Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS GOOD CORPORATE GOVERNANCE DI SEKTOR

MANUFAKTUR: PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE


GOVERNANCE, RETURN ON ASSET, DAN UKURAN
PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PASAR PERUSAHAAN

Zulfikar
Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta
E-mail: ppafeums@yahoo.co.id

Abstract

This study aims to test empirically the impact of implementation good corporate governance on the
market value of firms. The Good Corporate Governance Perception Index (IICG) used in this study
developed by KNKCGI (2001). Moreover, this study also investigated whether investors also consider
other Good Corporate Governance variables.
This study examines twenty-eight companies that implemented Good Corporate Governance in
Jakarta Stocks Exchange during 2001 to 2002. Regression model analysis is used to identify the effect
implementation Good Corporate Governance on market value of firm. The result show that there are
no positively impact to implementation Good Corporate Governance with market value of firms.
Keywords: Good Corporate Governance, return on asset, market value of firm

PENDAHULUAN tanggungjawab untuk menerapkan standar


Agenda penting yang harus segera Good Corporate Governance yang telah
direalisasikan oleh pemerintah terkait diterapkan di tingkat internasional (Warta
dengan penandatanganan nota kesepa- Ekonomi, 2002).
haman dengan International Monetary Fund Kepentingan pemegang saham
(IMF) adalah melakukan perbaikan tata (publik) sebagai pemilik perusahaan dan
kelola perusahaan-perusahaan di kreditur sebagai penyandang dana ekstern
Indonesia. Perbaikan tata kelola adalah merupakan salah satu alasan
perusahaan tersebut dimaksudkan untuk diterapkannya Good Corporate Governance.
meningkatkan kepercayaan investor baik Sistem Good Corporate Governance yang
domestik maupun asing. Standar tata diterapkan diyakini akan memberikan
kelola yang baik (Good Corporate perlindungan yang efektif kepada
Governance) secara internasional sudah pemegang saham dan kreditor untuk
banyak diterapkan oleh perusahaan- memperoleh kembali atas investasi yang
perusahaan berskala internasional. Komite ditanamkan. Sehingga Corporate Governance
Nasional Kebijakan Corporate Governance dapat diartikan sebagai seperangkat
(KNKCG) berpendapat bahwa perusa- peraturan yang mengatur hubungan antara
haan-perusahaan di Indonesia mempunyai pemegang saham, pengelola perusahaan,

130 BENEFIT, Vol. 10, No. 2, Desember 2006


pihak kreditor, pemerintah, karyawan, khususnya untuk informasi mengenai
serta pihak-pihak lain yang berkepenti- profil perusahaan, pengungkapan visi dan
ngan baik intern maupun ekstern yang misi perusahaan berkaitan dengan
terkait dengan hak dan kewajiban mereka. pelaksanaan Corporate Governance, analisis
Pada prinsipnya Good Corporate dan pembahasan manajemen atas kinerja
Governance mencakup empat komponen perusahaan, laporan keuangan yang sesuai
utama yang diperlukan untuk meningkat- dengan prinsip akuntansi, dan ketentuan
kan profesionalisme dan kesejahteraan pasar modal yang berlaku serta informasi
pemegang saham tanpa mengabaikan lain yang relevan dengan kebutuhan
kepentingan stakeholders yang lain, yaitu: stakeholder.
fairness, transparency, accountability, dan Bagi akademisi, studi tentang
responsibility. (Linan 2000). Prinsip-prinsip penerapan Good Corporate Governance sangat
tersebut disadari oleh berbagai pihak menarik untuk dikaji. Penerapan Good
sangat penting untuk meningkatkan Corporate Governance banyak dikaitkan
kepercayaan investor maupun calon dengan disiplin ilmu akuntansi dan
investor potensial. Namun demikian keuangan, serta akuntansi keperilakuan.
masih banyak perusahaan di Indonesia Pada disiplin ilmu akuntansi dan
yang belum menerapkan prinsip-prinsip keuangan misalnya, beberapa studi
Good Corporate Governance dikarenakan membuktikan secara empiris bahwa
dorongan regulasi dan menghindari sanksi penerapan Good Corporate Governance dapat
dibanding menganggap prinsip-prinsip meningkatkan kualitas laporan keuangan
tersebut sebagai bagian dari kultur (Beasly, et al 1998; Simanjuntak 2002; dan
perusahaan. Sukmawati, 2004). Berdasarkan survei
Beberapa institusi seperti kementerian yang dilakukan oleh Beasly et al (1998)
BUMN, Dirjen pajak, Badan Pengawas ditemukan bukti bahwa perusahaan yang
Pasar Modal (BAPEPAM), PT. Bursa menerapkan Good Corporate Governance
Efek Jakarta (BEJ), Ikatan Akuntan menikmati valuasi pasar antara 10-12
Indonesia, dan Komite Nasional persen. Hal ini merefleksikan tingkat
Kebijakan Corporate Governance telah kepercayaan investor terhadap konsep
berupaya untuk mendorong penerapan Good Corporate Governance. Hal ini juga akan
Good Corporate Governance dan meningkat- menciptakan nilai tambah bagi semua
kan kualitas pengungkapan dalam pihak yang berkepentingan.
informasi keuangan. Salah satunya adalah Studi yang dilakukan terhadap 189
memberikan penghargaan kepada perusahaan go public di enam emerging
perusahaan go public yang dinilai telah market seperti India, Malaysia, Mexico,
memberikan informasi yang paling Korea, Taiwan, dan Turkey menunjukkan
terbuka dalam laporan keuangan keterkaitan yang sangat erat antara
tahunannya (Annual Report Award). (Warta penerapan Good Corporate Governance
Ekonomi, 2002). Annual Report Award ini dengan harga saham perusahaan-
diberikan kepada perusahaan yang perusahaan tersebut (Lukuhay, 2002).
memenuhi kriteria kelengkapan dalam Hasil survei tersebut juga menunjukkan
penyajian laporan keuangan tahunan, bahwa 75% investor menganggap

Analisis Good Corporate Governance … (Zulfikar) : 130 - 141 131


keterbukaan dan pengungkapan mengenai pengaruh positif terhadap nilai pasar
Good Corporate Governance sama pentingnya perusahaan. Hasil tersebut cukup menarik
dengan pengungkapan informasi keuangan mengingat penelitian-penelitian sejenis di
yang dipublikasikan. Penelitian McKinsey negara lain menunjukkan hasil yang
dan Company (2001) pada bulan Juni berkebalikan. Hal ini dianggap cukup
2000 menemukan bahwa lebih dari 80 wajar mengingat di samping faktor empat
persen perusahaan bersedia membayar prinsip penerapan Good Corporate
lebih untuk saham dengan perusahaan Governance masih banyak faktor lain yang
yang menerapkan Good Corporate menentukan nilai pasar.
Governance secara benar. Berdasarkan berbagai hasil penelitian
Studi tentang penerapan Good baik di Indonesia maupun di negara lain,
Corporate Governance di Indonesia telah terdapat ketidakkonsistenan hasil
beberapa kali dilakukan. Mayangsari dan pengujian antara penerapan prinsip Good
Murtanto (2002); Simanjuntak (2002); Corporate Governance dan nilai pasar
Sulistyanto dan Linggar (2002); dan perusahaan. Agenda penting dalam
Sukmawati (2004) telah membuktikan penelitian berikutnya patut dicermati
peran Corporate Governance dalam mening- sebagaimana diisyaratkan oleh Darmawati
katkan nilai perusahaan. Mayangsari dan dkk. (2004) bahwa pengumuman
Murtanto (2002) menguji apakah pengu- penerapan Good Corporate Governance dan
muman pembentukan komite audit yang pengukuran nilai pasar perusahaan
merupakan komponen penting dalam umumnya menggunakan data tahun yang
Corporate Governance di Indonesia akan sama. Sedangkan Corporate Governance
direspon oleh pasar?. Hasil penelitian dalam laporan tahunan baru keluar di
mereka membuktikan bahwa terdapat sekitar bulan Maret tahun berikutnya,
reaksi pasar yang positif terhadap sehingga data nilai pasar tahun berikutnya
pengumuman komite audit sebagai wujud akan lebih baik untuk digunakan
Good Corporate Governance. Hal ini Berdasarkan temuan-temuan peneli-
mengindikasi bahwa pengumuman tian sebelumnya dan latar belakang
tersebut mempunyai kandungan informasi masalah yang telah dikemukakan di atas,
yang menarik minat investor di pasar. beberapa masalah yang muncul dapat
Minat pasar tersebut merefleksi keperca- dirumuskan: a) Apakah penerapan Good
yaan masyarakat bahwa konsep Corporate Corporate Governance berpengaruh terhadap
Governance akan meningkatkan profesio- nilai pasar perusahaan?, b) Apakah Return
nalisme dan kesejahteraan pemegang on Asset berpengaruh terhadap nilai pasar
saham. perusahaan?, c) Apakah ukuran perusa-
Berbeda dengan penelitian sebelum- haan berpengaruh terhadap nilai pasar
nya, hasil penelitian Darmawati (2003) perusahaan?
pada perusahaan manufaktur dan Terkait dengan rumusan masalah
Sukmawati (2004) pada perusahaan sektor yang dikemukakan, penelitian ini
keuangan menemukan bukti yang bertujuan untuk mengetahui dan
berlawanan yaitu bahwa pelaksanaan Good membuktikan secara empirik a) pengaruh
Corporate Governance tidak memberikan penerapan Good Corporate Governance

132 BENEFIT, Vol. 10, No. 2, Desember 2006


terhadap nilai pasar perusahaan, pengaruh tingkat kepemilikan selalu bertambah.
return on asset terhadap nilai pasar Namun karena adanya asimetri informasi,
perusahaan, pengaruh ukuran perusahaan principal kesulitan untuk mengetahui
terhadap nilai pasar perusahaan apakah agent sudah bertindak sebagaimana
Penelitian ini diharapkan akan mestinya. Adanya konflik kepentingan
memberikan kontribusi dalam pembuatan dalam pengelolaan perusahaan ini
keputusan investasi bagi investor maupun mengindikasi bahwa nilai perusahaan akan
calon investor potensial bahwa informasi naik jika pemilik bisa mengendalikan
tentang penerapan Good Corporate perilaku manajemen agar tidak
Governance sangat penting untuk menilai menghamburkan sumberdaya perusahaan,
perusahaan. Di samping itu pertimbangan baik dalam bentuk investasi yang tidak
tentang return on asset dan ukuran layak maupun dalam bentuk shirking
perusahaan juga akan memberikan (Eisenberg et al. 1998)
informasi yang berharga dalam menilai Good corporate governance didefinisikan
perusahaan. Penelitian di masa datang sebagai suatu sistem yang mengatur dan
yang sejenis yang dilakukan oleh peneliti mengendalikan perusahaan untuk
lain diharapkan mempertimbangkan hasil menciptakan nilai tambah (value added)
temuan dalam penelitian ini sebagai untuk semua stakeholdernya. Dua hal yang
tambahan referensi. menjadi perhatian konsep ini adalah
pertama, pentingnya hak pemegang saham
TINJAUAN PUSTAKA DAN untuk memperoleh informasi dengan
PENGEMBANGAN HIPOTESIS benar, akurat, dan tepat pada waktunya
Dalam konteks korporat, kekuasaan serta, kedua, kewajiban perusahaan untuk
untuk mengelola perusahaan berasal dari melakukan pengungkapan (disclosure)
tingkat kepemilikan dan pemilik secara akurat, tepat pada waktunya, dan
seharusnya bisa menjalankan kekuasaan- transparan mengenai semua informasi
nya tersebut sesuai dengan nilai investasi kinerja perusahaan, kepemilikan, dan
mereka. Umumnya untuk menjalankan stakeholder. Kedua hal tersebut penting
kekuasaanya, pemilik akan mendelegasi- karena secara empiris terbukti bahwa
kan kepada suatu tim professional yang penerapan prinsip corporate governance dapat
disebut manajemen untuk mengelola meningkatkan kualitas laporan keuangan
investasi. Pemisahan status antara pemilik (Beasly et al., 1998).
dan pengelola perusahaan tersebut akan Chtourou et al. (2001) yang menguji
menimbulkan suatu masalah vested interest. apakah praktik corporate governance
Posisi manajemen sebagai agent yang mempunyai pengaruh positif terhadap
sangat dominan dalam pengelolaan kualitas informasi keuangan yang
perusahaan akan cenderung mementing- dipublikasikan perusahaan juga menyim-
kan dirinya sendiri dalam mengalokasikan pulkan bahwa penerapan prinsip corporate
sumber daya sehingga tidak meningkatkan governance akan menjadi constrain
nilai perusahaan. Sementara pemilik manipulasi yang dilakukan manajemen.
sebagai principal berkepentingan untuk Hal tersebut sejalan dengan penelitian
menjaga sumber daya perusahaan agar Botosan (1997) yang membuktikan

Analisis Good Corporate Governance … (Zulfikar) : 130 - 141 133


adanya hubungan positif antara penerapan tidak terwakili kepentingannya dalam
corporate governance dengan berkurangnya perusahaan.
kecurangan (fraud) pada pelaporan Penelitian McKinsey (2001) seperti
keuangan (financial reporting) yang dapat dikutip oleh Luhukay (2002) membukti-
meningkatkan kualitas laporan keuangan kan bahwa investor di negara-negara maju
yang dipublikasikan perusahaan. bersedia memberi premium yang cukup
Penelitian Tabalujan dan Simon tinggi, mencapai sekitar 28%, kepada
(2003) dalam Sukmawati (2004) juga perusahaan yang menerapkan prinsip
menunjukkan bahwa kinerja corporate corporate governance dengan konsisten.
governance perusahaan Indonesia masih Sebagai tambahan ditemukan bukti bahwa
buruk. Tabalujan dan Simon (2003) dalam saham perusahaan-perusahaan tersebut
Sukmawati (2004) melihat bahwa menikmati valuasi pasar sampai dengan
dominasi kepemilikan saham perusahaan 10%-12%. Sejalan dengan penelitian
oleh satu keluarga banyak terdapat pada tersebut, survei yang dilakukan di enam
perusahaan-perusahaan yang terdaftar di emerging market menunjukkan kaitan yang
Bursa Efek Jakarta. Dominasi keluarga erat antara penerapan corporate governance
yang kuat pada perusahaan ini, membuat dengan harga saham perusahaan-
nilai-nilai yang dianut suatu keluarga perusahaan publik tersebut (Luhukay,
menjadi suatu hal yang berperan penting 2002). Hal tersebut terjadi karena hampir
dalam corporate governance perusahaan 75% investor di pasar menganggap
tersebut. Pemusatan kekuasaan pada suatu keterbukaan dan informasi mengenai
keluarga membuat kepentingan pemegang penerapan corporate governance sama
saham publik dan pemegang saham pentingnya dengan informasi keuangan
minoritas menjadi terabaikan. Hal ini yang dipublikasikan oleh suatu
sudah melanggar prinsip kesamaan hak perusahaan. Bahkan beberapa pihak
antar pemegang saham. Penelitian menganggap keterbukaan dan informasi
Tabalujan (2003) dalam Sukmawati (2004) mengenai corporate governance lebih penting
juga menyebutkan bahwa budaya dalam daripada informasi keuangan (Luhukay,
sistem hukum di Indonesia masih sangat 2002).
jauh dari baik. masih rendahnya kesadaran Sejalan dengan penelitian tersebut,
bangsa Indonesia terhadap pentingnya Mayangsari dan Murtanto (2002) yang
perlindungan terhadap shareholder dan menguji apakah pengumuman pemben-
stakeholders, membuat pelaksanaan corporate tukan komite audit (audit committee) akan
governance belum bisa berjalan dengan baik. direspon oleh pasar juga menemukan
Kebiasaan-kebiasaan buruk dalam dunia bukti bahwa pasar akan bereaksi positif
bisnis, seperti suap menyuap, uang pelicin, terhadap pengumuman tersebut. Hal ini
korupsi, kolusi, dan nepotisme, membuat mengindikasikan bahwa pengumuman
posisi manajemen menjadi suatu posisi tersebut mempunyai kandungan informasi
yang sangat kuat, sehingga pemegang (information content) yang menarik minat
saham publik menjadi pihak yang sangat investor di pasar. Penelitian tersebut
miskin informasi, oleh sebab itu menjadi mendukung beberapa penelitian sebelum-
nya yang menyimpulkan bahwa pengumu-

134 BENEFIT, Vol. 10, No. 2, Desember 2006


man mempunyai kandungan informasi nya adalah kemungkinan respon pasar
(information content) yang dapat mempenga- terhadap implementasi Good Corporate
ruhi kinerja perusahaan. Governance tidak dapat secara langsung
Penelitian Black et al. (2003) terhadap dirasakan (immediate) melainkan membu-
526 perusahaan publik di Korea tuhkan waktu.
memberikan bukti bahwa profitabilitas Berdasarkan temuan-temuan peneli-
perusahaan yang menerapkan Corporate tian sebelumnya maka hipotesis penelitian
Governance dengan semestinya dapat ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
meningkatkan nilai pasar dua kali lebih H1: Penerapan good corporate governance
tinggi dibandingkan perusahaan-perusa- berpengaruh terhadap nilai pasar
haan yang belum melaksanakan Good perusahaan.
Corporate Governance. Lebih jauh Black et al.
H2: Profitabilitas (Return on Aset)
(2003) menyatakan bahwa pengaruh
berpengaruh terhadap nilai pasar
praktik Good Corporate Governance terhadap
perusahaan.
nilai perusahaan akan lebih kuat jika
dibandingkan negara berkembang H3: Ukuran perusahaan berpengaruh
dibanding di negara maju. Hal tersebut terhadap nilai pasar perusahaan.
disebabkan oleh lebih bervariasinya
praktik Corporate Governance di negara METODE PENELITIAN
berkembang. • Populasi dan Sampel
Berbeda dengan penelitian Black et al. Populasi dari penelitian ini adalah
(2003), penelitian Sukmawati (2004) seluruh perusahaan manufaktur yang
terhadap perusahaan sektor keuangan di terdaftar di BEJ tahun 2001-2002.
Indonesia tidak berhasil membuktikan Pemilihan sampel dilakukan dengan
hubungan profitabilitas (Return on Aset) purposive sampling yaitu perusahaan yang
dan ukuran perusahaan sebagai variabel dipilih adalah perusahaan manufaktur
endogen dari Good Corporate Governance yang masuk dalam pemeringkatan
dengan nilai pasar perusahaan. Hal ini penerapan corparate governance yang
kemungkinan disebabkan oleh kurang dilakukan oleh The Indonesian Institute for
sosialisasi pentingnya penerapan Good Corporate Governance (IICG). Sampel yang
Corporate Governance oleh pihak yang digunakan juga harus melaporkan financial
berwenang sehingga penerapan Good report selama tahun 2001-2002.
Corporate Governance tidak dilaksanakan Berdasarkan kriteria tersebut, dari
dengan baik oleh manajemen perusahaan 153 perusahaan manufaktur yang terdaftar
(Sukmawati 2004). di BEJ hanya 52 perusahaan yang masuk
Senada dengan temuan Sukmawati dalam pemeringkatan yang dilakukan oleh
(2004), penelitian Darmawati (2004) The Indonesian Institute for Corporate
terhadap perusahaan sektor manufaktur di Governance (IICG) tahun 2001. Seleksi
Indonesia juga tidak berhasil membukti- sampel berikutnya diambil 28 sampel yang
kan hubungan ukuran perusahaan sebagai memenuhi persyaratan untuk menjadi
variabel endogen dari Good Corporate sampel akhir dalam penelitian ini.
Governance dengan nilai pasar. Penyebab- Sedangkan 24 sampel lainnya dikeluarkan

Analisis Good Corporate Governance … (Zulfikar) : 130 - 141 135


karena alasan kelengkapan data keuangan. • Definisi Operasional Variabel dan
Distribusi pengambilan sampel penelitian Pengukurannya
disajikan pada tabel 1.
a. Variabel Dependen
Tabel 1. Distribusi Sampel Penelitian Variabel dependen adalah
variabel yang diramalkan atau
No Kriteria Jumlah tergantung oleh variabel lainnya.
Dalam penelitian ini yang menjadi
1 Perusahaan yang 333 emiten variabel dependen adalah nilai pasar,
terdaftar di BEJ
tahun 2001 yaitu nilai kekayaan yang tidak dapat
dilihat dari neraca, seperti manajemen
2 Perusahaan non (180) emiten
manufaktur
yang baik, reputasi yang baik, dan
prospek yang sangat cerah. Rasio nilai
3 Perusahaan (101) emiten pasar perusahaan memberikan
manufaktur yang indikasi bagi manajemen mengenai
tidak masuk IICG
penilaian investor terhadap kinerja
4 Perusahaan dengan (24) emiten perusahaan di masa lampau dan
data keuangan tidak prospeknya di masa yang akan
lengkap
datang. Rasio yang dinilai bisa
Total perusahaan yang 28 emiten memberikan informasi paling baik
menjadi sampel akhir adalah Tobi»’s ,Q atau Q ratio yang
dirumuskan sebagai berikut (Chung
dan Pruit, 1994):
• Data dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data Tobin’s Q =
kuantitatif yang didapatkan dari hasil Nilai pasar ekuitas + Nilai buku utang
dokumentasi (data sekunder). Data Nilai buku total aktiva
Sekunder, yaitu data penelitian yang
diperoleh peneliti secara tidak langsung Semakin besar nilai Tobin’s Q, maka
melalui media perantara atau dicatat oleh perusahaan memiliki prospek
pihak lain. Data sekunder dalam pertumbuhan yang baik.
penelitian ini diperoleh dari literatur-
literatur ilmiah yang mempunyai b. Variabel Independen
hubungan erat dengan obyek penelitian, Variabel independen adalah
antara lain data penghargaan Annual Report variabel yang berdiri sendiri dan tidak
Award (ARA) di Warta Ekonomi tahun tergantung oleh variabel lainnya.
2002 dan Bapepam tahun 2002, serta Dalam penelitian ini variabel
peringkat penghargaan good corporate independennya meliputi: Good
governance yang dimuat di Majalah Swa Corporate Governance, Return on Asset
Sembada edisi September-Oktober 2001, dan ukuran perusahaan.
dan data dari Indonesian Capital Market Variabel Good Corporate Governance
Directory (ICMD). diukur dengan Corporate Governance

136 BENEFIT, Vol. 10, No. 2, Desember 2006


Index (CGI). CGI menunjukkan Tobin’s Q = a + b1(GCG) + b2(ROA)
seberapa banyak poin dalam + b3(Size)
Pedoman Pelaksanaan Good Corporate
Governance (KNKCG) yang telah
dilaksanakan oleh perusahaan. Pengujian hipotesis pertama, kedua
Semakin tinggi nilai CGI, maka makin dan ketiga dilakukan dengan uji t. Ada dan
tinggi tingkat kepatuhan perusahaan tidaknya pengaruh variabel corporate
(nilai maksimal CGI adalah 100). governance, Return on Aset dan Size dengan
nilai pasar perusahaan dilihat dari nilai
Variabel Return on Asset (ROA)
signifikansinya. Sebelum pengujian
sebagai proksi dari profitabilitas
hipotesis, dilakukan pengujian asumsi
perusahaan yang mengukur kemam-
klasik berupa uji normalitas, uji
puan perusahaan dalam memperoleh
multikolinearitas, autokorelasi dan uji
laba. Rasio ROA dirumuskan sebagai
heteroskedastisitas seperti disarankan oleh
berikut:
Gujarati (1995).

Laba Setelah Pajak HASIL DAN PEMBAHASAN


ROA = x 100%
Total Asse t
A. Statistik Deskriptif
Hasil penelitian di sektor manufaktur
Variabel ukuran perusahaan
dengan menggunakan 28 perusahaan
menunjukkan adanya perbedaan
sampel dapat dilihat pada tabel 2.
risiko usaha antara perusahaan besar
dan kecil. Pengukuran variabel size Berdasarkan hasil statistik deskriptif,
atau ukuran perusahaan berdasarkan tampak bahwa rata-rata nilai pasar
total aktiva. perusahaan-perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEJ yang terwakili oleh
• Metode Analisis Data perusahaan-perusahaan sampel adalah
1,3139. Angka ini menunjukkan bahwa
Metode analisis data yang digunakan
secara rata-rata perusahaan-perusahaan
dalam penelitian ini adalah analisis
sampel memiliki nilai pasar yang cukup
kuantitatif dengan menggunakan teknik
baik karena lebih dari 1. Nilai CGI dari
analisis berupa analisis regresi ganda.
seluruh perusahaan sampel adalah 39,75.
Adapun model persamaan regresi
Nilai tertinggi 77,19 dicapai oleh PT Astra
dirumuskan sebagai berikut:
Internasional dan nilai terendah dimiliki

Tabel 2. Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


governance 28 .1010 .7719 .397529 .1968565
return on aset 28 -.0481 .3060 .080918 .0727520
ukuran 28 .0355 .7443 .145707 .1394286
nilai pasar 28 .1500 4.8000 1.313929 1.2004732
Valid N (listwise) 28

Analisis Good Corporate Governance … (Zulfikar) : 130 - 141 137


oleh Pabrik Kertas Tjiwi Kimia. Hasil ini heteroskedastisitas. Artinya asumsi homo-
menunjukkan rendahnya kepatuhan skedastisitas terpenuhi.
perusahaan-perusahaan terhadap pene-
rapan Good Corporate Governance. Karena
dari 175 item yang disyaratkan oleh IICG
tidak ada satu perusahaan pun yang bisa
mencapai CGI lebih dari separuh total
item.

B. Pengujian Asumsi Klasik


Untuk mendukung kebenaran
interpretasi hasil analisis dengan model
regresi perlu dievaluasi beberapa kriterium
ekonometri yakni terpenuhinya sifat-sifat
normalitas, homoskedastisitas, dan tidak Gambar 2. Uji Heteroskedastisitas
adanya multikolinearitas pada model
regresi linear yang digunakan. Asumsi berikutnya berkaitan dengan
Pengujian atas asumsi normalitas hubungan antara dua atau lebih variabel
ditunjukkan oleh P-P Plot atas residual independen (multikolinearitas). Hasil
yang menunjukkan pola yang mengikuti pengujian atas asumsi ini menunjukkan
garis diagonal sehingga lolos uji atas bahwa model persamaan regresi lolos uji
normalitas, hasil ini tampak pada gambar dari asumsi tersebut. Hal ini terlihat dari
1. besarnya nilai VIF yang berkisar pada
angka 1 dan besarnya nilai tolerance yang
berkisar pada angka 0,8-0,9.

Tabel 3. Uji Multikolinearitas

Variabel Tolerance VIF


GCG 0,801 1,249
ROA 0,815 1,227
SIZE 0,977 1,023

C. Pengujian Hipotesis
Gambar 1. Uji Normalitas
Pengujian hipotesis pertama, kedua
dan ketiga dilakukan dengan memperhati-
Hasil pengujian scatterplot residual pada an tingkat signifikansi koefisien regresi
gambar 2 tidak menunjukkan adanya pola dan arah hubungan masing-masing
kurva tertentu. Hasil ini mengindikasi variabel. Pengujian ini bertujuan untuk
persamaan model regresi tidak ada melihat pengaruh variabel Good Corporate
Governance, Return on Aset, dan Size

138 BENEFIT, Vol. 10, No. 2, Desember 2006


terhadap variabel Tobin’s q. Hasil analisis pengujian ini tidak berhasil mendukung
regresi atas pengujian hipotesis dapat hipotesis pertama. Pengujian hipotesis
dilihat pada tabel 4. pertama menyimpulkan bahwa penerapan
Good Corporate Governance secara statistik
Tabel 4. Hasil Pengujian Regresi tidak berpengaruh signifikan terhadap
nilai pasar perusahaan. Pengujian terhadap
Tobin’s Q = a + β1(GCG) + β2(ROA) + β3(Size) hipotesis kedua ditunjukkan oleh
Parameter β t-value p-value
koefisien regresi variabel ROA yakni
sebesar 7,764 (t-value = 2,378) dan
Konstanta 0,597 1,169 0,254
signifikan pada tingkat 5 persen. Hasil ini
GCG -0,175 -0,144 0,887
mengindikasikan bahwa apabila profitabi-
ROA 7,764 2,378 0,026*
litas naik sebesar 1 persen, cateris paribus
SIZE 1,085 0,697 0,493 maka nilai pasar perusahaan akan naik
F Statistik 2,443 sebesar 7,764 persen atau sebaliknya.
Signifikan F 0,089**
Pengujian terakhir dilakukan dengan
Adjusted R2 0,138
melihat koefisien regresi variabel Size
*signifikan pada tingkat 5% sebesar 1,085 (t-value = 0,697) dan tidak
** signifikan pada tingkat 10% signifikan. Meskipun koefisien regresi
bertanda positif tetapi nilainya tidak
signifikan. Oleh karena itu, hasil pengujian
Hasil pengujian model regresi ini tidak berhasil mendukung hipotesis
menunjukkan angka Adjusted R2 sebesar ketiga. Hasil ini menunjukkan bahwa
0,138 artinya variabel GCG, ROA dan ukuran perusahaan secara statistik tidak
SIZE kemungkinan hanya dapat berpengaruh signifikan terhadap nilai
menjelaskan variasi dalam variabel pasar perusahaan.
Tobin’s Q sebesar 13,8 persen sedangkan
sebagian besar dijelaskan oleh variabel lain D. Pembahasan
yang tidak dimasukkan ke dalam model. Berdasarkan hasil statistik deskripsi,
Model regresi cukup fit digunakan (goodnes pencapaian CGI oleh perusahaan-
of fit) untuk memprediksi nilai pasar perusahaan manufaktur di BEJ masih
melalui variabel GCG, ROA dan SIZE. relatif rendah. Hal ini kemungkinan
Hal ini dapat ditunjukkan dengan melihat disebabkan oleh beberapa hal. Pertama,
angka F statistik sebesar 2,443 signifikan perusahaan memang belum memiliki
pada tingkat 10 persen. kepedulian terhadap penerapan Good
Tabel 4 menunjukkan bahwa Corporate Governance sebagaimana yang
koefisien GCG pada model regresi adalah disinyalir oleh Kompas 2/12/2002 (dalam
-0,175 (t-value = -0,144) dan tidak Sukmawati 2004). Kedua, beberapa item
signifikan. Koefisien variabel GCG tidak yang digunakan dalam pemeringkatan
sesuai dengan yang diharapkan dalam Good Corporate Governance lebih merupakan
model dan hipotesis karena bertanda anjuran yang bersifat tidak mengikat.
negatif. Meskipun bertanda negatif tetapi Konsisten dengan hasil tersebut, analisis
nilainya tidak signifikan sehingga hasil regresi atas hipotesis pertama menunjuk-

Analisis Good Corporate Governance … (Zulfikar) : 130 - 141 139


kan hasil yang tidak signifikan. Hasil ini kurangnya sosialisasi terhadap pentinya
juga konsisten dengan penelitian penerapan Good Corporate Governance oleh
Sukmawati (2004) yang menyimpulkan pihak yang berwenang sehingga tidak
penerapan corporate governance tidak dilaksanakan dengan baik dan investor
memberikan pengaruh yang positif belum menjadikannya sebagai dasar utama
terhadap nilai pasar. dalam pengambilan keputusan investasi.
Hasil pengujian terhadap seluruh Penelitian ini memiliki beberapa
hipotesis menunjukkan bahwa hanya keterbatasan. Pertama, sampel penelitian
profitabilitas yang mempengaruhi nilai ini dibatasi hanya pada perusahaan
pasar. Profitabilitas yang diukur dengan manufaktur yang masuk dalam pemering-
Return on Aset menunjukkan keberhasilan katan oleh IICG. Sangat mungkin
kinerja perusahaan. Untuk mengetahui perusahaan publik memiliki kriteria-
nilai pasar perusahaan di mata investor kriteria Corporate Governance sendiri.
maka digunakan rasio-rasio keuangan Penelitian selanjutnya dapat menggunakan
sebagai prediktornya. Rasio nilai pasar pedoman Corporate Governance masing-
perusahaan memberikan indikasi bagi masing perusahaan. Kedua, penelitian ini
manajemen mengenai penilaian investor menggunakan ukuran nilai pasar yang
terhadap kinerja perusahaan di masa masih sederhana. Karena banyak unsur
lampau dan prospeknya di masa yang yang harus terlibat untuk mengukur nilai
akan datang (Botosan 1997). pasar perusahaan. Sehingga kemungkinan
hasil pengukuran dalam penelitian ini
SIMPULAN kurang merepresentasi nilai pasar
Penerapan Good Corporate Governance perusahaan sesungguhnya. Penelitian
diyakini akan meningkatkan nilai pasar selanjutnya dapat menggunakan ukuran
perusahaan terutama di mata investor. nilai pasar sebagaimana yang diusulkan
Sebagaimana penelitian di negara-negara oleh Lang dan Lundholm (1993) dengan
lain seperti Amerika Serikat, Rusia dan memasukkan unsur-unsur seperti: nilai
Korea selatan menunjukkan bahwa ada buku net capital stocks dan inflation adjusted
pengaruh yang positif dan signifikan net capital stocks.
terhadap nilai pasar perusahaan yang
memiliki rating Good Corporate Governance DAFTAR PUSTAKA
tinggi atau telah melaksanakan Good
Corporate Governance dengan baik sesuai Beasly, C., M. Defond, J. Jiambalvo, dan
dengan kebijakan negara setempat. K.R. Subramanyam, 1998, "The
Effect of Audit on The Quality of
Hasil penelitian ini tidak konsisten
Earnings Management", Contemporary
dengan penelitian yang dilakukan di
Accounting Research, 15 (spring).
negara lain yakni penerapan Good Corporate
Governance pada perusahaan-perusahaan Botosan, C.A. 1997. “Disclosure Level
manufaktur di BEJ tidak memberikan and the Cost of Equity Capital”. The
pengaruh yang positif signifikan terhadap Accounting Review (July): 323-349
nilai pasar perusahaan. Beberapa Chtourou, S.M., J. Bedard, and L.
penyebabnya yang mungkin adalah Courteau. 2001, “Good Corporate

140 BENEFIT, Vol. 10, No. 2, Desember 2006


Governance and Earnings Manage- Award), 2002, Press release, di-
ment”, http://www.ssrn.com download dari www.bapepam.go.id.
Darmawati, D. 2003. ”Corporate Gov- Simanjuntak, Djisman S., 2002, "Good
ernance dan Manajemen Laba: Suatu Corporate Governance in Post-crisis
Studi Empiris”. Jurnal Bisnis dan Indonesia: Initial Conditions, Windows of
Akuntansi, Vol. 5 No. 1 hal 47-68. Opportunity and Reform Agenda",
Eisenberg, T., S. Sundgren, and M.T. Working paper.
Wells. 1998. “Large Board Size and Sukamulja, Sukmawati, 2004, Good
Decreasing Firm Value in Small Corporate Governance di Sektor
Firm”. Journal of Financial Economics Keuangan, Dampak GCG terhadap
48: 35-54 Kinerja Perusahaan di Bursa Efek
Gujarati, Damodar. 1995. Basic Economet- Jakarta. BENEFIT Jurnal Manajemen
rics. Singapore: McGraw Hill Inc. dan Bisnis. Vol. 8. Juni 2004.
Lang, M., dan R. Lundhom. 1993.’ Cross Sulistyanto, H. Sri, dan Linggar Y.
Sectional Determinants of Analysis Nugraheni, 2002, "Good Corporate
Rating of Corporate Disclosure’. Governance: Berhasilkah Diterapkan di
Journal of Accounting Research 31: 246- Indonesia", working paper.
271 Sulistyanto, H. Sri, dan Rika Lidyah, 2002,
Luhukay, Jos, 2002, "Tata Pamong dan "Good Governance: Antara Idealis-
Nilai Perusahaan", Warta Ekonomi, me dan Kenyataan", MODUS Jurnal
No. 21/XIV/2 September. Ekonomi dan Bisnis FE UAJY, Vol.
14.
Linan, David, 2000, “Keberadaan Good
Corporate Governance di Masyarakat Veronica, Silvia dan Utama, Sidharta,
Bisnis Sekarang dan Masa Datang”. 2005, Pengaruh Struktur Kepemili-
Thesis Program Magister Hukum UGM, kan, Ukuran Perusahaan, dan Praktek
Jogjakarta, tidak dipublikasikan. Corporate Governance terhadap
Pengelolaan Laba, Jurnal Akuntansi
Mayangsari, Sekar, dan Murtanto, 2002,
Vol. VIII. September 2005.
"Reaksi Pasar Modal Indonesia
terhadap Pembentukan Komite Warta Ekonomi, No. 21/XIV/2 Agustus
Audit", Proceeding Simposium Surviving 2002.
Strategies to Cope With the Future,
Fakultas Ekonomi Universitas Atma
Jaya Yogyakarta (FE UAJY).
McKinsey dan Company, 2001.
“Interpreting the Value of Corporate
Governance”. Third Asian Roundtable
on Corporate Governance
Panitia dan Dewan Juri Penghargaan
Laporan Tahunan (Annual Report

Analisis Good Corporate Governance … (Zulfikar) : 130 - 141 141

Anda mungkin juga menyukai