Anda di halaman 1dari 6

FINESTA Vol. 3, No.

1, (2015) 46-51

46

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan


Anthony Wijaya dan Nanik Linawati
Program Studi Manajemen, Program Manajemen Keuangan
Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra
Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya
E-mail: antony.cleardrop@yahoo.com ; nanikl@petra.ac.id
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dengan variabel
moderator: Corporate Social Responsibility (CSR) dan Good
Corporate Governance (GCG). CSR diproksikan dengan CSDI
(Corporate Social Disclosure Index), sedangkan GCG diproksikan
dengan kepemilikan manajerial, institusi, dan publik. Penelitian ini
menggunakan metode regresi linear berganda. Sampel penelitian
adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
pada tahun 2008-2013, penelitian ini menunjukkan hasil bahwa
Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance
secara bersama-sama mampu memoderasi pengaruh kinerja
keuangan terhadap nilai perusahaan. Selain itu, penelitian ini juga
menunjukkan hasil bahwa ROA berpengaruh positif signifikan
terhadap Tobin's Q. ROE juga memberikah hasil yang positif
signifikan terhadap Tobin's Q.
Kata Kunci Corporate Social Responsibility, Good
Corporate Governance, Kinerja Keuangan, Nilai Perusahaan
Abstract The aim of this research is to identify the influence
of financial performance to firm value with moderating variable:
Corporate Social Responsibility (CSR) and Good Corporate
Governance (GCG). CSR used (CSDI Corporate Social Disclosure
Index) as the proxy, GCG used management ownership,
institusional, and public as the proxy. The main method of analysis
used is the multiple linear regression. By using the companies
registered in Indonesia Stock Exchange (BEI) during 2008-2013
as the sample. The analysis finds that Corporate Social
Responsibility and Good Corporate Governance simultaneously
moderate the effect of financial performance to the firm value.
Beside, this research also find that ROA has positive significant to
Tobin's Q and ROE also has positve significant to Tobin's Q.
Key words Corporate Social Responsibility, Financial
Performance , Firm Value, Good Corporate Governance

1. PENDAHULUAN
Agustine (2014) menyatakan bahwa CSR tidak
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan ketika
diuji menggunakan lag-1 dengan CSR sebagai variabel
independen. Walaupun hasil penelitian yang menganalisa
pengaruh CSR dengan nilai perusahaan tidak signifikan
namun CSR masih perlu dilakukan oleh perusahaan
dikarenakan efek CSR dalam meningkatkan nilai perusahaan
tidak berdampak secara langsung dan efeknya baru akan
terasa dalam jangka panjang. Hasil penelitian terdahulu
masih memiliki keterbatasan seperti variabel profitabilitas
yang digunakan adalah ROA (Return On Asset), selain itu
proksi dari GCG yang digunakan hanya prosentase
kepemilikan manajerial (PKM). Penelitian ini berusaha
mengembangkan penelitian yang telah dilakukan dengan
menambah variabel kinerja keuangan yang diproksikan
dengan rasio profitabilitas tidak hanya menggunakan ROA
tetapi juga ROE (Return On Equity). Hal lain yang
dilakukan untuk mengembangkan penelitian terdahulu
adalah memperpanjang periode pengamatan penelitian dari
yang sebelumnya tahun 2008-20012 menjadi tahun 2008-

2013, penelitian ini juga menggunakan prosentase


kepemilikan manajerial (PKM), prosentase kepemilikan
institusional (PKIn), dan prosentase kepemilikan publik
(PKP) sebagai proksi dari GCG.
Hubungan signifikan antara kinerja keuangan dengan
nilai perusahaan akan terlihat jika melihat tujuan utama
setiap perusahaan yaitu untuk memperoleh laba yang
maksimal dimana dengan adanya peningkatan laba
menunjukkan bahwa kinerja keuangan sebuah perusahan
mengalami peningkatan (Chandra, 2010). Nilai perusahaan
yang menggambarkan apresiasi investor terhadap hasil kerja
manajemen dalam
mengelola aset perusahaan. Nilai
perusahaan tercermin dari harga saham dan menggambarkan
kesejahteraan bagi pemegang saham serta prospek
perusahaan di masa depan. Peningkatan nilai perusahaan
salah satunya dipengaruhi oleh kinerja keuangan, terutama
pada profitabilitas (Rahayu, 2010). Sebaliknya, menurut
Rahayu (2010), kinerja keuangan yang diwakili oleh ROE
tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Sedangkan penelitian Yuniasih & Wirakusuma (2007) ;
Rahayu (2010) menemukan bahwa kinerja keuangan
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini
menunjukkan terdapat variabel lain yang diduga berperan
dalam mempengaruhi nilai perusahaan yaitu variabel CSR
dan GCG.
Variabel CSR digunakan sebagai variabel moderator
karena berdasarkan dengan teori stakeholder menyatakan
bahwa perusahaan harus melakukan pengungkapan
tanggungjawab sosial kepada para stakeholder. Hal ini
menunjukkan bahwa pasar juga memberikan respon yang
positif terhadap pengungkapan CSR yang dilakukan oleh
perusahaan (Wirakusuma & Yuniasih, 2009). Pelaksanaan
CSR di Indonesia juga semakin jelas dengan adanya
ketentuan tentang kewajiban suatu perusahaan untuk
melaksanakan CSR diatur dalam UU No.40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas BAB V tentang Tanggung Jawab
Sosial dan Lingkungan khususnya pasal 74.
GCG juga merupakan variabel moderator yang di
proksikan dengan PKM, PKIn, dan PKP. Prosentase
kepemilikan merupakan variabel GCG untuk mengontrol
kinerja keuangan perusahaan untuk meningkatkan nilai
perusahaan (Rahayu, 2010). Oleh karena itu penelitian ini
ingin menemukan pengaruh signifikan interaksi kinerja
keuangan (ROA dan ROE) dengan CSR dan GCG terhadap
nilai perusahaan.
2. TEORI PENUNJANG
A. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk
memperoleh laba melalui semua kemampuan dan sumber
daya yang ada seperti kegiatan penjualan kas, modal dan
sebagainya (Gitman (2003) dalam Dewi Agustina (2006).
Ukuran profitabilitas ada berbagai macam namun yang
berkaitan langsung dengan kepentingan analisis kinerja

FINESTA Vol. 3, No. 1, (2015) 46-51


keuangan perusahaan adalah ROA dan ROE.
1. Return On Asset (ROA)
ROA merupakan rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan secara keseluruhan (Ang, 1997). ROA mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih
berdasarkan tingkat asset yang tertentu. Rasio ROA
menunjukkan seberapa besar efektivitas perusahaan dalam
menggunakan asetnya dalam jangka pendek. Semakin tinggi
rasio ini, maka semakin efektif penggunaan aktiva tersebut.
(1)
2. Return On Equity (ROE)
ROE merupakan ukuran profitabilitas yang mengukur
kemampuan perusahaan menghasilkan keuangan pada
tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Hanafi
& Halim (1996) menemukan bahwa ROE merupakan ukuran
profitabilitas dari sudut pemegang saham. ROE
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba dengan menggunakan modal sendiri sehingga besarnya
ROE mengindikasikan tingkat efisiensi perusahaan dalam
mengelola modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan.
Semakin tinggi ROE menunjukkan semakin efisien
perusahaan dalam menggunakan modal sendiri untuk
menghasilkan laba atau keuntungan bersih (Ang, 1997).
(2)
B. Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap
perusahaan, yang dikaitkan dengan harga saham (Sujoko &
Soebiantoro,
2007).
Harga
saham yang tinggi
mengindikasikan nilai perusahaan yang tinggi. Hal ini
menunjukkan pasar percaya tidak hanya pada kinerja
perusahaan saat ini namun juga prospek perusahaan di masa
depan (Hardiyanti, 2012). Nilai pasar perusahaan diukur
dengan Tobins Q yakni:
(3)
Keterangan:
Q
: nilai perusahaan
EMV (nilai pasar ekuitas) : closing price saham x jumlah
saham yang beredar
D
: nilai buku dari total hutang
EBV
: nilai buku dari total aset
C. Teori Stakeholder
Teori stakeholder merupakan teori yang menjelaskan
bagaimana manajemen memenuhi atau mengelola harapan
para stakeholder. Hal ini menunjukkan perusahaan tidak
hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri, namun harus
memberikan manfaat bagi stakeholdersnya, dimana salah
satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan
CSR sebagai strategi bisnisnya. Para stakeholders akan
memberikan dukungan penuh kepada aktivitas perusahaan
apabila pengungkapan CSR dapat dilakukan dengan baik
yaitu melakukan pengungkapan informasi lingkungan dan
sosial secara sukarela, senantiasa peduli terhadap lingkungan
dengan mendasarkan kegiatan usaha pada prinsip triple
bottom lines sehingga tujuan perusahaan untuk
meningkatkan kinerja dan mencapai laba dapat tercapai.
D.Signaling Theory
Teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan
mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan
keuangan pada pihak eksternal karena terdapat asimetri
informasi antara perusahaan dan pihak luar sedangkan

47
informasi di dalam perusahaan merupakan sinyal bagi pelaku
pasar untuk melakukan investasi dan mempengaruhi prospek
perusahaan di masa depan. Salah satu cara untuk
mengurangi informasi asimetri adalah dengan memberikan
sinyal pada pihak luar, salah satunya berupa informasi
keuangan yang dapat dipercaya dan akan mengurangi
ketidakpastian mengenai prospek perusahaan yang akan
datang (Wolk et al., 2000).
E.Corporate Social Responsibility (CSR)
Menurut The World Business Council for Sustainable
Development (dalam Rika & Ishlahuddin, 2008), CSR atau
tanggungjawab sosial perusahaan didefinisikan sebagai
komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi bagi
pembangunan ekonomi berkelanjutan. ACCA dalam Retno
(2006) mengungkapkan bahwa pertanggung-jawaban sosial
perusahaan diungkapkan di dalam laporan yang disebut
Sustainability Reporting. Pelaksanaan dan pengungkapan
Corporate Social Responsibility, perusahaan memiliki
beberapa alasan dan motivasi.
Menurut Freedman (2002) dalam Mee (2012), alasan
perusahaan melakukan pengungkapan sosial salah satu
diantaranya adalah pertimbangan ekonomi (economic
nationality), maksudnya pengungkapan sosial dan
lingkungan diharapkan dapat memberikan keuntungan bisnis
karena perusahaan melakukan hal yang benar. Konsep
pelaporan CSR digagas dalam Global Reporting Inisiative
(GRI). Dalam GRI Guidelines disebutkan bahwa perusahaan
harus menjelaskan dampak aktivitas perusahaan terhadap
ekonomi, lingkungan dan sosial pada bagian standard
disclosures. Tiga dimensi tersebut kemudian diperluas
menjadi enam dimensi, yaitu ekonomi, sosial, lingkungan,
praktek tenaga kerja, hak asasi manusia, masyarakat, dan
tanggungjawab produk, dimana didalamnya terdapat
penjelasan sejumlah tujuh puluh sembilan item.
F. Agency Theory
Menurut Darmawati et al., (2005), inti dari hubungan
keagenan adalah adanya pemisahan antara kepemilikan
(principal/investor) dan pengendalian (agent/manajer).
Setyapurnama & Norpratiwi (2004) menyatakan hubungan
keagenan dapat menimbulkan masalah pada saat pihak-pihak
yang bersangkutan mempunyai tujuan yang berbeda.
Alijoyo & Zaini (2004) beranggapan bahwa pemisahan
fungsi eksekutif dan fungsi pengawasan pada teori keagenan
menciptakan checks and balances, sehingga terjadi
independensi yang sehat bagi para manajer untuk
menghasilkan kinerja perusahaan yang maksimum dan
return yang memadai bagi para pemegang saham.
G.Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial adalah situasi dimana manajer
memiliki saham perusahaan atau dengan kata lain manajer
tersebut sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan
(Christiawan & Tarigan, 2007). Dalam teori keagenan
dijelaskan bahwa kepentingan manajemen dan kepentingan
pemegang saham mungkin bertentangan. Konflik antara
pihak manajemen dan pemegang saham tersebut akan
berkurang jika ada kepemilikan manajemen didalamnya.
Menurut Jensen & Meckling (1976), dengan adanya
kepemilikan manajemen terhadap saham perusahaan maka
dipandang dapat menyelaraskan potensi perbedaan
kepentingan antara manajemen dan para pemegang saham
lainnya sehingga permasalahan antara agen dan prinsipal
diharapkan akan hilang. Adapun prosentase kepemilikan

FINESTA Vol. 3, No. 1, (2015) 46-51


manajemen dapat diukur menggunakan insider ownership
(INSD), yaitu prosentase saham yang dimiliki oleh insider
atau manajemen.
(4)
H. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional adalah proporsi kepemilikan
saham pada akhir tahun yang dimiliki oleh lembaga, seperti
asuransi, bank atau institusi lain. (Tarjo, 2008).
Jensen & Meckling (1976) menyatakan bahwa kepemilikan
institusional memiliki peranan yang sangat penting dalam
meminimalisasi konflik keagenan yang terjadi antara
manajer dan pemegang saham. Keberadaan investor
institusional dianggap mampu menjadi mekanisme
monitoring yang efektif dalam setiap keputusan yang
diambil oleh manajer. Adapun PKIn dapat di hitung dengan
menggunakan
rumus
sebagai
berikut.
(5)
I. Kepemilikan Publik
Struktur kepemilikan saham oleh publik menggambarkan
tingkat kepemilikan perusahaan oleh publik. Semakin besar
persentase saham yang ditawarkan kepada publik, maka
semakin besar pula informasi internal yang harus
diungkapkan kepada publik, sehingga diharapkan dapat
mengurangi intensitas terjadinya earnings management.
Adapun PKP dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut.

(6)
J. Hubungan Antar Konsep
Kinerja keuangan yang diukur dengan ROA dan ROE
dapat mempengaruhi nilai perusahaan dengan menggunakan
variabel moderator CSR dan GCG yang di proksi dengan
PKM, PKIn, dan PKP. Para investor melakukan overview
suatu perusahaan dengan melihat profitabilitas perusahaan
karena profitabilitas dapat mengukur seberapa besar
kemampuan pihak manajemen untuk menghasilkan laba bagi
para investor. Apabila perusahaan berhasil membukukan
tingkat keuntungan yang besar dengan dasar melihat pada
kedua rasio ROA dan ROE, maka hal ini akan memotivasi
para investor untuk menanamkan modalnya pada saham,
sehingga harga saham dan permintaan akan sahampun
meningkat. Harga saham dan jumlah saham yang beredar
akan mempengaruhi nilai Tobins Q sebagai proksi dari nilai
perusahaan, jika harga saham dan jumlah saham yang
beredar naik, maka nilai Tobins Q juga akan naik
(Kusumadilaga : 2010). Pengaruh signifikan kinerja
keuangan terhadap nilai perusahaan tidak ditemukan pada
sebagian besar penelitian dimana penelitian yang dilakukan
Zuraedah (2010) menemukan bahwa kinerja keuangan tidak
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Ketidakonsistensian hasil ini menunjukkan adanya variabel
lain yang menjadi moderator. Dalam penelitian ini
menggunakan CSR dan GCG sebagai variabel moderator.
Variabel CSR menjadi variabel moderator karena
berdasarkan teori sinyal menyatakan bahwa perusahaan
memberikan sinyal-sinyal kepada pihak luar perusahaan
dengan tujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan.
Stakeholder theory berpandangan bahwa perusahaan harus
melakukan pengungkapan tanggungjawabsosial sebagai

48
salah satu tanggung jawab kepada para stakeholder
ditambah dengan adanya aturan dalam UU No.40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas BAB V tentang Tanggung
Jawab Sosial dan Lingkungan khususnya pasal 74.
Pengungkapan item CSR dalam laporan keuangan
diharapkan akan menjadi nilai tambah yang akan menambah
kepercayaan para investor, bahwa perusahaan tersebut akan
terus berkembang dan berkelanjutan (sustainable). Hal ini
akan berdampak positif terhadap perusahaan, selain
membangun image yang baik di mata para stakeholder,
karena kepedulian perusahaan terhadap sosial lingkungan
akan menaikkan laba perusahaan melalui peningkatan
penjualan selain itu juga menarik investor untuk berinvestasi
di perusahaan sehingga nilai perusahaan akan meningkat.
Selain CSR variabel lain yang memoderasi adalah GCG.
PKM akan turut menginteraksi hubungan antara kinerja
keuangan dengan nilai perusahaan karena dipercaya mampu
mempengaruhi operasional perusahaan yang pada akhirnya
berpengaruh pada kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan
perusahaan. Hubungan antara kinerja keuangan dan nilai
perusahaan akan diperkuat oleh kepemilikan manajerial
karena semakin besar PKM pada perusahaan, maka manajer
cenderung lebih giat untuk kepentingan pemegang saham
dimana pemegang saham adalah dirinya sendiri
(Rahayu : 2010 ).
Selain kepemilikan manajerial, kepemilikan dalam
perusahaan yang banyak terkonsentrasi dimiliki oleh institusi
akan memudahkan pengendalian terhadap institusi tersebut
sehingga akan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan
(Hastuti, 2005). Semakin besar kepemilikan oleh institusi
maka akan semakin besar kekuatan suara dan dorongan
institusi untuk mengawasi manajemen dan akibatnya akan
memberikan dorongan yang lebih besar untuk
mengoptimalkan nilai perusahaan sehingga kinerja
perusahaan juga akan meningkat dimana hal tersebut akan
berdampak terhadap nilai perusahaan.
Semakin besar kepemilikan saham publik maka akan
semakin besar mekanisme pengendalian terhadap perilaku
manajemen. Besaran komposisi pemegang saham publik
akan berpengaruh terhadap seberapa jauh monitoring,
intervensi publik dalam mendisiplinkan cara kerja para
manajer yang pada akhirnya akan membuat manajer
mengelola
perusahaan
dengan
orientasi
untuk
memaksimumkan kesejahteraan pemegang saham. PKP yang
bertambah
besar
diharapkan
mampu
mengontrol
peningkatan kinerja keuangan sehingga nilai perusahaan
juga akan meningkat (Handayani, 2007).

Gambar 1 Kerangka Pemikiran

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:


1.Interaksi antara kinerja keuangan dengan
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

CSR

FINESTA Vol. 3, No. 1, (2015) 46-51

49

2. Interaksi antara kinerja keuangan dengan Good Corporate


Governance berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan.
3. Kinerja keuangan, CSR, Good Corporate Governance,
interaksi antara kinerja keuangan dan Corporate Social
Responsbility, dan interaksi antara kinerja keuangan dan
Good Corporate Governance secara serempak
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
3. METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
kuantitatif (asosiatif). Metode pengumpulan data adalah
metode dokumentasi dengan studi kepustakaan. Populasi
dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008-2013. Sampel
sebanyak 18 perusahaan diambil menggunakan metode
purposive sampling, dengan kriteria sampel:
1. Mengungkapkan informasi corporate social responsibility
2. Mempublikasikan laporan tahunan tahun 2008-2013 dan
tidak delisting selama periode pengamatan.
3. Informasi ROA, ROE, prosentase kepemilikan manajerial,
prosentase
kepemilikan
institusional,
prosentase
kepemilikan publik, closing price, outstanding share
tersedia dengan lengkap dari tahun 2008-2013.
4. Data memiliki minimal satu kepemilikan manajerial
selama periode pengamatan.
Definisi
operasional
variabel-variabel
penelitian
adalahsebagai berikut:
a. Kinerja keuangan merupakan ukuran atau indikator yang
menyatakan sejauh mana sebuah perusahaan telah
menggunakan aset atau ekuitas dengan menerapkan model
tertentu dalam usaha untuk meningkatkan pendapatan.
Kinerja keuangan diproksikan dengan rasio profitabilitas
yaitu ROA dan ROE.
b.CSR merupakan pengungkapan CSR pada laporan tahunan
yang terdiri atas 6 fokus pengungkapan dan diukur
menggunakan indikator empirik CSDI sesuai persamaan:
(7)
CSDIj : Corporate Social Responsibility Disclosure
Index perusahaan j
nj
: jumlah item untuk perusahaan j
Xij
: item i diungkapkan
c. Good Corporate Governance yang diwakili oleh PKM,
PKIn, dan PKP.
d. Nilai perusahaan merupakan kapitalisasi pasar saham di
akhir tahun yang diukur menggunakan Tobins Q.
Teknik analisa data yang dilakukan adalah regresi linear
berganda dengan menggunakan bantuan program SPSS 19
dengan terlebih dahulu melakukan uji asumsi klasik yang
meliputi uji normalitas, heterokedastisitas, multikolinearitas,
dan autokorelasi, sebelum dilakukan pengujian persamaan
regresi. Adapun persamaan regresi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
Model 1:
Nilai Perusahaan= o + 1.ROAt+ 2. ROEt+ 3.CSRt
+4.ROAt .CSRt+ 5. ROEt .CSRt
(8)
Model 2:
Nilai Perusahaan= o + 1.ROAt+ 2. ROEt+ 3. GCGt +
4. ROAt .GCGt+5. ROEt . GCGt
(9)

Model 3:
Nilai Perusahaan= o + 1.ROAt+ 2. ROEt+ 3.CSRt + 4.
GCGt+5.ROAt .CSRt+ 6. ROEt .CSRt
+ 7. ROAt .GCGt + 8. ROEt .GCGt
(10)
Keterangan:
Nilai Perusahaan
: diukur dengan Tobin's Q
ROAt
: Return On Asset
ROEt
: Return On Equity
CSRt
: Corporate Social Responsibility
GCGt
: Good Corporate Governance (PKM,
PKIn, PKP)
ROAt . CSRt
: Interaksi ROA dengan CSR
ROEt . CSRt
: Interaksi ROE dengan CSR
ROAt .GCGt
: Interaksi ROA dengan GCG
ROEt . GCGt
: Interaksi ROE dengan GCG
1 8
: Koefisien Regresi
Pengujian hipotesis dilakukan melalui uji secara serempak
(uji F) dan uji secara parsial (uji t).
Hipotesis dalam uji F:
H0,3: ROA,ROE=CSR= GCG =ROA,ROE-CSR= ROA,ROE-GCG = 0
H1,3: ROA,ROE=CSR= GCG = ROA ,ROE-CSR = ROA, ROE-GCG 0
Hipotesis dalam uji t:
- H0,1: ROA, ROE-CSR= 0
H1,1: ROA, ROE-CSR 0
- H0,2: ROA, ROE-GCG= 0
H1,2: ROA, ROE-GCG 0
Kriteria keputusan yang digunakan adalah:
a. Tingkat signifikan alpha ditetapkan sebesar 5%
b. Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis dengan
membandingkan p value dengan alpha
i. Jika p value> (5%), maka gagal tolak Ho.
ii. Jika p value< (5%), maka tolak Ho.
4. ANALISA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian
Pelaksanaan CSR di Indonesia kini diatur oleh peraturan
perundangan-undangan, yaitu UU No. 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas. Banyak perusahaan di Indonesia
telah mengintegrasikan CSR sebagai bagian dari strategi
bisnisnya dalam mengembangkan perusahaanya (La Tofi,
2012 dalam Diredja, 2012). CSR tidak diperlakukan sebagai
suatu departemen atau window dressing atas kegiatan buruk
yang dilakukan perusahaan, melainkan seperti strategi
perusahaan di bidang pemasaran, keuangan, dan sumber
daya manusia, perusahaan membutuhkan strategi CSR yang
tepat untuk menjalankan usahanya. Merujuk pada definisi
Harvard Kennedy School dan Dahlsrud (2008) dalam
Rahman (2013) CSR dapat dilakukan oleh perusahaan dalam
bidang usaha apa pun.
Sampel penelitian sebanyak 18 perusahaan, mayoritas
didominasi oleh perusahaan property dan real estate serta
sub sektor perdagangan besar barang produksi sebanyak 3
perusahaan (17%). Tiga subsektor yaitu konstruksi dan
bangunan, Otomotif, dan bank memiliki presentase sebesar
11% atau terdapat 2 perusahaan dari masing-masing sub
sektor. Subsektor yang lain masing-masing memiliki 1
perusahaan dengan presentase sebesar 6% dimana terdiri
dari jalan tol, bandara ,dan sejenisnya, subsektor pedagang
eceran, tambang batubara, advertising dan printing media,
kosmetik dan keperluan rumah tangga, dan subsektor
perusahaan efek.

FINESTA Vol. 3, No. 1, (2015) 46-51

50

B. Hasil pengujian hipotesis


Persamaan regresi baru yang didapat setelah memenuhi
asumsi klasik adalah:

Sedangkan hasil dari uji F dan uji t ditunjukkan pada tabel 1


dan tabel 2.
Tabel 1.
Hasil Uji Statistik F
F

Model
1

Regression
Residual
Total

Variabel

Sig.

6.923

.000a

Tabel 4.

Tabel 2.
Hasil Uji Statistik t
t

Sig.

(Constant)

6.389

.000

CSR

-1.618

.109

PKM

-1.039

.302

PKIn

.150

.881

PKP

-.673

.503

ln_intROACSR

2.712

.008

INTROAPKM

2.237

.028

ln_intROAPKP

1.056

.294

ln_ROAPKIn

-1.207

.231

INTROEPKM

-.974

.333

INTROEPKP

1.300

.197

ln_intROEPKIn

.979

.330

intROECSR

.379

.706

Berdasarkan pengolahan data pada persamaan regresi,


dengan uji secara parsial (uji t) dan uji secara serempak (uji
F), maka hasil penelitian adalah sebagai berikut:
1. Hipotesis 1: Interaksi antara kinerja keuangan dengan
CSR berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan
Tabel 3.
Hasil Uji Interaksi ROA Dan ROE dengan CSR
terhadap Nilai Perusahaan
Variabel

Sig.

(Constant)

19.840

0.000

ROA

-3.644

0.365

Ln_ROE

-1.176

0.000

Ln_intROACSR

1.512

0.000

CSR

-13.043

0.002

intROECSR

22.018

0.059

Adjusted R2

kecil dari =5% sedangkan hasil uji interaksi antara ROE


dengan CSR sebesar 0.059 lebih besar dari =5%.
Berdasarkan hasil uji interaksi dapat kita simpulkan bahwa
hanya interaksi antara ROA dengan CSR saja yang
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini
dikarenakan peningkatan CSR meningkatkan ROA dan
berdampak terhadap nilai perusahaan. Sedangkan interaksi
antara ROE dan CSR terhadap pengaruh antara kinerja
keuangan dan nilai perusahaan memberikan hasil yang tidak
signifikan dikarenakan investor dalam menanamkan
modalnya tidak mempertimbangkan tingkat pengungkapan
CSR yang dilakukan oleh perusahaan.
2. Hipotesis 2: Interaksi antara kinerja keuangan dengan
Good Corporate Governance berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan.

0.433
0.405

Hasil penelitian menunjukkan hanya interaksi antara ROA


dan CSR saja yang berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan. Berdasarkan hasil uji interaksi interaksi antara
ROA dengan CSR diperoleh hasil signifikansi 0.000 lebih

Hasil Uji Interaksi ROA Dan ROE dengan GCG


terhadap Nilai Perusahaan
Variabel

Sig.
(Constant)
13.505
0.000
ROA
3.553
0.348
Ln_ROE
-.275
.715
PKM
-7.364
.250
PKIn
.269
.912
PKP
-.607
.780
Ln_ROAPKP
.341
.490
Ln_intROAPKIn
.204
.724
Ln_intROEPKIn
-.245
.761
intROAPKM
275.932
.010
intROEPKM
-57.523
.314
intROEPKP
4.247
.417
R2
.451
Adjusted R2
.388

Hasil uji interaksi menunjukkan hasil yang signifikan


dengan nilai signifikansi interaksi ROA dengan PKM
sebesar 0.010 dibawah =5%. Semakin tinggi kepemilikan
manajerial membuat pihak manajemen berusaha semaksimal
mungkin untuk kepentingan pemegang saham. Variabel
interaksi ROE dengan PKM memiliki pengaruh terbalik dan
hasil yang tidak signifikan. Berdasarkan hasil uji interaksi
nilai signifikansi interaksi ROE dan PKM sebesar 0.314
diatas = 5%. Dari hasil penelitian diketahui bahwa seiring
kenaikan PKM, maka pengaruh ROE akan menurun
dikarenakan perbedaan kepentingan antara manajer dan
investor. Temuan lain memberikan hasil bahwa interaksi
ROA dengan PKIn sebesar 0.724 dan interaksi ROA dengan
PKP sebesar 0.490 diatas = 5% memberikan hasil yang
tidak signifikan. Selain itu interaksi ROE dengan PKIn
sebesar 0.761 , dan interaksi ROE dengan PKP sebesar
0.417 diatas = 5% juga memberikan hasil yang tidak
signifikan.. PKIn yang tinggi akan mengurangi kontrol
dalam perusahaan dikarenakan institusi yang ada cenderung
bekerjasama dengan manajer untuk mencapai kepentingan
pribadi sehingga kinerja perusahaan tidak meningkat dan
berdampak terhadap nilai perusahaan. Interaksi antara
ROAdan ROE dengan PKP juga tidak berpengaruh
signifikan dikarenakan PKP yang ada masih rendah
jumlahnya sehingga jika perusahaan ingin meningkatkan
kinerja keuangan maka prosentase kepemilikan publik masih
kurang untuk dapat melakukan kontrol terhadap kinerja
perusahaan sehingga tidak berdampak terhadap nilai
perusahaan.
3. Hipotesis 3: Kinerja keuangan, CSR, GCG, interaksi

FINESTA Vol. 3, No. 1, (2015) 46-51


antaraROA dan ROE dengan CSR, dan interaksi antara ROA
dan ROE dengan GCG secara serempak berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan.
Hasil penelitian mengindikasikan bahwa ROA, ROE,
CSR, PKM, PKP, PKIn, intROACSR, intROECSR,
intROAPKM, intROAPKIn, intROAPKP, intROEPKM,
intROEPKIn, intROEPKP secara serempak berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian menggunakan regresi linear
berganda maka kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Interaksi antara CSR dengan ROA dan ROE tidak
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, hanya
interaksi antara ROA dengan CSR yang berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan, dengan demikian
hipotesa 1 ditolak.
2. Interaksi antara ROA dan ROE dengan PKM, PKIn, dan
PKP tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan, hanya interaksi antara ROA dan PKM yang
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, dengan
demikian hipotesa 2 ditolak.
3. ROA dan ROE, CSR, PKM, PKIn, dan PKP, Interaksi
antara CSR dengan ROA dan ROE, Interaksi antara
ROA dan ROE dengan PKM, PKIn, PKP secara
serempak berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan, sehingga hipotesa 3 diterima.
Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah:
Periode pengamatan sebaiknya diperpanjang dengan harapan
dampak Corporate Social Responsibility (CSR) dan Good
Corporate Governance (GCG) dalam memoderasi pengaruh
kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dapat lebih
tampak. Selain itu, Corporate Social Responsibility (CSR)
yang efektif bagi perusahaan dilakukan secara berkelanjutan
(sustainable) serta diperlukan dukungan dari perusahaan,
masyarakat, dan pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Dewi. (2006). Pengaruh Profitabilitas, Leverage,
Kepemilikan Publik Dan Status Terhadap Pengungkapan Laporan
Keuangan. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 8 (3), 219-246.
Agustine, I. (2014). Pengaruh Corporate Social Responsibility
Terhadap Nilai Perusahaan. FINESTA Vol. 2, No. 1 , 42-47.
Alijoyo.,Antonius & Subarto., Zaini.(2004). Komisaris Independen
: Penggerak Praktik GCG di Perusahaan. Jakarta: PT. Indeks
kelompok GRAMEDIA.
Ang, Robbert. (1997). Buku Pintar: Pasar Modal Indonesia (The
Intelligent Guide to Indonesian Capital Market). Mediasoft
Indonesia, First Edition.
Chandra, Eva T.M. (2010). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap
Nilai Perusahaan Dengan Pengungkapan Corporate Social
Responsibility Sebagai Variabel Pemoderasi Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi
Fakultas Ekonomi. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Christiawan., J. J. & Tarigan., J. (2007). Kepemilikan Manajerial,
Kebijakan Hutang, Kinerja dan Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi
Keuangan, 9(1), 1-8.

51
Diredja. (2012, Desember 5). Retrieved November 16,2014, from
Kompas.com:http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/12/05/
23221249/Tahun.2013.Pelaksanaan.CSR.Akan.Meningkat
Jensen., M. C. & Meckling., W.H. (1976). Theory of The Firm:
Managerial Behaviour, Agency Cost, and Ownership Structure.
Journal of Financial Economics, 3(4), 305-360.
Kusumadilaga, R., (2010). Pengaruh Corporate Social
Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas
sebagai Variabel Moderating. Skripsi.Universitas Diponegoro,
Semarang.
Mee, A. (2012). Analisis Pengaruh Pengungkapan Aktivitas
Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Profitabilitas
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI).Skripsi.Universitas Kristen Petra, Surabaya.
Rahayu, Sri. (2010). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai
Perusahaan Dengan
Pengungkapan
Corporate
Social
Respocibility dan Good Corporate Governance Sebagai Variabel
Pemoderasi. Universitas Diponegoro, Semarang.
Rahman, F. (2013). Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di
Indonesia: Salah Paham? Retrieved on Desember 9, 2013 from
http://www.tempo.co/read/kolom/2013/05/16/720/TanggungJawab
-Sosial-Perusahaan-di-Indonesia-Salah-Paham.
Setyapurnama & Norpratiwi. (2004). Pengaruh Corporate
Governance terhadap peringkat obligasi dan Yield Obligasi.
Sujoko & Soebiantoro, U. (2007). Pengaruh Struktur Kepemilikan
Saham, Leverage, Faktor Intern dan Faktor Ekstern terhadap Nilai
Perusahaan. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 9(1), 41-48.
Tarjo. (2008). Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan Institusional
dan Leverage Terhadap Manajemen Laba, Nilai Pemegang saham
serta Cost of Equity Capital. Simposium Nasioanal Akuntansi XI
Pontianak.
World Business Council for Sustainable Development (WBCSD).
(2000), WBCSDs First Report Corporate Social Responsibility,
Geneva.
Yuniasih., Ni Wayan & Wirakusuma. (2009).Pengaruh kinerja
Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Pengungkapan
Corporate Social Responsibility Dan Good Corporate Governance
Sebagai Variabel Pemoderasi, Skripsi Fakultas Ekonomi
Universitas Udayana.

Anda mungkin juga menyukai