Anda di halaman 1dari 9

Apa yang kamu pikirkan tentang anak IPS?

Anak pemalas, sering bolos, tidak perduli dengan

pelajaran? Padahal tidak semua anak IPS seperti itu. Aisyah salah satu nya. Dia dikenal dengan

teman teman dekatnya sebagai anak yang rajin. Tidak terlalu kaku seperti kutu buku, namun dia

berusaha menjadi pelajar yang baik, sebagaimana mestinya.

Tok tok tok…

Ditengah-tengah pelajaran Sosiologi yang dibawa oleh Ibu Ratna, tiba-tiba ,terdengar suara

ketukan pintu kelas yang memberhentikan perkataan Bu Ratna dan seluruh atensi mengarah ke

sumber suara.

“Permisi bu, ada pemberitahuan” ujar sosok lelaki yang mengetuk pintu tersebut.

“Oh, iya Adit. Silahkan nak” ujar Bu Ratna.

“Baik bu, izin sebentar ya bu,” jawab siswa yang namanya Adit itu, ia menunda ucapan nya,

dengan berjalan di tengah tengah kelas, sebelum melanjutkan kata-kata nya.

“Assalamualaikum, selamat pagi semua”

‘Waalaikumsalam, pagii” jawab seluruh kelas XII IPS 1 itu.


“Dengan memperingati hari Pendidikan nasional, sekolah kita mengadakan berbagai lomba,

salah satunya cerdas cermat. Materi yang akan diujiankan ialah tentang pengetahuan umum

dan matematika. Bila ada yang mau mendaftar, bisa temui saya di kelas XII IPA 1 setiap jam

istirahat dan ketika bel pulang sekolah.” Terang Adit menjelaskan

“Batas pendaftaran sampai 3 hari kedepan. Sekian itu saja, bila ada yang ingin bertanya bisa

chat saya melalui nomor yang tertera di brosur.” Lanjut Adit sembari menempelkan brosur di

dinding kelas tersebut.

“Sekian, selamat pagi, Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh” tutup lelaki

berkacamata itu sembari pamit kepada Bu Ratna sebelum meninggalkan kelas.

“Syah, kamu ikut ga? Denger denger hadiah tunai nya lumayan lohh” bisik Ria, teman sebangku

Aisyah.

Aisyah yang tertarik dengan kompetisi itu mengangguk, “Iya, nanti temenin aku ya ke kelas

Adit.”

“Kamu ga ikut juga Ria, biar kita se-tim” tawar Aisyah

“Boleh dehh,” ucap Ria yang setuju dengan tawaran itu.

- -
Sesampai di kelas Adit..

Aisyah dan Ria telah sepakat untuk mendatangi Adit begitu jam sekolah telah usai. Tidak butuh

waktu lama untuk mereka mencari Adit-ketua kelas XII IPA 1 serta menjabat ketua Olimpiade

itu-karena terlihat ada beberapa orang yang berkerumun di sebuah meja, yang mereka yakini

itu adalah meja Adit, serta orang-orang itu pasti memiliki tujuan yang sama dengannya.

“Kita tunggu sepi aja yuk,” ujar Ria yang dibalas dengan anggukan kepala oleh Aisyah.

Tak terasa, satu-persatu sudah mulai pergi meninggalkan kelas itu, dan saatnya giliran Aisyah

dan Ria menghampiri Adit.

“Adit kan?” Tanya Aisyah ketika menghampiri sosok yang dikatakan jenius itu.

“Iya, mau daftar lomba?”

“Iya, cerdas cermat” Ria menjawab

“Sehhh, baru yang pertama nih ada yang ikut cerdas cermat. Kerenn kerenn.” sambung sosok

lelaki dengan kulit tan, berambut lebat dan berkumis tipis. Sosok itu duduk menyandar di

dinding dan berada di hadapan Adit, Ria dan Aisyah.

Kedua sahabat itu diam tak merespon perkataan tadi. Sampai Adit bertanya kepada mereka,
“Namanya siapa? Kelas berapa?”

“Ria Oktabrinava, dan Aisyah Aura Putri. Dari XII IPS 1”

Sambil mencatat nama mereka, Adit mengeluarkan smirk nya yang terlihat aneh. Ria dan Aisyah

bertanya-tanya dalam batin mereka. Entah kenapa, rasanya smirk itu sengaja ditunjukkan untuk

mereka.

“Ada juga ya, akhirnya anak IPS yang ikut. Gua kira gaada sih,” ujar Adit. Dia memberikan dua

kertas formulir kepada Aisyah dan Ria.

“Emang kenapa? Gaboleh?” Tanya Ria, dengan nada bicara yang menantang perkataan Adit

sebelumnya.

“Hhhhh- bukan ga boleh, takutnya kalian bakal kalah dengan ku.” Mendengar perkataan Adit

yang begitu sombong itu membuat Aisyah dan Ria sempat kesal.

“Jangan sok dulu deh, lagian emang lo bisa tau tentang masa depan? Kalau kami yang menang

gimana?” Tanya Aisyah tak mau kalah. Selain pintar, ternyata Adit ini punya kelebihan lain ya,

sombong sekali.

“Ya… engga sih. Tapi gua udah bisa memprediksi. Liat aja nanti Hahaha.. gua saranin, kalau

gamau malu, mending mundur dari sekarang,”

“Atau pergi dari ruangan ini” ucap Adit sarkas dan sangat angkuh.
“Ga. Kami gabakal mundur. Kami bakal ikut.” Mendengar ucapan Aisyah yang tegas itu

membuat Ria sedikit takut.

“Syah, kalau kita kalah, gimana? Malu donggg” bisik Ria.

“Engga bakal. Percaya deh. Kita pasti bisa.”

“Dit, biarin aja toh. Lagian mereka juga mau ikut. Lo jangan sok sok gitu deh, nanti karma loh.”

Ujar teman sekelas Adit yang masih duduk di hadapan Adit, Aisyah dan Ria.

“Hhhhh oke oke. Gua bukan menyombongkan diri Fa, Cuma ngomong sesuai realitanya aja. Biar

ekspektasi mereka tug a tinggi-tinggi amat. Kasian loh, kalau udah jatuh. Sakit” Adit membalas

jawaban Rafa-teman nya itu-seolah tak takut dengan adanya karma.

wahh.. mendengar kalimat itu, rasanya Aisyah ingin mencabik-cabik wajah bermata empat itu.

Tapi ia berusaha tenang, dan pandai mengendalikan diri.

“Inget, cepat atau lambat, pasti bakal ada karma” ujar Aisyah sembari memberi formulir yang

sudah ia isi. Ria juga menyusul membalikkan formulir nya kepada Adit.

“Liat aja siapa yang menang, IPA atau IPS”

“Oke. Siapa takut?”


“Ck, si Adit sombong banget ya ternyata.” Ketus Ria. Aisyah mengangguk. Tidak sangka, sosok

yang dikagumi guru-guru karena prestasi nya di bidang olimpiade, ternyata se-angkuh itu.

“Kita harus menang, yakan? Biar kita buktiin, anak IPS tuh ga semua nya seperti yang di otak

kecilnya itu pikirkan.” Sambung Ria lagi dengan semangat 45.

“Iya! Ayo! Kita buktikan. Yuk ke perpus!”

Dan.. saat saat menegangkan telah tiba, semua panitia, peserta, penonton, dan para juri telah

berkumpul di Aula sekolah yang menjadi tempat untuk melaksanakan kompetisi cerdas cermat

itu.

Ternyata, ada 4 tim yang mengikuti kompetisi cerdas cermat. Saingannya tidak terlalu banyak

memang, tapi cukup berat. Dari 4 tim yang ada, 3 tim diantaranya adalah anak IPA unggulan.

Termasuk pasangan Adit dan Rafa. Hanya Aisyah dan Ria sajalah yang termasuk anak IPS.

Suasana menegangkan mulai terasa ketika dua sahabat itu memasuki aula dan melihat kea rah

para peserta yang sepertinya, bukanlah musuh yang mudah.

“Kok aku deg degan ya? Bismillah deh”

“Iya syah, baca doa ya, kita pasti bisa kok. Kita bakal lewatin ini bareng-bareng” ucap Ria yang

memberi semangat.
“Kita udah lakukan yang terbaik, semoga kita bakal dapat hasil yang baik pula.” Sambung Ria

yang membuat Aisyah juga ikut merasakan positif vibes yang diberi.

“Liat aja, kita pasti bisa menang” Yakin Aisyah.

Pertandingan pun di mulai, 40 menit berjalan dan babak satu telah selesai. Aisyah dan Ria

berhasil melewati babak pertama, dan langsung masuk ke babak final dengan tim Adit dan Rafa.

Mereka duduk berhadapan, mata mereka saling memicing satu sama lain, tanda pertandingan

ini sangat sengit.

Dengan doa dan usaha nya selama ini, Aisyah bisa mengerjakan soal dengan baik, dan

membantu rekan nya Ria. Mereka mempunyai kerja sama tim yang bagus.

Sedangkan di sebrang sana, terlihat Adit tidak selincah Aisyah yang sudah mengerjakan banyak

soal. Adit tidak mau membagi tugas dengan Rafa, karena ia merasa bahwa ia cukup pintar dan

ingin menang sendiri.

Dan ketika waktu tersisa 5 menit lagi, Adit terlihat panik. Ia memisuh-misuh kepada Rafa karena

tidak membantu nya. Padahal, ia lah yang menolak bantuan Rafa. Sedangkan tim XII IPS 1,

sudah mengumpulkan lembar jawaban mereka.

Kriinggg..
Dan ketika bel telah berbunyi, tanda waktu habis. Adit dan Rafa pun mau tak mau memberikan

kertas jawaban mereka.

Saatnya menunggu hasil akhir. Baik dari kedua tim itu sangat penasaran dan gugup dengan hasil

yang akan keluar.

“Mau ngarep apa lagi? Toh pasti aku yang menang” Adit berkata sombong didepan Aisyah dan

Ria, walaupun dia tak yakin dengan diri nya sendiri.

“Baiklah, saatnya pengumuman pemenang dari kompetisi cerdas cermat ini.” Tiba-tiba suara

Ibu Ratna mengalihkan perhatian mereka.

Tangan Aisyah dan Ria saling menggenggam erat dan berdoa kepada tuhan. Keringat meluncur

di tubuh mereka. Siapakah pemenangnya?

“Dan yang menjadi juara pertama di kompetisi cerdas cermat SMA DHARMAWANGSA adalah….

Aisyah dan Ria, dari XII IPS 1! Selamat!” mendengar itu sontak Aisyah dan Ria teriak bahagia.

Mereka tidak menyangka, mereka memenangkan kompetisi itu. Dan juga bisa membuktikan

bahwa tidak semuanya anak IPS bisa dianggap rendah seperti cara nya Adit.
Tentu saja, disisi lain Adit merasa kesal dah resah. Rafa yang disampingnya memeluknya ala

gentle sesame lelaki, “Udah gapapa, mungkin kita belum maksimal.” Ujar Rafa.

“Selamat ya untuk kalian” ucap Adit

“Iya, makasih Dit.” Jawab Aisyah

“Maaf ya, kalau aku sepele dan merendahkan kalian. Kalian hebat” ujar Adit lagi

“Iyaa, gapapa. Kalian juga hebat. Kita semua hebat!” balas Ria tersenyum manis.

Anda mungkin juga menyukai