Anda di halaman 1dari 17

ABSTRAK

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE


TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DALAM LAPORAN
TAHUNAN (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2015-2017)

Oleh :
Muhamad Fauzan Birawanto

Dosen Pembimbing :
Dr. Dra. Erwin Saraswati, Ak., CPMA., CSRS., CA.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh good corporate governance


terhadap pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan dengan proporsi
dewan komisaris independen, ukuran dewan komisaris, komite audit, kepemilikan
keluarga, dan kepemilikan publik sebagai variabel independen. Ukuran perusahaan
dan ukuran KAP sebagai variabel kontrol. Variabel dependen adalah pengungkapan
sukarela yang diukur dengan indeks pengungkapan sukarela. Sampel penelitian terdiri
dari 107 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2015-2017 dengan metode purposive sampling. Penelitian ini menggunakan analisis
regresi berganda untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa proporsi dewan komisaris
independen, ukuran dewan komisaris, komite audit, dan kepemilikan publik
berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sukarela. Di sisi lain, kepemilikan
keluarga tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela.

Kata kunci : good corporate goverance, pengungkapan sukarela, dewan


komisaris independen, ukuran dewan komisaris, komite audit, kepemilikan
keluarga, kepemilikan publik
ABSTRACT

THE INFLUENCE OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE


ON VOLUNTARY DISCLOSURE IN COMPANY’S ANNUAL REPORT (AN
EMPIRICAL STUDY ON THE MANUFACTURING COMPANIES LISTED IN
INDONESIA STOCK EXCHANGE IN 2015-2017)

By :
Muhamad Fauzan Birawanto

Supervisor :
Dr. Dra. Erwin Saraswati, Ak., CPMA., CSRS., CA.

This study aims to examine the influence of good corporate governance on


voluntary disclosure in company’s annual report with proportion of independent
board of commissioners, the size of board of commissioners, audit committee, family
ownership, and public ownership as independent variable. Furthermore, the firm size
and the size of Public Accountant Office act as control variables while voluntary
disclosure act as dependent variable which measured by voluntary disclosure index.
The samples of this study consisted of 107 manufacture companies that are listed in
Indonesia Stock Exchange in the period of 2015-2017 by using purposive sampling
method. The results of this study show that proportion of independent board of
commissioners, the size of board of commissioners, audit committee, and public
ownership have positive influences on the voluntary disclosure. On the other side,
family ownership has no influence on voluntary disclosure.

Keywords : good corporate governance, voluntary disclosure,


I. PENDAHULUAN komoditi yang sangat terpengaruh
dengan aturan dan siklus pasar yang
Di era globalisasi dan keterbukaan sulit saat ini. Salah satunya aturan terkait
informasi, perusahaan-perusahaan go pemenuhan memiliki 3 direksi dan 3
public di Indonesia dituntut untuk komisaris serta komite-komite yang
menyajikan laporan tahunan (annual berjumlah 10 orang. dan yang kedua
report) secara terbuka dan transparan. adalah The willingness of the player to
Laporan tahunan (annual report) comply with the regulation. Attitude
menggambarkan kinerja perusahaan pemilik atau CEO (chief executive
berupa pencapaian-pencapaian dan officer) perusahaan, sebagian besar
informasi finansial dan informasi non emiten di Indonesia berlatar belakang
finansial yang telah dicapai oleh perusahaan keluarga, peran kepemilikan
perusahaan tersebut. Semakin ketatnya masih sangat mendominasi perusahaan
persaingan, perusahaan semakin (Bisnis.com, 2015).
berlomba-lomba untuk meningkatkan Rendahnya pengungkapan
kredibilitasnya, salah satunya dengan informasi sukarela pada laporan tahunan
banyaknya informasi yang diungkapkan di Indonesia tersebut dibuktikan pula
pada laporan tahunan mereka. Laporan dalam penilaian ASEAN Capital Market
tahunan merupakan media bagi manajer Forum (ACMF) ditahun 2013, yang
untuk mengungkapkan informasi kepada mana Indonesia menempati urutan
pihak-pihak di luar perusahaan. kedua terbawah sebelum Vietnam dalam
Perusahaan menggunakan laporan hal penerapan good corporate
tahunan untuk mengkomunikasikan governance (InvestasiKontan.co.id,
informasi kepada stakeholder untuk 2015). Kepala Eksekutif Pengawas Pasar
membuat keputusan ekonomi yang lebih Modal OJK, Nurhaida menyatakan
baik (Al Shammari, 2013). Laporan bahwa rating perusahaan di Indonesia
tahunan digunakan sebagai alat masih rendah dikarenakan website
komunikasi untuk mengkomunikasikan emiten masih banyak yang belum
informasi perusahaan yang bersifat berbahasa inggris dan keterbukaan
kuantitatif dan kualitatif kepada informasinya lebih belum spesifik
stakeholders atau pihak lainnya (Barko (Beritasatu.com, 2015).
et al. 2006). Untuk menghasilkan Literatur akuntansi tentang
pengungkapan yang berkualitas harus pengungkapan sukarela sendiri
didukung dengan penerapan good mengacu pada teori agensi dengan
corporate governance yang baik di menyediakan dorongan untuk
dalam perusahaan. melakukan pengungkapan wajib maupun
Berdasarkan penelitian yang sukarela terhadap laporan tahunan.
dilakukan oleh Asian Corporate Dorongan ini ditunjukkan sebagai alat
Governance Association (ACGA) di penggerak yang digunakan untuk
tahun 2018, menunjukan bahwa nilai mengurangi asimetri informasi antara
penerapan good corporate governance pihak prinsipal dan pihak agen. Pihak
di Indonesia masih tergolong rendah. prinsipal menggunakan informasi
Hal ini disebabkan oleh 2 faktor, yang laporan tahunan untuk mengawasi
pertama The ability of the player to kinerja manajemen perusahaan yang
comply with the regulation, kondisi bertindak sebagai agen. Alat penggerak
perusahaan di Indonesia sangat jauh berupa good corporate governance yang
gap-nya. Contohnya perusahaan Astra, diterapkan dalam perusahaan untuk
tidak ada masalah mengikuti peraturan mengurangi terjadinya asimetri
yang berkembang, tetapi perusahaan informasi dan konflik antara pihak
baru yang kecil dan berkaitan dengan prinsipal dan pihak agen, selain itu
mengurangi konflik antara pemegang berkembang menjadi faktor penting bagi
saham mayoritas dan minoritas. para pihak di pasar modal (Bouaziz,
2014). Pengungkapan sukarela banyak
Untuk meningkatkan kualitas digunakan oleh setiap perusahaan,
pengungkapan sukarela diperlukan dikarenakan kondisi bisnis yang
adanya penerapan good corporate semakin kompleks, sehingga
governance yang baik bagi setiap pengungkapan sukarela menjadi media
perusahaan. Good corporate governance tambahan untuk mengurangi
merupakan seperangkat aturan yang kesenjangan informasi antara
menetapkan hubungan antara pemegang manajemen perusahaan dengan investor
saham, pengurus, pihak kreditur, (Schuster et al. 2006).
pemerintah, karyawan, serta para
pemegang kepentingan internal dan Berdasarkan uraian latar belakang di
eksternal lainnya. Perusahaan yang atas, peneliti tertarik untuk mengangkat
menerapkan good corporate governance permasalahan tersebut untuk dilakukan
akan menjadi daya tarik bagi investor penelitian dengan judul “Pengaruh
untuk menanamkan modalnya. Dalam Good Corporate Governance Terhadap
teori agensi, penerapan good corporate Pengungkapan Sukarela dalam
governance akan berdampak pada Laporan Tahunan Perusahaan (Studi
pengungkapan informasi perusahaan Empiris pada Perusahaan
kepada publik sehingga mengurangi Manufaktur yang terdaftar di Bursa
asimetri informasi. Efek Indonesia periode tahun
2015-2017)”.
Pengungkapan dalam laporan
tahunan perusahaan dapat
diklasifikasikan menjadi pengungkapan
wajib (mandatory disclosure) dan II. TINJAUAN PUSTAKA
pengungkapan sukarela (voluntary 2.1 Landasan Teori
disclosure). Pengungkapan wajib
merupakan pengungkapan minimum 2.1.1 Teori Agensi
yang disyaratkan kepada perusahaan go Teori agensi muncul untuk
public secara jelas dan lengkap sesuai mengidentifikasi hubungan antara
dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan prinsipal (shareholders) dan agen
(OJK) yaitu Peraturan Nomor (manajemen perusahaan) (Karajeh et al.
29/POJK.04/2016 tentang Laporan 2017). Prinsip utama dari teori agensi
Tahunan Emiten atau Perusahaan menyatakan adanya hubungan kerja
Publik. antara pihak yang memberi wewenang
Pengungkapan sukarela adalah (prinsipal) yaitu investor dengan pihak
pengungkapan item-item informasi yang yang menerima wewenang (agen) yaitu
diungkapkan secara sukarela oleh manajer, dalam bentuk kontrak
perusahaan tanpa diharuskan oleh kerjasama. Pemegang saham
peraturan yang berlaku. Pengungkapan menyediakan fasilitas dan dana untuk
sukarela adalah cara yang efektif untuk menjalankan operasional perusahaan,
menyediakan informasi perusahaan ke sedangkan manajemen mempunyai
stakeholders tentang bisnis perusahaan, kewajiban untuk mengelola apa yang
tujuannya adalah untuk mengurangi diamanahkan pemegang saham
terjadinya asimetri informasi dan kepadanya (Damayanti dan Priyadi,
mengurangi konflik agensi antara 2016). Teori agensi adalah bentuk paling
manajer dan investor (Shehata, 2014). sederhana dalam praktik di perusahaan,
Pengungkapan sukarela telah di mana pemilik perusahaan sebagai
pihak prinsipal memberikan wewenang
kepada manajer perusahaan sebagai meningkatkan kepercayaan dan
pihak agensi untuk menjalankan kepemilikan saham publik di dalam
kegiatan operasi perusahaan sehari-hari perusahaan tersebut.
(Baker et al. 2010). Pihak agen yang
diberikan wewenang sebagai manajer 2.2 Good Corporate Governance
dari perusahaan tersebut berkewajiban Menurut Keputusan Menteri Badan
untuk mengelola perusahaan. Sebagai Usaha Milik Negara Nomor
imbalan, pihak agen dalam praktiknya KEP-117/M-MBU/2002, good
akan mendapatkan gaji, bonus, dan corporate governance adalah suatu
kompensasi lainnya. proses dari struktur yang digunakan oleh
Manajer memiliki keuntungan dari organ Badan Usaha Milik Negara untuk
akses informasi. Hal tersebut disebabkan meningkatkan keberhasilan usaha dan
manajer adalah pihak yang menjalankan akuntabilitas perusahaan guna
operasional perusahaan sehari-hari, mewujudkan nilai pemegang saham
sehingga mempunyai informasi tentang dalam jangka panjang dengan tetap
operasi dan kinerja perusahaan secara memperhatikan kepentingan stakeholder
riil dan menyeluruh. Disisi lain, lainnya, berlandaskan peraturan
prinsipal memerlukan semua informasi perundangan dan etika (Keputusan
yang relevan tentang kondisi Menteri, 2002.). Sedangkan menurut
menyeluruh perusahaan, namun tidak PMK No. 88/PMK.06/2015
memiliki akses terhadap informasi menyebutkan good corporate
internal perusahaan, padahal informasi governance adalah sistem yang
tersebut yang kemudian menjadi bahan dirancang untuk mengarahkan
pertimbangan dalam pengambilan pengelolaan perusahaan berdasarkan
keputusan ekonomis. Hal inilah yang prinsip transparansi, akuntabilitas,
menimbulkan terjadinya asimetri responbilitas, indepedensi, dan fairness
informasi. untuk pencapaian penyelenggaraan
kegiatan usaha perusahaan serta
Teori agensi memiliki relevansi memperhatikan hak dan kepentingan pi
dengan good corporate governance, hak-pihak yang terkait dalam kegiatan
karena baik teori agensi dan good usaha yang berlandaskan peraturan
corporate governance memiliki latar perundang-undangan yang berlaku.
belakang masalah yang sama yaitu
asimetri informasi. Teori agensi
mendorong munculnya konsep good 2.3 Pengungkapan Sukarela
corporate governance dalam mengelola
sebuah perusahaan. Good corporate Financial Accounting Standard
governance sebagai suatu tata kelola di Board (FASB) mendefinisikan
dalam perusahaan mengatur hubungan pengungkapan sukarela sebagai
antara 2 pihak yaitu pihak agen dan informasi utama yang berasal dari
pihak prinsipal agar tidak terjadi luar laporan keuangan yang tidak
asimetri informasi. Salah satu cara untuk secara eksplisit disyaratkan oleh
mengurangi asimetri informasi dengan peraturan yang berlaku atau standar
manajemen perusahaan sebagai pihak akuntansi (Zunker, 2011).
agen yang di dalamnya terdapat dewan Literatur akuntansi tentang
komisaris independen, dewan komisaris pengungkapan sendiri seringkali
dan komite audit dapat mengungkapkan mengacu pada teori agensi dengan
pengungkapan sukarela sesuai keinginan menyediakan dorongan untuk
publik untuk mengurangi terjadinya melakukan pengungkapan wajib maupun
asimetri informasi dan untuk sukarela terhadap laporan tahunan.
Dorongan ini ditunjukkan sebagai alat perusahaan. Perusahaan memperoleh
penggerak yang digunakan untuk pendanaan dari saham yang dimiliki
mengurangi asimetri informasi antara oleh publik.
prinsipal dan agen. Pihak prinsipal
menggunakan informasi laporan tahunan
untuk mengawasi kinerja manajemen 2.5 Pengembangan Hipotesis
perusahaan yang bertindak sebagai agen. Penelitian
2.5.1 Pengaruh Dewan Komisaris
2.4 Faktor-Faktor yang Independen terhadap Pengungkapan
Mempengaruhi Pengungkapan Sukarela
Sukarela Teori agensi menyatakan dewan
2.4.1 Dewan Komisaris Independen komisaris independen dianggap sebagai
pihak paling ideal dalam mengawasi
Dewan komisaris independen kinerja manajemen, sehingga dapat
adalah anggota dewan komisaris yang mengurangi perilaku oportunistik. Hal
berasal dari luar perusahaaan. Dewan ini didukung dengan penelitian yang
komisaris independen dianggap sebagai dilakukan Sartawi et al. (2014) dan
pihak yang ideal dalam menjalankan Avininda (2018).
fungsi pengawasan dan pengendalian
terhadap manajemen perusahaan. H1 : Dewan komisaris independen
berpengaruh terhadap pengungkapan
2.4.2 Dewan Komisaris sukarela
Ukuran dewan komisaris adalah 2.5.2 Pengaruh Ukuran Dewan
jumlah total anggota dewan komisaris di terhadap Pengungkapan Sukarela
dalam perusahaan. Semakin banyak
jumlah anggota dewan komisaris, maka Teori agensi menjelaskan bahwa
dapat meminimalisir terjadinya asimetri dengan semakin banyak jumlah anggota
informasi. dewan komisaris, maka keahlian dan
kemampuan dewan komisaris beragam,
2.4.3 Komite Audit sehingga memudahkan dalam
mengawasi kinerja manajemen
Komite audit dibentuk oleh dewan perusahaan dan dapat mengurangi
komisaris untuk membantu tugas dari asimetri informasi. Hal ini didukung
dewan komisaris. Komite audit dengan penelitian yang dilakukan oleh
membantu perusahaan dalam memahami Ntim et al. (2012) dan Allegrini dan
konflik internal yang terjadi dan menjadi Greco (2013).
suatu alat kontrol dalam perusahaan.
H2 : Ukuran dewan komisaris
2.4.4 Kepemilikan Keluarga berpengaruh terhadap pengungkapan
Perusahaan dengan kepemilikan sukarela.
keluarga adalah perusahaan yang di 2.5.3 Pengaruh Komite Audit
dalam dewan direksi dan manajemen terhadap Pengungkapan Sukarela
perusahaan, masih mempunyai
hubungan keluarga dengan pendiri Komite audit dalam teori agensi
perusahaan. membantu dewan komisaris untuk
memahami konflik yang terjadi di dalam
2.4.5 Kepemilikan Publik perusahaan. Komite audit yang efektif
Kepemilikan publik adalah saham dapat meningkatkan pengendalian
yang dimiliki oleh publik di dalam internal yang mempunyai kekuatan
untuk mengungkapkan pengungkapan kuantitatif yang menggunakan data
sukarela. Penelitian yang dilakukan angka yang diolah melalui program
Agyey (2016) dan Ntim et al. SPSS.
Menyatakan komite audit mempunyai
pengaruh 3.2 Populasi dan Sampel

H3 : Komite audit berpengaruh terhadap Kriteria yang digunakan dalam


pengungkapan sukarela penelitian ini adalah :

2.5.4 Pengaruh Kepemilikan 1. Perusahaan manufaktur yang


Keluarga terhadap Pengungkapan terdaftar di BEI periode tahun
Sukarela 2015-2017

Penelitian yang dilakukan oleh 2. Perusahaan manufaktur yang tidak


Darmadi et al. (2013) menunjukan delisting pada periode tahun 2015-2017
perusahaan dengan kepemilikan 3. Perusahaan manufaktur yang tidak
keluarga tidak berpengaruh terhadap melakukan IPO pada periode tahun
pengungkapan sukarela. Sejalan dengan 2015-2017
teori agensi perusahaan dengan
konsentrasi kepemilikan yang tinggi 4. Perusahaan manufaktur yang
seperti perusahaan keluarga cenderung laporan tahunannya bisa diakses
mempunyai pengungkapan sukarela 3.3 Variabel dan Pengukuran
yang rendah.
3.1 Variabel Dependen
H4 : Kepemilikan keluarga tidak
berpengaruh terhadap pengungkapan Pengungkapan sukarela diukur dengan
sukarela Indeks Pengungkapan Sukarela dengan
n
2.5.5 Pengaruh Kepemilikan Publik rumus =
k
terhadap Pengungkapan Sukarela
3.2 Variabel Independen
Dalam teori agensi, semakin banyak
saham yang dimiliki oleh publik, maka 1. Dewan komisaris independen diukur
akan terjadi peningkatan permintaan dengan perbandingan anggota dewan
informasi sukarela, karena publik komisaris independen dibagi dengan
membutuhkan dalam dasar pengambilan total anggota dewan komisaris
keputusan. Didukung dengan penelitian
yang dilakukan Gede, L (2016) dan 2. Ukuran dewan komisaris diukur
Arison (2017). dengan jumlah total anggota dewan
komisaris

III. METODE PENELITIAN 3. Komite audit diukur dengan jumlah


total anggota komite audit
3.1 Desain Penelitian
4. Kepemilikan keluarga diukur dengan
Penelitian ini menggunakan dewan variabel dummy, “1” untuk perusahaan
komisaris independen (X1), ukuran keluarga dan “0” untuk perusahaan non
dewan komisaris (X2), komite audit keluarga
(X3), kepemilikan keluarga (X4), dan
kepemilikan publik (X5) sebagai 5. Kepemilikan publik diukur dengan
variabel independen dan pengungkapan jumlah saham yang dimiliki publik
sukarela sebagai variabel dependen. dibagi dengan jumlah total saham
Jenis penelitian ini adalah penelitian perusahaan
3.3 Variabel Kontrol keputusan dilihat dari nilai tolerance >
0,10 dan VIF < 10, tidak terjadi
1. Ukuran perusahaan diukur dengan multikolinieritas
logaritma dari total aset
3.5.1.3 Uji Autokorelasi
2. Ukuran KAP diukur dengan variabel
dummy, “1” untuk perusahaan diaudit Dilakukan untuk mengetahui
KAP big four dan “0” untuk perusahaan apakah ada kesalahan penganggu antara
diaudit KAP non big four variabel pada periode t dan periode t-1.
3.5.1.4 Uji Heterokedastisitas
3.4 Sumber dan Metode
Pengumpulan Data Dilakukan untuk mengetahui
apakah data yang tidak homogen.
Data sekunder dalam penelitian ini
Pengujian dilakukan dengan grafik
adalah laporan tahunan perusahaan yang
scatterplot.
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
pada tahun 2015-2017. Pengumpulan 3.6 Analisis Regresi Berganda
data dilakukan dengan metode
dokumentasi. Peneliti menggunakan Penelitian ini menggunakan analisis
data dari laporan tahunan regresi berganda untuk menguji
perusahaan-perusahaan manufaktur yang hipotesis. Regresi linier berganda
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) digunakan karena variabel independen
periode tahun 2015-2017. Laporan terdapat lebih dari 1 (satu). Model
tahunan perusahaan diperoleh melalui persamaan yang digunakan adalah
website www.idx.co.id dan website sebagai berikut :
perusahaan-perusahaan terkait. VD =
3.5 Model Analisis Data  + X 1 + X 2 + X 3 + X 4 + X 5 + X 6 + X 7 + e

3.5.1 Uji Asumsi Klasik


Uji asumsi klasik harus memenuhi 4
syarat yaitu uji normalitas, Keterangan :
multikolinieritas, autokorelasi, dan VD = Pengungkapan sukarela
heterokedastisitas
 = Konstanta
3.5.1.1 Uji Normalitas
 = Parameter koefisien
Dilakukan untuk mengetahui variabel independen
apakah residual data tersebar secara
normal atau tidak. Menggunakan uji X1 = Proporsi dewan
kolmogorov smirnov, dasar pengambilan komisaris independen
keputusan sebagai berikut :
X2 = Ukuran dewan komisaris
1. Jika nilai asym sig. < 0,05, data
X3 = Komite audit
tidak normal
X4 = Kepemilikan keluarga
2. Jika nilai asym sig. > 0,05 data
normal X5 = Kepemilikan publik
3.5.1.2 Uji Multikolinieritas X6 = Ukuran perusahaan
Dilakukan untuk mengetahui X7 = Ukuran KAP
apakah ada korelasi antar variabel
independen. Dasar pengambilan
3.6 Pengujian Hipotesis maksimum 80% dimiliki PT. , rata-rata
41,57%. Kesimpulannya, masih ada 3
3.6.1 Koefisien Determinasi perusahaan yang belum mematuhi POJK
Dilakukan untuk mengetahui No.33/POJK.04/2015.
seberapa besar pengaruh variabel Variabel ukuran dewan komisaris
independen terhadap variabel dependen. (X2), nilai minimum 2 dimiliki PT.
Dilihat melalui nilai Adjusted R². Beton Jaya Manunggal, PT Lotte
3.6.2 Uji F Chemical. Nilai maksimum 12 dimiliki
PT Astra International, rata-rata 4,2.
Dilakukan untuk mengetahui Kesimpulannya semua perusahaan sudah
pengaruh variabel independen secara mematuhi POJK No.33/POJK.04/2015.
stimultan. Dilihat dari nilai sig. < 0,05
atau F hitung > F tabel, maka terdapat Variabel komite audit (X3) nilai
pengaruh secara stimultan minimum 2 dimiliki PT. Mustika Ratu,
PT. Martina Bertho, PT. Keramika
3.6.3 Uji t Indonesia. Nilai maksimum 6 dimiliki
Dilakukan untuk mengetahui PT. Krakatau Steel. Kesimpulannya,
pegaruh variabel independen secara masih ada 3 perusahaan yang belum
parsial atau individu. Dilihat dari nilai mematuhi POJK No.55/POJK.04/2015.
sig. < 0,05 atau T hitung > T tabel, maka Variabel kepemilikan keluarga (X4),
terdapat pengaruh secara parsial. dari 107 perusahaan, 52 perusahaan
adalah perusahaan keluarga, sedangkan
55 perusahaan adalah perusahaan non
IV. HASIL PEMBAHASAN keluarga.
4.1 Deskripsi Objek Penelitian Variabel kepemilikan publik (X5),
nilai minimum 0,0006 dimiliki PT
Berdasarkan kriteria yang sudah
Tunas Alfin , nilai maksimum 0,613 PT.
ditentukan melalui metode purposive
Siwani Makmur
sampling, maka didapatkan sampel
penelitian berjumlah 107 perusahaan Variabel pengungkapan sukarela
manufaktur yang terdaftar di BEI (Y), nilai minimum sebesar 25%
2015-2017. dimiliki PT. Indocement Tunggal
Prakarsa, nilai maksimum sebesar 90%
dimiliki PT. Asia Pacific Fibers.

4.2 Analisis Statistik Deskriptif


4.3 Uji Asumsi Klasik
4.3.1 Uji Normalitas

Variabel dewan komisaris


independen (X1) nilai terkecil 20%
dimiliki PT. Semen Baturaja, PT Semen
Indonesia, dan PT. Intikeramik. Nilai
Dari hasil uji Kolmogorv-Smirnov,
dihasilkan nilai Asym Sig. sebesar 0,101.
Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
data residual dalam model regresi
terdistribusi normal karena nilai Asym
Sig. Lebih besar dari 0,05. Sehingga H0
diterima yaitu bahwa asumsi normalitas
terpenuhi.
4.3.2 Uji Multikolinieritas

Dari hasil pengujian tersebut didapat


bahwa diagram tampilan scatterplot
menyebar dan tidak membentuk pola
tertentu maka tidak terjadi
heteroskedastisitas, sehingga dapat
disimpulkan bahwa sisaan mempunyai
ragam homogen (konstan) atau dengan
kata lain tidak terdapat gejala
heterokedastisitas.
Dari hasil analisis uji
multikolinieritas di atas, dihasilkan nilai
tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10. Hasil 4.4 Analisis Regresi Berganda
tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat masalah multikolinieritas dalam
model regresi ini dan dapat digunakan
untuk analisis selanjutnya.

4.3.3 Uji Autokorelasi

Y = 0,202 + 0,001 X1 + 0,009


X2 + 0,033 X3 + 0,005 X4 +
Dari tabel Durbin-Watson untuk n = 0,084 X5 + 0,009 X6 + 0,003 X7
321 dan k = 5 (adalah banyaknya
variabel independen) diketahui nilai du
sebesar 1,954 dan 4-du sebesar 2,046.
4.5 Pengujian Hipotesis
Dihasilkan nilai uji Durbin Watson
sebesar 1,978 yang terletak antara 1.954 4.5.1 Koefisien Determinasi
dan 2.046, maka dapat disimpulkan
bahwa asumsi tidak terdapat
autokorelasi telah terpenuhi.
4.3.4 Uji Heterokedastisitas

Diperoleh hasil adjusted R 2


(koefisien determinasi) sebesar 0,175.
Artinya bahwa 17,5% variabel Indeks meningkatkan pengungkapan sukarela.
Pengungkapan Sukarela akan Semakin besar persentase dewan
dipengaruhi oleh variabel bebasnya, komisaris independen yang ada di
yaitu Dewan Komisaris Independen (X1), perusahaan, maka aktivitas pengawasan
Ukuran Dewan Komisaris (X2), Komite pelaksanaan prinsip good corporate
Audit (X3), Kepemilikan Keluarga (X4), governance perusahaan berupa
Kepemilikan Publik (X5), Ukuran transparansi informasi akan berjalan
Perusahaan (X6), Ukuran KAP (X7)). lebih efektif sehingga manajemen
Sedangkan sisanya 82,5% variabel terdorong untuk meningkatkan luas
Indeks Pengungkapan Sukarela (Y) akan pengungkapan sukarela. Jika komposisi
dipengaruhi oleh variabel-variabel yang dewan komisaris independen dalam
lain yang tidak dibahas dalam penelitian suatu perusahaan tinggi, dewan
ini. komisaris independen akan mampu
mengakomodasi kepentingan pemegang
4.5.2 Uji F saham minoritas. Dewan komisaris
independen mewakili kepentingan
pemegang saham minoritas untuk
mendapatkan informasi tambahan yang
bersifat sukarela mengenai perusahaan
secara cukup dan memadai. sesuai
Karena F hitung > F tabel yaitu dengan teori agensi yang menyatakan
10,700 > 2,039 atau nilai Sig. F (0,000) bahwa dewan komisaris independen
< α = 0.05 maka model analisis regresi memiliki pengaruh dengan kualitas
adalah signifikan. Hal ini berarti H0 pengawasan dan pengendalian terhadap
ditolak dan H1 diterima sehingga dapat kinerja manajemen perusahaan untuk
disimpulkan bahwa variabel dependen meningkatkan kualitas pengungkapan
(Indeks Pengungkapan Sukarela) dapat sukarela. Teori agensi juga menekankan
dipengaruhi secara signifikan oleh lebih banyak pihak independen di dalam
variabel independen (Dewan Komisaris komposisi dewan komisaris untuk
Independen (X1), Ukuran Dewan menjaga agar dewan komisaris tetap
Komisaris (X2), Komite Audit (X3), independen. Karena dengan
Kepemilikan Keluarga (X4), independensi dan keobjektifannya dalam
Kepemilikan Publik (X5), Ukuran menjalankan tugasnya, membuat dewan
Perusahaan (X6), Ukuran KAP (X7)). komisaris independen dapat mengurangi
perilaku oportunistik manajemen
4.6 Uji t dan Pembahasan perusahaan dan memberi masukan untuk
4.6.1 Pengaruh Dewan Komisaris bertindak mengungkapkan informasi
Indpependen terhadap Pengungkapan sesuai keinginan investor. Hasil ini juga
Sukarela sesuai dengan tugas dari dewan
komisaris independen dalam pedoman
Berdasarkan hasil analisis data, dewan komisaris di dalam laporan
bahwa dewan komisaris independen tahunan perusahaan, bahwa dewan
berpengaruh signifikan dan positif komisaris indepeneden memiliki tugas
terhadap pengungkapan sukarela dengan yaitu melakukan pengawasan atas
nilai β1 sebesar 0,001 menunjukan kinerja dan strategi yang diterapkan oleh
dewan komisaris independen memiliki manajemen perusahaan, menjamin
arah yang positif terhadap transparansi laporan tahunan, dan
pengungkapan sukarela. Artinya menelaah kembali laporan tahunan yang
semakin besar persentase dewan disiapkan oleh manajemen perusahaan.
komisaris independen, maka akan
4.6.2 Pengaruh Ukuran Dewan bahwa komite audit memiliki arah yang
Komisaris terhadap Pengungkapan positif terhadap pengungkapan sukarela.
Sukarela Artinya semakin banyak jumlah anggota
komite audit di dalam perusahaan, maka
Berdasarkan hasil analisis data di atas, pengungkapan sukarela akan meningkat.
ukuran dewan komisaris berpengaruh sejalan dengan teori agensi, komite audit
signifikan dan positif terhadap sebagai komite yang dibentuk oleh
pengungkapan sukarela dengan nilai β2 dewan komisaris dapat membantu dalam
sebesar 0,009 menunjukan bahwa memahami konflik yang terjadi di dalam
ukuran dewan komisaris memiliki arah perusahaan, komite audit yang efektif
yang positif terhadap pengungkapan dapat meningkatkan pengendalian
sukarela. Artinya semakin banyak internal yang memiliki kekuatan untuk
jumlah anggota dewan komisaris di meningkatkan pengungkapan yang
dalam perusahaan maka pengungkapan berhubungan dengan nilai perusahaan
sukarela juga meningkat. Jumlah dan meningkatkan pengungkapan
anggota dewan komisaris yang banyak sukarela. Dengan jumlah anggota komite
dapat memudahkan dewan komisaris audit yang semakin banyak, dapat
sendiri dalam meningkatkan fungsi membantu dan memudahkan untuk
pengawasan terhadap kinerja meningkatkan kualitas informasi
manajemen perusahaan, sehingga sukarela antara pemegang saham dan
mendorong manajemen perusahaan manajemen perusahaan, juga
untuk mengungkapkan pengungkapan memberikan tekanan kepada manajemen
sukarela sesuai keingingan investor perusahaan untuk mengungkapan
untuk mengurangi asimetri informasi. pengungkapan sukarela lebih banyak.
sejalan dengan teori agensi, semakin Adanya komite audit di dalam
banyak jumlah anggota dewan komisaris perusahaan mendukung prinsip
di dalam perusahaan, maka kemampuan pertanggungjawaban dalam menerapkan
dan keahlian dewan komisaris akan good corporate governance mewajibkan
beragam dan meningkat dalam perusahaan memberikan informasi yang
melakukan pengawasan terhadap kinerja transparan dan lengkap.
manajemen perusahaan juga meningkat.
Besarnya jumlah dewan komisaris dapat 4.6.4 Pengaruh Kepemilikan
mengurangi asimetri informasi, karena Keluarga terhadap Pengungkapan
mereka dapat berkontribusi lebih untuk Sukarela
mengurangi konflik antara agen dan
prinsipal dengan cara pengawasan lebih Berdasarkan hasil analisis data,
terhadap manajemen dan juga pengujian hipotesis keempat dapat
meningkatkan tranparansi laporan disimpulkan bahwa kepemilikan keluarga
tahunan untuk para penggunanya, tidak mempunyai pengaruh terhadap
dengan meningkatkan transparansi pada pengungkapan sukarela (0,635 > 0,05).
laporan tahunan, maka asimetri Hasil ini mengindikasikan bahwa dengan
informasi akan berkurang. adanya kepemilikan keluarga di dalam
perusahaan, maka tidak akan
4.6.3 Pengaruh Komite Audit meningkatkan pengungkapan sukarela atau
terhadap Pengungkapan Sukarela tidak berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapan sukarela. Hal ini sejalan
Berdasarkan hasil analisis data, dengan teori agensi yang menjelaskan
pengujian hipotesis ketiga bahwa komite perusahaan dengan tingkat kepemilikan
audit berpengaruh signifikan dan positif konsentrasi yang tinggi seperti perusahaan
terhadap pengungkapan sukarela dengan keluarga cenderung mempunyai tingkat
nilai β3 sebesar 0,033, menunjukan pengungkapan sukarela yang rendah
dibandingkan dengan perusahaan nonpihak prinsipal dengan melakukan
keluarga. Perusahaan dengan kepemilikan
pengungkapan tambahan atau secara
keluarga yang mayoritas didominasisukarela semaksimal mungkin sesuai
keluarga akan menimbulkan asimetrikeinginan pemegang saham publik.
informasi, karena perusahaan dengan
Dengan semakin besar porsi kepemilikan
kepemilikan keluarga, pemegang saham
saham publik di dalam perusahaan,
mayoritas keluarga akan mempunyai pengawasan dari publik terhadap kebijakan
informasi yang lebih banyak. Tidakyang dijalankan perusahaan juga akan
terbuktinya pengaruh kepemilikan keluarga
meningkat. Tuntutan atas item-item
terhadap pengungkapan sukarela
informasi yang bersifat sukarela juga
dimungkinkan bahwa adanya anggota semakin detail sesuai keinginan publik
keluarga dalam jajaran manajemen dan
juga. Publik yang menginginkan informasi
shareholder tidak terlalu menitik beratkan
yang komprehensif, mendorong
fokusnya terhadap pengungkapan sukarela.
manajemen perusahaan untuk
Perusahaan keluarga cenderung kurang
mengungkapkan informasi yang
terlibat dalam perilaku oportunistik
komprehensif salah satunya dengan
(pengungkapan sukarela), mereka lebih
mengungkapkan pengungkapan sukarela
ingin meneruskan perusahaan ke generasi
yang dapat digunakan sebagai bahan
selanjutnya dan lebih memperhatikan
pengambilan keputusan. Sehingga
reputasi mereka. memotivasi manajemen perusahaan untuk
mengungkapkan informasi sesuai
4.6.5 Pengaruh Kepemilikan Publik keinginan publik.
terhadap Pengungkapan Sukarela
Berdasarkan hasil analisis data di atas,
pengujian hipotesis kelima yaitu V. PENUTUP
kepemilikan publik berpengaruh signifikan
dan positif terhadap pengungkapan 5.1 Kesimpulan
sukarela dengan nilai β5 sebesar 0,084, Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
menunjukan bahwa kepemilikan publik dewan komisaris independen, ukuran
memiliki arah yang positif terhadap dewan komisaris, komite audit, dan
pengungkapan sukarela. Artinya semakin kepemilikan publik memiliki pengaruh
tinggi porsi kepemilikan saham publik, terhadap pengungkapan sukarela.
maka pengungkapan sukarela juga tinggi. Kepemilikan keluarga tidak berpengaruh
Hasil ini menyatakan bahwa semakin besar terhadap pengungkapan sukarela dalam
porsi kepemilikan saham perusahaan oleh laporan tahunan. Perusahaan dengan
publik, maka akan berdampak pada kepemilikan keluarga tidak terlalu menitik
peningkatan permintaan informasi oleh beratkan fokusnya terhadap pengungkapan
publik yang serta semakin banyak tuntutan sukarela, mereka lebih ingin meneruskan
item-item informasi yang mendetail untuk perusahaan ke generasi selanjutnya dan
diungkapkan dalam laporan tahunan. lebih memperhatikan reputasi mereka.
Kondisi ini didasarkan pada alasan bahwa
pemegang saham publik menginginkan 5.2 Keterbatasan Penelitian
informasi yang lebih lengkap tentang Dalam penelitian ini terdapat beberapa
perusahaan untuk mengawasi aktivitas keterbatasan yang kemungkinan dapat
manajemen dan membantu dalam mempengaruhi hasil penelitian yaitu
pengambilan keputusan. Hal ini sejalan kurnagnya sumber informasi mengenai
dengan teori agensi, di mana dalam teori apakah perusahaan termasuk perusahaan
agensi, manajemen perusahaan sebagai keluarga atau tidak. Lalu kurangnya akses
pihak agen akan berusaha memenuhi untuk mendapatkan laporan tahunan
keinginan pemegang saham publik selaku perusahaan untuk tahun 2015 dikarenakan
penggantian website BEI, kemudian Manufaktur yang Terdaftar di BEI.
terdapat beberapa laporan tahunan Skripsi Dipublikasikan. Fakultas
perusahaan manufaktur yang tidak bisa Ekonomi, Universitas Indonesia
diakses untuk periode 2015-2017.
Agyey, Ben Kwame. (2016). “Internal
5.3 Saran Control Information Disclosure and
Corporate Governance: Evidence
Bagi peneliti selanjutnya, menelusuri From an Emerging Market”.The
kembali kepemilikan keluarga dengan International Journal of Business in
melakukan wawancara langsung seperti Society:Vol.16 No.1.
yang dilakukan oleh
PricewaterhouseCoopers (2014) atau Akhtaruddin, M., Hossain, M. A.,
melakukan pendekatan untuk Hossain, M. & Yao Lee. (2009).
mendapatkan informasi yang telah Corporate Governance and
didapat PricewaterhouseCoopers (2014) Voluntary Disclosure in Corporate
agar mendapatkan data dan hasil yang Annual Reports of Malaysian Listed
lebih valid. Meningkatkan kompetensi Firms, The Journal of Applied
dan pemahaman dalam menentukan item Management Accounting Research,
informasi yang berkaitan dengan Vol-7 Number-1.
pengungkapan sukarela yaitu melakukan
konsultasi dengan ahli untuk Allegrini, M and Greco, G. (2013).
mengurangi subjektivitas. Corporate Boards, Audit
Committees and Voluntary
Bagi Perusahaan, perusahaan dapat Disclosure : Evidence from Italian
memilah item-item informasi Listed Companies. Journal of
pengungkapan sukarela yang harus Management and Governance, 17
diungkapkan sesuai keingingnan pihak (1), 187-216.
yang terkait dan mengungkapkan
informasi pengungkapan sukarela Arison, Nainggolan. (2017). Pengaruh
dengan mempertimbangkan manfaat dan Struktur Kepemilikan dan
biaya. Komposisi Dewan terhadap
Pengungkapan Sukarela pada
Perusahaan di BEI. Thesis
Dipublikasikan. Fakultas Ekonomi,
Universitas Methodist Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA Avininda. (2018). Atribut Corporate
Achmad, T. (2007). Corporate Governance dan Pengungkapan
Governance of Family Firms and Sukarela. Thesis Dipublikasikan.
Voluntary Disclosure : The Case of Fakultas Ekonomi, Universitas
Indonesian Manufacturing Firms. Islam Indonesia.
Thesis. Barako, D.G., Hancock, P., & Izan, H. Y.
Achmad, T. (2012). Dewan Komisaris (2006). The relationship between
Dan Transparansi : Teori Keagenan corporate governance attributes and
Atau Teori Stewardship ? Jurnal voluntary disclosure in annual
Keuangan Dan Perbankan, 16(1), 1– reports: The Kenyan experience.
12. Financial Reporting, Regulation,
and Governance, 5(1), 1-25
Adhika, Nirmalasari. (2012). Analisis
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Bisnis.com. (2015). Rating Tata Kelola
Tingkat Pengungkapan Sukarela Perusahaan di Indonesia Terendah
dalam Laporan Tahunan Perusahaan di Asean. Diakses pada tanggal 12,
Februari, 2019, from Tahunan. E-Jurnal Akuntansi.
http://market.bisnis.com/read/20160 34-52.
928/192/587519/annual-report-awar
ds-ini-33-perusahaan-terbaik-di-ind Ntim, Collins G., Soobaroyen, Teeroven
onesia. dan Broad, Martin J. (2017).
“Governance Structures, Voluntary
Bisnis.com. (2018). KPK Tetapkan Disclosures and Public
Pejabat Wijaya Karya Tersangka Accountability: the Case of UK
Kasus Jembatan Bangkinang. Higher Education Institutions”.
Diakses pada tanggal 20 Juli, 2019. Accounting, Auditing &
https://kabar24.bisnis.com/read/201 Accountability Journal: Vol.13
90314/16/899816/kpk-tetapkan-peja No.1.
bat-wijaya-karya-tersangka-kasus-je
mbatan-bangkinang Sinung, P. (2012). Pengaruh Corporate
Governance dan Karakterisik
Darmadi, S., & Sodikin, A. (2013). Perusahaan terhadap Luas
Information Disclosure by Pengungkapan Informasi Strategis.
Family-Controlled Firms The Role Diponegoro Journal of Accounting.
of Board Independence and Vol.1 No.2.
Institutional Ownership. Asian
Review of Accounting, 21(3), 223–
240. Sulung, Aniroh. (2014). Pengaruh
https://doi.org/10.1108/ARA-01-20 Struktur Kepemilikan Dan
13-0009 Karakteristik Dewan Komisaris
Delvinur. (2015). “Pengaruh Leverage, Terhadap Pengungkapan Sukarela
Likuiditas dan Proporsi Pada Perusahaan Di Indonesia Yang
Kepemilikan SahamPublik terhadap Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Luas Pengungkapan Sukarela dalam (BEI). Sarjana thesis, Universitas
Laporan Tahunan”.Jurnal Akuntansi: Brawijaya.
Vol.3 No.1.
Fatmawati, Rini, Widya, Dessy, Susanto,
D. (2017). Peran Corporate
Governance Dalam Meningkatkan
Voluntary Disclosure. Jurnal
Akuntansi Multiparadigma. Vol 9,
No. 1
Farinza, Tiara. (2017). Pengaruh
Kepemilikan Publik, Umur
Listing, Likuiditas, Ukuran KAP,
dan Scope Bisnis Terhadap Luas
Voluntary Disclosure pada
Laporan Tahunan. Jurnal
Akuntansi Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
Vol 3. No.1
Gede, Luh. (2016). Pengaruh Ukuran,
Umur Perusahaan, Struktur
Kepemilikan, dan Profitabilitas pada
Pengungkapan Wajib Laporan

Anda mungkin juga menyukai