Anda di halaman 1dari 19

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN

KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP


SUSTAINABILITY REPORTING DAN DAMPAKNYA
TERHADAP EARNING MANAGEMENT
(Studi Empiris Perusahaan Sektor Pertambangan dan Sektor Industri Dasar dan Kimia
yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2019)

Listia Aulia Indy1


Lia Uzliawati 2
Windu Mulyasari 3
1,2,3
Jurusan Auntansi, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Corresponding author: xlistia08@gmail.com (10-pt)

Abstract:

The purpose of this study is to examine the effect of managerial ownership and institutional
ownership on sustainability reporting and their impact on earnings management. This research is
a type of quantitative research using purposive sampling method as a sampling method. The data
collected comes from the annual reports of companies in the mining sector and the basic and
chemical industry sectors listed on the Indonesia Stock Exchange from 2015 to 2019, with data
analysis techniques using IBM SPSS V.20 software for windows. The results showed that
managerial ownership had no effect on sustainability reporting, while institutional ownership had
no effect on sustainability reporting. Sustainability reporting has a negative effect on earnings
management.

Keywords: Managerial Ownership, Institutional Ownership, Sustainability Reporting, Earning


Management
Abstrak:

Tujuan dari penelitian ini ialah ntuk menguji pengaruh kepemilikan manajerial dan kepemilikan
institusional terhadap sustainability reporting dan dampaknya terhadap earning management.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode purposive
sampling sebagai metode pengambilan sampel. Data yang dikumpulkan berasal dari laporan
tahunan perusahaan sektor pertambangan dan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015 sampai dengan 2019, dengan teknik analisis data
menggunakan software IBM SPSS V.20 for windows. Hasil penelitian menunjukan bahwa
kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap sustainability reporting, sedangkan
kepemilikan institusional berpengaruh terhadap sustainability reporting. Sustainability reporting
berpengaruh negatif terhadap earning management.

Keywords: Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Sustainability Reporting, Earning


Management.

Listia Aulia Indy, Lia Uzliawati dan Windu 1


Mulyasari Pengaruh Kepemilikan Manajerial…
I. Pendahuluan mengkhawatirkan. Ketidakmampuan
Salah satu cara yang sering jajaran direksi PT Timah keluar dari
digunakan untuk membuat laporan jerat kerugian telah mengakibatkan
keuangan agar terlihat baik di mata para penyerahan 80% wilayah tambang milik
stakeholder adalah dengan melakukan PT Timah kepada mitra usaha. Jika
manajemen laba. Manajemen laba adalah mengacu pada kondisi nyata yang terjadi
suatu perilaku yang tidak sesuai aturan di PT Timah, Ali meyakini bahwa
atau menyimpang (dysfunctional laporan 2 keuangan semester I 2015 PT
behaviour) akibat adanya kecenderungan Timah (Persero) Tbk fiktif. Sebab
untuk lebih memperhatikan laba, menurutnya, pada semester I 2015 laba
khususnya dilakukan manajer karena operasi PT Timah telah mengalami
kinerjanya diukur berdasarkan informasi kerugian sebesar Rp. 59 milyar
tersebut (Widyaningdyah, 1997). Tujuan (Agustina dan Suryani, 2018).
daripada dilakukannya manajemen laba Berkaitan dengan permasalahan
adalah memberikan perlindungan diri tersebut, informasi menjadi pemeran
bagi manajer dan juga perusahaan untuk penting. Tidak hanya informasi terkait
mengantisipasi kejadian-kejadian yang laporan keuangan namun juga informasi
tidak terduga untuk kepentingan pihak- semua aktivitas dan praktek perusahaan.
pihak yang terlibat dalam perusahaan. Pengungkapan pertanggungjawaban
Watt dan Zimmerman dalam Suryani sosial dan lingkungan menjadi salah satu
dan Herianti (2015) menetapkan strategi bisnis perusahaan untuk
manajemen laba sebagai tindakan meningkatkan laba. Perusahaan yang
manajer dalam menggunakan kebijakan menerapkan Corporate Social
akuntansi terhadap pelaporan angka- Responsibility berharap akan direspon
angka akuntansi yang tidak sesuai positif oleh para pelaku pasar seperti
dengan kondisi ekonomi perusahaan investor dan kreditur yang nantinya
yang sebenarnya dan menyesatkan pihak dapat meningkatkan nilai perusahaan.
investor dalam mengambil keputusan Aktivitas CSR dapat diwujudkan
ekonomi dengan adanya angka laba dalam bentuk pelaporan keberlanjutan
tersebut. (Sustainability Reporting) yang berfokus
Fenomena yang terjadi di pada aspek ekonomi, sosial, lingkungan
Indonesia mengenai kasus pelanggaran (Herbert and Mark, 2019). Sustainability
manajemen laba adalah PT Timah Tbk. report atau yang lebih dikenal dengan
Perusahaan ini bergerak pada sektor pelaporan keuangan berkelanjutan
pertambangan. Salah satunya adalah merupakan isu penting dalam proses
Kasus pada PT Timah (Persero) Tbk perkembangan suatu perusahaan.
diduga memberikan laporan keuangan Pemerintah mengalami kesulitan dalam
fiktif pada semester I 2015 lalu. melakukan pengawasan serta
Kegiatan laporan keuangan fiktif ini pengukuran terhadap komitmen program
dilakukan guna menutupi kinerja CSR perusahaan akibat kurangnya
keuangan PT Timah yang terus analisis laporan yang dibuat oleh
perusahaan. Alasan inilah yang memicu
diciptakannya satu regulasi khusus yang responsibility yang lebih besar
mengatur perihal laporan keberlanjutan melakukan lebih sedikit manajemen
(sustainability report) secara detail dan laba. Hasil pengamatan ini sejalan
terukur. Beberapa perusahaan dengan karya-karya sebelumnya seperti
diwajibkan oleh OJK untuk melakukan yang diterbitkan oleh (Kim et al., 2012);
pembuatan sustainability report yang (Ferrero, 2016); (Gras-Gil et al., 2016).
nantinya akan mendampingi laporan Selain itu, tata kelola perusahaan,
tahunan (annual report). penghormatan terhadap hak asasi
Kepemilikan saham institusional manusia, pengelolaan lingkungan yang
atau investor institusional memiliki hak baik dan memenuhi harapan konsumen
untuk mengendalikan pihak manajemen memiliki arti penting tidak dapat
melalui proses monitoring secara efektif berdampak negatif pada manajemen
sehingga dapat mendorong kinerja laba. Sebaliknya, hubungan dan kondisi
manajemen untuk mengutamakan perburuhan, keadilan praktik dan
kepentingan pihak lain (stakeholder). keterlibatan masyarakat tidak
Hal ini berarti, dengan kepemilikan berpengaruh pengaruh terhadap
saham institusional yang besar dapat manajemen laba.
mendorong kualitas informasi dan Berdasarkan uraian tersebut,
pengungkapan sustainability report yang peneliti ingin mengkaji kembali terkait
dilakukan oleh perusahaan. (Aliniar & hubungan antara mekanisme corporate
Wahyuni, 2017). Salah satu konsekuensi governance dengan sustainability
implementasi prinsip-prinsip Corporate reporting, serta menganalisa dampak
Governance adalah bahwa perusahaan sustainability reporting terhadap earning
tidak dapat hanya memikirkan kinerja management. Namun terdapat perbedaan
keuangan saja tetapi juga harus dari penelitian sebelumnya yaitu
memasukkan penilaian atas kinerja penelitian ini hanya meneliti dari segi
sosial dan lingkungannya (Daniri, 2014). kepemilikan yaitu kepemilikan
Perusahaan kemudian mengungkapkan manajerial dan kepemilikan institusional.
aktivitas tanggung jawab sosial dan Peneliti memilih perusahaan sektor
lingkungan melalui sustainability report pertambangan dan sektor industri dasar
untuk memenuhi kepentingan dan kimia sebagai sempel dalam
stakeholder. penelitian ini karena sektor tersebut
Penelitian yang dilakukan oleh perkembangannya paling berdampak
Amar dan Chakroun (2018) analisis pada lingkungan.
dampak corporate social responsibility
terhadap manajemen laba didasarkan II. Tinjauan Pustaka
pada kerangka kerja analitis ISO 26000,
2.1 Teori Stakeholder
yang menetapkan bahwa perusahaan
Freeman et al (2010)
harus menghormati tujuh dimensi
mendefenisikan stakeholder sebagai
kemasyarakatan. Dampak negatif
sebuah organisasi, grup, atau individu
corporate social responsibility pada
yang dapat dipengaruhi dan
manajemen laba, menunjukkan bahwa
mempengaruhi tujuan organisasi
perusahaan dengan corporate social
tersebut. Definisi ini menunjukkan
adanya hubungan dampak dua arah stakeholder. Akibat yang mucul dari
antara organisasi dan pemangku
kepentingannya. Teori pemangku
kepentingan telah menjadi inti dari
penelitian akuntansi dan pelaporan
keberlanjutan karena menekankan
akuntabilitas organisasi yang lebih luas.
Teori ini menegaskan bahwa
akuntabilitas organisasi melampaui
memberikan akun kepada pemegang
saham dan mencakup semua individu
dan kelompok yang dipengaruhi oleh
keputusan mereka. (Kaur & Lodhia,
2018).
Kaitannya dengan variabel dalam
penelitian ini karena teori stakeholder
menunjukkan adanya hubungan dampak
dua arah antara organisasi dan pemangku
kepentingannya. Keterlibatan para
pemangku kepentingan baik pihak
manajerial maupun institusional sangat
penting dalam mengambil keputusan
untuk mencapai kinerja organisasi.
Perusahaan yang mengungkapkan
sustainability reporting berharap akan
direspon positif oleh para stakeholder.
Teori stakeholder juga menegaskan
bahwa akuntabilitas dipengaruhi
keputusan para pemangku kepentingan.

2.2 Corporate Governance


Menurut Aziz (2014) Good
Corporate Governance (GCG)
merupakan tata kelola perusahaan yang
memiliki agenda yang lebih luas lagi
dimasa yang akan datang. Fokus dari
akuntabilitas perusahaan yang semula
masih terkonsentrasi atau berorientasi
pada para pemegang saham
(stakeholder), sekarang menjadi lebih
luas dan untuk tata kelola perusahaan
juga harus memperhatikan kepentingan
pergeseran paradigma ini, tata menuju tujuan
kelola perusahaan harus keberlanjutannya. Pelaporan
mempertimbangkan masalah keberlanjutan dijelaskan sebagai alat
seperti corporate social komunikasi formal untuk
responsibility (CSR). Menurut mengungkapkan organisasi kinerja
Finance Committee on Corporate keberlanjutan (Kaur & Lodhia, 2018).
Governance, corporate Sustainability report menggambarkan
governance merupakan proses dan rasa tanggungjawab perusahaan kepada
struktur yang digunakan untuk masyarakat yang dapat dilihat pada
mengarahkan dan mengelola bisnis aspek-aspek yang dilaporkan dan juga
serta aktivitas perusahaan ke arah menjadi sumber informasi bagi
peningkatan pertumbuhan bisnis stakeholder untuk mengambil keputusan
dan akuntabilitas perusahaan (Pratiwi, 2013). Perusahaan
(Aziz, 2014). bertanggungjawab kepada stakeholder
yang terdiri dari investor, konsumen,
2.3 Sustainability Reporting karyawan, distributor maupun
Secara umum, masyarakat. Sustainability terdiri dari
sustainability reporting tiga aspek, people-sosial; planet-
digambarkan sebagai metode environment; dan profit-economic. Maka
manajemen informasi dan menurut Elkington perusahaan harus
akuntansi yang bertujuan untuk bertanggung jawab atas dampak positif
menciptakan dan menyediakan maupun negatif yang ditimbulkan
informasi berkualitas tinggi untuk terhadap aspek ekonomi, sosial dan
menunjukkan kemajuan organisasi lingkungan hidup (Hasanah dkk., 2017).
2.4 Earning Management keuangannya sebagus mungkin, sehingga laba
Earning Managemnet atau yang ditunjukkan konstan dan menghindari
manajemen laba merupakan tindakan adanya informasi mengenai kerugian agar
manajer menaikan ataupun menurunkan dapat menunjukkan prestasinya. Informasi laba
laba yang dilaporkan dari unit yang yang didapatkan para pemangku kepentingan
menjadi tanggung jawabnya namun tidak akan menjadi pengambilan keputusan dengan
mempunyai hubungan dengan kenaikan mempertimbangkan earnings power
atau penurunan profitabilitas perusahaan perusahaan.
dalam jangka panjang (Fischer and
Rosenzweig, 1995). Namun, Gumanti 2.5 Pengembangan Hipotesis
(2000) mengatakan bahwa manajemen
2.5.1 Kepemilikan Manajerial dan
laba berhubungan erat dengan tingkat Sustainability Reporting
perolehan laba (earnings) atau prestasi
usaha sebuah organisasi. Manajer sebagai pemilik sekaligus
Prestasi manajemen dan pengelola akan bertindak untuk investasinya
pemberian insentif yang diterima selalu serta untuk perusahaan. Semakin besar
dikaitkan dengan laba yang diperoleh. kepemilikan manajerial dalam suatu
Oleh karena itu, manajemen akan perusahaan, maka akan semakin mendorong
berusaha melaporkan laporan manajer perusahaan melakukan usaha lebih
untuk memberikan keuntungan pada dampak dua arah yang dijelaskan dalam
perusahaan (Aniktia, 2015). Hal tersebut teori Stakeholder antara organisasi dan
menggambarkan adanya hubungan pemangku kepentingannya. Pertama,
pemangku kepentingan dapat
mempengaruhi tujuan organisasi yang
mengandung arti bahwa kinerja
organisasi dapat memperoleh manfaat
dari aktivitas dan partisipasi pemangku
kepentingannya (Gao and Zhang, 2006).
Kedua, pemangku kepentingan
dipengaruhi oleh pencapaian tujuan
organisasi dan dampak ini melegitimasi
pemangku kepentingan hak untuk
keterlibatan pemangku kepentingan (Gao
and Zhang, 2006). Salah satu usaha
tersebut yaitu melakukan pengungkapan
sustainability report. Berdasarkan
penjelasan tersebut maka hipotesis
penelitian pertama yang diajukan adalah
sebagai berikut yaitu:
H1:Kepemilikan manajerial berpengaruh
terhadap sustainability reporting
2.5.2 Kepemilikan Institusional dan
Sustainability Reporting
Kepemilikan saham yang besar
memiliki kemampuann untuk mengawasi
pengambilan keputusan manajemen.
Keberadaan investor institusional
diharapkan dapat mendukung
pengungkapan sustainability report
sebagai bentuk komunikasi perusahaan
terhadap stakeholders bahwa perusahaan
bertanggung jawab atas aktivitas
bisnisnya. Menurut Aliniar dan Wahyuni
(2017) Hasil pengujian dan pembahasan
adalah proporsi kepemilikan saham
institusional berpengaruh positif
signifikan terhadap kualitas
pengungkapan sustainability report. Hal
itu sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Nurrahman (2013) yang
menemukan bahwa kepemilikan III. Research Methods
institusional memiliki pengaruh terhadap
pengungkapan sustainability report. 3.1 Populasi dan Sampel
Berdasarkan penjelasan tersebut maka Penelitian ini merupakan
hipotesis penelitian kedua yang diajukan penelitian kuantitaif dengan
adalah sebagai berikut yaitu: menggunakan perusahaan sektor
pertambangan dan sektor industri dasar
H2:Kepemilikan institusional
dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek
berpengaruh terhadap Sustainability
Indonesia (BEI) periode 2015-2019
Reporting.
sebagai populasi dari penelitian.
2.5.3 Sustainability Reporting dan Sedangkan untuk pengambilan sampel
Earning Management dilakukan dengan metode purposive
perusahaan biasanya memiliki sampling dengan tujuan untuk
pemegang saham pengendali Breton and mendapatkan sampel yang representative
Schatt (2003) ,ada kemungkinan bahwa sesuai dengan kriteria yang ditentukan.
manajer perusahaan yang bertanggung Berdasarkan metode purposive
jawab secara sosial menerbitkan lebih sampling, maka terpilih beberapa
banyak laporan keuangan yang perusahaan yaitu 5 perusahaan sektor
transparan dan andal untuk memenuhi pertambangan dalam lima tahun
harapan dan kepentingan pemangku pengamatan serta 11 perusahaan sektor
kepentingan reputasi mereka (Kim et al., industri dasar dan kimia dalam lima
2012) Mereka cenderung tidak tahun pengamatan, sehingga total jumlah
mengelola penghasilan karena mereka sampel adalah 80 observasi.
tidak berusaha menyembunyikan
pendapatan yang merugikan. Ide ini 3.2 Jenis dan Sumber Data
didasarkan pada hipotesis penghindaran Data yang digunakan dalam
miopia. Sejalan dengan penelitian penelitian ini adalah data sekunder
sebelumnya (Ferrero, 2016) ; (Gras-Gil
berupa laporan tahunan dan
et al., 2016), kami berharap bahwa
sustainability reporting periode 2015–
perusahaan yang bertanggung jawab
2019 yang diperoleh dari Bursa Efek
secara sosial rendah insentif untuk
mengelola penghasilan. Pembahasan di Indonesia yang tersedia di
atas menuntun kita untuk merumuskan www.idx.co.id. Data dikumpulkan
berikut ini hipotesis: menggunakan teknik library research
dan field research. Data yang
H3: Sustainability reporting berpengaruh dikumpulkan menggunakan teknik
negatif terhadap Earning
library research yaitu data ini diperoleh
Management.
melalui dokumen-dokumen, buku-buku
atau tulisan ilmiah lainnya, dengan
maksud untuk melengkapi data sekunder
yang ada di lapangan. Sedangkan Field
research yaitu teknik pengumpulan data
dimana datanya diperoleh dari internet sederhana yaitu dengan melihat pearson
www.idx.co.id untuk perusahaan yang correlation, jika nilai pearson correlation
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sama dengan 0, artinya tidak terdapat
periode 2015-2019. hubungan antar variable. Sedangkan jika
nilai pearson correlation tidak sama
3.3 Jenis dan Sumber Data dengan 0, artinya terdapat hubungan
Data yang diperoleh kemudian antar variabel. Selain itu, jika nilainya
dianalisis menggunakan software SPSS bersifat positif, artinya terdapat
20. Metode analisis data mengunakan hubungan positif antar variabel dan jika
analisis regresi linear berganda untuk nilainya bernilai negatif maka terdapat
dengan tujuan untuk mengestimasi dan hubungan negatif antar variabel.
memprediksi rata-rata populasi atau nilai
rata-rata variabel dependen berdasarkan IV. Hasil dan Pembahasan
nilai variabel Independen yang
4.1 Analisis Statistik Deskriptif
diketahui. Selain itu juga digunakan uji
Berikut adalah tabel hasil statistik
korelasi spearman dengan tujuan untuk
deskriptif atas keseluruhan sampel selama
mengetahui hubungan antara variabel
periode 2015-2019:
independen dan variabel dependen.
Pengambilan keputusan uji ini secara

Table 1
Statistik Deslriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Kep. Manajerial (X1) 80 0.000 149.555 11.81521 31.207985
Kep. Institusi (X2) 80 0.276 971316.008 58072.28705 225627.804567
Suistainability Reporting (Y1) 80 0.008 0.571 0.17326 0.146966
Earning Management (Y2) 80 -0.460 0.437 0.02158 0.163824
Valid N (listwise) 80
Sumber: Data hasil SPSS (2021)

Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat memiliki Sustainability Reporting yang


bahwa variabel dependen yaitu Earning rendah. Selanjutnya nilai maksimum
Management (EM) memiliki nilai rata- sebesar 0,571 dimiliki perusahaan Bukit
rata sebesar 0,02158. Hal tersebut Asam Tbk Pada tahun 2019. Hal ini
mengindikasikan bahwa pada menunjukkan bahwa perusahaan tersebut
perusahaan sektor pertambangan serta memiliki Sustainability Reporting yang
perusahaan sektor industri dasar dan tinggi.
kimia terjadi Earning Management. Variabel Independen yaitu
Sedangkan variabel dependen lainnya Kepemilikan Manajerial (KM) memiliki
yaitu Sustainability Reporting (SR) nilai rata-rata sebesar 31,207985. Nilai
memiliki nilai minimum 0.008 yang minimum sebesar 0.00002 yang dimiliki
dimiliki perusahaan Impack Pratama perusahaan Tembaga Mulia Semanan
Industri Tbk. pada tahun 2016. Hal ini Tbk. pada tahun 2016 hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan tersebut menunjukkan bahwa perusahaan tersebut
mimiliki kepemilikan manajerial yang bersifat normal karena nilai Asymp. Sig.
rendah. Sedangkan nilai maksimum (2-tailed) dengan dependen sustainability
sebesar 149,555 yang dimiliki reporting sebesar 0,340 > alpha 0,05,
perusahaan Chandra Asri Petrochemical sehingga dinyatakan data tersebut
Tbk pada tahun 2019 hal ini
berasal dari populasi yang berdistribusi
menunjukkan bahwa perusahaan tersebut
normal. Sedangkan model 2 variabel
mimiliki kepemilikan manajerial yang
yang diteliti bersifat normal karena nilai
tinggi. Nilai standar deviasi sebesar
31,207985. Asymp. Sig. (2-tailed) dengan dependen
Variabel Independen lainnya earning management sebesar 0,210 >
yaitu Kepemilikan Institusional (KI) alpha 0,05, sehingga dinyatakan data
memiliki nilai rata-rata sebesar tersebut berasal dari populasi yang
58072,28705. Nilai minimum sebesar berdistribusi normal.
0,276 yang dimiliki perusahaan Barito
Pacific Tbk. pada tahun 2019 hal ini 4.2.2 Hasil Uji Multikolinieritas
menunjukkan bahwa perusahaan tersebut Nilai tolerance yang rendah sama
mimiliki kepemilikan institusional yang dengan nilai VIF (Variance Inflation
rendah. Sedangkan nilai maksimum Factors) tinggi (Karena VIF =
sebesar 971316,008 yang dimiliki 1/tolerance). Nilai cutoff yang umum
perusahaan Bukit Asam Tbk pada tahun dipakai untuk menunjukkan adanya
2019 hal ini menunjukkan bahwa multikolinearitas adalah nilai
perusahaan tersebut memiliki
Tolerance
kepemilikan institusional yang tinggi.
< 0,01 atau sama dengan VIF > 10
(Ghozali, 2013). Hasil uji
4.2 Uji Asumsi Klasik
multikolinearitas pada model 1 dam 2
4.2.1 Hasil Uji Normalitas disajikan sebagai berikut.
Hasil uji normalitas menunjukan
bahwa model 1 variabel yang diteliti

Table 2
Hasil Uji Multikolinearitas Model 1
Variabel Nilai Nilai VIF Kesimpulan
Tolerance

Kep. Manajerial (X1) 0,989 1,011 Tidak Terdapat


Gejala
Kep. Institusi (X2) 0,989 1,011 Multikolinearitas
Sumber: Data hasil SPSS (2021)
Table 3
Hasil Uji Multikolinearitas Model 1
Variabel Nilai Nilai VIF Kesimpulan
Tolerance
Earning Management (Y2) 1,000 1,000 Tidak Terdapat
Gejala
Multikolinearitas
Sumber: Data hasil SPSS (2021)

Berdasarkan tabel 1 terlihat square) model penelitian ini adalah 0,076 atau
bahwa tidak terdapat multikolinieritas 7,6 %. Berarti variabel independen dalam
dalam model regresi yang digunakan penelitian ini mampu menjelaskan
untuk menguji hipotesis. Hasil pengujian pengaruhnya terhadap
tolerance menunjukkan tidak ada
variable bebas yang memiliki nilai
tolerance kurang dari 0,10 (10%). Hasil
perhitungan VIF juga menunjukkan
bahwa tidak ada satu variabel
independen yang memiliki nilai VIF
lebih dari 10.
Sedangkan tabel 2 menunjukan
bahwa tidak terdapat multikolinieritas
dalam model regresi yang digunakan
untuk menguji hipotesis. Hasil pengujian
tolerance menunjukkan tidak ada
variabel bebas yang memiliki nilai
tolerance kurang dari 0,10 (10%). Hasil
perhitungan VIF juga menunjukkan
bahwa tidak ada satu variabel
independen yang memiliki nilai VIF
lebih dari 10.

4.3 Uji Koefisien Determinasi


Pengujian ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat ketepatan yang
paling baik di dalam suatu analisis
regresi. Hasil perhitungan statistik model
1 maka diperoleh nilai koefisien
determinasi (R square) model penelitian
ini adalah 0,407 atau 40,7 %. Berarti
variabel independen dalam penelitian ini
mampu menjelaskan pengaruhnya
terhadap variabel dependen sebesar 40,7
%, dan sisanya dipengaruhi oleh variabel
lain yang tidak diteliti dalam model
penelitian ini.
Berdasarkan hasil pengujian
model 2 nilai koefisien determinasi (R
variabel dependen sebesar 7,6 %, ini berada dalam kategori baik dan layak
dan sisanya dipengaruhi oleh untuk digunakan. Sedangkan hasil uji
variabel lain yang tidak diteliti statistik model 2 diketahui nilai F hitung
dalam model penelitian ini. sebesar 6,450 > F Tabel 3,960 dengan
nilai signifikansi 0,013 < 0,05. Dengan
4.4 Uji Signifikan Simultan (Uji demikian, dapat disimpulkan bahwa
Statistik F) model yang digunakan dalam penelitian
Kriteria uji statistik F ini berada dalam kategori baik dan layak
dilakukan dengan cara untuk digunakan.
membandingkan nilai signifikan
dengan nilai alpha 0,05. Jika nilai 4.5 Analisis Regresi Linier Berganda
sig > 0,05 maka Ho diterima dan Analisis regresi berganda
Ha ditolak, tetapi jika nilai <0,05, digunakan untuk dapat memprediksi
maka Ho ditolak dan Ha diterima nilai koefisien regresi pada setiap
(Ghozali, 2016). variabel dalam model penelitian. Selain
Berdasarkan hasil uji itu, analisis regresi berganda juga
statistik model 1 diketahui nilai F digunakan untuk mengetahui nilai
hitung sebesar 26,407 > F Tabel signifikansi dari setiap variabel
3,110 dengan nilai signifikansi penelitian guna menjadi dasar dalam
0,000 < 0,05. Dengan demikian, melakukan pengujian hipotesis dalam
dapat disimpulkan bahwa model penelitian ini.
yang digunakan dalam penelitian Persamaan untuk model regresi
berganda dari Sustainability Reporting
(Variabel Y1), Kepemilikan Manajerial analisis regresi berganda dapat dilihat
(Variabel X1), dan Kepemilikan pada tabel berikut ini
Institusional (Variabel X2). Hasil

Table 4
Analisis Regresi Berganda
B T Sig

(Constant) 0,156 11,127 0.000


Kep. Manajerial (X1) -0,001 -1,372 0,174***
Kep. Institusi (X2) 4.164E-007 7,242 0,000*
R Square 0,407
Sumber: Data hasil SPSS (2021) terhadap Sustainability Reporting dengan
Persamaan linier dari hasil nilai t hitung sebesar -1,372 dengan nilai
tersebut adalah: signifikansi sebesar 0,174 > 0,1. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa
SR = 0,156 + (-0,001) + 4.164E-007
pengujian tersebut mampu membuktikan
a. Berdasarkan hasil regresi diketahui bahwa Kepemilikan Manajerial tidak
bahwa variabel Kepemilikan berpengaruh terhadap Sustainability
Manajerial tidak berpengaruh Reporting. Sehingga, hipotesis pertama
pada penelitian ini ditolak.
b. Variabel Kepemilikan Institusional
berpengaruh dengan nilai t hitung
sebesar 7,242 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,000 < 0,01.
Hal ini berarti, pengujian tersebut
mampu membuktikan bahwa
Kepemilikan Manajerial
berpengaruh terhadap Sustainability
Reporting. Sehingga, hipotesis
kedua pada penelitian ini diterima.

4.6 Analisis Regresi Sederhana


Persamaan untuk model regresi
sederhana dari variabel Earning
Management (Variabel Y) dan variabel
Sustainability Reporting (Variabel X).
Hasil analisis regresi sederhana dapat
dilihat pada tabel berikut ini:

Table 5
Analisis Regresi Sederhana
B T Sig.
(Constant) 0,075 2,727 0.008*
Sustainability Reporting
-0,308 -2,540 0,013**
(Y1)
R Square 0,076
0,013**
F 6,450
Sumber: Data hasil SPSS (2021)

Berdasarkan tabel 5 terbukti berpengaruh terhadap Earning


bahwa variabel Sustainability Management dengan nilai t hitung
Reporting
sebesar -2,540 dengan nilai signifikansi 4.7 Uji Correlation Spearman
sebesar 0,013 < 0,05. Dengan demikian Jika Correlation Spearman sama
dapat disimpulkan bahwa pengujian dengan 0, artinya tidak terdapat
tersebut mampu membuktikan bahwa hubungan antar variabel, dan jika
Sustainability Reporting berpengaruh nilainya tidak sama dengan 0, artinya
negatif terhadap Earning Management. terdapat hubungan antar variabel.
Maka dari itu, hipotesis ketiga pada Berikut merupakan hasil uji Correlation
penelitian ini diterima. (Spearman, 1987).

Table 6
Tabel Hasil Uji Correlation Spearman
Spearman Correlations Matrix
1 2 3 4
1. Kepemilikan Manajerial 1
2. Kepemilikan Institusional 0,106 1
3. Sustainability Reporting -0,053 0,626 1
4. Earning Management 0,018 -0,132 -0,276 1
Sig *0,01; **0,05
Sumber: Data hasil SPSS (2021)

Berdasarkan tabel 6 diketahui Management dan Sustainability


bahwa Variabel Kepemilikan Reporting memiliki nilai correlation
Institusional dan Kepemilikan spearman sebesar -0,276, artinya
Manajerial memiliki nilai correlation terdapat hubungan negatif antar kedua
spearman sebesar 0,106, artinya terdapat variable.
hubungan positif antar kedua variabel. 4.8 Pembahasan
Variabel Sustainability Reporting dan 4.8.1 Pengaruh Kepemilikan
Kepemilikan Manajerial memiliki nilai Manajerial terhadap Sustainability
correlation spearman sebesar -0,053, Reporting
artinya terdapat hubungan negatif antar Hipotesis pertama memprediksi
kedua variabel. Variabel Sustainability bahwa Kepemilikan Manajerial
Reporting dan Kepemilikan Institusional berpengaruh terhadap Sustainability
memiliki nilai correlation spearman Reporting akan tetapi hasil pengujian
sebesar 0,626, artinya terdapat hubungan hipotesis dalam penelitian ini
positif antar kedua variabel. Variabel menunjukan hasil yang berbeda, bahwa
Earning Management dan Kepemilikan kepemilikan manajerial tidak
Manajerial memiliki nilai correlation berpengaruh terhadap sustainability
spearman sebesar 0,018, artinya terdapat reporting.
hubungan positif antar kedua variabel. Teori stakeholder memaparkan
Variabel Earning Management dan bahwa keterlibatan pihak pemangku
Kepemilikan Institusional memiliki nilai kepentingan salah satunya pihak
correlation spearman sebesar -0,132, manajerial sangat penting untuk
artinya terdapat hubungan negatif antar mencapai tujuan perusahaan. Semakin
kedua variabel. Variabel Earning banyak kepemilikan manajerial dalam
perusahaan, maka akan meningkatkan kepemilikan manajerial pada perusahaan yang
pengungkapan sustainability reporting. diteliti masih sangat sedikit dan tidak seluruh
Namun, hasil dalam penelitian ini tidak perusahaan memiliki saham yang dipegang
sejalan dengan teori tersebut. Dimana oleh pihak manajer. Berdasarkan hal ini maka
hasil penelitian ini menunjukan dapat dikatakan bahwa pada perusahaan sektor
kepemilikan manajerial dalam pertambangan serta perusahaan sektor industri
perusahaan tidak meningkatkan dasar dan kimia belum memiliki pengawasan
pengungkapan sustainability reporting. dari manajemen yang lebih berkaitan dengan
Peneliti menemukan bahwa aktivitas dan pengungkapan sustainability
reporting dikarenakan jumlah sustainability reporting. Selain itu, hasil
kepemilikan manajerial masih sedikit. penelitian Nurrahman (2013) juga
Oleh karna itu, manajer memiliki menyimpulkan bahwa kepemilikan
kewajiban untuk memikirkan bagaimana manajerial tidak memiliki pengaruh
suatu perusahaan dapat berkembang terhadap sustainability reporting.
karena manajer merupakan orang yang
4.8.2 Pengaruh Kepemilikan
mengatur suatu proses manajemen baik
Institusional terhadap Sustainability
dalam menyusun laporan keuangan
Reporting
maupun proses manajemen lain.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Hipotesis kedua memprediksi
yang dilakukan oleh Aniktia (2015) yang bahwa kepemilikan institusional
mengatakan bahwa tidak berpengaruh terhadap sustainability
berpengaruhnya kepemilikan manajerial reporting dan hasil penelitian ini
terhadap pengungkapan sustainability menunjukan bahwa kepemilikan
reporting karena masih banyak institusional berpengaruh terhadap
manajemen perusahaan yang tidak sustainability reporting. Berdasarkan
mempunyai kepemilikan saham atas teori stakeholder kepemilikan
perusahaan yang dikelola atau memiliki institusional memiliki hak untuk
saham namun kecil. Menurut Nurrahman mengendalikan pihak manajemen
(2013) kepemilikan manajerial yang melalui proses monitoring secara efektif.
relatif kecil menyebabkan manajer Hasil penelitian ini sejalan dengan teori
belum dapat memaksimalkan nilai tersebut, dimana kepemilikan
perusahaan melalui pengungkapan institusional berpengaruh terhadap
pengungkapan Sustainability Reporting.
Selain itu, penelitian lain yang
sejalan dengan penelitian ini adalah
penelitian yang dilakukan oleh Aliniar
dan Wahyuni (2017) yang menyatakan
bahwa kepemilikan institusional
berpengaruh terhadap sustainability
reporting. Penelitian lainnya yang
dilakukan oleh Edison (2017)
menyatakan bahwa kepemilikan
institusional berpengaruh terhadap
sustainability reporting.

4.8.3 Sustainability Reporting terhadap


Earning Management
Hipotesis ketiga memprediksi
sustainability reporting berpengaruh
negatif terhadap earning management
dan hasil penelitian ini menunjukan
bahwa sustainability reporting
berpengaruh negatif terhadap earning
management, karena semakin banyak maka semakin sedikit perusahaan
perusahaan terlibat dalam praktik melakukan earning management.
sustainability reporting maka semakin Hasil pengujian ini menunjukkan
sedikit perusahaan melakukan earning kesesuaian dengan hasil Amar dan
management. Chakroun (2018) yang menyimpulkan
Berdasarkan teori stakeholder, bahwa sustainability reporting
paradigma yang diterima untuk berpengaruh negatif terhadap earning
menjelaskan mengapa perusahaan management. Penelitian lainnya Gras-
melibatkan diri dalam aktivitas sosial Gil et al (2016) menyatakan bahwa
dan lingkungan sebagai strategi untuk sustainability reporting berpengaruh
memaksimalkan laba atas investasi negatif terhadap earning management.
jangka panjang dan kesuksesan bisnis Hasil ini juga memberikan
yang berkelanjutan. Kepentingan setiap kesimpulan bahwa pihak manajer
kelompok pemangku kepentingan berkerja sesuai dengan kepentingan
dipelajari dan dimasukkan ke dalam pihak luar perusahaan. Pihak luar yang
strategi perusahaan. Manajer perusahaan dimaksud dalam penelitian ini yaitu
akan melakukan transparansi dengan pihak institusional sebagai stakeholder
memasukkan lebih banyak informasi yang memiliki kepentingan lebih besar
yang dibutuhkan oleh pihak luar dalam dibanding pihak manajer. Hal tersebut
pengungkapan sustainability reporting. karena kepemilikan sahamnya lebih
Transparansi yang dilakukan perusahaan tinggi. Dengan demikian, dapat
akan cenderung membuat manajer tidak disimpulkan bahwa kepemilikan
melakukan manajemen laba. institusional berpengaruh terhadap
Penulis menemukan dalam pengungkapan sustainability reporting
penelitian ini bahwa pada perusahaan dan pada akhirnya berdampak pada
sektor pertambangan terlihat pada PT pengurangan praktik
Bukit Asam tahun 2019. Dimana earning
perusahaan tersebut melakukan management.
pengungkapan sustainability reporting
yang cukup tinggi yaitu sebesar 0,571 V. Kesimpulan
dan melakukan earning management Berdasarkan uraian hasildan
yang cukup rendah yaitu -0,2. Serta pada pembahasan dapat ditarik kesimpulan
perusahaan sektor industri dasar dan bahwa variabel kepemilikan manajerial
kimia terlihat pada PT Indo Acidatama tidak berpengaruh terhadap
tahun 2016. Dimana perusahaan tersebut Sustainability Reporting. Berdasarkan
melakukan pengungkapan sustainability hal ini maka dapat dikatakan bahwa pada
reporting yang cukup tinggi yaitu 0,534 perusahaan sektor pertambangan serta
dan melakukan earning management perusahaan sektor industri dasar dan
yang cukup rendah yaitu -0,46. Hal ini kimia belum memiliki pengawasan dari
menunjukan bahwa semakin tinggi manajemen yang lebih berkaitan dengan
perusahaan terlibat dalam praktik aktivitas dan pengungkapan
pengungkapan sustainability reporting sustainability reporting dikarenakan
jumlah kepemilikan manajerial masih sedikit. Karena, semakin tinggi
kepemilikan manajerial maka semakin Amar, B. A., & Chakroun, S. (2018). Do
meningkat kualitas pengungkapan dimensions of corporate social
sustainability reporting. Selanjutnya, responsibility affect earnings
diketahui bahwa variabel kepemilikan
institusional berpengaruh terhadap
Sustainability Reporting yang artinya
semakin tinggi kepemilikan institusional
maka semakin mendorong meningkat
kualitas pengungkapan sustainability
reporting. Sedangkan hipotesis ketiga
diterima yaitu variabel sustainability
reporting berpengaruh negatif terhadap
Earning Management. Dengan adanya
sustainability reporting maka manajer
perusahaan akan berusaha menerbitkan
lebih banyak laporan keuangan yang
trasnparan dan andal untuk memenuhi
harapan dan kepentingan para pemangku
kepentingan.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Y. ., & Suryani, E. (2018).
Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Umur Perusahaan, Leverage, Dan
Profitabilitas Terhadap Manajemen
Laba (Studi Pada Perusahaan
Pertambangan yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2014-
2016). Jurnal ASET (Akuntansi
Riset), 10(1), 71–82.
https://doi.org/10.17509/jaset.v10i1
.12571
Aliniar, D., & Wahyuni, S. (2017).
Pengaruh Mekanisme Good
Corporate Governance (Gcg) Dan
Ukuran Perusahaan Terhadap
Kualitas Pengungkapan
Sustainability Report Pada
Perusahaan Terdaftar Di Bei.
Jurnal Universitas

Muhammadiyah Purwekerto, 15(1),


26–41.
management?: Evidence from Breton, G., & Schatt, A. (2003).
France. Journal of Financial Manipulation comptable:les
Reporting and Accounting, dirigeants et les autres parties
16(2), 348–370. prenantes. Revue Du Financier,
4(2), 112–115.
Aniktia, R. M. K. (2015).
Pengaruh Mekaniseme Good Daniri, M, A. (2014). Lead By GCG.
Corporate Governance Dan Gagas Bisnis Indonesia.
Kinerja Keuangan Terhadap
Edison, A. (2017). Struktur Kepemilikan
Pengungkapan Sustainability Asing, Kepemilikan Institusional
Report. Accounting Analysis Dan Kepemilikan Manajerial
Journal, 4(3), 1–10. Pengaruhnya Terhadap Luas
https://doi.org/10.15294/aaj.v Pengungkapan Corporate Social
4i3.83 03 Responsibility (Csr). Jurnal Bisma,
11(2), 164–268.
Aziz, A. (2014). Analisis
Pengaruh Good Corporate Ferrero. (2016). Today Michelle Will Be
Governance (Gcg) Terhadap a Princess. Andrews McMeel
Kualitas Pengungkapan Publishing, . 44(0), 1–49.
Sustainability Report. Jurnal Fischer, M., & Rosenzweig, K. (1995).
Audit Dan Akuntansi Attitudes of students and
Fakultas Ekonomi accounting practitioners concerning
Universitas Tanjungpura, the ethical acceptability of earnings
3(2), 65– management. Journal of Business
84. Ethics, 14(6), 433–444.
Freeman, R. E., Harrison, J. S., Wicks, Multivariete Dengan Program IBM SPSS
A. C., Parmar, B., & de Colle, S. 23 (Edisi 8). Cetakan ke VIII. Badan
(2010). Stakeholder theory: The Penerbit Universitas Diponegoro.
state of the art. The Academy of
Management Annals, 4(1). Gras-Gil, E., Manzano, P. M., & Fernández,
H. . (2016). Investigating the relationship
Gao, S. S., & Zhang, J. J. (2006). between corporate social responsibility
Stakeholder engagement, social and earnings management: Evidence from
auditing and corporate Spain. BRQ Business Research Quarterly,
sustainability. Business Process 19(4), 289–299. BRQ Business
Management Journal, 12(6), 722– Research Quarterly, 19(4), 289–
740. 299.
https://doi.org/10.1108/1463715061 https://doi.org/10.1016/j.brq.2016.0
0710891 2.002
Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Gumanti, T. A. (2000). Earnings Management:
Multivariate dengan Program IBM Suatu Telaah Pustaka. Earnings
SPSS 21 Update PLS Regresi. Management: Suatu Telaah Pustaka.
Badan Penerbit Universitas Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, 2(2),
Diponegoro. 104–115.
Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Hasanah, N., Syam, D., & Jati, A. W. (2017).
Pengaruh Corporate Governance terhadap
Pengungkapan Sustainability
Report pada Perusahaan di
Indonesia. Jurnal Reviu Akuntansi
Dan Keuangan, 5(1), 711–720.
https://doi.org/10.22219/jrak.v5i1.4
992
Herbert, S., & Mark, G. (2019). The
Relationship Between
Sustainability Reporting and
Integrated Reporting : 2018
Southern African Accounting
Association ( SAAA ) National
Teaching and Learning and
WC004. Southern African Journal
of Accountability and Auditing
Research, 4(2), 125–142.
Kaur, A & Lodhia, S. (2018).
Stakeholder engagement in
sustainability accounting and
reporting: A study of Australian
local councils. Accounting,
Auditing and Accountability
Journal, 31(1), 338–368.
https://doi.org/10.1108/AAAJ-12-
2014-1901
Kim, Y., Park, M. S., & Wier, B. (2012).
Is earnings quality associated with
corporate social responsibility?
Accounting Review, 87(3), 761–
796. https://doi.org/10.2308/accr-
10209
Nurrahman, A. (2013). Pengaruh
Kepemilikan Manajerial,
Kepemilikan Institusional, Dan
Kepemilikan Asing Terhadap
Praktik Pengungkapan
Sustainability Report Diponegoro.
Journal of Accounting, 0(0), 273–
285.
Pratiwi, K. P. (2013). Environmental
Incidents, Pemberitaan Media Dan
Praktik Pengungkapan Lingkungan
(Environmental Disclosures) : Studi
Pada Sustainability Report Asia Manajemen Laba (Studi Empiris
Pulp And Paper. Journal of pada Perusahaan Manufaktur yang
Accounting, 0(0, 470–481. Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).
Spearman. (1987). Commentary: Simposium Nasional Akuntansi
Spearman’s “The proof and XVIII, 3(2), 1–26.
measurement of association Widyaningdyah, A. U. (1997). Terhadap
between two things". International Earnings Management Pada
Journal of Epidemiology, 39(5), Perusahaan Go Public Di Indonesia.
1159–1161. Jurnal Akuntansi, 3(1).
https://doi.org/10.1093/ije/dyq200
Suryani, A & Herianti, E. (2015).
Pengaruh Pengungkapan Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan terhadap
Koefisen Respon Laba dan

Anda mungkin juga menyukai