Anda di halaman 1dari 107

ANALISIS EFISIENSI PENGELOLAAN PIUTANG PADA

PT KRAKATAU BANDAR SAMUDERA


Periode Tahun 2016 – 2018

“Studi Kasus PT Krakatau Bandar Samudera Cigading”

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana
Akuntansi Konsentrasi Keuangan

Disusun Oleh :

Vani Vauliyanti

NIM : 2016030618

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI


AL-KHAIRIYAH
CILEGON
2020
i
ii
iii
PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah yang telah melimpahkan nikmat dan karunianya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Ku persembahkan Skripsi ini untuk yang selalu bertanya, khususnya Triana Devika yang
selalu rajin menanyakan kabar skripsiku:

“Kapan Skripsimu Selesai”

“Printermu Rusak apa karena dia sudah lelah? karena kamu tidak lulus – lulus ?”

Terlambat lulus atau lulus tidak tepat waktu bukan sebuah kejahatan, namun alangkah
baiknya mengerjakan skripsi dengan semangat dan lulus tepat waktu adalah hal baik. Namun
alangkah kerdilnya jika mengukur kepintaran seseorang hanya darisiapa yang paling cepat
lulus. Bukankah sebaik-baiknya skripsi adalah skripsi yang selesai? Baik itu selesai tepat
waktu maupun tidak tepat waktu.

iv
MOTTO

“YOU CAN IF YOU THINK YOU CAN”

And

Man Shobaro Dhofira

v
ABSTRAK

VANI VAULIYANTI, NPM 2016030618 Analisis Efisiensi Pengelolaan Piutang


Pada PT Krakatau Bandar Samudera periode 2016 - 2018. Program Strata
Satu, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi STIE Al-Khairiyah Cilegon Tahun 2020.
Jumlah piutang dan resiko tak tertagihnya piutang, dapat terjadi disebabkan
karena beberapa faktor.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisien atau tidak perusahaan
tersebut, pengelolaan piutang, dan perputaran piutang yang sedang dilaksanakan pada
perusahaan bumn PT Krakatau Bandar Samudera.
Metode analisis yang digunakan peneleiti adalah Metode Analisis Deskriptif
yaitu dimana peneliti mengungkapkan, menjelaskan, dan memberikan gambaran-
gambaran permasalahan mengenai perhitungan, pengelolaan serta perputaran piutang.
Dalam memperoleh data peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa
penelitian lapangan secara langsung. Jenis data yang digunakan adalah data primer
dan sekunder
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa PT Krakatau Bandar Samudera
sudah efisien dalam mengelola piutangnya. Dari tahun 2016 sampai 2018 piutang
yang tak tertagih semakin berkurang dan waktu pelunasan piutang dilakukan kurang
dari 90hari.
Hal ini diketahui dari tingkat perputaran piutang yang semskin meningkat
kondisi paling rendah perputaran piutangnya dialami oleh perusahaan terjadi pada
tahun 2016, dimana tingkat perputaran piutangnya adalah 12,37 kali. Sedangkan
perputaran yang paling tinggi dan yang paling baik perputarannya sebesar 27,92 kali.
Maka pengelolaan piutang pada PT Krakatau Bandar Samudera telah Efisien. Hari
rata-rata pengumpulan piutang dari tahun 2016 sampai dengan 2018 berturut-turut
diperoleh sebagai berikut 29 hari, 14 hari 12 hari. Secara keseluruhan hari rata-rata
pengumpulan piutang dari tahun 2016 sampai dengan 2018 sudah baik dan bisa
dikatakan efisien. Hal ini ditunjukkan dengan hari rata-rata perputaran piutang yang
lebih pendek jika dibandingkan dengan standar industri yang telah ditetapkan yaitu
sebesar 90 hari dari rata-rata pengumpulan piutang.
Kata Kunci : Pengelolaan Piutang, Perputaran Piutang, Efisiensi

vi
ABSTRACT
VANI VAULIYANTI, NPM 2016030618 Analysis of Efficiency of Receivables
Management at PT Krakatau Bandar Samudera for the period 2016 - 2018.
Undergraduate Program, STIE Al-Khairiyah Cilegon School of Economics in
2020.
Amount of receivables and the risk of collectible receivables, can occur due to
several factors.
This study aims to determine whether this company manages, manages
receivables and accounts receivable turnover which is carried out by the company at
PT Krakatau Bandar Samudera.
The analytical method used by the researcher is the Descriptive Analysis
Method, wherein the researcher expresses, explains, and provides an overview -
discusses the consideration, management and circulation of accounts receivable. In
receiving data researchers used techniques to collect data containing direct field
research. The type of data used is primary and secondary data.
The results of this study indicate that PT Krakatau Bandar Samudera is
efficient in managing its receivables. From 2016 to 2018, uncollectible receivables
decreased and the time to pay off receivables was less than 90 days.
This is known from the receivables turnover which was the lowest increase in
the receivables turnover managed by the company occurred in 2016, while the level
of accounts receivable turnover was 12.37 times. While the highest turnover and the
best turnover is 27.92 times. So the management of receivables at PT Krakatau
Bandar Samudera has been Efficient. The average day received from 2016 to 2018
day-by-day is obtained 29 days, 14 days 12 days. Overall today the average
receivables received from 2016 to 2018 are good and can be received efficiently. This
discusses with the average days of accounts receivable turnover which is shorter than
the predetermined industry standard of 90 days from the average acquisition of
receivables.
Keywords: Receivables management, Receivables turnover, Efficiency

vii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberi
rahmat serta nikmat-Nya terutama nikmat sehatnya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan tugas akhir ini dengan berjudul “Analisis Efisiensi Pengelolaan
piutang Pada PT Krakatau Bandar Samudera dibawah bimbingan Teddy Apriliadi,
S.E., M.M. selaku Pembimbing I dan Maya Arisandy, S.E., M.Ak. selaku
Pembimbing II.
Penulis menyadari atas segala keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang
dimiliki untuk melakukan penelitian dan penyusunan tugas akhir ini. Oleh karena itu
penulis mohon bantuan kritik dan saran yang membangun, guna perbaikan bagi
penulis dimasa yang akan datang.
Skripsi ini tentunya tidak akan terselesaikan tepat pada waktunya tanpa adanya
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada Yth:
1. Ibu Dr. Hj. Gema Ika sari, S.E., M.Ak. Selaku Ketua STIE Al - Khairiyah
2. Bapak Dr. Tata Rustandi, S.E, M.M. Selaku Wakil Ketua I STIE Al-Khairiyah
3. Ibu Erlina Sari Pohan, S.E., M.Ak. Selaku Ketua Program Studi Akuntansi
STIE Al – Khairiyah
4. Bapak Teddy Apriliadi, S.E., M.M. selaku pembimbing materi yang telah
banyak membantu dan mengarahkan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Maya Arisandy, S.E., M.Ak. selaku Pembimbing II yang telah banyak
membantu dalam penyusunan skripsi ini.
6. Tati Rohmawati (Ibu) yang selalu memberi dukungan, motivasi dan do’a
terbaik secara moril maupun materil sehingga penulis bisa menyelesaikan
Penulisan Skripsi.
7. Hudadi (Bapak) yang pasti akan selalu memberikan dukungan, motivasi dan
do’a jika masih ada di dunia ini bersama kami.

viii
8. Triana Devika yang selalu memberi dukungan, motivasi semangat dan do’a
terbaik secara moril maupun materi sehingga penulis bisa menyelesaikan
penulisan Skripsi.
9. Fajar Risyaf yang selalu memberi dukungan, semangat dan membantu dalam
hal transportasi selama penulis menyelesaikan Penulisan Skripsi.
10. Mas Achmad Hasan Permana yang telah membantu dalam proses pengumpulan
dokumen pada tahap akhir penyelesaian sehingga penulis bisa menyelesaikan
Penulisan Skripsi.
11. Teman-teman seperjuangan khususnya sahabat tercinta Putri Maulidini,
Chusnul Chotimah, Lydia Octaviani, Saskia Findinyansyah, Virgiansyah Putra,
dan Burhanudin yang telah setia menemani dan mengerjakan skripsi bersama-
sama serta saling mendukung satu sama lain.

Akhirnya segala usaha telah penulis lakukan, semoga yang telah diikhtiarkan
menjadi suatu pengalaman yang baik dan mendapatkan hasil yang baik pula, hanya
kepada Allah SWT kita memohon dan semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Aamiin.

Cilegon,.....Februari 2020
Penulis

Vani Vauliyanti

ix
x
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI
SURAT PERNYATAAN BUKAN HASIL PLAGIAT
HALAMAN KATA PENGANTAR............................................................ i
HALAMAN DAFTAR ISI .......................................................................... ii
HALAMAN DAFTAR TABEL .................................................................. iii
HALAMAN GAMBAR .............................................................................. iv
ABSTRAK
ABSTRACT
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah.................................................................... 7
1.3 Pembatasan Masalah ................................................................... 7
1.4 Rumusan Masalah....................................................................... 8
1.5 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................. 8
1.6 Sistematika Penulisan ................................................................. 9
1.7 Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 11
1.7.1 Gambaran Umum dan Obyek Penelitian ............................. 12
1.7.2 Struktur Organisasi Perusahaan .......................................... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori ........................................................................... 16
2.1.1 Akuntansi Piutang .............................................................. 18
2.1.1.1 Pengertian Akuntansi Piutang ......................................... 20
2.1.1.2 Ciri-ciri Akuntansi Piutang ............................................. 22
2.1.1.3 Jenis Akuntansi Piutang………………… ....................... 23
2.1.2 Piutang Usaha…………………………………………………..24
2.1.2.1 Definisi Piutang .............................................................. 27
2.1.2.2 Jenis-jenis Piutang ........................................................... 28

xi
2.1.2.3 Pengakuan Piutang .......................................................... 29
2.1.3 Pengelolaan Piutang ................................................................. 31
2.1.3.1 Pengertian Pengelolaan Piutang ..................................... 31
2.1.3.2 Arti Manajemen Piutang ................................................. 31
2.1.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Piutang..................... 32
2.1.3.4 Analisis Kredit .............................................................. 35
2.1.3.5 Kebijakan Kredit ........................................................... 39
2.1.3.6 Rasio-rasio Likuiditas Piutang ......................................... 42
2.1.3.7 Efektivitas dan Efisiensi ................................................. 51
2.1.3.8 Efisiensi .......................................................................... 52
2.2 Hasil Penelitian Yang Relevan .................................................... 53
2.3 Kerangka Pemikiran .................................................................... 57
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.2 Definisi Operasional Variabel ...................................................... 59
3.2 Metode Penelitian ........................................................................ 60
3.3 Jenis Data .................................................................................... 61
3.4 Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 62
3.5 Teknik Analisis Data………………………………………... ...... 63
BAB IV HASIL – HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data ............................................................................. 66
4.2 Klasifikasi Data ........................................................................... 70
4.3 Analisis Data dan Pembahasan .................................................... 74
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ................................................................................. 83
5.2 Saran ........................................................................................... 84
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 85
SK BIMBINGAN SKRIPSI
LEMBAR BIMBINGAN SKRIPSI
FORMULIR PENGAJUAN JUDUL
SURAT BALASAN PENELITIAN DARI TEMPAT PENELITIAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

xii
STRUKTUR ORGANISASI TEMPAT PENELITIAN
LAMPIRAN

xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Waktu Penelitian .............................................................................. 11
Tabel 2 Analisa Umur Piutang ...................................................................... 46
Tabel 3 Analisa Umur Piutang………………………………… .................... 48
Tabel 4 Analisa Umur Piutang ...................................................................... 50
Tabel 5 Hasil Penelitian Relevan ................................................................... 53
Tabel 6 Aging Piutang PT Krakatau Bandar Samudera ................................. 71
Tabel 7 Data Penjualan PT Krakatau Bandar Samudera ................................ 72
Tabel 8 Neraca PT Krakatau Bandar Samudera ............................................. 73
Tabel 9 Perhitungan Tingkat Perputaran Piutang ........................................... 77
Tabel 10 Tingkat Perputaran Piutang ............................................................ 78
Tabel 11 Hari Rata-rata Pengumpulan Piutang .............................................. 80
Tabel 12 Analisis Rata-rata Pengumpulan Piutang ........................................ 81

xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Piutang Tidak Tertagih Periode 2016 – 2018 ................................ 6
Gambar 2 Struktur Organisasi ....................................................................... 15
Gambar 3 Kerangka Pemikiran ..................................................................... 58

xv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam perkembangan dan kemajuan industri, dapat dilihat dengan

adanya perkembangan dunia usaha semakin pesat. Usaha untuk memenangkan

persaingan, perusahaan harus menentukan langkah-langkah yang tepat sesuai

dengan tujuan perusahaan yaitu memperoleh keuntungan yang maksimal.

Untuk itu setiap perusahaan perlu mengatur strategi dan kebijakan yang baik

agar tetap timbul dan tidak tergilas dengan pesaingnya, serta dapat

memperoleh laba yang optimal.

Banyak cara untuk dapat memperbesar volume penjualan salah

satunya yaitu dengan menjual produknya secara kredit, karena dengan

pembelian yang dilakukan secara kredit dapat memberikan sedikit kemudahan

atau kelonggaran bagi konsumen, sehingga konsumen dapat melakukan

pembayaran dikemudian hari atas transaksi penjualan tersebut. Dengan

adanya penjualan kredit ini akan menimbulkan hak klaim bagi perusahaan
1
kepada konsumen, yang biasanya disebut dengan istilah piutang.

1
Eka Nurwanni, Dalam Skripsi Peranan Akuntansi Piutang Usaha Dalam Pengelolaan Piutang Macet,
2018, Halaman 1

1
2

Piutang timbul karena adanya penjualan kredit yang nantinya akan

menjadi kas apabila jatuh tempo dan dilakukan penagihan. Semakin besar

jumlah kredit akan menyebabkan bertambah besar pula jumlah piutang.

Dengan bertambah besarnya jumlah piutang menyebabkan jumlah kas yang

tertanam dalam piutang menjadi besar. Oleh karena itu, maka piutang

merupakan aktivitas usaha yang beresiko tinggi.

Jumlah piutang dan resiko tak tertagihnya piutang, dapat menjadi

disebabkan karena adanya perbedaan waktu antara penyerahan benyerahan

barang/jasa dan penerimaan kas, dimana kondisi pelanggan mungkin

mengalami kesulitan keuangan atau kemungkinan-kemungkinan lainnya. Jika

keterlambatan pelunasan dan investasi yang dilakukan dalam piutang itu juga

akan meningkat. Hal ini akan berdampak terhadap likuiditas dan profitabilitas

operasi perusahaan.

Berkembangnya kemajuan ekonomi Indonesia salah satu buktinya

terlihat dari semakin meningkatnya terlihat dari semakin meningkatnya ekspor

maupun impor barang dari dalam negeri maupun luar negeri. Banyaknya

kerjasama antar Negara sebagai faktor pemicu laju ekspor maupun impor,

dimana sebagian besar barang dikirim melalui jalur laut. Salah satu tujuan

setiap perusahaan baik perusahaan dagang, industri maupun jasa adalah untuk

mencapai laba maksimal.


3

Pengelolaan piutang merupakan salah satu bagian yang terpenting bagi

perusahaan yang menjual barang secara kredit, karena dengan melakukan

pengelolaan piutang maka akan dapat memperkecil resiko yang mungkin

timbul dan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan akan berjalan sesuai

dengan apa yang direncanakan oleh perusahaan. Selain itu pengelolaan

piutang yang baik juga digunakan untuk memantau piutang agar tidak

menumpuk sehingga tingkat pengembalian yang diperoleh lancar. Maka

penting bagi perusahaan mengelola piutang tersebut dilihat dari apa yang

dijual perusahaan secara kredit, kebijakan kredit perusahaan, persyaratan

kredit perusahaan, dan kebijakan pengumpulan piutang.

Pengelolaan piutang harus dilakukan secara efisien karena setiap

perubahan yang terjadi pada kebijakan pengelolaan piutang akan dapat

berpengeruh terhadap jumlah investasi dalam piutang, volume penjualan serta

jumlah piutang yang tak tertagih. Pemberian piutang yang dilakukan juga

harus melihat pengumpulan piutangnya. Usaha pengumpulan piutang yang

efektif dan efisien akan dapat menguntungkan perusahaan karena semakin

cepat pengumpulan piutang maka perusahaan mempunyai kesempatan lebih

untuk memanfaatkan modal kerjanya dan meningkatkan laba perusahaan. 2

2
Jurnal Analisis Efisiensi Pengelolaan Piutang, 2017, ISSN 1411-4321
4

Laba adalah hal yang diinginkan oleh perusahaan. Laba merupakan

ukuran prestasi yang didapatkan perusahaan, laba juga berarti bahwa

perusahaan melakukan kegiatan perekonomian dengan efektif. Efektivitas dan

efisien, karena laba hubungannya sangat erat dengan likuiditas dan

profitabilitas suatu operasi perusahaan. Manajemen piutang digunakan untuk

mengetahui apabila terjadinya keterlambatan dalam pelunasan piutang dan

kemungkinan tidak tertagihnya piutang baik sebagian ataupun seluruhnya

dalam waktu yang disepakati. Maka untuk menjamin kegiatan pengumpulan

piutang yang didapatkan secara tepat, perusahaan perlu melihat atau

mengetahui karakteristik dari customer. Perusahaan dalam mengurangi resiko

yang ada sebaiknya menetapkan terlebih dahulu kebijakan kredit perusahaan

dengan mempertimbangkan standar kredit, persyaratan kredit, berapa besar

jumlah kredit yang akan diberikan untuk pihak pembeli, serta kebijakan

pengumpulan piutangnya. Salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang

penjualan tunai maupun kredit.3

Demikian halnya dengan PT Krakatau Bandar Samudera (KBS) yang

merupakan salah satu anak perusahaan BUMN yang bergerak di bidang jasa

pelabuhan juga melakukan sistem penjualan secara kredit. Adapun faktor

yang menyebabkan piutang tak tertagih tersebut adalah faktor intern

perusahaan, yaitu diversifikasi pembiayaan yang dilakukan untuk menangkap

peluang pasar tidak seluruhnya memberikan hasil seperti yang diharapkan.

3
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol.56 No.1 Maret 2018
5

Atau customer itu sendiri yang tidak memenuhi kewajibannya karena

tidak mampu membayar akibat kesulitan finansial sehingga membuat adanya

proses penagihan secara berkala atau jika dengan penagihan secara berkala

customer tidak dapat membayar kreditnya dalam waktu yang telah ditentukan

maka piutang akan dihapuskan dengan catatan persetujuan pemegang saham.

Piutang usaha merupakan salah satu aktiva lancar dan juga menjadi salah satu

komponen modal kerja perusahaan. Bila piutang tidak dapat tertagih maka

jalannya kegiatan operasi perusahaan dapat terganggu dan akan menurunkan

tingkat laba yang seharusnya dapat dicapai perusahaan. Maka, untuk

mengetahui hal itu, masalah pengawasan piutang perlu ditangani secara serius.

Dan manajeman piutang harus dilakukan secara efisien.

PT Krakatau Bandar Samudera yang merupakan salah satu anak

perusahaan bumn yang bergerak dalam jasa pelabuhan juga melakukan sistem

penjualan secara kredit. PT KBS pun tidak pernah lepas dari masalah-masalah

pemberian kredit dalam kegiatan penjualannya. Dalam setiap tahunnya ada

saja piutang yang tak tertagih di PT Krakatau Bandar Samudera (KBS). Ada

beberapa hal yang menyebabkan tidak tertagihnya piutang di PT Krakatau

Bandar Samudera yaitu: customer (perusahaan) yang sudah tidak beroperasi,

customer pailit, dan penagihan yang pasif terhadap customer.


6

Berikut data pertumbuhan pengelolaan piutang pada PT Krakatau

Bandar Samudera (KBS), piutang yang tidak tertagih dalam periode tiga

tahun terakhir yaitu periode 2016 – 2018. Ada beberapa perusahaan yang

tidak tertagih dan sudah melewati batas waktu jatuh tempo:

Gambar 1

2018 195

79
2017

272
2016

Tahun Perusahaan
Piutang Tidak Tertagih Periode 2016 - 2018

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian efisiensi pengelolaan piutang pada anak perusahaan

BUMN yang bergerak pada bidang jasa dermaga dimana anak perusahaan

BUMN masih ada saja piutang yang tidak tertagih, maka seharusnya jika anak

perusahaan BUMN sudah dapat mengelola piutang dengan efisien.


7

Maka dari itu penulis mengambil judul “ANALISIS EFISIENSI

PENGELOLAAN PIUTANG PADA PT KRAKATAU BANDAR

SAMUDERA PERIODE TAHUN 2016 – 2018”

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah di atas dapat penulis identifikasi masalahnya:

1. Kesulitan dalam mengidentifikasi piutang tak tertagih dari beberapa

konsumen sehingga dapat menghambat kegiatan operasional perusahaan.

2. Banyaknya pesaing dalam menjalankan usaha dalam sektor jasa dermaga.

3. Perusahaan terus mencari strategi yang diterapkan dalam melakukan

efisiensi untuk pengelolaan piutang.

4. Adanya pihak yang berelasi tidak memenuhi kewajibannya karena

kegiatan operasional perusahaan tidak berjalan dengan baik.

5. Adanya kemungkinan penagihan yang belum maksimal kepada customer.

1.2 Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis membatasi

penelitian ini pada Efisiensi Pengelolaan Piutang dalam meminimalkan

piutang yang tak tertagih Pada PT Krakatau Bandar Samudera (KBS) Periode

Tahun 2016 – 2018.


8

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Apakah proses pengelolaan piutang yang dilaksanakan oleh PT

Krakatau Bandar Samudera (KBS) telah dilakukan secara efisien?

1.5 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui efisiensi pengelolaan piutang yang telah dilakukan

oleh PT Krakatau Bandar Samudera (KBS).

2. Untuk mengetahui apakah pengelolaan piutang sudah sesuai dengan

aturan perusahaan.

3. Untuk meninimalkan piutang yang tak tertagih pada PT Krakatau

Bandar Samudera.

Penelitian ini memiliki kegunaan dan manfaat diantaranya:

1. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai

kondisi perusahaan khususnya mengenai Pengelolaan Piutang,

sehingga dapat dijadikan sebagai umpan balik dan informasi bagi


9

kemajuan perusahaan di masa yang akan datang. Dan meminimalkan

piutang yang tak tertagih pada perusahaan.

2. Bagi Peneliti

Untuk memadukan dan membandingkan teori yang didapat di

akademik dengan praktek bisnis yang sebenarnya, serta untuk

mengetahui apakah teori tersebut dapat diaplikasikan untuk membantu

dalam meningkatkan efisiensi pada perusahaan terkait.

3. Bagi Akademik

Bahan referensi dan pertimbangan bagi para peneliti berikutnya.

1.6 Sistematika Penulisan Skripsi

Sistematika penulisan skripsi disusun untuk memberikan gambaran

umum agar lebih terarah dan tidak menyimpang dari batasan permasalahan

dan perancangan yang di harapkan. Sistematika hasil penelitian adalah

sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN

Dalam hal ini penulis menguraikan tentang latar belakang masalah. Identifikasi

masalah, pembatasan masalah perumusan masalah. Tujuan penelitian dan kegunaan

penelitian. Sistematika penulisan serta waktu dan tempat penelitian.


10

BAB II: LANDASAN TEORI

Bab ini yang meliputi pengertian akuntansi, standar akuntansi, piutang usaha,

pengakuan kerugian atas piutang, pengendalian piutang, peranan akuntansi dalam

pengelolaan piutang pada perusahaan dan kerangka pemikiran.

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menerangkan tentang analisis efisiensi pengelolaan piutang yang sedang

berjalan pada PT Krakatau Bandar Samudera, menguraikan tentang Definisi

operasional variabel, metode penelitian, jenis data. Teknik Pengumpulan data dan

teknik Analisis data.

BAB IV: HASIL-HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan menerangkan tentang analisis efisiensi pengelolaan piutang pada PT

Krakatau Bandar Samudera dan Kebijakan Pengelolaan Piutang Perusahaan.

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan kesimpulan dari pembahasan yang ada dan saran yang penulis

berikan sebagai masukan yang bermanfaat bagi perusahaan.


11

1.7 Waktu dan Tempat Penelitian

1.7.1 Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai pada bulan Oktober 2019 adapun jadwal penelitian adalah

sebagai berikut:

Tabel 1

Tahun TAHUN 2020


NO
2019
Oktober
KETERANGAN
s/d Februari Maret April Mei Juni
Desember
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Waktu Penelitian
1

Pengajuan Judul
2
Skripsi
Penyusunan
3
Proposal Skripsi

4 Seminar Proposal

Pengumpulan Data
5
Skripsi
Penyusunan Skripsi
6

7 Sidang Skripsi
12

1.7.2 Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di PT. Krakatau Bandar Samudera (KBS) sendiri

berkedudukan di Jl.May.Jend.Sparman Km 13 Kelurahan. Tegal Ratu Kecamatan

Ciwandan Kota Cilegon – Banten.


13

Gambar 2

Struktur Organisasi PT. Krakatau Bandar Samudera (KBS)

Direktur Utama

Direktorat Direktorat Direktorat Operasi


Keuangan & SDM Komersial & PU

Sub Direktorat Sub Direktorat


Sub Direktorat SBU
Komersial & Operasi
Keuangan & SDM Marine Service
Pengembangan Usaha

Divisi Teknologi
Divisi Pengembangan Divisi Operasi
Divisi Keamanan Divisi Accounting Informasi & Sistem Divisi Marine Service Staff Direksi
Usaha Kepelabuhanan
Manajemen

Divisi Keuangan, SDM & Satuan Pengawas Internal


Divisi Corporate Finance Divisi Pengadaan Divisi Perawatan
Umum Marine Service (SPI)

Divisi Sekretaris
Divisi SDM & Umum Divisi Pemasaran Divisi Kawasan & K3LH Perusahaan & Hukum

Dibuat oleh: PT Krakatau Bandar Samudera 2020


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Akuntansi Piutang
2.1.1.1 Pengertian akuntansi Piutang
Dalam akuntansi piutang erat hubungannya dengan transaksi kredit atau

utang. Ketika orang membeli barang kita dengan cara menyicil atau kredit, berarti

orang tersebut memiliki utang dan kitalah yang mempunyai piutang.

Akuntansi mempunyai pengertian yang beraneka ragam menurut sudut

pandang masing-masing ahli yang memberikan definisi atas akuntansi. Secara

umum akuntansi merupakan suatu aktivitas jasa yang berfungsi menyediakan

informasi tentang kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan yang diharapkan

bermanfaat dalam mengambil keputusan ekonomis.

Pengertian ini menekankan pada peranan akuntansi, yaitu untuk memberikan

informasi penting bagi para pemakai daftar keuangan sebagai bahan pertimbangan

Financial Accounting Standard Board (FASB).4

Piutang yaitu sejumlah tagihan yang akan diterima oleh perusahaan (umumnya

dalam bentuk kas) dari pihak lain, baik sebagai akibat penyerahan barang dan jasa

4
Eka Nurwanni, Peranan Akuntansi Piutang Usaha Pengelolaan Piutang, 2018, Halaman 10
15

secara kredit (untuk piutang pelanggan yang terdiri atas piutang usaha dan

memungkinkan piutang wesel), maupun sebagai akibat kelebihan pembayaran kas

kepada pihak lain (untuk piutang pajak).

Sebagian besar, piutang timbul dari penyerahan barang dan jasa secara kredit

kepada pelanggan. Dan tidak dapat dipungkiri bahwa pada umumnya pelanggan

akan menjadi lebih tertarik untuk membeli sebuah produk yang ditawarkan secara

kredit oleh perusahaan (penjual), dan hal ini rupanya juga menjadi salah satu trik

bagi perusahaan untuk meningkatkan omset penjualan yang akan tampak dalam

laporan laba rugi. Piutang yang timbul dari penjualan atau penyerahan barang dan

jasa secara kredit ini diklasifikasikan sebagai piutang usaha, kemudian tidak

tertutup kemungkinan akan berganti menjadi piutang wesel.

Piutang usaha meliputi piutang yang timbul karena penjualan produk atau

penyerahan jasa dalam rangka kegiatan usaha normal perusahaan. Piutang usaha

dan lain-lain yang diharapkan tertagih dalam satu siklus usaha normal

diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. 5

Piutang adalah penjualan barang atau jasa secara kredit. Piutang dicatat

sebagai debit pada akun piutang usaha. Piutang usaha semacam ini biasanya

5
Hery, Akuntansi Aktiva, Utang Dan Modal Edisi 2, Cetakan I, Gava Media, Yogyakarta, 2016,
Halaman 36
16

diharapkan dapat ditagih dalam waktu dekat, misalnya 30 hari sampai 60 hari.

Piutang ini digolongkan sebagai asset lancar di laporan posisi keuangan. 6

Piutang adalah salah satu akun yang terjadi karena adanya penjualan kredit

yang dilakukan oleh pembeli dan penjual. Piutang termasuk dalam harta

perusahaan, karena setelah jatuh tempo akan berubah menjadi uang yang dapat

berguna untuk operasi perusahaan. Untuk itu piutang harus diamankan untuk

mencegah terjadinya kerugian perusahaan.

Penjualan adalah transaksi atau kegiatan perusahaan berupa penyerahan

barang dan jasa kepada konsumen yang mengakibatkan timbulnya penerimaan uang

atau akibat finansial lainnya. Di dalam perusahaan yang relatif besar dengan tingkat

penjualan yang tidak dapat dikatakan sedikit, pengendalian penjualan merupakan

suatu tuntutan yang harus dipenuhi. Tujuan dari efisiensi pengendalian adalah untuk

menghindari piutang tak tertagih dan juga untuk menghindari adanya

penyelewengan pencatatan piutang.7

Piutang usaha atau piutang dagang merupakan piutang atau tagihan yang

timbul dari penjualan barang dagangan atau jasa kredit. Piutang dagang biasanya

diberikan penjual kepada pembeli. Barang dagang atau jasa dasar kepercayaan, tanpa

disertai dengan janji tertulis secara formal. Selain piutang dagang, ada juga piutang

6
Carl S. Warren, James M. Reeve, dan Jonathan Duchac, Akauntansi Pengantar I, Edisi 4, 2018
Halaman 440
7
Supraptomo, Yanti Veronica, Yunus Fiscal, Analisis Operasional untuk Menilai Efisiensi Atas
Penjualan Dan Piutang Usaha, 2015
17

yang timbul bukan dari penjualan barang dan jasa, misalnya piutang wesel, piutang

kepada pemegang saham, piutang deviden, dan lain-lain.

Piutang merupakan aktiva lancar atau kekayaan perusahaan yang timbul

karena ada penjualan secara kredit. Cara penjualan kredit ini merupakan cara yang

biasanya dilakukan dalam dunia bisnis untuk dapat menarik para pelanggan pembeli

barang dan jasa dalam perusahaan. Piutang (receivable) adalah klaim uang, barang,

atau jasa kepada pelanggan atau pihak-pihak lainnya. Untuk tujuan pelaporan

keuangan, piutang diklasifikasikan sebagai lancar (jangka pendek) atau tidak lancar

(jangka Panjang). Piutang adalah seluruh uang yang klaim terhadap entitas lainnya,

mencakup perorangan, perusahaan, dan obligasi lainnya.

Piutang meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya,

termasuk individu, perusahaan atau organisasi lainnya. Piutang biasanya memiliki

bagian yang signifikan dari aktiva lancar perusahaan. Piutang lancar juga merupakan

piutang yang akan ditagih dalam masa satu tahun atau selama siklus operasi berjalan,

mana yang lebih panjang. 8

Piutang merupakan bentuk penjualan yang dilakukan oleh suatu perusahaan

dimana pembayarannya tidak dilakukan secara tunai, namun bersifat bertahap.

Penjualan piutang artinya lebih jauh perusahaan menerapkan manajemen kredit. Dan

salah satu target dari manajemen kredit adalah tercapainya target penjualan sesuai

8
Jurnal Riset Akuntansi Going Concern 13(4), 2018, 347-355
18

dengan perencanaan, serta selanjutnya menunggu masuknya dana angsuran ke kas

perusahaan.

Piutang (receivable) merupakan nilai jatuh tempo yang berasal dari penjualan

barang atau jasa, atau dari pemberian pinjaman uang. Piutang mencakup nilai jatuh

tempo yang berasal dari aktivitas seperti sewa dan bunga. Piutang jatuh tempo yang

berasal dari aktivitas seperti sewa dan bunga. Piutang usaha (account receivable)

mengacu pada janji lisan untuk membayar yang berasal dari penjualan produk dan

jasa secara kredit. Wesel tagih (notes receivable) mengacu pada janji tertulis untuk

membayar.

Dalam kebijakan perusahaan piutang itu terlihat pada piutang dagang

(account receivable), dan piutang dagang itu tercipta karena daya tarik yang tinggi

konsumen pada produk hasil ciptaan perusahaan. Bagi perusahaan semakin besar

piutang dagang maka artinya semakin besar pula kepemilikan finansial yang berada

di luar yang akan masuk secara bertahan dan sistematis ke kas perusahaan. 9

Piutang merupakan tagihan kepada pihak lain dimasa mendatang atas

transaksi antara penjual dan pembeli dimasa lalu. Piutang diperusahaan terjadi

apabila penjualan dilakukan secara kredit dan akan menambah laba bagi perusahaan

apabila piutang tersebut tersebut dibayarkan. Pada dasarnya setiap perusahaan

menginginkan adanya penjualan tunai untuk memperoleh kas langsung, akan tetapi

adanya keterbatasan daya beli dan alasan lainnya seperti upaya untuk meningkatkan
9
Irham fahmi, Pengantar Manajemen Keuangan, Alfabeta, Bandung, 2015, Halaman 137
19

penjualan, standar piutang kredit dan pengendalian piutang sehingga penjualan

dilakukan secara kredit.

Penjualan kredit dapat menimbulkan resiko tertundanya penerimaan kas bagi

perusahaan apabila perusahaan tidak melakukan manajemen dengan baik terhadap

piutang tersebut, sehingga dapat menimbulkan piutang tidak tertagih. Piutang

adalah klaim keuangan terhadap perusahaan atau perseorangan, piutang dagang

adalah piutang yang berasal dari penjualan barang atau jasa yang merupakan

kegiatan usaha normal perusahaan. 10

Piutang (Receivable) mengacu pada sejumlah tagihan yang akan diterima

(umumnya dalam bentuk kas) dari pihak yang berutang. Dalam arti luas, piutang

merupakan tuntutan terhadap pihak lain yang berupa uang, barang atau jasa yang

dijual secara kredit.11

2.1.1.2 Ciri-ciri Akuntansi Piutang

Sebuah hal yang spesifik pasti memiliki ciri-ciri yang membedakannya

dengan hal lain. Berlaku pula untuk akuntansi piutang. Akuntansi piutang memiliki

ciri-ciri sebagai berikut:

10
V. Wiratmana Sujarweni, Manajemen Keuangan, Pustaka Baru Press, Yogyakarta, 2015, Halaman
189
11
Toto Sucipto, Akuntansi Keuangan I, Yudistira, 2018, Bogor, Halaman 54
20

1. Ada nilai jatuh tempo

Nilai jatuh adalah istilah yang menggambarkan penjumlahan dari nilai

transaksi utama ditambah nilai bunga yang dibebankan untuk dibayarkan pada

tanggal jatuh tempo.

2. Ada tanggal jatuh tempo

Ciri piutang yang kedua adalah adanya tanggal jatuh tempo. Tanggal jatuh

tempo dapat diketahui dari lamanya atau umur piutang. Umumnya, penjual

menggunakan dua jenis pengukuran umur, yaitu bulan dan hari.

3. Adanya bunga yang berlaku

Piutang dapat terjadi dikarenakan pembeli memutuskan melakukan transaksi

secara kredit dan hal ini menimbulkan bunga. 12

2.1.1.3 Jenis Akuntansi Piutang

Piutang timbul apabila perusahaan melakukan penjualan barang atau jasa

secara kredit kepada pihak lain. Piutang merupakan tagihan si penjual kepada si

pembeli sebesar nilai transaksi penjualan. Piutang bias juga timbul apabila

perusahaan memberi pinjaman sejumlah uang kepada pihak lain. Dengan demikian,

piutang pada hakekatnya merupakan hak untuk menerima sejumlah uang di waktu

yang akan datang yang timbul dari transaksi pada saat ini. Piutang merupakan milik

perusahaan dan dengan demikian merupakan asset perusahaan.

12
Ibid Halaman 54
21

Ada beberapa jenis piutang yang lazim dimiliki sebuah perusahaan bisnis.

Jenis-jenis akuntansi piutang yang umum tersebut adalah Piutang Piutang Usaha

(Account Receivable), Piutang wesel (Notes Receivable), dan piutang Lain-lain

(Other Receivable) Penjelasan secara singkat tentang masing-masing jenis piutang

akan disampaikan berikut ini:

1. Piutang Usaha (Accounts Receivable)

Yaitu jumlah yang akan ditagih dari pelanggan sebagai akibat

penjualan barang atau jasa secara kredit. Piutang usaha memiliki salso normal

di sebelah debet sesuai dengan saldo normal untuk aktiva.

Piutang usaha biasanya diperkirakan akan dapat ditagih dalam jangka

waktu yang relatif pendek, biasanya dalam waktu 30 hingga 60 hari. 13

Setelah ditagih, secara pembukuan, piutang usaha akan berkurang di sebelah

kredit. Piutang usaha diklasifikasikan dalam neraca sebagai aktiva lancar

(current asset).

2. Piutang Wesel (Notes Receivable)

Yaitu tagihan perusahaan kepada pembuat wesel. Pembuat wesel

disini adalah pihak yang telah berhutang kepada perusahaan, baik melalui

pembelian barang atau jasa secara kredit maupun melalui peminjaman

sejumlah uang. Pihak yang berhutang berjanji kepada perusahaan (selaku

pihak yang diutangkan untuk membayar sejumlah uang tertentu berikut

13
Hery, Akuntansi Aktiva Utang Dan Modal Edisi 2, Cetakan I, Gava Media, Yogyakarta, 2016
Halaman 36
22

bunganya dalam kurun waktu yang telah disepakati. Janji pembayaran

tersebut ditulis secara formal dalam sebuah wesel atau promes (promissory

note). Perhatikan baik bahwa piutang wesel mengharuskan debitur untuk

membayar bunga.

Bagi pihak yang berjanji untuk membayar (dalam hal ini adalah

pembuat wesel), instrument kreditnya dinamakan wesel bayar, yang tidak lain

akan dicatat sebagai utang wesel.

Sedangkan bagi pihak yang dijanjikan untuk menerima pembayaran,

instrumennya dinamakan wesel tagih, yang akan dicatat dalam pembukuan

sebagai piutang wesel. 14

Piutang wesel sama seperti piutang usaha memiliki saldo normal di sebelah

debet sesuai dengan saldo normal untuk aktiva.

Setelah ditagih (diterima pembayaran), piutang wesel juga akan berkurang di

sebelah kredit.

Piutang wesel diklasifikasikan dalam neraca sebagai aktiva lancar atau

aktiva tidak lancar. Piutang wesel yang timbul sebagai akibat penjualan

barang atau jasa secara kredit akan dilaporkan dalam neraca sebagai aktiva

lancar, sedangkan piutang wesel yang timbul dari transaksi pemberian

pinjaman sejumlah uang kepada debitur akan dilaporkan dalam neraca

kreditur sebagai aktiva lancar ataupun aktiva tidak lancar, tergantung pada

lamanya jangka waktu pinjaman. Piutang wesel yang bersifat lancar, yang

14
Ibid Halaman 36
23

timbul sebagai akibat dari piutang usaha yang belum juga diterima

pembayarannya hingga batas waktu kredit berakhir.

3. Piutang Lain-lain (Other receivable)

Piutang lain-lain umumnya diklasifikasikan dan dilaporkan secara

terpisah dalam neraca. Contohnya adalah piutang bunga, piutang deviden

(tagihan kepada investee sebagai hasil atas investasi), piutang pajak (tagihan

perusahaan kepada pemerintah berupa restitusi atau pengembalian atas

kelebihan pembayaran pajak), dan tagihan kepada karyawan. 15

Jika piutang dapat ditagih dalam jangka waktu satu tahun atau

sepanjang siklus normal operasional perusahaan, yang mana yang lebih lama,

maka piutang lain-lain ini akan dilaporkan dalam neraca sebagai aktiva tidak

lancar. Siklus normal operasional perusahaan (normal operating cycle) adalah

lamanya waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan mulai dari pembelian barang

dagangan dari pemasok, menjualnya kepada pelanggan secara kredit sampai

pada diterimanya penagihan piutang usaha atau piutang dagang. Piutang lain-

lain memiliki saldo normal di sebelah debet dan akan berkurang di sebelah

kredit.

Untuk menentukan batasan lancar dan tidak lancar, jika lamanya siklus

normal operasional perusahaan adalah 10 bulan, maka pengertian lancar di

sini adalah maksimum 12 bulan (satu tahun). Jadi piutang yang baru dapat

ditagih setelah satu tahun lebih akan diklasifikasikan sebagai tidak lancar.

15
Ibid Halaman 37
24

Namun jika lamanya siklus normal operasional perusahaan adalah 14 bulan.

Jadi piutang yang baru dapat ditagih setelah 14 bulan lebih dikatakan sebagai

tidak lancar. Piutang dagang merupakan piutang yang timbul dalam operasi

normal suatu kegiatan bisnis pada saat terjadi penjualan barang dagangan

secara kredit, piutang non dagang muncul dari transaksi selain penjualan

barang atau jasa. 16

2.1.2 Piutang usaha

2.1.2.1 Definisi Piutang

Piutang merupakan bentuk penjualan yang dilakukan oleh suatu

perusahaan dimana pembayarannya tidak dilakukan secara tunai, namun

bersifat bertahap. Penjualan piutang artinya lebih jauh perusahaan

menerapkan manajemen kredit.17

Piutang usaha yaitu jumlah yang akan ditagih dari pelanggan sebagai

akibat penjualan barang atau jasa secara kredit. Piutang usaha biasanya

diperkirakan akan dapat ditagih dalam jangka yang relatif pendek, biasanya

dalam waktu 30 hingga 60 hari. Setelah ditagih, secara pembukuan, piutang

16
V. Wiratmana Sujarweni, Manajemen Keuangan, Penerbit Pustaka Baru Press, Yogyakarta, 2015
Halaman 190
17
Irham fahmi, Pengantar Manajemen Keuangan, Penerbit Alfabeta, Bandung, 2015, Halaman 137
25

usaha akan berkurang di sebelah kredit. Piutang usaha diklasifikasikan dalam

neraca sebagai aktiva lancar (current asset).18

Piutang yaitu mencakup uang yang klaim terhadap entitas lain,

termasuk perorangan, perusahaan atau organisasi lain. 19

Piutang untuk meningkatkan volume penjualan, Dalam melakukan

penjualan secara kredit, sehingga menimbulkan piutang. 20

2.1.2.2 Jenis-jenis Piutang

Piutang dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

1. Piutang Lancar

piutang lancar merupakan piutang yang akan ditagih dalam masa satu tahun

atau selama satu siklus operasi berjalan, mana yang lebih panjang.

2. Piutang Tidak Lancar

piutang tidak lancar merupakan piutang yang akan tertagih lebih dari satu

tahun. 21

Piutang merupakan salah satu unsur dari aktiva lancar dalam neraca

perusahaan. Piutang timbul akibat adanya penjualan barang dan jasa kredit. Atau

18
Hery Op.cit Halaman 36
19
Carl S. Warren, James M. Reeve, dan Jonathan Duchac, Akauntansi Pengantar I, Edisi 4, 2018
Halaman 448
20
Rizka Milatul Husna, Topowijono, Sri Sulasmiyati, Pengelolaanpiutang Yang Efektif Dalam Upaya
Meningkatkan Rentabilitas Dan Menjaga Likuiditas, 2015
21
Jurnal Riset Akuntansi Going Concern 13(4), 2018, 347-355
26

pemberian kredit terhadap debitur. Pembayaran kredit pada umumnya diberikan

dalam tempo 30 hari sampai dengan 90 hari.

Piutang dikelompokkan sebagai berikut:

1. Piutang usaha (Account Receivable)

Piutang merupakan salah satu unsur dari aktiva lancar dalam neraca

perusahaan. Piutang timbul akibat adanya penjualan barang atau jasa secara

kredit, didukung oleh bukti-bukti usaha seperti faktur atau bukti bahwa

perusahaan telah menjual barang/jasa ke pihak yang berutang (debitur).

2. Piutang wesel atau wesel tagih (Notes receivables)

Piutang wesel adalah tagihan yang didukung oleh instrument kredit

resmi atau janji tertulis untuk membayar sejumlah uang pada tanggal tertentu

tanpa syarat. Suatu piutang pada pihak lain yang disertai dengan janji tertulis

ini sebut promes.

3. Piutang lain-lain (Other Receivable)

Piutang lain-lain pada umumnya diklasifikasikan dan dilaporkan

secara terpisah dalam neraca. 22

22
Toto Sucipto, Akuntansi Keuangan I, Yudistira, Bogor, 2018 Halaman 55
27

2.1.2.3 Pengakuan Piutang

Pada saat perusahaan melakukan penjualan dan belum menerima kas sebagai

hasil penjualan maka akan timbul suatu piutang usaha. Dalam transaksi bisnis

yang berlaku umum, untuk mendapatkan pembayaran yang cepat atas piutang

usaha biasanya penjual memberikan penawaran potongan penjualan (diskon) pada

para pelanggan. Misalnya dengan memberikan penawaran diskon sebesar 5% jika

membayar kurang dari 10 hari sejak tanggal transaksi dengan masa jatuh tempo

30 hari sejak tanggal transaksi.

Pencatatan diskon dapat dilakukan dengan menggunakan 2 (dua) metode

yaitu: metode bersih (net method). Net method digunakan untuk mencatat piutang

usaha senilai harga penjualan dikurangi diskon yang disepakati dengan asumsi

pelanggan pasti akan membayar dalam periode diskon. Gross method digunakan

untuk mencatat diskon ketika pembayaran benar-benar telah terjadi pada periode

diskon. Selain diskon atas pembayaran (cash discount) terdapat juga trade

discount yaitu diskon yang nilainya langsung dipotongkan pada harga jual dengan

tujuan adanya peningkatan volume penjualan. 23

Akun piutang usaha pertama kali akan timbul oleh karena penjualan barang

dagang secara kredit, yang kemudian dapat diikuti dengan transaksi retur

23
Hery, Akuntansi Aktiva, Utang Dan Modal Edisi 2, Cetakan I, Gava Media, Yogyakarta, 2016,
Halaman 41
28

penjualan, penyesuaian atau pengurangan harga jual, dan pada akhirnya

penagihan (baik tanpa ataupun disertai dengan pemberian potongan penjualan)

Sedangkan untuk perusahaan jasa, akun piutang usaha akan timbul apabila

perusahaan belum menerima pembayaran atas jasa yang secara substansial telah

selesai diberikan kepada pelanggan dalam hal ini, ayat jurnal yang perlu dibuat

oleh pemberi jasa.

Sebagian besar dalam transaksi piutang, jumlah yang harus diakui adalah

harga pertukaran diantara kedua belah pihak. Harga pertukaran merupakan

sejumlah hutang yang ditanggung oleh debitur dengan bukti berupa dokumen

bisnis seperti faktur (invoice). Dalam pengukuran harga pertukaran dipengaruhi

oleh dua faktor yaitu ketersediaan diskon dan elemen bunga.

Akun piutang usaha pertama kali akan timbul oleh karena penjualan barang

dagang secara kredit, yang kemudian dapat diikuti dengan transaksi retur

penjualan, penyesuaian atau pengurangan harga jual, dan pada akhirnya

penagihan (baik tanpa ataupun disertai dengan pemberian potongan penjualan). 24

24
Ibid Halaman 42
29

2.1.3 Pengelolaan Piutang

2.1.3.1 Pengertian Pengelolaan Piutang

Pengelolaan piutang. Piutang merupakan asset yang cukup material. Oleh

karena itu diperlukan manajemen pengelolaan piutang yang efisien agar jumlah

dana yang diinvestasikan dalam piutang sesuai dengan tingkat kemampuan

perusahaan sehingga tidak mengganggu aliran kas. Suatu piutang dikatakan

mengalami penurunan nilai, apabila berdasar peristiwa atau kejadian dan

informasi terkini sangat besar kemungkinan kreditur akan tidak bisa memperoleh

pembayaran kembali seluruh piutang yang jatuh tempo sesuai dengan ketentuan

kontraktualnya. Termasuk kedalam seluruh piutang yang jatuh tempo sesuai

dengan ketentuan kontraktualnya meliputi pokok pinjaman maupun bunganya. 25

2.1.3.2 Arti Manajemen Piutang

Menurut Bambang Riyanto manajemen piutang merupakan komponen

yang dapat mengelola setiap penagihan piutang yang ada disuatu perusahaan.

Piutang merupakan tagihan kepada pihak lain dimasa mendatang atas transaksi

antara penjual dan pembeli dimasa lalu. Piutang di perusahaan terjadi apabila

penjualan dilakukan secara kredit dan akan menambah laba bagi perusahaan

apabila piutang tersebut dibayarkan. Pada dasarnya setiap perusahaan

menginginkan adanya penjualan tunai untuk memperoleh kas secara langsung,

25
Eka Nurwanni, Peranan Akuntansi Piutang Usaha Pengelolaan Piutang, 2018
30

akan tetapi adanya keterbatasan daya beli dan alasan lainnya seperti upaya untuk

meningkatkan penjualan, standar piutang kredit dan pengendalian piutang

sehingga penjualan dilakukan secara kredit, penjualan kredit dapat menimbulkan

risiko tertundanya penerimaan kas bagi perusahaan apabila perusahaan tidak

melakukan menejemen dengan baik terhadap piutang tersebut, sehingga dapat

menimbulkan piutang tidak tertagih.26

Manajemen piutang merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan yang

menjual produknya dengan kredit. Manajemen piutang terutama menyangkut masalah

pengendalian jumlah piutang pengendalian pemberian dan pengumpulan dan evaluasi

terhadap politik kredit yang dilakukan perusahahaan. 27

2.1.3.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Piutang

Menurut Bambang Riyanto, faktor-faktor yang mempengaruhi besar

kecilnya faktor dana yang diinvestasikan ke dalam piutang.

1. Volume penjualan kredit

Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan, maka

makin besar pula jumlah investasi dalam piutang. Dengan makin besarnya

Volume kredit setiap tahunnya, berarti bahwa perusahaan itu harus

menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam piutang. Makin besarnya

26
Bambang Riyanto, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat, BPFE, Yogyakarta, 2015,
Halaman 143
27
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol.56 No.1 Maret 2018|
31

jumlah piutang berarti makin besar jumlah risiko, tetapi bersamaan dengan itu

juga memperbesar tingkat profitabilitasnya.

2. Syarat Pembayaran Penjualan Kredit

Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak. Apabila

perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat, berarti bahwa

perusahaan tersebut lebih mengutamakan keselamatan kredit daripada

pertimbangan profitabilitas dan sebaliknya piutang yang lunak lebih

mengutamakan profitabilitas. Syarat pembayaran yang lebih ketat antara lain

tampak dari batas waktu pembayaran yang pendek atau pembebanan bunga

yang berat untuk pembayaran piutang yang terlambat.

3. Ketentuan tentang pembatasan kredit

Dengan penjualan secara kredit, perusahaan dapat menetapkan batas

maksimal atas platfond biaya kredit yang akan diberikan kepada pelanggan.

Makin tinggi platfond yang diberikan kepada pelanggan, makin besar pula

dana yang diinvestasikan ke dalam piutang. Selain itu, penentuan kriteria

pihak yang akan diberikan kredit juga dapat memperkecil jumlah investasi

dalam piutang. Dengan demikian, pembatasan kredit dapat bersifat kuantitatif

maupun kualitatif.

4. Kebijakan dalam penagihan

Perusahaan dapat menjalankan kebijakan aktif dalam menagih piutang akan

mempunyai pengeluaran dana yang lebih besar untuk membiayai aktivitas ini.

Dibandingkan dengan perusahaan yang menjalakan kebijakannya secara pasif.


32

5. Kebiasaan membayar dari pelanggan

Ada sebagian pelanggan yang mempunyai kebiasaan untuk membayar dengan

menggunakan kesempatan mendapatkan cash discount period, dan ada

sebagian yang tidak menggunakan kesempatan tersebut, kebiasaan para

pelanggan untuk membayar dalam cash discount period atau sesudahnya akan

mempunyai efek terhadap besarnya investasi dalam piutang. Apabila sebagian

besar para pelanggan membayar dalam waktu selama cash discount period,

maka dana yang tertanam dalam piutang akan lebih cepat bebas, berarti makin

kecilnya investasi dalam piutang.28

Besarnya investasi pada piutang yang muncul di perusahaan ditentukan

oleh dua faktor. Pertama, adalah besarnya persentase penjualan kredit terhadap

penjualan total. Kedua, adalah kebijakan penjualan kredit dan jangka waktu

pengumpulan piutang (jangka waktu penagihan piutang).29

2.1.3.4 Analisis Kredit

Perusahan yang sudah menetapkan standar kredit yang akan diterapkan harus

mengembangkan suatu prosedur untuk menilai siapa langganan yang akan

diberikan kredit. Di samping itu, perusahaan juga menentukan seberapa banyak

kredit yang dapat diberikan kepada masing-masing calon langganan. Debitur

sebagai pelanggan yang melakukan pembelian secara kredit kepada perusahaan,

28
Jurnal Ekonomi Dan Kewirausahaan Vol. 11, No. 2, Oktober 2015: 127-133
29
Ibid Halaman 127-133
33

merupakan pihak luar yang independen, yang pada umumnya tidak dapat dipaksa

untuk memenuhi kewajibannya tepat waktu.

Pelanggan yang menunggak bahkan tidak membayar kewajibannya,

merupakan resiko yang harus ditanggung oleh perusahaan pemberi kredit.

Sehubungan dengan resiko kredit tersebut, maka sebelum perusahaan

memutuskan untuk menyetujui permintaan atau penambahan kredit pada

pelanggan, perusahaan perlu melakukan analisis yang seksama terhadap calon

debitur dan mengevaluasi resiko kredit yang mungkin terjadi.

Perusahaan dapat melakukan penilaian terhadap calon langganan yang akan

diberikan kredit dengan memperoleh informasi-informasi tentang keadaan calon

langganan, seperti mengisi formulir-formulir sehubungan dengan keadaan finansial

perusahaan calon langganan, informasi pembelian kredit yang pernah dilakukan

calon langganan. Disamping itu, perusahaan juga dapat menilai calon langganan

dengan menganalisis laporan keuangan dan buku besar hutang untuk menentukan

umur

Rata-rata hutang perusahaan calon langganan. Untuk meningkatkan penjualan

kredit, perusahaan menetapkan kebijakan kredit (credit policy) yang bertujuan agar

penjualan kredit yang diberikan kepada calon pembeli dapat memberi keuntungan

bagi perusahaan. Kebijakan pengumpulan kredit yang dapat dilakukan antara lain:

Standar Kredit, Produk yang dijual kepada pembeli baik dalam bentuk barang atau
34

jasa memiliki resiko yang bagi perusahaan diantaranya keterlambatan pembayaran

hingga ketidak mampuan pembeli untuk membayar. Untuk mengatasi risiko

tersebut, perusahaan dapat melakukan analisis kredit untuk menentukan siapa yang

diizinkan untuk melakukan pembelian kredit yang bertujuan untuk mengukur

kemampuan calon pembeli dalam melunasi pembeliannya.

Analisis kredit yang dapat dilakukan adalah analisis “the five C’s Of Credit”

yaitu sebagai berikut:

a. Character

Merupakan data kepribadian dari calon pembeli yang meliputi kebiasaan-

kebiasaannya, cara hidup, keadaan dan latar belakang keluar maupun hobi.

b. Capacity

Merupakan suatu penilaian kepadacalon debitur mengenai kemampuan untuk

melunasi kewajiban-kewajibannya dari kegiatan usaha yang dilakukannya

yang akan dibiayai oleh bank.

c. Capital

Adalah kondisi kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang dikelolanya.

Hal tersebut dapat dilihat dari neraca, laporan laba rugi, struktur modal serta

ratio-ratio keuntungan yang diperoleh.

d. Condition Of Economi

Dalam memberikan kredit kepada debitur, juga perlu diketahui kondisi

ekonomi yang dikaitkan dengan prospek usaha calon debitur. Terdapat usaha
35

yang sangat tergantung dari kondisi perekonomian, oleh karena itu perlu

mengaitkan kondisi ekonomi dengan usaha calon debitur.

e. Collateral

Adalah jaminan calon debitur kepada bank, jaminan tersebut dapat disita

apabila debitur tidak melakukan pembayaran terhadap kewajibannya.

Analisis terhadap debitur dan evaluasi risiko kredit yang didasarkan pada 5 C

perkreditan tersebut, masih belum dapat memberikan gambaran yang pasti karena

adanya ketidaksamaan persepsi akan Character, Capacity, dan Conditions. Apabila

perusahaan ingin mendapatkan hasil yang lebih baik, perusahaan dapat juga

melakukan analisis lebih lanjut dengan menggunakan informasi tambahan yang

mungkin memerlukan tambahan biaya yang cukup mahal.

Untuk mendapatkan informasi tersebut, sekarang ini banyak perusahaan yang

mengkhususkan diri dalam pemberian informasi tentang kondisi keuangan

perusahaan-perusahaan diberbagai sektor industri. Selain “5C” perlu dilengkapi

analisis tiga faktor lain yaitu:

1. Rate of Return

Yaitu kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan. Ini dapat

dianalisis dengan menggunakan data historis kemudian diproyeksikan untuk

beberapa periode mendatang. Dalam analisis ini juga perlu diperhatikan

kondisi persaingan, karena meskipun kemampuan memperoleh keuntungan


36

dimasa lampau cukup tinggi, belum tentu perusahaan dapat memperoleh

keuntungan yang sama, jika persaingannya semakin ketat.

2. Risk Bearing Ability

Menunjukkan kemampuan menghadapi risiko, baik risiko usaha (business

risk) maupun risiko finansial (financial risk). Kedua risiko ini dapat dianalisis

dengan melihat struktur aktiva dan struktur keuangannya. Perusahaan yang

mempergunakan lebih banyak aktiva tetap memiliki business risk yang lebih

tinggi dibanding perusahaan real estate. Sementara risiko financial dapat

dianalisis dengan struktur keuangan perusahaan. Apabila perusahaan

menggunakan leverage yang lebih besar maka risiko keuangan cenderung

akan lebih besar pula. Sebaliknya makin kecil leverage perusahaan maka

semakin kecil risiko keuangannya.

3. Repayment Capacity

Menunjukkan kemampuan untuk membayar kembali bunga dan pokok

pinjamannya. Kemampuan membayar kewajibannya ini dapat dilihat dari

tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan.

Penjualan kredit adalah penjualan yang yang terjadi bila penyerahan barang

atau jasa tidak segera diikuti dengan pembayaran dari pihak pembeli dan juga

penjualan atas barang jasa mempunyai tenggang waktu antara terjadinya transaksi

dengan penyerahan imbalan sesuai dengan jangka waktu kredit yang diberikan
37

oleh penjual. Adanya tenggang waktu inilah yang menimbulkan perkiraan baru

yang disebut dengan piutang.

2.1.3.5 Kebijakan Kredit

Kebijakan kredit mencakup beberapa keputusan antara lain: kualitas account

accepted, periode terkait, potongan tunai, persyaratan khusus dan tingkat

pengeluaran piutang.

Kebijakan kredit suatu perusahaan merupakan prosedur yang harus diikuti

dalam mengumpulkan ppiutangnya bilamana sudah jatuh tempo. Syamsudin

mengungkapkan sebagian dari keefektivan perusahaan dalam menerapkan

kebijaksanaan pengumpulan piutangnya dapat dilihat dari kerugian jumlah

piutang atau bad debt expense karena jumlah piutang yang dianggap sebagai

kerugian tersebut tidak hanya tergantung pada kebijaksanaan pengumpulan

piutang tetapi juga pada kebijaksanaan penjualan kredit yang diterapkan.

1. Standar Kredit (Credit Standars)

Penentuan standar kredit yang optimal mencakup hubungan antara biaya

marjinal kredit dengan laba marjinal karena kenaikan penjualan. Biaya

kredit ini adalah: kegagalan memenuhi kewajiban, biaya penagihan dan

penelitian yang lebih tinggi, bertambah besarnya modal yang terkait dalam

rekening piutang yang kurang banyak sehingga rata-rata jangka waktu

penangihan bertambah panjang.


38

Faktor yang digunakan untuk menilai risiko kredit dari seorang pelanggan,

didasarkan dengan menimbang kelima C yaitu karakter, kemapuan, modal, jaminan,

dan kondisi. Dengan menganalisis kelima C tersebut, manajer kredit bisa mencoba

merumuskan penilaian atas total perkiraan biaya suatu kredit bagi seorang pelanggan

biaya ini kemudian dibandingkan dengan harapan kenaikan laba, dan keputusan

pemberian kredit didasarkan pada hasil perbandingan tersebut.

2. Jangka waktu kredit (Credit Period)

Perpanjangan atas akhir pembayaran kredit dapat meningkatkan volume

penjualan yang akan menambah penjualan, hanya saja harus diingat

berapa lama dana terikat piutang. Perpanjangan batas akhir pembayaran

kredit masih dapat dibenarkan

bila pertambahan biaya atau kerugian tidak melebihi peningkatan laba yang akan

diperoleh.

3. Potongan Tunai (Cash Discount)

Penagihan piutang dapat dipercepat dengan mengubah besarnya potongan

tunai yang akan diberikan. Selain dapat meningkatkan volume penjualan

yang akan menambah laba, pemberian potongan tunai yang semakin besar

ini juga dapat mempersingkat rata-rata pengumpulan piutang dan

memperkecil saldo piutang. Pemberian potongan tunai masih dapat


39

dibenarkan bila peningkatan keuntungan masih lebih besar daripada

pertambahan biaya yang dikeluarkan untuk potongan tunai.

4. Kebijakan Penagihan

Kebijakan dari suatu perusahaan adalah prosedur yang ditempuh untuk

memperoleh pembayaran dari rekening yang telah jatuh tempo. Prosedur

penagihan yang umum adalah mengirim surat teguran yang nadanya

semakin keras, menegur melalui telepon, menyerahkan kepada badan

penagih, dan mengajukan tuntutan perdata. Dalam menentukan kebijakan

penagihan yang akan dilakukan harus tetap memperhatikan keseimbangan

antara biaya dan manfaat yang diperoleh dari berbagai kebijaksanaan

penagihan tersebut.

Kebijakan kredit sebagai pedoman perusahaan yang ditempuh oleh

perusahaan dalam menentukan apakah kepada seorang customer akan diberikan

kredit jika diberikan berapa banyak atau berapa jumlah kredit yang akan diberikan

tersebut. Perusahaan harus dapat menentukan standar kredit yang tersebut secara tepat

dalam membuat keputusan kredit. Kebijakan kredit ditujukan agar perusahaan

mempunyai suatu patokan dalam menetapkan pemberian kredit kepada para

anggotanya dan beberapa jumlah kredit yang akan diberikan, berapa lama jangka

waktu untuk melunasi, bagaimana dan apa saja syarat pembayarannya serta kondisi

apa yang harus dipenuhi anggota.


40

2.1.3.6 Rasio-rasio Likuiditas Piutang

Dalam perusahaan, derajat likuiditas dari piutang diukur berdasarkan

jangka waktu yang diperlukan untuk mengkonversikan piutang menjadi kas

dipengaruhi oleh tingkat perputarannya (Rate of turn over). Dua ukuran keuangan

yang sangat berguna dalam mengevaluasi efisiensi penagihan piutang adalah

perputaran piutang dan jumlah hari penjualan dalam piutang.

1. Tingkat Perputaran Piutang

Piutang sebagai elemen kerja selalu dalam keadaan berputar. Periode

perputaran atau periode terikatnya modal dalam piutang tergantung pada

syarat pembayarannya. Jika syarat pembayarannya lunak atau makin lama,

berarti terikatnya modal dalam piutang akan semakin lama, maka tingkat

perputaran piutang selama periode tertentu juga semakin rendah. Perputaran

piutang usaha (accounts receivables turnover) mengukur berapa kali piutang

dapat diubah menjadi kas selama tahun berjalan.

Rumus yang digunakan dalam menghitung tingkat perputaran piutang adalah

sebagai berikut:

Perputaran Piutang Usaha: Penjualan

Rata-rata piutang

Sumber: Carl S. Warren, James M. Reeve, dan Jonathan


Duchac
41

Sedangkan cara yang dipakai untuk menentukan rata-rata piutang adalah sebagai

berikut:

Piutang Awal + Piutang akhir

Sumber: Carl S. Warren, James M. Reeve, dan Jonathan


Duchac

2. Jumlah hari penjualan dalam piutang usaha

Jumlah hari penjualan dalam piutang usaha (number of days sales in

receivables) merupakan estimasi lamanya piutang belum dibayar. Penjualan

harian rata-rata dihitung dengan membagi penjualan dengan 365 hari.

Jumlah hari penjualan dalam piutang usaha (number of days sales in

receivables) menunjukkan efektivitas kebijakan pengumpulan piutang yang ditujukan

dengan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mengungkapkan piutang yang

ditunjukkan dengan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mengungkapkan piutang

tersebut menjadi kas.

Pengumpulan piutang ini mengukur likuiditas piutang usaha perusahaan, yaitu

apabila semakin pendek periode pengumpulannya maka kualitas piutang usahanya

makin baik yang berarti para pelanggan makin cepat melunasi pinjaman kreditnya

kepada perusahaan.
42

Untuk perlu diperbandingkan hari rata-rata pengumpulan piutang dengan

batas waktu kredit atau batas pembayaran yang telah ditentukan oleh perusahaan.

Hari rata-rata yang lebih panjang dari batas waktu kredit yang telah ditentukan

menunjukkan bahwa pelaksanaan kebijakan piutangnya kurang efektif yang telah

ditentukan menunjukkan bahwa pelaksanaan kebijakan piutangnya kurang efektif.

Rumus yang digunakan untuk menghitung hari Jumlah hari penjualan dalam piutang

usaha (number of days sales in receivables) adalah:

Jumlah Hari Penjualan Piutang Usaha = Piutang Usaha Rata-rata


: Penjualan Harian Rata-rata

Sumber: Carl S. Warren, James M. Reeve, dan Jonathan Duchac

3. Estimasi Berdasarkan Analisis Piutang

Jumlah piutang tak tertagih dapat diestimasi dengan cara melihat

berapa lama piutang tertentu belum dapat dilunasi. Oleh karena itu,

perusahaan harus menyiapkan sebuah schedule umur piutang yang

menggolongkan pelanggan berdasarkan jangka waktu piutang yang tidak

dapat dilunasi. Tujuan dari buatnya skedul umur piutang yaitu dapat diketahui

piutang yang sudah dekat dengan jatuh tempo dan piutang yang sudah lewat

jatuh tempo, sehingga dapat dilakukan control terhadap pelanggan yang

piutangnya tidak dapat tertagih. Setelah piutang digolongkan berdasarkan

umurnya, maka proses selanjutnya yaitu membuat tabel perhitungan estimasi


43

piutang tak tertagih, untuk mempermudah proses perhitungan, karena tabel

tersebut merupakan rangkuman dari skedul umur piutang.

Beban operasi yang dicatat dari piutang tak tertagih disebut beban piutang tak

tertagih (bad debt expense). Tidak ada aturan umum untuk menentukan kapan sebuah

piutang dianggap tidak tertagih. Terdapat indikasi bahwa suatu piutang tidak dapat

ditagih, di antaranya adalah:

1. Saat piutang sudah jatuh tempo

2. Pelanggan tidak menanggapi usaha perusahaan untuk menagih

3. Pelanggan pailit

4. Usaha / perusahaan sudah tidak beroperasi

5. Kegagalan dalam mencari lokasi atau menghubungi pelanggan.

Piutang usaha akan dikelompokkan ke dalam kategori berdasarkan atas

tanggal jatuh tempo piutang, berikut Analisa Umur Piutang:


44

Tabel 2
Analisa Umur Piutang
Per 31 Desember 2016
No Name Blm 1 ~ 30 31 ~ 60 61 ~ 90 91 ~ 180 181 ~ 360 361 ~ 720
Jatuh Tempo
1 PT KHI - - - - - - -
2 PT KAL 77,086,236 188,703,954 259,620,023 98,874,524 217,782,249 166,945,444 128,567,751
3 PT KE - - - - - 495,930,600 247,965,300
4 PT KJL 213,577,195 7,098,960,578 2,711,017,805 5,994,551,299 4,192,516,235 - -
5 PT KOS - - - - - - 247,157,262
6 PT KP 106,744,836 18,031,261,749 1,590,103,653 - - 477,438,373 3,207,449,164
7 PT KS - 2,316,358,468 962,849,800 6,998,173,496 5,544,536,050 10,138,980,812 465,033,492
8 PT MJIS - - - - - - -
9 PT WSB 16,878,120 140,828,955 5,248,590 231,427,613 215,431,820 142,060,938 -
10 Lain-Lain 414,286,387 27,776,113,704 5,528,839,871 13,323,026,932 10,170,266,354 11,421,356,167 4,296,172,969
Total piutang usaha =
Sumber: PT Krakatau Bandar Samudera
45

Tabel 3
Analisa Umur Piutang
Per 31 Desember 2017
Blm Jatuh
No Name 1 ~ 30 31 ~ 60 61 ~ 90 91 ~ 180 181 ~ 360 361 ~ 720
Tempo
1 ADI BAHARI NUANSA PT. - - 161,850,127 - 116,675,547 254,688,106 143,709,254
2 ADITYA ARYAPRAWIRA SHIPPING PT. - - - - - 11,787,573 -
3 ADMIRAL LINES PT. - 365,441,554 - - - - -
4 ALAM AGRI ADIPERKASA - - - - - - -
5 ALAS JAWADIPA NUSANTARA - 114,585,351 - - - - -
6 ALVINDA PELAYARAN NASIONAL PT. - 9,900,000 - - - - -
7 AMERTA JAYA USAHATAMA PT. 540,000 - 96,370,103 98,335,221 - - -
8 AMMAR JAYA SAMUDRA LANGSA PT. - - - - - 4,072,487 -
9 ANDARU SINAR MATRA PT - - - - - - -
10 Lain -lain 85,648,166 277,490,239
Total piutang usaha =
Sumber: PT Krakatau Bandar Samudera
46

Tabel 4
Analisa Umur Piutang
Per 31 Desember 2018
Belm Jatuh
Nama Customer 1-30 hari 31-60 61-90 91-180 181-360 361-720
Tempo
1 ARYAPRAWIRA SHIPPING PT - - - - 10,302,573 540,000 945,000
2 ADI BAHARI NUANSA PT - 4,151,708 - 30,380,405 -12,761,125 226,094,915 158,070,141 326,728,095
3 ADMIRAL LINES PT 150,667,068 460,258,565 440,556,973 - - - -
4 ALAM AGRI ADIPEKASA - - - - 3,819,200 - -
5 AMERTA JAYA USAHATAMA PT - - - -36,826,200 - - -
6 JAYA SAMUDRA LANGSA PT - - 3,972,487 100,000 4,261,247 - -
7 ANDARU SINAR MATRA PT - - - - - 21,749,153 -
8 ANDHIKA LINES PT 343,209,588 - - 398,239,767 184,853,390 - -
9 ANDHINI SAMUDERA JAYA PT - 9,900,000 12,000,000 12,000,000 38,221,382 88,334,251 -
10 Lain-lain 17,119,928
Total piutang usaha =
Sumber: PT Krakatau Bandar Samudera
Susumsusmshjgfh
db
47

2.1.3.7 Efektivitas dan Efisiensi


Sebelum membahas mengenai efisiensi, ada baiknya bila memahami lebih

dahulu pengertian masukan dan keluaran. Keluaran (Output) merupakan barang

atau jasa yang dihasilkan suatu unit organisasi, pengertian ini dapat diambil

kesimpulan bahwa masukan merupakan sumber daya yang digunakan untuk

menghasilkan keluaran.

Hubungan ini diyakini memang ada, tetapi tidak langsung yaitu dengan

menaikkan penjualan, dan ini dapat bervariasi tergantung pada waktu dan kondisi.

Pengendalian manajemen memanfaatkan pengendalian tugas untuk memastikan

yang efisien. Efisien merupakan kriteria yang biasa digunakan untuk menentukan

prestasi suatu pusat pertanggung jawaban. 30

2.1.3.8 Efisiensi

Efisiensi adalah ketepatan cara (usaha, kerja) dalam menjalankan sesuatu

dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga dan biaya. Efisiensi juga berarti

rasio antara input dan output atau biaya dan keuntungan jika pengertian efisiensi

dijelaskan dengan konsep input-output. Jadi pengertian efisiensi ini memerhatikan

segi pengeluaran maupun segi masukan. Dengan kata lain, suatu kegiatan telah

dikerjakan secara efisien jika pekerjaan tersebut menghasilkan sejumlah keluaran

dengan menggunakan masukan atau sumber daya minimal atau menghasilkan

keluaran terbanyak dengan masukan yang tersedia. Dalam penulisan ini efisiensi

30
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol.2 September 2015, Halaman 263-274
48

yang dimaksud adalah ketepatan di dalam mengalokasikan biaya ke dalam baris

anggaran biaya dalam setiap fungsi sehingga pengawasan pertanggung jawaban

biaya dapat terkontrol.

Unit kerja dalam satu organisasi selain harus efisien, karena merupakan

hal yang harus dipenuhi dan tidak dapat dipilih. Dalam hal ini pengendalian

merupakan proses manajemen yang bertujuan untuk menjamin bahwa setiap

bagian organisasi berfungsi dengan efisien (berdaya guna, yaitu menggambarkan

berapa banyak masukan yang diperlukan untuk menghasilkan suatu keluaran

tertentu).

Efisiensi adalah apabila manajemen perusahaan telah menempatkan tujuan

perusahaan secara keseluruhan, maka semua manajer diseluruh tingkat

manajemen harus mempunyai komitmen untuk menggunakan segala sumber daya

yang ada semaksimal mungkin, maka manajemen perusahaan tersebut baru dapat

dikatakan telah melakukan tugas dengan baik. Tujuan dari efisiensi penagihan

adalah menghindari piutang taktertagih dan juga untuk menghindari adanya

penyelewengan pencatatan piutang. 31

31
Ibid Halaman 263-274
49

2.2 Hasil Penelitian Yang Relevan

No Nama Peneliti Judul Hasil

1 Masdewana “Analisis Efektivitas Hasil dari penelitian menunjukkan

Marpaung dan efisiensi bahwa analisis perbedaan piutang

(Tahun 2002) pengelolaan piutang antara tahun 1995 dan tahun 1996.

pada penerbit Ternyata ada perbedaan, perbedaan

percetakan Kanisius ini disebabkan oleh penagihan yang

Yogyakarta. semakin aktif tahun 1996. Dari

analisis anggaran biaya pengelolaan

piutang dan realisasinya diketahui

adanya selisih menguntungkan

dibawah batas 5%. pengelolaan

piutang oleh perusahaan. Dengan

demikian pengelolaan yang

dilaksanakan oleh perusahaan telah

efektik dan efisien.

2 Adam zakiya, “Analisis Efisiensi Hasil penelitian menunjukkan proses

yuli Sudarso, Pengelolaan Piutang” akuntansi terhadap piutang yang

Taviyastuti Studi kasus oada PT dilaksanakan pada perusahaan belum

(Tahun 2016) XYZ. sesuai dengan ketentuan yang ada

pada perusahaan, hasil penelitian


50

menunjukkan bahwa prosedur

administrasi, yang diterapkan oleh

perusahaan terlalu panjang dan tidak

sesuai dengan peraturan aliran kapal

diperusahaan berdasarkan agen

pengiriman TRV (turn on

vessel)adalah 7 hminggu sedangkan

ketentuan perusahaan secara

keseluruhan 15 hari (terdiri dari 5

hari pembuatan catatan selesai dan

periode pembayaran 10 hari). Ada

akumulasi dua transaksi satu layanan

kapal.

3 Junita Stevani Analisis Efektivitas Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Wuisan (2013) Pengendalian Intern unsur-unsur pengendalian intern

Piutang Lease pada berdasarkan kerangka kerja coso

PT.XYZ. yaitu unsur lingkungan pengendalian

kurang efektif karena tidak adanya

komite audit yang mengawasi kinerja

semua personil. Unsur penilaian

resiko sudah berjalan efektif dengan


51

adanya kelayakan pemberian kredit

bagi calon konsumen. Unsur

aktivitas pengendalian belum

berjalan efektif dimana pemisahan

tugas belum dilakukan dengan baik.

Unsur informasi dan komunikasi

telah berjalan efektif, baik informasi

yang disampaikan oleh manajemen

kepada karyawannya maupun

sebaliknya. Pemantauan terhadap

piutang tidak berjalan efektif karena

tidak adanya komite audit.

4 Debby Analisi Efektifitas Hasil penelitian ini menunjukkan

Kristianti, Pengelolaan Piutang bahwa penjualan kredit perusahaan

R.Rustam Untuk Meningkatkan mengalami kenaikan dalam tiga

Hidayat dan Laba Perusahaan. tahun terakhir Adanya pengelolaan

dwi Atmanto piutang yang efektif dan efisien

mampu membuat perusahaan

memperoleh laba lebih banyak dari

tahun ke tahun.

Sumber: diolah oleh penulis, 2020


52

2.3 Kerangka Pemikiran

Dalam rangka pemikiran ini, penulis akan berusaha membahas

permasalahan yang diangkat oleh penulis. Adapun permasalahan dalam

penelitian ini adalah mengenai “Analisis Efisiensi Pengelolaan Piutang Pada

PT Krakatau Bandar samudera (KBS)”. Dari penjelasan diatas maka

terbentuklah alur kerangka pemikiran seperti dibawah ini:


53

Gambar 3. Kerangka Pemikiran

PT KRAKATAU BANDAR SAMUDERA

PELAYANAN

TUNAI KREDIT

PIUTANG LANCAR

PIUTANG USAHA

EFISIENSI PENGELOAAN PUTANG

Analisis Efisiensi Pengelolaan Piutang Pada PT Krakatau Bandar samudera (KBS)


Sumber : dibuat oleh penulis

Sumber: dibuat oleh penulis 2020


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Operasional Variabel

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Secara teoritis variabel

dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau objek yang mempunyai

variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek

lainnya. 32

Variabel adalah konstruks (construcks) atau sifat yang akan dipelajari.

Contoh misalnya tingkat aspirasi penghasilan, pendidikan, status social jenis

kelamin, golongan gaji, produktivitas kerja dan lain sebagainya. Kerlinger

juga menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan satu sifat yang diambil dari

suatu nilai yang berbeda (different values) dengan demikian variabel

merupakan suatu yang bervariasi. Selanjutnya kidder (1981) menyatakan

bahwa variabel adalah suatu kualitas (qualites) dimana peneliti mempelajari

dan menarik kesimpulan darinya. Dalam penelitian ini penulis menggunakan

satu variabel yaitu Akuntansi Piutang.

32
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan RD, Cetakan 26, Alvabeta CV, Bandung,
2017, Halaman 8

54
55

3.2 Metode Penelitian

Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Terdapat empat kata

kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, kegunaan

tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri

keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan

penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga

terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan

itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati

dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang

digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang

bersifat logis. 33

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan Metode

Analisis Deskriptif, kualitatif yaitu dimana peneliti mengungkapkan,

menjelaskan, dan memberikan gambarang tentang permasalahan yang ada

yaitu pengelolaan piutang. Penelitian ini dilakukan secara langsung

diperusahaan dengan mengambil data-data yang relevan dengan objek

penelitian. Data itu kemudian dianalisis lalu akan menghasilkan sebuah

kesimpulan. Kesimpulan yang diperoleh hanya sebatas pada objek yang

diteliti saja.

33
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Cetakan 21, Alfabeta, Bandung, 2015, Halaman 3
56

Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah PT Krakatau

Bandar Samudera Jl. May. Jend. Suparman Km 13 Kelurahan. Tegal Ratu

Kecamatan Ciwandan Kota Cilegon – Banten.

3.2 Jenis Data

Untuk membantu dan memudahkan peneliti dalam mendapatkan data

sebagai referensi dalam menganalisis, maka peneliti terlebih dahulu

menentukan jenis data yang hendak dipakai. Jenis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data interval yang meliputi data kualitatif yang

dikuantitatifkan atau data-data yang diangkalan. Data kualitatif adalah data

yang berbentuk kata, kalimat, skema dan gambar, sedangkan data kuantitatif

adalah data yang berupa angka.

Jenis data yang digunakan untuk mendukung pernyataan dan

pembahasan masalah adalah:

1. Data Primer

Data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian. Data

primer dikumpulkan dengan menggunakan Interview (Wawancara)

dan Observasi (Pengamatan) langsung oleh peneliti pada PT

Krakatau Bandar Samudera.


57

2. Data Sekunder

Data yang diperoleh secara tidak langsung. Adapun data tersebut

dapat diperoleh dari piak lain seperti dari buku teks dan media

online atau lewat dokumen yang sudah ada dalam perusahaan

sepeti data yang telah diambil oleh peneliti dalam penelitian ini,

yaitu berupa Efisiensi Pengelolaan Piutang pada PT Krakatau

Bandar Samudera (KBS)

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian (Research) ini, peneliti menggunakan data dan fakta

dari berbagai sumber. Adapun teknik pengumpulan data yang peneliti

gunakan adalah sebagai berikut:

1. Metode Riset Kepustakaan (Library Research Method)

Yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh data-data

yang bersifat teorotis dengan cara membaca, mempelajari dan

memahami buku-buku literatur yanga ada kaitannya dengan

masalah yang dibahas dalam penelitian ini.

2. Metode Riset Lapangan (Field Research Method) Yaitu suatu

penelitian yang secara langsung kedalam perusahaan untuk

memperoleh data dan fakta, sehingga data dan keterangan yang

diperoleh dengan meneliti secara langsung ke objek penelitian


58

dengan mengajukan pertamyan dan mengumpulkan keterangan

secara tertulis yang sesuai dengan permasalahan penelitian seperti:

a. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan mengamati dan

mencatat secara langsung maupun tidak langsung untuk

memperoleh gambaran kegiatan operasional perusahaan yang

berkaitan dengan penelitian ini.

b. Wawancara (Interview)

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara

mengajukan pertanyaan secara langsung untuk memeperoleh data

mengenai gambaran umum perusahaan tersebut

c. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatn peristiwa yang sudah berlalu, yaitu

teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menyalin

data (dokumen dan catatan) yang sudah tersedia di tempat

penelitian yang berhubungan dengan objek penelitian.

3.5 Teknik Analisis Data

Untuk menjawab rumusan masalah berikut adalah cara-cara yang dilakukan

oleh peneliti:

1. Menganalisis efisiensi pengelolaan piutang pada PT Krakatau Bandar

Samudera. Menganalisis Tingkat Likuiditas Piutang metode ini


59

digunakan untuk menganalisis kemampuan dan jangka waktu yang

diperlukan untuk mengkonversikan piutang menjadi kas atau uang tunai.

Rasio-rasio likuiditas yang digunakan adalah:

a. Tingkat Perputaran Piutang

Yaitu untuk memberikan gambaran berapa kali piutang (dalam rata-

rata) tersebut terjadi dan diterima pembayarannya dalam satu tahun buku.

Tingkat perputaran yang tinggi menunjukkan bahwa tingkat perputaran

piutangnya semakin cepat dan ini berarti modal yang terikat dalam piutang

semakin pendek dan perusahaan semakin efisien menghemat dana yang

tertanam dalam piutang. Rumus perhitungan tingkat perputaran rata-rata

piutang adalah sebagai berikut:

Penjualan

Perputaran piutang usaha = Rata-rata piutang usaha

Sumber: Carl S. Warren, James M. Reeve, dan Jonathan


Duchac

a. Hari rata-rata pengumpulan piutang

HRPP = 360

Tingkat Perputaran Piutang

Sumber: Carl S. Warren, James M. Reeve, dan Jonathan


Duchac
60

Apabila hari rata-rata pengumpulan piutang lebih besar daripada batas

waktu pembayaran yang telah ditetapkan perusahaan, maka cara

pengelolaan piutang kurang efisien, khususnya cara pengumpulan

piutangnya.

b. Menganalisis kebijakan pengelolaan piutang perusahaan dalam analisis ini

akan dideskripsikan kebijakan piutang yang telah dilaksanakan oleh

perusahaan. Metode ini menunjukkan metode trade-off antara laba yang

diperoleh dari penjualan kredit yang menimbulkan piutang di satu pihak dan

biaya yang harus ditanggung karena memiliki piutang tersebut serta piutang

yang tidak bias terkumpul. Fakor-faktor yang harus diperhatikan dalam

kebijakan piutang ini adalah:

1. Standar kredit, yaitu kualitas langganan yang akan diperkenankan

memperoleh kredit.

2. Jangka waktu kredit, yaitu berapa lama seorang langganan/customer

yang membeli/meggunakan jasa kredit harus sudah membayar

hutangnya.

3. Potongan yang diberikan kepada para pelanggan.

4. Kebijakan penagihan yang dijalankan oleh perusahaan.


BAB IV

HASIL-HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan

PT Krakatau Bandar Samudera (KBS) mulai beroperasi pada tahun 1996

telah memfokuskan usahanya pada bidang pengelolaan pelabuhan, yang dimulai

dari Pelabuhan Khusus Cigading Banten. Tanggal 18 Juni 2010 menjadi Badan

Usaha pertama di Indonesia, setelah mendapat ijin sebagai Badan Usaha

Pelabuhan dari Kementrian Perhubungan Indonesia. Pelayanan Krakatau Bandar

Samudera (KBS) meliputi penyediaan jasa kering, curah cair, break bulk,

transshipment, alat berat, pergudangan pengarungan, konsolidsi dan distribusi

barang, jasa logistik, pelayanan jasa kawasan industri, serta pengelolaan gudang

(jasa terbaru dalam bisnis kepelabuhanan KBS).

Untuk menjamin kepuasan pelanggan dalam pelayanan pelabuhan, telah

tersedia berbagai alat dan fasilitas pendukung modern meliputi Assist Tug Boat,

Dermaga, Ship Unloader, Multipurpose Crane, Gudang, Conveyor, Area

Industri dan Fasilitas Terminal Batu Bara. Disamping itu tersedia juga fasilitas

pendukung seperti trucking, workshop, bagging machine, alat berat (front

loader, excavator) truck hopper, jembatan timbang, fasilitas air bersih dengan

kapasitas 2.000 liter/detik, listrik berkapasitas 400 MW, telepon dan lain-lain.

61
62

pada tahun 2017. Sedangkan kedalaman laut mencapai 21 M(LWS) menjadikan

Cigading Port Kawasan Dermaga terdalam di Indonesia. Pelabuhan Cigading

melayani berbagai jenis kapal dan mulai dari tongkang, kapal berukuran

Handymax, Panamax, sampai dengan kapasitas 2.00.000 dead weight ton untuk

Super Capesize. Bongkar muat kapal pada PT.Krakatau Bandar Samudera

(KBS) dengan kelengkapan alat berat seperti: 4 unit Ship Unloader (SU), 2 unit

Portal Harbour Crane (PHC), 2 unit Gantry Grab Ship Unloader, 1 unit

Multipurpose Crane (MPC), Siap melayani pembongkaran biji besi, serta

barang curah kering lainnya seperti kedelai, jagung, bungkil, pupuk dan gula34

Terdapat 2 jalur conveyor dari dermaga 1 sampai ke pabrik baja PT.

Krakatau Steel (Persero), Tbk dan 2 jalur conveyor dari dermaga 6 sampai PT.

Krakatau Posco. Disamping itu terdapat Grain Feeder yang terhubung ke

conveyor gudang milik PT. Sentra Grain Terminal dan Silo Milik PT. Redwood

Indonesia. Gudang yang tersedia di PT. Krakatau Bandar Samudera (KBS) yang

dikelola langsung memiliki luas gudang terbuka seluas 40.000 m2, serta gudang

tertutup milik partner (PT Sentra Grain Terminal) seluas 60.000 m2 dan 10 unit

SILO yang mampu menampung barang curah kering, lebih dari 65.000 Ton.

seluas lebih dari 250.000 m2 yang dapat digunakan untuk menyimpan barang

seperti break bulk cargo dan pipa. Pengelolaan jasa dermaga PT. Krakatau

Bandar Samudera (KBS) melakukan ekspansi pasarnya diluar cigading, yakni

dengan dipercayanya PT KBS untuk mengelola pelabuhan milik PT PLN,

34
www.cigadingport.com
63

seperti tenaga uap tanjung jati jepara, jawa tengah dengan total pembongkaran

melebihi 3,5 juta ton untuk cargo batu bara, limestone, dan batu bara

pertahunnya. Ruang lingkup pelayanannya meliputi jasa tunda pandu, dan tunda

pengoperasian, dan perawatan ship loader, serta perawatan infrastruktur

pelabuhan (dermaga, alur / kolam pelabuhan sarana bantu navigasi, cathhodic

protection dan pengelolaan lingkungan). Jasa logistik KBS juga memberikan

pelayanan menyeluruh dalam bidang logistic pengangkutan barang dapat

dilakukan dengan menggunakan truck, kereta api, maupun kapal laut dan udara.

Peningkatan total armada truk yang dimiliki KBS saat ini 56 unit dump truck, 2

trailer truck dan 1 cargo truck (flat truck). Manajemen pergudangan PT KBS

merupakan pelayanan jasa terkini dimulai pada tahun 2016. Jasa pengelolaan

gudang meliputi seluruh rangkaian pekerjaan mulai dari persiapan peralatan,

pembongkaran, persiapan tenaga kerja/ buruh, pengantongan (begging), staking

/ penyusunan dan pengiriman cargo ke gudang tujuan.

Pelayanan pelabuhan cigading jumlah cargo yang dibongkar muat

dipelabuhan menem busangka 1,7ton pertahun antara lain iron pellet, iron

scrap, produksi baja, jaung, kacang kedelai, gula mentah, garam,

pupuk, batu bara, dan gypsum. Beberapa cargo langsung ke stok yard

atau gudang dengan menggunakan conveyor, selain itu jenis cargo lainnya

dapat menggunakan truck untuk diantar kegudang ataupun tujuan lainnya yang

berada dikawasan pelabuhan serta area banten dan Jakarta. Guna


64

meningkatkan serta menjaga kualitas pelayanan kepada pelanggan, system

operasional KBS didukung dengan system manajemen yang menerapkan

standar: ISO 9001: 2008, ISO 14000, SMK3 (System Managemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja), OHSAS 18.0001 Serta ISPS Code Comply

(International Ship and Port Facility Security). Pada tahun 2012 KBS

mengintegrasikan system manajemen mutu diantaranya ISO 9001:2008, ISO

14001:2004 dan OHSAS 18001:2007.

4.1.2 Visi & Misi Perusahaan

Visi

Menjadi Badan Usaha Pelabuhan terkemuka di Indonesia

Misi

Berkomitmen untuk memberikan Pelayanan terbaik dan bermanfaat dalam

industri kepelabuhanan dan yang terkait, bagi stakeholder serta lingkungan

sekitar.
65

4.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar 4

Struktur Organisasi PT Krakatau Bandar Samudera

Direktur Utama

Direktorat Direktorat Direktorat Operasi


Keuangan & SDM Komersial & PU

Sub Direktorat Sub Direktorat


Sub Direktorat SBU
Komersial & Operasi
Keuangan & SDM Marine Service
Pengembangan Usaha

Divisi Teknologi
Divisi Pengembangan Divisi Operasi
Divisi Keamanan Divisi Accounting Informasi & Sistem Divisi Marine Service Staff Direksi
Usaha Kepelabuhanan
Manajemen

Divisi Keuangan, SDM & Satuan Pengawas Internal


Divisi Corporate Finance Divisi Pengadaan Divisi Perawatan
Umum Marine Service (SPI)

Divisi Sekretaris
Divisi SDM & Umum Divisi Pemasaran Divisi Kawasan & K3LH Perusahaan & Hukum

Sumber: PT Krakatau Bandar Samudera 2020

4.2 Klasifikasi Data

Pada penelitian ini data diperoleh dari Aging piutang tahun 2016 - 2018, dan

Pendapatan jasa Pada PT Krakatau Bandar Samudera.


66

Tabel 6

Aging Piutang PT Krakatau Bandar Samudera Periode 2016 - 2018


(dalam ribuan penuh)
Date Current Date Current Date Current

Jan-16 139,714,638,208 Jan-17 65,539,717,615 Jan-18 79,057,303,397

Feb-16 124,385,522,165 Feb-17 77,516,504,459 Feb-18 127,296,686,856

Mar-16 145,472,950,064 Mar-17 89,718,073,561 Mar-18 38,719,804,890

Apr-16 155,939,176,816 Apr-17 76,996,296,468 Apr-18 81,189,331,362

May-16 158,862,393,263 May-17 87,269,887,754 May-18 67,273,797,165

Jun-16 125,429,038,938 Jun-17 90,131,463,883 Jun-18 79,884,069,899

Jul-16 211,902,475,345 Jul-17 60,199,180,220 Jul-18 79,056,451,151

Aug-16 113,130,557,704 Aug-17 53,730,879,628 Aug-18 13,893,717,999

Sep-16 89,718,073,561 Sep-17 91,490,105,393 Sep-18 54,947,078,123

Oct-16 68,448,567,225 Oct-17 83,616,967,270 Oct-18 62,367,971,487

Nov-16 92,873,560,048 Nov-17 84,359,639,099 Nov-18 65,469,410,494

Des-16 62,660,944,861 Des-17 119,368,567,979 Des-18 63,922,912,222

Sumber: PT Krakatau Bandar Samudera

Perusahaan yang kegiatan utamanya bergerak dibidang jasa tabel diatas adalah

aging piutang selama tiga tahun penjualan, periode tahun 2016 sampai 2018.
67

Tabel 7

Data Penjualan PT Krakatau Bandar Samudera Periode 2106 - 2018


(dalam ribuan penuh)
Tahun
Keterangan
2016 2017 2018
PENDAPATAN
a. Afiliasi Langsung

- Jasa Kepelabuhanan Langsung 11,977,617,499 24,032,955,081 23,712,023,550

- Jasa Bongkar Muat 171,289,696,773 178,068,639,860 177,880,625,830


- Jasa Gudang & Kawasan 4,761,003,457 16,926,198,833 15,409,339,726
- Jasa WS & Peralatan 117,865,593,394 94,839,751,899 105,661,905,314
Sub Total 305,893,911,123 313,867,545,673 322,663,894,420
b. Afiliasi Langsung Logistic
Service
- Jasa Logistic Service 94,471,670,452 103,380,859,111 94,626,376,175
Sub Total 94,471,670,452 103,380,859,111 94,626,376,175
c. Afiliasi Tidak langsung
- Jasa Kepelabuhanan Tidak -
Langsung 48,625,070,814 46,622,583,756
Sub Total - 48,625,070,814 46,622,583,756
Total Afiliasi 400,365,581,575 465,873,475,598 463,912,854,351
a. Pihak Ketiga
- Jasa Kepelabuhanan Tidak
Langsung 59,133,740,535 - -

- Jasa Kepelabuhanan 60,313,887,015 81,417,771,111 83,546,775,872

- Jasa Bongkar Muat 80,156,755,591 94,554,412,384 86,425,202,153

- Jasa Gudang & Kawasan 57,331,253,583 65,996,048,980 60,070,823,583

- Jasa WS & Peralatan 12,761,851,829 15,558,537,158 11,925,500,278


Sub Total 269,697,488,553 257,526,769,633 241,968,301,886
b. Jasa Logistic Service

- Jasa Downstream 157,875,725,058 127,151,337,101 149,199,750,246


- Jasa Jetty Management 37,951,393,466 68,607,502,750 154,327,935,836
Sub Total 195,827,118,524 195,758,839,851 303,527,686,082
Total Js. Logistic Service 465,524,607,077 453,285,609,484 545,495,987,968
TOTAL PENDAPATAN 865,890,188,652 919,159,085,082 1,009,408,842,319
Sumber : PT.Krakatau Bandar samudera
68

Tabel 8

POSISI KEUANGAN PT KRAKATAU BANDAR SAMUDERA


Per 31 Desember 2016 – 2018
(dalam ribuan penuh)
Tahun
Aktiva
2016 2017 2018
Aktiva Lancar

Kas dan setara kas 62.518.731 136.303.649 53.984.715


Kas yang dibatasi 1.103.607 1.106.014 30.074.236
penggunaannya
Piutang usaha
Pihak ketiga 108.306.002 175.309.542 103.906.273
Pihak berelasi 127.298.645 121.05.858 118.954.384

Piutang lain – lain 282.796 490.775 837.186


Pihak ketiga 131.793.000 136.57.560 162.205.050
Pihak berelasi 19.243.113
Persediaan 24.330.683 18.773.323
Uang muka dan biaya
Dibayar dimuka 2.033.051 2.721.384 2.629.742

Total Aktiva Lancar 457.666.515 592.428.105 491.834.699

Aktiva Tidak lancar


Estimasi tagihan pajak 1.187.58
Penyertaan saham 34.588.655 35.007.597 44.888.073
Aset Pajak Tangguhan 9.249.702 18.195.770 12.201.838
Uang muka dan biaya
dibayar dimuka 1.588.250 1.288.400 1.250.900
Asset tetap 1.242.094.712 1.486.212.725 1.659.650.022
Asset tetap takberwujud 616.165.300 51.175.136 487.141.857
Asset lain-lain 3.552.570 70.894.752 71.708.901

Total Aktiva Tidak Lancar 1.907.239.189 2.172.774.380 2.293.029.249


TOTAL Aktiva 2.364.905.704 2.765.202.485 2.784.83.948
Sumber :PT Krakatau Bandar Samudera
69

Tabel 8 (Lanjutan)

POSISI KEUANGAN PT KRAKATAU BANDAR SAMUDERA


Per 31 Desember 2016 – 2018
(dalam ribuan penuh)
Tahun
Utang Dan Modal
2016 2017 2018
Utang
75.000.000 125.000.000
29.835.274.652
Pinjaman
Utang usaha 23.231.892 38.314.360 16.186.959.064
Pihak ketiga 42.138.052 7.316.450
Pihak berelasi 17.902.624.309
8.482.759
Utang Lain-lain
15.778.163 14.039.439 26.675.563.638
Pihak Ketiga
Utang Pajak
64.755.218 27.641.458 24.580.741.061
Pendapatan Dimuka
52.026.226 21.412.433
Pihak ketiga
Pihak berelasi 10.812.887.413
24.290.841 31.180.614
Utang imbalan kerja
Pinjaman bank jangka
panjang yang jatuh tempo
dalam waktu satu tahun 75.433.574 102.800.614 106.475.253.910

385.073.190 429.162.354 683.491.841.519


Total Utang

Modal
Modal saham 475.865.034.000
475.865.034
Nilai nominal Rp.1000
787.739.140
(jangka penuh) persaham
modal dasar -
1.000.000.000
saham (300.000.000 saham 585.163.701
surplus revaluasi aktiva 666.739.592.525
tetap
34.438.522 34.538.522 150.393.088.717
saldo laba
533.422.981 680.542.835
dicadangkan
tidak dicadangkan 2.101.372.105.955
1.628.890.238 1.978.685.531
Total Ekuitas
2.368.905.704 2.765.202.485
Total Utang Dan Ekuitas 2.784.863.947.474

Sumber: PT Krakatau Bandar Samuder


70

4.3 Analisis Data dan Pembahasan

4.3.1 Analisis Data

Sebelum menganalisis tingkat likuiditas piutang, ada baiknya

mengetahui kegunaan analisis data ini. Analisis data merupakan bagian

terpenting dari penelitian, karena pada bagian ini diungkapkan hasil yang

diperoleh dari penelitian yang dapat menjadi pengukuhan pendapat atau rumusan

yang telah ada. Analisis data ini adalah suatu proses penyederhanaan data ke

dalam bentuk yang lebih mudah dibaca sehingga dapat memberikan gambaran

yang lebih jelas terhadap permasalahan yang sedang dihadapi. Berdasarkan data

yang diperoleh, penulis dapat melakukan analisis terhadap pengelolaan piutang

yang dilakukan pada PT Krakatau Bandar Samudera (KBS)

4.3.2 Analisis Efisiensi Pengelolaan Piutang Dari Tingkat Likuiditas Piutang

Sehubungan dengan permasalahan yang pertama, penulis

memecahkannya dengan menganalisis tingkat likuiditas piutang, kegunaan

analisis ini adalah untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban finansialnya dengan cara mengukur kemampuan dan jangka waktu

yang diperlukan perusahaan untuk mengkonversikan piutangnya menjadi uang,

tunai/kas. Dalam menganalisis tingkat likuiditas piutang ini, penulis

menggunakan rasio likuiditas yang berhubungan dengan piutang yaitu tingkat

perputaran piutang dan hari rata-rata pengumpulan piutang.


71

1. Rata-rata piutang

Rasio ini digunakan untuk memberikan gambaran mengenai berapa

kali perputaran piutang (dalam rata-rata) tersebut terjadi dan diterima

pembayarannya dalam satu tahun buku tertentu. Penulis menggunakan satu

variable untuk menentukan tingkat perputaran piutang ini, yaitu rata-rata

piutang. Rumus yang digunakan untuk menghitung tingkat perputaran piutang

adalah:

Piutang usaha rata-rata = Piutang Usaha awal Tahun


Periode + Piutang Usaha Akhir Tahun

Sumber: Carl S. Warren, James M. Reeve, dan


Jonathan Duchac

Hasil penjualan PT Krakatau Bandar Samudera dari periode 2016 – 2018

adalah sebagai berikut:

Tahun Hasil Penjualan

2016 865.890.188.524

2017 919.159.085.082

2018 1.009.408.842.319
72

Piutang usaha rata-rata = Piutang Usaha awal Tahun


Periode + Piutang Usaha Akhir Tahun

Sumber: Carl S. Warren, James M. Reeve, dan


Jonathan Duchac

Periode Tahun 2016

Piutang usaha rata-rata = 139.714.638.208 + 235.604.647

= 69.975.121.427,5

Periode Tahun 2017

Piutang usaha rata-rata = 65.539.717.615 + 296. 375. 400

= 69.975.121.427,5

Periode Tahun 2018

Piutang usaha rata-rata = 79.057.303.397 + 222.860.657

= 39.640.082.081
Sumber: Laporan Keuangan PT Krakatau Bandar Samudera
73

Dari perhitungan diatas, maka penulis dapat melakukan perhitungan

tingkat perputaran piutang pada perusahaan PT Krakatau Bandar samudera

(KBS) periode tahun 2016 – 2018.

2.Tingkat Pada Perputaran Piutang

Tabel 9
Perhitungan Tingkat Perputaran Piutang
Periode Tahun 2016 – 2018
Tahun Penjualan Rata-Rata Piutang Tingkat Perputaran Piutang

2016 865.890.188.652 69.975.121.427,5 865.890.188.652

69.975.121.427,5

= 12,37

2017 919.159.085.082 32.918.046.507,5 919.159.085.082

32.918.064.507

=25,46

2018 1.009.408.842.319 39.640.082.018 1.009.408.842.319

39.640.082.018

=27,92

Sumber: Diolah Oleh Penulis 2020

Piutang dalam periode tertentu. Untuk selanjutnya analisis atau interpretasi

dari data hasil perhitungan tersebut adalah sebagai berikut.


74

Tabel 10
Analisis Tingkat Perputaran Piutang
Periode Tahun 2016 – 2018
Tahun Perputaran piutang Interpretasi

2016 12,37 Rata-rata dana yang tertanam dalam piutang

berputar 12,37 kali. Hal ini memberikan

gambaran bahwa dalam satu tahun buku, piutang

tersebut terjadi atau timbul dan diterima

pembayarannya sebanyak 12, 37 kali.

2017 25,46 Rata-rata dana yang tertanam dalam piutang

berputar 25,46 kali. Hal ini memberikan

gambaran bahwa dalam satu tahun buku, piutang

tersebut terjadi atau timbul dan diterima

pembayarannya sebanyak 25,46 kali.

2018 27,92 Rata-rata dana yang tertanam dalam piutang

berputar 27,92 kali. Hal ini memberikan

gambaran bahwa dalam satu tahun buku, piutang

tersebut terjadi atau timbul dan diterima

pembayarannya sebanak 27,92kali.

2. Hari Rata-Rata Pengumpulan Piutang

Penggunaan hasil rata-rata pengumpulan piutang menunjukkan

efisiensi pengumpulan piutang yang merupakan salah satu rasio untuk

mengukur tingkat likuiditas dari piutang. Penggunaan hari rata-rata


75

pengumpulan piutang ini adalah untuk mengukur jangka waktu yang

diperlukan untuk mengumpulkan atau mengkonversikan piutang menjadi kas.

Untuk mrnghitung hari rata-rata pengumpulan piutang, penulis menggunakan

rumus perhitungan sebagai berikut:

Satu tahun = 360 Hari

Hari rata-rata pengumpulan piutang (HRPP) = 360 Hari

Tingkat Perputaran Piutang

Sumber: Carl S. Warren, James M. Reeve, dan Jonathan Duchac

Perhitungan hari rata-rata pengumpulan piutang pada PT Krakatau

Bandar Samudera untuk periode 2016 sampai 2018 dapat dilihat pada tabel

dibawah ini.

Tabel 11

Perhitungan Hari Rata-Rata Pengumpulan Piutang

Periode Tahun 2016 – 2018

Tahun Tingkat Perputaran Jumlah Hari Dalam Hari Rata-Rata

piutang Satu Tahun Pengumpulan

Piutang

2016 12,37 360 360

12,37
76

= 29 Hari

2017 25,46 360 360

25,46

= 14 Hari

2018 27.92 360 360

27,92

= 12 Hari

Sumber: Diolah Oleh Penulis

Interpretasi dari hari rata-rata pengumpulan piutang ini adalah periode yang

diperlukan untuk mengupulkan piutang, atau jangka waktu yang diperlukan sejak

terjadinya piutang sampai dengan saat pelunasannya, diperlukan untuk mengkonversi

piutang menjadi kas, jumlah hari penjualan dalam penagihan piutang usaha secara

umum efisien dalam penagihan pengelolaan piutang usaha meningkat ketika

perputaran piutang usaha meningkat atau jumlah hari dalam pengumpulan piutang

piutang turun.
77

Tabel 12
Analisis Hari Rata-Rata Pengumpulan Piutang
Periode Tahun 2016 – 2018
Tahun Hari rata-rata Interpretasi

pengumpulan piutang

2016 29 hari Piutang terkumpul rata-rata setiap 29 hari

sekali, ini menunjukkan bahwa jangka

waktu yang diperlukan untuk

mengkonversikan piutang menjadi kas

adalah 29 hari.

2017 14 hari Piutang terkumpul rata-rata setiap 14 hari

sekali, ini menunjukkan bahwa jangka

waktu yang diperlukan untuk

mengkonversikan piutang menjadi kas

adalah 14 hari.

2018 12 hari Piutang terkumpul rata-rata setiap 12 hari

sekali, ini menunjukkan bahwa jangka

waktu yang diperlukan untuk

mengkonversikan piutang menjadi kas.

Berdasarkan tabel terlihat bahwa hari rata-rata pengumpulan piutang pada PT

Krakatau Bandar Samudera periode tahun 2016 yang paling panjang, hal ini

disebabkan oleh peningkatan besarnya dana yang tertanam dalam piutang tidak

diimbangi dengan pelaksanaan pengumpulan piutang, sehingga perusahaan harus

menanggung resiko dari piutang yang semakin besar. Sedangkan hari rata-rata
78

pengumpulan piutang pada periode 2018 merupakan yang paling pendek, hal ini

menunjukkan bahwa perusahaan semakin efisien dalam melaksanakan pengumpulan

pengelolaan piutangnya, sehingga dana yang tertanam dalam piutang semakin kecil

sebab piutang tersebut semakin cepat dapat dikonversikan menjadi kas.

Pada periode tahun 2018 pada bagian penagihan di PT Krakatau Bandar

Samudera menagih customer secara berkala dan tidak pasif sehingga rata-rata

pengumpulan piutang pada periode tahun 2018 merupakan periode yang paling

pendek.

Semakin kecilnya dana yang tertanam dalam piutang ini, resiko piutang yang

ditanggung oleh perusahaan semakin kecil. Dari analisis di atas dapat dilihat

interpretasi hari rata-rata pengumpulan piutang pada tiga periode tersebut semuanya

likuid tingkat likuiditasnya baik, karena semua hari rata-rata pengumpulan piutang itu

jika dibandingkan dengan standar (termin) penjualan kredit yang ditetapkan oleh

perusahaan sejenis (rata-rata industri) yaitu 90 hari, masih lebih kecil sehingga

tingkat likuiditasnya dari piutang selalu terjaga dengan baik dan dapat melancarkan

usaha.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya mengenai

pengelolaan piutang pada PT Krakatau Bandar Samudera periode 2016 – 2018 maka

penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa:

1. Pengelolaan piutang selama tahun 2016 sampai dengan tahun 2018 adalah efisien.

Hal ini diketahui dari tingkat perputaran piutang yang semakin meningkat kondisi

paling rendah perputaran piutangnya dialami oleh perusahaan terjadi pada tahun

2016, dimana tingkat perputaran piutangnya adalah 12,37 kali. Sedangkan

perputaran yang paling tinggi dan paling baik perputaran piutangnya pada tahun

2018 sebesar 27,92 kali. Maka pengelolaan piutang yang telah dilakukan PT

Krakatau Bandar samudera telah efisien.

2. Hari rata-rata pengumpulan piutang dari tahun 2016 sampai dengan 2018

berturut-turut diperoleh sebagai berikut 29 hari, 14 hari dan 12 hari. Secara

keseluruhan hari rata-rata pengumpulan piutang dari tahun 2016 sampai dengan

2018 sudah baik dan bisa dikatakan efisien. Hal ini ditunjukkan dengan hari rata-

rata perputaran piutang yang lebih pendek jika dibandingkan dengan standar

industri yang telah ditetapkan yaitu sebesar 90 hari dari rata-rata pengumpulan

piutang.

79
80

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan sesuai dengan hasil penelitian adalah sebagai

berikut:

1. Sebaiknya perusahaan dalam pengelolaan perputaran piutang untuk menjaga

likuiditasnya dalam mengkonversi piutang menjadi kas harus dilakukan

dengan cara penagihan yang baik dan tidak pasif dan perusahaan dapat lebih

efektif dalam melakukan penagihan atas piutang kepada pelanggan dengan

memberikan peringatan. Hal ini dilakukan agar terhindarnya dari resiko

piutang tak tertagih.

2. Perusahaan perlu melakukan evaluasi kembali kebijaksanaan kredit dari tahun

ke tahun apakah perlu dilakukan perbaikan atau tidak guna untuk menjaga

keadaan perusahaan yang terkait dengan piutang agar perputaran piutang

semakin cepat sehingga dapat meningkatkan profitabilitas arau laba

perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

Brigham, Eugene F et.al Joel F Weston. 2016. Manajemen Keuangan. Erlangga:


Jakarta.

Fahmi, Irham. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Penerbit Alfabeta: Jakarta.

Fahmi, Irham. 2016. Pengantar Manajemen Keuangan. Alfabeta. Bandung.

Husnan, Suad. 2017. Manajemen Keuangan Teori Dan Penerapan. Edisi Sembilan.

Hery. 2016. Akuntansi Aktiva, Utang Dan Modal. Edisi 2. Gava Media. Yogyakarta.

Riyanto, Bambang. 2015 Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat.

BPFE, Yogyakarta.

Sujarweni, V.Wiratma. 2015. Manajemen Keuangan. Alfabeta. Bandung.

Sucipto, Toto. 2018. Akuntansi Keuangan I. Yudistira. Bogor.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Cetakan 21. Alfabeta. Bandung.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan RD. Cetakan 26.
Alvabeta CV, Bandung.
Warrant, Carl S. Jamees M.Reeve., Jonathan Duchac. (2018). Akuntansi Pengantar I.
Edisi 4. Salemba Empat. Jakarta.
Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol.2,No.2, September (2015). Analisis Pemeriksaan
Operasional Untuk Menilai Efisiensi Dan Efektivitas Atas Penjualan Dan
Piutang Usaha.
Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan Vol.15.2. Mei (2016). Peranan Sistem
Penjualan
Kredit Terhadap Efesiensi Piutang Pada PT. Trio Mitra Bersama.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol 24 No. 2 juli (2015). Pengelola Piutang
Yang Efektif Dalam Upaya Meningkatkan Rentabilitas Dan Menjaga Likuiditas.

Jurnal Ekonomi & Kewirausahaan Vol.11, No.2, Oktober (2015). Analisis

Pengelolaan Piutang Sebagai Tindak Lanjut Kebijakan Penjualan Kredit.

Jurnal Administrasi & Bisnis ISSN 1411-4321 (2017) Analisis Efisiensi Pengelolaan
Piutang Pada PT.Pelabuhan Indonesia III (Persero).

Jurnal EMBA Vol.1 No.4 Desember 2017. Analisis Efektifitas Pengendalian Intern
Piutang Lease Pada PT.Finansia multi Finance.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol.56 No.1 Maret (2018). Efektivitas Pengelolaan
Piutang Untuk Meningkatkan Laba Perusahaan.

Jurnal Riset Akuntansi Going Concern 13(4), (2018). Analisis Piutang Tak Tertagih
Berdasarkan Umur Piutang PT.Air Manado.

Jurnal Peranan Akuntansi Piutang Usaha (2018) Dalam Pengelolaan Piutang Macet
Pada Perusahaan Leasing PT.Magna Profit Utama (MPU).
Lampiran

SK PEMBIMBING

LEMBAR BIMBINGAN SKRIPSI

FORMULIR PENGAJUAN JUDUL

SURAT KETERANGAN PENELITIAN

SURAT BALASAN PENELITI DARI TEMPAT PENELITI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

STRUKTUR ORGANISASI TEMPAT PENELITIAN

LAMPIRAN DATA
DARTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Vani Vauliyanti

Tempat, Tanggal Lahir : Serang, 19 Oktober 1997

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Jl.H.Abdulrahim Rt 004/RW001

Kel.Citangkil. Kec. Citangkil

Citangkil – Cilegon Banten

No. Telp/Hp : 087871142240

Email : Vanivauliyanti19@gmail.com

Pendidikan Formal

Tahun 2016 – Sekarang : STIE Al- Khairiyah Citangkil

Tahun 2013 – 2016 : SMK YP Krakatau Steel

Tahun 2009 – 2012 : SMP Negeri 7 Cilegon

Tahun 2004 – 2009 : SD Negeri Warnasari

Anda mungkin juga menyukai