Anda di halaman 1dari 10

PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE UNTUK MENINGKATKAN

KINERJA PERUSAHAAN
(Studi pada PT. HM Sampoerna,Tbk yang listing di BEI periode 2010-2012)

YOGY OKTAVIANTO
FRANSISCA YANINGWATI
ZAHROH Z A
Fakultas Ilmu Administrasi,
Universitas Brawijaya
Malang
E-mail: yogii_oct@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengkonfirmasi apakah PT. HM Sampoerna,Tbk telah menerapkan GCG
dengan baik sehingga meningkatkan kinerja perusahaannya. Jenis penelitan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian konfirmatif dengan pendekatan kualitatif. Data yang digunakan adalah data
sekunder, yang diperoleh dari www.idx.co.id. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui dokumentasi.
Analisis data dimulai dari analisis penerapan good corporate governance melalui lima prinsipnya yaitu:
transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban serta kewajaran dan kesetaraan. Kemudian,
analisis data yang kedua dilakukan menggunakan analisis berdasarkan kinerja perusahaan berdasarkan rasio
profitabilitas yaitu: return on asset, return on equity, dan net profit margin serta menganalisis perkembangan
pertumbuhan masing-masing rasio profitabilitas tersebut. Hasil dari penelitian ini di dapatkan bahwa
keberhasilan penerapan good corporate governance pada perusahaan, belum tentu berpengaruh baik juga
pada kinerja keuangan perusahaannya khususnya dari tingkat rasio profitabilitasnya.

Kata kunci : good corporate governance, kinerja perusahaan, rasio profitabilitas.

ABSTRACT

This research aims to confirm whether PT. HM Sampoerna,Tbk has implemented GCG that improves the
performance of the company. This type of study used in this research was the qualitative approach with
confirmatif research. The Data used are secondary data, obtained from www.idx.co.id. The technique of data
collection was done through the documentation. Data analysis starting from the analysis of the
implementation of good corporate governance through five principle such as: transparency, independence,
accountability, responsibility and fairness. Later, a second analysis of data was done using an analysis
based on the company's performance based on the ratio of profitability: return on assets, return on equity,
and net profit margin as well as analyze the development of the growth of each of the profitability ratios. The
results of this research in the get that the success of the implementation of good corporate governance at the
company, not necessarily influential good also on his company's financial performance, especially of the
level of profitability ratios.

Keywords: good corporate governance, the company's performance, the ratio of profitability.

PENDAHULUAN
Krisis ekonomi yang terjadi di Asia pada yang lemah, serta pandangan Dewan Direksi
periode 1990-an, berdampak luas terhadap negara- (Board of Direction) yang kurang peduli terhadap
negara di sekitarnya termasuk Indonesia. Menurut hak-hak pemegang saham minoritas. Pada tahun
Daniri (2005:3) hal ini terjadi karena adanya 1997-an,di Indonesia mulai terkena dampak dari
sistem hukum yang buruk, standar akuntansi dan krisis besar-besaran tersebut. Krisis yang terjadi di
audit yang tidak konsisten, praktek perbankan Indonesia diawali dengan terjadinya krisis politik

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 9 No. 2 April 2014| 1


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
yang kemudian berakibat pada sistem semakin kompleks. Implementasi prinsip-prinsip
perekonomian yang mengalami keterpurukan dan GCG secara konsisten di perusahaan akan
ketidakpastian yang luar biasa. berdampak positif bagi perusahaan itu sendiri,
Sehubungan dengan lemahnya penerapan salah satunya yaitu dapat menarik minat para
GCG, maka pada bulan November 2004, investor baik domestik maupun asing.
pemerintah dengan Keputusan Menko Bidang Keuntungan tersebut akan membantu perusahaan
Perekonomian Nomor: KEP/49/M.EKON/11/2004 dalam mengembangkan usahanya pada masa yang
telah menyetujui pembentukan Komite Nasional akan datang, seperti melakukan investasi baru
Kebijakan Governance (KNKG). Dibentuknya maupun proyek ekspansi.
KNKG dirasa masih belum membawakan PT. HM Sampoerna,Tbk merupakan
perubahan yang signifikan bagi perkembangan perusahaan manufaktur yang bergerak di sektor
GCG di Indonesia. Laporan terbaru di tahun 2012 industri rokok dan termasuk dalam salah satu dari
yang diterbitkan oleh Asian Corporate 4 (empat) perusahaan rokok terbesar di Indonesia
Governance Association (ACGA), menunjukan selain PT. Gudang Garam Investama,Tbk, PT.
bahwa Indonesia masih terus tertinggal di Bentoel Internasional Investama,Tbk dan PT.
belakang negara-negara tetangganya dalam bidang Wismilak Inti Makmur,Tbk yang melakukan
pengelolaan perusahaan. Hal tersebut listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). PT. HM
menunjukkan masih belum maksimalnya Sampoerna,Tbk dalam menjalankan kinerjanya
penerapan GCG di Indonesia. selalu mengalami peningkatan pada laba,
Berkembangnya konsep GCG tersebut di khususnya pada 3 (tiga) tahun terakhir.
setiap tahunnya, membuat banyak perusahaan Berdasarkan penjelasan di atas, penerapan konsep
ingin mengadopsi konsep tersebut dengan tujuan GCG dapat digunakan sebagai indikator analisis
untuk meningkatan profesionalisme dan sebuah perusahaan dikatakan memiliki kinerja
kesejahteraan pemegang saham tanpa yang baik atau buruk. Salah satu indikator ini
mengabaikan kepentingan stakeholders. Beberapa dapat dilihat dari pendapatan laba pada laporan
ahli banyak yang mendefinisikan tentang GCG, keuangannya. PT. HM Sampoerna,Tbk dalam
namun pada intinya GCG dapat didefinisikan menilai kinerja perusahaan selalu mengutamakan
sebagai seperangkat sistem yang mengatur dan inovasi, kualitas dan tata kelola perusahaan yang
mengendalikan perusahaan untuk menciptakan baik. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan
nilai tambah (value added) bagi para pemangku keuntungan yang diperoleh dari penjualan
kepentingan. Penerapan GCG yang baik harus produknya. Karenanya, analisis aspek keuangan
sesuai dengan prinsip-prinsip yang ada, 5 (lima) yang digunakan pada penelitian ini adalah rasio
prinsip GCG antara lain: transparency, profitabilitas.
independency, accountability, responsibility,serta Penelitian ini dilakukan untuk
fairness (Daniri,2005: Effendi,2009: Sutedi,2012). mengonfirmasi apakah penerapan GCG pada PT.
Kinerja perusahaan pada intinya merupakan HM Sampoerna,Tbk benar-benar dapat
sesuatu yang dihasilkan atau hasil kerja yang meningkatkan kinerja perusahaannya berdasarkan
dicapai dari suatu usaha organisasi dalam periode rasio profitabilitas sesuai dengan laporan
tertentu dengan mengacu pada standar tertentu, keuangan tahunan perusahaan yang selalu
kemudian hasilnya akan di evaluasi berdasarkan mengalami kenaikan per tahunnya.
analisa-analisa yang digunakan untuk
pengambilan keputusan di periode waktu TINJAUAN PUSTAKA
selanjutnya (Djanegara, 2008: Moeljadi, 2006: Menurut Daniri (2012:5) munculnya konsep
Zarkasyi, 2008). Analisis terhadap kinerja GCG dijelaskan. ”Bahwa terdapat dua teori utama
perusahaan dilakukan untuk mengetahui posisi yang terkait dengan corporate governance yaitu
keuangan perusahaan, kemampuan perusahaan stewardship theory memandang manajemen
dalam menghasilkan laba, kemampuan perusahaan sebagai dapat dipercaya untuk bertindak dengan
dalam membayar kewajiban jangka panjang sebaik-baiknya bagi kepentingan publik pada
maupun jangka pendek, serta berpengaruh dalam umumnya maupun shareholders pada khususnya”.
proses pengambilan keputusan. Penerapan GCG Sementara itu, agency theory yang dikembangkan
ini diharapkan mampu membantu perekonomian oleh Michael Johnson, memandang bahwa
perusahaan yang mengalami krisis agar bangkit manajemen perusahaan sebagai ‘agents’ bagi para
menuju ke arah yang lebih sehat sehingga mampu pemegang saham, akan bertindak dengan penuh
dalam menghadapi tantangan dan persaingan yang kesadaran bagi kepentingannya sendiri, bukan

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 9 No. 2 April 2014| 2


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
sebagai pihak yang arif dan bijaksana serta adil 2. Kemandirian (independency)
terhadap pemegang saham sebagaimana yang Prinsip Dasar, untuk melancarkan
diasumsikan pada stewardship theory. pelaksanaan asas GCG, perusahaan harus
dikelola secara independen sehingga
1. Good Corporate Governance
masing-masing organ perusahaan tidak
Menurut Davis (2006:6) berdasarkan
Cadburry Report mengeluarkan definisi saling mendominasi dan tidak dapat di
intervensi oleh pihak lain.
tersendiri tentang GCG. “GCG adalah prinsip
3. Akuntabilitas (accountability)
yang mengarahkan dan mengendalikan
perusahaan agar mencapai keseimbangan Prinsip Dasar, perusahaan harus
dapat mempertanggungjawabkan
antara kekuatan serta kewenangan perusahaan”.
kinerjanya secara transparan dan wajar.
Berdasarkan Djanegara (2008:14)
dijelaskan bahwa Kementrian Badan Usaha Untuk itu perusahaan harus dikelola
secara benar, terukur dan sesuai dengan
Milik Negara (BUMN) telah mengeluarkan
kepentingan perusahaan dengan tetap
keputusan untuk mewajibkan menerapkan
prinsip-prinsip GCG yaitu sebagai berikut. memperhitungkan kepentingan pemegang
saham dan pemangku kepentingan lain.
a. Transparency (keterbukaan informasi)
4. Pertanggungjawaban (responsibility)
Keterbukaan dalam melaksanakan proses
pengambilan keputusan dan pengungkapan Prinsip Dasar, Perusahaan harus
mematuhi perundang-undangan serta
informasi materiil yang relevan mengenai
melaksanakan tanggung jawab terhadap
perusahaan.
b. Independency (kemandirian) masyarakat dan lingkungan sehingga
dapat terpelihara kesinambungan usaha
Suatu keadaaan dimana perusahaan dikelola
dalam jangka panjang dan mendapat
secara profesional tanpa konflik kepentingan
dan pengaruh atau tekanan dari pihak pengakuan sebagai good corporate
citizen.
manapun yang tidak sesuai dengan peraturan
5. Kesetaraan dan Kewajaran (fairness)
perundang-undangan yang berlaku dan
prinsip-prinsip korporasi yang sehat. Prinsip Dasar, dalam melaksanakan
kegiatannya, perusahaan harus senantiasa
c. Accountability (akuntabilitas)
memperhatikan kepentingan pemegang
Kejelasan fungsi, pelaksanaan, serta
pertanggungjawaban manajemen perusahaan saham dan pemangku kepentingan
lainnya berdasarkan asas kesetaraan dan
sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana
kewajaran.
secara efektif dan ekonomis.
d. Responsibility (pertanggungjawaban) b. Manfaat Penerapan Good Corporate
Kesesuaian pengelolaan perusahaan Governance
terhadap peraturan perundang-undangan Beberapa ahli juga mengemukakan
yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi manfaat dari penerapan GCG itu
yang sehat. sendiri,yang pada intinya yaitu (Daniri.
e. Fairness (kesetaraan dan kewajaran) 2005: Effendi. 2009):
Keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi a. Mengurangi agency cost.
hak-hak pemangku kepentingan yang timbul b. Mengurangi biaya modal (cost of
sebagai akibat dari perjanjian dan peraturan capital).
perundang-undangan yang berlaku. c. Meningkatkan nilai saham perusahaan
sekaligus dapat meningkatkan citra
a. Implementasi Prinsip Good Corporate
perusahaan di mata publik dalam jangka
Governance
panjang.
Berikut ini merupakan implementasi
prinsip GCG menurut Zarkasyi (2008:39): d. Menciptakan dukungan para
stakeholders.
1. Transparansi (transparency)
Prinsip Dasar, untuk menjaga c. Persyaratan Penerapan Good Corporate
objektivitas dalam menjalankan bisnis, Governance
perusahaan harus menyediakan informasi Menurut Daniri (2005:15), terdapat 2
yang material dan relevan dengan cara (dua) faktor, yaitu :
yang mudah diakses dan dipahami oleh a. Faktor Eksternal
pemangku kepentingan. b. Faktor Internal

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 9 No. 2 April 2014| 3


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
d. Tahap-Tahap Penerapan Good b. Komite Nominasi dan Remunerasi
Corporate Governance Komite Nominasi dan Remunerasi
Daniri (2005:112) menjelaskan bertugas membantu Dewan
bahwa pada umumnya perusahaan- Komisaris dalam menetapkan
perusahaan yang telah berhasil dalam kriteria pemilihan calon anggota
menerapkan GCG menggunakan tahapan- Dewan Komisaris dan Direksi serta
tahapan sebagai berikut. Remunerasinya, serta membantu
1. Tahap persiapan, terdiri dari: Dewan Komisaris mempersiapkan
a. Awareness building calon anggota Dewan Komisaris dan
b. GCG assessment Direksi dan mengusulkan besaran
c. GCG manual development. Remunerasinya.
2. Tahap implementasi, terdiri dari: c. Komite Kebijakan Rasio
a. Sosialisasi Komite Kebijakan Rasio bertugas
b. Implementasi membantu Dewan Komisaris dalam
c. Internalisasi. mengkaji sistem manajemen risiko
3. Tahap evaluasi. yang disusun oleh Direksi serta
e. Penerapan Good Corporate Governance menilai toleransi risiko yang dapat
bagi Organ Perusahaan diambil oleh perusahaan.
Menurut Zarkasyi (2008:93), bagian- d. Komite Kebijakan Corporate
bagian dari organ perusahaan tersebut Governance
antara lain. Yaitu bertugas membantu Dewan
1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Komisaris dalam mengkaji kebijakan
merupakan sarana bagi para GCG secara menyeluruh yang
pemegang saham untuk mengambil disusun oleh Direksi serta menilai
keputusan penting yang berkaitan konsistensi penerapannya.
dengan keputusan dan kebijakan yang 4. Direksi
akan diambil perusahaan ke depannya, Direksi sebagai organ perusahaan
dengan memperhatikan ketentuan bertugas dan bertanggung jawab secara
anggaran dasar atau perundang- kolektif dalam mengelola perusahaan
undangan. sesuai dengan tujuan perusahaan
2. Dewan Komisaris kedepannya.
Dewan Komisaris sebagai organ
perusahaan bertugas dan bertanggung 2. Kinerja Perusahaan
jawab secara kolektif untuk melakukan Beberapa ahli mendefinisikan kinerja
pengawasan dan memberikan masukan perusahaan secara berbeda-beda, tetapi pada
intinya mereka mengatakan kinerja perusahaan
kepada Direksi serta memastikan bahwa
perusahaan telah melaksanakan GCG. sebagai suatu landasan dasar bagi sebuah
3. Komite Penunjang Dewan Komisaris perusahaan dalam mengetahui atau mengukur
tingkat keberhasilan suatu kinerja dalam
Pembentukan komite-komite tersebut
bertujuan untuk meningkatkan organisasi yang berdampak pada tujuan yang
ingin dicapai pada periode tertentu.
efektivitas dari kegiatan GCG di
perusahaan. Komite tersebut antara lain: a. Penilaian Kinerja Perusahaan
a. Komite Audit 1. Analisis Laporan Keuangan
Adapun tugas dari komite audit yaitu Analisis laporan keuangan merupakan
membantu Dewan Komisaris untuk perhitungan rasio-rasio untuk menilai
memastikan bahwa laporan keadaan keuangan perusahaan pada masa
keuangan disajikan secara wajar lalu, saat ini dan kemungkinan pada masa
sesuai dengan prinsip akuntansi yang yang akan datang (Syamsudin, 2009:37).
berlaku umum; struktur 2. Rasio Profitabilitas
pengendalian internal perusahaan Profitabilitas merupakan hasil bersih atau
yang baik; pelaksanaan audit internal keuntungan dari berbagai kebijakan dan
maupun eksternal dilaksanakan keputusan yang diambil oleh perusahaan.
sesuai dengan standar audit yang Rasio ini dihitung dari membagi laba
berlaku. dengan modal. Menurut Moeljadi

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 9 No. 2 April 2014| 4


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
(2006:73), secara umum perhitungan PEMBAHASAN
rasio profitabilitas yaitu: 1. Pelaksanaan Good Corporate Governance
a. Return on Asset (ROA) PT. HM Sampoerna,Tbk

𝑬𝒂𝒓𝒏𝒊𝒏𝒈 𝑨𝒇𝒕𝒆𝒓 𝑻𝒂𝒙 a. Penerapan Umum Good Corporate


𝑹𝑶𝑨 = x 100% Governance pada PT. HM
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐀𝐤𝐭𝐢𝐯𝐚
Sampoerna,Tbk
b. Return on Equity (ROE) Pelaksanaan tata kelola perusahaan di
Sampoerna merupakan tanggung jawab
𝑬𝒂𝒓𝒏𝒊𝒏𝒈 𝑨𝒇𝒕𝒆𝒓 𝑻𝒂𝒙
𝑹𝑶𝑬 = x 100% Dewan Komisaris dan Direksi, dibantu oleh
𝑬𝒒𝒖𝒊𝒕𝒚
anggota-anggota dibawahnya. Tim tersebut
secara rutin memantau pelaksanaan dan
c. Net Profit Margin (NPM)
𝑵𝒆𝒕 𝒑𝒓𝒐𝒇𝒊𝒕 𝒂𝒇𝒕𝒆𝒓 𝒕𝒂𝒙𝒆𝒔
kepatuhan terhadap Prosedur dan Kebijakan
𝑵𝑷𝑴 = x 100% Perusahaan.
𝐒𝐚𝐥𝐞𝐬
1. Rapat Umum Pemegang Saham
Lembaga tersebut adalah forum utama
3. Hubungan Good Corporate Governance tempat pemegang saham menggunakan
terhadap Kinerja Perusahaan hak dan wewenangnya terhadap
Perusahaan secara fungsional dituntut manajemen perusahaan. RUPS Tahunan
memberikan nilai tambah (value added) baik yang diselenggarakan pada 27 April 2012
berbentuk financial return atau kesejahteraan menerima pengunduran diri dari
sosial (social-welfare) bagi para pemegang Komisaris Independen Sampoerna,
saham (shareholders) maupun pemangku sedangkan RUPS Luar Biasa pada
kepentingan perusahaan (stakeholders). tanggal 18 Juli 2012 dan 18 Juli 2012
Penerapan GCG sangat diyakini memberikan menerima pengunduran diri Presiden
kontribusi yang strategis dalam meningkatkan Komisaris dan Wakil Presiden Komisaris
kinerja perusahaan, menciptakan iklim bisnis Sampoerna, serta memilih Presiden
yang sehat, meningkatkan kemampuan daya Komisaris dan Wakil Komisaris
saing, serta sangat efektif menghindari Sampoerna yang baru.
penyimpangan-penyimpangan dan pencegahan 2. Dewan Komisaris
terhadap korupsi maupun suap. Hal ini akan Dewan Komisaris bertugas melakukan
mengarah pada upaya pencapaian profit dan pengawasan atas keputusan-keputusan
sustainability secara seimbang. Direksi dalam mengelola jalannya
Sampoerna serta memberikan nasihat
METODE PENELITIAN kepada Direksi. Sepanjang tahun buku
Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian 2012 sampai dengan laporan tahunan ini
kualitatif, yang dalam proses penelitian dan diterbitkan, Dewan Komisaris
pengolahan datanya tidak menggunakan mengadakan lima kali pertemuan yang
perhitungan, hanya memberikan gambaran dan dihadiri oleh mayoritas anggota.
penjelasan terhadap permasalahan yang diteliti. 3. Komite-komite dibawah Komisaris
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah a. Komite Audit
dokumentasi terhadap beberapa catatan Komite Audit bertugas dan
perusahaan yang telah dipublikasikan di BEI. bertanggung jawab atas: penelahan
Untuk metode analisa yang digunakan adalah atas laporan keuangan Sampoerna,
menganalisa data dan informasi yang diperoleh, pekerjaan Audit Internal. Komite
kemudian melakukan penyajian data dalam tulisan Audit mengadakan 9 kali pertemuan
dan perhitungan keuangan perusahaan, hal selama periode antara 1 April 2012
terakhir adalah melakukan penarikan kesimpulan sampai dengan laporan tahunan ini
terhadap hasil penyajian data. diterbitkan.
b. Komite Nominasi dan Remunerasi
KNR memberikan saran dan
rekomendasi kepada Dewan
Komisaris tentang hal-hal terkait
nominasi dan remunerasi Direksi,
Dewan Komisaris dan Komite-Komite
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 9 No. 2 April 2014| 5
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Dewan Komisaris. Sepanjang tahun terhadap kinerja operasional
buku 2012 sampai dengan laporan perusahaan pada periode sebelumnya.
tahunan ini diterbitkan, KNR c. Transparansi terhadap Pemerintah
mengadakan dua kali pertemuan. Wujud transparansi Sampoerna yaitu
4. Direksi melakukan dialog yang konstruktif
Direksi bertanggung jawab mengelola dengan pihak Pemerintah, sektor
Sampoerna untuk mencapai maksud dan tembakau dan pemerhati kesehatan
tujuannya. Direksi menyelenggarakan masyarakat, untuk merealisasikan
rapat rutin, umumnya setiap bulan yang undang-undang yang menyeluruh dan
dapat melibatkan pimpinan divisi dan berimbang, serta dapat diterima oleh
manajer senior tertentu. Sepanjang tahun semua pihak.
buku 2012, Direksi mengadakan 12 d. Transparansi terhadap pemangku
pertemuan yang dihadiri oleh mayoritas kepentingan
anggota. Transparansi terhadap pemangku
5. Komite-komite dibawah Direksi kepentingan pada PT. HM Sampoerna
a. Audit Internal dapat dilihat dengan adanya penerapan
Tugas utama Audit Internal adalah Managing and Appraising
memberikan Direksi penilaian objektif Performance (MAP) yaitu suatu
yang independen mengenai kecukupan proses berkelanjutan yang mendorong
dan keefektifan Sistem Pengendalian kinerja individu dan organisasi serta
Internal yang dijalankan Sampoerna. membantu para karyawan dan manajer
b. Sekretaris Perusahaan untuk berkomunikasi secara reguler
Sekretaris Perusahaan membantu mengenai kinerja dan pengembangan
Direksi dalam memastikan kepatuhan 2. Kemandirian
Sampoerna terhadap peraturan dan Pelaksanaan prinsip kemandirian
kebijakan pasar modal, dan pada PT. HM Sampoerna dapat dilihat
memastikan bahwa Direksi dari dilakukannya perjanjian kerjasama
mendapatkan informasi mengenai dengan Modernisator (sebuah organisasi
perubahan peraturan pasar modal non-pemerintah) tanpa adanya paksaan
beserta implikasinya. dari pihak manapun. Program ini dikelola
sendiri oleh Modernisator dengan dua
b. Penerapan Prinsip Good Corporate
universitas di Jakarta dan Surabaya.
Governance padaPT. HM Sampoerna,Tbk
Prinsip-prinsip GCG secara umum Selain itu, pelaksanaan prinsip
kemadirian terhadap masing-masing
yang diaplikasikan di PT. HM Sampoerna
organ pada perusahaan terkait dengan
adalah:
1. Transparansi pelaksanaan fungsi dan tanggung jawab
dapat dilihat dengan adanya pembagian
Dalam kenyataannya di lapangan,
kerja (job description) pada masing-
prinsip transparansi tersebut telah
dilaksanakan dengan baik oleh PT. HM masing pemegang kepentingan
(stakeholder)di perusahaan.
Sampoerna karena sebagai syarat
3. Akuntabilitas
perusahaan yang sudah go public.
a. Transparansi terhadap proses Akuntabilitas yaitu kejelasan
fungsi, pelaksanaan dan
penyediaan informasi
pertanggungjawaban organisasi sehingga
PT. HM Sampoerna memiliki suatu
komite dibawah Direksi yaitu pengelolaan perusahaan PT. HM
Sampoerna terlaksana secara efektif.
Sekretaris. Selain itu, penyediaan
Menetapkan tugas dan tanggung jawab
informasi juga dapat dilihat dan
diakses melalui media cetak dan serta penilaian kinerja secara jelas pada
seluruh tingkatan organisasi.
website resmi PT. HM Sampoerna.
a. Akuntabilitas pada pemegang
b. Transparansi terhadap pengungkapan
informasi kepentingan (stakeholder)
Semua organ perusahaan dipilih dan di
Pada RUPS PT. HM Sampoerna
sahkan melalui RUPS Tahunan
dirancang dan ditetapkan anggaran
PT.HM Sampoerna. Semua organ
dasar perusahaan dan adanya evaluasi
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 9 No. 2 April 2014| 6
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
perusahaan yang terpilih pada RUPS undang terkait kegiatan usaha
berkewajiban melaksanakan tugas dan Sampoerna. Pejabat Legal Sampoerna
tanggungjawabnya. telah menyatakan kepada komite
b. Akuntabilitas pada karyawan bahwa tidak ada perkara dan tuntutan
PT. HM Sampoerna berencana untuk hukum material terhadap Sampoerna,
meningkatkan kualitas dan mutu baik dari pihak dalam maupun luar
karyawannya. Demi terwujudnya Sampoerna.
rencana tersebut, PT. HM Sampoerna b. PT. HM Sampoerna juga
memperkenalkan program Managerial melaksanakan program CSR.
Effectiveness untuk meningkatkan Bentuk pelaksanaan CSR, meliputi:
keahlian manajemen. memberdayakan masyarakat setempat;
c. Akuntabilitas dalam pengendalian pelestarian lingkungan; bidang
internal perusahaan pendidikan; penanggulangan bencana;
Sistem pengendalian internal pada keselamatan, kesehatan dan
perusahaan terlihat dengan adanya lingkungan kerja; keandalan produk
pembentukan komite-komite dibawah dan jaminan mutu
Direksi yaitu audit internal, yang 5. Kesetaraan dan Kewajaran (fairness)
mana tugasnya mengelola Kesetaraan dan kewajaran yaitu
pengendalian internal yang terjadi keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi
pada perusahaan. hak-hak pemangku kepentingan yang
d. Akuntabilitas terhadap pelaporan timbul sebagai akibat dari perjanjian dan
pertanggungjawaban stakeholder peraturan perundang-undangan yang
Pada RUPS, dijelaskan mengenai visi berlaku. Implementasi prinsip kewajaran
misi perusahaan ke depannya, ukuran pada PT. HM Sampoerna.
kinerja masing-masing organ a. Kewajaran dan kesetaraan bagi
perusahaan, sasaran perusahaan, stakeholder
strategi perusahaan, serta sejauhmana Kewajaran dan kesetaraan bagi
konsistensi perusahaan dalam stakeholderini dapat dilihat dalam
menjalankan ketentuan yang pelaksanaan atau pengambilan
ditetapkan oleh perusahaan tersebut. keputusan perusahaan di RUPS, yang
e. Akuntabilitas berdasarkan pedoman mana masing-masing pemangku
perilaku (code of conduct) kepentingan diberi kebebasan
Sampoerna menetapkan standar menyampaikan pendapat sesuai
kepatuhan dan integritas yang sangat dengan fungsi dan kedudukannya di
tinggi dalam menjalankan usaha. perusahaan.
Aturan berperilaku (code of conduct) b. Kewajaran dalam pelaksanaan dan
yang diterapkan pada seluruh afiliasi sistem remunerasi
PMI termasuk Sampoerna, di Komite Nominasi dan Remunerasi
komunikasikan kepada karyawan bertugas untuk memberikan saran dan
Sampoerna pada seluruh tingkatan rekomendasi kepada Dewan
organisasi. Komisaris tentang hal-hal terkait
4. Pertanggungjawaban nominasi dan remunerasi Direksi,
Memastikan bahwa PT. HM Sampoerna Dewan Komisaris dan Komite-Komite
hati-hati dan taat pada hukum dan Dewan Komisaris yang di sahkan pada
peraturan yang berlaku termasuk adanya RUPS.
pengendalian yang tepat. c. Kesetaraan pada karyawan
a. Kepatuhan Terhadap Hukum dan Implementasi prinsip kewajaran pada
Peraturan Perundangan PT. HM Sampoerna dapat dilihat
Dalam hal ini, Komite Audit telah dengan adanya penerapan Managing
bertemu dengan Pejabat Bagian Legal and Appraising Performance (MAP)
untuk membicarakan perubahan, yaitu suatu proses berkelanjutan yang
perkembangan dan kepatuhan mendorong kinerja individu dan
Sampoerna terhadap berbagai organisasi serta juga bertujuan untuk
peraturan, regulasi dan undang- memberikan apresiasi atas hasil-hasil

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 9 No. 2 April 2014| 7


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
yang dicapai karyawan, 9,945,296
= x 100%
mengembangkan individu, 13,308,420

mendukung kesempatan yang sama = 74,72%


bagi setiap karyawan, serta 3. Net Profit Margin (NPM)
𝑁𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑎𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑡𝑎𝑥𝑒𝑠
menghindari praktik diskriminasi NPM 2010 = x 100%
Sales
dalam suatu manajemen. 6.421.429
= x 100%
43.381.658
= 14,8 %
2. Kinerja Perusahaan 𝑁𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑎𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑡𝑎𝑥𝑒𝑠
NPM 2011 = x 100%
a. Penerapan Good Corporate Governance Sales
8.065.414
untuk Meningkatkan Kinerja = x 100%
52.856.708
Perusahaan berdasarkan Rasio = 15,25 %
Profitabilitas 𝑁𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑎𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑡𝑎𝑥𝑒𝑠
NPM 2012 = x 100%
Dengan adanya penerapan GCG yang Sales
9.945.296
baik, praktis membuat PT. HM = x 100%
66.626.123
Sampoerna,Tbk berusaha meningkatkan = 14,92 %
volume penjualannya guna mendapatkan
b. Perkembangan Rasio Profitabilitas dengan
keuntungan yang maksimal. Maka dari itu,
guna mengetahui besar kecilnya kenaikan Menerapkan Good Corporate Governance
pada PT. HM Sampoerna,Tbk
laba yang di dapatkan yaitu dengan
Berdasarkan perhitungan diatas, hasil
melakukan evaluasi terhadap kinerja
yang di dapat dari perhitungan pertumbuhan
keuangan perusahaan guna mengetahui
ROA diatas didapatkan bahwa PT. HM
kelebihan dan kekurangan yang terjadi
Sampoerna mengalami keadaan yang menurun.
selama tahun berjalan.
Pada tahun 2010 sampai tahun 2011 rata-rata
Dilihat dari laporan keuangan
persentase pertumbuhan yang dihasilkan
perusahaan diketahui bahwa laba
sebesar 0,33% dan mengalami penurunan di
perusahaan mengalami peningkatan selama
tahun 2012 sebesar 0,72% dari tahun
3 (tiga) tahun terakhir yaitu tahun 2010-
sebelumnya. Hal tersebut dikarenakan adanya
2012. Berikut perhitungan laba perusahaan
penurunan total aktiva dari tahun 2010 ke tahun
menggunakan rasio profitabilitas:
2011 dan mengalami kenaikan yang signifikan
1. Return On Asset (ROA) di tahun 2012, sedangkan pada laba yang
𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥
ROA 2010 = x 100% diperoleh selalu mengalami kenaikan yang
Total Aktiva
6,421,429 cukup sedikit dari tahun 2010 sampai tahun
= x 100% 2012. Berdasarkan perhitungan ROA, PT. HM
20,525,123
= 31,28% Sampoerna mengalami presentase yang
𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥 fluktuatif dari tahun 2010 sampai tahun 2012.
ROA 2011 = x 100%
Total Aktiva
8,065,414 Hal ini menunjukkan bahwa PT. HM
= x 100% Sampoerna dalam rangka meningkatkan
19,376,343
= 41,62% labanya berdasarkan aset yang dimiliki oleh
𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥 perusahaan masih mengalami masalah
ROA 2012 = x 100%
Total Aktiva khususnya pada tahun 2012.
9,945,296
= x 100% Hasil yang di dapat pada perhitungan
26,247,527
= 37,89% pertumbuhan ROE pada PT. HM Sampoerna
mengalami keadaan yang menurun.
2. Return On Equity (ROE)
𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥 Pertumbuhan rata-rata pada tahun 2010 sampai
ROE 2010 = x 100% tahun 2011 sebesar 0,24%, sedangkan pada
𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
=
6,421,429
x 100% tahun 2012 mengalami penurunan sebesar
10,214,464 0,04% dari tahun sebelumnya. Hal tersebut
= 62,86% dikarenakan laba setelah pajak pada tahun 2010
𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥
ROE 2011 = x 100% ke tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 2
𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
8,065,414 kali lipat dari yang diperoleh perusahaan di
= x 100% tahun 2012, sedangkan ekuitas pada tahun 2010
10,302,670
= 78,28% ke tahun 2011 mengalami kenaikan yang
𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥
ROE 2012 = x 100% sedikit dan pada tahun 2012 terjadi kenaikan
𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 9 No. 2 April 2014| 8
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
yang cukup signifikan. Berdasarkan bahwa tingkat profitabilitas pada PT. HM
perhitungan ROE, PT. HM Sampoerna juga Sampoerna,Tbk mengalami keadaan yang
mengalami presentase yang fluktuatif dari fluktuatif. Hal ini sesuai perhitungan diatas
tahun 2010 sampai tahun 2012. Hal ini bahwa pada tahun 2010 ke tahun 2011
menunjukkan bahwa PT. HM Sampoerna mengalami peningkatan, sedangkan pada tahun
dalam upaya untuk meningkatkan laba dan 2011 ke tahun 2012 mengalami penurunan.
posisi keuangannya berdasarkan modal yang Sesuai dengan laporan tahunan perusahaan,
ditanamkannya masih mengalami masalah bahwa PT. HM Sampoerna,Tbk pada tahun
khususnya di tahun 2012. 2012 mengalami penjualan yang menurun dari
Hasil yang di dapat pada perhitungan pada tahun 2011. Dijelaskan di laporan
pertumbuhan NPM pada PT. HM Sampoerna keuangan konsolidasi perusahaan bahwa pada
mengalami keadaan yang menurun. tahun 2012, beban pokok penjualan, beban
Pertumbuhan rata-rata pada tahun 2010 sampai umum dan administrasi serta beban-beban
tahun 2011 sebesar 0,03%, sedangkan pada lainnya juga naik, dikarenakan kenaikan biaya
tahun 2012 mengalami penurunan sebesar akibat inflasi, kenaikan cukai yang berdampak
0,02% dari tahun sebelumnya. Hal tersebut pada kenaikan beban-beban lainnya. Hal ini,
dikarenakan pendapatan bersih setelah pajak menunjukkan bahwa dalam mendapatkan
pada tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami penjualan yang tinggi tersebut, PT. HM
kenaikan sebesar 2 kali lipat dari pada yang Sampoerna melakukan pinjaman jangka
diperoleh perusahaan di tahun 2012, sedangkan pendek kepada Phillip Morris Indonesia
penjualan pada tahun 2010 ke tahun 2011 (PMID). Maka dari itu, sesuai penjelasan diatas
mengalami kenaikan yang tidak sebanding dapat diketahui bahwa penerapan GCG yang
dengan yang terjadi di tahun 2012. Berdasarkan baik pada perusahaan belum tentu tingkat
perhitungan NPM, PT. HM Sampoerna juga profitabilitasnya juga baik.
mengalami presentase yang fluktuatif dari
tahun 2010 sampai tahun 2012. Hal ini KESIMPULAN DAN SARAN
menunjukkan bahwa PT.HM Sampoerna dalam a. Kesimpulan
upaya untuk meningkatkan laba dan posisi Secara umum penerapan prinsip-prinsip
keuangannya berdasarkan penjualan masih Good Corporate Governance (GCG) pada PT.
mengalami masalah khususnya di tahun 2012. HM Sampoerna,Tbk dapat dikatakan baik.
Tujuan yang diharapkan tercapai yaitu
3. Keterkaitan antara Penerapan Good
terciptanya sistem tata kelola perusahaan yang
Corporate Governance terhadap Kinerja
baik, serta terlaksananya fungsi dan tanggung
Perusahaan berdasarkan Rasio
jawab dari setiap stakeholders yang ada pada
Profitabilitas
perusahaan.
Berdasarkan penerapan prinsip GCG
Berdasarkan evaluasi kinerja perusahaan
diatas, bahwa PT. HM Sampoerna,Tbk telah
pada tahun 2010 sampai tahun 2012 dengan
menerapakan masing-masing prinsip GCG
menggunakan perhitungan rasio profitabilitas,
pada kinerjanya sesuai dengan Indikator
diketahui bahwa kinerja perusahaan pada PT.
Pedoman Umum Good Corporate Governance
HM Sampoerna,Tbk masih terdapat masalah.
Indonesia tahun 2006. Hal ini menunjukkan
Hal tersebut terlihat dari presentase ROA, ROE
bahwa PT. HM Sampoerna,Tbk dapat
dan NPM yang menunjukkan keadaan
dikatakan sebagai perusahaan yang sudah baik
fluktuatif. Oleh karena itu, penelitian diatas
dalam sisi perkembangan kinerja
menunjukkan bahwa keberhasilan penerapan
perusahaannya. Maka dari itu, PT. HM
GCG pada perusahaan, belum tentu
Sampoerna ingin terus berkembang dan
berpengaruh baik juga pada kinerja keuangan
memperbaiki dalam hal penerapan kebijakan
perusahaannya khususnya dari tingkat rasio
serta praktik-praktik GCG sesuai dengan
profitabilitasnya.
standar tersebut. Hal ini diharapkan dapat
meningkatkan kinerja perusahaan ke depannya b. Saran
serta memberikan hasil yang memuaskan Saran yang dapat diberikan oleh penulis,
berupa produk yang berkualitas bagi seluruh antara lain:
konsumen. 1. Perlu adanya sosialisasi penerapan GCG
Jika dilihat dari kinerja perusahaan yang merata di seluruh pegawai mulai dari
berdasarkan rasio profitabilitas, dapat diketahui tingkat atas sampai dengan tingkat bawah.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 9 No. 2 April 2014| 9
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Hal ini dilakukan agar penerapan GCG Tantangan dan Kesempatan bagi Komunitas
tersebut dapat berjalan efektif. Bisnis Indonesia. Jakarta: PT. Ikrar
2. Bagi PT. HM Sampoerna,Tbk untuk Mandiriabadi.
meningkatkan kinerja perusahaannya
berdasarkan rasio profitabilitas, maka perlu Zarkasyi, Moh. Wahyudi. 2008. Good Corporate
adanya peningkatan yang seimbang antara Governance: Pada Badan Usaha Manufaktur,
total aktiva dengan laba yang diperoleh pada Perbankan, dan Jasa Keuangan
ROA; peningkatan yang seimbang antara Lainnya,Cetakan 1. Bandung: Alfabeta.
laba setelah pajak dengan ekuitasnya pada
ROE. Sedangkan pada NPM harus
diimbangi antara besarnya pendapatan
bersih setelah pajak dengan besarnya
penjualan yang dilakukan.
3. Sebagai perusahaan yang sudah go public,
masing-masing prinsip GCG tersebut
haruslah dipenuhi sesuai dengan indikator
atau standar yang telah disepakati. Hal ini
dikarenakan, setiap prinsip GCG memiliki
nilai tambah bagi perusahaan khususnya
bagi bahan evaluasi investor yang ingin
menanam sahamnya di perusahaan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Daniri, Mas Achmad. 2005. Good Corporate
Governance: Konsep dan Penerapannya dalam
Konteks Indonesia, Cetakan 1. Jakarta: PT. Ray
Indonesia.
Djanegara, Moermahadi Soerja. 2008. Menuju
Good Corporate Governance Suatu Kajian
Empiris, Edisi Pertama. Bogor: Kesatuan Press.
Effendi, Muh. Arief. 2009. The Power of Good
Corporate Governance : Teori
Implementasi,Jilid 1. Jakarta: Salemba Empat.
Moeljadi. 2006. Manajemen Keuangan:
Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif, Jilid 1.
Malang: Bayumedia Publishing.
Singarimbun, Masri., Effendi, Sofian. 2006.
Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.
Sutedi, Adrian. 2012. Good Corporate
Governance, Edisi 1 Cetakan 2. Jakarta: Sinar
Grafika.
Syamsudin, Lukman. 2011. Manajemen Keuangan
Perusahaan: Konsep Aplikasi dalam
Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan
Keputusan, Edisi Baru.Jakarta: Rajawali Pers.
Tjager, I Nyoman., Alijoyo, F.A., Djemat, H.R.,
Soembodo, B. 2003. Corporate Governance:

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 9 No. 2 April 2014| 10


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai