Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL DAN KEPEMILIKAN

MANAJERIAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA


PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA

Oleh

Yan Christin Br. Sembiring1)


1) Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Katolik Santo Thomas
Email : yanchristin11@gmail.com

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris pengaruh kepemilikan institusional (KI) dan
kepemilikan manajerial (KM) terhadap kinerja keuangan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) secara simultan dan parsial. Populasi dalam penelitian ini diambil dari perusahaan perbankan
yang terdaftar di BEI selama tahun 2016-2017 yaitu 43 perusahaan. Adapun metode yang digunakan adalah
metode purposive sample dimana perusahaan yang masuk dalam kriteria adalah berjumlah 20 perusahaan.,
sehingga unit analisisnya adalah 40 perusahaan. Hasil analisis menunjukkan bahwa data-data yang digunakan
dalam penelitian ini telah memenuhi uji asumsi klasik. Hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa
variabel KI tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan secara parsial, sedangkan KM berpegaruh
positif signifikan. KI dan KM tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan secara simultan.

Kata kunci : Kepemilikan Institusional (KI), Kepemilikan Manajerial (KM), dan Kinerja Keuangan

Abstract
The purpose of this study is empirically examine the effects of institutional ownership and managerial
ownership on financial performance in banking companies listed on the Indonesian Stock Exchange during 2016-
2017 consisting of 43 companies. The method used in this research is purposive sampling method where companies
that meet the criteria amount to 20 companies, so that get 40 companies as analysis unit. The analysis shows that
the data used in this study meet the classic assumption test. The result of Multiple Linear Regression Analysis shows
that institutional ownership has no significant effect on financial performance, but managerial ownership has
positive significant effect on financial performance. Two varibles have no significant effect on financial
performance simultaneously.

Keywords : Institutional Ownership, Managerial Ownership, and Financial Performance

PENDAHULUAN Lippo dan PT. Kimia Farma yang berawal dari


Penerapan Good Corporate Governance terdeteksi adanya manipulasi (Boediono, 2005).
(GCG) semakin gencar dilakukan semenjak Penerapan GCG yang dilakukan dengan efektif dapat
munculnya skandal akuntansi seperti kasus Enron, meningkatkan efisiensi dan pertumbuhan ekonomi
dan Worldcom yang melibatkan akuntan. Di sekaligus kepercayaan investor (OECD, 2004).
Indonesia juga telah tercatat beberapa kasus yang Peningkatan penerapan GCG menjadi kebutuhan
melibatkan persoalan laporan keuangan seperti PT. yang mendasar sebab investasi akan mengikuti sektor

Jurnal Mutiara Akuntansi Volume 5 No. 1 Tahun 2020


Page 91
yang mengadopsi standar tata kelola efisien (OECD, signifikan terhadap kinerja keuangan. Akan tetapi,
2004). Perusahaan yang menerapkan GCG hal ini tidak sejalan dengan penelitian Tertius (2015)
seharusnya memiliki kinerja keuangan yang baik. dan Arifani (2013) menunjukkan bahwa kepemilikan
Kinerja keuangan perusahaan merupakan manajerial tidak berpengaruh terhadap kinerja
salah satu ukuran keberhasilan atas pelaksanaan keuangan.
fungsi-fungsi keuangan dalam perusahaan. Ukuran Berdasarkan bukti empiris yang
kinerja perusahaan yang baik di awali dengan adanya menghubungkan antara GCG yang diukur dengan
kepercayaan dari investor terhadap suatu perusahaan kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial
bahwa dana yang mereka investasikan dalam kondisi terhadap kinerja keuangan masih menunjukkan hasil
yang aman dan diharapkan akan memberikan return yang berbeda-beda, maka tujuan khusus penelitian ini
yang baik pula. menguji bagaimana pengaruh GCG tersebut terhadap
Kepemilikan institusional dapat diartikan kinerja keuangan terutama pada sektor perbankan di
proporsi saham yang beredar yang dimiliki oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2016-2017.
pihak institusi lain diluar perusahaan seperti bank, Pemilihan perusahaan perbankan adalah karena
perusahaan asuransi, perusahaan investasi, dana perbankan secara universal merupakan sebuah
pensiun dan lain-lain pada akhir tahun yang diukur industri regulator dan bank memiliki akses ke
dengan presentase. jaringan pengaman pemerintah. Oleh karena itu, bank
Kepemilikan manajerial adalah pemegang harus memiliki GCG yang kuat.
saham dari pihak manajemen (direktur dan Urgensi penelitian ini adalah penerapan
komisaris) yang terlibat secara aktif dalam GCG pada saat ini bukan lagi sekedar kewajiban,
pengambilan keputusan. namun telah menjadi kebutuhan bagi setiap
Beberapa penelitian tentang pengaruh GCG perusahaan dan organisasi. GCG diperlukan untuk
menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Hal ini memberikan kemajuan terhadap kinerja suatu
dikarenakan indikator tiap variabel untuk mengukur perusahaan, menjadikan perusahaan berumur panjang
GCG dan kinerja keuangan berbeda-beda. Arifani dan bisa dipercaya.
(2013) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti
GCG yang diukur dengan kepemilikan institusional tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut
berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja dengan judul penelitian ”Pengaruh Kepemilikan
keuangan. Akan tetapi, hal ini tidak sejalan dengan Institusional dan Kepemilikan Manajerial
penelitian Hartono (2015) kepemilikan institusional Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan
berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan. Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek
Penelitian Rachmawati (2012) menunjukkan bahwa Indonesia”
kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap
kinerja keuangan.
Hermiyetti (2016) dalam penelitiannya LANDASAN TEORI
menunjukkan bahwa GCG yang diukur dengan 1. Landasan Teori
kepemilikan manajerial berpengaruh positif dan a. Agency Theory

Jurnal Mutiara Akuntansi Volume 5 No. 1 Tahun 2020


Page 92
Teori agensi sangat sulit untuk diterapkan prinsip-prinsip manajemen berbasis nilai. GCG
dan memilki banyak kendala serta masih belum didefinisikan oleh IICG (Indonesian Institute of
memadai, sehingga diperlukan suatu konsep yang Corporate Governance) sebagai proses dan struktur
lebih jelas mengenai perlindungan terhadap para yang diterapkan dalam menjalankan perusahaan
stakeholders. Konsep tersebut harus berhubungan dengan tujuan utama meningatkan nilai pemegang
dengan masalah-masalah konflik kepentingan dan saham dalam jangka panjang dan tetap
biaya-biaya agensi yang timbul, sehingga memperhatikan kepentingan stakeholders yang lain.
berkembang suatu konsep baru yang memperhatikan Berdasarkan Surat Keputusan Menteri
dan mengatur kepentingan-kepentingan para pihak BUMN Kep-117/M-MBU/2002 tanggal 1 Agustus
terkait dengan kepemilikan dan pengoperasional 2002 pasal 3 tentang penerapan praktik corporate
(stakeholders) suatu perusahaan, yaitu konsep good governance meliputi lima prinsip yaitu transparency,
corporate governance. independency, accountability, responsibility, dan
fairness.
b. Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan merupakan suatu d. Kepemilikan Institusional
gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan Kepemilikan institusional adalah
yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh
sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya institusi atau lembaga seperti perusahaan asuransi,
keadaan keuangan suatu perusahaan yang bank, perusahaan investasi dan kepemilikan institusi
mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. lain. Kepemilikan institusional memiliki arti penting
Pengukuran kinerja keuangan perusahaan dilakukan dalam memonitor manajemen karena dengan adanya
untuk melakukan perbaikan dan pengendalian atas kepemilikan institusional akan mendorong
kegiatan operasional perusahaan agar dapat bersaing peningkatan pengawasan yang lebih optimal.
dengan perusahaan lain. Kinerja keuangan Monitoring tersebut tentunya akan menjamin
perusahaan dapat diukur dengan menggunakan rasio kemakmuran untuk pemegang saham, pengaruh
keuangan. Investor melakukan penanaman modal kepemilikan institusional sebagai agen pengawas
salah satunya dengan melihat rasio profitabilitas. ditekan melalui investasi mereka yang cukup besar
Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian dalam pasar modal.
ini menggunakan Return on Asset (ROA) karena
dapat memberikan gambaran tingkat pengembalian e. Kepemilikan Manajerial
keuntungan yang dapat diperoleh investor atas Kepemilikan manajerial adalah jumlah
investasinya (Prasinta, 2012). kepemilikan saham yang dimiliki oleh pemilik,
dewan eksekutif, dan manajemen dalam suatu
c. Good Corporate Governance (GCG) perusahaan (Sujoko, 2009). Pengukuran kepemilikan
Dalam buku (Brigham dan Erhardt, 2005), manajerial persentase total saham dari seluruh
GCG didefinisikan sebagai seperangkat aturan dan direktur eksekutif dibandingkan dengan total saham
prosedur yang menjamin manajer untuk menerapkan (El-Chaarani, 2014).

Jurnal Mutiara Akuntansi Volume 5 No. 1 Tahun 2020


Page 93
2. Kerangka Konsep bertujuan) adalah metode pengambilan sampel
Kerangka konsep dibentuk untuk berdasarkan suatu kriteria tertentu, kriteria yang
menunjukkan pengaruh variabel independen yaitu KI digunakan dapat berdasarkan perimbangan
dan KA terhadap variabel dependen yaitu kinerja (judgement) atau berdasarkan kuota tertentu (Erlina,
keuangan seperti gambar berikut: 2011).

Kepemilikan Dalam penelitian ini, kriteria perusahaan


Institusional
(X1)
perbankan yang dijadikan sampel penelitian adalah:
Kinerja Keuangan
(Y) a. Perusahaan perbankan yang listing selama tahun
Kepemilikan
Manajerial penelitian.
(X2)
b. Perusahaan perbankan yang menyampaikan
Gambar 1. Kerangka Konsep laporan keuangan pada tahun penelitian yang
3. Hipotesis telah diaudit.
Hipotesis merupakan jawaban sementara c. Perusahaan perbankan yang menggunakan mata
atas permasalahan dalam objek penelitian. uang rupiah.
Berdasarkan perumusan masalah, maka hipotesis d. Perusahaan perbankan yang tidak menghasilkan
penelitian ini adalah: laba negatif selama tahun penelitian.
H1 : Kepemilikan institusional berpengaruh positif Populasi dalam penelitian ini terdiri dari 43
dan signifikan terhadap kinerja keuangan pada perusahaan perbankan. Populasi yang memenuhi
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek kriteria untuk menjadi sampel berjumlah 20
Indonesia. perusahaan dengan 40 unit analisis (20x2 tahun).
H2 : Kepemilikan manajerial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja keuangan pada 2. Operasionalisasi Variabel
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Operasionalisasi variabel merupakan
Indonesia. batasan pokok pembahasan yang akan diteliti.
H3 : Kepemilikan institusional dan kepemilikan Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah:
manajerial berpengaruh positif dan signifikan Kepemilikan institusional adalah jumlah
terhadap kinerja keuangan pada perusahaan kepemilikan saham oleh pihak institusi seperti
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. perbankan, perusahaan asuransi, dana pensiun,
reksadana, dan institusi lain yang diukur dengan
METODE PENELITIAN persentase kepemilikan saham oleh perbankan,
1. Populasi dan Sampel perusahaan asuransi, dana pensiun, reksadana, dan
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh institusi lain dibagi dengan total jumlah saham
perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI selama beredar.
tahun 2016-2017. Teknik penentuan sampel dalam Kepemilikan manajerial adalah jumlah
penelitian ini yaitu menggunakan metode purposive kepemilikan saham oleh pihak manajemen dari
sampling dengan tujuan mendapatkan sampel yang seluruh modal saham perusahaan yang dikelola yang
representatif. Purposive sampling (sampling diukur dengan persentase kepemilikan saham yang

Jurnal Mutiara Akuntansi Volume 5 No. 1 Tahun 2020


Page 94
dimiliki dewan direksi dan dewan komisaris dibagi > 0,05 maka data terdistribusi normal. Hasil olah data
dengan jumlah saham yang beredar. dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Dalam penelitian ini variabel dependen Tabel 1. Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov
adalah kinerja keuangan yang diproksikan dengan
ROA dihitung dengan cara mengurangkan laba bersih
setelah pajak kemudian dibagi dengan total aset.
Kinerja keuangan dirumuskan sebagai berikut
(Syamsuddin, 2009):
Laba Bersih Setelah Pajak
ROA =
Total Aset

3. Teknik Analisis Data


Penelitian ini menggunakan metode analisis Sumber Hasil Penelitian, 2020 (data diolah SPSS)
regresi linear berganda yang bertujuan untuk
mengukur kekuatan asosiasi (hubungan) linear antara Dari Tabel 1. terlihat bahwa nilai
dua variabel atau lebih. signifikansi uji K-S adalah sebesar 0,413 > 0,05
Adapun model yang digunakan dari regresi maka data terdistribusi normal.
linear berganda yaitu: Regresi yang baik adalah regresi dengan
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + e tidak adanya gejala korelasi yang kuat antara variabel
Dimana: bebasnya. Multikolinearitas adalah situasi adanya
Y = ROA korelasi antara variabel-variabel independen antara
X1 = Kepemilikan Institusional yang satu dengan yang lainnya. Metode yang
X2 = Kepemilikan Manajerial digunakan untuk mendeteksi multikolinearitas dalam
a = Konstanta penelitian ini adalah tolerance - Variance Inflector
b1,b2 = Koefisien Regresi Factor (VIF). Multikolinearitas terjadi apabila nilai
e = Variabel Pengganggu VIF ≥ 10 dan nilai tolerance ≤ 0,10 (Ghozali, 2016).
Hasil olah data dapat dilihat dari tabel berikut ini:
HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 2. Hasil Uji Multikolinearitas
1. Uji Asumsi Klasik
Model regresi yang baik adalah distribusi
data masing-masing variabelnya normal atau
mendekati normal. Pengujian normalitas dapat
dilakukan dengan grafik histogram dan uji
Sumber Hasil Penelitian, 2020 (data diolah SPSS)
Kolmogorov – Smirnov (K-S). Jika histogram
Dari Tabel 2. menunjukkan hasil
berbentuk seperti lonceng, tidak menyimpang maka
perhitungan nilai tolerance tidak ada variabel
data terdistribusi normal. Apabila signifikansi uji K-S
independen yang memiliki nilai tolerance yang

Jurnal Mutiara Akuntansi Volume 5 No. 1 Tahun 2020


Page 95
kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi 2,400. Artinya tidak terjadi gejala autokorelasi pada
antarvariabel independen yang nilainya lebih dari model tersebut.
95%. Hasil perhitungan nilai VIF juga menunjukkan Uji asumsi klasik berikutnya adalah uji
hal yang sama tidak ada satu variabel independen heteroskedastisitas yang bertujuan untuk menguji
yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas variance dari residual satu pengamatan ke
antarvariabel independen dalam model regresi. pengamatan yang lain. Penelitian ini menggunakan
Menurut Ghozali (2016) uji autokorelasi uji glejser. Apabila nilai signifikansi > 0,05 maka
bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil olah data dapat
linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada dilihat dari tabel berikut ini:
periode t dengan kesalahan pada periode t-1 Tabel 4. Hasil Uji Heteroskedastisitas
(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan
ada masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul
karena observasi yang berurutan sepanjang waktu
berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena
residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari
satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering Sumber Hasil Penelitian, 2020 (data diolah SPSS)

ditemukan pada data runtut waktu atau time series Dari Tabel 4. diketahui nilai signifikansi

karena “gangguan” pada individu atau kelompok sebesar 0,201 dan 0,228 untuk kedua variabel

cenderung mempengaruhi individu atau kelompok independen yang berada di atas 0,05. Artinya tidak

pada periode berikutnya. Model regresi yang baik terjadi gejala heteroskedastisitas pada model tersebut.

adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.


Pada penelitian ini, gejala autokorelasi 2. Pengujian Hipotesis

dideteksi dengan menggunakan uji Durbin Watson a. Uji Statistik F

atau DW-statistic. Kriteria pengambilan keputusan Uji F digunakan untuk menguji signifikansi

adalah jika du ≤ DW ≤ 4,00 – du, berarti tidak pengaruh komisaris independen dan komite audit

terdapat gejala autokorelasi pada model tersebut. terhadap kinerja keuangan perusahaan perbankan

Hasil olah data dapat dilihat dari tabel berikut ini: yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara

Tabel 3. Hasil Uji Autokorelasi simultan. Dengan menggunakan nilai probabilitas,


jika probabilitas kurang dari 0,05, maka terdapat
pengaruh yang signifikan antara variabel independen
terhadap variabel dependen secara simultan.
Tabel 5. Uji Statistik F
Sumber Hasil Penelitian, 2020 (data diolah SPSS)
Dari Tabel 3. diketahui nilai DW sebesar
2,283. Kriteria pengujian adalah du ≤ DW ≤ 4,00 –
du. Nilai du sebesar 1,600, maka 1,600 ≤ 2,283 ≤

Jurnal Mutiara Akuntansi Volume 5 No. 1 Tahun 2020


Page 96
Sumber Hasil Penelitian, 2020 (data diolah SPSS) 3. Pembahasan
Dari Tabel 5. dengan probabilitas a. Pengaruh KI terhadap Kinerja Keuangan
signifikansi 0,075 yang nilainya lebih dari 0,05. Hasil pengujian pada Tabel 6. menunjukkan
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak bahwa variabel KI tidak berpengaruh signifikan
terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel terhadap kinerja keuangan. Hal ini dilihat dari nilai
independen terhadap variabel dependen (kinerja thitung sebesar 0,512 yang dibandingkan dengan ttabel
keuangan) secara simultan. (df=37, α=0,05) adalah sebesar 2,026. Oleh karena
penelitian ini diuji 2 arah maka titik kritis penerimaan
b. Uji Statistik t Ho berada antara -2,026 sampai 2,026. Dengan
Hasil pengujian hipotesis ini bertujuan untuk demikian karena thitung < ttabel di mana 0,512 < 2,026
mengetahui apakah komisaris independen dan komite dan probabilitas yang diperoleh sebesar 0,612 yang
audit berpengaruh secara individual terhadap kinerja lebih besar dari 0,05 (α) maka Ha ditolak. Angka
keuangan. Dengan menggunakan nilai probabilitas, koefisien regresi sebesar 0,000005044 mempunyai
jika probabilitas kurang dari 0,05, maka terdapat arti bahwa setiap penambahan 1 kepemilikan
pengaruh yang signifikan antara variabel independen institusional, maka kinerja keuangan akan naik
terhadap variabel dependen. Pengujian ini sebesar 0,000005044 dengan asumsi variabel lain
ditunjukkan dalam Tabel 6. berikut. dianggap konstan. Hasil penelitian ini mendukung
hasil penelitian Rachmawati (2012) menunjukkan
Tabel 6. Uji Statistik t bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh
terhadap kinerja keuangan. Akan tetapi, Hasil
penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian
Arifani (2013) yang menunjukkan bahwa KI
berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja
keuangan. Hal ini mengindikasikan bahwa
Sumber Hasil Penelitian, 2020 (data diolah SPSS)
kepemilikan saham oleh institusional yang lebih
Berdasarkan hasil pengujian dengan regresi
besar daripada kepemilikan saham oleh manajerial,
linier berganda yang ditunjukkan pada Tabel 6.
memungkinkan pihak institusional, yaitu pihak atau
tersebut, maka diperoleh persamaan regresi sebagai
badan usaha yang berasal dari luar perusahaan untuk
berikut.
menjadi controller atau yang mengawasi tindakan
Y = 0,017 - 0,000005044 KI + 0,000 KM
manajer sehingga manajer tidak bertindak sesuai
Konstanta sebesar 0,017 menyatakan bahwa
kepentingannya sendiri, sehingga antara manajerial
jika tidak memperhitungkan KI dan KM, maka
dan institusional dapat saling bekerjasama untuk
kemungkinan kinerja keuangan perusahaan adalah
meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Dengan
sebesar 0,017.
terlaksananya fungsi pengawasan oleh pihak
Secara parsial, kedua variabel independen
institusional melalui kepemilikan sahamnya, maka
yang dimasukkan ke dalam model regresi tidak ada
kinerja manajemen akan semakin terawasi dan dapat
variabel yang berpengaruh signifikan terhadap
meminimalisasi tindak kecurangan yang dapat
kinerja keuangan perusahaan.

Jurnal Mutiara Akuntansi Volume 5 No. 1 Tahun 2020


Page 97
dilakukan oleh manajemen sehingga kinerja bahwa GCG yang diukur dengan kepemilikan
keuangan perusahaan dapat meningkat, sedangkan manajerial tidak berpengaruh terhadap kinerja
Hartono (2014) menyatakan bahwa KI berpengaruh keuangan. Hal ini mengindikasikan bahwa rendahnya
negatif signifikan terhadap kinerja keuangan yang kepemilikan manajerial pada perusahaan sektor
mengindikasikan keberadaan kepemilikan keuangan sehingga penyelarasan kepentingan
institusional yang besar dalam sebuah perusahaan pemegang saham dan agen kurang dapat terwujud.
membuat intervensi terhadap kinerja manajemen Kepemilikan manajerial pada level yang rendah
menjadi besar, sehingga membuat manajemen merasa menyebabkan manajer kurang maksimal dalam
terikat dan ruang gerak pengelola menjadi terbatas. menjalankan tugasnya untuk memaksimalkan
Keterbatasan ruang gerak tersebut akan mendorong kekayaan pemegang saham yaitu meningkatan
manajemen melakukan kegiatan disfungsional, kinerja perusahaan dengan ROA, serta berusaha
sehingga dengan keberadaan pihak intitusional yang mengalihkan sumber daya perusahaan untuk
terlalu besar dalam perusahaan perbankan, dapat kepentingan mereka sendiri. Hal ini dikarenakan,
berdampak negatif kinerja perusahaan. Selain itu, manajer tidak seutuhnya mendapat keuntungan yang
ada kemungkinan pengawasan oleh pihak institusi diperoleh, tetapi mereka juga menanggung biaya
kurang efektif, sehingga dibutuhkan pengawasan oleh yang dikeluarkan untuk meningkatkan keuntungan
pihak eksternal seperti auditor. Hal ini membuat perusahaan. Dan jika kepemilikan manajerial yang
perusahaan mengeluarkan biaya ekstra yaitu biaya dimiliki semakin besar, maka manajemen akan
keagenan dalam memonitoring kinerja pengelola. berusaha memaksimalkan kekayaan pemegang
saham.
b. Pengaruh KM terhadap Kinerja Keuangan
Hasil pengujian pada Tabel 6. menunjukkan KESIMPULAN DAN SARAN
bahwa variabel KM berpengaruh positif dan 1. Kesimpulan
signifikan terhadap kinerja keuangan. Hal ini dilihat Dari hasil penelitian analisis dan uji
dari nilai thitung sebesar -2,051 yang dibandingkan hipotesis yang telah dilakukan, peneliti mengambil
dengan ttabel (df=37, α=0,05) adalah sebesar 2,026. kesimpulan KI tidak berpengaruh terhadap kinerja
Oleh karena penelitian ini diuji 2 arah maka titik keuangan pada perusahaan perbankan yang terdaftar
kritis penerimaan Ho berada antara -2,026 sampai di BEI pada tahun 2016-2017, tetapi KM
2,026. Dengan demikian karena thitung > ttabel di mana berpengaruh positif dan signifikan. Secara simultan
2,051 > 2,026 dan probabilitas yang diperoleh KI dan KM tidak berpengaruh signifikan terhadap
sebesar 0,047 yang lebih kecil dari 0,05 (α) maka Ha kinerja keuangan pada perusahaan perbankan yang
diterima. Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdaftar di BEI pada tahun 2016-2017.
Hermiyetti (2016) dalam penelitiannya menunjukkan
bahwa KM berpengaruh positif dan signifikan 2. Saran
terhadap kinerja keuangan. Akan tetapi, hasil Dari kesimpulan yang telah diuraikan diatas,
penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian maka peneliti memiliki beberapa saran sebagai
Tertius (2015) dan Arifani (2013) menunjukkan berikut:

Jurnal Mutiara Akuntansi Volume 5 No. 1 Tahun 2020


Page 98
a. Agar peneliti selanjutnya dapat menambah Hartono, Daniel Felimanto. 2014. “Pengaruh Good
sampel perusahaan yang diteliti, jadi bukan Corporate Governance terhadap Kinerja
hanya perbankan saja. Keuangan Perusahaan Perbankan”. Jurnal
b. Agar peneliti selanjutnya menambah periode Dinamika Akuntansi Keuangan dan
pengamatan. Perbankan. Vol.3, No.2.
c. Agar peneliti selanjutnya meneliti varibel
lainnya yang memungkinkan memiliki Hermiyetti, H. & Katlanis E. 2016. “Analisis
pengaruh. Pengaruh Kepemilikan Manajerial,
Kepemilikan Institusional, Kepemilikan
DAFTAR PUSTAKA Asing, dan Komite Audit Terhadap Kinerja
Keuangan Perusahaan”. Jurnal Bakrie,
Arifani, Rizky. 2013. “Pengaruh Good Corporate Vol.6, No.2.
Governance Terhadap Kinerja Keuangan
Perusahaan (Studi pada Perusahaan yang OECD. 2004. The OECD Principles of Corporate
Tercatat di Bursa Efek Indonesia)”. Governance. France: Organization for
Universitas Brawijaya, Malang. Economic Co-operation and Development
(OECD) Publications Service.
Boediono, Gideon Setyo Budiwitjaksono. 2005.
“Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Prasinta, D. 2012. “Pengaruh Good Corporate
Corporate Governance dan Dampak Governance terhadap Kinerja Keuangan”.
Manajemen Laba dengan Menggunakan Accounting Analysis Journal, Vol.2, No.1.
Analisis Jalur”. Simposium Nasional
Akuntansi VIII. Solo. Rachmawati, Asih. 2012. “Pengaruh Kepemilikan
Manajerial, Kepemilikan Institusional,
Brigham, E. F., M. C. Erhardt. 2005. Financial Proporsi Dewan Komisaris Independen, dan
Management Theory and Practice, 11th Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja
Edition, Ohio: South Western. Keuangan Perusahaan pada Perusahaan
Manufaktur
El-Chaarani, H. (2014). The Impact of Corporate
Governance on the Performance of Lebanese Sujoko. (2009). Good Corporate Governance dan
Banks. The International Journal of Business Kebijakan Keuangan Perusahaan. Untag
and Finance Research, 8(5), 22-34. Press.

Erlina. 2011. Metode Penelitian. P 87-88. Penerbit Syamsuddin, Lukman. 2009. Manajemen Keuangan
USU Press, Medan. Perusahaan. Edisi Baru. Penerbit PT.
Rajagrafindo Persada, Jakarta.

Jurnal Mutiara Akuntansi Volume 5 No. 1 Tahun 2020


Page 99
Tertius, M. A., Yulius J. G. 2015. “Pengaruh Good
Corporate Governance terhadap Kinerja
Perusahaan pada Sektor Keuangan”.
Business Accounting Review, Vol.3, No.1.

Jurnal Mutiara Akuntansi Page Volume 5 No. 1 Tahun 2020


100

Anda mungkin juga menyukai