
UP = Tahun pengamatan – Tahun listing di BEI.....(2) Data dikumpulkan dengan metode observasi
Ukuran Perusahaan (Size) diukur menggunakan nonpartisipan dan metode dokumentasi dengan jenis
logaritma natural guna menghindari tingginya nilai data yang dipakai berupa data kualitatif yang
yang dihasilkan. Rumus ukuran perusahaan adalah dikuantitatifkan dan data kuantitatif dengan sumber
sebagai berikut (Wahyuni et al., 2013): data yaitu data sekunder. Mendahului analisis data
Size = Ln(total aset) .................................(3) maka pertama-tama dilakukan uji pelanggaran
Profitabilitas (Gross profit margin) diukur asumsi klasik guna menghasilkan model penelitian
menggunakan proksi gross profit margin yang bersifat BLUE (best linear unbiased
dikarenakan untuk menghindari bias akibat laba estimator). Setelah dilakukan uji tersebut maka
bersih perusahaan yang bernilai negatif. Rumus dilakukan analisis data menggunakan regresi linear
gross profit margin adalah sebagai ber ikut berganda. Persamaan regresi linear berganda pada
(www.analisis.co.id): penelitian ini adalah sebagai berikut.
Berdasarkan data yang dikumpulkan dan data yang disajikan dalam Tabel 3.
pengelolaan secara statistik diperoleh deskripsi
Berdasarkan Tabel 3 untuk umur perusahaan Ukuran dewan komisaris (X4) mempunyai nilai
mempunyai nilai minimum 3,00, nilai maksimum minimum 1,50, nilai maksimum 5,00, nilai rata-rata
35,00, nilai rata-rata (mean) 18,57, dan standar (mean) 3,26, dan standar deviasi 0,72. Nilai standar
deviasi 7,78. Nilai standar deviasi menunjukkan nilai deviasi menunjukkan nilai yang kecil, menunjukkan
yang cukup, hal menunjukkan data umur perusahaan data ukuran dewan komisaris memiliki sebaran data
memiliki sebaran data yang cukup merata (data yang terpusat. Hal ini menunjukkan sampel penelitian
penelitian heterogen). cenderung homogen.
Ukuran perusahaan (X 2 ) mempunyai nilai Corporate social responsibility disclosure (Y)
minimum 28,37, nilai maksimum 34,66, nilai rata-rata mempunyai nilai minimum 0,09 dan nilai maksimum
(mean) 31,46, dan standar deviasi 1,45. Nilai standar 0,88 dengan rata-rata (mean) 0,45, dan standar
deviasi menunjukkan nilai yang kecil, menunjukkan deviasi 0,19. Nilai standar deviasi menunjukkan nilai
data ukuran perusahaan memiliki sebaran data yang yang kecil, menunjukkan data Corporate social
terpusat. Hal ini menunjukkan sampel penelitian responsibility disclosure memiliki sebaran data yang
cenderung homogen. terpusat. Hal ini menunjukkan sampel penelitian
Profitabilitas (X3) mempunyai nilai minimum cenderung homogen.
0,01, nilai maksimum 1,00, nilai rata-rata (mean) 0,40, Sebelum dilakukan uji statistik telah dilakukan
dan standar deviasi 0,28. Nilai standar deviasi uji pelanggaran asumsi klasik atas data yang
menunjukkan nilai yang kecil, menunjukkan data diperoleh. Hasil pengujian meliputi uji normalitas data,
ukuran perusahaan memiliki sebaran data yang uji multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji
terpusat. Hal ini menunjukkan sampel penelitian heteroskedastisitas. Hasil pengujian menunjukkan
cenderung homogen. data penelitian lolos uji pelanggaran asumsi klasik.
Hasil uji statistik penelitian disajikan dalam Tabel 4.
Tabel 4. Hasil Uji Statistik
Variabel Unstandardized Standardized t P-
Coefficients Coefficients value
B Std.Error Beta
Constant -0,495 0,318 -.1,556 0,123
Umur Perusahaan 0,019 0,002 0,743 9,986 0,000
Ukuran Perusahaan 0,022 0,011 0,167 2,047 0,043
Profitabilitas -0,084 0,052 0,121 -1,617 0,109
Ukuran Dewan Komisaris -0,023 0,022 -0,086 -1,060 0,292
R Square 0,523
Adjusted R Square 0,505
F 28,818
P-value F 0,000
Sumber: Data diolah, 2018
Suprasto dan Haryanti, Pengaruh Karakteristik Perusahaan ... 226
Berdasarkan Tabel 4 maka persamaan regresi dengan pihak stakeholder dengan kata lain umur
linear berganda yang dipergunakan dalam penelitian perusahaan memiliki hubungan positif dengan kualitas
ini dirumuskan sebagai berikut. pengungkapan CSR (Utami & Prastiti, 2016). Ikatan
Y= -0,495 + 0,019X1 + 0,022X2 – 0,084X3 – emosional ini akan mendorong terbentuknya rasa
0,023X4 ..................................................(7) tanggung jawab dari perusahaan untuk melaksanakan
Konstanta persamaan regresi tersebut sebesar kegiatan dan pengungkapan CSR. Hasil penelitian
-0,495 dan hasil P-value sebesar 0,123 menunjukkan ini sejalan dengan penelitian Putri (2013) dan Untari
bahwa konstanta dalam penelitian ini tidak memiliki (2010) yang menyatakan bahwa umur perusahaan
makna. Koefisien regresi X1 sebesar 0,019 dengan berpengaruh positif pada corporate social
hasil P-value sebesar 0,000 yang mengindikasikan responsibility disclosure.
jika umur perusahaan (X1 ) bertambah 1 satuan Berdasarkan Tabel 4 pengujian kedua
mengakibatkan CSRD (Y) akan naik 0,019. menunjukkan ukuran perusahaan mempunyai
Koefisien regresi X2 menunjukkan hasil 0,022 koefisien regresi 0,022 dengan P-value sebesar
dan P-value sebesar 0,043 yang mengindikasikan 0,043. Hasil uji menunjukkan ukuran perusahaan
bahwa jika ukuran perusahaan (X2 ) bertambah 1 berpengaruh positif pada corporate social
satuan mengakibatkan CSRD (Y) akan naik 0,022 responsibility disclosure, dengan demikian hipotesis
satuan. Koefisien regresi X 3 menunjukkan hasil 2 terbukti. Ukuran perusahaan berkaitan dengan
sebesar -0,084 dengan P-value sebesar 0,109 yang aspek manajemen perusahaan yang ditunjukkan
menunjukkan jika profitabilitas (X3) bertambah 1 dengan kualitas dari sumber daya manusia yang
satuan akan mengakibatkan CSRD (Y) turun 0,084 dimiliki oleh perusahaan. Semakin besar perusahaan
satuan. Koefisien regresi X 4 menunjukkan hasil maka semakin memadai sumber daya yang dimiliki.
sebesar -0.023 dengan P-value sebesar 0,292 yang Ukuran perusahaan menggambarkan kemampuan
berarti jika ukuran dewan komisaris (X4) bertambah suber daya manusia yang dimiliki sehingga
1 akan mengakibatkan CSRD (Y) mengalami perusahaan besar memiliki kemampuan yang
penurunan sebesar 0.023 satuan. memadai dalam pengungkapan infor masi
Nilai uji F hitung sebesar 28,818 dengan P-value tanggungjawab sosial perusahaan dalam laporan
sebesar 0,000, hasil uji F tersebut menunjukkan model tahunan perusahaan. Perusahaan besar biasanya
penelitian ini layak. Hasil uji F ini menjelaskan bahwa memiliki aktivitas yang lebih kompleks dan
variabel umur perusahaan, ukuran perusahaan, mempunyai dampak yang lebih besar terhadap
profitabilitas dan ukuran dewan komisaris yang lingkungannya terutama kepada stakeholder,
digunakan dalam penelitian ini mampu menjelaskan sehingga pelaporan tanggung jawab sosial sudah
variable Corporate social responsibility disclosure. menjadi sebuah kewajiban (Cowen & Carolina, 1987).
Nilai uji determinan (Adjusted R Square) Perusahaan besar didukung oleh sumber daya
sebesar 0,505 menunjukkan corporate social manusia yang memadai yang memahami konsep
responsibility disclosure sebesar 50,50 persen dapat keberlangsungan hidup perusahaan (sustainable)
dijelaskan oleh umur perusahaan, ukuran perusahaan, serta tanggung jawab sosial perusahaan, dengan
profitabilitas, dan ukuran dewan komisaris. Semetara demikian perusahaan mampu untuk melaksanakan
49,50 persen dijelaskan oleh variabel lainnya yang kegiatan dan pengungkapan CSR. Hasil penelitian
tidak digunakan dalam penelitian. ini sejalan dengan penelitian Kamil & Herusetya
Berdasarkan Tabel 4. hasil uji statistik (2012), Utami & Prastiti (2013), Hastuti (2014), dan
menunjukkan variabel umur perusahaan memiliki nilai Dewi & Priyadi (2013) yang menyatakan ukuran
koefisien regresi sebesar 0,019 dengan P-value perusahaan berpengaruh positif pada corporate
sebesar 0,000 < 0,05. Berdasarkan hasil uji statistik social responsibility disclosure.
tersebut hipotesis 1 terbukti. Hasil uji statistik tersebut Hasil pengujian ketiga menunjukkan profitabilitas
menunjukkan bahwa umur perusahaan berpengaruh mempunyai koefisien regresi sebesar -0,084 dengan
positif pada corporate social responsibility P-value sebesar 0,109, hasil pengujian ini
disclosure. Hal ini menunjukkan semakin lama berdiri menunjukkan hasil uji statistik tidak dapat
perusahaan semakin memahami perkembangan membuktikan hipotesis ketiga. Profitabilitas yang
kebutuhan informasi tanggungjawab sosial yang dengan menggunakan rasio laba bruto tidak menjamin
dibutuhkan stakeholder. Hasil pengujian ini konsisten besarnya kemauan perusahaan untuk melakukan
dengan konsep CSR yang menyatakan bahwa pengungkapan CSR. Penjelasan tersebut
perusahaan akan melakukan kegiatan dan menunjukkan bahwa perusahaan yang melakukan
pengungkapan CSR guna menjaga hubungan baik CSR (pengungkapan atas kegiatan CSR) hanya
227 Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis, Vol. 14, No. 2, Juli 2019
dalam lapor an ber kelanjutan sebagai media International Hellenic University Journal,
implementasi rencana strategis perusahaan. 233(0), 1–48.
Hackston, D., & Milne, M. J. (1996). Some
REFERENSI determinants of social and environmental
Amalia, D. (2013). Pengaruh Kar akteristik disclosures in New Zealand companies.
Perusahaan Terhadap Corporate Social Accounting, Auditing & Accountability
Responsibility Disclosure Di Bursa Efek Journal, 9(1), 77–108.
Indonesia. Media Riset Akuntansi, 3(1), 34– Hastuti, W. (2014). Pengaruh Ukuran Perusahaan,
47. Pertumbuhan Perusahaan, dan Tipe Industri
Analis.co.id. Analisis rasio gross profit margin & Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
rumus dan contoh soal margin laba kotor. 11 Perusahaan Dalam Laporan Tahunan (Studi
agustus 2018. (https://analis.co.id/gross- Empiris pada perusahaan Manufaktur yang
profit-margin.html). Diakses 01 September listing di BEI). E-Journal Universitas Negeri
2018 Padang, 1–18.
Aulia, A., & Syam, D. (2013). Pengaruh Karakteristik Kamil, A., & Herusetya, A. (2012). Pengaruh
Perusahaan terhadap Praktek Pengungkapan Karakteristik Perusahaan Terhadap Luas
Sustainability Reporting Dalam Laporan Pengungkapan Kegiatan Corporate Social
Tahunan Perusahaan Publik di Indonesia Adistira Responsibility. Media Riset Akuntansi, 2(1), 1–17.
Sri Aulia. Jurnal Reviu Akuntansi Dan Kurnianingsih, H. (2013). Pengaruh profitabilitas dan
Keuangan, 3(1), 403–414. size perusahaan terhadap corporate social
Bowen, H. R. (2014). The Interpretation of Voting responsibility. Jurnal Riset Akuntansi Dan
in the Allocation of Economic Resources. Bisnis, 13(1), 93–111.
Oxford Journals, 58(1), 27–48. Manurung, E., & Muid, D. (2015). Pengaruh
Bowman, E. H., & Haire, M. (1975). A Strategic Karakteristik Perusahaan Terhadap
Posture Toward Corporate Social Responsibility. Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial.
WINTER International Journal, XVIII(2), 49– Diponegoro Journal Of Accounting, 4(2), 1–9.
58. Nugroho, A. S. (2012). Pengaruh Karakteristik
Collier, P., & Gregory, A. (1999). Audit committee Perusahaan Terhadap Tingkat Keluasan
activity and agency costs. Journal of Pengungkapan Laporan Keuangan Pada Sektor
Accounting and Public Policy, 18, 311–332. Industri Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar
Cowen, S. S., & Carolina, N. (1987). The Impact Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmu & Riset
Of Corporate Characteristics On Social Akuntansi, 1(12), 1–27.
Responsibility Disclosure/ : A Typology And Oktariani, N. W., & Mimba, N. P. S. H. (2014).
Frequency-Based Analysis. Journal Of Pengaruh karakteristik perusahaan dan tanggung
Accounting Organizations and Society, 12(2), jawab lingkungan pada pengungkapan tanggung
111–122. jawab sosial perusahaan. E-Jurnal Akuntansi
Dewi, S., & Priyadi, M. (2013). Pengaruh Universitas Udayana, 3(6), 402–418.
Karakteristik Perusahaan Terhadap Corporate Pflieger, J., Fischer, M., Kupfer, T., & Eyerer, P.
Social Responsibilitydisclosure Pada Perusahaan (2005). The contribution of life cycle assessment
Manufaktur. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi, to global sustainability reporting of organizations.
2(3), 1–20. Management of Enviromental Quality: An
Dkhili, H., & Ansi, H. (2014). responsabilitè sociètale International Journal, 16(2), 167–179. https:/
et performance financière dans les entreprises /doi.org/10.1108/14777830510583182
tunisiennes. Journal of La Revue Des Science Pirsch, J., & Grau, S. L. (2007). A Framework for
de Gestion, 3, 43–50. https://doi.org/10.3917/ Understanding Corporate Social Responsibility
rsg.267.0043 Programs as a Continuum/ : An Exploratory
Freeman, R. E. (1999). Divergent Stakeholder Study. Journal of Business Ethics, 70, 125–
Theory. Academy Of Management Review, 126. https://doi.org/10.1007/s10551-006-9100-y
24(2), 233–237. Putri, C. D. (2013). Pengaruh Corporate Governance
Grougiou, V., Leventis, S., Dedoulis, E., & Owusu- Dan Karakteristik Perusahaan Terhadap
ansah, S. (2015). Corporate Social Responsibility Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
and Earnings Management in U . S . Perusahaan Di Dalam Sustainability Report
229 Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis, Vol. 14, No. 2, Juli 2019