1, (2015) 46-51
46
1. PENDAHULUAN
Agustine (2014) menyatakan bahwa CSR tidak
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan ketika
diuji menggunakan lag-1 dengan CSR sebagai variabel
independen. Walaupun hasil penelitian yang menganalisa
pengaruh CSR dengan nilai perusahaan tidak signifikan
namun CSR masih perlu dilakukan oleh perusahaan
dikarenakan efek CSR dalam meningkatkan nilai perusahaan
tidak berdampak secara langsung dan efeknya baru akan
terasa dalam jangka panjang. Hasil penelitian terdahulu
masih memiliki keterbatasan seperti variabel profitabilitas
yang digunakan adalah ROA (Return On Asset), selain itu
proksi dari GCG yang digunakan hanya prosentase
kepemilikan manajerial (PKM). Penelitian ini berusaha
mengembangkan penelitian yang telah dilakukan dengan
menambah variabel kinerja keuangan yang diproksikan
dengan rasio profitabilitas tidak hanya menggunakan ROA
tetapi juga ROE (Return On Equity). Hal lain yang
dilakukan untuk mengembangkan penelitian terdahulu
adalah memperpanjang periode pengamatan penelitian dari
yang sebelumnya tahun 2008-20012 menjadi tahun 2008-
47
informasi di dalam perusahaan merupakan sinyal bagi pelaku
pasar untuk melakukan investasi dan mempengaruhi prospek
perusahaan di masa depan. Salah satu cara untuk
mengurangi informasi asimetri adalah dengan memberikan
sinyal pada pihak luar, salah satunya berupa informasi
keuangan yang dapat dipercaya dan akan mengurangi
ketidakpastian mengenai prospek perusahaan yang akan
datang (Wolk et al., 2000).
E.Corporate Social Responsibility (CSR)
Menurut The World Business Council for Sustainable
Development (dalam Rika & Ishlahuddin, 2008), CSR atau
tanggungjawab sosial perusahaan didefinisikan sebagai
komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi bagi
pembangunan ekonomi berkelanjutan. ACCA dalam Retno
(2006) mengungkapkan bahwa pertanggung-jawaban sosial
perusahaan diungkapkan di dalam laporan yang disebut
Sustainability Reporting. Pelaksanaan dan pengungkapan
Corporate Social Responsibility, perusahaan memiliki
beberapa alasan dan motivasi.
Menurut Freedman (2002) dalam Mee (2012), alasan
perusahaan melakukan pengungkapan sosial salah satu
diantaranya adalah pertimbangan ekonomi (economic
nationality), maksudnya pengungkapan sosial dan
lingkungan diharapkan dapat memberikan keuntungan bisnis
karena perusahaan melakukan hal yang benar. Konsep
pelaporan CSR digagas dalam Global Reporting Inisiative
(GRI). Dalam GRI Guidelines disebutkan bahwa perusahaan
harus menjelaskan dampak aktivitas perusahaan terhadap
ekonomi, lingkungan dan sosial pada bagian standard
disclosures. Tiga dimensi tersebut kemudian diperluas
menjadi enam dimensi, yaitu ekonomi, sosial, lingkungan,
praktek tenaga kerja, hak asasi manusia, masyarakat, dan
tanggungjawab produk, dimana didalamnya terdapat
penjelasan sejumlah tujuh puluh sembilan item.
F. Agency Theory
Menurut Darmawati et al., (2005), inti dari hubungan
keagenan adalah adanya pemisahan antara kepemilikan
(principal/investor) dan pengendalian (agent/manajer).
Setyapurnama & Norpratiwi (2004) menyatakan hubungan
keagenan dapat menimbulkan masalah pada saat pihak-pihak
yang bersangkutan mempunyai tujuan yang berbeda.
Alijoyo & Zaini (2004) beranggapan bahwa pemisahan
fungsi eksekutif dan fungsi pengawasan pada teori keagenan
menciptakan checks and balances, sehingga terjadi
independensi yang sehat bagi para manajer untuk
menghasilkan kinerja perusahaan yang maksimum dan
return yang memadai bagi para pemegang saham.
G.Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial adalah situasi dimana manajer
memiliki saham perusahaan atau dengan kata lain manajer
tersebut sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan
(Christiawan & Tarigan, 2007). Dalam teori keagenan
dijelaskan bahwa kepentingan manajemen dan kepentingan
pemegang saham mungkin bertentangan. Konflik antara
pihak manajemen dan pemegang saham tersebut akan
berkurang jika ada kepemilikan manajemen didalamnya.
Menurut Jensen & Meckling (1976), dengan adanya
kepemilikan manajemen terhadap saham perusahaan maka
dipandang dapat menyelaraskan potensi perbedaan
kepentingan antara manajemen dan para pemegang saham
lainnya sehingga permasalahan antara agen dan prinsipal
diharapkan akan hilang. Adapun prosentase kepemilikan
(6)
J. Hubungan Antar Konsep
Kinerja keuangan yang diukur dengan ROA dan ROE
dapat mempengaruhi nilai perusahaan dengan menggunakan
variabel moderator CSR dan GCG yang di proksi dengan
PKM, PKIn, dan PKP. Para investor melakukan overview
suatu perusahaan dengan melihat profitabilitas perusahaan
karena profitabilitas dapat mengukur seberapa besar
kemampuan pihak manajemen untuk menghasilkan laba bagi
para investor. Apabila perusahaan berhasil membukukan
tingkat keuntungan yang besar dengan dasar melihat pada
kedua rasio ROA dan ROE, maka hal ini akan memotivasi
para investor untuk menanamkan modalnya pada saham,
sehingga harga saham dan permintaan akan sahampun
meningkat. Harga saham dan jumlah saham yang beredar
akan mempengaruhi nilai Tobins Q sebagai proksi dari nilai
perusahaan, jika harga saham dan jumlah saham yang
beredar naik, maka nilai Tobins Q juga akan naik
(Kusumadilaga : 2010). Pengaruh signifikan kinerja
keuangan terhadap nilai perusahaan tidak ditemukan pada
sebagian besar penelitian dimana penelitian yang dilakukan
Zuraedah (2010) menemukan bahwa kinerja keuangan tidak
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Ketidakonsistensian hasil ini menunjukkan adanya variabel
lain yang menjadi moderator. Dalam penelitian ini
menggunakan CSR dan GCG sebagai variabel moderator.
Variabel CSR menjadi variabel moderator karena
berdasarkan teori sinyal menyatakan bahwa perusahaan
memberikan sinyal-sinyal kepada pihak luar perusahaan
dengan tujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan.
Stakeholder theory berpandangan bahwa perusahaan harus
melakukan pengungkapan tanggungjawabsosial sebagai
48
salah satu tanggung jawab kepada para stakeholder
ditambah dengan adanya aturan dalam UU No.40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas BAB V tentang Tanggung
Jawab Sosial dan Lingkungan khususnya pasal 74.
Pengungkapan item CSR dalam laporan keuangan
diharapkan akan menjadi nilai tambah yang akan menambah
kepercayaan para investor, bahwa perusahaan tersebut akan
terus berkembang dan berkelanjutan (sustainable). Hal ini
akan berdampak positif terhadap perusahaan, selain
membangun image yang baik di mata para stakeholder,
karena kepedulian perusahaan terhadap sosial lingkungan
akan menaikkan laba perusahaan melalui peningkatan
penjualan selain itu juga menarik investor untuk berinvestasi
di perusahaan sehingga nilai perusahaan akan meningkat.
Selain CSR variabel lain yang memoderasi adalah GCG.
PKM akan turut menginteraksi hubungan antara kinerja
keuangan dengan nilai perusahaan karena dipercaya mampu
mempengaruhi operasional perusahaan yang pada akhirnya
berpengaruh pada kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan
perusahaan. Hubungan antara kinerja keuangan dan nilai
perusahaan akan diperkuat oleh kepemilikan manajerial
karena semakin besar PKM pada perusahaan, maka manajer
cenderung lebih giat untuk kepentingan pemegang saham
dimana pemegang saham adalah dirinya sendiri
(Rahayu : 2010 ).
Selain kepemilikan manajerial, kepemilikan dalam
perusahaan yang banyak terkonsentrasi dimiliki oleh institusi
akan memudahkan pengendalian terhadap institusi tersebut
sehingga akan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan
(Hastuti, 2005). Semakin besar kepemilikan oleh institusi
maka akan semakin besar kekuatan suara dan dorongan
institusi untuk mengawasi manajemen dan akibatnya akan
memberikan dorongan yang lebih besar untuk
mengoptimalkan nilai perusahaan sehingga kinerja
perusahaan juga akan meningkat dimana hal tersebut akan
berdampak terhadap nilai perusahaan.
Semakin besar kepemilikan saham publik maka akan
semakin besar mekanisme pengendalian terhadap perilaku
manajemen. Besaran komposisi pemegang saham publik
akan berpengaruh terhadap seberapa jauh monitoring,
intervensi publik dalam mendisiplinkan cara kerja para
manajer yang pada akhirnya akan membuat manajer
mengelola
perusahaan
dengan
orientasi
untuk
memaksimumkan kesejahteraan pemegang saham. PKP yang
bertambah
besar
diharapkan
mampu
mengontrol
peningkatan kinerja keuangan sehingga nilai perusahaan
juga akan meningkat (Handayani, 2007).
CSR
49
Model 3:
Nilai Perusahaan= o + 1.ROAt+ 2. ROEt+ 3.CSRt + 4.
GCGt+5.ROAt .CSRt+ 6. ROEt .CSRt
+ 7. ROAt .GCGt + 8. ROEt .GCGt
(10)
Keterangan:
Nilai Perusahaan
: diukur dengan Tobin's Q
ROAt
: Return On Asset
ROEt
: Return On Equity
CSRt
: Corporate Social Responsibility
GCGt
: Good Corporate Governance (PKM,
PKIn, PKP)
ROAt . CSRt
: Interaksi ROA dengan CSR
ROEt . CSRt
: Interaksi ROE dengan CSR
ROAt .GCGt
: Interaksi ROA dengan GCG
ROEt . GCGt
: Interaksi ROE dengan GCG
1 8
: Koefisien Regresi
Pengujian hipotesis dilakukan melalui uji secara serempak
(uji F) dan uji secara parsial (uji t).
Hipotesis dalam uji F:
H0,3: ROA,ROE=CSR= GCG =ROA,ROE-CSR= ROA,ROE-GCG = 0
H1,3: ROA,ROE=CSR= GCG = ROA ,ROE-CSR = ROA, ROE-GCG 0
Hipotesis dalam uji t:
- H0,1: ROA, ROE-CSR= 0
H1,1: ROA, ROE-CSR 0
- H0,2: ROA, ROE-GCG= 0
H1,2: ROA, ROE-GCG 0
Kriteria keputusan yang digunakan adalah:
a. Tingkat signifikan alpha ditetapkan sebesar 5%
b. Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis dengan
membandingkan p value dengan alpha
i. Jika p value> (5%), maka gagal tolak Ho.
ii. Jika p value< (5%), maka tolak Ho.
4. ANALISA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian
Pelaksanaan CSR di Indonesia kini diatur oleh peraturan
perundangan-undangan, yaitu UU No. 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas. Banyak perusahaan di Indonesia
telah mengintegrasikan CSR sebagai bagian dari strategi
bisnisnya dalam mengembangkan perusahaanya (La Tofi,
2012 dalam Diredja, 2012). CSR tidak diperlakukan sebagai
suatu departemen atau window dressing atas kegiatan buruk
yang dilakukan perusahaan, melainkan seperti strategi
perusahaan di bidang pemasaran, keuangan, dan sumber
daya manusia, perusahaan membutuhkan strategi CSR yang
tepat untuk menjalankan usahanya. Merujuk pada definisi
Harvard Kennedy School dan Dahlsrud (2008) dalam
Rahman (2013) CSR dapat dilakukan oleh perusahaan dalam
bidang usaha apa pun.
Sampel penelitian sebanyak 18 perusahaan, mayoritas
didominasi oleh perusahaan property dan real estate serta
sub sektor perdagangan besar barang produksi sebanyak 3
perusahaan (17%). Tiga subsektor yaitu konstruksi dan
bangunan, Otomotif, dan bank memiliki presentase sebesar
11% atau terdapat 2 perusahaan dari masing-masing sub
sektor. Subsektor yang lain masing-masing memiliki 1
perusahaan dengan presentase sebesar 6% dimana terdiri
dari jalan tol, bandara ,dan sejenisnya, subsektor pedagang
eceran, tambang batubara, advertising dan printing media,
kosmetik dan keperluan rumah tangga, dan subsektor
perusahaan efek.
50
Model
1
Regression
Residual
Total
Variabel
Sig.
6.923
.000a
Tabel 4.
Tabel 2.
Hasil Uji Statistik t
t
Sig.
(Constant)
6.389
.000
CSR
-1.618
.109
PKM
-1.039
.302
PKIn
.150
.881
PKP
-.673
.503
ln_intROACSR
2.712
.008
INTROAPKM
2.237
.028
ln_intROAPKP
1.056
.294
ln_ROAPKIn
-1.207
.231
INTROEPKM
-.974
.333
INTROEPKP
1.300
.197
ln_intROEPKIn
.979
.330
intROECSR
.379
.706
Sig.
(Constant)
19.840
0.000
ROA
-3.644
0.365
Ln_ROE
-1.176
0.000
Ln_intROACSR
1.512
0.000
CSR
-13.043
0.002
intROECSR
22.018
0.059
Adjusted R2
0.433
0.405
Sig.
(Constant)
13.505
0.000
ROA
3.553
0.348
Ln_ROE
-.275
.715
PKM
-7.364
.250
PKIn
.269
.912
PKP
-.607
.780
Ln_ROAPKP
.341
.490
Ln_intROAPKIn
.204
.724
Ln_intROEPKIn
-.245
.761
intROAPKM
275.932
.010
intROEPKM
-57.523
.314
intROEPKP
4.247
.417
R2
.451
Adjusted R2
.388
51
Diredja. (2012, Desember 5). Retrieved November 16,2014, from
Kompas.com:http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/12/05/
23221249/Tahun.2013.Pelaksanaan.CSR.Akan.Meningkat
Jensen., M. C. & Meckling., W.H. (1976). Theory of The Firm:
Managerial Behaviour, Agency Cost, and Ownership Structure.
Journal of Financial Economics, 3(4), 305-360.
Kusumadilaga, R., (2010). Pengaruh Corporate Social
Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas
sebagai Variabel Moderating. Skripsi.Universitas Diponegoro,
Semarang.
Mee, A. (2012). Analisis Pengaruh Pengungkapan Aktivitas
Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Profitabilitas
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI).Skripsi.Universitas Kristen Petra, Surabaya.
Rahayu, Sri. (2010). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai
Perusahaan Dengan
Pengungkapan
Corporate
Social
Respocibility dan Good Corporate Governance Sebagai Variabel
Pemoderasi. Universitas Diponegoro, Semarang.
Rahman, F. (2013). Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di
Indonesia: Salah Paham? Retrieved on Desember 9, 2013 from
http://www.tempo.co/read/kolom/2013/05/16/720/TanggungJawab
-Sosial-Perusahaan-di-Indonesia-Salah-Paham.
Setyapurnama & Norpratiwi. (2004). Pengaruh Corporate
Governance terhadap peringkat obligasi dan Yield Obligasi.
Sujoko & Soebiantoro, U. (2007). Pengaruh Struktur Kepemilikan
Saham, Leverage, Faktor Intern dan Faktor Ekstern terhadap Nilai
Perusahaan. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 9(1), 41-48.
Tarjo. (2008). Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan Institusional
dan Leverage Terhadap Manajemen Laba, Nilai Pemegang saham
serta Cost of Equity Capital. Simposium Nasioanal Akuntansi XI
Pontianak.
World Business Council for Sustainable Development (WBCSD).
(2000), WBCSDs First Report Corporate Social Responsibility,
Geneva.
Yuniasih., Ni Wayan & Wirakusuma. (2009).Pengaruh kinerja
Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Pengungkapan
Corporate Social Responsibility Dan Good Corporate Governance
Sebagai Variabel Pemoderasi, Skripsi Fakultas Ekonomi
Universitas Udayana.