PROPOSAL TESIS
WIRDAWATI
NIM : B 2092221017
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
bagaimana kinerja keuangan dari suatu perusahaan. Salah satu faktor yang
memperbaiki kinerja keuangan yang dirasa tidak sehat. Kinerja keuangan adalah
suatu upaya berupa analisis yang dilakukan guna melihat sejauh mana perusahaan
telah melaksanakan dengan aturan pelaksanaan keuangan yang baik dan benar.
Sejalan dengan pernyatan tersebut, (Fajrin dan Laily 2016) menjelakan bahwa
unsur dari kinerja keuangan perusahaan adalah unsur yang memiliki keterkaitan
laporan laba rugi, dan penghasilan bersih yang menjadi dasar tolak ukur kinerja
cerminan dari kinerja suatu perusahaan. Hal tersebut menandakan jika perusahaan
1
2
lainnya, berdasarkan hukum dan norma yang berlaku. Dengan demikian jelas
perusahaan.
untuk mengukur sejauh mana kinerja keuangan dari perusahaan. Informasi tersebut
atau tetap pada investasi mereka pada perusahaan tersebut. Kinerja keuangan dapat
dilihat dengan kondisi keuangan perusahaan pada periode tertentu yang seringnya
perusahaan bank adalah kinerja yang dapat dilihat dari aspek keuangan perusahaan
kepentingan atau stakeholder dengan cara memastikan para manajer dan karyawan
internal selalu dalam langkah yang tepat atau mengambil mekanisme yang dapat
3
menentukan kinerja dan arah perusahaan. Tujuan utama dalam GCG ini adalah
semua pengguna laporan keuangan. Para pengguna laporan keuangan dapat menilai
terutama bagi para investor dan kreditor. Kepercayaan investor maupun pihak
perusahaan apabila prinsip GCG diterapkan dengan baik oleh setiap perusahaan
tinggi karena didukung oleh asset perusahaan yang besar sehingga kendala
besar skala operasional yang dijalankan oleh sebuah perusahaan yang tercermin
dari nilai aktiva perusahaan pada neraca akhir tahun (Sujoko dan Soebianto 2007).
oleh ukuran neraca. Sulit bagi usaha kecil untuk menjalankan usahanya karena
investor dan kreditor memilih perusahaan dengan aset yang lebih besar untuk
tinggi jumlah total aset yang dimiliki perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan
tersebut tergolong perusahaan besar. Perusahaan dengan total aset yang besar akan
mempunyai akses pasar yang lebih baik dan serta operasi yang lebih besar
dibandingkan perusahaan kecil sehingga menghasilkan laba yang lebih tinggi yang
mana semakin besar perusahaan akan semakin baik juga kinerja keuangan
Manerial, Ukuran
5
Tabel 1.1
Rata – rata Variabel (5 Perusahaan)
Keuangan perusahaan yang dilihat dari nilai Return On Aset (ROA) setiap
penurunan dari tahun 2018 – 2022. Naik turunnya kinerja keuangan perusahaan
bukan saja disebabkan oleh kuat lemahnya pengaruh dari Good Corporate
Governance (GCG) tetapi juga besar kecilnya ukuran perusahaan tersebut yang
dapat dilihat dari seberapa besar total asset yang dimiliki perusahaan. Antara GCG
komitmen penerapan GCG berhubungan dengan total asset yang dimiliki oleh
(GCG) tidak dilakukan dengan baik yang mana akan berpengaruh kepada jumlah
6
Dalam penelitian (Arry Eksandy, 2018) menyatakan bahwa dari semua variable
terhadap kinerja keuangan, hanya variable dewan direksi yang berpengaruh positif
keuangan.
Dari hasil penelitian diatas, yang berdasarkan teori GCG dapat berpengaruh
Berdasarkan pada latar belakang yang telah dijabarkan diatas, maka peneliti
perbankan?
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dijabarkan diatas,
perbankan.
keuangan perbankan.
itu penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dan bahan pembanding dalam
1. Bagi Pembaca
2. Bagi Pemerintah
Hasil penelitian ini dapat diharapkan berguna sebagai bahan pertimbangan bagi
dalam mengawasi tata kelola yang baik serta kinerja perbankan yang ada di bursa
efek Indonesia.
Sebagai Moderasi Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI. Selain itu
Bursa Efek Indonesia, hal ini dikarenakan laporan tahunan setiap perusahaan yang
tersedia menyajikan berbagai macam informasi yang lengkap dan mendetail terkait
Indonesia yang memiliki data yang lengkap dan sudah terorganisasi dengan baik.
BAB II
TELAAH PUSTAKA
Theory) yaitu hubungan kontraktual antara principal dan agen. Hubungan ini
dilakukan untuk suatu jasa dimana principal memberi wewenang kepada agen
Dari sudut pandang Agency Theory, agen (manajer) mempunyai hak atau
Masalah keagenan muncul dari adanya konflik kepentingan antara agen dengan
kepentingannya sendiri yang sering disebut dengan tindakan moral hazard. Tindakan
11
12
memaksimalkan kesejahteraan mereka. Menurut Devica dan Budi (2018) dalam teori
agensi, terdapat asumsi bahwa akan ada konflik kepentingan antara pemilik
(principal) dan manajer (agen) yang disebabkan adanya kepentingan yang tidak
pemilik diabaikan. Kenyataan ini yang menyadarkan bahwa agen itu mahal, sehingga
dibuat landasan bagi sekelompok gagasan yang rumit namun bermanfaat yang
atas nama pemilik, maka sangat diperlukan adanya pemantauan konstan dan
pengelolaan terhadap agen. Tanpa pengawasan dan pengendalian maka agen akan
Untuk menghindari hal tersebut, maka pemilik atau pemegang saham perlu untuk
manajemen, salah satunya dengan penerapan GCG yang dapat memantau keputusan
13
manajemen agar tidak berfokus pada kepentingannya sendiri dan tidak mengorbankan
terpenuhi. Karena itulah, peneliti memilih untuk meneliti pengaruh GCG terhadap
GCG yang digunakan dalam penelitian ini adalah Komite Audit dan Kepemilikan
Manajerial.
kepentingan intern serta ekstern lainnya. Dimana hal tersebut berkaitan dengan hak-
hak dan kewajiban mereka. Selain itu, dapat diartikan yaitu sistem yang mengatur dan
mengendalikan arah strategi dan kinerja suatu perusahaan. Menurut FCGI atau Forum
for Coporate Governance in Indonesia dalam (Dewi dan Saad, 2021) mendefinisikan
GCG sebagai perangkat yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengelola
saham, kreditor, pemerintah, karyawan, serta para pemegang kepentingan intern dan
ekstern lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka untuk
saat ini sangat diperlukan agar perusahaan dapat bertahan dan tangguh dalam
menghadapi persaingan yang semakin ketat, serta agar menerapkan etika bisnis secara
konsisten sehingga dapat mewujudkan usaha yang sehat, efisien, dan transparan.
GCG merupakan sarana untuk menjadikan usaha lebih baik, antara lain dengan
pengambilan keputusan.
efektif.
perundang-undangan.
Menurut Agoes & Ardana (2013) mengatakan bahwa ada lima alasan mengapa
menerapkannya yaitu :
perusahaan.
terhadap perusahaan.
Mekanisme Good Corporate Governance dibagi menjadi dua bagian yaitu internal
dan eksternal. Mekanisme internal dilakukan oleh dewan direksi, dewan komisaris,
16
pasar untuk pengendalian pada perusahaan tersebut dan sistem hukum yang berlaku.
Governance bukan hanya untuk sekarang saja, tetapi juga diperlukan dalam jangka
waktu yang panjang dan dapat menjadi pilar utama pendukung berkembangnya
perusahaan dengan adanya Good Corporate Governance yang sudah ditata dengan
Pada penelitian ini, peneliti lebih memfokuskan untuk mengkaji GCG yang
1. Kepemilikan Manajerial
dari manajemen yang ikut serta dalam pengambilan keputusan suatu perusahaan
manajer sama-sama kuat, karena disini manajer selain bertanggung jawab sebagai
manajerial maka akan semakin baik kinerja perusahaan sehingga manajer akan
Manajer sebagai agen tentunya akan mengetahui lebih banyak tentang kondisi
oleh manajer terkadang tidak seperti yang seharusnya terjadi pada perusahaan.
manajerial yang besar akan membuat kinerja manajer akan semakin membaik
didorong oleh kepentingannya yang sama dengan investor, sehingga manajer akan
sendiri.
manajerial diukur dengan cara menggunakan rasio antara jumlah saham yang
dimiliki manajer atau direksi dan dewan komisaris terhadap total saham yang
Perusahaan.
2. Komite Audit
Menurut keputusan Menteri No 117 tahun 2002 dalam (Arry, 2018), tujuan
internal. Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dalam surat edarannya tahun
2003 mengatakan bahwa tujuan komite audit adalah membentuk dewan komisaris.
Komite audit merupakan unit yang dibentuk dan bertanggungjawab kepada dewan
20
komisaris serta diketuai oleh komisaris independen dan bertugas untuk membantu
Komite audit wajib dimiliki oleh perusahaan publik. Dewan komisaris dan
komite audit bekerja sama dengan tujuan untuk melakukan pengawasan internal
di perusahaan.
pelaksanaan audit serta pemantauan atas tindak lanjut hasil audit dalam
pelaporan keuangan.
21
Pelaksanaan tindak lanjut oleh direksi atas hasil temuan satuan kerja audit
fungi komite audit secara efektif, maka kontrol terhadap perusahaan akan semakin
ketua komite, sedangkan yang lain adalah pihak ekstern yang independent dan
Penelitian tersebut didukung oleh Bela et al (2020) yang juga mengatakan bahwa
komite audit yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan memberikan perlindungan
Dari penelitian terdahulu diatas, maka peneliti dapat merumuskan hipotesi sebagai
berikut :
Perusahaan.
3. Kinerja Keuangan
tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal dalam
menghadapi lingkungan.
23
melihat suatu perusahaan sudah sejauh mana pelaksanaan keuangan dengan baik
dan benar. Menurut (Dewi et al, 2018), kinerja keuangan bagi stakeholder
suatu perusahaan adalah melihat kinerja yang dihasilkan dalam sektor keuangan
(return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan dengan rumus :
4. Ukuran perusahaan
perusahaan besar dan kecil melalui total aktiva yang dimiliki perusahaan, nilai
pasar saham, rata-rata tingkat dan jumlah penjualan (Jasmine, 2017). Perusahaan
24
yang
25
besar adalah perusahaan yang memiliki saham yang tersebar luas, setiap perluasan
perusahaan dapat diliat berdasarkan total asset yang dimiliki oleh perusahaan, yang
memiliki total asset yang besar, pihak manajemen akan lebih leluasa dalam
Pada penelitian yang dilakukan oleh Dewi et al, ia mengatakan bahwa ukuran
negative dan signifikan terhadap kinerja keuangan. Menurut Teguh et al, 2022
keuangann perusahaan.
26
independen
Ukuran
Perusahaanan
(Z)
H3
Kepemilikan H1
Manajerial
H4
(X1)
Kinerja Keuangan
(y)
Komite Audit
(X1) H2
instrument penelitian serta analisis yang bersifat statistic dengan tujuan menguji
Jenis hubungan dalam penelitian ini adalah sebab akibat (kausalitas) karena
manajerial dan komite audit serta ukuran perusahaan yang akan menjadi variabel
moderasinya.
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan perbankan yang sudah dan masih
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2018 – 2022. Data yang
perbankan tahun 2018 – 2022. Penelitian ini sudah dilaksanakan mulai bulan
27
28
3.3. Data
pengambilan data menggunakan studi documenter yang berasal dari situs resmi
Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id. Data tersebut diperoleh dari tahun
2018 – 2022 yang didasarkan pada laporan keuangan tahunan per 31 desember.
Menurut Sugiyono (2018:456) data sekunder yaitu sumber data yang diperoleh
dengan tidak langsung diberikan kepada pengumpul data, tetapi lewat orang lain
subjek populasi. Objek populasi berkaitan dengan masalah atau topik penelitian,
terdiri dari orang, tempat, dan subjek lainnnya. Populasi yaitu wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang diletakkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya.
Dapat disimpulkan bahwa populasi bukan hanya sekedar jumlah yang ada
pada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau
sifat yang dimiliki oleh objek atau subjek penelitian tersebut. Dalam penelitian
terdaftar di
29
Bursa Efek Indonesia (BEI) yang telah go public. Berikut disajikan sebuah table
Tabel 3.1
Kriteria Penentuan Sampel
No Keterangan Hasil
Perusahaan Perbankan yang terdaftar Di Bursa Efek
1 47
Indonesia
Perusahaan Yang Belum Menyediakan Laporan Keuangan
2 (1)
Secara Lengkap
3 Perusahaan Yang Melakukan IPO Diatas Tahun 2018 (5)
4 Jumlah Sampel Perusahaan 41
5 Jumlah Data Penelitian Selama 5 Tahun 205
Sumber data : data olahan 2023
2012) adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau
3.5.1.1
Kepemilikan Manajerial (X1)
Menurut (Sudarsi, 2008 dalam Tri et al, 2020) kepemilikan saham manajerial
merupakan pemegang saham dari pihak manajer dan direksi yang secara aktif terlibat
saham. Kepemilikan Manajerial dapat diukur dengan cara membagi jumlah saham
keluarkan pada januari 2004 menyatakan Komite Audit dibentuk oleh Dewan
Komisaris dan anggotanya terdiri dari Komisaris serta pihak luar yang independent
dan memiliki keahlian, penngalaman, dan kualitas lain yang diperlukan. Dalam
konteks perusahaan, komite audit adalah sebuah komite yang dibentuk oleh dewan
Menurut (Riniati,2015) komite audit adalah suatu komite yang berpandangan tentang
serta auditor independent. Anggota komite audit terdiri dari tiga sampai lima bahkan
31
merupakan suatu kelompok yang sifatnya independent dan diangkat secara khusus
serta memiliki pandangan yang terkait dengan sistem pengawasan internal perusahaan
terhadap variabel terikat (Ghozali, 2006:174), diamana dalam penelitian ini variabel
Ukuran perusahaan (Firm Size) adalah skala untuk menentukan besar kecilnya
suatu perusahaan yang dapat diproksikan dengan beberapa cara, antara lain total
aktiva (total assets) dan total penjualan (Total Sales) (Saemargani,2015). Definisi
menunjukkan besar atau kecilnya suatu perusahaan melalui total aktiva dan total
perusahaan yang didapatkan dalam suatu periode tertentu yang dilihat oleh kondisi
Kesehatan dari laporan keuangannya. Salah satu jenis analisis rasio adalah rasio
Saifi, 2017) Return On assets adalah suatu rasio yang digunakan untuk mengukur
laba, sehingga apabila nilai suatu ROA semakin tinggi maka dapat dikatakan
menggunakan Return On Assets (ROA), rasio ini menunjukkan hasil (return) atas
yaitu SPSS (Statistical Package For The Social Sciences) versi 25. Peneliti
33
menggunakan aplikasi SPSS ini karena hasil informasi yang disajikan lebih akurat
serta memberikan analisis statistik yang cukup tinggi dalam jumlah variabel yang
lebih banyak baik dalam parametrik maupun non parametrik seperti jumlah tahun
pengamatan pada perusahaan dan grafik yang disajikan lebih banyak. Berikut jenis-
jenis uji pada SPSS yang akan peneliti gunakan pada analisis data ini :
deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,
Analisis ini merupakan teknik deskiriptif yang memberikan informasi tentang data
Dalam uji normalitas data, ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model
distribusi normal. Apabila asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak
valid untuk jumlah sampel yang kecil (Ghozali, 2011: 101). Untuk mendeteksi
apakah data berdistribusi normal atau tidak, penelitian ini menggunakan analisis
statistik.
34
Analisis statistik merupakan alat statistik yang sering digunakan untuk menguji
mengambil keputusan dilihat dari hasil uji K.S, jika nilai probabilitas
signifikannya lebih besar dari 0,05 maka data terdistribusi secara normal.
Sebaliknya, jika nilai probabilitas signifikannya lebih kecil dari 0,05 maka data
2. Uji Multikolonieritas
adanya korelasi antar variabel bebas (independent). Model regresi yang baik
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas pada model regresi, lakukan
hal berikut: (a) Nilai R² yang dihasilkan oleh estimasi model regresi empiris sangat
terhadap variabel dependen. (b) Analisis matriks korelasi variabel independen. Jika
terdapat korelasi yang cukup tinggi antar variabel bebas (biasanya lebih besar dari
0,90) maka hal ini merupakan tanda multikolinearitas. Tidak adanya korelasi yang
Multikolinearitas dapat disebabkan oleh efek gabungan dari dua atau lebih variabel
bebas. (c) Multikolinearitas juga dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance
35
lainnya.
Pada dasarnya, variabel independen yang akan menjadi variabel dependen akan
bertujuan mengukur setiap variabel independen yang dipilih yang tidak dapat
dijelaskan pada variabel independen lainnya. Oleh karena itu, nilai tolerance yang
rendah identik dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai
kriteria adalah nilai Tolerance ≤0,10 atau sama dengan nilai VIF≥10. Setiap
menentukan sejauh mana hasil tersebut masih dapat diterima. Misalnya, nilai
multikolinearitas dapat dideteksi dengan nilai tolerance dan VIF, kita masih belum
mengetahui variabel independen mana yang dapar berkorelasi. Jika nilai tolerance
lebih besar dari 0,10 dan VIF kurang dari 10 maka tidak terjadi masalah
multikolinearitas. Jika nilai tolerance kurang dari 0,10 dan VIF lebih besar dari 10
3. Uji Heteroskedastisitas
untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari
residual satu observasi ke observasi lainnya. Jika varians dari residual satu
lebih besar dari 0,05. Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, maka tidak
prediksi variabel dependen, yaitu ZPRED, dan SRESID residual. Ada atau
tertentu pada dispersi antara SRESID dan ZPRED, dimana sumbu Y adalah sumbu
Analisis dasar: 1. Jika terdapat pola tertentu, misalnya titik-titik membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar dan menyempit), maka hal ini
menunjukkan adanya heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas dan skor
heteroskedastisitas.
4. Uji Autokorelasi
korelasi antara variabel pengganggu pada periode tertentu (t) dengan variabel
berurutan sepanjang waktu bekaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena
residual tidak bebas dari suatu autokorelasi. Model regresi yang baik adalah
regresi yang bebas dari autokorelasi. Uji Durbin-Watson, dimana hasil pengujian
Jika 0 < dw < dl, maka dapat disimpulkan bahwa ada autokorelasi positif yang
Jika 4-dl < dw < 4, maka dapat disimpulkan bahwa ada autokorelasi negative.
Jika du < dw < 4 -du, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi
Jika dl < dw < du atau 4-du < dw < 4-dl, maka tidak ada pengambilan keputusan.
dari regresi linier sederhana, yang merupakan alat untuk memprediksi permintaan
masa depan berdasarkan masa lalu dan untuk menentukan pengaruh satu atau lebih
koefisien beta (β), tetapi pada dasarnya variabel indenpenden atau lebihnya
sebagai berikut:
Y1 = a + b1.X1 + b2.X2 + ê
Y2 = a + b1.X1 + b2.X2 + b3.X3 + ê
Keterangan:
Y = Kinerja Keuangan
X1 = Kepemilikan Manajerial
X2 = Komite Audit
Z = Ukuran Perusahaan
ê = Standar Error
39
Nilai korelasi (r) = (-1 ≤0 ≤ 1). Untuk kekuatan hubungan, nilai koefisien korelasi
bervariasi dari -1 sampai 1, sedangkan nilai arah dinyatakan positif (+) dan negatif
(-). Misalnya: Jika r = -1 berarti korelasi negatif sempurna, yang berarti ada
meningkat. Adapun nilai koefisien korelasi tersebut menurut Sugiyono (2016: 184)
yaitu:
seberapa baik model dapat menjelaskan variasi variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi antara nol dan satu. Menurut Ghozali (2018:97), nilai R2 yang kecil
40
dependen lainnya.
Secara umum koefisien determinasi memeiliki dua data yakni data cross-sectional
dan data time series. Perbedaanya data cross sectional memiliki variasi
pengamatan yang besar tetapi relatif kecil. pada data time series koefisien
square. Hal ini dibuktikan bahawa hasil tersebut dapat naik maupun turun yang
ditambahkan pada variabel independen kedalam model dan tidak seperti R2 yang
harus ditambahan variabel idependen lainnya agar dapat meningkat. Jika nilai
adjusted r square bernilai negatif maka dikatakan bernilai nol dan jika bernilai
independen terhadap dependen tersebut. uji hipotesis semacam itu disebut uji
signifikansi secara keseluruhan dari garis regresi yang diamati dan diestimasi,
apakah Y berhubungan linier dengan X1, X2, dan X3. Dapatkah hipotesis bersama
41
diuji dengan signifikansi b1, b2, dan b3 secara terpisah. Jawabannya adalah tidak.
dan didasarkan pada nilai signifikansi dibawah 0,05. Apabila nilai Fhitung lebih
besar dari Ftabel dengan nilai signifikansi dibawah 0,05 maka variabel independen
Sebaliknya, jika nilai Fhitung lebih kecil dari Ftabel dengan nilai signifikansi
3. Uji T (Parsial)
terhadap variabel dependennya. Hipotesis nol (Ho) yang akan diuji adalah apakah
parameter (bi) sama dengan nol atau: Dengan kata lain variabel merupakan faktor
dan didasarkan pada nilai signifikansi dibawah 0,05. Apabila nilai thitung lebih
besar dari ttabel dengan nilai signifikansi dibawah 0,05 maka variabel independen
thitung lebih kecil dari ttabel dengan nilai signifikansi diatas 0,05 maka variabel
mengendalikan
M. Koefisien kesalahan baku a dan b adalah ditulis dengan sa dan sb besaran konstan,
maka standar eror tidak langsung dihitung dengan rumus di bawah ini:
Untuk menguji pengaruh tidak langsung, dapat dihitung nilai t dari koefisien
𝑎𝑏
𝑡=
𝑠𝑎𝑏
Nilai thitung dibandingkan dengan nilai ttabel, jika nilai thitung > nilai ttabel maka
dapat disimpulkan terdapat efek mediasi. pengujian ini diasumsikan bahwa sampel
tesebut harus memiliki jumlah yang besar agar dapat konservatif. sebaliknya jika
jumlah sampel yang dimiliki sangat sedikit maka pengujian menjadi tidak
konservatif.
perluasan dari regresi berganda yang memperkirakan hubungan sebab akibat antar
variabel yang didasarkan pada teori sebelumnya. Analisis jalur saja tidak dapat
membangun
45
hubungan sebab akibat, juga tidak dapat digunakan sebagai pengganti peneliti untuk
melihat hubungan sebab akibat antar variabel. Hubungan kausal antar variabel
dijelaskan dengan model berbasis teori. Analisis jalur dapat menentukan pola
hubungan antara tiga atau lebih variabel dan tidak dapat digunakan untuk