Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI

PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL


MODERATING PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

* Desi Aliana
**Sri Ftiri Wahyuni SE, MM

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :Pengaruh Corporate Social Responsibility


terhadap nilai perusahaan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI. Pengaruh
Profitabilitas sebagai variabel moderating dalam hubungan antara Corporate Social
Responsibility dengan nilai perusahaan.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan pendekatan non
probability sampling, khususnya metode purposive sampling yaitu teknik sampling dengan
metode pengambilan sampel secara tidak acak tetapi berdasarkan atas tujuan dan
pertimbangan atau kriteria tertentu. Dari 38 populasi perusahaan pertambangan yang terdaftar
di BEI, diperoleh 10 perusahaan pertambangan yang memenuhi kriteria diatas sebagai sampel
penelitian.
CSR secara parsial tidak mempengaruhi PBV. Nilai ttabel adalah 1,705, sehingga th i t u n g
< tt a b e l (0.186 < 1,70), Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka > 0,05 (0,853 > 0,05).
ROA secara parsial berpengaruh tidak signifikan PBV. thitung sebesar 1.777 dengan nilai
signifikan 0,085, sedangkan ttabel adalah 1,705, sehingga th i t u n g > tt a b e l (1,777 > 1,705),
Signifikansi penelitian menunjukkan angka > 0,05 (0,085 > 0,05).

Kata Kunci : CSR, ROA, PBV

I. Pendahuluan
Nilai perusahaan sangatlah penting karena dapat mempengaruhi persepsi investor
terhadap perusahaan. Nilai perusahaan tidak hanya mencerminkan bagaimana nilai intrinsik
pada saat ini, tetapi juga mencerminkan prospek dan harapan akan kemampuan perusahaan
tersebut dalam meningkatkan nilai kekayaannya di masa depan. Nilai perusahaan akan
meningkat secara berkelanjutan apabila dalam menjalankan operasinya perusahaan
memperhatikan dimensi ekonomi, dimensi sosial dan dimensi lingkungan hidup. Dimensi
ekonomi dapat diproksikan melalui profitabilitas perusahaan, sementara dimensi sosial dan
dimensi lingkungan hidup tergambarkan melalui CSR.
Salah satu indikator untuk menilai nilai perusahaan memiliki prospek baik atau tidak
di masa mendatang, adalah dengan melihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba. Laba perusahaan selain merupakan indikator suatu perusahaan memenuhi kewajiban
bagi para penyandang dananya, juga merupakan elemen dalam penciptaan nilai perusahaan.
Perusahaan pertambangan dipilih karena kegiatan bisnisnya yang bersentuhan
langung dengan pemanfaatan sumber daya alam yang mana berdampak langsung pada
lingkungan. Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan sumber daya alam yang
melimpah, salah satunya adalah bahan tambang. Tidak dapat dipungkiri lagi, industri
pertambangan di Indonesia tetap menjadi primadona utama bagi para investor untuk
berinvestasi di dalamnya.
Peningkatan harga saham apabila dapat diubah menjadi nilai buku saham akan
mampu menjamin harga sahamnya. Maka perusahaan dapat dikatakan likuid namun
kenyataannya hal itu tidak dapat meningkatkan nilai PBV. Karena peningkatan PBV dapat
dicapai apabila terjadi penurunan hutang yang ditanggung oleh perusahaan disebabkan
tingkat kas yang lebih rendah akan mengurangi jumlah penyebut nilai PBV.
Berdasarkan pada hal tersebut, peneliti ingin mencoba melakukan penelitan kembali.
Maka peneliti melakukan penelitian dengan judul : “Pengaruh Corporate Social
Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel
Moderating Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia”.
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka identifikasi masalah dalam
penelitian ini adalah :
a. Pada periode 2011-2015 CSR dari perusahaan pertambangan terdapat 5 perusahaan yang
mengalami penurunan yang tidak diikuti oleh penurunan nilai PBV.
b. Pada periode 2011-2015 nilai ROA dari perusahaan pertambangan perusahaan terdapat 7
perusahaan mengalami penurunan yang tidak diiukuti dengan penurunan nilai PBV.
c. Pada periode 2011-2015 PBV dari perusahaan pertambangan terdapat 5 perusahaan
mengalami penurunan yang tidak diiukuti dengan penurunan harga saham.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut :
a. Apakah Corporate Social Responsibility berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?
b. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan pertambangan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia ?
c. Apakah profitabilitas memoderasi hubungan antara Corporate Social Responsibility
dengan nilai perusahaan ?
3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :
1. Untuk menganalisis Corporate Social Responsibility terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI.
2. Untuk menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan pertambangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
3. Pengaruh Profitabilitas sebagai variabel moderating dalam hubungan antara Corporate
Social Responsibility dengan nilai perusahaan.

II. Uraian Teoritis


II.1. Corporate Social Responsibility (CSR)
Pertanggungjawaban sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)
adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian
terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan stakeholders,
yang melebihi tanggungjawab organisasi di bidang hukum.
Menurut Nurdizal, (2011. hal.15), CSR adalah upaya sungguh – sungguh dari entitas
bisnis untuk meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif operasinya
terhadap seluruh pemangku kepentingan dalam ranah ekonomi, sosial, dan lingkungan agar
mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Menurut Kotler dalam Nurdizal (2011:16), CSR adalah “A commitment to improve
community well-being through discretionary business practices and contributions of
corporate resource”.
Berdasarkan apa yang diungkapkan Philip Kotler tersebut, CSR merupakan sesuatu
yang perlu dilakukan, seandainya tidak akan berakibat tidak baik pada perusahaan itu sendiri.
Di sini terlihat bahwa CSR dilaksanakan masih sebagai hal yang perlu bukan suatu kewajiban
atau suatu peraturan yang diharuskan. Sedangkan di Indonesia saat ini, pelaksanaan CSR
merupakan suatu hal yang wajib dilaksanakan. Hal tersebut diatur dalam UU Perseroan.

II.2. Nilai Perusahaan


Menurut Harmono (2009, hal.233) Nilai perusahaan adalah kinerja perusahaan yang
dicerminkan oleh harga saham yang dibentuk oleh permintaan dan penawaran dipasar modal
yang merefleksikan penilaian masyarakat terhadap kinerja perusahaan
Menurut Nurlela dan Islahuddin (2008, hal.7)Nilai perusahaan didefinisikan sebagai
nilai pasar, karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran bagi pemegang saham
secara maksimal apabila harga saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga saham,
maka semakin tinggi kemakmuran pemegang saham. Untuk mencapai nilai perusahaan
umumnya para pemodal menyerahkan pengelolaannya kepada para profesional. Para
profesional diposisikan sebagai manajer ataupun komisaris.

II.3. Return On Asset (ROA)


Return On Asset (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Return On Asset (ROA) menunjukkan
kembalian atau laba perusahaan yang dihasilkan dari aktifitas perusahaan yang digunakan
untuk menjalankan perusahaan. Semakin besar rasio ini maka profitabilitas perusahaan akan
semakin baik.
Menurut Kasmir (2012, hal. 201) “Return On Investment (ROI) atau Return On Asset
(ROA) merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan
dalam perusahaan.”
Return On Asset (ROA) merupakan rasio antara laba bersih dengan keseluruhan
aktiva untuk menghasilkan laba. Rasio ini menunjukkan berapa besar laba bersih yang
diperoleh perusahaan diukur dari nilai aktivanya. Analisis Return On Asset (ROA) atau sering
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai rentabilitas ekonomi, mengukur
perkembangan perusahaan menghasilkan laba.

III. Metode Penelitian


III.1. Defenisi Operasional
Nilai Perusahaan (Y)
Nilai perusahaan biasa diproksikan dengan PBV yaitu membandingkan price (harga
saham saat closing price) dengan nilai buku dengan rumus sebagai berikut:
Harga saham
PBV = x 100 %
Nilai buku saham

CSR (X)
Pengukuran kinerja CSR yang dilakukan melalui laporan tahunan memerlukan acuan
informasi (information guideline). Acuan informasi laporan CSR yang saat ini mendominasi
adalah Sustainability Reporting Guidelines (SRG), yang dikeluarkan oleh Global Reporting
Initiative (GRI). Dalam SRG tersebut terdapat 6 indikator kinerja, dengan SRG inilah
pengungkapan informasi CSR pada laporan tahunan perusahaan diukur melalui pemberian
skor

ROA (X2)
return on asset (ROA) yang didapatkan dari laporan keuangan tahunan perusahaan
pertambangan di BEI selama periode penelitian. Dipilihnya ROA, karena dapat
menghitung kinerja perusahaan secara keseluruhan dengan menunjukkan
perbandingan net income dan total assets perusahaan

III.2. Tempat Dan Waktu Penelitian


Penelitian ini menggunakan data empiris yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia
atau www.idx.co.id yang berfokus pada perusahaan pertambangan. Dari hasil kriteria-kriteria
yang ditentukan penulis diperoleh terdapat 8 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dan data yang diambil adalah dari tahun 2011-2015.

III.3. Populasi Dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan pertambangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. Jumlah populasi perusahaan
pertambangan yang terdaftar di BEI ada sebanyak 38 perusahaan.
Dari 38 populasi perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI, diperoleh 8
perusahaan pertambangan yang memenuhi kriteria diatas sebagai sampel penelitian :

III.4. Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data dalam instrument ini menggunakan angket (Questioner), adalah
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pertanyaan tertulis dalam bentuk angket kepada responden untuk dijawabnya yang ditujukan
kepada para pegawai PTPN II Tanjung Morawa dengan menggunakan skala likert dalam
bentuk checklist, dimana setiap pertanyaan mempunyai 5 opsi

III.5. Teknik Analisis Data


Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis dengan menggunakan alat analisis
statistik yakni :
a) Analisis regresi linear sederhana (simple regression analysis).
Y = α + β1X1 + Ɛ
b) Analisis regresi dengan variabel moderasi (Moderated Regression Analysis).
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk melakukan uji regresi dengan
variabel moderasi adalah Moderated Regression Analysis atau uji interaksi. Ghozali
(2009, hal.164) menyatakan Moderated Regression Analysis (MRA) merupakan aplikasi
khusus regresi berganda linear dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsur
interaksi (perkalian dua atau lebih variabel independen) dengan rumus persamaan sebagai
berikut :
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X1X2 + Ɛ
(Sugiyono, 2013: 298)
Keterangan :
Y = Nilai Perusahaan
α = Konstanta
β1-β3 = Koefisien Regresi
X1 = Corporate Social Responsibility
X2 = Profitabilitas
X1-X2 = Interaksi antara Corporate Social Responsibility dengan Profitabilitas
Ɛ= Error Term, yaitu tingkat kesalahan penduga dalam penelitian.

1. Uji Asumsi Klasik


Sebelum melakukan pengujian hipotesis dan uji analisis regresi linear, maka hal yang
pertama dilakukan adalah uji asumsi klasik, yang bertujuan untuk mendapatkan nilai estimasi
yang diperoleh bersifat BLUE (Best, Linear, Unbiased, and Estimator), yang artinya nilai
estimator yang terbaik, estimator yang linear, dan estimator yang tidak bias, maka data-data
yang digunakan dalam analisis regresi terlebih dahulu akan diuji normalitas, uji
multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.
a) Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data
mengikuti atau mendekati distribusi normal, yaaitu distribusi data dengan bentuk lonceng.
Dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji ini
berguna untuk tahap awal dalam metode pemilihan analisis data.
Jika data normal, maka digunakan statistik parametrik, dan jika data tidak normal
maka digunakan statistik nonparametrik atau lakukan treatment agar data normal. Data yang
baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal (Erlina, 2011:101). Untuk
melihat normalitas dapat dilakukan dengan melihat histogram atau pola distribusi data
normal. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu
diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari nilai residualnya. Dasar pengambilan
keputusannya adalah:
1. Dalam uji Kormogrov-Smirnov, pedoman yang digunakan dalam pengambilan
keputusan yaitu:
jika nilai signifikansi < 0,05 maka distribusi data tidak normal,
jika nilai signifikansi > 0,05 maka distribusi data normal.
2. Histogram
Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau
garis histogramnya menunjukkan pola berdistribusi normal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas.
3. P-Plot
Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau
grafik histogram tidak menunjukkan data berdistribusi normal, maka model regresi
tidak memenuhi asumsi normalitas.

b) Uji Multikolinieritas
Menurut Ghozali (2009, hal.91) Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah
pada model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.
Multikolinieritas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu
dengan yang lainnya. Jika terjadi korelasi sempurna diantara sesama variabel bebas, maka
konsekuensinya adalah:
1) Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir,
2) Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tak terhingga.
Ada tidaknya multikolinieritas dapat dideteksi dengan melihat nilai tolerance dan
variance inflation factor (VIF), serta dengan menganalisis matriks korelasi variabel-variabel
independen. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas
adalah jika nilai tolerance < 0,1 atau sama dengan nilai VIF>10, maka model dapat dikatakan
terbebas dari multikolinearitas.
c) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah didalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variabel pengganggu dari satu pengamatan dengan pengamatan yang
lain. Menurut Ghozali (2009, hal.125) Model regresi yang baik adalah yang
homoskesdatisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara memprediksi ada tidaknya
heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot. Analisis pada
gambar Scatterplot yang menyatakan model regresi berganda tidak terdapat
heteroskedastisitas jika:
1) titik-titik data menyebar di atas, di bawah atau di sekitar angka nol,
2) titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau dibawah,
3) penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar
kemudian menyempit dan melebar kembali,
4) penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.

d) Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear terdapat
korelasi atau kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1. Jika terjadi
autokorelasi, maka terdapat problem autokorelasi.
Menurut Ghozali (2009, hal.99) autokorelasi muncul karena observasi yang
berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan lainnya. Hal ini sering ditemukan pada
data time series. Pada data cross section, masalah autokorelasi relatif tidak terjadi. Uji yang
digunakan dalam penelitian untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan
menggunakan uji Durbin-Watson (DW). Kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi
yaitu:
1) nilai DW lebih kecil dari -2 berarti ada korelasi positif,
2) nilai DW di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi,
3) nilai DW lebih besar dari +2 berarti ada autokorelasi negatif.

2. Analisis Hipotesis
a) Uji secara parsial (Uji-t)
Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara
parsial atau individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. Tujuan dari uji t adalah
untuk menguji koefisien regresi secara individual. Rumus umumnya adalah:
rxy √ n − 2
t= √ 1 − ( r x y )2
(Sugiyono, 2009, hal.212)
Dimana :
rxy = korelasi variabel x dan y yang ditemukan
n = jumlah sampel
1) Ho diterima = Jika nilai thitung < ttabel, maka, yang artinya tidak ada pengaruh
antara variabel bebas dengan variabel terikat.
2) H1 ditolak = Jika nilai thitung > ttabel, maka, yang artinya ada pengaruh variabel
bebas dengan variabel terikat.
Tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 5% atau 0,05 df = n-2, dengan kata lain
jika P (probabililitas) > 0,05 maka dinyatakan tidak signifikan, dan sebaliknya jika P < 0,05
maka dinyatakan signifikan.
Gambar III.1
Kriteria Pengujian Hipotesis

e) Uji Koefisien Determinan (R2 )


Pengujian koefisien determinan dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai
koefisien determinan. Koefisien det1rminan (R2) merupakan besaran non negatif dan
besarnya koefisien determinasi adalah (0 ≤ R2 ≤ 1 ¿.
Menurut Sugiyono (2009, hal.212) Jika koefisien determinan bernilai 0, maka tidak
ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Sebaliknya jika koefisien
determinan bernilai 1, maka ada keterikatan sempurna antara variabel bebas dengan variabel
terikat.
D = R2 x 100 %.
Dimana:
D = koefisien determinasi
R2 = hasil kuadrat korelasi berganda
` 100 % = persentase Kontibusi

IV. Pembahasan
4.1 Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil pengujian asumsi klasik disimpulkan bahwa model regresi yang
dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang Best Linear Unbiased
Estimator (BLUE) dan layak dilakukan analisis regresi. Untuk menguji hipotesis, peneliti
menggunakan analisis regresi sederhana. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program
SPSS 18, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Persamaan Regresi Sederhana
Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linier sederhana, dilakukan
beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan variabel
dependen, melalui pengaruh CSR terhadap PBV. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan
program SPSS Versi 18, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Hasil Analisis Regresi
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients T Sig.

B Std. Error Beta B Std. Error


1 (Constant) ,823 ,267 1,056 ,298
X1 ,688 ,599 ,701 7,433 ,000
a Dependent Variable: Y

Berdasarkan tabel diatas didapatlah persamaan regresi sebagai berikut


PBV = 0,823+0,688 CSR
Keterangan:
1) konstanta sebesar 0,823 menunjukkan bahwa apabila variabel independen (X=0) maka
nilai PBV sebesar 0,823.
2) β1 sebesar 0,688 menunjukkan bahwa setiap kenaikan CSR akan diikuti oleh peningkatan
PBV sebesar 0,688 atau sebesar 68,8% dengan asumsi variabel lain tetap atau konstanta.

Hasil Regresi Variabel Moderasi


Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.


1 (Constant) .559 .981 .570 .573
CSR .472 2.531 .096 .186 .853
ROA .762 .429 .545 1.777 .085
moderat1 .005 1.107 .002 .004 .997
a Dependent Variable: PBV

a) konstanta sebesar 0.559 menunjukkan bahwa apabila variabel independen (X1, X2,
X1X3=0) maka nilai PBV sebesar 0.559 atau sebesar 55,9%.
b) β1 sebesar 0,472 menunjukkan bahwa setiap kenaikan CSR akan diikuti oleh
peningkatan PBV sebesar 0,472 atau sebesar 47,2% dengan asumsi variabel lain tetap
atau konstan.
c) β2 sebesar 0,762 menunjukkan bahwa setiap kenaikan akan diikuti oleh peningkatan
PBV sebesar 0,762 atau sebesar 76,2% dengan asumsi variabel lain tetap atau konstan
d) β1 β3 sebesar 0,762 menunjukkan bahwa setiap kenaikan CSR dan ROA akan diikuti
oleh peningkatan PBV sebesar 0,005 dengan asumsi variabel lain tetap atau konstan

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap variabel


independennya. Berdasarkan hasil pengolahan SPSS versi 18, diperoleh hasil sebagai
berikut.
1) Jika nilai thitung < ttabel, maka Ho diterima, yang artinya tidak ada pengaruh antara variabel
bebas dengan variabel terikat.
2) Jika nilai thitung > ttabel, maka Ho ditolak, yang artinya adapengaruh variabel bebas dengan
variabel terikat.
3) Tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 5% atau 0,05, dengan kata lain jika P
(probabililitas) > 0,05 maka dinyatakan tidak signifikan, dan sebaliknya jika P < 0,05
maka dinyatakan signifikan. Dengan df =n-2
Hasil Uji t Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta t Sig.


1 (Constant) .559 .981 .570 .573
CSR .472 2.531 .096 .186 .853
ROA .762 .429 .545 1.777 .085
moderat1 .005 1.107 .002 .004 .997
a Dependent Variable: PBV
1. Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Price Book Value
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah Corporate Social Responsibily berpengaruh
secara individual (parsial) mempunyai hubungan yang signifikan atau tidak terhadap PBV
(Nilai Perusahaan).
Kriteria pengembilan keputusan adalah sebagai berikut :
1. H0 diterima jika Nilai thitung < ttabel (0,186 < 1,688), yang artinya tidak ada pengaruh antara
variabel bebas dengan variabel terikat -0,186 < 1,68 0,186 < 1,688
2. H0 ditolak jika 1.nilai thitung > 1,688 2. –thitung < -1,688

-1,705 -0,186 0,186 1,705


Gambar IV.4 kriteria pengujian hipotesis 1
Dari tabel regresi dapat dilihat besarnya t hitung untuk variabel CSR sebesar 0.186
dengan nilai signifikan 0,853, sedangkan t tabel adalah 1,705, sehingga th i t u n g < tt a b e l (0.186 <
1,688), maka CSR secara parsial tidak mempengaruhi PBV. Signifikansi penelitian juga
menunjukkan Sig > 0,05 (0,853 > 0,05), maka H 0 diterima dan H1 ditolak, artinya CSR tidak
berpengaruh signifikan terhadap PBV.
ROA Moderasi Hubungan Antara CSR Terhadap PBV
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah Return On Asset berpengaruh secara
individual (parsial) mempunyai hubungan yang signifikan atau tidak terhadap Corporate
Social Responsiblity dan Nilai Perusahaan (PBV).
Return on Asset memiliki thitung sebesar 1.777 dengan nilai signifikan 0,085, sedangkan
ttabel adalah 1,705, sehingga th i t u n g > tt a b e l (1,777 > 1,688), maka Return On Asset secara
individual mempengaruhi Price Book Value. Signifikansi penelitian menunjukkan angka >
0,05 (0,085 > 0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya Return On Asset berpengaruh
tidak signifikan terhadap Price Book Value.
Analisis Koefisien Determinasi (R-Square)
Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan
antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan
kuat apabila data nilai R berada diantara 0,5 dan mendekati 1. Koefisien determinasi (R
Square) menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel
dependennya. Nilai R Square adalah 0 sampai dengan 1. Apabila nilai R Square semakin
mendekati 1, maka variabel-variabel independen mendekati semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R
Square maka kemampuan variabel-variabel independen untuk menjelaskan variasi variabel
dependen semakin terbatas. Nilai R Square memiliki kelemahan yaitu nilai R Square akan
meningkat setiap ada penambahan satu variabel dependen meskipun variabel independen
tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Adjusted R Std. Error of
R R Square Square the Estimate
1 .563(a) .317 .253 .90343
a Predictors: (Constant), moderat1, ROA, CSR

Pada tabel di atas, dapat dilihat hasil secara keseluruhan menunjukkan nilai R sebesar
0, 563 menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan dengan Nilai Perusahaan (Variabel
Dependen) dengan Corporate Social Responsibily (Variabel Independen) mempunyai tigkat
hubungan yang sedang yaitu sebesar.
D = R x 100%
= 0,563 x 100%
= 56,3 %
Tingkat hubungan yang sedang ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0.00-0.199 Sangat rendah
0.20-0.399 Rendah
0.40-0.599 Sedang
0.60-0.799 Kuat
0.80-1.00 Sangat kuat

Nilai Adjusted R Square sebesar 0,253 angka ini mengidentifikasikan bahwa


Nilai Perusahaan (Variabel Dependen) mampu di jelaskan oleh Corporate Social
Responsibily (Variabel Independen) sebesar 25,3%, kemudian standart error of the estimate
adalah sebesar 0,90343 dimana semakin kecil angka ini akan membuat model regresi
semakin tepat. Dari hasil uji determinasi maka dapat dilihat bahwa pengaruh CSR terhadap
nilai perusahaan menunjukkan tingkat hubungan yang sedang.

4.2 Pembahasan
Dari tabel regresi dapat dilihat besarnya thitung untuk variabel Corporate Social
Responsibility sebesar 0.186 dengan nilai signifikan 0,853, sedangkan t tabel adalah 1,688,
sehingga th i t u n g < tt a b e l (0.186 < 1,688), maka Corporate Social Responsibility secara parsial
tidak mempengaruhi Price Book Value. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka >
0,05 (0,853 > 0,05), maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya Corporate Social
Responsibility tidak berpengaruh signifikan terhadap Price Book Value.
Dalam gagasan tersebut, perusahaan tidak hanya bertanggung jawab pada aspek
ekonominya saja, namun juga harus memperhatikan pada aspek sosial dan lingkungannya.
Konsep Corporate Social Responsibility akan lebih mudah dipahami, dengan menanyakan
kepada siapa sebenarnya pengelola perusahaan (manajer) bertanggung jawab.
Return on Asset memiliki thitung sebesar 1.777 dengan nilai signifikan 0,085, sedangkan
ttabel adalah 1,688, sehingga th i t u n g > tt a b e l (1,777 > 1,688), maka Return On Asset secara
individual mempengaruhi Price Book Value. Signifikansi penelitian menunjukkan angka >
0,05 (0,085 > 0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya Return On Asset berpengaruh
tidak signifikan terhadap Price Book Value.
Return on Asset memiliki thitung sebesar 1.777 dengan nilai signifikan 0,085, sedangkan
ttabel adalah 1,688, sehingga th i t u n g > tt a b e l (1,777 > 1,688), maka Return On Asset secara
individual mempengaruhi Price Book Value. Signifikansi penelitian menunjukkan angka >
0,05 (0,085 > 0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya Return On Asset berpengaruh
tidak signifikan terhadap Price Book Value.

V. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Corporate social responsibility secara parsial tidak mempengaruhi Price Book Value.
Hal ini membuktikan bahwa perusahaan tidak memiliki hubungan antara Corporate
social responsibility dengan nilai perusahaan yang diukur dengan harga saham, yang
berarti perusahaan tidak dapat mengelola corporate social responsibility dengan baik
untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarakat tentang kepedulian perusahaan
terhadap lingkungannya.
2. Return On Asset secara parsial berpengaruh tidak signifikan Price Book Value. Hal ini
membuktikan bahwa Return On Asset tidak memiliki hubungan antara Return On
Asset dengan nilai perusahaan yang diukur dengan Price Book Value, yang berarti
perusahaan tidak berhasil dalam mengelola asset untuk menghasilkan laba sehingga
laba yang dihasilkan berkurang dan investor tidak tertarik untuk menginvestasikan
modalnya keperusahaan tersebut.
3. Return On Asset tidak dapat memoderasi hubungan antara corporate social
responsibility dengan Price Book Value. Hal ini membuktikan bahwa Return On Asset
tidak dapat memediasi hubungan antara corporate social responsibility dan Price Book
Value, hal ini disebabkan karena pada beberapa tahun nilai rata-rata Return On Asset
yang mengalami penurunan sehingga perusahaan tidak mampu menghasilkan laba
dari asset yang ada di perusahaan.
Moderatin
CSR ROA PBV
g
0,59 0,59 1,56 0,35
0,8 0,81 1,66 0,65
0,76 0,76 0,28 0,58
0,63 1 0,5 0,63
0,97 0,97 1,4 0,94
0,72 0,72 1,04 0,52
0,56 0,56 5,21 0,31
0,56 0,56 0,8 0,31
0,97 15,19 0,95 14,73
0,77 3,62 0,48 2,79
0,73 3,16 0,62 2,31
0,66 1,33 0,29 0,88
0,43 2,89 1,25 1,24
0,62 3,87 0,67 2,40
0,76 0,43 1,37 0,33
0,47 2,16 0,05 1,02
0,72 1,87 0,81 1,35
0,84 4,21 0,31 3,54
0,75 5,55 1,05 4,16
0,61 7,48 0,39 4,56
0,8 1,69 1,6 1,35
0,56 18,88 0,64 10,57
0,72 3,6 0,57 2,59
0,92 0,33 0,56 0,30
0,56 3,52 0,84 1,97
0,8 1,7 0,17 1,36
0,63 9,85 2,04 6,21
0,61 0,8 0,27 0,49
0,76 7,38 0,64 5,61
0,51 0,71 0,64 0,36
0,56 13,1 0,85 7,34
0,84 2,46 0,59 2,07
0,54 4,75 0,41 2,57
0,75 0,64 0,78 0,48
0,89 8,62 0,68 7,67
0,57 3,98 0,48 2,27
0,63 2,21 1,12 1,39
0,47 0,63 0,71 0,30
0,56 15,3 0,82 8,57
0,84 2,32 0,53 1,95

Anda mungkin juga menyukai