Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN, GOOD CORPORATE GOVERNANCE

DAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN YANG


TERDAFTAR DALAM LQ45 PADA TAHUN 2009-2011

Miranty Nurhayati
mirha_kyoichi@yahoo.com
Dr. Henny Medyawati, S.Kom., MM
henmedya@staff.gunadarma.ac.id
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma

ABSTRAK

Penelitian ini memberikan informasi mengenai pengaruh ROE sebagai proksi dari kinerja
keuangan, kepemilikan manajerial sebagai proksi dari Good Corporate Governance dan
pengungkapan CSR terhadap Tobin’s Q sebagai proksi dari nilai perusahaan. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk menganalisis (a) pengaruh ROE terhadap Tobin’s Q (b) pengaruh GCG terhadap
Tobin’s Q (c) pengaruh CSR terhadap nilai Tobin’s Q.
Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan LQ-45 yang terdaftar dalam Indonesia Stock
Exchange (IDX) dalam rentang tahun 2009-2011. Analisis data menggunakan analisis linier
berganda.
Hasil penelitian yang diperoleh dari uji parsial (T-test) tahun 2009, 2010, dan 2011
menunjukkan bahwa ROE berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan dan hasil penelitian
yang diperoleh dari uji parsial (T-test) menunjukkan bahwa GCG dan CSR tidak mempunyai
pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian dengan analisis linier berganda dari
uji serentak bersama-sama (F-test) tahun 2009, 2010, dan 2011 menunjukkan bahwa variabel
independen berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

Kata Kunci : ROE, Kepemilikan Manajerial, CSR, Tobin’s Q

ABSTRACT

This study provide information of the effect of ROE as proxy from financial performance,
managerial ownership as proxy from Good Corporate Governance and Corporate Social
Responsibility disclosure to Tobin’s Q as proxy from firm value. The aim of this research is to
analysis (a) the influence of financial performance to firm value (b) the influence of GCG to firm
value (c) the influence of CSR to firm value.

The sample of this research is LQ-45 companies which is listed on Indonesia Stock
Exchange (IDX) over 2009-2011. The analysis methods of this research used multiple regression.

The results obtained from the partial test (T-test) in 2009, 2010 and 2011 shows that the
ROE significant effect on the value of the company and the results obtained from the partial test (T-
test) showed that the GCG and CSR had no significant effect value of the company. The results

1    Jurnal Akuntansi, Oktober 2012: 1-13 


with linear regression analysis of the test simultaneously together (F-test) in 2009, 2010 and 2011
showed that the independent variables have a significant effect on firm value.
 
Keyword : ROE, Managerial Ownership, CSR, Tobin’s Q.

PENDAHULUAN
Dalam perkembangan akuntansi, yang berkembang pesat setelah terjadi revolusi industri,
menyebabkan pelaporan akuntansi lebih banyak digunakan sebagai akibat alat pertanggung jawaban
kepada pemilik modal (kaum kapitalis) sehingga mengakibatkan orientasi perusahaan lebih
berpihak kepada pemilik modal mengakibatkan perusahaan melakukan eksploitasi sumber-sumber
alam dan masyarakat (social) secara tidak terkendali yang mengakibatkan kerusakan lingkungan
alam dan akhirnya mengganggu kehidupan manusia.
Di beberapa negara kegiatan tanggung jawab sosial (CSR) sudah lazim dilakukan oleh suatu
korporasi. Bukan karena diatur oleh pemerintahannya, melainkan untuk menjaga hubungan baik
dengan stakeholders. Telah banyak perusahaan yang menyatakan bahwa CSR adalah penting karena
perusahaan sesungguhnya tidak hanya memiliki tanggung jawab ekonomis kepada para
stakeholders mengenai bagaimana memperoleh profit yang besar, namun perusahaan juga harus
memiliki sisi tanggung jawab sosial terhadap stakeholders di lingkungan tempat perusahaan
beroperasi.
Banyak penelitian yang memeriksa pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan
diantaranya yang dilakukan oleh Ulupui (2007) dan Makaryawati (2002), Carlson dan Bathala
(1997). Teori yang mendasari penelitian-penelitian tersebut adalah semakin tinggi kinerja keuangan,
maka semakin tinggi pula nilai perusahaan. Melalui rasio-rasio keuangan tersebut dapat dilihat
seberapa berhasilnya manajemen perusahaaan mengelola asset dan modal yang dimilikinya untuk
memaksimalkan nilai perusahaan. Ukuran dari keberhasilan pencapaian alasan ini adalah angka
ROE yang berhasil dicapai. Semakin besar ROE mencerminkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham. Secara teori, sebuah bisnis yang
menunjukkan laba atas ekuitas tinggi cenderung lebih mampu menghasilkan laba secara internal.
Di era pasar bebas, kegiatan bisnis mulai dituntut mengembangkan, menerapkan system dan
paradigma baru dalam pengelolaan bisnis yaitu prinsip-prinsip tata kelola yang baik yaitu Good
Corporate Government (GCG). Good Corporate Government adalah suatu pilar dari system
ekonomi pasar, karena berkaitan dengan kepercayaan publik terhadap perusahaan. Secara eksternal
perusahaan akan lebih dipercayai oleh investor. Di Asia, termasuk Indonesia, corporate government
mulai banyak diperbincangkan pada pertengahan tahun 1997, yaitu saat krisis ekonomi melanda
negara-negara tersebut (Indaryanto, 2004). Black pada tahun 2001 menyatakan bahwa di negara-
negara yang sedang berkembang (seperti di Asia) pelaksanaan Corporate Government mempunyai
variasi yang besar yang berbeda dengan pelaksanaan Corporate Government di negara-negara
maju. Besarnya variasi dalam pelaksanaan Corporate Government menyebabkan Corporate
Government merupakan faktor yang berdampak signifikan untuk meningkatkan nilai saham dari
perusahaan (Black, Jang, dan Kim, 2003).
LQ45 merupakan nilai kapitalisasi pasar dari 45 saham yang paling likuid dan memiliki nilai
kapitalisasi yang besar hal itu merupakan indikator likuidasi. Indeks LQ45, menggunakan 45 saham
yang merupakan saham-saham dengan transaksi terbanyak di BEI. Indeks LQ45 hanya terdiri dari
45 saham yang telah terpilih melalui berbagai kriteria pemilihan, sehingga akan terdiri dari saham-
saham dengan likuiditas dan kapitalisasi pasar yang tinggi. Ada dua alasan utama yang menentukan
suatu emiten dapat masuk dalam perhitungan indeks LQ45. Pertama, berada di top 95% dari total
rata-rata tahunan nilai transaksi saham di pasar regular, berada di top 90% dari rata-rata tahunan
kapitalisasi pasar. Kedua, merupakan urutan tertinggi yang mewakili sektornya dalam klasifikasi

2    Jurnal Akuntansi, Oktober 2012: 1-13 


industri BEJ sesuai dengan nilai kapitalisasi pasarnya, merupakan urutan tertinggi berdasarkan
frekuensi transaksi. Tujuan indeks LQ45 adalah sebagai pelengkap dan khususnya untuk
menyediakan sarana yang obyektif dan terpercaya bagi analisis keuangan, manajer investasi,
investor dan pemerhati pasar modal lainnya dalam memonitor pergerakan harga dari saham-saham
yang aktif diperdagangkan. Oleh karena itu, peneliti menggunakan LQ45 sebagai objek penelitian.
Di Indonesia terdapat beberapa kasus lemahnya Corporate Government, salah satunya
adalah PT. Lippo, Tbk. Dalam kasus ini, perusahaan melakukan manipulasi keuangan dengan
terdeteksinya tiga laporan keuangan auditan. Padahal, seharusnya seorang auditor, sebagaimana
halnya direksi dan komisaris merupakan pihak yang dipercaya oleh pemegang saham untuk
melakukan suatu tugas tertentu, yang seharusnya dilandasi dengan itikad baik dan prinsip kehati-
hatian. Hal ini mengindikasi bahwa auditor telah lalai melakukan tugasnya dengan baik. Dari kasus
pelanggaran tersebut nampak bahwa adanya perbedaan kepentingan antara manajer perusahaan
yang seharusnya menjalankan tugas dari pemegang saham dengan pemegang saham sendiri (Surya
dan Yustiavandana, 2008).
Adapun tujuan dari penelitian dalam skripsi ini antara lain adalah untuk menganalisis
pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan, untuk menganalisis pengaruh GCG terhadap
nilai perusahaan, untuk menganalisis pengaruh CSR terhadap nilai perusahaan, untuk menganalisis
pengaruh kinerja keuangan, GCG, dan CSR terhadap nilai perusahaan secara keseluruhan.
Sehubungan dengan pentingnya GCG, penigkatan kinerja keuangan dan CSR dalam
perusahaan, oleh karena itu judul yang digunaka adalah “ANALISIS PENGARUH KINERJA
KEUANGAN, GOOD CORPORATE GOVERNMENT DAN CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DALAM LQ45
PADA TAHUN 2009-2011”.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian
Penelitian ini berbentuk penelitian deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang mengungkap
besar atau kecilnya suatu pengaruh atau hubungan antar variabel yang dinyatakan dalam angka-
angka, dengan cara mengumpulkan data yang merupakan faktor pendukung terhadap pengaruh
variabel-variabel yang bersangkutan kemudian menganalisis dengan menggunakan alat analisis
yang sesuai dengan variabel – variabel dalam penelitian.
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah jumlah seluruh objek yang karakteristiknya hendak diduga (Handoko, 2008).
Populasi penelitian ini merupakan perusahaan yang masuk didalam kategori LQ45 yang terdaftar di
BEI. Dipilihnya Perusahaan yang tergabung LQ45 karena perusahaan tersebut memiliki kriteria
(Hakim, 2006):
1. Berada di top 95% dari total rata-rata tahunan nilai transaksi saham dipasar reguler.
2. Berada di top 90% dari rata-rata tahunan kapitalisasi pasar.
3. Merupakan urutan tertinggi yang mewakili sektornya dalam klasifikasi industri BEI sesuai
dengan nilai kapitalisasi pasarnya.
4. Urutan tertinggi berdasarkan frekuensi transaksi.
5. Memiliki porsi yang sama dengan sektor-sektor lainnya.
Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling yaitu sampel dipilih
berdasarkan kriteria tertentu atau tidak acak (Rahayu, 2007) agar diperoleh sampel yang tegas
dengan penelitian yang dilakukan. Sampel harus merupakan sebagian dari populasi, sehingga

3    Jurnal Akuntansi, Oktober 2012: 1-13 


sampel yang diambil adalah benar-benar dapat mewakili populasinya (Mustofa, 1998 ; Hakim,
2006). Adapun kriteria – kriteria yang dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan yang masuk atau tergabung dalam kategori LQ45 yang mencakup dan bertahan
selama tahun 2009- 2011 dengan mengambil berdasarkan LQ45 periode 2009 sampai dengan
2011.
2. Emiten memiliki data rasio keuangan yang berkaitan dengan pengukuran variabel lain yang
diperlukan dan mempunyai data keuangan lengkap, yaitu laporan keuangan audit per 31
Desember dan harga saham closed date yang dapat diandalkan kebenarannya pada tahun
2009-2011.

Jenis dan Sumber Data


Menurut Nachrowi (2006) dalam ekonometrika terdapat tiga jenis data, yaitu time series (data
runtun waktu), cross-section (data seksi silang), dan pooled data (data panel). Jenis Data yang
digunakan dalam penelitian ini bersifat pooled data. Sehingga data penelitian ini memiliki
karakteristik yang terdiri dari beberapa objek (perusahaan yang tergabung LQ45) dan dalam
beberapa periode waktu.
Data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan
auditan perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2009 – 2010
yang telah dipublikasikan. Data dalam penelitian ini juga diperoleh dari homepage BEI yaitu
www.idx.co.id.
Variabel Yang Digunakan
Variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian
(Arikunto, 2002 : 96). Variabel yang dimaksud dalam penelitian dibedakan menjadi 2 kelompok
yaitu :
1. Variabel Dependen (tidak bebas)
Variabel dependen adalah variabel yang diengaruhi oleh variabel independen. Definisi
operasional variabel terikat dalam penelitian ini yaitu nilai perusahaan diukur dengan Tobin’s Q,
Tobin’s Q dihitung dengan rumus :
Tobin’s Q = {(Closing price x jumlah saham yang beredar) + Debt} 
(EBV + Debt)

Dimana : Debt = Nilai buku dari total hutang


EBV = Nilai buku dari total aktiva
2. Variabel Independen (bebas)
Variabel independen adalah variabel yang dapat mempengaruhi variabel lain. Variabel
independen dalam penelitian ini terdiri dari : Kinerja Keuangan, Good Corporate Governance
dan Corporate Social Responsibility.
Definisi operasional serta pengukuran dari variabel – variabel tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan dalam penelitian ini di proksikan dengan Return On Equity (ROE).
Dari semua rasio fundamental yang dilihat oleh investor, salah satu rasio yang terpenting
adalah ROE. ROE menunjukkan apakah manajemen meningkatkan nilai perusahaan pada
tingkat yang dapat diterima. Untuk memperoleh nilai ROE, dihitung dengan rumus :
ROE = Laba Bersih Setelah pajak x 100%
Modal Sendiri

4    Jurnal Akuntansi, Oktober 2012: 1-13 


2. Good Corporate Governance
Good Corporate Governance diproksikan dengan kepemilikan manajerial. Pengukuran
kepemilikan manajerial menggunakan rumus :
KM = Kepemilikan Saham Oleh Manajer, Direktur, Komisaris
Jumlah Saham Beredar
3. Corporate Social Responsibility
Pengungkapan CSR adalah pengungkapan informasi yang berkaitan dengan tanggung
jawab perusahaan didalam laporan tahunan. Instrument pengukuran yang akan digunakan
dalam penelitian ini mengacu pada instrument yang digunakan oleh Siregar (2008) yang
terdiri atas 78 item pengungkapan. Pengukuran variabel ini dengan indeks pengungkapan
sosial, selanjutnya ditulis CSR dengan membandingkan jumlah pengungkapan yang
diharapkan. Pengungkapan sosial merupakan data yang diungkap oleh perusahaan berkaitan
dengan aktifitas sosialnya yang meliputi 13 item lingkungan, 7 item energy, 8 item
kesehatan dan keselamatan kerja, 29 item lain-lain tenaga kerja, 10 item produk, 9 item
keterlibatan masyarakat, dan 2 item umum.
Score CSR = Jumlah Total Kategori
78 (item pengungkapan)

Uji Asumsi Klasik


1. Uji Normalitas Data
    Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Kalau nilai residual tidak mengikuti
distribusi normal, uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil (Ghozali, 2005).
Dari hasil uji normalitas, variabel ROE, GCG, dan CSR memiliki data yang tidak terdistribusi
dengan normal karena nilai signifikannya < 0,05.
2. Uji Multikolonieritas
  Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antara variabel independen. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan
adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10” dan
untuk matrik korelasi adanya indikasi multikolonieritas dapat dilihat jika antar variabel
independen ada korelasi yang cukup tinggi umumnya diatas 0,90.
3. Uji Heteroskedasitas
Uji heteroskedasitas oleh Ghozali (2005) bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedasitas
dan jika berbeda disebut heteroskedasitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedasitas
atau tidak terjadi heteroskedasitas. Kebanyakan data cross section mengandung situasi
heteroskedasitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil,
sedang, dan besar). Setelah diuji, terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tidak
membentuk pola tertentu atau tidak teratur. Hal ini mengindikasikan tidak terjadi
heterokedasitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai.
4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear terdapat
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada
periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2005). Dimana seperti diketahui bahwa dalam data jenis ini
sering muncul problem autokorelasi yang dapat saling “mengganggu” antar data (Ghozali,
2005).

5    Jurnal Akuntansi, Oktober 2012: 1-13 


5. Regresi Linier Berganda
Hasil perhitungan rasio-rasio tersebut kemudian diukur korelasi dengan harga saham
perusahaan untuk mengukur kuat tidaknya hubungan antara variabel koefisien korelasi Pearson
(pearson’s Product Moment Coefisient of Correlation) dalam J. Supranto (1994;146).
r= n . ∑Xi .Yi - (∑Xi) . (∑Yi)
√(n∑Xi² - (∑Xi)²) . √(n∑Yi² - (Σyi)²)
Dimana :
r = Tingkat keeratan antar variabel (koefisien korelasi)
Y = Variabel tidak bebas
X = Variabel bebas
n = Jumlah sampel

PEMBAHASAN
Pada pembahasan ini, peneliti akan membahas pada uji hipotesis diantaranya yaitu :
Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menentukan seberapa besar
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependennya. Berikut adalah tabel hasil
output persamaan regresi dari penelitian ini.

Tabel 4.6
Output Persamaan Regresi
Coefficientsa
Model Undstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
  B Std. Error Beta
1 (Constant) -.089 .669
ROE .318 .137 .339
GCG .014 .048 .044
CSR .546 .317 .266
a. Dependent Variable: TOBINSQ

Persamaan regresi linier berganda secara keseluruhan pada tahun 2009, 2010, dan
2011 dengan 3 variabel independen sebagai berikut :
Y = a + C1X1 + C2X2 + C3X3
Y = (-0,089) + 0,318X1+ 0,014X2 + 0,546X3
Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Konstanta sebesar -0,089; artinya pengaruh konstanta terhadap nilai perusahaan
menghasilkan nilai negatif yaitu apabila terjadi peningkatan pemahaman terhadap
ROE, GCG, dan CSR akan memberikan penambahan perubahan nilai perusahaan ke
arah yang positif. Akan tetapi bila nilai ROE, GCG, dan CSR adalah nol, maka nilai
perusahaan menjadi negatif. Dalam hal ini, bahwa nilai perusahaan akan menurun
sebesar nilai konstanta yaitu sebesar -0,089 apabila tanpa adanya variabel ROE,
GCG, dan CSR pada perusahaan.

6    Jurnal Akuntansi, Oktober 2012: 1-13 


2. Koefisien regresi variabel ROE (X1) sebesar 0,318; artinya jika variabel independen
lain nilainya tetap dan ROE mengalami kenaikan 1%, maka tobinsq mengalami
penurunan sebesar Rp.0,318. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan
positif antara ROE dengan tobinsq, semakin naik ROE maka semakin meningkat
tobinsq. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, profitabilitas mempunyai
pengaruh yang positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Semakin baik perusahaan
membayar return terhadap pemegang saham akan meningkatkan nilai perusahaan.
Profitabilitas secara parsial dalam hasil penelitian ini menemukan bahwa
profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Profitabilitas
menunjukkan tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih oleh perusahaan pada
saat menjalankan operasinya. Keuntungan yang layak dibagikan kepada pemegang
saham adalah keuntungan setelah bunga dan pajak, sehingga dengan profitabilitas
yang tinggi dapat memberikan nilai tambah kepada nilai perusahaannya yang
tercermin pada harga sahamnya.
3. Koefisien regresi variabel GCG (X2) sebesar 0,014; artinya jika variabel independen
lain nilainya tetap dan GCG mengalami kenaikan 1%, maka tobinsq mengalami
penurunan sebesar Rp.0,014. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan
positif antara GCG dengan tobinsq, semakin naik GCG maka semakin meningkat
tobinsq. Hal ini menunjukkan bahwa GCG berpengaruh pada nilai perusahaan.
Penerapan GCG dapat membantu para investor untuk mengetahui bahwa manajer
telah bertindak untuk mengelola perusahaan sebagaimana mestinya. Hal tersebut
juga dapat memberikan sinyal yang baik kepada investor dan menilai perusahaan
dengan lebih tinggi. Dengan demikian penerapan GCG berhubungan positif dengan
nilai perusahaan dimata investor. Hasil ini konsisten dengan agency theory serta
hasil penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa semakin tinggi penerapan GCG
maka semakin meningkatkan nilai perusahaan tersebut.
4. Koefisien regresi variabel CSR (X3) sebesar 0,546; artinya jika variabel independen
lain nilainya tetap dan CSR mengalami kenaikan 1%, maka tobinsq mengalami
penurunan sebesar Rp.0,546. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan
positif antara CSR dengan tobinsq, semakin naik CSR maka semakin meningkat
tobinsq. Dalam hal ini peran konsumen sebagai bagian dari komunitas masyarakat
sangat penting dalam menujang keberlangsungan perusahaan. Pada sisi lain juga
dapat dijelaskan bahwa, keberadaan perusahaan di suatu lingkungan masyarakat
akan terasa nyaman dan tenang dalam kegiatan operasionalnya manakala masyarakat
sekitar perusahaan bersifat kooperatif dengan perusahaan. Perusahaan dapat
melaksanakan tanggung jawab sosialnya, perusahaan memfokuskan perhatiannya
kepada tiga hal yakni profit, lingkungan dan masyarakat. Dalam kaitannya dengan
fungsi CSR, ketiga hal tersebut merupakan satu kesatuan aktifitas perusahaan yang
dapat dilakukan secara simultan sesuai dengan kondisi sosio-kemasyarakatan yang
berkembang. Dengan menjalankan tanggung jawab sosialnya perusahaan diharapkan
tidak hanya mengejar keuntungannya saja, akan tetapi juga dapat memberikan
kontribusinya yang arif dan bijaksana dalam peningkatan kesejahteraan hidup
masyarakat di sekitar perusahaan. Tujuan ini dapat dicapai melalui berbagai upaya
atau langkah yang tersaji dalam rumusan misi CSR perusahaan, yakni dapat
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan entitas sosial-budaya, dapat
meningkatkan kapasitas sosial yang sangat dibutuhkan bagi terbentuknya
kemandirian masyarakat dan mengembangkan sumber daya alam dan lingkungan.

7    Jurnal Akuntansi, Oktober 2012: 1-13 


Berdasarkan persamaan regresi yang didapat, diketahui bahwa variabel yang paling
berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan adalah variabel CSR. Hal ini disebabkan karena
CSR memiliki nilai koefisien regresi yang paling tinggi. Secara konseptual program-
program CSR perusahaan sudah diarahkan pada pencapaian tujuan-tujuan sosial seperti
terungkap pada rumusan visi dan misi perusahaan. Berdasarkan tujuan-tujuan CSR tersebut,
implementasi kegiatan-kegiatan CSR perusahaan senantiasa akan mengikuti arah dari
kepentingan perusahaan di tengah-tengah komunitas lingkungan hidup masyarakat.

Uji Signifikasi Parsial (t-test)


Uji-t digunakan untuk menguji pengaruh satu variabel penjelas/independen secara
individual dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Tabel 4.8
Output T-test

Coefficientsa
Model t Sig.
1 (Constant) -.133 .895
ROE 2.321 .026
GCG .293 .771
CSR 1.725 .093
a. Dependent Variable: TOBINSQ

Dari pengujian statistik terhadap parameter-parameter regresi secara parsial atau


individual. Hasil yang diperoleh adalah pada uji-t yaitu ROE berpengaruh signifikan terhadap
Tobin’s Q. Sedangkan GCG dan CSR tidak berpengaruh signifikan.

Uji Signifikan Serentak (F-test)


Ujii signifikan serentak yang sering disebut dengan uji F dilakukan untuk menguji
pengaruh yang ditimbulkan oleh keseluruhan variabel dependen yang ada dalam model
terhadap variabel independennya. Pengaruh seluruh variabel independen secara bersama-sama
terhadap nilai variabel dependen. Berikut ini merupakan hasil perhitungan Uji-F.

Tabel 4.7
Output F-test

ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 5.166 3 1.722 3.576 .022a
Residual 18.780 96 .482
Total 23.945 99
a. Predictors: (Constant), ROE, GCG, CSR
b. Dependent Variable: TOBINSQ

8    Jurnal Akuntansi, Oktober 2012: 1-13 


Pengujian statistik terhadap parameter-parameter regresi secara bersama-sama. Hal
ini untuk membandingkan antara F-hitung dengan F-tabel, dengan tingkat signifikansi 5%,
df1 = 3, df2 =96. Dengan kriteria pengujian sebagai berikut :
 Jika Ftabel > Fhitung, maka tidak berpengaruh signifikan
 Jika Ftabel < Fhitung, maka berpengaruh signifikan
Hasil Uji F yang diperoleh adalah diketahui bahwa secara keseluruhan pada tahun
2009, 2010, dan 2011 nilai dari Fhitung adalah sebesar 3,576 sedangkan nilai Ftabel dengan df1
= 3 dan df2 = 96 pada α = 5% adalah 3,340 yang berarti Ftabel < Fhitung maka dengan demikian
menolak hipotesis nol. Bahwa secara keseluruhan variabel CSR, GCG dan ROE
berpengaruh terhadap variabel Tobinsq.

Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Tabel 4.9
Output R Square

Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate
a
1 .464 .216 .155 .69392
a. Predictors: (Constant), CSR, ROE, GCG
b. Dependent Variable: TOBINSQ

Berdasarkan tabel di atas secara keseluruhan dapat diketahui bahwa koefisien


determinasi pada tahun 2009, 2010, dan 2011 angka R2 sebesar 0.216 atau (21,6%),
sehingga dapat dinyatakan bahwa kemampuan variabel independen (ROE, GCG, CSR)
dalam menjelaskan variasi variabel dependen (Tobin’s Q) amat terbatas, karena mendekati
nol. Kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sebesar
21,6% dan sisanya sebesar 78,4% dijelaskan oleh variabel lain diluar model regresi
penelitian ini.
Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variabel-variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati nol berarti
variabel-variabel independen memberikan sedikit informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variabel dependen.  

KESIMPULAN
Berpengaruhnya ROE, GCG, dan CSR terhadap nilai perusahaan secara keseluruhan
pada uji serentak secara teoritis terbukti benar dalam mengevaluasi nilai perusahaan. Dalam
persaingan dunia bisnis tentunya pihak manajer akan melakukan strategi-strategi untuk
meningkatkan ROE, GCG dan CSR untuk lebih meningkatkan nilai perusahaannya
dibandingkan para pesaingnya. Meningkatnya kepemilikan manajerial maka para manajer
perusahaan akan mengurangi perilaku manajemen laba. Pengambilan keputusan perusahaan
para manajer juga akan mendapat manfaat langsung dan apabila keputusan yang diambil
salah maka para manajer juga akan menanggung resiko langsung, sehingga para manajer
pun akan berhati-hati dalam mangambil keputusan.

9    Jurnal Akuntansi, Oktober 2012: 1-13 


ROE (Return On Equity) mempunyai pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan
secara serentak (uji simultan) dan terpisah (uji parsial). Oleh karena itu, manajemen ingin
menunjukkan kepada investor bahwa kinerja perusahaan tersebut efektif.
GCG (Good Corporate Government) tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap
nilai perusahaan pada uji terpisah (uji parsial). GCG mempunyai pengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan pada uji serentak (uji simultan). Hal ini menyebabkan tingkat
kepemilikan manajerial tidak selalu berhubungan liniear positif terhadap nilai perusahaan.
Karena, kepemilikan oleh manajer belum dapat dipandang sebagai mekanisme yang tepat
untuk mengurangi konflik kepentingan antara pemilik dan manajer.
CSR (Corporate Social Responsibility) tidak mempunyai pengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan pada uji terpisah (uji parsial). CSR mempunyai pengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan pada uji serentak (uji simultan). Hal ini menunjukkan
bahwa besar kecilnya praktik CSR mempengaruhi peningkatan nilai perusahaan. Hal ini
sesuai dengan teori bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk
kepentingan sendiri namun harus memberikan manfaat bagi stakeholder. Apabila
perusahaan dapat memaksimalkan manfaat yang diterima stakeholder maka akan timbul
kepuasan bagi stakeholder yang akan meningkatkan nilai perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA
Adhi A. W. (2002). “Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial dan Publik, Ukuran
Perusahaan, EBIT/Sales, Total Hutang/Total Aset Terhadap Nilai Perusahaan Yang
Telah Go Public dan Tercatat di Bursa Efek Jakarta,” Tesis, Magister Manajemen
Universitas Diponegoro (tidak dipublikasikan).
Andayani, Wuryan. 2008. Tanggung jawab sosial perusahaan, GCG dan kekayaan intelektual
dan sebuah sebuah strategi pengelolaan eksternal untuk meningkatkan nilai
perusahaan. Skripsi. Fakultas Ekonomi. Universitas Islam Indonesia. Yoyakarta.
Bentley, S. 2002. “Tobins Q Ratio and Industrial Organization”. Journal of Business. Journal
of Financial Economics, Vol LIII, No.3: June, pp. 264 – 278.
Black, Darwin. 2001. Analysis The Effect of Good Corporate Governance, Investment
Oppurtunity Set, Return On Asset and Debt to Equity Ratio to Dividend Payout Ratio.
Journal of Financial Economics, Vol LI, No.4: July, pp. 238 – 244.
Black, Darwin. 2003. Analysis The Effect of Good Corporate Governance, Investment
Oppurtunity Set, Return On Asset and Debt to Equity Ratio to Dividend Payout Ratio.
Journal of Financial Economics, Vol LI, No.4: July, pp. 250 – 263.
Copeland, Thomas E, dan Weston, J. Fred. (1983), “Financial Theory dan Corporate Policy,
2nd Ed.” Reading Mass: Addison-Wesley.
Chinn, Richard, Corporate Government Handblock, Gee Publishing Ltd. London, 2000.
Fakhrudin, Achmad dan Hadianto, Budi., 2001, Manajemen Keuangan Edisi Kesembilan.
Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Fama, E. F., dan K. R. French (1998), “Disappearing Dividends: Changing Firm
Characteristics or Lower Propensity to Pay”? Journal of Financial Economics, Vol.
60: pp. 3-43.
Frederick, Carlson dan Bathala E.K. 1997. “Influence Analysis Liquidity Ratios, Leverage,
Activity and Profitability to Return Shares”, Journal of Business, Hal. 1-54.
Hanafi, Mahmud M. dan Abdul Halim. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta : AMP-
YKPN. 2003.

10    Jurnal Akuntansi, Oktober 2012: 1-13 


Herdinata, Christian. 2008. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan
Pengungkapan CSR dan GCG. Makalah disampaikan pada Seminar The Second
National Conference UKWMS. Surabaya.
Hermanto, Budi. 2011. “Pengaruh GCG Terhadap EM (Earning Management)”. Skripsi.
Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Hidayati, Nuur Naila dan Sri Murni. 2009. “Pengaruh Pengungkapan CSR terhadap Earnings
Respons Coefficient Pada Perusahaan High Profile”. Skripsi. Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro, Semarang.
Horne, R, dan Wachowicz, Steve., 2005, Manajemen Keuangan Edisi Kesembilan. Penerbit
Mediakom, Yogyakarta.
Indaryanto, Rudi. 2004. Hubungan Corporate Governance, Corporate Social Responsibilities
dan Corporate Financial Performance Dalam Satu Continum. Skripsi. Fakultas
Ekonomi Universitas Trisakti, Jakarta.
Jang, Steven. 2003. Analysis The Effect of Good Corporate Governance, Investment
Oppurtunity Set, Return On Asset and Debt to Equity Ratio to Dividend Payout Ratio.
Journal of Financial Economics, Vol LI, No.4: July, pp. 265 – 278.
Jensen, M. dan W. Meckling (1976), “Theory of the Firm: Managerial Behavior,Agency, and
Ownership Structure”. Journal of Financial Economics. Vol.3. (October): pp. 305-360.
Jensen, Michael C., dan Smith, Jr Clifford W. (1994), ”The Modern Theory of Corporate
Finance”. Mc Graw – Hill Book Company.
Kast,F.E and Rosenzweig, J.E.2002. Organisasi dan Manajemen. Terjemahan Hasyim Ali.
Bumi Aksara. Jakarta.
Keown, J., Arthur, 2006, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Edisi Ketujuh. Penerbit Salemba
Empat, Jakarta.
Keputusan Ketua Bapepam No. 63 Tahun 1996 tentang UU Perseroan Terbatas (UUPT)
maupun UU Pasar Modal (UUPM).
Klapper, George dan Love. 2002. “The relationship between government corporate financial
performance”. Journal of Financial Economics. Vol LII, No.2: August, pp. 187 – 196.
Kyoichi, Kim. 2003. Analysis The Effect of Good Corporate Governance, Investment
Oppurtunity Set, Return On Asset and Debt to Equity Ratio to Dividend Payout Ratio.
Journal of Financial Economics, Vol LI, No.4: July, pp. 282 – 296.
Lindenberg, E, dan Ross, Stephen A., 1981, “Tobin’s Q Ratio and Industrial Organization”,
Journal of Business, Hal. 1-32.
Makaryawati, Risda. 2002. “Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, dan
Profitabilitas terhadap Return Saham”. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Islam
Indonesia, Surakarta.
Midiastuty, Pratana dan Machfoedz. 2003. Analisis Hubungan Mekanisme Corporate
Governance dan Indikasi Manajemen Laba. Simposium Nasional Akuntansi VI.
Munawir, S. 1998. Analisa Laporan Keuangan . Liberty. Yogyakarta.
Musaali, M.E. 2009. Competitive Businessand Corporate Social Responsibility (CSR) –
Friend or Foe?.publication of the institute of Corporate Governance of Uganda, Vol.7.
Nurlela, Rika dan Ishlahuddin. 2008. “Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap
Nilai Perusahaan dengan Prosentase Kepemilikan Manajemen sebagai Variabel
Moderating”. Simposium Nasional Akuntansi XI. Pontianak.
Permanasari, Wien Ika. 2010. Pengaruh Kepemilikan Manajemen, Kepemilikan Institusional,
dan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai perusahaan. Skripsi. Fakultas
Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.

11    Jurnal Akuntansi, Oktober 2012: 1-13 


Sarwoko, Haris. (2011). Evaluasi Penerapan Prinsip-prinsip Good Corporate Governance
pada PT. Aneka Tambang Tbk, Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Shaw, John. C. Corporate Governance and Risk: A System Approach, John Willey & Sons,
Inc. New Jersey.2003.
Siregar, Baldric. 2008. Seminar Peran Akuntan dalam Pengukuran CSR. Ina Garuda
Yogyakarta: 11 Desember 2008.
Shleifer, A., dan R. W., Vishny. (1986). A survey of corporate government.”The Journal of
Finance”. 52 (2): 737-783.
Siallagan, Hamonangan dan Mas’ud Machfoed. 2006. Mekanisme Corporate Governance,
Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan. Makalah disampaikan pada Simposium Nasional
Akuntansi IX. Padang, 23-26 Agustus.
Smither, Fred K dan Smith, Jay M, 2007, Akuntansi Intermediate. Edisi Kesembilan Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Su’aidah, Sitta. 2010. “Pengaruh ROA dan ROE Terhadap Nilai Perusahaan dengan
Pengungkapan CSR dan Kepemilikan Manajerial Sebagai Variabel Pemoderasi”.
Skripsi. Fakultas Ekonomi Unversitas Pembangunan Nasional, Jakarta.
Sunarto. 2004. ”Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Investment Opportunity Set,
Return On Asset dan Debt To Equity Ratio Terhadap Dividend Payout Ratio.” .Tesis.
Universitas Diponegoro Semarang.
Susanto, AB.2003. Mengembangkan Corporate Social Responsibility Di Indonesia. Penerbit
Jurnal Reformasi Ekonomi Vol. 4, No. 1, Edisi Januari-Desember.
Surya dan Yustiavandama. 2008. Penerapan Good Corporate Governance dalam
Mewujudkan Corporate Social Responsibility. Skripsi. Fakultas ekonomi Universitas.
Pembangunan Nasional, Jakarta.
Tobin, Prof. James. (1967), ” Tobin’s Q Ratio As An Indicator of the valuation of the
company”. Journal of Financial Economics, Vol LIII, No.3: June, pp. 287 – 298.
Ulupui, I. G. K. A. 2007. Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, dan
Profitabilitas terhadap Return Saham (Studi pada Perusahaan Makanan dan
Minuman dengan Kategori Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Jakarta). Jurnal
Akuntansi dan Bisnis Vol.2.
Undang-undang No.40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Bab IV pasal 66 dan Bab V
pasal 74.
Wahyudi, Darmawati dan Wibowo. 2005. Implikasi Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai
Perusahaan : Dengan Keputusan Keuangan Sebagai Variabel Intervening. Makalah
disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi IX, 23-26 Agustus.
Wahyuningsih, Eni K. Dan Hadinugroho, Bambang. (2004). Pengaruh Kinerja Keuangan
Terhadap Harga Saham. Fokus Manajerial, Vol.2, No. 1.
Waryanto, Heri. 2010. “Pengaruh Karakteristik GCG Terhadap Luas Pengungkapan CSR Di
Indonesia.” Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional, Jakarta.
Weston J. Fred, dan Copeland, Thomas E. (2008), Manajemen Keuangan Edisi Kesembilan.
Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta.
Widiatmi, Namin Wiraita. (2011). Pelaksanaan Corporate Social Responsibility PT.
Pertamina, Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Yuniasih, dan Made Gede Wirakusuma. 2007. Pengaruh kinerja Keuangan Terhadap Nilai
Perusahaan Dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Dan Good
Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi. Skripsi Fakultas Ekonomi
Universitas Udayana.

12    Jurnal Akuntansi, Oktober 2012: 1-13 


Zuraedah, Isnaeni Ken. 2010. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan
Dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Sebagai Variabel
Pemoderasi. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional.
 

13    Jurnal Akuntansi, Oktober 2012: 1-13 

Anda mungkin juga menyukai