Keberlanjutan Perusahaan
(Studi pada Perusahaan dalam Industri Minyak dan Gas di Indonesia)
Abstract. This article aims to provide an understanding of the preparation and implementation of the
audit program on the company's sustainability report. The audit on the sustainability report aims to
provide confidence that the information presented in the sustainability report is correct and in
accordance with GRI G4. Guidelines for the preparation and implementation of the audit program on
sustainability reports are based on AA 1000 Assurance Standard (AA1000AS) and AA 1000
AccountAbility Principles (AA1000APS) guidelines. The object of research is the company's
sustainability report, especially the sustainability report of companies engaged in the oil and gas
industry. The research method uses descriptive methodology and literature review research design. The
result of the research resulted a model of audit implementation on company sustainability report. The
results of this study are expected to provide an understanding of the company's sustainability report
audit and support the sustainability reporting process in Indonesia.
Keywords: audit; AA1000AS; AA1000APS; GRI G4; sustainability report; oil and gas industry
Abstrak. Artikel ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai penyusunan dan pelaksanaan
program audit pada laporan keberlanjutan perusahaan. Audit pada laporan keberlanjutan bertujuan
untuk memberikan keyakinan bahwa informasi yang disajikan dalam laporan keberlanjutan adalah
benar dan sesuai dengan GRI G4. Pedoman dalam penyusunan dan pelaksanaan program audit atas
laporan keberlanjutan didasarkan pada pedoman AA 1000 Assurance Standard (AA1000AS) dan AA
1000 AccountAbility Principles (AA1000APS). Objek penelitian adalah laporan keberlanjutan
perusahaan, khususnya industri minyak dan gas. Metode penelitian mempergunakan metodologi
deskriptif dan desain penelitian studi pustaka. Hasil penelitian menghasilkan sebuah model
pelaksanaan audit pada laporan keberlanjutan perusahaan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan pemahaman mengenai audit laporan keberlanjutan perusahaan dan mendukung proses
pelaporan keberlanjutan di Indonesia.
Kata Kunci: audit; AA1000AS; AA1000APS; GRI G4; industri minyak dan gas; laporan keberlanjutan
PUTU SUKMA KURNIAWAN/ Model Penyusunan dan Pelaksanaan Program Audit……
Manetti & Becatti (2009) pada artikelnya Beberapa artikel yang menjadi pedoman dan
mempergunakan pedoman berbasis pada GRI rujukan dalam penulisan artikel ini adalah
2006. Mock, et al. (2007) meneliti mengenai Morimoto, et al. (2005), Mock, et al. (2007),
proses audit laporan keberlanjutan pada 130 dan Srivastava, et al. (2013). Untuk menyusun
perusahaan di seluruh dunia dan pengembangan model program audit maka
menghubungkannya dengan tipe assurance penelitian ini menggunakan satu contoh
provider yang melakukan audit, apakah laporan keberlanjutan perusahaan yang belum
assurance provider tersebut masuk ke Big 4 diaudit oleh pihak eksternal, yaitu laporan
ataukah ke Non Big 4. Srivastava, et al. keberlanjutan PT. Pertamina EP Cepu tahun
(2013) mengembangkan sebuah kerangka 2015. Diasumsikan bahwa dalam penelitian
kerja untuk perencanaan, pelaksanaan, dan ini akan dilakukan audit terhadap laporan
evaluasi bukti dalam melakukan jasa audit keberlanjutan PT. Pertamina EP Cepu tahun
terhadap laporan keberlanjutan perusahaan. 2015. Penelitian ini menggunakan laporan
Kerangka kerja yang disusun oleh Srivastava, keberlanjutan PT. Pertamina EP Cepu tahun
et al. (2013) disesuaikan dengan kerangka 2015 dengan beberapa alasan, yaitu (1) PT.
kerja pelaporan GRI G3. Hasil penelitian Pertamina EP Cepu termasuk perusahaan
Srivastava, et al. (2013) dapat dijadikan yang tergabung dalam industri minyak dan
pedoman audit laporan keberlanjutan gas (oil and gas industry) sehingga aktivitas
perusahaan, jika manajemen perusahaan dan operasional bisnisnya memiliki dampak
menyusun laporan keberlanjutannya pada unsur sosial dan lingkungan di sekitar
menggunakan standar pelaporan GRI G3. perusahaan, (2) Dengan adanya dampak sosial
Dalam perkembangannya standar GRI G3 dan lingkungan, maka manajemen perusahaan
dikembangkan menjadi standar GRI G4 dan akan mencoba untuk menyajikan item-item
selanjutnya standar GRI G4 dikembangkan informasi pada laporan keberlanjutan
menjadi GRI Standards. perusahaan yang sesuai dengan pedoman GRI
G4, dan (3) PT. Pertamina EP Cepu
METODOLOGI PENELITIAN merupakan salah satu perusahaan yang
Metodologi penelitian yang dipergunakan mengikuti Sustainability Reporting Award
dalam artikel ini adalah metodologi penelitian sehingga penggunaan laporan keberlanjutan
deskriptif. Metode penelitian deskriptif PT. Pertamina EP Cepu akan membuat
merupakan metode penelitian yang bertujuan penelitian ini menjadi objektif. Standar atau
untuk menghasilkan penjelasan atau deskripsi pedoman audit yang dipergunakan dalam
terkait dengan fenomena atau topik penelitian penelitian ini adalah standar AA 1000
yang sedang diteliti. Metode penelitian Assurance Standard (AA1000AS). Standar
deskriptif tidak dipergunakan untuk pengujian atau pedoman audit AA1000AS dikeluarkan
hipotesis, tetapi lebih kepada penggambaran oleh AccountAbility yang berpusat di Inggris
suatu objek sehingga dapat dianalisis dengan pada bulan Maret 2003. Standar AA1000AS
lebih mendalam. Untuk membantu dalam merupakan standar internasional yang
penyusunan analisis, maka dipergunakan juga dipergunakan untuk kegiatan assurance pada
metode penelitian studi pustaka atau studi ruang lingkup keberlanjutan perusahaan.
literatur. Studi pustaka dipergunakan untuk Untuk melakukan penilaian terhadap prinsip-
mencari pustaka atau literatur yang relevan prinsip keberlanjutan perusahaan, maka dalam
dengan topik penelitian dan penelitian ini didasarkan pada standar AA
mempergunakannya untuk mendukung 1000 AccountAbility Principles
analisis yang akan dibuat. Tujuan dari studi (AA1000APS). Standar AA1000APS
pustaka atau studi literatur adalah untuk merupakan sebuah standar untuk menilai
mengumpulkan data dan informasi yang prinsip keberlanjutan perusahaan yang terdiri
berasal dari berbagai pustaka dan dari prinsip inklusivitas, prinsip materialitas,
dipergunakan untuk mengembangkan dan prinsip responsivitas.
argumentasi terkait topik penelitian.
HASIL DAN PEMBAHASAN kualitas audit nantinya. Kompetensi tim audit
Dalam penyusunan artikel ini objek dari dibagi menjadi dua, yaitu kompetensi umum
laporan keberlanjutan yang diaudit adalah dan kompetensi spesifik. Kompetensi umum
laporan keberlanjutan PT. Pertamina EP Cepu mencakup pemahaman pada standar-standar
tahun 2015. Pada laporan keberlanjutan PT. audit, pemahaman pada praktek-praktek audit,
Pertamina EP Cepu tahun 2015, pada halaman dan pemahaman mengenai kepentingan
15, dinyatakan bahwa laporan keberlanjutan stakeholder perusahaan. Kompetensi khusus
PT. Pertamina EP Cepu tahun 2015 belum mencakup pemahaman yang spesifik pada
mendapatkan penjaminan (audit) dari pihak bidang ekonomi, sosial, dan lingkungan. Hal
eksternal perusahaan. Dengan kata lain yang paling penting juga dalan kontrak
laporan keberlanjutan PT. Pertamina EP Cepu penugasan audit adalah ketentuan jangka
tahun 2015 belum diaudit. Dalam artikel ini waktu pelaksanaan audit. Dalam konteks ini
akan dicoba untuk membuat sebuah model jangka waktu pelaksanaan audit telah
penyusunan dan pelaksanaan program audit mencakup mulai dari perencanaan,
untuk audit atau pemeriksaan mengenai pelaksanaan, sampai tahap penyusunan
laporan keberlanjutan PT. Pertamina EP Cepu laporan audit atau penyusunan independence
tahun 2015. assurance statement. Dalam kontrak
Dalam bagian hasil pembahasan artikel ini penugasan audit juga harus terdapat item
secara umum terbagi menjadi tiga tahapan. kewajiban yang harus dilaksanakan oleh
Tiga tahapan tersebut merupakan tahapan- perusahaan yang diaudit dan assurance
tahapan dalam melakukan penyusunan dan provider. Konsultan atau perusahaan yang
pelaksanaan program audit laporan melakukan audit dalam laporan keberlanjutan
keberlanjutan perusahaan. National Center for perusahaan diistilahkan dengan assurance
Sustainability Reporting (2017) menjelaskan provider. Seperti disebutkan dalam artikel
bahwa pada audit laporan keberlanjutan Mock, et al. (2007), assurance provider dapat
setidaknya terdapat tahapan mengenai masuk ke dalam kategori Big 4 ataupun Non
penerimaan perikatan audit (accepting an Big 4. Tidak dapat dipungkiri bahwa salah
engagement), perencanaan audit, dan satu faktor yang menentukan kualitas audit
pelaporan hasil audit. Model audit pada adalah kompetensi dan pengalaman dari
penelitian ini merujuk pada tahapan yang assurance provider. Hasil penelitian Perego
diberikan oleh National Centre for (2009) menjelaskan bahwa assurance
Sustainability Reporting. Tiga tahapan model provider kategori Big 4 memiliki kualitas
audit dalam penelitian ini, yaitu penyusunan yang lebih baik dalam hal format pelaporan
engagement angreement, penyusunan dan dan prosedur audit. Dalam kontrak penugasan
pelaksanaan assurance program, dan audit juga harus dicantumkan mengenai
penyusunan independence assurance rencana anggaran biaya yang akan
statement. dipergunakan dalam kegiatan audit laporan
Penyusunan engagement agreement atau keberlanjutan PT. Pertamina EP Cepu tahun
kontrak penugasan audit merupakan tahapan 2015. Secara umum item-item yang terdapat
yang pertama. Dalam bagian ini dilakukan dalam kontrak penugasan audit harus ringkas
penyusunan kontrak penugasan audit yang dan jelas serta mengakomodir semua
mencakup beberapa item-item informasi kepentingan. Dalam artikel ini diasumsikan
seperti standar audit yang dipergunakan, tipe pihak yang menjadi assurance provider
dan level audit, susunan atau komposisi tim (pihak auditor) adalah SK Consultant.
audit, jangka waktu audit, dan rencana Berdasarkan rencana kontrak penugasan audit,
anggaran untuk melakukan audit. Dalam maka asumsi dalam penelitian ini, yaitu SK
kontrak penugasan audit ini sangat penting Consultant (assurance provider) melakukan
untuk mengetahui komposisi tim yang akan audit terhadap laporan keberlanjutan PT.
melakukan audit. Ini dikarenakan bahwa Pertamina EP Cepu untuk tahun 2015.
kompetensi tim audit akan menentukan
PUTU SUKMA KURNIAWAN/ Model Penyusunan dan Pelaksanaan Program Audit……
minimum yang nantinya harus dimasukkan ke Penentuan ruang lingkup, tipe, dan
dalam pernyataan assurance provider terkait level audit harus ditentukan sebelum
dengan isi laporan keberlanjutan PT. melaksanakan kegiatan audit dan
Pertamina EP Cepu tahun 2015. Independent merupakan kesepakatan antara
assurance statement merupakan pernyataan perusahaan yang diaudit dengan
assurance provider mengenai isi dari laporan assurance provider.
keberlanjutan perusahaan yang diaudit. 5. Description of disclosures covered
Pernyataan tersebut merupakan pernyataan Informasi berikutnya adalah deskripsi
yang independen dan dapat dari ruang lingkup pengungkapan
dipertanggungjawabkan. Beberapa informasi dalam laporan keberlanjutan
yang harus dicantumkan di dalam independent perusahaan.
assurance statement, yaitu 6. Description of methodology
1. Intended users of the assurance Informasi yang juga harus dicantumkan
statement dalam independent assurance
Informasi pertama yang harus independent adalah teknik atau
dicantumkan dalam independent metodologi yang dipergunakan oleh
assurance statement adalah ditujukan assurance provider dalam
kepada siapa independent assurance melaksanakan kegiatan audit.
statement tersebut. Dalam hal ini maka 7. Any limitations
independent assurance statement Assurance provider harus
ditujukan kepada manajemen PT. mengungkapkan mengenai
Pertamina EP Cepu. Umumnya keterbatasan-keterbatasan yang
independent assurance statement dihadapi saat melaksanakan kegiatan
ditujukan kepada manajemen audit. Dapat juga dijelaskan bagaimana
perusahaan yang diaudit. cara assurance provider untuk
2. The responsibility of the reporting mengurangi dampak dari keterbatasan-
organisation and of the assurance keterbatasan yang dihadapi tersebut.
provider 8. Reference to criteria used
Informasi berikutnya yang harus ada di Informasi berikutnya yang harus
dalam independent assurance statement terdapat dalam independent assurance
adalah kewajiban dari perusahaan yang statement adalah kriteria yang
diaudit (PT. Pertamina EP Cepu) dan dipergunakan. Dalam konteks ini
kewajiban dari assurance provider kriteria yang dipergunakan adalah
(auditor). AA1000APS yang mencakup penilaian
3. Assurance standard/s used, including inklusivitas, materialitas, dan
reference to the AA1000AS (2008) responsivitas perusahaan dalam
Informasi berikutnya yang harus ada menjalankan prinsip-prinsip
adalah standar audit yang keberlanjutan perusahaan.
dipergunakan. Dalam pelaksanaan audit 9. Statement of level of assurance
ini diasumsikan menggunakan standar Dalam independent assurance
audit AA1000AS. Secara umum statement harus dicantumkan mengenai
standar audit yang dipergunakan dalam level dari audit yang telah
audit laporan keberlanjutan perusahaan dilaksanakan.
adalah standar audit AA1000AS. 10. Findings and conclusions concerning
4. Description of the scope, including the adherence to the AA1000
type of assurance provided AccountAbility Principles of Inclusivity,
Dalam independent assurance Materiality and Responsiveness (in all
statement harus dicantumkan ruang instances)
lingkup, termasuk dengan tipe dan level Dalam independent assurance
dari audit yang telah dilaksanakan. statement harus dicantumkan mengenai
temuan dan kesimpulan terkait dengan Dalam independent assurance
kepatuhan perusahaan terhadap standar statement, assurance provider harus
AA1000APS yang mencakup kriteria mencantumkan mengenai kompetensi
inklusivitas, materialitas, dan dan independensi dari assurance
responsivitas. Assurance provider harus provider.
menjelaskan kesimpulan mengenai 14. Name of the assurance provider, date
kepatuhan manajemen perusahaan and place
terhadap prinsip-prinsip keberlanjutan Dalam independent assurance
yang sesuai dengan standar statement harus dicantumkan mengenai
AA1000APS. nama jelas dari assurance provider dan
11. Findings and conclusions concerning tempat dan tanggal ditandatanganinya
the reliability of specified performance independent assurance statement.
information (for Type 2 assurance Terdapat empat belas informasi minimum
only) yang harus dicantumkan di dalam independent
Dalam independent assurance assurance statement. Empat belas informasi
statement harus dicantumkan mengenai minimum yang harus dicantumkan di dalam
temuan dan kesimpulan terkait dengan independent assurance statement telah sesuai
informasi spesifik jika tipe audit yang dengan ketentuan di dalam standar
dilaksanakan adalah tipe 2. AA1000AS. Empat belas informasi minimum
12. Observations and/or recommendations ini merupakan informasi yang diperlukan
Assurance provider harus untuk meyakinkan pemangku kepentingan
mencantumkan hasil observasi atau bahwa kegiatan audit laporan keberlanjutan
rekomendasi yang dapat disampaikan perusahaan telah dilaksanakan dengan baik.
kepada manajemen terkait dengan Berdasarkan pembahasan yang telah
pelaksanaan audit yang telah dilakukan maka dapat disusun sebuah model
dilaksanakan. Rekomendasi yang telah penyusunan dan pelaksanaan program audit
disampaikan oleh assurance provider laporan keberlanjutan perusahaan. Model
dapat dipergunakan oleh manajemen penyusunan dan pelaksanaan program audit
perusahaan sebagai dasar dalam laporan keberlanjutan perusahaan ini
perbaikan untuk penyusunan laporan diharapkan dapat diaplikasikan pada saat
keberlanjutan perusahaan di tahun melakukan audit laporan keberlanjutan
berikutnya. perusahaan. Model yang dapat dibentuk
13. Notes on competencies and terkait dengan audit laporan keberlanjutan
independence of the assurance provider perusahaan, yaitu
Analisis ini diawali dengan penyusunan assurance program. Pada tahap ini dilakukan
engagement agreement dengan tahapan, yaitu penyusunan assurance program kemudian
(1) menentukan komposisi tim audit, (2) melaksanakan assurance program yang telah
menentukan ruang lingkup audit, dan (3) dibuat. Tahapan penyusunan dan pelaksanaan
menentukan rencana anggaran biaya untuk assurance program, yaitu (1) penentuan
pelaksanaan kegiatan audit. Tahap berikutnya tingkat materialitas informasi dalam laporan
adalah penyusunan dan pelaksanaan keberlanjutan perusahaan, (2) observasi ke
PUTU SUKMA KURNIAWAN/ Model Penyusunan dan Pelaksanaan Program Audit……
lapangan, (3) penentuan bukti-bukti audit, (4) penyusunan engagement agreement, (2)
melakukan diskusi kelompok terpumpun penyusunan dan pelaksanaan assurance
dengan pemangku kepentingan perusahaan program, dan (3) penyusunan independent
dan manajemen perusahaan, dan (5) assurance statement. Independent assurance
memberikan rekomendasi kepada manajemen statement merupakan produk akhir dari proses
perusahaan terkait dengan hasil audit laporan audit keberlanjutan perusahaan yang
keberlanjutan perusahaan. Tahap terakhir dari merupakan pernyataan assurance provider
model ini adalah penyusunan independent atau auditor terhadap penyajian informasi
assurance statement yang merupakan manajemen perusahaan pada laporan
pernyataan auditor (assurance provider) keberlanjutan perusahaan. Implikasi hasil
terhadap laporan keberlanjutan perusahaan. penelitian ini dalam bidang akademik dapat
Dalam independent assurance statement dipergunakan sebagai materi tambahan pada
terdapat empat belas informasi minimum yang mata kuliah auditing dan akuntansi sosial dan
harus disampaikan oleh assurance provider lingkungan. Mahasiswa akan mendapatkan
terkait dengan audit laporan keberlanjutan pemahaman baru bahwa pada dasarnya proses
perusahaan yang telah dilaksanakan. Dengan audit tidak hanya pada laporan keuangan saja,
adanya model audit laporan keberlanjutan ini, tetapi saat ini sudah meluas pada proses
maka proses audit akan dapat dilaksanakan pelaporan keberlanjutan perusahaan. Penulis
dan tentu saja akan menghasilkan kredibilitas tidak dapat memungkiri bahwa terdapat
yang tinggi pada laporan keberlanjutan yang keterbatasan dalam penelitian ini.
dipublikasikan oleh manajemen perusahaan. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah
Simnett, et al. (2009) menyatakan bahwa penyusunan kerangka kerja audit masih
manajemen perusahaan yang cenderung bersifat konseptual dan belum didasarkan
berorientasi pada kredibilitas dan reputasi pada kondisi faktual yang ada di perusahaan
akan mengupayakan agar laporan objek penelitian. Salah satu motivasi penulis
keberlanjutan yang dipublikasikan dapat menyusun penelitian ini adalah untuk
diaudit. Hal ini tentu saja dapat berdampak mendukung kegiatan pelaporan keberlanjutan
positif pada proses keberlanjutan aktivitas di Indonesia. Kedepannya dapat diteliti
bisnis perusahaan dan utamanya pada mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
hubungan komunikasi antara manajemen kualitas audit laporan keberlanjutan
perusahaan dengan pemangku kepentingan perusahaan. Penelitian berikutnya juga dapat
perusahaan. Herremans, et al. (2016) membahas bagaimana cara agar pemangku
berpendapat bahwa setiap pemangku kepentingan perusahaan dapat terlibat secara
kepentingan perusahaan memerlukan langsung di dalam proses audit laporan
informasi yang spesifik dan disesuaikan keberlanjutan perusahaan. Penelitian
dengan kebutuhan dari masing-masing berikutnya dapat pula mengembangkan
pemangku kepentingan. Proses audit laporan penelitian Manetti & Toccafondi (2012) yang
keberlanjutan perusahaan akan memastikan meneliti mengenai peran pemangku
bahwa setiap informasi yang diungkapkan kepentingan perusahaan dalam proses audit
oleh manajemen perusahaan akan memiliki laporan keberlanjutan. Dapat diteliti mengenai
tingkat validitas dan reliabilitas yang tinggi. peran pemangku kepentingan perusahaan
dalam proses audit laporan keberlanjutan
SIMPULAN dalam konteks perusahaan-perusahaan di
Penelitian ini diharapkan dapat Indonesia. Penelitian berikutnya dapat pula
memberikan pemahaman mengenai mengembangkan penelitian Manetti &
pentingnya audit laporan keberlanjutan Bellucci (2016) tentang bagaimana
perusahaan dan proses audit yang dapat manajemen memanfaatkan teknologi dan
dilakukan. Secara umum model penyusunan internet untuk membangun hubungan dengan
dan pelaksanaan audit laporan keberlanjutan pemangku kepentingan perusahaan. Penelitian
perusahaan terdiri dari tiga bagian, yaitu (1) berikutnya dapat melakukan perancangan
model audit menggunakan desain penelitian Information Disclosure: Lessons From
Design & Development (D & D). Richey & GRI’s Sustainability Reporting. Journal
Klein (2009) menyatakan bahwa desain of Cleaner Production, 17(6), 571–580.
penelitian D & D merupakan sebuah Burhan, A. H. N., & Rahmanti, W. (2012).
sistematika yang berfungsi untuk merancang, The Impact of Sustainability Reporting
mengembangkan, dan mengevaluasi mengenai on Company Performance. Journal of
sebuah produk atau sebuah model baru. Economics, Business & Accountancy
Desain penelitian D & D dipergunakan karena Ventura, 15(2), 257–272.
tujuan dari penelitian berikutnya adalah untuk Guidry, R. P., & Patten, D. M. (2010). Market
membuat sebuah pengembangan model atau Reactions to The First-Time Issuance of
konsep yang baru tentang program audit Corporate Sustainability Reports:
laporan keberlanjutan perusahaan. Desain Evidence that Quality Matters.
penelitian Design & Development memiliki Sustainability Accounting, Management
dua tahap besar, yaitu tahap pertama adalah and Policy Journal, 1(1), 33–50.
tahap perancangan atau penyusunan (design) Hahn, R., & Kühnen, M. (2013).
dan tahap kedua adalah tahap pengembangan Determinants of Sustainability
(development). Penulis berharap kedepannya Reporting: A Review of Results, Trends,
akan semakin banyak penelitian-penelitian Theory, and Opportunities in An
yang membahas mengenai pelaporan Expanding Field of Research. Journal of
keberlanjutan (sustainability reporting) di Cleaner Production, 59, 5–21.
Indonesia. Hasil-hasil penelitian yang terkait Herremans, I. ., Nazari, J. ., & Mahmoudian,
dengan proses pelaporan keberlanjutan F. (2016). Stakeholder Relationships,
perusahaan akan memberikan kita sebuah Engagement, and Sustainability
pemahaman baru dan tentu saja dapat Reporting. Journal of Business Ethics,
memperkaya pengembangan ilmu akuntansi. 138(3), 417–435.
Ioannou, I., & Serafeim, G. (2017). The
DAFTAR PUSTAKA Consequences of Mandatory Corporate
Sustainability Reporting: Evidence from
Amran, A., & Haniffa, R. (2011). Evidence in Four Countries (No. 11–100).
Development of Sustainability https://doi.org/http://dx.doi.org/10.2139/s
Reporting: A Case of A Developing srn.1799589
Country. Business Strategy and the Junior, R. M., Best, P. J., & Cotter, J. (2014).
Environment, 20(3), 141–156. Sustainability Reporting and Assurance:
Ballou, B., Heitger, D. L., Landes, C. E., & A Historical Analysis on A World-Wide
Adams, M. (2006). The Future of Phenomenon. Journal of Business Ethics,
Corporate Sustainability Reporting. 120(1), 1–11.
Journal of Accountancy, 202(6), 65–67, Kolk, A. (2004). A Decade of Sustainability
70–74. Reporting: Developments and
Basalamah, A. S., & Jermias, J. (2005). Social Significance. International Journal of
and Environmental Reporting and Environment and Sustainable
Auditing in Indonesia. Gadjah Mada Development, 3(1), 51–64.
International Journal of Business, 7(1), Kurniawan, P. S. (2017). Profesi Certified
109–127. Sustainability Reporting Specialist,
Bradford, M., Earp, J. B., Showalter, D. S., & Pelaporan Keberlanjutan, dan Teori
Williams, P. F. (2016). Corporate Enterprise (Suatu Tinjauan Mengenai
Sustainability Reporting and Stakeholder Profesi CSRS dalam Pelaporan
Concerns: Is There A Disconnect? Keberlanjutan). Jurnal Ilmu Sosial Dan
Accounting Horizons, 31(1), 83–102. Humaniora, 6(1), 10–19.
Brown, H. ., Jong, M. ., & Levy, D. . (2009). Lozano, R., & Huisingh, D. (2011).
Building Institutions Based on Interlinking Issues and Dimensions in
PUTU SUKMA KURNIAWAN/ Model Penyusunan dan Pelaksanaan Program Audit……